BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 State of Art No. 1 Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga PENGARUH MENONTON Teori & Metodologi Dependency Hasil Program “Hot Spot” merupakan PROGRAM "HOT SPOT" DI Theory program magazine mengenai GLOBAL TV TERHADAP Kuantitatif pengetahuan umum, korelasi antara PENGETAHUAN program “Hot Spot” dan MAHASISWA (STUDI pengetahuan mahasiswa sebesar TERHADAP MAHASISWA 0,757. Berdasarkan uji determinasi, KELAS 04PIO JURUSAN menonton program “Hot Spot” MARKETING berkontribusi sebesar 57,4% COMMUNICATION terhadap pengetahuan mahasiswa. BINUSIAN 2014) - Taufik Berdasarkan uji t, program “Hot Hidayat Spot” cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa. 2 PENGARUH TAYANGAN S-O-R, Penilaian siswi terhadap tayangan GOSSIP GIRL DI WARNER Individual Gossip Girl dan style remaja putri TV TERHADAP FASHION differences sudah cukup baik, hal ini STYLE REMAJA (STUDI Kuantitatif dikarenakan tayangan Gossip Girl KASUS TERHADAP SISWI menyajikan tayangan hiburan yang SMA AL-AZHAR 3 mengemas gaya kehidupan remaja JAKARTA) - Nabila pada kota Manhattan yang berbeda Mecadinisa dengan di Indonesia, dengan segala glamour dan style yang ditawarkan dan memberkan rekomendasi dalam gaya berbusana, membuat tayangan ini menarik untuk dilihat. 7 8 No. Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga Teori & Metodologi Hasil Tayangan Gossip Girl mempengaruhi Gaya Berbusana Siswi SMA sebesar 61,9% 3 PENGARUH PROGRAM "X FACTOR INDONESIA" DI Uses and Effect Kuantitatif Isi media dari program “X Factor Indonesia” yaitu presenter, juri dan RCTI TERHADAP MINAT kontestan tidak terlalu berpengaruh MENYANYI REMAJA - Eko besar terhadap pertumbuhan minat Baskoro menyanyi remaja Bahwasanya penggunaan media dari program “X Factor Indonesia” yaitu frekuensi, intensitas, dan durasi serta hubungan medialah yang lebih berperan besar dalam menumbuhkan minat menyanyi remaja. Penggabungan dari isi media dan penggunaan media dalam program “X Factor Indonesia” jelas menumbuhkan minat menyanyi remaja yang signifikan. Adanya pertumbuhan minat menyanyi remaja akibat dari pengaruh menonton program “X Factor Indonesia”. 4 Religiosity, Repression, and Kultivasi Resiko personal untuk perampokan Cultivation: Kuantitatif dengan kekerasan 13.6% untuk Different Patterns of TV yang religius dan 22.3% untuk non Viewing Effects on Crime religius. Resiko personal untuk Prevalence Estimates kriminalitas properti tanpa and Personal Victimization kekerasan sebesar 19.3% untuk Likelihood Assessment- Amir yang religius dan 28.6% untuk non Hetsroni & Hila Lowenstein, religius. Perkiraan kelaziman untuk 9 No. Judul Penelitian & Peneliti / Lembaga Ariel University Center, Israel Teori & Metodologi Hasil perampokan dengan kekerasan sebesar 16.3% untuk yang religius dan 24.2% non religius. Perkiraan kelaziman untuk kriminalitas properti tanpa kekerasan sebesar 21.8% untuk yang religius dan 30.5% untuk non religius 5 Competition and Innovation : Information Perusahaan – perusahaan mandiri INDEPENDENT Seeking telah merubah pasar televisi di Cina PRODUCTION IN THE Archival menjadi lebih kompetitif dan CHINESE TV INDUSTRY - Method, cross inovatif dalam berbagai aspek, Rui Liu national walaupun mereka masih bagian comparative kecil dari pasar ini. Para pemilik study perusahaan mandiri tetap memilih jalan ini jika mereka diberikan kesempatan kedua, walaupun lingkungan dan aturan pemerintah kurang mendukung. Produksi mandiri juga memberikan variasi dan presentasi baru untuk penonton, sementara produksi negara tidak dapat memenuhi permintaan. 2.2 Landasan Teori Dalam menganalisa masalah – masalah yang ditelititi dalam skripsi ini, diperlukan teori- teori yang dapat mendasari analisa tersebut, supaya hasil analisa tetap objektif dan dapat dipertanggung jawab kan. Terutama dalam masalah pengaruh program iLook terhadap minat penonton untuk merubah gaya berpakaian. Teori – teori tersebut didapatkan dari teori – teori yang telah dicetuskan oleh para ahli komunikasi. 10 2.2.1 Teori Komunikasi Komunikasi, yang dalam bahasa Inggris disebut communication berasal dari kata Latin, communicare, yang bermakna “untuk berbagi”. Salah satu definisi komunikasi adalah segala bentuk aktivitas yang diberikan atau diterima sesorang dari orang lainnya yang berisikan informasi akan kebutuhan, hasrat, persepsi, pengetahuan orang tersebut. Komunikasi bisa disengaja ataupun tidak disengaja, bisa melibatkan signal konvensional maupun inkonvensional, bisa dalam bentuk linguistik maupun non linguistik, dan dapat berlangsung melalui perkataan ataupun bentuk lain ( Julia Scherba 1992). Setiap ahli mempunyai definisi nya tersendiri mengenai arti dari komunikasi. Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli yang dirangkum oleh Cangara ( 1998 : 3-20) : 1. Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. 2. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. 3. Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) 4. David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan masyarakat. 5. Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. 11 Walaupun para ahli mempunyai definisi yang berbeda – beda, sesusai dengan cara pandangnya masing – masing, setidaknya melalui definisi – definisi yang telah mereka berikan, kita bisa mendapatkan gambaran akan makna dari komunikasi. Dari definisi yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses interaksi secara verbal maupun non verbal, yang berguna untuk mengetahui dan bertukar informasi dengan satu sama lainnya. 2.2.1.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Thomas M.Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membagun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,berpikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan ( Mulyana 1999 : 100) Menurut william I. Gorden (Mulyana 2000 : 69 ), fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu : • Komunikasi Sosial Komunikasi sangat penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, dan juga kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan hidup dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep pandangan mengenai siapa diri kita dan hal merupakan itu hanya bisa diperoleh melalui informasi yang diberikan oleh orang lain • Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. • Komunikasi Ritual Seringkali dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara – upacara berlainan sepanjang tahun, dalam upacara tersebut orang – orang mengucapkan kata – kata dan menunjukkan perilaku yang bersifat simbolik. 12 • Komunikasi Instrumental Mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, merubah sikap, keyakinan, mengubah perilaku dan juga untuk menghibur ( persuasif ). Dalam penelitian ini, program “ilook” menggunakan komunikasi sebagai alat instrumental. Dimana dalam setiap tayangannya, program “ilook” selalu memberikan informasi, mengajar, dan memberikan dorongan ( persuasif ) dalam hal fashion. 2.2.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi 5 unsur komunikasi menurut Lasswell (1960): 1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator. 2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan / dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal / non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan / maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk / organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran / media). Wahana / alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak / elektronik dll). 4. To Whom? (untuk siapa / penerima). Orang / kelompok / organisasi / suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) / pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan / penafsir / penyandi balik (decoder). 5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak / efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari 13 sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll. 2.2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa kepada khalayak umum. Definisi komunikasi massa menurut Joseph A Devito dalam buku Ardianto (2004:6) mengatakan bahwa komunikasi adalah komunikasi yang di tujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio maupun visual. Sedangkan menurut Maletzke, komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar ( Wiryanto 2004 : 70 ). Dari definisi – definisi diatas dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Sekalipun suatu komunikasi disampaikan kepada khalayak banyak, seperti pidato ataupun rapat akbar yang dihadiri puluhan atau ratusan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. 2.2.2.1 Komponen Komunikasi Massa Hiebert, Ungurait, dan Bohn (1974 : 78), mengemukakan komponen – komponen komunikasi massa meliputi : • Communicator ( Komunikator) Komunikator pada media massa cetak adalah pengisi rubrik, reporter, redaktur, pengiklan. Sedangkan pada media massa elektronik adalah pengisi program, ph, penulis naskah produser, aktor, presenter, pengiklan, dll. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu, melainkan suatu institusi. • Codes and Content ( Kode dan Isi) Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya : kata – kata lisan, tulisan, foto musik, dan film. Content adalah isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi 14 ataupun hal yang menghibur. Dalam komunikasi massa codes dan content berinteraksi sehingga codes yang berbeda dari jenis media massa yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi khalayak atas pesan, walaupun content nya sama. • Gatekeeper ( Penjaga Gerbang ) ‘Gate’ yang dimaksud adalah gerbang media massa. Gatekeeper dalam media massa terdiri dari beberapa pihak, di antaranya penerbit majalah, editor, station manager, produser, dan tim quality controll. Mereka bertugas untuk mengawasi content yang akan di publish, memastikan content tersebut tidak menyinggung, mencemarkan nama baik, dan akurat. • Regulator Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja diluar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor. Di Indonesia yang termasuk regulator diantaranya adalah pemerintah dengan perangkat undang – undang, khalayak penonton, pembaca, pendengar, asosiasi profesi, lembaga sensor, dewan pers, dan KPI ( Komite Penyiaran Indonesia ) • Media Media cetak ( koran, majalah, tabloid,dll), media elektronik ( tv & radio), media online ( internet ) • Audience ( Audiens ) Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing – masing individu. Audience hampir tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar yang menerima ribuan pesan media massa. 