bab ii tinjauan pustaka

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN STRATEGI
a. Strategi
Seiring dengan perkembangan disiplin ilmu, pengertian strategi menjadi
bermacam-macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya
mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus, pengertian strategi adalah
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Hamel dan Prahalad pengertian
strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
komptensi inti (core competencies)
strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembanganproduk,
penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture.
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi,
yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicitacitakan dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh
perusahaan dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tingkatan dalam Strategi
Merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985)
menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master
Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan
functional strategy.
a)
Enterprise Strategi
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang
tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi
enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa
yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis
itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap
organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang
utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga
itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah
misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau
jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi
kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu
dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan
perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain.
B.
Jenis-jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,
namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan
ketika divisi-divisi yang
berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang
untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.
Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:
a) Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan /
atau pesaing.
b) Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
c) Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru
yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.
d) Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat
menjalankan
strategi
rasionalisasi
biaya,
divestasi,
atau
likuidasi.Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali
penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk
memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi
biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi
tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya
menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah
untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi
dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli
terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa
yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. (David, p.231,
2004)
C. Konsep Kreatif
Menurut Poerwodarminto (2002:1063) sikap adalah perilaku; gerak-gerik.
Kreatif adalah memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan, bersifat
(mengandung) daya cipta (Poerwodarminto, 2002:599). Sikap kreatif yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang memiliki daya cipta,
kemampuan untuk menciptakan atau mengungkapkan gagasan-gagasan baru
dalam memahami suatu konsep matematika atau kemampuan mengungkapkan
gagasan-gagasan baru dalam menyelesaikan suatu masalah matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Chaiken dan Stangor (1987) dalam Zakaria, (2006: 1), sikap itu
terdiri dari tiga komponen yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan
komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau
keyakinan yang menjadi pegangan seseorang. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk bertingkah laku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
terhadap sesuatu objek.
Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk
mengukur sikap. Dalam penelitian ini dipilih skala likert (Likert Scales) karena
mudah dan bermanfaat untuk diimplementasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran dikelas.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya
(Munandar, 2004:25).
Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan
mengembangkan kreativitas ialah bahwa begitu banyak definisi tentang
kreativitas. Tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara
universal.
Beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan 4P menurut munandar
(2004:20)
a) Definisi Pribadi. Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian
dalam
interaksi dengan
commit to user
lingkungannya.
Dimensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepribadian atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas,
toleransi terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan
mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan
pengambilan risiko yang moderat.
b) Definisi Proses. Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance
(1988) tentang kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkahlangkah dalam metode ilmiah. Adapun langkah-langkah proses kreatif
menurut wallas (1926) yang sampai sekarang masih banyak diterapkan
dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi.
c) Definisi Produk. Definisi
menekankan
orisinalitas,
menyatakan
bahwa
yang berfokus
seperti
definisi
kreativitas
adalah
pada produk kreatif
barron
(1969)
kemampuan
yang
untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut
Haefele (1926) ’kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.’
d) Definisi ”Press”. Kategori keempat dari definisi dan pendekatan
terhadap kreativitas menekankan faktor ”Press” atau dorongan, baik
dorongan internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasratuntuk
mencipta atau bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal
dari lingkungan sosial dan psikologis.
Skala sikap dalam Mudjito (2007:15) adalah alat penilaian hasil belajar
yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima. Pengembangan
skala sikap dapat mengikuti langkah sebagai berikut.
1. Menentukan obyek sikap yang akan dikembangkan skalanya.
2. Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan
obyek penilaian sikap.
3. Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4. Menentukan skala dan penskoran.
Berdasarkan pertimbangan bahwa prilaku kreatif tidak hanya memerlukan
kemampuan berpikir kreatif (afektif), Munandar menyusun skala sikap kreatif,
diantaranya tujuh butir diadopsikan dari ”Creative Attitude Survey” yang disusun
oleh Schaefer.
Sikap kreatif dioperasi dalam dimensi sebagai berikut.
