BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kehadiran hotel-hotel yang baru di tengah masyarakat pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akibatnya, jumlah hotel yang ada semakin bertambah dan mengalami persaingan yang sangat ketat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono di Yogyakarta, 31 Oktober 2010 yang lalu (Antara, 31 Oktober 2010). Deddy mengatakan bahwa persaingan hotel bindang dua hingga lima sangat terasa pada saat ini karena pertumbuhan hotel yang sangat tinggi. Di Yogya sepanjang tahun 2010 sudah ada penambahan lima hotel kelas satu dan dua, serta ada empat hotel bintang empat dan lima yang sedang dan akan dibangun. Sampai saat ini jumlah hotel berbintang di DIY telah mencapai 30 buah ditambah sekitar 3.200 hotel non bintang. Pertumbuhan dan perkembangan hotel ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta, tetapi juga kota-kota lainnya termasuk kota-kota lain yang ada di Jawa Tengah. Kondisi ini membawa akibat yang sangat besar terhadap persaingan antara hotel yang satu dengan hotel yang lain untuk mendapatkan pelanggan. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan dan mendapatkan perhatian pelanggan adalah dengan memiliki citra tentang pelayanan dan fasilitas yang bagus. Bagian yang paling bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan citra suatu hotel adalah Public Relations hotel tersebut. Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh Public Relations untuk membangun citra hotel tersebut adalah dengan melakukan publikasi menggunakan media massa (baik cetak maupun elektronik) sehingga informasi dari hotel akan sampai kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan mengetahui dan mengerti tentang hotel tersebut dan akan terbentuk citra positif dibenak mereka. Logika diatas menunjukkan pentingnya pencitraan yang dilakukan oleh Public Relations dengan menggunakan media massa. Sayangnya, pencitraan yang dilakukan oleh Public Relations dengan menggunakan media massa tidak semudah yang kita bayangkan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa publikasi (baik itu dalam bentuk release maupun tulisan-tulisan lain) yang dikirim oleh Public Relations ke media massa, 90% nya masuk ke tong sampah (atau ditolak oleh media massa). Tulisan Public Relations yang tidak sesuai dengan aturan yang ada di institusi media massa serta hubungan yang kurang baik antara Public Relations dan media massa (baik itu institusi media maupun pekerja media), menjadi penyebab mengapa tulisan seorang Public Relations tidak dimuat di media massa. Berdasarkan fakta ini, maka dibutuhkan satu strategi yang tepat bagi Public Relations Hotel untuk membangun hubungan dengan media massa. Dalam era teknologi informasi saat ini, pemikiran tentang strategi hubungan dengan media ini harus dipikirkan dalam konteks membangun hubungan media dengan menggunakan media cyber (internet). Strategi hubungan dengan media ini juga yang diperlukan untuk Public Relations Hotel. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pertanyaan dalam proposal ini adalah, ”Model E-PR seperti apa yang paling efektif dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam membangun hubungan dengan Media?” 6 Permasalahan inilah yang diangkat dalam penelitian Hibah Bersaing pada saat ini dengan : 1. Subjek Penelitian : Public Relations 2. Lokasi Penelitian : 3 Hotel di Semarang, 1 Institusi Media, 5 Hotel di Solo, 4 Hotel di Jogja dan 2 Hotel di Salatiga. 3. Hasil yang ditargetkan : a. Diskripsi pandangan PR Hotel tentang peran media massa dalam pencitraan dan pandangan PR Hotel tentang hubungan PR dengan media massa. b. Diskripsi pandangan media massa (institusi media dan pekerja media) tentang pencitraan yang dilakukan oleh PR Hotel dan pandangan Media massa (Institusi Media dan pekerja media) tentang hubungan PR dengan media massa. c. Diskripsi hubungan dengan media (media relations) dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY serta potensi yang dimiliki PR Hotel tersebut dalam pengembangan strategi media relations d. Diskripsi penggunaan E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY serta potensi yang dimiliki PR Hotel tersebut dalam pengembangan strategi E-PR. e. Peta model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam rangka membangun hubungan dengan media (Media Relations). f. Buku panduan E-PR dalam membangun hubungan dengan media (media relations) yang dapat digunakan oleh Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY sebagai petunjuk bagi praktisi PR Hotel tersebut dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi penggunaan E-PR dalam rangka membangun hubungan dengan media. g. Keefektifan dan feasibilitas model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam rangka membangun hubungan dengan media (Media Relations). h. Verifikasi dan me-revisi model dan panduan E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam rangka membangun hubungan dengan media (Media Relations). 