15 • Filter Pengindraan kita yang berfungsi sebagai filter komunikasi dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu cultural, psychological, dan physical ( Hiebert, Ungurait, Bohn, 1974:149). Ketiga hal di atas lah yang mempengaruhi bagaimana kita memaknai dan merespon pesan. Audiens media massa jumlahnya banyak, tersebar, dan heterogen ( berbeda usia, jenis kelamin, latar belakang sosial dan ekonomi, agama, dll). Pastinya tiap audiens sudah mempunyai lingkup pengalaman dan kerangka acuan yang berbeda – beda, sehingga pemaknaan terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan merespon pesan secara berbeda pula. • Feedback Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respon atau tanggapan ( feedback ) kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Feedback dalam komunikasi massa dapat diuraikan sebagai berikut : o Internal Feedback Merupakan feedback yang diterima oleh komunikator yang datang dari pesan itu sendiri atau dari diri komunikator. Contohnya dalam sebuah siaran televisi, pembawa acara melakukan kesalahan dan menyadarinya, lalu meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya tersebut. o External Feedback Merupakan feedback yang diberikan oleh komunikan. Representative Feedback Karena jumlah audiens komunikasi massa berjumlah besar, maka untuk mengukur feedback diambil sampel dari sekian persen audiens untuk mewakili dan hasilnya dianggap feedback dari keseluruhan audiens. 16 Indirect Feedback Respon yang didapatkan pihak media massa seringkali melalui pihak ketiga, misalnya perusahaan rating seperti AGB Nielsen. Delayed Feedback Respon komunikasi massa biasanya tidak langsung, karena butuh waktu dalam pengumpulan data, misalnya saat melakukan survei dan polling. Cumulative Feedback Dalam komunikai massa, respon kumulatif lebih penting. Data inilah yang mempengaruhi keputusan dan kebijakan media selanjutnya. Institutionalized Feddback Merupakan feedback yang terlembagakan, artinya feedback yang datang dari lembaga yang langsung mendatangi komunikannya untuk mengumpulkan pendapat. Data tersebut kemudian dianalisis oleh lembaga tersebut. 2.2.2.2 Ciri – ciri Komunikasi Massa Berikut adalah ciri-ciri komunikasi massa menurut Ardianto (2007) : 1) Komunikator terlembagakan Dengan mengingat kembali pendapat Wright, komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Misalnya saja sebuah acara yang dihasilkan oleh sebuah stasiun tv, acara tersebut tentunya merupakan hasil dari kerjasama banyak orang, bukan hanya dari satu orang saja, maka dari itu komunikator komunikasi massa pasti terlembagakan, karena tidak berasal dari satu individu saja. 17 2) Pesan Bersifat Umun Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya ditujukan untuk semua orang. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting ataupun menarik bagi mayoritas audiens. 3) Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam Komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media massa yang bersifat umum. Audiens juga terdiri dari lapisan masyarakat yang berbeda – beda, baik dari sisi usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dll. 4) Media Massa Menimbulkan Keserempakan Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator , dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5) Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan ( Mulyana, 2000 : 99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara menyampaikannya, yang juga menunjukkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi tersebut. Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, begitu juga sebaliknya. 6) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog 18 2.2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (keterkaitan), transmission of values (penafsiran), (penyebaran linkage nilai) dan entertainment (hiburan). a) Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a). warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b). instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman seperti bencana alam, demonstrasi atau huru hara, dan lainnya. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. b) Interpretation (Penafsiran) Fngsi penafsiran hamper sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. c) Linkage (Keterkaitan) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d) Transmission of Values (Penyebaran Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara,dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. e) Entertainment (Hiburan) Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat 19 kabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang (TTS), dan berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi). 