BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama satu periode pelaporan.
Berkaitan dengan sektor publik, laporan keuangan dibedakan menjadi Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan
Keuangan
Pemerintah
Pusat
(LKPP)
adalah
laporan
pertanggung-jawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan
yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Sedangkan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah merupakan suatu informasi yang memuat data
mengenai berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur finansial yang merupakan
pencerminan hasil aktivitas tertentu yang dilakukan dalam Pemerintah Daerah.
Menurut Perez et al (2005) laporan keuangan merupakan salah satu laporan
yang sangat diperlukan karena laporan keuangan dapat berkontribusi bagi nasional
dan individu dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Penyusunan laporan
keuangan Pusat maupun Daerah merupakan salah datu dari perwujudan nyata dari
penerapan transparansi dan akuntabilitas, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam
Undang-Undang No.17 tahun 2003.
Untuk mencapai Good Public Governance diperlukan transparansi dalam
menjalankan pemerintahan. Menurut Komarudin (2009) transparansi penyelenggaraan
pelayanan publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka
bagi masyarakat, mulai dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pengendalian, yang mudah diakses oleh semua pihak yang memerlukan
informasi. Sedangkan menurut Mardiasmo (2004) transparansi berarti keterbukaan
(opennsess) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas
pengelolaan sumber daya publik kepada pihak – pihak yang membutuhkan informasi.
Martani et.al (2014) merumuskan bahwa transparansi diperlukan agar
masyarakat dan dunia usaha dapat mengawasi pelaksanaan pemerintahan secara
obyektif. Menurut Hameed (2005) dan Piotrowski dan Van Ryzin (2007) status
ekonomi dalam suatu populasi memiliki kaitan yang erat dengan transparansi pada
administrasi publik. Untuk itu transparansi memegang peran yang penting bagi
evaluasi kinerja pemerintah. Dengan adanya transparansi akan dapat dilihat kinerja
pemerintah. Dari mana dan untuk apa anggaran yang digunakan oleh pemerintah juga
akan terlihat nyata. Dari uraian diatas prinsip transparansi pemerintah dapat diukur
melalui indikator sebagai berikut:
a. Terdapat sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah dipahami
oleh pengguna informasi dari semua proses-proses penyelenggaraan
pemerintahan.
b. Terdapat suatu mekanisme yang memberikan fasilitas bagi pertanyaanpertanyaan
publik
tentang
proses-proses
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan.
c. Adanya
suatu
mekanisme
pelaporan
maupun
penyebaran
informasi
penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan.
Perez et al. (2005) menyebutkan bahwa untuk saat ini masih terdapat warga
yang kesulitan dalam mengakses informasi publik, sehingga menyiratkan kurangnya
transparansi informasi. Guna mewujudkan transparansi yang sesuai dengan kriteria
dalam Good Public Governance, Pemerintah seharusnya menyediakan ruang
informasi publik yang dapat dengan mudah diakses oleh pengguna informasi.
Keterbukaan informasi publik diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2008.
Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah bagi
Pengguna Informasi Publik. Dengan adanya keterbukaan informasi publik ini
diharapkan mampu menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana
pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.
Menurut Styles dan Tennyson(2007) internet dapat dijadikan ruang penyedia
informasi publik yang mudah diakses oleh pengguna informasi dan biaya yang
ditimbulkan efisien bagi pemerintah. Selain itu, penggunaan website dan teknologi
informasi juga merupakan penerapan e-government yang memegang peran penting
bagi kinerja pemerintah dimasa mendatang Moon(2002). Oleh karena memiliki
peranan yang penting bagi kinerja pemerintahan dimasa yang akan datang penelitian
mengenai penggunaan website sebagai penerapan dari e-government banyak
dilakukan baik didalam maupun luar negeri.
