BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan. Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan khusus menangani sekolah-sekolah di tingkat menengah di wilayah Jakarta Selatan. Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan Unit Kerja Dinas Pendidikan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan pendidikan menengah, nonformal dan informal yang dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dn bertanggung jawab kepada Kepala Dinas serta secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Suku Dinas Pendidikan Menengah terdiri dari : - Kepala Suku Dinas - Sub bagian Tata Usaha - Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Atas - Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan 69 70 - Seksi Pendidikan Nonformal - Seksi Prasarana dan Sarana Pendidikan - Seksi Tenaga Kependidikan - Subkelompok Jabatan Fungsional Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan mempunyai tugas melaksanakan pembinaaan dan pengendalian penyelenggaraan pendidikan menengah, pendidikan nonformal dan informal pada wilayah kota administrasi Visi dan Misi Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatab Visi Mewujudkan pelayanan pendidikan yang bermutu, bersih, transparan, dan professional. Misi 1. Meningkatkan mutu pendidikan di SMA, SMK dan PLS 2. Meningkatkan profesionalisme guru dan kependidikan lainnya 3. Meningkatkan anggaran pendidikan 4. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan 5. Meningkatkan manajemen sekolah dan kursus/kelompok belajar. 6. Meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi 7. Meningkatkan peran serta masyarakat 71 Struktur Organisasi Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Sub Bagian Tata Usaha Seksi SMA Seksi SMK Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal Seksi Tenaga Pendidikan Seksi Prasarana dan Sarana Pendidikan Seksi Dinas Pendidikan Menengah Kecamatan Subkelompok Jabatan Fungsional Gambar 4.1 Struktur Organisasi Suku Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Selatan. 72 4.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) Terhadap Kedisiplinan Karyawan (Y1) Menurut hasil analisis yang didapat, menunjukkan rata-rata gaya kepemimpinan sebesar 3.44 yang berarti karyawan setuju dengan Gaya Kepemimpinan yang digunakan pemimpin di Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan yang merupakan sebuah cara untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan suatu keputusan sehingga pemimpin dan karyawan dapat bersama-sama menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu hasil analisis juga menunjukkan rata-rata kedisiplinan karyawan sebesar 3,87. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan setuju untuk sadar dan bersedia mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku karena pimpinan selalu menetapkan batas waktu penyelesain tugas.sehingga karyawan dapat menjalankan tugas dengan baik serta dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi dengan tepat waktu. Sebelum mengetahui bagaimana pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan maka perlu dilakukan analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan, Berikut ini analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan dalam Tabel 4.1 dengan menggunakan SPSS 17 73 Tabel 4.1 Korelasi Gaya Kepemimpinan dan Kedisiplinan Karyawan Correlations Gaya Kedisiplinan Kepemimpinan Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Kedisiplinan 1.000 .708 Gaya Kepemimpinan .708 1.000 Kedisiplinan . .000 Gaya Kepemimpinan .000 . Kedisiplinan 68 68 Gaya Kepemimpinan 68 68 Berdasarkan tabel 4.1 correlations, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dan Kedisiplinan Karyawan (Y1) dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Hipotesis Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kedisiplinan Karyawan (Y1) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kedisiplinan Karyawan (Y1) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. 74 Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kedisiplinan Karyawan (Y1) memiliki hubungan secara signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,708 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X) naik, maka nilai variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X) turun, maka nilai variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) juga akan turun. Setelah dilakukan analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan maka dilakukan analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan. Berikut ini menunjukan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kedisiplinan karyawan dalam Tabel 4.2 sampai 4.4 berdasarkan SPSS 17 : 75 Tabel 4.2 Model Summary Model Summaryb Model R 1 .708a Adjusted R Square Square .501 .493 R Std. Error of the Estimate .45041 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kedisiplinan Berdasarkan tabel 4.2 model summary menunjukkan bahwa kedisiplinan karyawan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan sebesar 50.1%. sedangkan sisanya sebesar 49.9% dipengaruhi oleh faktor lain. