KEBUTUHAN GIZI DEWASA MAKALAH Untuk memenuhi matakuliah Ilmu Gizi Yang dibina oleh Ibu Haning dan Ibu Oleh: Kelompok 6 1. 2. 3. 4. 5. Niken eka agutina Lisa Savitri Indatur Rochmah Riza Rahayu Ilmawati Yuniar Indra Permana 120342400170 120342422491 120342422455 120342422495 110342406475 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Februari 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk ke dalam cairan tubuh, kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas .Makanan atau hidangan yang dikonsumsi seharihari sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu . Apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga perlu mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya . Dalam pemenuhan makanan dewasa dipengaruhi oleh tingkat kesibukan, tingkat stress, aktivitas, dan pola makan. Apabila didasarkan pada makanan kesukaan saja maka akan mengakibatkan pemenuhan gizi akan menurun atau sebaliknya akan berlebih. Pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam penyusunan menu makanan yang akan dikonsumsi. Kebiasaan makan merupakan suatu gejala budaya dan sosial yang dapat memberi gambaran perilaku dari nilai-nilai yang dianut seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Pemenuhan kebutuhan gizi seseorang juga dipengaruhi oleh kesehatan, sehingga dilakukan pemilihan jenis makanan yang tetap sesuai dengan kondisi kesehatannya. Selain itu Pemenuhan gizi yang baik akan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul Kebutuhan Gizi Dewasa. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam pengaplikasiannya dan menghasilkan sumberdaya produktif usia dewasa. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut. 1. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada usia dewasa? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan gizi dewasa? 3. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh pola pemenuhan gizi yang salah pada usia dewasa? C. Tujuan Tujuan dalam makalah ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada usia dewasa 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi dewasa 3. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh pola pemenuhan gizi yang salah pada usia dewasa BAB II KAJIAN TEORI Masa dewasa secara umum diakui sebagai awal masa penyelesaian pertumbuhan tulang dan pencapaian kematangan seksual. Waktu berakhirnya dari masa ini kadang tidak terlalu jelas : biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini terus berlanjut hingga masa yang dikenal sebagai “usia pertengahan/paruh baya”, yang mana pada kebanyakan individu berkisar pada usia 19-50 tahun. A. Kebutuhan Sosial dan Psikologis Telah dinyatakan sebelumnya bahwa kebanyakan dari kita dapat mencapai kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal dengan cara menjaga berat badan kita untuk tetap ideal, berolahraga secara rutin, makan makanan yang menyehatkan, dan meminimalisir stres. Tetapi hal itu tidak semudah kelihatannya. Psikologi butuh menjamin bahwa kita makan, namun secara psikososial kita dapat memutuskan untuk memilih makan atau tidak. Makanan yang kita pilih terkadang menjadi simbol emosional, entah itu sebagai hadiah, hukuman, atau perayaan. Untuk kebanyakan orang dewasa, makanan dapat menjadi pengganti atas perasaan, kasih sayang atau kepuasan emosional Alford (1982). Sebagai tambahan, bagaimana dan apa yang kita makan biasanya memiliki hubungan dengan budaya kita. Tidak peduli seberapa tinggi pun kandungan nutrisi pada suatu tumbuhan atau hewan, ketika secara budaya dinyatakan “tabu” maka makanan tersebut akan dilarang untuk dikonsumsi. Dalam budaya kita, secara sosial dinyatakan bahwa laki-laki dewasa memiliki kemampuan untuk makan lebih banyak dari perempuan dewasa, yang mana terkadang juga dihubungan dengan kebutuhan nutrisi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Makanan tertentu terkadang juga dinyatakan memiliki sifat yang maskulin (daging, kentang) dan feminim (salad, dessert) Alford (1982). Faktor sosial seperti ketersediaan makanan juga penting dalam mempengaruhi orang dewasa untuk memilih makanan. Sebagai contoh, untuk masyarakat kelas menengah ke atas mereka akan memilih makanan dengan tingkat nutrisi yang tinggi, berkebalikan dengan mereka yang dari kelas menengah ke bawah, yang mana hal ini dapat dikarenakan oleh tingkat akses mereka terhadap suplai makanan. Bahkan musim dan bencana alam dapat membatasi pilihan makanan. B. Perubahan Psikologis Masa dewasa adalah masa dimana waktu terjadinya perubahan menjadi semakin lambat, bila