perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN STRATEGI a. Strategi Seiring dengan perkembangan disiplin ilmu, pengertian strategi menjadi bermacam-macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus, pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Hamel dan Prahalad pengertian strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komptensi inti (core competencies) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembanganproduk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu: 1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicitacitakan dalam lingkungan tersebut. 2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya. 3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya 4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi. 5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Tingkatan dalam Strategi Merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy. a) Enterprise Strategi Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. b) Corporate Strategy Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaancommit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi. c) Business Strategy Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. d) Functional Strategy Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. B. Jenis-jenis Strategi Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut: a) Strategi Integrasi Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing. b) Strategi Intensif Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan. c) Strategi Diversifikasi Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat. d) Strategi Defensif Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. (David, p.231, 2004) C. Konsep Kreatif Menurut Poerwodarminto (2002:1063) sikap adalah perilaku; gerak-gerik. Kreatif adalah memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta (Poerwodarminto, 2002:599). Sikap kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan atau mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam memahami suatu konsep matematika atau kemampuan mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam menyelesaikan suatu masalah matematika. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Chaiken dan Stangor (1987) dalam Zakaria, (2006: 1), sikap itu terdiri dari tiga komponen yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk bertingkah laku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek. Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk mengukur sikap. Dalam penelitian ini dipilih skala likert (Likert Scales) karena mudah dan bermanfaat untuk diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran dikelas. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2004:25). Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan mengembangkan kreativitas ialah bahwa begitu banyak definisi tentang kreativitas. Tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan 4P menurut munandar (2004:20) a) Definisi Pribadi. Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan commit to user lingkungannya. Dimensi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kepribadian atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas, toleransi terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang moderat. b) Definisi Proses. Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance (1988) tentang kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkahlangkah dalam metode ilmiah. Adapun langkah-langkah proses kreatif menurut wallas (1926) yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. c) Definisi Produk. Definisi menekankan orisinalitas, menyatakan bahwa yang berfokus seperti definisi kreativitas adalah pada produk kreatif barron (1969) kemampuan yang untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1926) ’kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.’ d) Definisi ”Press”. Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap kreativitas menekankan faktor ”Press” atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasratuntuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Skala sikap dalam Mudjito (2007:15) adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima. Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah sebagai berikut. 1. Menentukan obyek sikap yang akan dikembangkan skalanya. 2. Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan obyek penilaian sikap. 3. Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala. 4. Menentukan skala dan penskoran. Berdasarkan pertimbangan bahwa prilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (afektif), Munandar menyusun skala sikap kreatif, diantaranya tujuh butir diadopsikan dari ”Creative Attitude Survey” yang disusun oleh Schaefer. Sikap kreatif dioperasi dalam dimensi sebagai berikut. 1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru; 2. Kelenturan dalam berfikir; 3. Kebebasan dalam ungkapan diri; 4. Menghargai fantasi; 5. Minat terhadap kegiatan kreatif; 6. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri; dan 7. Kemandirian dalam memberi pertimbangan. ( Munandar, 2004:70) Ada enam asumsi kreatif (Dwijanto, 2006:221) yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas, yaitu sebagai berikut. 1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbedabeda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan. Produk kreatif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang. 3. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktorfaktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap orang, peranan masing-masing faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini disebut juga sesuai asumsi interaksional atau sosial psikologis yang memandang kedua faktor tersebut secara komplementer. 4. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas. Faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi persamaan dan perbedaannya pada kelompok individu yang satu dengan yang lain. 5. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevokuman, melainkan didahului oleh, dan merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas orangorang yang berkarya sebelumnya. 6. Jadi kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Konsep Wedding Organizer Wedding Organizer adalah suatu jasa khusus yang membantu calon pengantin & keluarga dalam perencanaan dan supervisi pelaksanaan rangkaian acara pesta pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. WO juga mengelola event pernikahan dari mulai Akad nikah, Upacara adat, Pelaminan, Catering, Rias pengantin, Dokumentasi dan lain-lain. Setiap pengantin adalah unik dan berbeda.Adalah merupakan suatu keberuntungan bila Anda memiliki semua yang dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah pesta pernikahan idaman.Tapi tentu saja tidak semua orang memiliki keberuntungan tersebut. Inilah beberapa alasan kapan saat yang tepat Anda membutuhkan bantuan jasa tersebut : a) Waktu yang sangat berharga Khususnya bila calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktifitas pekerjaan yang tinggi sehingga sulit menyisakan waktu yang cukup untuk menyiapkan sendiri segala perencanaan & perlengkapan acara. b) Efisiensi Begitu banyak macam kebutuhan sebuah pesta pernikahan dan tersedia beraneka ragam pilihan. Bila belum memiliki sendiri data atau pengalaman menggunakan suatu jasa / produk , sungguh melelahkan bila Anda harus mencari dan membandingkannya sendiri satu persatu. Dengan memanfaatkan semua informasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh seorang Wedding Organizer, Anda dapat menghemat waktu dan tenaga. c) Profesionalisme untuk kelancaran acara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menjelang pesta, ditengah kegembiraan dan kesibukan Anda dalam mempersiapkan penampilan diri secara sempurna, hampir tidak mungkin lagi bagi Anda untuk memeriksa sendiri kesiapan perlengkapan pesta seperti dekorasi, catering, fotografer, dll. Anda dapat stress sendiri bila melakukan semuanya sendirian. Juga tidak enak rasanya meminta anggota keluarga atau teman untuk bertanggung jawab menangani masalah itu. Dengan kontrak kerja yang profesional, Wedding Organizer akan bertanggung jawab secara penuh atas kelancaran acara. Dalam sebuah acara pernikahan banyak komponen seperti tenda, baju pengantin, make-up, upacara adat yang digunakan mencapai sebuah acara yang matang. Dibawah ini kita akan membahas beberapa komponen yang penting untuk kita ketahui, antara lain : 1) Tenda Komponen pertama yang akan kita bahas adalah tenda. Tenda adalah salah satu perlengkapan utama dalam perencanaan sebuah acara/pesta. Keberadaannaya adalah sebuah keharusan yang tidak boleh tidak,karena merupakan kebutuhan utama dalam penyelenggaraan sebuah acara/pesta. Tenda juga berguna untuk menutupi tempat acara pernikahan dari panas atau hujan. Tenda terdiri tiang-tiang yang terbuat dari besi dan lapisan atas dilapisi oleh terpal dan dibagian bawah terpal dilapisi oleh kain untuk menghias tenda yang disebut balon. Selain untuk melindungi tempat acara dari panas dan hujan, tenda juga beguna untuk memperindah tempat diadakannya event pernikahan tersebut. 