1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru;
2. Kelenturan dalam berfikir;
3. Kebebasan dalam ungkapan diri;
4. Menghargai fantasi;
5. Minat terhadap kegiatan kreatif;
6. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri; dan
7. Kemandirian dalam memberi pertimbangan. ( Munandar, 2004:70)
Ada enam asumsi kreatif (Dwijanto, 2006:221) yang diangkat dari teori dan
berbagai studi tentang kreativitas, yaitu sebagai berikut.
1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbedabeda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang
diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda maupun
gagasan. Produk kreatif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi
rendahnya kreativitas seseorang.
3. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktorfaktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap
orang, peranan masing-masing faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini
disebut juga sesuai asumsi interaksional atau sosial psikologis yang
memandang kedua faktor tersebut secara komplementer.
4. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat
menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas. Faktor-faktor
tersebut dapat diidentifikasi persamaan dan perbedaannya pada kelompok
individu yang satu dengan yang lain.
5. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevokuman, melainkan
didahului oleh, dan merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas orangorang yang berkarya sebelumnya.
6. Jadi kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan
kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan
sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan,
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan,
keterampilan, dan motivasi yang kuat.
Ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu motivasi atau
komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan
kreatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Konsep Wedding Organizer
Wedding Organizer adalah suatu jasa khusus yang membantu calon pengantin
& keluarga dalam perencanaan dan supervisi pelaksanaan rangkaian acara pesta
pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. WO juga mengelola
event pernikahan dari mulai Akad nikah, Upacara adat, Pelaminan, Catering, Rias
pengantin, Dokumentasi dan lain-lain.
Setiap pengantin adalah unik dan berbeda.Adalah merupakan suatu
keberuntungan bila Anda memiliki semua yang dibutuhkan untuk mewujudkan
sebuah pesta pernikahan idaman.Tapi tentu saja tidak semua orang memiliki
keberuntungan tersebut. Inilah beberapa alasan kapan saat yang tepat Anda
membutuhkan bantuan jasa tersebut :
a) Waktu yang sangat berharga
Khususnya bila calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktifitas
pekerjaan yang tinggi sehingga sulit menyisakan waktu yang cukup untuk
menyiapkan sendiri segala perencanaan & perlengkapan acara.
b) Efisiensi
Begitu banyak macam kebutuhan sebuah pesta pernikahan dan tersedia
beraneka ragam pilihan. Bila belum memiliki sendiri data atau pengalaman
menggunakan suatu jasa / produk , sungguh melelahkan bila Anda harus mencari
dan membandingkannya sendiri satu persatu. Dengan memanfaatkan semua
informasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh seorang Wedding
Organizer, Anda dapat menghemat waktu dan tenaga.
c) Profesionalisme untuk kelancaran acara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menjelang pesta, ditengah kegembiraan dan kesibukan Anda dalam
mempersiapkan penampilan diri secara sempurna, hampir tidak mungkin lagi bagi
Anda untuk memeriksa sendiri kesiapan perlengkapan pesta seperti dekorasi,
catering, fotografer, dll. Anda dapat stress sendiri bila melakukan semuanya
sendirian. Juga tidak enak rasanya meminta anggota keluarga atau teman untuk
bertanggung jawab menangani masalah itu. Dengan kontrak kerja yang
profesional, Wedding Organizer akan bertanggung jawab secara penuh atas
kelancaran acara.
Dalam sebuah acara pernikahan banyak komponen seperti tenda, baju
pengantin, make-up, upacara adat yang digunakan mencapai sebuah acara yang
matang. Dibawah ini kita akan membahas beberapa komponen yang penting
untuk kita ketahui, antara lain :
1) Tenda
Komponen pertama yang akan kita bahas adalah tenda. Tenda adalah salah
satu perlengkapan utama dalam perencanaan sebuah acara/pesta. Keberadaannaya
adalah sebuah keharusan yang tidak boleh tidak,karena merupakan kebutuhan
utama dalam penyelenggaraan sebuah acara/pesta. Tenda juga berguna untuk
menutupi tempat acara pernikahan dari panas atau hujan. Tenda terdiri tiang-tiang
yang terbuat dari besi dan lapisan atas dilapisi oleh terpal dan dibagian bawah
terpal dilapisi oleh kain untuk menghias tenda yang disebut balon. Selain untuk
melindungi tempat acara dari panas dan hujan, tenda juga beguna untuk
memperindah tempat diadakannya event pernikahan tersebut.