Di Indonesia, pengembangan situs yang digunakan sebagai ruang informasi
bagi pemerintah daerah dimulai sejak diterbitkannya Keputusan Presiden No. 6 tahun
2001 tentang Pembangunan dan Pemanfaatan Telematika (Teknologi Komunikasi dan
Informasi) di Indonesia, yang kemudian dilakukan pembenaran dengan Intruksi
Presiden No. 3 tahun 2003 mengenai Kebijakan Nasional dan strategi Pembangunan
E-Government. Penyelenggaraan informasi publik dengan media website merupakan
salah satu bentuk dari perwujudan e-government. Salah satu hal yang mendasari
dilaksanakannya e-government yaitu dengan adanya dorongan dari masyarakat yang
menuntut disediakannya layanan publik yang dapat memenuhi kepentingan
masyarakat diseluruh wilayah negara, dapat diandalkan, terpercaya, dan mudah
dijangkau. Selain itu masyarakat juga menginginkan aspirasinya dapat tertampung.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 pengembangan EGovernment merupakan suatu upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan
kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan
kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan egovernment dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rose (2004) menemukan ada 182 dari 385
pemerintah daerah (kabupaten, kota, dan provinsi) yang memiliki website, dan hanya
ada 150 website yang dapat diakses. Diawal 2010, Puspita dan Martani, melakukan
observasi dan menemukan sebanyak 168 website pemerintah daerah yang dapat
diakses. Sedangkan pada tahun 2012 Hermana berhasil menemukan dan mengakses
sebanyak 424 website pemerintah daerah. Berdasarkan beberapa penelitian ini dapat
diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan terhadap website pemerintah daerah
yang dapat diakses oleh pengguna informasi yang tersedia dalam website tersebut.
Dengan ini diharapkan pemerintah memberi perhatian khusus, agar penyediaan
website pemerintah daerah sebagai ruang informasi semakin diperbaiki dan dikelola
dengan sebagaimana mestinya.
Pengembangan e-government pada website pemerintah di Indonesia masih
dinilai belum optimal jika dikaitkan dengan transparansi informasi keuangan. Rose
(2004) menemukan banyak dari website pemerintah yang ada di Indonesia masih
belum menyediakan informasi dengan lengkap. Penelitian yang dilakukan oleh
Hermana juga menyebutkan bahwa pengungkapan informasi keuangan pada website
pemerintah daerah dinilai masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana transparansi keuangan dan kinerja pada
website pemerintahan di Indonesia. Penelitian ini mengambil fokus pada transparansi
keuangan dan pengungkapan kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 3 tahun 2007 pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk
memberikan informasi yang berkaitan dengan administrasi pemerintah kepada
pemerintah pusat dan masyarakat. Pemerintah Daerah juga diwajibkan untuk
melaporkan kinerja akuntabilitas pemerintah (LAKIP). Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh faktor ekonomi, seperti: tingkat
kesejahteraan sosial dan tingkat pengangguran, serta faktor karakteristik pemerintah
daerah terhadap transparansi informasi keuangan dan kinerja pemerintah yang
tertuang dalam website pemerintah daerah.
Perez et al. (2005) mengemukakan bahwa kota dengan tingkat pengangguran
yang tinggi menunjukkan homogenitas dalam kaitannya dengan produk domestik
bruto, bantuan publik manfaat kesehatan, dan harga untuk pelayanan publik.
Sedangkan Guillamon et al. (2011) mengamati bahwa pemerintahan dengan tingkat
transparansi informasi yang rendah menunjukkan tingginya tingkat pengangguran
terbuka. Dari uraian tersebut tingkat
pengangguran memiliki peran bagi
pengungkapan transparansi dalam pemerintahan. Faktor yang berpengaruh berikutnya
adalah tingkat kesejahteraan sosial. Dimana dalam suatu negara kesejahteraan diukur
berdasarkan pendapatan per kapita warga negaranya. Begitu juga dalam pemerintah
daerah, kesejahteraan diukur berdasarkan pendapatan per kapita warga didaerahnya.