dibandingkan dengan masa anak-anak, remaja, masa tua. Pada masa dewasa tidak ada poin dramatis dalam perkembangan fisik. Faktor yang mungkin memiliki pengaruh lebih adalah faktor sosial dan psikologis, kecuali pada penyakit. Keseimbangan merupakan karakteristik psikologi utama dalam masa ini. Kebanyakan fungsi tubuh berkembang sempurna pada pertengahan 20, pada usia ini, tinggi, kekuatan, koordinasi, kesehatan, ketepatan, dan daya tahan berada pada tingkat maksimal. Namun hal ini berbeda antara satu individu dengan individu lain, yang mana dipengaruhi oleh nutrisi, iklim, olahraga dan kerja yang dilakukan. Pada awal usia 20-an tinggi tubuh telah tercapai. Kekuatan tercapai secara perlahan, kemudian menurun sekitar 10% pada usia 60, olahraga dapat membantu mencapai kekuatan otot secara maksimal. Sistem tubuh mencapai tingkat paling optimum sebelum usia 30. Sistem utama dari tubuh adalah otot rangka, sistem pencernaan, sistem urinaria, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem saraf, dan sistem reproduksi. Proses pencernaan, distibusi, metabolisme nutrisi bergantung pada mekanisme pembentukan interaksi dan respon. Enzim dan hormon berguna untuk menyeimbangkan sistem untuk membangun homeostasis Alford (1982). Perbedaan komposisi dari tubuh orang dewasa terletak pada tingkat kegemukan, jenis kelamin, dan pembentukan otot serta rangka. Variasi dari berat tubuh bergantung pada lemak, otot dan air. Berdasarkan hasil analisis, pada laki-laki tubuh terdiri atas 56-68% air, 12-20% lemak, 14-19% protein dan 5-6% mineral. Meskipun pada usia dewasa pertumbuhan fisik sudah tercapai, namun sel dan jaringan tubuh tetap berkembang. Orang dewasa yang memiliki nutrisi yang baik akan merasa lebih baik dan lebih sehat, memiliki lebih banyak energi dan dapat menahan stress ketika lapar atau kekurangan makanan. C. Kebutuhan Nutrisi dan Kebutuhan Nutrisi yang Dianjurkan RDA untuk orang dewasa dapat dibagi untuk pria dan wanita, hal ini dikarenakan adannya perbedaan ukuran badan dan komposisi dari jenis kelamin. Dimana untuk wanita mengalami kekurangan zat besi selama menstruasi, sedangkan untuk pria tidak mengalami. Tubuh dewasa beradaptasi yang mana memiliki mekanisme regulasi yang cenderung menghasilkan nutrisi penting yang ada didalam tubuh ketika asupan makanan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan yang seharusnya. Jadi kebutuhan nutrisi adalah kebutuhan harian yang disediakan untuk mencukupi asupan makanan sehari-hari Alford (1982). 1. Energi RDA untuk energi dewasa dinyatakan dalam rata-rata kebutuhan daripada banyak individu pada usia tertentu. Nilai rata-rata ini berarti bahwa individu tertentu membutuhkan jauh atau lebih dari nilai kebutuhan energi. Namun orang dewasa juga harus ingat bahwa asupan energi yang mencukupi diperlukan efisiensi penggunaan protein, vitamin dan mineral. Energi untuk orang dewasa yang mengalami obesitas harus kurang dari nilai rata-rata. Kebutuhan energi menurun secara bertahap setelah awal masa dewasa, perubahan yang terkait yaitu adanya perubahan massa tubuh tanpa lemak, penurunan BMR, dan penurunan aktivitas fisik pada setiap pningkatan usia. Dengan bertambahnya usia, perbedaan individu dalam aktivitas fisik menjadi lebih terlihat sehingga ada variasi atau perbedaan individu dalam pengeluaran energi dan kebutuhannya. Untuk gizi wanita dewasa, karbohidrat komplek (padi, kentang, kacang kering) merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan mengkonsumsi gula. Tidak dapat dipungkiri bahwa 5-10 persen dari total kalori berasal dari gula. Lemak merupakan sumber terkonsentrasi energi bagi orang dewasa, yang dapat menyebabkan penyakit ateroklerosis dan penyebab jantung koroner. Beberapa ahli menyatakan bahwa, seharysnya lemak pada tubuh tidak melebihi dari 30-35 persen dari total kalori. Lemak mengandung asam lemak bebas, baik yang jenuh maupun yang tidak jenuh. Adapun contoh lemak jenuh yaitu kolesterol. Namun keberadaan kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh meskipun dalam jumlah yang kecil. Konsumsi lemak harus diimbangi dengan makanan yang mengandung serat, karena serat akan mengikat kolesterol dan mengkirkannya dari darah Alford (1982). 