2.2.3 Media Massa Media massa merupakan media ( alat ) yang digunakan dalam komunikasi massa. Istilah media massa mengacu kepada kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain. Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu menjangkau massa dalam julah besar dan luas (university of reach), bersifat public dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas atau dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang sudah ada sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan ‘media baru’ (new media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam (diversified) dan lebih interaktif. Salah satu contoh penting media massa baru saat ini adalah internet. Walaupun media baru menunjukkan pertumbuhan yang cepat, namun belum terlihat tada-tanda bahwa media massa lama aka berkurang peranannya disbanding sebelumnya. Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menerus menambah kemampuannya dalam upaya menghadapi tantangan yang dimunculkan media baru. 2.2.3.1 Efek Media Massa Menurut Steven M. Chafree (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78), ada empat efek dari komunikasi massa, yaitu ; 1) Efek Kehadiran Media Massa “The medium is the message”, pendapat McLuhan tersebut menjelaskan bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia berpendapat bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan 20 telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kehadiran media massa di masyarakat, seperti efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari, Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika. Efek lainnya adalah hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang seringkali menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. 2) Efek Kognitif Komunikasi Massa Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan perubahan citra. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk Khalayak, informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan, atau meredefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi. Gerbner (1978) melaporkan penelitian berkenaan dengan persepsi penonton televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan bahwa penonton televise kelas berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan Merton (1948) juga membicarakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral). Karena namanya, gambarnya, atau kegiatannya 21 dimuat oleh media, maka orang, organisasi, atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi. 3) Efek Afektif Komunikasi Massa Yang dimaksud dengan efek ini adalah media massa mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap. Apabila dilihat dari segi afektif, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum : a. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktorfaktor seperti predisposisi personal, poses selektif, keanggotaan kelompok. b. Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (agent of change). c. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripadaperubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke sisi yang lain. d. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial. e. Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh. 4) Efek Behavioral Komunikasi Massa Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modelling). Jadi menurut teori tersebut orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Efek perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek proporsional behavioral) dan pada perilaku agresif. Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek 22 proporsional. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kembali tatkala mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan tertangguh (delayed modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup mengingat peristiwa yang diamatinya. 2.2.4 Televisi Televisi atau yang seringkali disingkat menjadi “tv” berasal dari bahasa Perancis television, yang berasal dari kata Yunani kuno yaitu “tele” yang berarti “jauh” dan bahasa Latin “visio” yang berarti “penglihatan”. Merupakan sebuah media telekomunikasi yang mengirimkan dan menerima gambar bergerak ( moving image ) juga bersuara. Siaran televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. Effendy (2007:21) 2.2.4.1 Karakteristik dan Fungsi Televisi Televisi adalah media audio visual di mana kehadiranya bisa dirasakan dengan melihat dan mendengar secara bersamaan. Televisi memiliki beberapa karakteristik seperti yang dikutip Nurudin dari Sutisno (Nurudin,2013), yaitu: 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia 2. Dapat menghadirkan obyek yang amat kecil/besar, berbahaya, atau yang langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung pada penonton 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu 5. Mampu menyajika unsur warna, gerakan, bunyi dan proses dengan baik 6. Dapat mengkoordinasika n pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik. 23 7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. 