Judul Media : Kuman Gigi juga Mengancam Jantung : Media Indonesia Wartawan 23 Tanggal : Mar Nada Pemberitaan 2016 Halaman : 13 : com : Negatif Kuman Gigi juga Mengancam Jantung Mengikuti aliran darah, kuman dari gigi bisa menjalar dan menginfeksi organ-organ dalam. Melati Yuniasari Fauziah SAKIT gigi bukan hanya bikin kita tak enak makan dan uring-uringan. Lebih dari itu, organ-organ dalam seperti jantung, otak, dan ginjal juga berpotensi terancam. Pasalnya kuman di gigi bisa menjalar hingga menginfeksi organ-organ penting tersebut. "Masalah gigi dan mulut jangan dianggap kecil karena bisa memicu penyakit lain seperti gangguan jantung, radang selaput otak, infeksi paru, infeksi saluran kemih, infeksi kandung empedu, dan abses hati," ujar dokter spesialis penyakit dalam Mangatas Manalu pada seminar peringatan World Oral Health Day yang diselenggarakan Pepsodent di Jakarta, Jumat (18/3). Ia pernah menangani pasien yang mengalami peradangan pada jantung. Ketika diteliti lebih lanjut, penyebabnya ialah bakteri yang biasa ada di mulut manusia, Streptococcus viridans. "Studi kepustakaan juga menyebut Streptococcus viridans bisa menyebar ke otak hingga menyebabkan radang selaput otak," imbuh dokter yang berpraktik di Mayapada Hospital, Jakarta, itu. Contoh lain, lanjut Mangatas, rekan sejawatnya di Manado pernah mendapati pasien yang mengalami infeksi gigi akibat Streptococcus beta hemo-lyticus yang menjalar ke tenggorok hingga menyebabkan artritis (radang sendi) dan gangguan paru-paru. Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan anak dengan riwayat infeksi gigi memiliki risiko 2,7 kali lebih tinggi mengalami henoch scholenin purpura, penyakit peradangan pembuluh darah yang umumnya diderita anak-anak di bawah 10 tahun dengan potensi kerusakan pada ginjal. Bagaimana kuman di gigi bisa menjalar ke organ-organ vital tersebut? Mangatas menjelaskan, berawal dari infeksi gigi yang tidak dirawat, kuman merusak gigi lapis demi lapis hingga akhirnya mencapai bagian terdalam gigi (pulpa) yang terdapat serabut saraf dan pembuluh darah. "Nah, melalui aliran darah, kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh. Umumnya, bakteri dari gigi berlubang hingga menembus pulpa itu perlu waktu dua minggu. Untuk menyebar ke organ-organ tubuh lain sekitar satu bulan." Memang, kata Mangatas, infeksi ku-man gigi pada organ dalam itu baru bisa terjadi pada kondisi tertentu, antara lain ketika jumlah kuman cukup banyak dan daya tahan tubuh sedang lemah. Namun, potensi ancaman itu tidak boleh diabaikan. "Lebih baik mencegahnya dengan merawat kesehatan gigi dan mulut," imbau Mangatas. Geraham anak Secara terpisah, drg Melissa Adi-atman menekankan pentingnya orangtua memperhatikan pertumbuhan gigi geraham pada anak. Sejak dini gigi geraham tersebut harus dilindungi agar tidak menyebabkan penyakit yang mengganggu sang anak di kemudian hari. Pasalnya gigi geraham yang umumnya tumbuh pada anak usia 6-7 tahun tersebut selama ini menjadi gigi pertama yang dicabut kebanyakan dokter gigi pada orang dewasa. Melissa menerangkan gigi geraham memiliki karakteristik unik. Terdapat ceruk di tengah gigi. Ceruk itu sempit, berlipat, dan tidak teratur. Kedalamannya pun bervariasi pada setiap orang. "Yang perlu diantisipasi, jika ceruk memiliki kedalaman lebih dari 1 mili-meter. Kalau ceruknya terlalu dalam, tidak akan terjangkau oleh bulu sikat gigi yang dipakai si anak," terangnya pada acara World Oral Health Day yang dihelat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI), di Jakarta, Minggu (20/3). Oleh karena itu, lanjut Melissa, perlu dilakukan upaya perlindungan terhadap gigi tersebut. Salah satunya menggunakan teknik penutupan pit danfisura. Dengan teknik itu, ceruk di geraham akan didangkalkan dengan bahan penambal agar makanan tidak mudah terselip sehingga gigi bisa dibersihkan dengan mudah. "Kami menggunakan glasionomer semen sebagai bahan penambal," imbuh Melissa. Dengan pencegahan sejak awal, pengeluaran untuk pengobatan gigi akan lebih murah kelak. Sistem itu sudah dipraktikkan negara-negara maju. Merawat gigi Pada kesempatan sama, drg Anton Rahardjo dari Departemen Kesehatan Gigi dan Masyarakat FKG UI mengungkapkan, selain menggunakan tenaga bantuan dokter untuk melakukan pencegahan, anak dan orangtua harus melakukan proteksi dengan cara paling mudah. Caranya ialah membersihkan gigi secara rutin. "Sikat gigi sudah pasti lalu jangan lupa pakai benang gigi untuk mencegah terjadinya lubang antaragigi akibat masih ada makanan yang nyangkut di sana," papar Anton. Untuk menyikat gigi, Anton mengingatkan kembali agar salah satunya dilakukan sebelum tidur. Pasalnya, berdasarkan survei yang dilakukan FKG UI pada anak-anak di Jabodetabek, anak-anak cenderung menyikat gigi pada sore hari saat mereka mandi. "Padahal, jika tidak sikat gigi sebelum tidur, akumulasi pertumbuhan bakteri saat tidur dapat mencapai hingga 30%," kata Anton. Untuk anak, penggunaan pasta gigi pun seharusnya tidak terlalu banyak. Pasta gigi sebesar biji jagung sudah cukup untuk membersihkan seluruh permukaan gigi. Yang tidak kalah penting, setelah menyikat gigi, kumur harus satu kali saja. "Kalau berkali-kali, bisa menghilangkan kandungan flouride dalam pasta gigi. Padahal, zat itu diperlukan," imbuh Anton. Untuk itu, para orangtua diminta jeli memperhatikan anak-anak dalam merawat gigi. Anak-anak memiliki risiko mengalami kerusakan gigi paling besar. Penyebabnya konsumsi makanan anak-anak lebih bervariasi dan umumnya mengandung lebih banyak gula daripada makanan orang dewasa. (Ric/H-3)melatiyuniasari @mediaindonesia.com Kategori : 5.3 BUK , Eselon I Yankes , Warsito , Yankes