perkembangan perdagangan filipina dengan indonesia

advertisement
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PILIPINA
PERIODE : JANUARI - MEI 2013
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Philipina
1. Total perdagangan luar negeri Pilipina periode Januari-Mei 2013 mencapai US$ 45,85
miliar, turun sebesar 4,68% jika dibanding dengan periode yang sama tahun 2012,
yang tercatat sebesar US$ 48,10 miliar. Adanya penurunan ini disebabkan penurunan
ekspor sebesar 6,01% atau senilai US$ 1,35 miliar, dibanding tahun 2012. Demikian
pula total impor turun sebesar 3,52% dengan nilai sebesar US$ 24,76 miliar. Neraca
perdagangan pada periode Januari-Mei 2013 tercatat defisit sebesar US$ 3,66 miliar,
naik sebesar 13,80% dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2012, yang tercatat
sebesar US$ 3,22 miliar.
2. China merupakan negara utama asal impor Pilipina, pada periode Januari-Mei 2013
pangsa pasar mencapai 12,71% dari total impor Pilipina, dengan nilai sebesar US$
3,15 miliar. Disusul negara Amerika Serikat yang merupakan negara ke-dua, dengan
pangsa pasar 11,59% dari total impor Pilipina, dengan nilai impor sebesar US$ 2,87
miliar. Kemudian, urutan ke-tiga adalah Jepang senilai US$ 2,16 miliar, dengan
pangsa pasar 8,71% dari total impor Pilipina, dan mengalami penurunan sebesar
22,97% dibanding dengan periode Januari-Mei 2012. Negara Korea Selatan dan
Taiwan adalah urutan ke-empat dan ke-lima asal impor Pilipina, dengan pangsa pasar
masing-masing 8,46% dan 7,83%, dengan nilai impor masing-masing US$ 2,09 miliar,
dan US$ 1,94 miliar.
3. Top 10 produk ekspor Pilipina ke Dunia untuk bulan Mei 2013 adalah: 1. Produk
Elektronik US$ 1,73 miliar; 2. Manufaktur lainnya US$ 396,42 juta; 3. Mesin dan
Peralatan Transportasi US$ 343,85 juta; 4. Produk Mineral Lainnya US$ 332,14 juta;
5. Kerajinan Kayu & Mebel US$ 306,92 juta; 6. Bahan Kimia US$ 229,26 juta; 7.
Komponen Logam US$ 138,07 juta; 8. Produk Bahan Bakar US$ 129,66 juta; 9.
Bahan Pakaian dan Aksesoris Baju US$ 128,51 juta; 10. Busi dan Kabel untuk
Kendaraan, Pesawat, dan Kapal Minyak US$ 109,00 juta.
4. Top 10 produk impor Pilipina dari Dunia untuk bulan April 2013 adalah: 1. Produk
Elektronik US$ 1,276 miliar; 2. Bahan Bakar Mineral, Pelumas, dan Bahan terkait
lainnya US$ 1,178 miliar; 3. Peralatan Transportasi US$ 316,80 juta; 4. Peralatan &
Mesin Industri US$ 281,90 juta; 5. Bahan Makanan Lainnya & Binatang Hidup US$
169,03 juta; 6. Bahan Metal dan Logam Kosong US$ 142,55 juta; 7. Besi dan Baja
US$ 140,32 juta; 8. Plastik Dlm Bentuk Jadi & Setengah Jadi US$ 132,79 juta; 9.
Bahan Kimia Organik & Anorganik US$ 130,01 juta; 10. Biji-bijian dan Kecambah
sebesar US$ 118,89 juta.