2) Baju pengantin commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Komponen yang satu ini adalah komponen baju yang dapat dipergunakan untuk menutupi anggota tubuh serta menghias pengantin.Komponen baju sangat bergantung kepada upacar adat yang telah dipilih oleh kedua mempelai.Apabila mempelai menggunakan upacara adat jawa maka mempelai wanita dan pria menggunakan baju dodotan.Tapi tidak semua pakaian tergantung kepada upacara adat.Pasangan pengantin boleh memilih baju pengantinnya yang tidak sesuai dengan upacara adat yang telah mereka pilih. Baju pengantin menambah keindahan momen pernikahan.Tak heran jika gaun pengantin mengalami perkembangan ide tiap tahunnya. Momen pernikahan akan selalu dikenang dua sejoli yang mengikat janji suci. Baju pengantin indah nan memukau merupakan salah satu elemen pernikahan yang tak hanya menampilkan keindahan, tapi juga gengsi sang pengantin. Tren fashion gaun atau baju pengantin makin diminati dan ditunggu.Kini, rancangan gaun pengantin sudah begitu kaya.Beragam ide rancangan, mulai tradisional, modern, hingga perpaduan keduanya tampil untuk memperindah momen bahagia itu. 3) Make-up Komponen make-up adalah suatu kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilahmake up lebih sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa di hias (make up)., seperti halnya baju pengantin make-up pun dapat disesuaikan dengan upacara adat namun mempelai boleh memilih sendiri riasan untuk wajahnya, riasan sangat berguna bukan untuk menghias wajah tetapi juga untuk membuat wajah mempelai wanita lebih cerah dihari pernikahannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Upacara Adat Upacara pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam rangka menyambut peristiwa pernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada upacaranya.upacara adat juga merupakan sebuah tradisi turun temurun dari daerah asalnya. Kedua mempelai meyakini bahwa dengan mengikuti upacara adat ini maka mereka dapat membuat acara pernikahan menjadi lebih khidmat. Di Indonesia upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara, tradisional dan modern. Ada kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut, biasanya dalam dua upacara terpisah. Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan menurut aturan-aturan adat setempat.Indonesia memiliki banyak sekali suku yang masing-masing memiliki tradisi upacara pernikahan sendiri.Dalam suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih salah satu adat, atau ada kalanya pula kedua adat itu dipergunakan dalam acara yang terpisah.Upacara pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri. Biasanya gaya yang dipakai adalah gaya Eropa. Pernikahan yang dilakukan dengan aturan Islam mungkin dapat juga dimasukkan ke dalam kategori upacara pernikahan modern. 5) Hiburan Komponen hiburan berguna untuk menghibur para tamu undangan yang hadir memberikan selamat serta doa restu kepada kedua mempelai, sehingga tidak membuat suatu acara pernikhan menjadi membosankan. Hiburan pada resepsi pernikahan akan membawa kedalam Suasana Kegembiraan, romantisme penuh kenangan.Dengan pengisi hiburan musik dan lagu mampu menciptakan atmosfir commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keindahan dalam kesyahduan pesta perkawinan.Kesediaan partisipasi kerabat dan sahabat yang memiliki talenta dalam menyajikan musik adalah alternatif sebagai rancangan hiburan menambah suasana keceriaan.Dalam Acara Pernikahan dan Event lainnya sering Kita Mengadakan Acara hiburan dengan mengundang group Organ Tunggal, Orkes Melayu, Group Band, dll. Sebagai sarana Hiburan untuk menghormati para tamu undangan. 6) Catering Pada komponen ini akan membahas catering yang merupakan suatu komponen yang menyediakan makanan kepada para tamu undangan yang hadir pada acara pernikahan tersebut. masakan dan minuman dapat dipilih dan tentukan untuk acara dengan variasi penyajian yang semuanya akan menjadikan pesta pernikahan semakin berkesan. 7) Pelaminan Komponen pelaminan ini merupakan suatu komponen yang menghiasi dekorasi pelaminan tempat untuk kedua mempelai, biasanya dalam pelaminan ada hiasan air terjun dibelakang tempat duduk kedua mempelai dan juga biasanya dibuat sebuah taman kecil yang terdiri dari pot-pot kecil didepan tempat duduk kedua mempelai agar dekorasi pelaminan terlihat lebih indah. 8) Dokumentasi Dokumentasi adalah kegiatan untuk merekam dan menyimpan berbagai data penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Acara seindah pernikahan perlu sebuah dokumentasi,karena momen ini sangat berharga yang hanya ada sekali seumur hidup. Untuk itu dokumentasi sangat diperlukan. 9) Akad Nikah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ini merupakan komponen yang terakhir tapi komponen yang paling penting dalam sebuah acara pernikahan.Akad nikah merupakan ikrar pernikahan.Yang dimaksud dengan akad nikah ialah ijab daripada pihak wali perempuan atau wakilnya dan qabul dari pihak calon suami atau wakilnya. Akad nikah merupakan syarat wajib dalam proses atau upacara perkawinan menurut Islam. Akad nikah boleh dijalankan oleh wali atau diwakilkan kepada seorang juru nikah. Biasanya akad nikah dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 wib. Akad nikah akan berlangsung setelah penghulu datang kerumah calon mempelai wanita dan calon mempelai pria beserta keluarganya yang juga sudah datang ketempat acara akad nikah akan dilaksanakan. C. Tahapan Proses Kerja Wedding Organizer 1) Perencanaan Pernikahan Calon pengantin datang ke WO untuk melakukan perencanaan pernikahan termasuk memilih paket pernikahan sesuai dengan tema yang mereka inginkan. Pemilihan paket pernikahan yaitu melakukan pilihan untuk alat-alat yang akan digunakan dalam acara pernikahan nanti, seperti memilih Gaun/Baju pengantin, ukuran tenda dan jenisnya, upacara adat yang akan dilaksanakan, dll. Setelah pengantin melakukan pemilihan alat-alat pengantin, calon pengantin dan WO menentukan besaran harga. 2) Melakukan Persiapan Pada tahap ini WO akan melakukan persiapan untuk menyusun acara calon mempelai. Tahap mempersiapakannya yaitu dimulai dari melakukan organisasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dari pihak keluarga atau kerabat mempelai untuk membantu menjadi pelengkap diacara pernikahan seperti pagar ayu, penerima tamu undangan, dll.Lalu WO melakukan pemasangan tenda, balon tenda, dinding kain, tempat pelaminan serta mempersiapkan catering kurang lebih sekitar H-3. 3) Acara pernikahan Setelah melalui tahap pertama dan kedua dengan matang tibalah pada tahap selanjutnya yaitu acara pernikahan.Dalam acara pernikahan ini pertama kali yang dilakukan adalah melakukan rias wajah dan pemasangan pakaian calon mempelai, pagar ayu, dll. Setelah melalui tahap tersebut maka kedua pengantin akan melaukan akad nikah untuk mengikat janji penikahan atau ijab kabul. Menuju ketahap selanjutnya pasangan yang telah resmi menjadi suami istri tersebut akan melakukan upacara adat menurut daerah sekitar, atau pun daerah asal yang telah ditentukan. Selama acara berlangsung dari awal hingga akhir WO akan merekam melalui gambar maupun video untuk mendokumentasikan momen yang indah tersebut. Tidak ketinggalan juga acara hiburan yang akan membawa membelai dan tamu undangan kedalam suasana yang menyenangkan.Sampailah kedua mempelai pada tahap penerimaan tamu diatas pelaminan.Yaitu melakukan salamsalaman dan foto bersama kepada pengunjung yang datang dan menyamut para tamu dengan santapan catering yang telah disediakan sebelumnya. Proses tersebut berlangsung terus hingga acara selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Akhir Acara Setelah semua tahapan berjalan dengan lancar, ini adalah tahapan terakhir dimana WO akan melakukan pelepasan tenda dan dekorasi, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pencucian kain-kain dekorasi dan baju-baju pengantin, dan melakukan pelunasan pembayaran. D. Brand dan Branding 1. Definisi Brand Pengertian brand dengan merek adalah tidak sama. Kedua kata itu memiliki makna yang berbeda. Jika produk itu diandaikan badan, maka merek itu sekedar nama. Sedangkan brand adalah badan, nama, dan jiwa. Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek. Menurut AMA (American Marketing Association), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2002: 460). Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini: a. Contoh markname (nama): Nintendo, Aqua, Bata, Rinso, KFC, Acer, Windows, Toyota, Zyrex, Sugus, Gery, Bagus, Mister Baso, Gucci, C59, dan lain sebagainya. b. Contoh mark (simbol): gambar atau simbol sayap pada motor Honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada California Fried Chicken(CFC), simbol orang tua berjenggot pada brandOrang Tua (OT) dan KentuckyFried Chicken(KFC), simbol bulatan hijau pada Sony Ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari. c. Contoh trade character (karakter dagang): Ronald McDonald pada restoran McDonalds, Si Domar pada Indomaret, Burung dan Kucing pada produk makanan Gery, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian brand menurut Schultz (2004: 14), “So, that’s what we mean by a brand: something that is identifiable by the buyer and the seller and creates values for both”, yang artinya brand adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi oleh pembeli dan penjual sehingga menciptakan nilai bagi keduanya. Jadi brand adalah identifikasi yang berupa nama atau simbol yang mempengaruhi proses pemilihan suatu produk atau jasa yang membedakannya dari produk pesaing serta mempunyai nilai bagi pembeli dan penjualnya. 2. Jenis-jenis dan Macam-macam Brand commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti Soffel, Capilanos, Ultraflu, So Klin, Philips, Tessa, Faster, Nintendo, Vit, Vitacharm, Vitacimin, dan lain-lain. b. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti Zyrex Ubud yang menjual laptop Cloud Everex, Hypermarket Giant yang menjual kapas merek Giant,Carrefour yang menjual produk elektronik dengan merek Bluesky, supermarket Hero yang menjual gula dengan merek Hero, dan lain sebagainya. Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya. 3. Strategi Merek (BrandStrategy) Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini: IndividualBranding / Merek Individu Individualbranding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen Surf dan Rinso dari Unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada Wings yang memproduksi deterjen merek So Klin dan Daia untuk segmen pasar yang beda. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. FamilyBranding / Merek Keluarga Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh familybranding yakni merek Gery yang merupakan grup dari Garuda Food yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama Gery seperti Gery Saluut, Gery Soes, Gery Toya Toya, dan lain sebagainya. Contoh lain yaitu motor Suzuki yang mengeluarkan varian motor Suzuki Smash, Suzuki Sky Wave, Suzuki Spin, Suzuki Thunder, Suzuki Arashi, Suzuki Shogun, Suzuki Satria, dan lain-lain. 4. Manajemen Konsep Merek (Brand-Concept Management) Merek harus dikelola secara strategis melalui usaha untuk meningkatkan ekuitas dan loyalitas konsumen yang berkelanjutan. Hal ini dikenal dengan istilah manajemen konsep merek (brand-concept management), yang dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian suatu konsep merek sepanjang masa hidup merek tersebut. Dengan kata lain, konsep merek adalah arti khusus yang diciptakan oleh manajer merek dan dikomunikasikan kepada target pasarnya. Menyusun suatu konsep, atau arti merek yang spesifik dapat dicapai melalui pemenuhan salah satu dari tiga kategori kebutuhan dasar konsumen, yaitu: kebutuhan fungsional, simbolis, atau eksperiental. Konsumen mempunyai kebutuhan, sedangkan merek mempunyai atribut dan ciri yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut.Karenanya, manfaat merek adalah kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Jadi seperti yang Anda lihat, kebutuhan dan manfaat dapat dianggap sebagai dua sisi dari satu koin yang sama. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Manajemen konsep merek yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fungsional (functional benefits) berusaha untuk menyediakan solusi bagi masalahmasalah konsumsi atau potensi permasalahan yang dapat dihadapi oleh konsumen, dengan mengkomunikasikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang dapat memecahkan masalah-masalah tersebut.Pemenuhan kebutuhan fungsional adalah bentuk yang paling nyata dari manajemen konsep merek. Dalam penjualan di kelas industri, misalnya, wiraniaga berusaha memenuhi kebutuhan fungsional konsumen mereka akan produk berkualitas tinggi, waktu pengantaran yang cepat, maupun pelayanan yang lebih baik. Secara berkala, pemasar consumer goods juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen mereka akan kenyamanan, keamanan, kesehatan, kebersihan, dan lain-lain, yang seluruhnya merupakan kebutuhan fungsional yang dapat dipenuhi oleh manfaat merek. Selain banyaknya merek yang dipasarkan berdasarkan fungsionalitasnya, terdapat merek-merek lain yang dipasarkan untuk memenuhi keinginan psikologis.Pemenuhan kebutuhan simbolis (symbolic needs) diarahkan kepada keinginan konsumen dalam upaya memperbaiki diri, dihargai dari anggota suatu kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki.Manajemen konsep merek yang ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan simbolis ini berupaya mengasosiasikan kegunaan merek dengan kelompok, pesan, atau citra diri yang diinginkan.Pemasar merekmerek dalam kategori seperti produk kecantikan, perhiasan, minuman beralkohol, dan rokok umumnya merupakan pemenuhan dari kebutuhan simbolis. Kebutuhan eksperiental (experiental needs) konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat memberikan rasa senang, keanekaragaman, dan stimulasi kognitif. Manajemen konsep merek yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diarahkan kepada kebutuhan experiental mempromosikan merek sebagai sesuatu yang istimewa dan mempunyai cita rasa yang tinggi (terlihat elegan, merasa sehat, berbau harum, terdengar bijaksana, merasa amat bahagia, dan lain-lain) atau kaya dengan potensi stimulasi kognitif (bersemangat, menantang, menghibur, dan sebagainya). (Terence A. Shimp, 2003: 17- 21) 5. Strategic Branding Branding diibaratkan jika kamu bicara A maka orang lain pun ikut bicara A. Aura seseorang atau perusahaan yang sudah memiliki label, branding atau merek yang kuat, meskipun banyak pesaing baru yang muncul dan mencoba menggoyahkannya tapi dominasi ia tak juga goyah. Namun merek yang Anda miliki bisa saja hancur dan luntur dimakan waktu jika saat awalnya bagus tapi lama kelamaan makin tidak profesional dalam pelayanan dan terjadi penurunan kualitas barang atau jasa yang Anda jual. Beberapa strategi membangun brand atau merek yang kuat yaitu: a. Memiliki suatu keunggulan dan bukti-bukti keunggulan Anda harus ada. b. Membangun komunitas, pertemanan atau jaringan pergaulan yang luas. Dengan jaringan teman yang luas, apapun yang jadi kesulitan akan ada solusinya. Selain itu dengan jaringan teman yang luas, juga bisa secara tidak langsung bisa prospek mereka jika ada produk baru. c. Memiliki pasar yang siap untuk membeli atau menerima produk yang Anda tawarkan. Dengan pasar yang sudah siap, Anda dapat keluarkan produk yang Anda miliki, maka pasar akan siap membeli apa yang Anda jual tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Peka terhadap produk yang ditawarkan orang lain atau perusahaan lain yang memiliki usaha sejenis dengan Anda. Jadi kalau perusahaan A bikin produk baru dan mutakhir, maka Anda harus bisa paling tidak menyamai atau lebih baik lagi jika bisa lebih dari produk mereka. e. Giat cari informasi dan sebuah inovasi baru, jika tidak maka siap-siap Anda harus tergeser oleh perusahaan baru yang lebih memiliki inovasi baru dalam bisnis yang Anda geluti sekarang. f. Terus meningkatkan layanan kepada konsumen. g. Minta pendapat serta saran dan kritik pada konsumen yang telah memakai produk Anda. Jika memang puas, maka minta bantuan mereka untuk merekomendasikan produk Anda ke orang lain. Jadikan konsumen Anda adalah teman Anda. Hargai mereka dengan sebaik-baiknya. E. Launching Produk Mengapa