Korupsi adalah Kemunkaran

advertisement
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Diantara sebab turunnya keberkahan Allah bagi kehidupan masyarakat adalah sikap dan
perilaku takwa, sebaliknya perbuatan maksiat dan dosa kepada Allah merupakan penghalang
turunnya rahmat dan keberkahan Allah SWT, firmanNYa:
‫وﻠﻮ أﻦ أﻬﻞ اﻠﻘرﻰ آﻤﻨوﺎ واﺘﻘوﺎ ﻟﻔﺘﺤﻨﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑرﻜاﺖ ﻣﻦ اﻠﺴﻤاء واﻠأرﺾ‬
Dan jika pendudukan negeri beriman dan bertakwa, niscaya akan Kami bukakan untuk mereka
pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi (QS. Al-A’raf: 199).
Diantara perbuatan maksiat dan sekaligus merupakan kemunkaran yang mesti dicegah adalah
“korupsi” yang masuk dalam bagian dengan istilah Risywah yang diharamkan Islam.
Risywah menurut bahasa berarti : “pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau
lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk
mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan kehendaknya.” (al-Misbah al-Munir). Atau
“pemberian yang diberikan kepada seseorang agar mendapatkan kepentingan tertentu” (lisanul
arab, dan al-mu’jam al-wasith).
Sedangkan menurut istilah risywah berarti : “pemberian yang bertujuan membatalkan yang
benar atau untuk menguatkan dan memenangkan yang salah.” (At-Ta’rifat, aljurjani 148).
Berdasarkan definisi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa suatu tindakan dinamakan risywah
jika memenuhi unsur-unsur berikut :
1. Adanya athiyyah (pemberian)
2. Ada niat Istimalah (menarik simpati orang lain)
3. Bertujuan :
1. Ibtholul haq (membatalkan yang haq)
2. Ihqaqul bathil (membenarkan yang bathil)
3. al mahsubiyah bighoiri haq (mencari keberpihakan yang tidak dibenarkan)
4. al hushul alal manafi’ (mendapatkan kepentingan yang bukan menjadi haknya)
5. al hukmu lahu (memenangkan perkaranya)
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia: Korupsi adalah penyelewengan dan penggelapan harta
negara untuk kepentingan pribadi atau orang lain
1/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Dalam istilah Islam, korupsi agak sulit dicari persamaannya. Dalam Islam, ada beberapa istilah
yang terkait dengan mengambil harta tanpa hak, misalnya; ghasb, ikhtilas, sariqoh, hirobah,
ghulul dll. Semuanya mengandung makna yang berbeda, tetapi semua istilah itu bermuara
pada pengambilan harta dengan cara yang tidak benar. Dan biasanya Untuk memuluskan
tindakan korupsi disertai dengan risywah. Oleh karena itu banyak orang yang mengidentikan
korupsi dengan risywah.
Bahkan di dalam undang-undang tindak pidana korupsi pasal 5 ayat 1 terdapat kemiripan
antara korupsi dan suap, dimana korupsi didefinisikan dengan :
"memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara,
dimana pegawai negeri atau penyelengara negara tersebut supaya berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya"
Dari definisi di atas ada dua sisi yang saling terkait dalam masalah risywah; Ar-Rasyi (si
pemberi) dan Al-Murtasyi (si penerima pemberian), yang dua-duanya sama-sama diharamkan
dalam Islam menurut kesepakatan para ulama, bahkan perbuatan tersebut dikategorikan dalam
kelompok dosa besar. Sebagaimana yang telah diisyaratkan beberapa nash Al-Qur’an dan
Sunnah Nabawiyah berikut ini :
a. Firman Allah ta’ala :
‫) وﻠﺎ ﺗأﻜﻠوﺎ أﻤواﻠﻜﻢ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑاﻠﺒاﻄﻞ وﺘدﻠوﺎ ﺑﻬﺎ إﻠﻰ اﻠﺤﻜاﻢ ﻟﺘأﻜﻠوﺎ ﻓرﻴﻘﺎ ﻣﻦ أﻤواﻞ‬
188 ‫اﻠﻨاﺲ ﺑاﻠإﺜﻢ وأﻨﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤوﻦ ( اﻠﺒﻘرﺔ‬
artinya:” Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara kamu
dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (QS Al Baqarah 188)
b. Firman Allah ta’ala :
42 ‫) ﺳﻤاﻌوﻦ ﻟﻠﻜذﺐ أﻜاﻠوﻦ ﻟﻠﺴﺤﺖ ( اﻠﻤاﺌدﺔ‬
2/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
artinya:”Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan
yang haram” (QS Al Maidah 42).