2) Baju pengantin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komponen yang satu ini adalah komponen baju yang dapat dipergunakan
untuk menutupi anggota tubuh serta menghias pengantin.Komponen baju sangat
bergantung kepada upacar adat yang telah dipilih oleh kedua mempelai.Apabila
mempelai menggunakan upacara adat jawa maka mempelai wanita dan pria
menggunakan baju dodotan.Tapi tidak semua pakaian tergantung kepada upacara
adat.Pasangan pengantin boleh memilih baju pengantinnya yang tidak sesuai
dengan upacara adat yang telah mereka pilih. Baju pengantin menambah
keindahan momen pernikahan.Tak heran jika gaun pengantin mengalami
perkembangan ide tiap tahunnya. Momen pernikahan akan selalu dikenang dua
sejoli yang mengikat janji suci. Baju pengantin indah nan memukau merupakan
salah satu elemen pernikahan yang tak hanya menampilkan keindahan, tapi juga
gengsi sang pengantin.
Tren fashion gaun atau baju pengantin makin diminati dan ditunggu.Kini,
rancangan gaun pengantin sudah begitu kaya.Beragam ide rancangan, mulai
tradisional, modern, hingga perpaduan keduanya tampil untuk memperindah
momen bahagia itu.
3) Make-up
Komponen make-up adalah suatu kegiatan mengubah penampilan dari bentuk
asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilahmake up lebih
sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh
tubuh bisa di hias (make up)., seperti halnya baju pengantin make-up pun dapat
disesuaikan dengan upacara adat namun mempelai boleh memilih sendiri riasan
untuk wajahnya, riasan sangat berguna bukan untuk menghias wajah tetapi juga
untuk membuat wajah mempelai wanita lebih cerah dihari pernikahannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Upacara Adat
Upacara
pernikahan adalah upacara adat yang
diselenggarakan
dalam
rangka menyambut peristiwa pernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa penting
bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada
upacaranya.upacara adat juga merupakan sebuah tradisi turun temurun dari daerah
asalnya. Kedua mempelai meyakini bahwa dengan mengikuti upacara adat ini
maka mereka dapat membuat acara pernikahan menjadi lebih khidmat.
Di Indonesia upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara, tradisional dan
modern. Ada kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut, biasanya
dalam dua upacara terpisah. Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan
menurut aturan-aturan adat setempat.Indonesia memiliki banyak sekali suku yang
masing-masing
memiliki
tradisi
upacara
pernikahan
sendiri.Dalam
suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih salah satu adat, atau ada
kalanya pula kedua adat itu dipergunakan dalam acara yang terpisah.Upacara
pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri.
Biasanya gaya yang dipakai adalah gaya Eropa. Pernikahan yang dilakukan
dengan aturan Islam mungkin dapat juga dimasukkan ke dalam kategori upacara
pernikahan modern.
5) Hiburan
Komponen hiburan berguna untuk menghibur para tamu undangan yang hadir
memberikan selamat serta doa restu kepada kedua mempelai, sehingga tidak
membuat suatu acara pernikhan menjadi membosankan. Hiburan pada resepsi
pernikahan akan membawa kedalam Suasana Kegembiraan, romantisme penuh
kenangan.Dengan pengisi hiburan musik dan lagu mampu menciptakan atmosfir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keindahan dalam kesyahduan pesta perkawinan.Kesediaan partisipasi kerabat dan
sahabat yang memiliki talenta dalam menyajikan musik adalah alternatif sebagai
rancangan hiburan menambah suasana keceriaan.Dalam Acara Pernikahan dan
Event lainnya sering Kita Mengadakan Acara hiburan dengan mengundang group
Organ Tunggal, Orkes Melayu, Group Band, dll. Sebagai sarana Hiburan untuk
menghormati para tamu undangan.