launching itu penting? Sebab masa depan pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh sukses produk baru. Di samping itu sudah menjadi tradisi bahwa cita-cita seorang usahawan atau pemasar yang paling mengesankan adalah sukses melahirkan atau melakukan launching produk baru. Dalam bahasa Indonesia, kata launching diterjemahkan sebagai peluncuran. Sehingga, peluncuran adalah kata yang paling sering digunakan untuk memaknai kata launching.Akibatnya, launching menjadi terkesan enteng dan ringan. Rasanya lebih berbobot bila launching diterjemahkan sebagai ”melahirkan produk baru”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mengapa disebut ”melahirkan”? Selama sembilan bulan lebih dilakukan persiapan dalam kandungan untuk menyambut kelahiran ”bayi” tersebut. Bahkan risiko berupa rasa sakit dan taruhan nyawa sang ibu harus dihadapi ketika melahirkan bayi tersebut. Tetapi kegembiraan setelah bayi lahir segera menghapus semua rasa sakit yang dirasakan. Harapan akan masa depan yang lebih baik merupakan harapan semua ibu yang berkehendak untuk membesarkan anak. Aspek-aspek di atas adalah hal biasa dialami seseorang yang pernah melakukan launching produk baru.Persiapan berbulan-bulan bahkan tahunan dilakukan. Hati terasa berdebar-debar saat produk untuk pertama kalinya dilempar ke pasar sebab disitu selalu ada risiko kegagalan sekaligus kehilangan jabatan. Namun, bila produk sukses di pasar maka kemakmuran pun segera hadir. Keluarga Tirto Utomo yang dibantu seorang Willy Sidharta berhasil menjadi kaya raya berkat satu merek saja yakni Aqua.Pengalaman lebih dramatis dialami Harry Sanusi yang meraih sukses berkat permen Kino.Dengan keberhasilannya itu namaKino dijadikan payung kerajaan bisnisnya.Atau sebut saja Barry Lesmana yang namanya mendunia karena sukses me-launching produk baru di BCA dan Citibank. Atau seorang Sudhamek AWS yang meraih sukses berkat produk kacang atau dr. Boenjamin Setiawan melalui obat panu bernama Kalpanax. Di dunia Barat dapat disaksikan bagaimana Bill Gates menjadi orang terkaya di dunia karena sukses merancang, me-launching, dan membesarkan peranti lunak Microsoft. Demikian pula Akio Morita dari Sony Corporation yang mengalami pertumbuhan hingga dua digit karena sukses melahirkan Walkman. Atau bagaimana Steve Jobs sukses melakukan turnaround di Apple Corporation berkat temuan i-Pod yang melegenda.Di dunia farmasi Glaxo mampu memborong commit to user perpustakaan.uns.ac.id banyak perusahaan digilib.uns.ac.id farmasi lainnya karena sukses melahirkan Zantax (Raniditin).Masih banyak lagi orang-orang yang mengalami sukses besar karena launching. Pertanyaan selanjutnya apakah mereka pernah gagal launching?Tentu saja ya. Mereka pernah mengalami kegagalan dalam melakukan launching produk.Tetapi yang pasti bukan produk pertama mereka.Mungkin produk ke-3, ke-5 atau ke-7. Di dunia bisnis selama ini dikenal ada dua pilihan pengembangan bisnis untuk meraih pertumbuhan. Pertama, tumbuh dari dalam (Growth from Within) yang mengutamakan pengembangan produk baru (New Product Development / NPD) dan tumbuh dari luar (Growth from Outside) dengan memilih mengakuisisi merek atau produk atau perusahaan lain atau bahkan menggunakan sistem waralaba (franchise). Dalam kurun waktu 1970-an hingga awal 1990-an perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia seperti Coca-Cola, Unilever, Goodyear, selalu bangga melakukan strategi Growth from Within dengan berbagai NPD. Investasi yang mereka keluarkan juga demikian besar sehingga membutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun untuk meraih titik impas (BEP).Namun, kondisi persaingan yang makin menghebat mengakibatkan banyak produk-produk baru para multinasional itu yang mengalami kegagalan.Coca-Cola gagal dalam memasarkan air minum dalam kemasan Bonaqa.Unilever mengalami kegagalan di mi instan Mie & Mie dan nasi instan Tara Nasiku.Investasi yang luar biasa besar yang mereka keluarkan hangus dalam waktu sekejab. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun perusahaan-perusahaan multinasional itu telah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dibekali dengan strategi bisnis mutakhir, teknologi tinggi dan merek yang kuat tidak serta merta mereka dapat menguasai pasar. Bahkan, segala kecanggihan yang dimilikinya terkadang menjadi penghalang untuk menjangkau konsumen berpenghasilan rendah di negara berkembang. Akibatnya, terjadi pergeseran strategi yang dilakukan perusahaan multinasional terlebih setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi pada 1998.Perusahaan multinasional akhirnya lebih memilih melakukan strategi Growth from Outside dengan melakukan akuisisi berbagai merek di Indonesia.Lihat saja bagaimana Unilever mengakuisisi Kecap Bango, Danone membeli Aqua dan Coca-Cola menguasai AdeS. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan nasional terkemuka seperti Garuda Food, Grup Kino, Kalbe Farma, Sampoerna dan Polytron malahan tampil sebagai perusahaan marketing tulen. Dari merekalah justru muncul beragam produk-produk baru. Ada beberapa penyebab kegagalan produk baru: 1. Akibat kegagalan pasar atau pemasaran seperti kecilnya potensi pasar, tiadanya pembeda produk yang jelas, positioning yang lemah, ketidakpahaman terhadap kebutuhan konsumen, minimnya dukungan dari saluran distribusi serta reaksi agresif dari pesaing. Contoh di luar negeri kegagalan Crystal Pepsi yang meski meraih penghargaan sebagai Produk Minuman Baru Terbaik 1992 tetapi hanya meraih pangsa pasar di bawah 3 persen saja. 2. Akibat kegagalan finansial yakni berupa rendahnya tingkat pengembalian investasi atau ROI. Contoh di luar negeri bagaimana pesawat supersonik Concorde mengalami kegagalan karena biaya pengoperasiannya mahal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sehingga hanya menghasilkan sedikit keuntungan bahkan kerugian dalam jangka panjang. 3. Merupakan kegagalan dalam hal waktu. Yaitu terlambat memasuki pasar atau terlalu dini masuk pasar sementara pasar belum dikembangkan untuk siap menerima produk baru tersebut. Contohnya adalah Tara Nasiku produk nasi instan Unilever diluncurkan ketika pasar belum dididik untuk menerima produk nasi instan. 4. Kegagalan teknis yang meliputi produk tidak bekerja dengan baik dan rancangan produk yang buruk. Contoh paling bagus adalah Newton produk dari Apple yang diposisikan sebagai PDA (Personal Digital Assistance) tetapi konsumen tidak dapat memahami adanya kategori yang baru itu. 5. Kegagalan organisasi yang disebabkan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan organisasi serta tiadanya dukungan organisasi. Contoh di luar negeri adalah bagaimana produsen celana jeansLevi’s yang gagal memasarkan pakaian untuk pria. 6. Kegagalan lingkungan berupa peraturan pemerintah dan faktor makro ekonomi. Contohnya adalah Isuzu Panther yang semula mengandalkan murahnya harga solar dibandingkan bensin terpaksa mengubah strateginya menjadi irit mengonsumsi bahan bakar akibat pemerintah mengubah kebijakan harga BBM yang membuat solar tidak murah lagi. Menurut Al Ries dan Laura Ries dalam bukunya The Origin of Brands, produk atau merek yang kuat dan tahan lama di pasar diciptakan dengan cara membuat percabangan dari kategori yang sudah ada. Tetapi cara divergensi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tersebut merupakan proses yang memakan waktu. Televisi diciptakan pada tahun 1927 tetapi baru dikomersialkan setelah Perang Dunia ke-2 usai. Perusahaan yang mencoba meluncurkan produk televisi pada tahun 1930-an justru mengalami kebangkrutan. Barangkali tidak ada produk revolusioner yang tumbuh demikian cepat seperti halnya komputer pribadi (PC). PC diperkenalkan tahun 1975, tahun yang sama ketika Bill Gates keluar dari Harvard dan pergi menuju Albuquerque, New Mexico untuk menuliskan program peranti lunak untuk komputer Altair. Microsoft, perusahaan yang didirikan Bill Gates, kini menjadi perusahaan paling kaya di dunia dengan nilai kapitalisasi di pasar modal mencapai 304 miliar dolar AS. (http://abgnet.blogspot.com) F. Strategi Pengembangan Produk Baru Saat produk diciptakan ia bagaikan bayi merah yang baru lahir dan belum bernama, dikenal dan dipanggil berdasarkan nama orang tuanya. Ketika kemudian disosialisasikan, nama dan citranya mulai terbangun, dan setelah berhasil mendekati hati konsumennya maka telah lahir dengan selamat sebuah brand. Pengertian dan definisi brand pun dari waktu ke waktu berubah seiring waktu. Dahulu, a brand is a