Imam al-Hasan dan Said bin Jubair menginterpretasikan ‘akkaaluna lissuhti’ dengan risywah.
Jadi risywah (suap menyuap) identik dengan memakan barang yang diharamkan oleh Allah Swt
c. Rasulullah Saw. Bersabda :
"‫" ﻟﻌﻦ رﺴوﻞ اﻠﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻠﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ وﺴﻠﻢ اﻠراﺸﻲ واﻠﻤرﺘﺸﻲ" وﻔﻲ رواﻴﺔ "اﻠراﺌﺶ‬
artinya: “Laknat Allah bagi penyuap dan yang menerima suap”(HR Khamsah kecuali an-Nasa’i
dan di shahihkan oleh at-Tirmidzi).
d. Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram (as-suht) nerakalah yang paling layak
untuknya.” Mereka bertanya: “Ya Rasulullah, apa barang haram (as-suht) yang dimaksud ?”,
“Suap menyuap dalam perkara hukum” (tafsir Al-Qurthubi)
Ayat dan hadits di atas menjelaskan secara tegas tentang diharamkannya mencari suap,
menyuap dan menerima suap. Begitu juga menjadi mediator antara penyuap dan yang disuap.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Namun demikian dalam kajian fiqih madzahid ada macam risywah yang dibolehkan. Meskipun
pada prinsipnya risywah itu hukumnya haram karena termasuk memakan harta dengan cara
yang tidak dibenarkan. Hanya saja mayoritas ulama membolehkan Risywah (penyuapan) yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan haknya dan atau untuk mencegah kezhaliman
orang lain. Dan dosanya tetap ditanggung oleh orang yang menerima suap (al-murtasyi),
penjelasan ini bisa dilihat dalam buku-buku sbb : (Kasyaful Qina’ 6/316, Nihayatul Muhtaj 8/243,
al-Qurtubi 6/183, Ibnu Abidin 4/304, al-Muhalla 8/118, Matalib Ulin Nuha 6/479).
3/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Imam Hanafi membagi risywah dalam 4 bagian :
1. Memberikan sesuatu untuk mendapatkan pangkat dan jabatan hukumnya adalah haram,
baik bagi sipemberi maupun bagi sipenerima.
2. Memberikan sesuatu kepada hakim agar bisa memenangkan perkara, hukumnya haram
bagi penyuap dan yang disuap, walaupun keputusan tersebut benar, karena hal itu sudah
menjadi tugas dan kewajibannya.
3. Memberikan sesuatu agar mendapatkan perlakuan yang sama dihadapan penguasa
dengan tujuan mencegah kemudharatan dan meraih kemaslahatan, hukumnya haram bagi
yang disuap saja. Al-Hasan mengomentari sabda Nabi yang berbunyi :”Rasulullah melaknat
orang yang menyuap dan yang disuap”, dengan berkata :”jika ditujukan untuk membenarkan
yang salah dan menyalahkan yang benar. Adapun jika untuk melindungi hartamu, tidak
apa-apa” yunus juga meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata :”tidak apa-apa seseorang
memberikan hartanya selama untuk melindungi kehormatannya”. Abu Laits As-Samarqandi
berkata :”tidak apa-apa melindungi jiwa dan harta dengan suap.
4. Memberikan sesuatu kepada seseorang yang tidak bertugas di dipengadilan atau di
instansi tertentu agar bisa menolongnya dalam mendapatkan haknya di pengadilan dan instansi
tersebut, maka hukumnya halal bagi keduanya (pemberi dan penerima) sebagai upah atas
tenaga dan potensi yang dikeluarkannya. Tapi Ibnu Mas’ud dan Masruq lebih cenderung bahwa
pemberian tersebut juga termasuk suap yang dilarang, karena orang tersebut memang harus
membantunya agar tidak terdzalimi. Allah berfirman : (QS. Al-Maidah: 2)
(sumber: mausu’ah fiqhiyyah dan tafsih ayat ahkam lil Jash-shash)
pada masa kini ada bentuk risywah yang tampak lebih lembut, seperti pemberian yang
diberikan kepada seseorang dengan tujuan investasi jasa, baik materi atau pelayanan, dll. Dan
ada pula bentuk risywah yang lebih berat dari risywah itu sendiri, seperti pemberian yang
diberikan kepada seseorang dari dana yang bukan miliknya, seperti dana APBD, dll.
Dalam kesempatan ini perlu kami utarakan beberapa pendapat para ulama kita sebagaimana
dijelaskan dalam literatur fiqih Islam mengenai hukum pemberian kepada orang-orang tertentu
antara lain :
1. Penguasa
Ibnu Hubaib berkata : “Para ulama sepakat haramnya memberikan hadiah kepada penguasa,
hakim, pejabat dan pegawai penarik retribusi. (al-Qurtubi 2/340).