6) Catering
Pada komponen ini akan membahas catering yang merupakan suatu
komponen yang menyediakan makanan kepada para tamu undangan yang hadir
pada acara pernikahan tersebut. masakan dan minuman dapat dipilih dan tentukan
untuk acara dengan variasi penyajian yang semuanya akan menjadikan pesta
pernikahan semakin berkesan.
7) Pelaminan
Komponen pelaminan ini merupakan suatu komponen yang menghiasi
dekorasi pelaminan tempat untuk kedua mempelai, biasanya dalam pelaminan ada
hiasan air terjun dibelakang tempat duduk kedua mempelai dan juga biasanya
dibuat sebuah taman kecil yang terdiri dari pot-pot kecil didepan tempat duduk
kedua mempelai agar dekorasi pelaminan terlihat lebih indah.
8) Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan untuk merekam dan menyimpan berbagai data
penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Acara seindah pernikahan perlu
sebuah dokumentasi,karena momen ini sangat berharga yang hanya ada sekali
seumur hidup. Untuk itu dokumentasi sangat diperlukan.
9) Akad Nikah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ini merupakan komponen yang terakhir tapi komponen yang paling penting
dalam sebuah acara pernikahan.Akad nikah merupakan ikrar pernikahan.Yang
dimaksud dengan akad nikah ialah ijab daripada pihak wali perempuan atau
wakilnya dan qabul dari pihak calon suami atau wakilnya. Akad nikah merupakan
syarat wajib dalam proses atau upacara perkawinan menurut Islam. Akad nikah
boleh dijalankan oleh wali atau diwakilkan kepada seorang juru nikah. Biasanya
akad nikah dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 wib. Akad nikah akan
berlangsung setelah penghulu datang kerumah calon mempelai wanita dan calon
mempelai pria beserta keluarganya yang juga sudah datang ketempat acara akad
nikah akan dilaksanakan.
C. Tahapan Proses Kerja Wedding Organizer
1) Perencanaan Pernikahan
Calon pengantin datang ke WO untuk melakukan perencanaan pernikahan
termasuk memilih paket pernikahan sesuai dengan tema yang mereka inginkan.
Pemilihan paket pernikahan yaitu melakukan pilihan untuk alat-alat yang akan
digunakan dalam acara pernikahan nanti, seperti memilih Gaun/Baju pengantin,
ukuran tenda dan jenisnya, upacara adat yang akan dilaksanakan, dll. Setelah
pengantin melakukan pemilihan alat-alat pengantin, calon pengantin dan WO
menentukan besaran harga.
2) Melakukan Persiapan
Pada tahap ini WO akan melakukan persiapan untuk menyusun acara calon
mempelai. Tahap mempersiapakannya yaitu dimulai dari melakukan organisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari pihak keluarga atau kerabat mempelai untuk membantu menjadi pelengkap
diacara pernikahan seperti pagar ayu, penerima tamu undangan, dll.Lalu WO
melakukan pemasangan tenda, balon tenda, dinding kain, tempat pelaminan serta
mempersiapkan catering kurang lebih sekitar H-3.
3) Acara pernikahan
Setelah melalui tahap pertama dan kedua dengan matang tibalah pada tahap
selanjutnya yaitu acara pernikahan.Dalam acara pernikahan ini pertama kali yang
dilakukan adalah melakukan rias wajah dan pemasangan pakaian calon mempelai,
pagar ayu, dll. Setelah melalui tahap tersebut maka kedua pengantin akan
melaukan akad nikah untuk mengikat janji penikahan atau ijab kabul. Menuju
ketahap selanjutnya pasangan yang telah resmi menjadi suami istri tersebut akan
melakukan upacara adat menurut daerah sekitar, atau pun daerah asal yang telah
ditentukan. Selama acara berlangsung dari awal hingga akhir WO akan merekam
melalui gambar maupun video untuk mendokumentasikan momen yang indah
tersebut. Tidak ketinggalan juga acara hiburan yang akan membawa membelai
dan tamu undangan kedalam suasana yang menyenangkan.Sampailah kedua
mempelai pada tahap penerimaan tamu diatas pelaminan.Yaitu melakukan salamsalaman dan foto bersama kepada pengunjung yang datang dan menyamut para
tamu dengan santapan catering yang telah disediakan sebelumnya. Proses tersebut
berlangsung terus hingga acara selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Akhir Acara
Setelah semua tahapan berjalan dengan lancar, ini adalah tahapan
terakhir dimana WO akan melakukan pelepasan tenda dan dekorasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pencucian kain-kain dekorasi dan baju-baju pengantin, dan melakukan
pelunasan pembayaran.