name, term, symbol or design or a combination of these which is intended to identity the goods or service of one group of sellers and differentiate them from those competitors (Philip Kotler). Kemudian, a visual design and / or name that is given to a productor service by an organization in order to differentiate it from the competing products commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id and which assures consumers that the product will be of high and consistent quality (Richard Koch). Sekarang, sebuah produk, baru layak disebut brand bila ia telah berhasil mengisi hati konsumennya. Merupakan bagian dari hidup.Attitude (Just Do it – Nike). ‘Cult’ (Kafi Kurnia) Perkembangan teknologi semakin hari semakin menjejakkan perubahan di sana sini. Dan berubah mengikuti perubahan seolah menjadi pilihan yang sulit diabaikan.Berubah atau mati merana. Seandainya saja Polaroid sebagai sebuah brand jeli mengikuti laju perubahan, mungkin di era digital ini ia masih akan setia bersama kita. Sikap menunggu munculnya kebutuhan dan baru kemudian melangkah, kini sudah basi! Pengembangan produk harus selalu setahap di muka, bagaikan paranormal, peka akan kebutuhan yang akan datang, dan sergap menyajikannya sebelum diminta. Menciptakan surprise-surprise manis yang membuat brand selalu muda dan lekat di hati serta panjang umur. (Majalah Concept edisi 01: 2004) 1. Riset Produk Baru Riset pemasaran adalah sebuah aktivitas yang tidak bisa ditinggalkan oleh perusahaan, baik itu pada saat pembuatan produk baru maupun pada tahap-tahap pemasaran selanjutnya (launching, maintenance, repositioning, pengembangan ke daerah baru, kemasan baru, dll).Pada prinsipnya kegiatan riset diperlukan secara terus-menerus (continuous basis).Memang masih banyak perusahaan yang melakukan riset pemasaran pada saat-saat tertentu saja (ad-hoc basis), karena commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masalah biaya dan atau tidak menghayati pentingnya peran riset pemasaran ini bagi pengembangan produk. Perusahaan yang memilih melakukan riset secara ad-hoc diibaratkan memotret keadaaan konsumen dan pasar dalam kondisi tertentu.Yang diperoleh tentunya adalah gambaran sesaat (seperti yang ditampilkan oleh sebuah foto statis).Sedangkan apabila riset pemasaran ini sudah dijadikan sebagai bagian integral dari kegiatan perusahaan, maka yang diperoleh adalah gambaran yang lebih lengkap yang diibaratkan dengan mengambil video konsumen/pasar.Cerita yang disajikan dalam video tersebut bisa mengungkapkan sisi-sisi yang tidak tampak pada saat konsumen/pasar tersebut dipotret.Dengan video ini, perusahaan bisa mengenal konsumen/pasarnya luar dalam.Apa gunanya informasi komprehensif ini bagi perusahaan? Harapannya adalah, perusahaan tidak perlu membuat terlalu banyak asumsi tentang keadaan konsumen dan pasar dalam pembuatan strategi pemasaran. Perlunya riset pemasaran sebelum kreasi suatu produk adalah mutlak harus. Tanpa riset, bagaimana perusahaan bisa yakin bahwa: a. Produk baru tersebut tidak sama saja dengan produk lain yang ada di pasar (menurut konsumen, bukan menurut Anda/perusahaan): bahwa benar keunggulan produk dilihat sebagai sesuatu yang spesial bagi konsumen, b. Produk punya kemasan yang selain baik secara fungsional, juga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen (misalnya praktis, ringan, gampang dibuka/ditutup, dll), c. Harga produk ini sesuai dengan yang benefit yang diperoleh, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kegiatan riset pemasaran jangan dihentikan hanya karena produk baru tersebut sudah jadi dan sudah diteliti keunggulannya. Sebelum masa launching, perusahaan juga masih perlu investigasi apakah komunikasi (misalnya dalam bentuk iklan) yang didesain bisa menjelaskan keunggulan produk dan membantu proses penjualan. Setelah launching pun, masih harus terus dipantau, sejauh mana penerimaan terhadap produk, tingkat kepuasannya, dll.Setelah produk mapan keberadaannya di pasar, perusahaan juga tetap butuh riset untuk mendapatkan informasi terbaru tentang sikap konsumen terhadap produk.Bila ada produk pesaing muncul, bagaimana konsumen meresponnya? Apakah produk mudah diperoleh (distribusinya)? Apakah kenaikan harga akibat inflasi tidak menurunkan minat beli, dst. Mulailah dari hari ini untuk menjadikan riset pemasaran sebagai bagian dari kegiatan rutin perusahaan. 2. Arah pengembangan produk baru Aplikasi strategi pengembangan produk baru yang berbeda-beda arahnya sudah umum diterapkan oleh seorang brand manager, baik itu di perusahaan berukuran kecil atau besar; perusahaan lokal maupun multinasional. Istilah line extension dan brand extension sudah sering digunakan dalam diskusi internal dan eksternal perusahaan. Yang belum banyak dikenal adalah istilah multibrands dan new brands.Strategi ini adalah dua dari empat arah strategi pengembangan produk baru. Sebelum lebih jauh menguraikan strategi ini satu persatu, sebaiknya kita sepakati dulu istilah-istilah dasar yang digunakan dalam konsep ini. a. Produk vsBrand commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Produk dan brand adalah dua istilah yang interchangeable, atau bisa digunakan secara bergantian.Yang dimaksud dengan produk adalah kategori produk (product category). Sedangkan brand adalah merek tertentu yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu kategori produk. Sebagai contoh: Nestle memasarkan beberapa kategori produk sekaligus, antara lain kategori produk kopi (diwakili oleh brand Nescafe), kategori produk susu (diwakili oleh brand Dancow), dll b. Existing vs New Products Kedua isitilah ini sudah jelas, jika kita bicara existing product, lingkupnya adalah suatu kategori produk dimana perusahaan sudah sejak lama memasarkan brand tertentu. Bila perusahaan berpikir untuk masuk ke jenis kategori produk yang baru, ini yang disebut dengan new products. Kategori produk baru ini bisa jadi merupakan jenis produk yang sama sekali baru untuk konsumen atau yang sudah ada di pasar terlebih dahulu tetapi sedang dikuasai oleh pesaing. c. Existing vs New brands Sama dengan penjelasan di atas, existing brands berarti merek yang sudah digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produk di kategori tertentu, sedangkan new brands merupakan merek lain di luar merek tersebut. Ide untuk new brands bisa diambil dari internal perusahaan (dari kategori produk lainnya) atau merek yang sama sekali baru untuk perusahaan. Tiap perusahaan dihadapkan dengan empat pilihan arah pengembangan produk baru, seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sumber: Kotler, Armstrong, Brown, Adam and Chandler (2001) a. StrategicLine Extension(Existing Brand - Existing Product Category) Strategi ini adalah yang paling sederhana, praktis dan resikonya paling rendah untuk perusahaan. Intinya adalah meluncurkan brand yang sama dalam kategori yang sama, dengan format yang berbeda, misalnya meluncurkan kemasan baru, varian rasa baru, teknologi baru, dll. Diharapkan dengan tambahan jenis baru, konsumen punya lebih banyak pilihan dalam mengkonsumsi brand yang sama. Pantene Shampoo, setelah sukses dengan kemasan botol, meluncurkan kemasan sachet sekali pakai. Nescafe melengkapi pilihan dari original blend ke varian decaf /non cafein, mild roast, espresso, dll (di pasar Australia). Coke dengan berbagai rasa baru, antara lain Cherry Coke, Vanilla Coke.Juga tersedia untuk segmen yang berbeda yaitu Diet Coke.Antimo dengan penambahan jenis baru, AntimoAnak. b. StrategicBrand Extension (Existing Brand - New Product Category) Strategi ini dipilih bila perusahaan ingin memanfaatkan nama besar sebuah brand. Dengan meluncurkan brand yang sama ke dalam kategori produk yang berbeda, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id minimal biaya iklan dan promosi untuk menanamkan brand awareness dan brand preference bisa ditekan. Walaupun tampaknya ini strategi yang punya banyak keuntungan, resikonya cukup besar. Bila ternyata brand di kategori baru ini gagal, dampaknya bisa dirasakan oleh kategori sudah lebih dulu mapan, antara lain kepercayaan pedagang dan konsumen terhadap brand menjadi berkurang. Contoh: Nuvo yang populer di kategori sabun, masuk ke pasar hand sanitizer. Cadbury yang sudah berakar di kategori coklat, menggunakan brand yang sama untuk kategori produk es krim yang muncul belakangan. Adidas, yang berawal dari kesuksean di kategori sepatu olahraga, masuk kekategori pakaian olahraga dengan merek yang sama. Pepsodent melebarkan