4/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Nabi Muhammad saw memang menerima hadiah walaupun beliau adalah pejabat dan
penguasa, tapi ini adalah bagian dari kekhususan beliau, karena beliau ma’shum terjaga dari
dosa. Hal ini juga pernah dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz ketika beliau menolak hadiah
yang diberikan kepadanya, beliau mengatakan : pemberian yang diberikan kepada Nabi
termasuk hadiah sementara yang diberikan kepada kita adalah risywah, karena pemberian
yang diberikan kepada beliau karena kenabiannya sementara pemberian yang diberikan
kepada kita karena pangkat jabatan kita.
Hadits Rasulullah Saw.: “Hadiah kepada pejabat adalah penyelewengan” (HR Ahmad)
2. Pejabat pemerintah
hadiah yang diberikan kepada pejabat hukumnya sama dengan hadiah yang diberikan kepada
penguasa, sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh Ibnu Hubaib, hal itu diperkuat
dengan sabda Rasulullah dalam hadits Ibnul Utbiyah
َ‫ﻉَﻥْ ﺃَﺏِﻱ ﺡُﻡَﻱْﺩٍ اﻠﺲَّاﻊِﺩِﻱِّ ﺭَﺽِﻱ اﻠﻞَّﻫﻢ ﻉَﻥْﻫﻢ ﻕَاﻞَ اﺲْﺕَﻉْﻡَﻝ‬
ُ‫اﻠﻦَّﺏِﻱُّ ﺹَﻝَّﻯ اﻠﻞَّﻫﻢ ﻉَﻝَﻱْﻩِ ﻭَﺱَﻝَّﻡَ ﺭَﺝُﻝًﺍ ﻡِﻥَ اﻞْﺃَﺯْﺩِ ﻱُﻕَاﻞُ ﻝَﻩ‬
ْ‫اﺐْﻥُ اﻞْﺃُﺕْﺏِﻱَّﺓِ ﻉَﻝَﻯ اﻠﺺَّﺩَﻕَﺓِ ﻑَﻝَﻡَّﺍ ﻕَﺩِﻡَ ﻕَاﻞَ ﻩَﺫَﺍ ﻝَﻙُﻡ‬
ِ‫ﻭَﻩَﺫَﺍ ﺃُﻩْﺩِﻱَ ﻝِﻱ ﻕَاﻞَ ﻑَﻩَﻝَّﺍ ﺝَﻝَﺱَ ﻑِﻱ ﺏَﻱْﺕِ ﺃَﺏِﻳﻪِ ﺃَﻭْ ﺏَﻱْﺕِ ﺃُﻡِّﻩ‬
ٌ‫ﻑَﻱَﻥْﻅُﺭَ ﻱُﻩْﺩَﻯ ﻝَﻩُ ﺃَﻡْ ﻝَﺍ ﻭَاﻞَّﺫِﻱ ﻥَﻑْﺱِﻱ ﺏِﻱَﺩِﻩِ ﻝَﺍ ﻱَﺃْﺥُﺫُ ﺃَﺡَﺩ‬
ِ‫ﻡِﻥْﻩُ ﺵَﻱْﺉًﺍ ﺇِﻝَّﺍ ﺝَاءَ ﺏِﻩِ ﻱَﻭْﻡَ اﻞْﻕِﻱَاﻢَﺓِ ﻱَﺡْﻡِﻝُﻩُ ﻉَﻝَﻯ ﺭَﻕَﺏَﺕِﻩ‬
ُ‫ﺇِﻥْ ﻙَاﻦَ ﺏَﻉِﻳﺮًﺍ ﻝَﻩُ ﺭُﻍَاءٌ ﺃَﻭْ ﺏَﻕَﺭَﺓً ﻝَﻩَﺍ ﺥُﻭَاﺮٌ ﺃَﻭْ ﺵَاﺔً ﺕَﻱْﻉَﺭ‬
ْ‫ﺙُﻡَّ ﺭَﻑَﻉَ ﺏِﻱَﺩِﻩِ ﺡَﺕَّﻯ ﺭَﺃَﻱْﻥَﺍ ﻉُﻑْﺭَﺓَ ﺇِﺏْﻁَﻱْﻩِ اﻠﻞَّﻩُﻡَّ ﻩَﻝ‬
2407 ‫ﺏَﻝَّﻍْﺕُ اﻠﻞَّﻩُﻡَّ ﻩَﻝْ ﺏَﻝَّﻍْﺕُ ﺙَﻝَاﺚًارواﻪ اﻠﺒﺨارﻲ‬
Dari Abi Humaid As Sa’idi ra berkata Nabi saw memperkerjakan seseorang dari suku Azdy
namanya Ibnu Alutbiyyah untuk mengurusi zakat, tatkala ia datang berkata [ kepada Rasululloh]
ini untuk anda dan ini dihadiahkan untuk saya, bersabda beliau : kenapa dia tidak duduk di
rumah ayahnya atau ibunya, lantas melihat apakah ia diberi hadiah atau tidak, Demi Dzat yang
jiwakau di tanganNya tidaklah seseorang mengambilnya darinya sesuatupun kecuali ia datang
pada hari kiamat dengan memikulnya di lehernya, kalau unta atau sapi atau kambing semua
bersuara dengan suaranya kemuadia beliau mengangkat tangannya samapai kelihatan putih
ketiaknya lantas bersabda : Ya Alloh tidaklah telah aku sampaikan?.