8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan 9. Membangkitkan rasa intim atau media personal (Sutisno, 1993) Televisi mempunyai fungsi sebagai berikut (Effendy, 2007:27) : 1. Fungsi Penerangan (The Informational Function) Ada dua faktor yang mampu menyiarkan informasi yang memusatkan. Faktor yang pertama adalah faktor immediately (langsung dan dekat) dan faktor yang kedua adalah realism (kenyataan). 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan khalayak. 3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Televisi juga menyuguhkan acara yang bersifat hiburan kepada masyarakat.Tayangan-tayangan yang bersifat hiburan misalnya sinetron, kuis, film, komedi dan lain sebagainya . 2.2.4.2 Program Televisi Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media televisi untuk memenuhi kebutuhan audience-nya. Program atau acara yang disajikan adalah salah satu faktor utama yang membuat audience tertarik untuk menyajikan dan mengikuti siaran yang disajikan. Morissan(2010:97). Program tayangan televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penonton. Jika penonton merasa terharu dengan apa yang mereka lihat dilayar televisi,hal itu bukan sesuatu yang aneh atau istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari tayangan televisi yaitu seakanakan menghipnotis penonton, sehingga seolah-olah hanyut dalam 24 keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang ditayangkan televisi. Effendi (2007:182) 2.2.4.3 Format Program Televisi Naratama, kunci keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut. (Djamal & Fachruddin, 2011) Format acara televisi: 1. Drama/Fiksi (timeless & imajinatif) Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horor. 2. Nondrama (timeless & faktual) Musik, magazine show, talkshow, variety show, repackaging, gameshow, kuis, talent show, competition show. 3. Berita/news (aktual &faktual) Berita, current affairs program, sport, magazine news, features. (Djamal & Fachruddin, 2011) 2.2.5 Program Magazine Magazine ( air magazine )adalah gabungan uraian fakta dan pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. Pada majalah udara, materi berita kuat hanya sebagai selingan dan itu pun jika ada materi berita eksklusif, atau menarik, atau keduanya. Fokus sajian majalah udara adalah materi yang bersifat berita berkala, dan feature, termasuk human interest. Uraian fakta dan pendapat dapat lebih lengkap dan terperinci karena waktu yang tersedia lebih lama. Isi majalah udara dapat berupa gabungan uraian berita yang sejenis, misalnya human interest semua sama, dan ada pula yang tidak sejenis, misalnya ada uraian politik, ekonomi,hankam, iptek, pariwisata, hiburan, dan lain-lain. (Wahyudi 1996) Magazine show adalah format acara TV yang mempunyai format menyerupai majalah (Media Cetak), yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase actual dan timeless sesuai dengan minat dan tendensi dari target penontonnya (Naratama, 2004 : 171) 25 2.2.5.1 Jenis Magazine 1. Majalah Berita Program ini berisikan laporan tentang peristiwaperistiwa actual yang mempunyai nilai berita dan ditunjukkan pada pendengar umum. Biasanya dibuat pada momen-momen tertentu yang bersifat akbar atau monumental. 2. Majalah Masalah (Subject Magazine) Materi yang disajikan dalam majalah udara jenis ini bersifat tunggal, misalnya khusus mengenai kesehatan, lingkungan, hukum, ekonimi, pendidikan, music, film dan sebagainya. 3. Majalah Khusus (Special Audience Magazine) Semua masalah kehidupan dapat disajikan topik sasaran untuk target audience nya yang manapun, misalnya masalah kesehatan. Topik ini juga bisa dibuat dalam bentuk majalah udara untuk anak-anak, remaja, atau pun orang dewasa. 4. Majalah Variasi (Variety Magazine) Program ini menyajikan materi dengan berbagai kepentingan. Tidak hanya menyajikan informasi aktual, misi pendidikan, tetapi juga hiburan. Sasarannya adalah pendengar umum, dan tujuan utamanya adalah menghibur (Darmanto, 1998 : 57). Dalam kategori ini, program “ilook” termasuk dalam jenis subject magazine, dimana materi ‘ilook’ bersifat tunggal yaitu fashion. 2.2.6 Uses and Effect Theory Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional engenai efek. Konsep ”use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi 26 pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa (Sendjaja, 2004: 41). Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Sendjaja, 2004: 41). Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja, 2004: 41-42). 