D. Brand dan Branding
1. Definisi Brand
Pengertian brand dengan merek adalah tidak sama. Kedua kata itu memiliki
makna yang berbeda. Jika produk itu diandaikan badan, maka merek itu sekedar
nama. Sedangkan brand adalah badan, nama, dan jiwa.
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya
untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada
barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya.
Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat,
asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan
kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang
lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang
akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan
kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu
merek.
Menurut AMA (American Marketing Association), merek adalah nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler,
2002: 460).
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini:
a. Contoh markname (nama): Nintendo, Aqua, Bata, Rinso, KFC, Acer,
Windows, Toyota, Zyrex, Sugus, Gery, Bagus, Mister Baso, Gucci, C59,
dan lain sebagainya.
b. Contoh mark (simbol): gambar atau simbol sayap pada motor Honda,
gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada California Fried
Chicken(CFC), simbol orang tua berjenggot pada brandOrang Tua (OT)
dan KentuckyFried Chicken(KFC), simbol bulatan hijau pada Sony
Ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di
kehidupan sehari-hari.
c. Contoh trade character (karakter dagang): Ronald McDonald pada restoran
McDonalds, Si Domar pada Indomaret, Burung dan Kucing pada produk
makanan Gery, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian brand menurut Schultz (2004: 14), “So, that’s what
we mean by a brand: something that is identifiable by the buyer and the seller and
creates values for both”, yang artinya brand adalah sesuatu yang dapat
diidentifikasi oleh pembeli dan penjual sehingga menciptakan nilai bagi
keduanya.
Jadi brand adalah identifikasi yang berupa nama atau simbol yang
mempengaruhi proses pemilihan suatu produk atau jasa yang membedakannya
dari produk pesaing serta mempunyai nilai bagi pembeli dan penjualnya.
2. Jenis-jenis dan Macam-macam Brand
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya
seperti Soffel, Capilanos, Ultraflu, So Klin, Philips, Tessa, Faster,
Nintendo, Vit, Vitacharm, Vitacimin, dan lain-lain.
b. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh
distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti Zyrex Ubud yang
menjual laptop Cloud Everex, Hypermarket Giant yang menjual kapas
merek Giant,Carrefour yang menjual produk elektronik dengan merek
Bluesky, supermarket Hero yang menjual gula dengan merek Hero, dan
lain sebagainya.
Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang
dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan
produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur,
minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman,
dan lain sebagainya.
3. Strategi Merek (BrandStrategy)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek
sebagai berikut di bawah ini:
IndividualBranding / Merek Individu
Individualbranding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti
pada deterjen Surf dan Rinso dari Unilever untuk membidik segmen pasar yang
berbeda seperti halnya pada Wings yang memproduksi deterjen merek So Klin dan
Daia untuk segmen pasar yang beda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. FamilyBranding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk
dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat.
Contoh familybranding yakni merek Gery yang merupakan grup dari Garuda
Food yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama Gery
seperti Gery Saluut, Gery Soes, Gery Toya Toya, dan lain sebagainya. Contoh lain
yaitu motor Suzuki yang mengeluarkan varian motor Suzuki Smash, Suzuki Sky
Wave, Suzuki Spin, Suzuki Thunder, Suzuki Arashi, Suzuki Shogun, Suzuki Satria,
dan lain-lain.