Pendapatan per kapita yang tinggi disuatu daerah akan menyebabkan tingginya
tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website pemerintah daerah (Styles
and Tennyson, 2007). Hal ini akan meningkatkan transparansi informasi dalam ruang
publik tersebut.
Faktor yang berpengaruh terhadap transparansi berikutnya adalah tipe dari
pemerintahan. Suatu pemerintahan dikatakan sebagai pemerintah kota apabila tingkat
pendidikan dan sosialnya lebih tinggi. Begitu sebaliknya, pemerintahan disebut
sebagai pemerintah daerah apabila tingkat pendidikan dan sosialnya lebih rendah.
Zimmerman (1977) menemukan bahwa bentuk pemerintahan kota secara bermakna
dikaitkan dengan tingkat pengungkapan keuangan. Tingkat keterkaitan dengan
pemerintah pusat juga merupakan salah satu faktor penentu transparansi. Keterkaitan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dilihat dari Dana Alokasi Umum yang
tiap tahun dikeluarkan pemerintah pusat untuk pemerintah daerah. Dengan Dana
Alokasi Umum ini pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk melaporkan
setiap kegiatannya kepada pemerintah pusat. Robins and Austin (1986) menjelaskan
bahwa pendapatan antar pemerintah menunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah
daerah. Ukuran pemerintah juga memiliki peran dalam pengungkapan transparansi.
Pada umumnya pemerintah daerah dengan ukuran besar memiliki jumlah dan transfer
kekayaan yang besar ( Rahman dkk., 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul
“ANALISIS DETERMINAN TINGKAT TRANSPARANSI KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KINERJA WEBSITE PEMERINTAH DAERAH DI
INDONESIA (Studi Kasus Pulau Jawa)”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ukuran pemerintah daerah berpengaruh terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia?
2. Apakah tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusat berpengaruh
terhadap transparansi keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah
di Indonesia?
3. Apakah bentuk pemerintah daerah berpengaruh terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia?
4. Apakah tingkat kesejahteraan sosial berpengaruh terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia?
5. Apakah tingkat pengangguran berpengaruh terhadap transparansi keuangan
dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusat
terhadap transparansi keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah
di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh bentuk pemerintah daerah terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia.
4. Untuk
mengetahui
pengaruh
tingkat
kesejahteraan
sosial
terhadap
transparansi keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di
Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengangguran terhadap transparansi
keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan bacaan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan yang memadai m engenai faktorfaktor yang berpengaruh terhadap transparansi keuangan dan kinerja pada
website pemerintah daerah di Indonesia.
2. Memberikan bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan informasi.
3. Memberikan referensi bagi pihak yang berkepentingan.
4. Memberikan informasi mengenai faktor yang berpengaruh terhadap
transparansi keuangan dan kinerja pada website pemerintah daerah di
Indonesia.
E. Orisinalitas Penulisan
Penelitian ini berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website resmi pemerintah
daerah di Indonesia khususnya pada Pulau Jawa. Penelitian terdahulu yang membahas
masalah seperti ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Garcia-Sanchez (2013) dan
Martani,dkk. (2014). Yang membedakan penelitian ini dengan yang dilakukan GarciaSanchez (2013) adalah penggunaan item checklist menjabarkan tentang kondisi sosial
dan lingkungan yang ada di Spanyol, sedangkan penelitian ini menggunakan item
checklist yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Sementara itu, yang membedakan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh
Martani,dkk. (2014) adalah tahun pengamatan yang berbeda dan penggunaan sampel
yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian Martani dkk
(2014) terkait masalah transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja dalam
website pemerintah daerah.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka sebagai landasan teori, penelitian
terdahulu, perumusan hipotesis dan kerangka pemikiran.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, definisi variabel dan pengukurannya, metode pengujian data, dan
metode pengujian hipotesis.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi
hasil dan pembahasan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, dari hasil penelitian dan saran yang
diperlukan untuk pihak yang berkepentingan serta implikasi yang diharapkan.
Download