sayapnya, dari pasta dan sikat gigi ke kategori barunya: permen. Betadine, dikenal dengan cairan antiseptik pembersih luka, masuk ke kategori plester. c. StrategicMultibrands (New Brand - Existing Product Category) Strategi multibrands dipakai apabila perusahaan ingin masuk ke dalam segmen yang selama ini belum tergarap oleh brand yang ada dalam kategori produk yang sama. Resiko ketidakberhasilan brand baru kecil pengaruhnya terhadap brand yang sudah lebih dulu mapan.Sisi negatifnya adalah kanibalisasi antar brand, karena bersaing untuk memperebutkan kue dalam pasar yang itu-itu saja.Untuk memperkecil resiko kanibalisasi, diferensiasi antar brand harus jelas bagi konsumen. Contoh: Strategicmultibrands untuk Toyota adalah mempertahankan pasar mobil sedan di segmen menengah dengan Toyota Corolla dan meluncurkan brand Lexus untuk menjangkau segmen atas untuk menyaingi mobil sekelas BMW. Untuk melawan Virgin Blue, penerbangan yang relatif ekonomis di tingkat domestik Australia, Qantas meluncurkan penerbangan baru dengan namaJet commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Star.Unilever dengan multibrands di kategori shampo.Differensiasi antar brand cukup jelas.Clear adalah shampo anti ketombe untuk remaja, sedangkan Sunsilk untuk wanita yang menginginkan rambut sehat dan berkilau.Seiko yang masuk ke segmen jam tangan kelas atas dengan merek lain, Lasalle. d. StrategicNew Brands (New brand - New Product Category) Strategi ini adalah kebalikan dari brand extension. Strategi New Brands menggambarkan situasi dimana perusahaan masuk ke kategori produk baru dengan nama brand yang sama sekali berbeda. Biasanya strategi ini dipilih apabila tidak satupun brand yang tersedia di perusahaan sesuai untuk kategori baru tersebut. Kelemahan strategi ini adalah dari segi biaya. Pembinaan brand yang baru dalam kategori yang baru harus dimulai dari nol. Contoh: PT Sayap Mas Utama (Wings Corporation) yang sudah sangat kuat di pasar household dan personal care dengan brand-brand Wings, So-Klin, Nuvo, Ciptadent, dll, beberapa tahun terakhir ini ikut terjun ke kategori makanan dengan menggunakan brand Jas-Jus dan Segar-Dingin. Coca-Cola, masuk ke bisnis teh kemasan siap minum dengan brand barunya Frestea.Bintang Tujuh yang kuat di obat sakit kepala, meluncur ke pasar minuman kesehatan dengan brandnya Extra Joss.SC Johnson, memiliki brand yang berbeda-beda untuk tiap jenis kategori produk.Pledge untuk pemoles furnitur, Glade untuk pengharum ruangan, Raid untuk pembasmi nyamuk. 3. Produk Baru dan Komunikasi Pemasaran Peluncuran suatu kelompok produk-produk baru esensial bagi sebagian besar sukses perusahaan serta bagi pertumbuhan jangka panjang.Walaupun telah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dilakukan berbagai investasi raksasa serta berbagai upaya untuk memperkenalkan produk dan jasa-jasa baru, banyak di antaranya yang tidak pernah sukses.Adalah tidak mungkin menunjukkan secara tepat, presentase ide-ide serta produk baru yang akhirnya gagal, karena organisasi mereka cukup beragam dalam definisi mereka tentang sukses.Namun demikian, estimasi angka kegagalan secara tipikal berkisar antara 35 hingga 45 persen, dan angka tersebut mungkin saja meningkat. Seorang spesialis komunikasi pemasaran dalam suatu organisasi memiliki sejumlah tanggung jawab untuk menjamin sukses dari produk baru. Barangkali, hal ini dapat paling baik disadari dengan mengkonseptualisasi proses, dimana para konsumen menjadi penguji coba dan pembeli ulang (trial and repeat) produkproduk baru. Dengan kata lain, pencapaian sukses produk baru mensyaratkan bahwa para konsumen melakukan percobaan pembelian dari suatu merek baru dan setelah itu menjadi pembeli ulang jangka panjang. Pemikiran tentang pembelian berdasarkan coba-coba dan pembelian ulang (trial and repeat) secara khusus tepat untuk kelompok barang-barang paket konsumen yang tidak mahal, namun bahkan barang-barang tahan lama yang mahal seperti mobil dicoba melalui test drive, lalu pembelian ulang terjadi saat konsumen berada di pasar untuk membeli mobil baru berikutnya.Model dalam Bagan 1 menunjukkan dengan gambar lingkaran, tiga tahap utama yang dilalui seorang individu untuk menjadi pengadopsi sebuah produk baru.Tahap-tahap tersebut adalah tahap penyadaran (awareness), tahap uji coba (trier), dan pembeli ulang (repeater).Kotak-kotak di sekeliling lingkaran, adalah sebagian besar perangkat komunikasi yang berperan dalam menggerakkan konsumen dari tahap penyadaran awal, melalui tahap uji coba produk, dan akhirnya menjadi seorang pembeli ulang (repeat purchaser). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bagan 1. Model Proses Adopsi Produk Baru Langkah pertama dalam memfasilitasi adopsi adalah membuat konsumen sadar akan keberadaan produk baru. Bagan 1 menunjukkan bahwa ada empat variabel yang mempengaruhi kelas kesadaran (awareness class): sampel-sampel gratis, kupon-kupon periklanan, dan distribusi. Tiga variabel pertama adalah variabelvariabel komunikasi pemasaran yang berbeda, dan yang keempat, distribusi, berhubungan erat bahwa bagian penjualan bertanggungjawab untuk meningkatkan perolehan distribusi, menyediakan dukungan bagi para pengecer (reseller), serta menata ketersediaan material P-O-P bagi perdagangan. Peluncuran produk baru yang sukses memerlukan kampanye periklanan khusus yang efektif, distribusi produk yang tersebar luas yang didukung dengan material P-O-P, dan dalam kasus kelompok barang-barang yang tidak mahal, memanfaatkan bentuk kupon yang ekstensif serta penggunaan sampel gratis. Begitu seorang konsumen sadar tentang suatu merek atau produk baru, terdapat peningkatan kemungkinan bahwa si konsumen pada akhirnya akan mencoba penawaran baru tersebut. Kupon-kupon, distribusi, dan harga adalah variabelvariabel yang mempengaruhi kelas penguji-coba (trier class).Untuk barangcommit to user barang yang tahan lama, pengujian mungkin melibatkan test drive bagi produk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mobil baru, atau mengunjungi toko komputer untuk memperoleh pengalaman partisipasi aktif dengan mesin seperti iMac.Dalam kasus penawaran barangbarang yang tidak mahal, percobaan lebih mungkin dengan melibatkan pembelian merek baru, guna menguji karakteristik kinerjanya, baik itu rasanya, kemampuannya membersihkan, atau manfaat-manfaat lain yang berkaitan. Pembelian ulang, yang dilakukan oleh kelas pembeli ulang (repeater class), merupakan fungsi dari empat kekuatan utama: periklanan, harga, distribusi, serta kepuasan produk. Dengan demikian, para konsumen lebih mungkin untuk terus membeli suatu merek khusus manakala iklan mengingatkan mereka tentang produk tersebut, yakni bila harga dianggap rasional, jika barangnya mudah didapat di gerai toko eceran, dan bila kualitas produk dianggap memuaskan. Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi (innovation related), yang menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru, dan karena itu, mereka kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif: a. Keunggulan-keunggulan relatif b. Kecocokan (compability) c. Kompleksitas d. Bisa diuji coba e. Bisa diobservasi (Terence A. Shimp, 2003: 268-270) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id G. Tinjauan Iklan 1. Pengertian Iklan Iklan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang paling dikenal karena fungsinya sebagai instrumen pemasaran dengan daya jangkau yang sangat luas bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa.Sifat dan tujuan iklan cukup beragam, sesuai dengan produsen dan target marketnya.Namun pada umumnya, suatu perusahaan beriklan untuk mendapatkan respons atau reaksi secara langsung maupun tidak langsung dari audiens.Dalam hal tertentu, iklan juga bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran audiens terhadap brand/merek serta sebagai sebuah upaya untuk membentuk suatu citra positif bagi barang atau jasa yang dihasilkannya. 2. Perbedaan Antara Periklanan, Publisitas, Propaganda dan Promosi Kalau kita mendengar istilah iklan, selalu terdapat banyak penafsiran sehingga menimbulkan kesimpangsiuran pengertian, misalnya istilah “iklan” dengan “periklanan”. Sebenarnya istilah-istilah tersebut adalah sama, masingmasing mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatannyapun diperkuat atau sering digunakan oleh para pedagang maupun perusahaan-perusahaan. Advertising (periklanan) menurut Howard Stephenson, periklanan adalah suatu kegiatan yang mempergunakan atau menyewa tempat pada salah satu media komunikasi, dimana suatu perusahaan yang akan memperkenalkan hasil produksi barang atau jasanya yang baru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jadi suatu kegiatan periklanan sebagai penyebar informasi yang berhubungan dengan suatu gagasan, pelayanan atau produk untuk mendorong tindakan sesuai dengan tujuan dari advertiser.