4. Manajemen Konsep Merek (Brand-Concept Management)
Merek harus dikelola secara strategis melalui usaha untuk meningkatkan
ekuitas dan loyalitas konsumen yang berkelanjutan. Hal ini dikenal dengan istilah
manajemen konsep merek (brand-concept management), yang dapat didefinisikan
sebagai proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian suatu konsep merek
sepanjang masa hidup merek tersebut. Dengan kata lain, konsep merek adalah arti
khusus yang diciptakan oleh manajer merek dan dikomunikasikan kepada target
pasarnya. Menyusun suatu konsep, atau arti merek yang spesifik dapat dicapai
melalui pemenuhan salah satu dari tiga kategori kebutuhan dasar konsumen, yaitu:
kebutuhan fungsional, simbolis, atau eksperiental. Konsumen mempunyai
kebutuhan, sedangkan merek mempunyai atribut dan ciri yang dapat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut.Karenanya, manfaat merek adalah kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Jadi seperti yang Anda lihat, kebutuhan
dan manfaat dapat dianggap sebagai dua sisi dari satu koin yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manajemen konsep merek yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
fungsional (functional benefits) berusaha untuk menyediakan solusi bagi masalahmasalah konsumsi atau potensi permasalahan yang dapat dihadapi oleh konsumen,
dengan mengkomunikasikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang
dapat memecahkan masalah-masalah tersebut.Pemenuhan kebutuhan fungsional
adalah bentuk yang paling nyata dari manajemen konsep merek. Dalam penjualan
di kelas industri, misalnya, wiraniaga berusaha memenuhi kebutuhan fungsional
konsumen mereka akan produk berkualitas tinggi, waktu pengantaran yang cepat,
maupun pelayanan yang lebih baik. Secara berkala, pemasar consumer goods juga
berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen mereka akan kenyamanan,
keamanan, kesehatan, kebersihan, dan lain-lain, yang seluruhnya merupakan
kebutuhan fungsional yang dapat dipenuhi oleh manfaat merek.
Selain banyaknya merek yang dipasarkan berdasarkan fungsionalitasnya,
terdapat merek-merek lain yang dipasarkan untuk memenuhi keinginan
psikologis.Pemenuhan kebutuhan simbolis (symbolic needs) diarahkan kepada
keinginan konsumen dalam upaya memperbaiki diri, dihargai dari anggota suatu
kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki.Manajemen konsep merek yang ditujukan
bagi pemenuhan kebutuhan simbolis ini berupaya mengasosiasikan kegunaan
merek dengan kelompok, pesan, atau citra diri yang diinginkan.Pemasar merekmerek dalam kategori seperti produk kecantikan, perhiasan, minuman beralkohol,
dan rokok umumnya merupakan pemenuhan dari kebutuhan simbolis.
Kebutuhan eksperiental (experiental needs) konsumen merupakan
representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat memberikan rasa
senang, keanekaragaman, dan stimulasi kognitif. Manajemen konsep merek yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diarahkan kepada kebutuhan experiental mempromosikan merek sebagai sesuatu
yang istimewa dan mempunyai cita rasa yang tinggi (terlihat elegan, merasa sehat,
berbau harum, terdengar bijaksana, merasa amat bahagia, dan lain-lain) atau kaya
dengan potensi stimulasi kognitif (bersemangat, menantang, menghibur, dan
sebagainya). (Terence A. Shimp, 2003: 17- 21)
5. Strategic Branding
Branding diibaratkan jika kamu bicara A maka orang lain pun ikut bicara
A. Aura seseorang atau perusahaan yang sudah memiliki label, branding atau
merek yang kuat, meskipun banyak pesaing baru yang muncul dan mencoba
menggoyahkannya tapi dominasi ia tak juga goyah. Namun merek yang Anda
miliki bisa saja hancur dan luntur dimakan waktu jika saat awalnya bagus tapi
lama kelamaan makin tidak profesional dalam pelayanan dan terjadi penurunan
kualitas barang atau jasa yang Anda jual.
Beberapa strategi membangun brand atau merek yang kuat yaitu:
a. Memiliki suatu keunggulan dan bukti-bukti keunggulan Anda harus ada.
b. Membangun komunitas, pertemanan atau jaringan pergaulan yang luas.