2. Protein Kebutuhan protei menurun sesuai pertambahan umur, walaupun efisiensi nitrogen yang dibutuhkan sama antara usia 20 dan 75 tahun. Pada remaja membutuhkan 30 persen protein. Penurunan sintesis protein da penurunan berat badan pada orang dewasa mempengaruhi kebutuhan protein yang lebih sedikit daripada remaja. Penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa orang dewasa untuk kebutuhan kalori yang masuk berkurang, bersama protein dipergunakan sebagai metabolisme energi, dan dapat menambah jumlah protein untuk menjaga berat badan. RDA untuk protein pada waita 56 g da utuk pria 44 g pada umur 23 – 50 tahun. Tabel contoh kebutuhan energi wanita dan pria Sumber: Recommended Dietary Alloowaces, 9th rev. ed. (Washington, D. C.: Natinonal Academy of Sciences, 1980). Tabel contoh kebutuhan energi wanita dan pria Sumber: Recommended Dietary Alloowaces, 9th rev. ed. (Washington, D. C.: Natinonal Academy of Sciences, 1980). 3. Vitamin RDA untuk kebutuhan vitamin dan mineral dewasa dari 19 sampai 50. a)Vitamin yang larut di dalam lemak Pemasokan vitamin yang larut dalam lemak memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin A mengandung retinl 500 sampai 600 Mg, atau ß karoten. RDA untuk vitamin A pada pria dewasa 1000 RE (5000 IU) da untuk wanita 800 RE (4000 IU), perbedaan ini dikarenakan ukuran tubuh wanita lebih kecil dari pria. Vitamin D penting untuk dewasa, berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat serta mineral tulangperanan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat. Kebutuhan vitamin D pada usia 19 – 22 yaitu 7,5 Mg dan setelah usia 22 yaitu 5 Mg (200 IU). Pada orang dewasa normal, total plasma tokoferol (vitamin E) adalah 0,5 – 1,2 mg/100 ml. Pengonsumsian tidak boleh kurang dari 0,5 mg/ 100 ml, karena tidak mencukupi konsentrasi jaringan. Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. Kebutuhan vitamin K per hari 70 – 140 Mg untuk dewasa Alford (1982) b)Vitamin yang larut di dalam air Tiamin diperlukan sebagai energi pada metabolisme karbohidrat. Tiamin didapat pada nasi yang digunakan sebagai makanan. Konsumsi tiamin minimal per hari 1 mg pada dewasa. RDA tiamin adalah 0,5 mg/ 1000 kkal. Riboflavin pada pria dan wanita dewasa dikonsumsi 0,25 mg / 1000 kkal per hari. RDA riboflavin adalah 0,6 mg/ 1000 kkal. Niasin berfungsi sebagai koenzim. RDA untuk dewasa 6,6 NE untuk 1000 kkal dan 13 NE untuk 2000 kkal. Pada dewasa, defisiensi vitamin B6 dikanrenakan depresi atau kelelahan. RDA untuk pria dewasa adalah 2,2 mg/hari dan untuk wanita dewasa 2,0 mg/hari. Kebutuhan normal folasin per hari yaitu 100 Mg, sehingga jumlahnya tidak boleh kurang. RDA untuk pria dan wanita dewasa yaitu 400 Mg. Defisiensi vitamin B12 jarang terjadi. Defisiensi pada orang dewasa, karena diet untuk vegetarian dan tidak mengkonsumsi banyak telur, susu, atau daging. RDA untuk pria dan wanita dewasa yaitu 3,0 Mg Alford (1982). Tabel kebutuhan vitamin pada pria dan wanita Sumber: Recommended Dietary Alloowaces, 9th rev. ed. (Washington, D. C.: Natinonal Academy of Sciences, 1980). 4. Mineral Diantara mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh, kalsium dan besi merupakan mineral-mineral yang paling penting pada gizi orang dewasa. Kebutuhan kalsium dalam jumlah yang besar yang digunakan untuk absorpsi. Absorpsi pada dewasa diperlukan untuk protein, fosfor, vitamin D, dan lemak. Kalsium untuk wanita sekitar 1500 mg / hari. RDA dewasa 800 mg / hari untuk seks dan kebutuhan sehari-hari Alford (1982). Fosfor terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam tulang dan gigi dalam jumlah yang hampir sama dengan kalsium. Kebutuhan fosfor per hari sama seperti kebutuhan kalsium. Defisiensi magnesium menyebabkan malabsorpsi sindrom dan gangguan pencernaan. RDA untuk pria dewasa 350 mg / hari dan untuk wanita dewasa 300 mg / hari. Besi pada waita dewasa lebih tinggi, tetapi setalah menopous kebutuhan besi wanita sama seperti pria. RDA untuk pria dan wanita dewasa diatas 50 tahun adalah 10 mg / hari. Wanita umur 19 – 51 adalah 18 mg / hari. Pada wanita yang sudah tua, kebutuhan besi berkurang 0,5 mg / hari. Kebutuhan seng (Zn) pada dewasa adalah 12, 5 mg / hari. Seng didapatkan dari daging atau seafood lebih baik daripada dari sayuran. Defisiensi iodin pada orang dewasa dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. RDA untuk dewasa adalah 150 Mg / hari. Tabel kebutuhan mineral pria dan wanita dewasa Sumber: Recommended Dietary Alloowaces, 9th rev. ed. (Washington, D. C.: Natinonal Academy of Sciences, 1980). C. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Dewasa Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kebutuhan gizi seseorang, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi: daya beli keluarga, latar belakang sosial-budaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga dan kebersihan lingkungan. Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. Semakin bertambah pengetahuan akan semakin mengerti jenis dan jumlah makanan untuk dikonsumsi. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap Negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi, penyebab lain yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang dan mengetahui kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 1986). Umumnya, jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung ikut membaik juga. Akan tetapi, mutu makanan tidak selalu membaik kalau diterapkan tanaman perdagangan. Tanaman perdagangan menggantikan produksi pangan untuk rumah tangga dan pendapatan yang diperoleh dari tanaman perdagangan itu atau upaya peningkatan pendapatan yang lain tidak dicanangkan untuk membeli pangan atau bahan-bahan pangan berkualitas gizi tinggi (Suhardjo, 1986 : 25). Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis bahan pangan lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan kualitas. Antara penghasilan dan gizi, jelas ada hubungan yang menguntungkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir universal (Sediaoetama, 2000). Sedangkan faktor internal yang memperngaruhi kebutuhan gizi dewasa meliputi metabolisme tubuh, status kesehatan, proses fisiologis tubuh, kegiatan, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh. Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori). Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak. Kebutuhan kalori itu tergantung pada aktivitas fisik, jenis kelamin, dan massa tubuh. Individu yang lebih aktif membutuhkan lebih banyak kalori. Zat gizi lain yang penting yaitu zat besi yang dibutuhkan oleh usia subur selama masa reproduksi, untuk mengganti kehilangan selama menstruasi, kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Setelah menopause kebutuhan zat besi antara pria dan wanita sama. D. Memantau Status Gizi Orang Dewasa Pembangunan Sumber Daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas penduduk usia kerja agar benar-benar memperoleh kesempatan serta turut berperan dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal tersebut adalah pembangunan di bidang kesehatan dan gizi. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur minimal 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: IMT = Berat Badan (Kg) : Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan.Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: Jika seseorang termasuk kategori: 1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat. 2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan. Contoh cara menghitung IMT: apabila seseorang dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 38 kg. IMT = 38 : 1.48 x 1.48 = 17.3 Status gizi yang didapatkan adalah adalah kurus tingkat ringan. Dianjurkan pada keadaan tersebut menaikkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan MT 18,5 - 25,0. Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan. IMT 18,5 – 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal. IMT 25,1 – 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan. IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat. 1. Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah: 1. Makanlah aneka ragam makanan. Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. 2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi. Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi. Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain. 5. Gunakan garam beryodium. Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur. 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan. 8. Biasakan makan pagi. Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja. 9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Aman berarti bersih dan bebas kuman. 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. 11. Hindari minum minuman beralkohol. Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal. 2. Standart kebutuhan gizi masa dewasa Contoh Menu Dengan Energi 2500 kilo kalori, 2000 kilo kalori dan 1700 kilo kalori: Waktu Pagi Jenis Hidangan Nasi Ukuran Rumah Tangga Untuk 2500 kilokalori 2 sendok nasi 2000 kilokalori 2 sendok nasi 1700 kilokalori 1 sendok nasi Daging bumbu semur 1 potong Tumis kacang panjang ½ mangkok 1 potong ½ potong ½ mangkok ½ mangkok + tauge 10.00 Siang 16.00 Malam Teh manis 1 gelas 1 gelas 1 gelas Bubur kacang hijau 1 gelas 1 gelas 1 gelas Nasi 3 sendok nasi 2 sendok nasi 1½ sendok nasi Ikan goreng 1 potong 1 potong 1 potong Tempe bacem 2 potong 1 potong 1 potong Lalap ½ mangkok ½ mangkok ½ mangkok Sayur asem 1 mangkok 1 mangkok 1 mangkok Sambal tomat 1 sendok makan 1 sendok makan 1 sendok makan Nenas 1 potong 1 potong 1 potong Buah - - 1 potong Nasi 3 sendok makan 2 sendok makan 1½ sendok makan Pepes ayam 1 potong 1 potong 1 potong Tahu balado 1 potong 1 potong 1 potong 1 mangkok 1 angkok Sayur bening bayam + 1 mangkok jagung muda Pepaya 1 potong 1 potong 1 potong D. Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007) Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005). 1)Perkembangan embrio dan fetus Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester : 1. Trimester pertama Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan merupakan masa dimana system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk organ-organ spesifik dan bagian-bagian tubuh. Minggu ke 13, jantung telah lengkap dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah dibentuk,dan janin mulai dapat bergerak .Bagi wanita hamil tentu saja masa trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya baik secara fisik maupun emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera makan yang sering dikenal dengan “morning sickness”, yang dapat menyebabkan berkurangnya intik makanan ibu (Michio and Kushi, A, 1985). Defisiensi gizi dan pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan obat, vitamin A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat perkembangan janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan sekitar sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis, sehingga harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan perkembanganjanin (Wardlaw, G.M., et al, 1992). Gambar masa pertumbuhan janin dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop. Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi. 2. Trimester kedua Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g. Gerakan-gerakan janin sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh menjadi bentuk yang sempurna dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop. Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi. 3. Trimester ketiga Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus menekan keatas kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari limbs, dan efek dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah. Setelah usia kehamilan mencapai sekitar 28 –30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur (sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat dalam suatu perawatan “bayi baru lahir risiko tinggi”. Namun, mineral dan cadangan lemak pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan terakhir kehamilan. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih belum mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit (Wardlaw, G.M., et al, 1992). Gambar peningkatan berat janin tiap minggu 2)Maternal, nutrisi dan kehamilan Menurut Hendrawan Nasedul yang dikutip oleh Mitayani (2010), gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harusdalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009). Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu. Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut : a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir. b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah konstipasi. c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan. d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin. Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu. Menurut Kristiyanasari(2010) tujuan diet gizi seimbang bagi ibu hamil yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan selama proses pertumbuhan janin. 2. Menunjang proses pertumbuhan berbagai organ yang mendukung proses kehamilan seprti pembesaran uterus dan mamae serta pertumbuhan plasenta. 3. Menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil tetap optimal selama kehamilan, persalinan, dan setelah persalinan. 4. Meningkatkan laktasi untuk meningkatkan produksi ASI. 5. Menghindari cacat bawaan, intrauterine growth restriction (IUGR), berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan premature Menurut Irianto (2004), ada beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil yaitu : 1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan pertumbuhan bayi. 2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral). 