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran, apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan baik di dalam organisasi maka akan meningkatkan kedisiplinan karyawan sehingga karyawan dapat mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku dengan selalu hadir tepat waktu, menggunakan jam kerja dengan efektif dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. 76 Tabel 4.3 Anova ANOVAb Sum Squares Model 1 of Df Mean Square F Sig. Regression 13.444 1 13.444 .000a Residual 13.389 66 .203 Total 26.833 67 66.270 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kedisiplinan Kemudian dilakukan pengujian pengaruh signifikan antara Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kedisiplinan Karyawan (Y1). Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat tabel 4.3 anova, yaitu: Ho: Variabel Gaya Kepemiimpinan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Kedisiplinan Karyawan. Ha: Variabel Gaya Kepemiimpinan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Kedisiplinan Karyawan. Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 77 Kesimpulan Variabel Gaya Kepemimpinan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Kedisiplinan Karyawan sehingga model dapat dikatakan fix. Tabel 4.4 Coefficients Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 2.284 .202 Gaya Kepemimpinan .460 .057 Model 1 .708 T Sig. 11.309 .000 8.141 .000 a. Dependent Variable: Kedisiplinan Pada tabel 4.4 coefficients menggambarkan persamaan regresi: Y1 = 2,284 + 0,460 X Dimana Y1 = Kedisiplinan Karyawan dan X = Gaya Kepemimpinan (X) Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan: Semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan organisasi akan meningkatkan kedisiplinan karyawan sehingga apabila Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan ingin meningkatkan kedisiplinan karyawan perlu menggunakan gaya kepemimpinan yang baik. 78 4.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) Terhadap Kinerja Karyawan (Y2) Menurut analisis yang telah dilakukan maka diperoleh hasil rata-rata kinerja karyawan sebesar 3,55. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan setuju bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi/dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu dan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi dan karyawan setuju bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sesuai tujuan yang ditentukan organisasi dan saling menghargai antar sesama karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Sebelum mengetahui bagaimana pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan maka perlu dilakukan analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, Berikut ini analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dalam Tabel 4.5 dengan menggunakan SPSS 17 Tabel 4.5 Korelasi Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Correlations Gaya Kinerja Kepemimpinan Pearson Correlation Kinerja Gaya Kepemimpinan .867 1.000 Sig. (1-tailed) Kinerja .000 N 1.000 . .867 Gaya Kepemimpinan .000 . Kinerja 68 68 Gaya Kepemimpinan 68 68 79 Berdasarkan tabel 4.5 correlations, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dan Kinerja Karyawan (Y2) dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Hipotesis Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kinerja Karyawan (Y2) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kinerja Karyawan (Y2) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Gaya Kepemimpinan (X) dengan Kinerja Karyawan (Y2) memiliki hubungan secara 80 signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,867 berada dalam range 0,80 – 1,000. Hubungannya dapat dikatakan searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Y2) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Y2) juga akan turun. Setelah dilakukan analisis hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan maka dilakukan analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Berikut ini menunjukan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dalam Tabel 4.6 sampai 4.9 berdasarkan SPSS 17 : Tabel 4.6 Model Summary Model Summaryb Model R 1 .867 a R Square Adjusted Square .752 .748 R Std. Error of the Estimate .44462 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Berdasarkan tabel 4.6 model summary menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan sebesar 75.2%. Sedangkan sisanya sebesar 24.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Gaya kepemimpinan 81 merupakan suatu cara untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran, apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan baik di dalam organisasi maka akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga karyawan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sesuai tujuan yang ditentukan organisasi dengan proses dan standar kualitas yang baik, menggunakan sumber daya yang ada dengan tepat dan mampu bekerja sama dengan baik antar sesama karyawan. Tabel 4.7 Anova ANOVAb Sum Squares Model 1 of Df Mean Square F Regression 39.528 1 39.528 Residual 13.047 66 .198 Total 52.575 67 Sig. 199.956 .000a a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Kemudian dilakukan pengujian pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan (X) terhadap kinerja karyawan (Y2). Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat tabel 4.7 anova, yaitu: Ho:Variabel gaya kepemimpinan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. 82 Ha: Variabel gaya kepemimpinan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan Variabel gaya kepemimpinan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan sehingga model dapat dikatakan fix. Tabel 4.8 Coefficients Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) .837 .199 Gaya Kepemimpinan .789 .056 Model 1 a. Dependent Variable: Kinerja .867 T Sig. 4.200 .000 14.141 .000 83 Pada tabel 4.8 coefficients menggambarkan persamaan regresi: Y2 = 0,837 + 0,789 X Dimana Y2 = Kinerja Karyawan dan X = Gaya Kepemimpinan Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan: Semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan organisasi akan meningkatkan kinerja karyawan Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan jadi untuk meningkatkan kinerja karyawan perlu diperhatikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di dalam organisasi. 4.4 Hubungan Kedisiplinan Karyawan (Y1) terhadap Kinerja Karyawan (Y2) Setelah dilakukan penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan karyawan (Y1) terhadap kinerja karyawan (Y2). Berikut ini tabel 4.9 menunjukan hubungan kedisiplinan karyawan dan kinerja karyawan 84 Tabel 4.9 Korelasi Kedisiplinan Karyawan dan Kinerja Karyawan Correlations Kedisiplinan Kinerja Pearson Correlation Kedisiplinan 1.000 .679 Kinerja 1.000 Sig. (1-tailed) Kedisiplinan . .000 Kinerja . N .679 .000 Kedisiplinan 68 68 Kinerja 68 68 Berdasarkan tabel 4.9 correlations, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) dan Kinerja Karyawan (Y2) dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) dengan Kinerja Karyawan (Y2) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) dengan Kinerja Karyawan (Y2) pada Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan. 85 Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ha ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Kedisiplinan Karyawan (Y1) dan Kinerja Karyawan (Y2) memiliki hubungan secara signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,679 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Y2) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Kedisiplinan Karyawan (Y1) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Y2) juga akan turun. 86 4.4 Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan , maka hasil penelitian dapat diringkas dalam sebuah tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Olah Data Hubungan Uji Korelasi Pengaruh Persamaan Regresi Variabel Signifikan X Y1 0,708 (kuat) 50.1% X Y2 0,867(sangat 75,2% Y1= 2,284 + 0,460X Signifikan Y = 0,837 + 0,789 X2 Signifikan kuat) Y1 Y2 0,679 (kuat) Signifikan Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 17.0 yaitu regresi sederhana . Dimana hasilnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: : 0,460 Gaya Kepemimpinan (X) 0,679 0,789 Gambar 4.2 Hasil Analisis Kedisiplinan Karyawan (Y1) Kinerja Karyawan (Y2) 87 Keterangan : • Untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dalam organisasi. Semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan maka akan semakin baik pula kedisiplinan di Suku Dinas Pendidikan Menengah Kota Adminitrasi Jakarta Selatan sehinggga karyawan dapat datang dengan tepat waktu, menggunakan jam kerja secara efektif dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.. Menurut penelitian yang telah dilakukakan, diketahui bahwa pimpinan selalu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga pimpinan dan karyawan dapat menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Namun dalam penelitian juga terlihat bahwa karyawan sering datang tidak tepat waktu sehingga pimpinan perlu meningkatkan pengawasan, namun karyawan tetap dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu karena pimpinan selalu menetapkan batas waktu penyelesaian tugas. • Dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik juga dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga karyawan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sesuai tujuan yang ditentukan organisasi dengan proses dan standar kualitas yang baik, mampu bekerjasama dan saling menghargai antar sesama karyawan dan mampu menggunakan sumber daya dengan tepat. Dalam penelitian terlihat bahwa karyawan belum dapat menggunakan sumber daya dengan tepat khususnya dalam penggunaaan anggaran dalam bekerja 88 oleh sebab itu pimpinan perlu meningkatkan pengawasaan agar anggaran dapat digunakan dengan tepat sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi. • Selain itu menurut penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa antara kedisiplinan karyawan dengan kinerja karyawan terdapat hubungan yang kuat dan searah sehingga untuk meningkatkan kinerja, karyawan juga perlu memperhatikan kedisiplinan mereka dalam melaksakanan pekerjaan karena edisiplinan merupakan bagian dari faktor kinerja.