Dan sabda Nabi saw. :
5/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
" ‫" ﻫداﻴﺎ اﻠأﻤراء ﻏﻠوﻞ‬
‫ وﻠﻜﻦ ﻟﻪ‬،4/189 ‫ وﻀﻌﻒ أﺴﻨادﻪ اﺒﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ اﻠﺘﻠﺨﻴﺺ‬،‫ ﻣﻦ ﺣدﻴﺚ ﺣﻤﻴﺪ اﻠﺴاﻌدﻲ‬5/424 ‫أﺨرﺠﻪ أﺤﻤﺪ‬
.‫ﺷواﻬﺪ ﻣﻦ أﺤادﻴﺚ ﺻﺤاﺒﺔ آﺨرﻴﻦ ﻳﺘﻘوﻰ ﺑﻬﺎ‬
Artinya : “Hadiah yang diberikan kepada para penguasa adalah ghulul” (HR. Ahmad)
Ghulul, secara bahasa berarti khianat dan secara istilah mengambil sesuatu dari rampasan
perang sebelum dibagi atau khianat pada harta rampasan perang. Berkata Nawawi, ghulul arti
asalnya adalah khianat, tetapi penggunaannya secara dominan dipakai pada khianat dalam
ghanimah. Dan yang biasa berkhianat atas harta itu adalah para penguasa dan pejabat.
3. Hakim
pemberian yang diberikan kepada hakim adalah haram menurut kesepakatan para ulama,
karena termasuk SUHT ( yaitu yang haram yang tidak boleh di konsumsi maapun digunakan
sebagai insvestasi).
4. Mufti
Haram bagi seorang mufti menerima suap untuk memberikan fatwa atau putusan hukum
sesuai yang diinginkan mustafti (yang meminta fatwa). (ar-Raudhah 11/111, Asnaa al-Mutahalib
4/284)
Ibnu Arfah berkata : “sebagian ulama mutaakhkhirin mengatakan : ‘hadiah yang diberikan
kepada seorang mufti jika tidak berpengaruh kepada semangat mufti tersebut, baik ada hadiah
atau tidak ada tetap semangat maka boleh diambil, dan jika mufti tersebut tidak semangat
kecuali dengan hadiah maka tidak boleh diambilnya, ini jika tidak berkaitan dengan masalah
yang dipertikaikan. Tapi sebaiknya seorang mufti tidak menerima hadiah dari mustafti, karena
itu bisa menjadi risywah kata Ibnu Aisyun.
5. Guru/Dosen
Jika pemberian itu diberikan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang karena ilmu dan
keshalihannya maka boleh terima, tapi jika diberikan agar memberikan tugas dan kewajiban
yang sudah menjadi tanggung jawabnya maka sebaiknya tidak diambilnya.
6/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
6. Saksi
Haram bagi seorang saksi menerima pemberian (risywah) apabila ia menerimanya maka
gugurlah keadilan yang menjadi syarat sah kesaksiannya. (al-Muhadzaab 2/330, al-Mughni
9/40 dan 160).
Akhirnya...