3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi. 4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah. 3) Standart kebutuhan gizi untuk ibu hamil. Proses kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam kehamilan terjadi proses pertumbuhan bayi,dan proses penyesuaian fisiologik dan metebolisme selama kehamilan. Dalam masa kehamilan.,berat badan seorang ibu dapat bertambah sekitar 11-13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg), jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air ketuban (2,9 kg), dan lain-lain. Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohodrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Menurut informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting bagi ibu hamil adalah sebagai berikut: Tabel kebutuhan gizi ibu hamil Kebutuhan Bahan gizi Trisemester I Kalori (karbohidrat, Trisemester II Trisemester III 2140 kalori 2200 kalori 2020 kalori Protein 75 g 75 g 70 g Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g Besi 13 g 14 g 13 g dan lemak) E.Perubahan fisiologi Pada masa kehamilan ada beberapa perubahan pada hampir semua sistem organ pada maternal. Perubahan ini diawali dengan adanya sekresi hormon dari korpus luteum dan plasenta. Efek mekanis pada pembesaran uterus dan kompresi dari struktur sekitar uterus memegang peranan penting pada trimester kedua dan ketiga. Perubahan fisiologis seperti ini memiliki implikasi yang relevan bagi dokter anestesi untuk memberikan perawatan bagi pasien hamil. Perubahan yang relevan meliputi perubahan fungsi hematologi, gastrointestinal (Santoso,et.al., 2013). kardiovaskular, ventilasi, metabolik, dan Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan menjadi topik yang kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus gastrointestinal mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang meningkatkan resiko terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi general (Birnbach, et.al., 2009). Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa kehamilan. Disposisi dari abdomen ke arah atas dan anterior memicu ketidakmampuan dari sfingter gastroesofagus. Peningkatan kadar progestron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung. Faktor tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada resiko tinggi terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal. Tekanan intragaster tetap tidak mengalami perubahan. Banyak pendapat yang menyatakan mengenai pengosongan lambung. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pengosongan lambung normal bertahan sampai masa persalinan. Di samping itu,hampir semua ibu hamil memiliki pH lambung di bawah 2.5 dan lebih dari 60% dari mereka memiliki volume lambung lebih dari 25mL. kedua faktor tersbut telah dihubungkan memiliki resiko terhadap terjadinya aspirasi pneumonitis berat. Opioid dan antikolinergik menurunkan tekanan sfingter esofagus bawah, dapat memfasilitasi terjadinya refluks gastroesofagus dan penundaan pengosongan lambung. Efek fisiologis ini bersamaan dengan ingesti makanan terakhir sebelum proses persalinan dan penundaan pengosongan lambung mengakibatkan nyeri persalinan dan merupakan faktor predisposisi pada ibu hamil akan terjadinya muntah dan mual (Morgan, 2006). F. Rekomendasi Peningkatan Nutrisi pada Wanita Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi pada Wanita Tidak Hamil, Wanita Hamil, dan Wanita Menyusui Faktor Nutrisi Wanita Tidak Hamil Wanita Hamil Wanita Menyusui Energi (kkal) 2100 2400 2600 Protein (g) 46 76 64 Kalsium (mg) 400 1200 1200 Fosfor (mg) 800 1200 1200 Magnesium (mg) 300 450 450 Iodine (mg) 50 175 200 Zat Besi (mg) 18 20 26 Zinc (mg) 15 20 25 Vitamin A (mg) 800 1000 1200 Thiamin (mg) 1,4 1,5 1,6 Riboflavin (mg) 1,5 1,6 1,8 Niacin (mg) 14 16 19 Folacin (mg) 100 800 500 Vitamin B6 (mg) 2 2,6 2,5 Vitamin B12 (mg) 3 4 4 Vitamin C (mg) 60 80 100 Vitamin D (mg) 2,5 12,5 12,5 Vitamin E (mg) 8 10 11 1. Kalori Peningkatan kalori yang direkomendasikan tidak begitu besar, yaitu kurang lebih 300 kkal/ hari. Peningkatan kalori pada wanita hamil secara paralel juga akan meningkatkan berat fetus dan jaringan maternal. Peningkatan kalori sebaiknya dilakukan pada trimester ketiga. Hal tersebut dikarenakan energi untuk aktifitas fisiologi terbesar adalah saat trimester ketiga. Cara terbaik untuk memonitor kebutuhan nutrisi untuk wanita hamil dapat dilihat dari pertambahan berat badan dari maternal tersebut. 