BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang. Pada negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3 persen sampai 0,7 persen, sedang di negara-negara maju angka eklampsia lebih kecil, yaitu 0,05 persen sampai 0,1 persen.1 Penyebab utama kematian ibu di lndonesia yaitu perdarahan, infeksi, preeklampsia/eklampsia, partus macet dan unsafe abortion. Perdarahan yang bertanggung jawab atas sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba. Sebagian besar perdarahan terjadi pascapersalinan, baik karena atonia uteri maupun sisa plasenta. Hal ini menunjukkan penanganan kala III yang kurang optimal dan kegagalan sistem pelayanan kesehatan menangani kedaruratan obstetri dan neonatal secara cepat dan tepat. Di Indonesia preeklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu berkisar1,5 persen sampai 25 persen, sedangkan kematian bayi antara 45 persen sampai 50 persen.1,2 Kematian preeklampsia dan eklampsia merupakan kematian obsetrik langsung, yaitu kematian akibat langsung dari kehamilan, persalinan atau akibat komplikasi tindakan pertolongan sampai 42 hari pascapersalinan. Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya insiden preeklamsia pada ibu hamil. Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden preeklampsia antara lain molahidatidosa, nulipara, usia kurang dari20 tahun atau lebih dari 35 tahun, janin lebih dari satu, multipara, hipertensi kronis, diabetes mellitus atau penyakit ginjal. Preeklampsia/eklampsia dipengaruhi juga oleh paritas, genetik dan faktor lingkungan.1 Di samping berbagai penyebab yang diuraikan di atas, lndonesia masih menghadapi berbagai masalah yang secara langsung ataupun tidak langsung berperan mempersulit upaya penurunan AKl, seperti masalah pertumbuhan penduduk, transisi demografi, desentralisasi, utilisasi fasilitas kesehatan, pendanaan dan kurangnya kordinasi instansi terkait baik di dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri.2 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana perbandingan kadar LDH darah antara penderita preeklampsia berat/eklampsia dengan kehamilan normal. 1.3. Tujuan penelitian Analisa perbandingan kadar LDH darah penderita preeklampsia/eklampsia dan kehamilan normal. 1.4. Hipotesis penelitian Ada perbedaan kadar LDH darah antara penderita preeklampsia berat/eklampsia dengan kehamilan normal. 1.5. Ruang lingkup penelitian Pada penderita preeklampsia/eklampsia terjadi pengeluaran protein melalui urin. Pengeluaran protein melalui urin ini disertai dengan pengeluaran kalsium. Penelitian dilakukan pada wanita hamil yang tekanan darahnya normal dan wanita hamil yang menderita preeklampsia/eklampsia. 1.6. Manfaat penelitian Sebagai dasar pemberian terapi dan penanganan yang tepat pada penderita preeclampsia berat/eklampsia.