1.2. Kerangka berpikir ke arah pengembangan model Pokok-pokok pikiran yang melandasi perlu dikembangkannya model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam rangka membangun Hubungan dengan media massa adalah; (1) Media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY; (2). Selama ini, Hubungan Public Relations dengan wartawan kurang begitu harmonis dalam menjalankan tugas masing-masing; (3). Media internet belum optimal digunakan dalam pekerjaan Hotel dalam rangka membangun hubungan dengan 7 media massa; (4). Oleh karena itu dibutuhkan model E-PR yang tepat dalam rangka membangun hubungan PR Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dengan media massa. 1.3. Urgensi atau keutamaan penelitian a. Pentingnya publisitas dan media relations bagi Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY Publisitas merupakan satu hal yang sangat penting dalam pekerjaan Public Relations. Bila diibaratkan dalam peperangan, publisitas merupakan peluru yang digunakan untuk mematikan musuh. Publisitas merupakan sarana utama seorang Public Relations untuk mempengaruhi khalayak dan untuk membentuk opini publik. Menurut Lesly (1992: 6), ”Publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media”. Pendapat lain mengatakan bahwa publisitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh media untuk menyampaikan pesan kepada khalayak tentang perusahaan atau institusi tersebut dengan menggunakan media. Biasanya publisitas ini dilakukan untuk membangun citra yang baik dari perusahaan atau institusi tersebut. Yosal Iriantana mengatakan bahwa publisitas merupakan bentuk awal dari Marketing Public Relations (MPR), karena kegiatan ini dimaksudkan sebagai usaha untuk mendapatkan ruang atau waktu pemberitaan, untuk mempromosikan atau mengatrol produk, layanan, gagasan, tempat, tokoh atau organisasi (Yosal Iriantara, 2005: 190). Sedangkan Media Relations adalah satu strategi dan usaha untuk membangun hubungan yang baik dengan media massa. Hubungan yang baik dengan media massa ini dibangun untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan Public Relations dalam membangun publisitas dan menyampaikan informasinya kepada khalayak. Apabila tercipta hubungan yang baik antara Public Relations dan Media massa, maka kegiatan publisitas pun juga akan berjalan dengan lancar. Dari pengertian ini, publisitas merupakan satu urgensi dalam pekerjaan Public Relations, termasuk Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY. b. Pentingnya E-PR (Cyber Public Relations) Kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations dalam membangun hubungan dengan media massa selama ini cenderung masih menggunakan cara manual. Penggunaan internet dalam kegiatan-kegiatan untuk membangun hubungan dengan media massa masih sangat minim. Begitu juga dengan kegiatan Public Relations lainnya juga cenderung masih menggunakan cara-cara manual. Internet belum mendapatkan bagian yang besar 8 dalam pekerjaan seorang Public Relation. Begitu juga dalam hal Publisitas. Publisitas yang bertujuan untuk membangun kepercayaan dan image yang positif, selama ini dilakukan dengan menggunakan banyak cara, yaitu melalui publikasi di media massa: media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (televisi, radio); maupun publikasi secara langsung dengan menggunakan brosur, pamflet, dan media lainnya. Cara-cara diatas adalah cara-cara yang digunakan oleh hampir semua Public Relations yang ada di Negara kita selama ini tanpa melibatkan dan belum menggunakan Internet secara maksimal. Publikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa maupun secara langsung ini jelas membutuhkan biaya yang sangat besar. Sebut misalnya publikasi yang dilakukan dengan menggunakan surat kabar, baik dalam bentuk iklan maupun advertorial. Biaya yang dibutuhkan untuk memasang satu iklan di surat kabar sekitar puluhan juta rupiah. Biaya ini bisa dikatakan lebih murah apabila dibandingkan dengan publikasi dengan menggunakan media elektronik seperti televisi dan radio. Selain biaya yang sangat besar, publisitas dengan menggunakan cara diatas sifatnya sangat massif. Akibatnya, khalayak sasaran kurang tertarik dan merasa bahwa pesan yang disampaikan melalui media-media diatas bukanlah pesan yang ditujukan kepada mereka secara khusus. Komunikasi yang dilakukan ini akhirnya menjadi tidak efektif. Berdasarkan fakta diatas, maka penggunaan internet dalam pekerjaan PR (EPR) menjadi satu hal yang sangat penting. E-PR menjadi satu urgensi dalam membangun hubungan dengan media dan dalam melakukan publisitas. c. Pentingnya mengembangkan model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY dalam rangka membangun hubungan dengan media. Berdasarkan observasi secara langsung dari penelitian pendahuluan di beberapa hotel, penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan dan membuat model serta software tentang E-PR yang dapat digunakan oleh Public Relations Hotel untuk membangun hubungan dengan media massa dan juga untuk menunjang pekerjaan Public Relations lainnya. Model E-PR yang dikembangkan ini mengacu pada teori dari berbagai disiplin ilmu dan sejumlah hasil penelitian yang relevan, dengan harapan dapat menjadi salah satu bentuk solusi permasalahan Public Relations Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY, sehingga akan meningkatkan keadaan menjadi lebih baik. Di samping itu apabila program pengembangan ini berhasil direalisasikan, upaya ke arah pembentukan E-PR menjadi lebih baik bagi Hotel-hotel khususnya Hotel yang ada di Jawa Tengah dan DIY . 9