2. Protein Kebutuhan protein memiliki hubungan linier dengan kebutuhan energi dan keseimbangan nitrogen. Pada wanita hamil protein digunakan sebagai sumber energi. Kebutuhan protein selama kehamilan adalah 76 gram per hari atau dapat diasumsikan 1,3 gram/ kg/ hari dengan gabungan dari sumber protein hewani dan nabati. Rekomendasi kebutuhan protein pada wanita yang tidak hamil adalah 30 gram per hari atau 0,5 gram per kilogram berat badan. Beberapa sumber lain menyatakan bahwa 10 gram saja sudah cukup. Kebutuhan protein masih menjadi kontroversi, pada tahun 1968 dinyatakan kebutuhan protien sebesar 10 gram, sedangkan pada tahun 1974 dan 1980 dinyatakan kebutuhan protein sebesar 30 gram. 3. Mineral Serum kalsium pada maternal akan mengalami penurunan saat kehamilan, sehingga direkomendasikan untuk meningkatkan konsumsi kalsium sebesar 400 mg per hari selama kelhamilan. Kalsifikasi pada skeletal fetus dimulai sekitar 8 minggu hingga 40 minggu, sehingga maternal harus memiliki stok kalsium untuk memenuhi kebutuhan kalsium untuk dirinya sendiri serta janin yang dikandungnya. Kebutuhan zat besi yang direkomendasikan adalah lebih dari 18 mg. Kebutuhan tersebut akan meningkat saat kehamilan, karena terjadinya peningkatan volume darah dan eritrosit maternal yang berfungsi untuk memasok darah ke fetus melalui plasenta. Total eritrosit akan meningkat hingga 30 persen dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Fetus secara otomatis akan memperoleh zat besi dari maternalnya. Apabila memiliki stok zat besi tinggi, maka akan dapat mencegah anemia. Selama pertengahan hingga akhir kehamilan, asupan wanita hamil harus memenuhi kebutuhan zat besi sebesar 800 mg. Zinc, iodine, dan mineral lain juga harus ditingkatkan konsumsinya selama kehamilan, karena kebutuhan fetus secara otomatis menyebabkan penurunan plasma maternal. Iodine dapat diperoleh dari konsumsi garam beryodium dan makanan lain. Wanita sebaiknya juga mengkonsumsi kandungan zinc yang dapat diperoleh dari hewan. Konsumsi serat juga sangat penting karena berperan untuk penyerapan mineral-mineral tersebut. 4. Vitamin Vitamin sebaiknya juga ditingkatkan kebutuhannya. Selama kehamilan, vitamin yang diserap oleh maternal akan mengalami penurunan, karena 50-100% vitamin dari maternal akan disalurkan kepada fetus. Thiamin, riboflavin, dan niacin memiliki korelasi yang positif terhadap kebutuhan energi. Folacin dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan jaringan dan meningkatkan asam folat selama kehamilan. Defisiensi asam folat dapat menyebabkan anemia pada wanita hamil, sehingga pada saat kehamilan asam folat diperlukan sekitar 400-800 mg (Almatsier, 2005). G. Penyakit Kronis pada Dewasa 1. Penyakit Serangan Jantung Serangan jantung adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 1.500.000 orang mengalami serangan jantung, 478.000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner, 407.000 orang mengalami operasi peralihan, 300.000 orang menjalani angioplasty (Hanafiah, 1996). Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Faktor-faktor pemicu serangan jantung ialah rokok, mengonsumsi makanan berkolestrol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stress, dan kurang istirahat. Menurut Kusmana (1996), faktor-faktor risiko penyakit jantung sebagai berikut: 1. Memasuki usia 45 tahun bagi pria. Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung. Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi). 2. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Riwayat serangan jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal. 3. Diabetes. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung. 4. Merokok. Resiko penyakit jantung dari merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan. 5. Tekanan darah tinggi (hipertensi). 6. Kegemukan (obesitas). Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki risiko penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah akan lebih berisiko. 7. Gaya hidup buruk. Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung. Kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling utama yang dapat diambil. 8. Stress. Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang membahayakan jiwa. Gejala penyakit jantung antara lain: 1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia). 2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner). 3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan. 4. Palpitasi (jantung berdebar-debar) 5. Pusing dan pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, dapat menyebabkan pusing dan pingsan. 2. Kanker Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya, bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis. Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi (Chen, 2012). Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ lain. Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker. Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker kandung kemih (7%), dan cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%). Untuk wanita dewasa di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum (32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum (11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas (6%) (Otto, 2007). Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian kedua terbesar setelah penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak sehat. Kanker adalah penyakit yang 90-95% kasusnya disebabkan faktor lingkungan dan 5-10% karena faktor genetik. Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian akibat kanker adalah tembakau (25-30%), diet dan obesitas (3035 %), infeksi (15-20%), radiasi, stress, kurangnya aktivitas fisik, polutan lingkungan (Smeltzer, 2008). BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini sebagai berikut. 1. Kebutuhan nutrisi pada usia dewasa dibedakan menjadi tiga yaitu pria dewasa, wanita dewasa yang tidak hamil dan wanita dewasa yang hamil. Kebutuhan nutrisi tersebut berbeda-beda sesuai dengan aktivitas, metabolisme, dan kebutuhan tubuh. 2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi dewasa ada dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi metabolisme tubuh, status kesehatan, proses fisiologis tubuh, kegiatan, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh sedangkan faktor eksternal meliputi daya beli keluarga, latar belakang sosialbudaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga dan kebersihan lingkungan. 3. Penyakit yang ditimbulkan oleh pola pemenuhan gizi yang salah pada usia dewasa antara lain jantung dan kanker. Pola pemenuhan gizi yang salah berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat. B. SARAN 1. Materi seharusnya lebih diperkaya dengan contoh peristiwa yang ada di lapangan sehingga menambah pengetahuan pembaca. 2. Isi makalah kedepannya harus lebih baik singkat, jelas, padat, dan mewakili tujuan yang akan disampaikan. 3. Penggunaan rujukan harus menggunakan buku terbitan terbaru sehingga informasi yang diberikan lebih akurat. DAFTAR RUJUKAN Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Alford, Betty B. & Margaret L Bogle. 1982. Nutrition During The Life Cycle. USA: Prentice Hall. Almatsier S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Aritonang, dkk. 2008. Analisis Pola Asuh Makan dan Status Gizi pada Bayi di Kelurahan PB Selayang Medan. Jurnal Penelitian. 1(1):1-6. Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta :EGC. Chen, Rosita dkk. 2012. Solusi Cerdas Mencegah dan Mengobati Kanker. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka. Hanafiah A.,1996. Angina Pektoris. In: Buku Ajar Kardiologi Fakultas 1st Kedokteran Universitas Indonesia. 1 ed. Jakarta: UI Press. Irianto, K. dan Waluyo, K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya: Bandung. Kristyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Nuha Medika Kusmana D. dan Hanafi M.,1996.. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner In : Buku 1st Ajar Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: UI Press. Michio and Kushi, A. 1985. Macrobiotic Pregnancy: and Care of the Newborn. Tokyo : Japan Publication, Inc. Mitayani, dan Sartika, W, 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media. Jakarta Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.2006. Pain Managament. In : Morgan GE, editor. Clinical Anesthesiology, 4thed. McGraw-Hill :Lange Medical Books Otto, S.E. 2007. Oncologi Nursing 5 Edition. Amerika: Mosby. Santoso N, Lami B. 2013. Intratekal Opioid pada Wanita Hamil. Dalam : Anestesi Obstetri. Komisi Pendidikan SpAn KAO. Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI). hal : 369-80. Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat. Smeltzer,S.C.,Bare,B.G.,Hinkle,J.L.,& Cheevar,K,H. 2008 . Textbook of Medical 5Th Surgical Nursing. (11 ed) Brunner & Suddarth’s. Philadelphia: Lip incott Williams & Wilkins, a Walter Kluwer BussinessSuhardjo, Laura J. Harper, Brady J. Deaton, dan Judy A. Driskel. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta: UI Press. Wardlaw, G., Insel, P.M. and Seyler, M.F. 1992. Contemporary Nutrition. Toronto :Mosby Year Book. Zaif, 2009. Standart Kecukupan Gizi dan Perencanaan Pemenuhannya (online), (http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/02/standart-kecukupan-gizi-danperencanaan-pemenuhannya, diakses pada tanggal 24 februari 2015)