Dalam kondisi apapun pada dasarnya setiap muslim harus tetap istiqamah dan memegang
prinsip waro’ (hati-hati) dari segala yang syubhat dan haram demi melaksanakan pesan Allah
Swt. dan berharap akan janji-Nya :
‫) وﻤﻦ ﻳﺘﻖ اﻠﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨرﺠﺎ وﻴرزﻘﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻟﺎ ﻳﺤﺘﺴﺐ وﻤﻦ ﻳﺘوﻜﻞ ﻋﻠﻰ اﻠﻠﻪ ﻓﻬﻮ ﺣﺴﺒﻪ إﻦ‬
( ‫اﻠﻠﻪ ﺑاﻠﻎ أﻤرﻪ‬
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberi rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan(yang dikehendaki)Nya.”(At-Thalaq 2-3)
Dan Nabi Saw. Bersabda :
ٌ‫"ﺇِﻥَّ اﻞْﺡَﻟﺎَﻝَ ﺏَﻱِّﻥٌ ﻭَﺇِﻥَّ اﻞْﺡَﺭَاﻢَ ﺏَﻱِّﻥٌ ﻭَﺏَﻱْﻥَﻩُﻡَﺍ ﺃُﻡُﻭْﺭ‬
‫ ﻑَﻡَﻥِ اﺖَّﻕَﻯ‬،ِ‫ﻡُﺵْﺕَﺏِﻩَاﺖٌ ﻟﺎَ ﻱَﻉْﻝَﻡُﻩُﻥَّ ﻙَﺙِﻱْﺭٌ ﻡِﻥَ اﻠﻦَّاﺲ‬
‫ ﻭَﻡَﻥْ ﻭَﻕَﻉَ ﻑِﻱ‬،ِ‫اﻠﺶُّﺏُﻩَاﺖِ ﻑَﻕَﺩْ اﺲْﺕَﺏْﺭَﺃَ ﻝِﺩِﻱْﻥِﻩِ ﻭَﻉِﺭْﺽِﻩ‬
ُ‫ ﻙَاﻠﺮَّاﻊِﻱ ﻱَﺭْﻋﻰَ ﺡَﻭْﻝَ اﻞْﺡِﻡَﻯ ﻱُﻭْﺵِﻙ‬،ِ‫اﻠﺶُّﺏُﻩَاﺖِ ﻭَﻕَﻉَ ﻑِﻱ اﻞْﺡَﺭَاﻢ‬
‫ ﺃَﻟﺎَ ﻭَﺇِﻥَّ ﻝِﻙُﻝِّ ﻡَﻝِﻙٍ ﺡِﻡًﻯ ﺃَﻟﺎَ ﻭَﺇِﻥَّ ﺡِﻡَﻯ‬،ِ‫ﺃَﻥْ ﻱَﺭْﺕَﻉَ ﻑِﻱْﻩ‬
َ‫اﻠﻠﻪِ ﻡَﺡَاﺮِﻡُﻩُ ﺃَﻟﺎَ ﻭَﺇِﻥَّ ﻑِﻱ اﻞْﺝَﺱَﺩِ ﻡُﺽْﻍَﺓً ﺇِﺫَﺍ ﺹَﻝَﺡَﺕْ ﺹَﻝَﺡ‬
َ‫اﻞْﺝَﺱَﺩُ ﻙُﻝُّﻩُ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻑَﺱَﺩَﺕْ ﻑَﺱَﺩَ اﻞْﺝَﺱَﺩُ ﻙُﻝُّﻩُ ﺃَﻟﺎَ ﻭَﻩِﻱ‬
ُ‫اﻞْﻕَﻝْﺏ‬
Artinya : “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya
terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak.
Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus
dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
7/8
Korupsi adalah Kemunkaran
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa
yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik
maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah
bahwa dia adalah hati “. (HR. Bukhori dan Muslim)
Rasulullah Saw. bersabda:” Setiap daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka neraka
lebih berhak baginya” (HR At-Tirmidzi). Hadits lain: “Disebutkan bahwa seorang lelaki yang
melakukan berjalanan panjang, rambutnya kusut dan berdebu menengadahkan kedua
tangannya ke langit (berdo’a); wahai Rabb, wahai Rabb, padahal makanannya haram,
minumannya, pakaiannya haram dan ditumbuhkan dari yang haram. Bagaimana mungkin
dikabul do’anya?” (HR Muslim).
‫أﻌوﺬ ﺑاﻠﻠﻪ ﻣﻦ اﻠﺸﻴﻄاﻦ اﻠرﺠﻴﻢ ) وﻠﺎ ﺗأﻜﻠوﺎ أﻤواﻠﻜﻢ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑاﻠﺒاﻄﻞ وﺘدﻠوﺎ ﺑﻬﺎ إﻠﻰ‬
188 ‫اﻠﺤﻜاﻢ ﻟﺘأﻜﻠوﺎ ﻓرﻴﻘﺎ ﻣﻦ أﻤواﻞ اﻠﻨاﺲ ﺑاﻠإﺜﻢ وأﻨﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤوﻦ ( اﻠﺒﻘرﺔ‬
”Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara kamu dengan
jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui” (QS Al Baqarah 188)
8/8
Download