(Tams. Djayakusumah, 1982: 6-7) Sedangkan yang dimaksud dengan publisitas adalah tugas untuk menginformasikan kepada umum (publik) hal ini dilakukan dengan memberikan informasi sebanyak mungkin tentang suatu kegiatan dalam sebuah instansi atau organisasi. Setelah dibahas mengenai perbedaan dari periklanan dengan publisitas, maka perlu kita membahas perbedaan periklanan dengan propaganda. Propaganda pada umumnya bergerak dalam bidang idea atau ideologi sedang periklanan bergerak dalam bidang transaksi barang atau jasa. Propaganda adalah suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh individu atau individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok individu lainnya dengan jalan menggunakan sugesti (Tams. Djayakusumah, 1982: 23) 3. Aspek-aspek Penting dalam Iklan Periklanan adalah sebuah bisnis yang besar Ralph S. Alexander dalam Morisan (2007:14) mendefinisikan iklan atau advertising sebagai any paid form of non personal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor (setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu produk, jasa atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Adapun commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id beberapa fungsi periklanan menurut Terrence A. Shimp (2003:357-361) dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Informing Periklanan membuat konsumen sadar akan keberadaan merek-merek baru, menginformasikan mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Singkatnya fungsi periklanan sebagai sumber informasi bertujuan untuk meningkatkan TOMA – Top of Mind Awareness (puncak kesadaran dalam benak konsumen). b. Persuading Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan. c. Reminding Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. d. Adding Value Periklanan memberi nilai tambah merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen.Mempengaruhi persepsi konsumen merupakan nilai tambah bagi penawaran-penawaran yang dilakukan oleh produsen. e. Assisting (mendampingi) Upaya-upaya lain dari perusahaan periklanan hanyalah salah satu alat dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan dapat membantu perwakilan penjualan, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnnya, juga bisa meningkatkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id efektivitas transaksi harga.Peran utama periklanan adalah pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya perusahaan dalam komunikasi pemasaran. Sebagai upaya untuk bisa memenuhi ke 5 fungsi tersebut di atas, dalam membuat iklan perlu dipertimbangkan strategi media. Tom Duncan dalam Morissan (2007: 168) mendefinisikan strategi media sebagai ideas about how media objectives will be accomplished through the selection of various combination media (ide atau gagasan mengenai bagaimana tujuan media akan dicapai melalui seleksi berbagai kombinasi media). Strategi media itu sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan, strategi tersebut antara lain: (Terrence A. Shimp, 2003: 7) a. Memilih audiens sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasi audiens secara tepat dapat menyebabkan hilangnya konsumen yang prospektif. Untuk dapat menetapkan segmentasi yang tepat, dalam memilih audiens sasaran terdapat empat faktor utama yang harus dianalisa secara jeli, yaitu: 1) Faktor geografis 2) Demografis 3) Pemakaian produk 4) Psikografis atau perilaku dan gaya hidup konsumen b. Menspesifikasi tujuan media. Tujuan media harus dirumuskan secara khusus. Para perencana media setidaknya harus mencari jawaban untuk kelima pertanyaan berikut: 1) Berapa jumlah audiens yang harus menyimak pesan periklanan selama masa tertentu (isu jangkauan). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Seberapa seringkah audiens harus dihadapkan pada periklanan (isu frekuensi). 3) Seberapa banyakkah periklanan total yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu (isu bobot). 4) Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu (isu kontinuitas). 5) Apa cara yang paling murah untuk mencapai tujuan lainnya (isu biaya). c. Memilih kategori media dan sarana. Setiap media memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Setiap pemasar harus jeli memilih media yang sesuai dengan target audiens yang akan dibidik. d. Membeli media. Suatu strategi media yang baik harus menyatakan bagaimana media dapat membantu menciptakan pengalaman merek (brand experience) bagi konsumen dan calon konsumen.Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya. 4. The End of the Line (Mengakhiri Istilah ATL vs BTL) Sebenarnya istilah Line (yang berarti garis) dalam ATL dan BTL itu berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan. Kategori pertama berlaku bagi kegiatan pemasaran yang kena komisi biro iklan. Ini dimasukkan dalam cost of sales dan dikurangi sebelum ditentukan gross profit. Kategori kedua untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kegiatan pemasaran non iklan yang tidak kena komisi. Biayanya dimasukkan dalam biaya operasional dan dikurangi sebelum ditentukan net profit. Kedua jenis budget tersebut dipisahkan dengan sebuah garis (line). Yang mengandung unsur komisi, ditulis di bagian atas neraca, disebut sebagai Above the line (ATL). Sisanya, dijadikan satu di bawah garis tadi, disebut kelompok Below the line (BTL). Sudah banyak yang melupakan definisi awal komunikasi ATL vs BTL tersebut. Dalam banyak tulisan, ATL dan BTL dijelaskan perbedaannya sebagai berikut: Above the line (ATL) Below the line (BTL) Target audiens luas Target audiens terbatas Lebih sebuah untuk konsep menjelaskan Media atau atau kegiatannya ide. memberikan audiens kesempatan Tidak ada interaksi langsung untuk merasakan, menyentuh atau dengan audiens. berinteraksi, bahkan langsung Sponsorship, Sampling, action membeli. TV, Radio, Majalah, koran, Event, billboard. Point-of-Sale Consumer (POS) promotion, materials, Trade promotion, dll. Saat ini, dimana landscape media sudah bergeser secara dramatis dengan munculnya media-media baru, terutama yang berbasis teknologi tinggi (Internet dan mobile phone), beda ATL vs BTL semakin kabur. Persoalannya, karakteristik media baru tidak eksklusif lagi. Internet media, karena fiturnya yang sangat kaya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (disebut dengan rich media), bisa mencakup target audiens yang luas sekaligus spesifik; mempunyai fasilitas interaksi secara langsung. Situasi dalam pemasaran modern ini yang mengharuskan Strategic Brand Planner berfikir integrasi dalam disain pesan dan alokasi medianya. Integrasi kegiatan komunikasi secara simultan ini dikenal dengan sebutan IMC (Integrated Marketing Communication). a. Istilah TTL (Through the Line) Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak kegiatan yang tidak bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan ATL yang mengandung unsur BTL. Atau sebaliknya, BTL yang mengandung unsur ATL. Contoh ATL dengan BTL adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli sample produknya. Sedangkan contoh BTL dengan ATL: kegiatan event di outlet tertentu yang disebarluaskan lewat iklan radio dan sms. Wilayah abu-abu atau grey area itulah yang mendorong timbulnya istilah baru, yaitu Through the Line atau TTL. Istilah ini secara harafiah berarti cakupan dari ujung satu ke ujung lainnya. Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani pihak perusahaan jasa komunikasi periklanan yang ingin membuat gambaran kongkrit terhadap segmen jasa kreatif komunikasi yang ditawarkannya. ATL bukan lagi khusus berbicara strategi di TVC, radio, billboard, baliho.BTL tidak lagi hanya berbicara media poster, direct mail, brosur, dan sejenisnya. Tapi lebih dari itu semua ATL dan BTL sebagai sebuah strategi baru dalam pendekatan brand marketing yang terintegrasi yang mendobrak pasar dengan pendekatan thematic, yaitu menjadikan sebuah brand “market leader” dengan pendekatan Long Terms advertising atau bersifat jangka panjang dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bertujuan meningkatkan brand image dengan hitungan waktu tertentu. Sedang media yang digunakan, TVC, radio, billboard tidak menutup kemungkinan menggunakan juga brosur, direct mail dan sejenisnya. Dalam melihat media sudah tidak lagi melihat apakah ATL atau BTL, semua bisa dipakai termasuk dengan penggunaan Internet Marketing, Unconventional Media atau Ambient Media.Bahasa verbal maupun visual yang digunakan lebih bersifat umum dan tidak terlalu mengarah pada penjualan yang menuntut call to action secara langsung. Sedangkan tactical diartikan sebagai strategi mendobrak pasar dengan aksi-aksi yang lebih cenderung melibatkan target audience atau dengan bahasa yang lebih sering dipakai adalah melakukan brand activation dan inilah trough the line advertising (TTL). b. AwarenessandImage Building vs Brand Activation Kerancuan dalam penggunaan istilah ATL dan BTL perlu dijadikan bahan pemikiran ulang. Apakah masih relevan cara kita mendefinisikan kegiatan komunikasi pemasaran dengan pembagian ATL/BTL? Jika kita mengacu pada situasi historis pada saat istilah ATL dan BTL muncul, itu adalah sebuah usaha klasifikasi yang relevan pada saat tersebut. Biro iklan pada saat itu terfokus pada kegiatan-kegiatan ATL, sehingga dalam klasifikasi budget unsur komisi jelas masuk dalam ATL saja. Saat ini, sudah terjadi pergeseran yang cukup signifikan dalam percaturan di dunia jasa periklanan/komunikasi. Muncul banyak agensi baru yang memposisikan diri sebagai IMC Agency. Dalam konteks ini, seringkali tidak berlaku lagi komisi. Mereka bahkan menawarkan jasa sebagai strategic partner perusahaan yang komitmennya direalisasikan dalam bentuk fixed retainercost (biaya jasa tetap tiap bulannya). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan situasi baru seperti sekarang ini, dimana jasa yang ditawarkan oleh biro iklan dan biro pendukung kegiatan komunikasi non-iklan sudah sangat terfragmentasi, penggunaan istilah komunikasi ATL vs BTL menjadi tidak relevan lagi, dan sudah waktunya ditinggalkan. Adapun istilah baru, TTL, menurut saya tidak akan menjadi solusi untuk memperjelas perbedaan konsep dan prinsip dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Mungkin ada baiknya mulai sekarang kita lupakan saja istilah Line. Forget the line! It is the end of the line. Sebagai gantinya, sebaiknya kegiatan komunikasi pemasaran dibagi dari segi tujuan komunikasi itu sendiri. Dalam proses brand building, ada dua tahap penting yang cukup signifikan bedanya yaitu (1) tahap Awareness andImage Building dan (2) tahap Interest, Trial dan Loyalty Building (yang popular dengan istilah Brand Activation). Perspektif Strategic Brand Planner dalam menyusun Integrated Marketing Communications (IMC), sebaiknya lebih didasari oleh tujuan komunikasi brand. Maka, akan lebih bermakna bila kita mulai menyiapkan sebuah format baru dalam template budgeting pemasaran. Tidak lagi membagi budget komunikasi dengan kategori budget ATL dan BTL, tetapi membagi budget dengan kategori baru yaitu (1) Budget untuk Awareness and Image Building, dan (2) Budget untuk Brand Activation. Sekali lagi, Forget about the Line!. H. Sekilas Kota Solo Kota Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi pariwisata. Kota Solo terletak berdekatan dengan Yogyakarta, dimana kedua kota commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tersebut merupakan pewaris Kerajaan Mataram. Secara administratif, Kota Solo memiliki luas wilayah sebesar 44 km2 dan berbatasan dengan : Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Timur : Kabupaten Karanganyar Selatan : Kabupaten Sukoharjo Barat : Kabupaten Sukoharjo. Wilayah administratif Kota Solo terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 kelurahan.Kelima kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Lawiyan, dan Kecamatan Serengan. Kota Solo juga dikelilingi oleh beberapa kota satelit yang cukup berkembang seperti Kartasura, Solo Baru, Ngemplak, Palur, Colomadu, dan Baki. Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.[13] Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / commit Silir). to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421 jiwa, terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, yang tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan dengan daerah seluas 44,1 km2. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang lakilaki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa. Pertumbuhan penduduk dalam kurung 10 tahun terakhir berkisar 0,565 % per tahun.Tingkat kepadatan penduduk di Surakarta adalah 11.370 jiwa/km2, yang merupakan kepadatan tertinggi di Jawa Tengah (kepadatan Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km2). Jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, kota Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah[1] dan ke-8 terpadat di Indonesia, dengan luas wilayah ke-13 terkecil, dan populasi terbanyak ke-22 dari 93 kota otonom dan 5 kota administratif di Indonesia. Pada tahun 2013 laju inflasi di kota Kota Surakarta sebesar 8,32% lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Jawa Tengah yang besarannya 7,99%; namun demikian masih lebih rendah dibanding inflasi tingkat nasional yaitu 8,38%. Laju inflasi Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh laju inflasi pada kelompok bahan makanan yang besarannya 15,34% dan kelompok transportasi yang besarannya 14,13%. Beberapa faktor dominan yang mendorong meningkatnya laju inflasi Kota Surakarta dibanding tahun 2012 yang hanya sebesar 2,87% adalah adanya kebijakan Pemerintah Pusat diantaranya adalah kenaikan harga BBM, pembatasan impor produk holtikultura, kenaikan UMK, dan kenaikan cukai rokok. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kondisi perekonomian di kota Surakarta juga masih cukup terkendali, hal ini dapat dilihat dari kemampuan pengeluaran masyarakat yang meningkat dan lebih tinggi dibandingkan di tingkat provinsi. Kemampuan pengeluaran masyarakat di kota Surakarta tahun sebelumnya sebesar Rp.655.777,00 per kapita per bulan meningkat menjadi Rp.658.920,00 per kapita per bulan, sedangkan di tingkat provinsi dari Rp.640.410,00 meningkat menjadi Rp.643.530,00. Pada tahun 2013 PDRB kota Surakarta atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp.1,3 trilyun atau 10,59% , dimana pada tahun 2012 sebesar Rp.12.180.558.640.000,00 dan pada tahun 2013 sebesar Rp.13.470.117.860.000,00. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2000, terdapat kenaikan sebesar Rp.312.217.720.000,00 atau 5,44% , dimana tahun 2012 sebesar Rp.5.742.861.300.000,00 dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp.6.005.079.020.000,00. Selanjutnya untuk laju pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,44%. Kontribusi terbesar penyumbang pertumbuhan berasal dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,68%; sektor listrik sebesar 6,33% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,24%; sedangkan pendapatan perkapita tahun 2013 adalah Rp.26.906.602,47 lebih tinggi 10,52% dibandingkantahun 2012 sebesar Rp.24.345.146,86. Dengan angka tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan daya beli masyarakat di kota Surakarta menjadi lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Kinerja ekonomi selain meningkat di sisi pertumbuhan juga dapat dirasakan sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat digambarkan dari koefisien commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gini Kota Surakarta yang berada pada angka 0,371 yang berarti bahwa ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat dapat dikatakan rendah; meskipun dari sisi angka, koefisien gini Kota Surakarta meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,332. Meningkatnya koefisien gini Kota Surakarta tentunya sangat dipengaruhi oleh meningkatnya laju inflasi yang pada saat ini mempunyai karakter sebagai administrated inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Pusat. Peningkatan kinerja ekonomi juga diikuti peningkatan pembangunan manusia. Angka harapan hidup Kota Surakarta mencapai usia 72,35 tahun meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 72,25 tahun. Angka melek huruf mencapai 96,73% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 96,71%. Angka ratarata lama sekolah mencapai 10,49 tahun meningkat dari tahun sebelumnya yang besarnya10,35 tahun. Sedangkan kemampuan daya beli yang digambarkan dengan besarnya pengeluaran perkapita sudah mencapai Rp.658.920,00 angka tersebut lebih tinggi dari angka Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.643.530,00. commit to user