27 Tabel 2.2 Model Teori Uses and Effect Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi dan komunikator Audience dan karakteristik intra / ekstra individu termasuk kebutuhan dan kepentingan Keputusan untuk menggunakan alternative fungsional Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi Media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Konsekuensi: Efek: Conseffects: Terutama disebabkan oleh penggunaan media Terutama disebabkan oleh media atau karaketristik isi Disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media Hasil pada tataran lainnya Sumber : (Sendjaja 2004 : 43) 28 2.2.7 Isi program 2.2.7.1 Penyiar atau Presenter (host) Penyiar merupakan seseorang atau lebih yang membawakan atau menyajikan suatu acara non berita. Menurut arti katanya, penyiar adalah seseorang yang menghantar suatu sajian (Wibowo, 2007 : 122). Dalam program iLook, presenter memiliki peran penting dalam berjalannya acara. Presenter tentunya harus memahami dan mengikuti perkembangan dunia fashion, mengingat iLook merupakan program magazine yang bertema fashion. Presenter dalam program iLook selalu berpenampilan menarik dan fashionable. Adapun kriteria kepribadian yang harus di miliki oleh seorang MC atau pembawa acara, yaitu : (Aryati, 2004) a. Ekstrovert yaitu orang-orang yang suka mengekpresikan apa yang ada dipikiran, dirasakan, kepada orang lain , pendek kata orang yang suka memperbincangkan berbagai hal dengan orang lain, secara terbuka. b. Generalis yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”. c. Fleksibel yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi. d. Friendly yaitu orang yang mudah bergaul, dank arena pembawaanya disenangi banyak orang. 2.2.7.2 Desain Grafis (efek visual ) Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan ( Adi Kusrianto 2009) 2.2.7.3 Musik Menurut Merriam pada buku “The Anthropology of music” (1964: 32-33), musik merupakan suatu lambang dari hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide, maupun perilaku masyarakat. 29 2.2.7.4 Topik Program Topik adalah pokok pembicaraan yang kita pilih dan biasanya merupakan hal yang menarik untuk dikemukakan dan diketahui umum ( Haryanto A.G ; 1999). 2.2.8 Minat 2.2.8.1 Pengertian Minat Menurut sarwono dalam bukunya “Psikologi Sosial” menyebutkan bahwa interest atau minat dapat di artikan sebagai berikut : 1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. 2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu. 3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu (Sarwono, 2003 : 52) 2.2.8.2 Faktor timbulnya minat Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek, atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek, atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak atau menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat, jika menolak berarti ia tidak berminat. (Sarwono S.W, 2003:71). Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003:76): 1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk 30 mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. 2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam hal ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. 2.2.9 Penggunaan Isi Media Penggunaan suatu media akan mempengaruhi dan memberikan dampak bagi para pengguna nya. Tingkat penggunaan media dapat dilihat dan diukur dari frekuensi dan durasi penggunaan media tersebut ( Ardianto 2004 :125). Menurut Lometti, Reeves, & Bybee (1977 : 321), penggunaan media oleh individu dapat dilihat dari tiga hal, yaitu : 1. Jumlah waktu ( frekuensi, intensitas, durasi ) 2. Isi Media 3. Hubungan media dengan individu Setiap orang yang menggunakan suatu media tentunya mengharapkan kepuasan dari media tersebut. Jika kepuasan itu sudah didapat, tentu mereka akan menggunakan media tersebut kembali dan akan menghabiskan waktunya untuk mengonsumdi isi media tersebut. Setelah menggunakan media tersebut akan timbul hubungan antara indiviu dengan media tersebut. Bila timbul rasa puas, maka dapat dikatakan antar keduanya telah terjalin hubungan positif. 2.2.10 Fashion Style (Gaya Berpakaian) Fashion dapat dilihat sebagai pendorong penyamaan kepada semua orang untuk berpakaian dalam suatu cara tertentu tetapi juga secara 31 bersamaan merupakan sebuah pencarian ekspresi dan individualitas. Fashion tidak hanya sekedar pakaian.ataupun koleksi gambar, melainkan sebuah bentuk materi visual dan budaya yang hidup dan berperan penting dalam kehidupan sosial dan kultural. Ini adalah kekuatan ekonomi yang besar, diantara sepuluh industri teratas di negara berkembang ( Arnold 2009 ). Gaya berpakaian merupakan bagian dari cara kita membawa diri dalam lingkungan ( Widyarini 2011 : 72). Seperti yang kita lihat,fashion bukan hanya sekedar keindahan. Bahkan selera yang buruk bisa menjadi fashionable. Dan fashion juga bukan sekedar trend; sebuah populasi bisa jadi tidak fashionable bahkan jika mereka mengenakan pakaian yang sama ( Wolfendale 2011:16). Konsep dari style (gaya berpakaian), fokus kepada bagaimana seseorang memadu-madankan gambaran pakaiannya dan referensi budaya yang ia ketahui. Fashion, sebagai konsep dan proses, menggaris bawahi proses sosial, termasuk penempatan gaya individual maupun grup, begitu juga dengan “fashion statements” ( pernyataan gaya busana ) yang sudah di beri ciri khas tersendiri, yang berkontribusi kepada usaha kolektif yang lebih besar. Sebagai gantinya pernyataan tersebut menjadi pantas melalui proses kapitalisme komoditas ( Hancock 2013:16). 2.3 Kerangka Pemikiran Program Uses & Effect “iLook” Dorongan dari dalam Emosional Motif Sosial Minat merubah gaya berpakaian 32