B. Perkembangan perdagangan bilateral Indonesia dengan Pilipina
1. Total perdagangan Indonesia dengan Pilipina periode Januari-Mei 2013 mencapai nilai
US$ 1.375,47 juta, atau turun 2,89% dibanding periode Januari-Mei 2012 . Total
perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Indonesia ke Pilipina sebesar US$ 1.042,44
juta, atau turun 1,35% dibanding periode Januari-Mei 2012, dan impor Indonesia dari
Pilipina sebesar US$ 333,04 juta, atau turun 7,43% dibanding periode Januari-Mei
2012. Surplus perdagangan Indonesia dengan Pilipina periode Januari-Mei 2013
sebesar US$ 709,40 juta.
2. Saat ini, posisi Indonesia berada di peringkat ke-delapan negara asal impor Pilipina,
dengan pangsa pasar sebesar 4,21% dari total impor Pilipina. Sementara itu, Indonesia,
berada di peringkat ke 13 negara tujuan ekspor Pilipina, untuk periode Januari-Mei
2013.
C. Informasi lainnya
1. PEREKONOMIAN PILIPINA KUARTAL KEDUA TAHUN 2013 TUMBUH
7,5%
Perekonomian Pilipina mencatat pertumbuhan 7,5 persen pada kuartal kedua tahun
2013, berdasarkan pengumuman pemerintah. Pertumbuhan sebesar 7,5 persen telah di
atas pertumbuhan ekonomi China, dan menempatkan pertumbuhan ekonomi Pilipina
merupakan tercepat di Asia Timur & Asia Tenggara. Di kawasan tersebut, Indonesia
tumbuh 5,8 persen, Vietnam, 5 persen, Malaysia, 4,3 persen, Singapura, 3,8 persen,
dan Thailand, 2,8 persen. Produk domestik bruto kuartal pertama, telah direvisi
menjadi 7,7 persen dari 7,8 persen sebelumnya, dimana pertumbuhan semester
pertama negara itu sebesar 7,6 persen. Sektor Jasa, tumbuh sebesar 7,4 persen yang
merupakan pendorong utama pertumbuhan dengan kontribusi 10,3 persen dan 17,4
persen untuk pertumbuhan produk manufaktur dan konstruksi, membuat sektor
industri bertumbuh sebesar 10,3 persen. Pada sisi permintaan, konsumen dan belanja
publik membantu peningkatan investasi Modal Tetap dan juga mendorong
perekonomian. Ekspor turun, namun pendapatan nasional bruto dari luar negeri,
melonjak 7,3 persen.
Selama tiga kuartal terakhir, pembentukan modal berkembang lebih cepat dari
konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan industri yang sejauh ini telah melampaui
sektor jasa.
2. PASOKAN
COKLAT
DARI
INDONESIA
BERKURANG
SEHINGGA
PERMINTAAN KAKAO PILIPINA MENINGKAT
Menurut Yayasan Kakao Filipina, penurunan pasokan kakao yang dihasilkan oleh
Indonesia, meningkatkan permintaan untuk biji kakao kering untuk ditanam di
pilipina. Menurut pembeli utama kakao saat ini, mereka sedang mencari biji kakao
kering yang akan diolah menjadi coklat. Penurunan pasokan kakao dari Indonesia
mengakibatkan mereka kembali ke pasar dalam negerinya dan Vietnam untuk produk
biji kakao kering. Bloomberg melaporkan pengiriman biji kakao dari pulau Sulawesi
di Indonesia bulan Juni, jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir karena
meningkatnya permintaan dalam negeri. Ekspor dari provinsi Sulawesi Selatan dan
Tengah turun 4 persen pada bulan Mei menjadi 5.654 metrik ton (MT), dari 5.905 MT
pada bulan sebelumnya, menurut Asosiasi Kakao Indonesia.
Berdasarkan roadmap, pemerintah menargetkan untuk menopang produksi biji kakao
kering menjadi 100.000 MT pada tahun 2020. Choco Giant Mars, Inc., mencatat
bahwa Pilipina memiliki potensi untuk mendapatkan sampai dengan $ 150 juta ekspor
kakao per tahun, jika bisa memperluas area produksi kakao yang ada.
Sumber : Laporan Atase Perdagangan Manila-Pilipina, Agustus 2013
Download