Dengan jaringan teman yang luas, apapun yang jadi kesulitan akan ada
solusinya. Selain itu dengan jaringan teman yang luas, juga bisa secara
tidak langsung bisa prospek mereka jika ada produk baru.
c. Memiliki pasar yang siap untuk membeli atau menerima produk yang
Anda tawarkan. Dengan pasar yang sudah siap, Anda dapat keluarkan
produk yang Anda miliki, maka pasar akan siap membeli apa yang Anda
jual tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Peka terhadap produk yang ditawarkan orang lain atau perusahaan lain
yang memiliki usaha sejenis dengan Anda. Jadi kalau perusahaan A bikin
produk baru dan mutakhir, maka Anda harus bisa paling tidak menyamai
atau lebih baik lagi jika bisa lebih dari produk mereka.
e. Giat cari informasi dan sebuah inovasi baru, jika tidak maka siap-siap
Anda harus tergeser oleh perusahaan baru yang lebih memiliki inovasi
baru dalam bisnis yang Anda geluti sekarang.
f. Terus meningkatkan layanan kepada konsumen.
g. Minta pendapat serta saran dan kritik pada konsumen yang telah memakai
produk Anda. Jika memang puas, maka minta bantuan mereka untuk
merekomendasikan produk Anda ke orang lain. Jadikan konsumen Anda
adalah teman Anda. Hargai mereka dengan sebaik-baiknya.
E.
Launching Produk
Mengapa launching itu penting? Sebab masa depan pertumbuhan
perusahaan ditentukan oleh sukses produk baru. Di samping itu sudah menjadi
tradisi bahwa cita-cita seorang usahawan atau pemasar yang paling mengesankan
adalah sukses melahirkan atau melakukan launching produk baru.
Dalam
bahasa
Indonesia,
kata
launching
diterjemahkan
sebagai
peluncuran. Sehingga, peluncuran adalah kata yang paling sering digunakan untuk
memaknai kata launching.Akibatnya, launching menjadi terkesan enteng dan
ringan. Rasanya lebih berbobot bila launching diterjemahkan sebagai ”melahirkan
produk baru”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengapa disebut ”melahirkan”? Selama sembilan bulan lebih dilakukan
persiapan dalam kandungan untuk menyambut kelahiran ”bayi” tersebut. Bahkan
risiko berupa rasa sakit dan taruhan nyawa sang ibu harus dihadapi ketika
melahirkan bayi tersebut. Tetapi kegembiraan setelah bayi lahir segera menghapus
semua rasa sakit yang dirasakan. Harapan akan masa depan yang lebih baik
merupakan harapan semua ibu yang berkehendak untuk membesarkan anak.
Aspek-aspek di atas adalah hal biasa dialami seseorang yang pernah
melakukan launching produk baru.Persiapan berbulan-bulan bahkan tahunan
dilakukan. Hati terasa berdebar-debar saat produk untuk pertama kalinya dilempar
ke pasar sebab disitu selalu ada risiko kegagalan sekaligus kehilangan jabatan.
Namun, bila produk sukses di pasar maka kemakmuran pun segera hadir.
Keluarga Tirto Utomo yang dibantu seorang Willy Sidharta berhasil
menjadi kaya raya berkat satu merek saja yakni Aqua.Pengalaman lebih dramatis
dialami Harry Sanusi yang meraih sukses berkat permen Kino.Dengan
keberhasilannya itu namaKino dijadikan payung kerajaan bisnisnya.Atau sebut
saja Barry Lesmana yang namanya mendunia karena sukses me-launching produk
baru di BCA dan Citibank. Atau seorang Sudhamek AWS yang meraih sukses
berkat produk kacang atau dr. Boenjamin Setiawan melalui obat panu bernama
Kalpanax. Di dunia Barat dapat disaksikan bagaimana Bill Gates menjadi orang
terkaya di dunia karena sukses merancang, me-launching, dan membesarkan
peranti lunak Microsoft. Demikian pula Akio Morita dari Sony Corporation yang
mengalami pertumbuhan hingga dua digit karena sukses melahirkan Walkman.
Atau bagaimana Steve Jobs sukses melakukan turnaround di Apple Corporation
berkat temuan i-Pod yang melegenda.Di dunia farmasi Glaxo mampu memborong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
banyak
perusahaan
digilib.uns.ac.id
farmasi
lainnya
karena
sukses
melahirkan
Zantax
(Raniditin).Masih banyak lagi orang-orang yang mengalami sukses besar karena
launching.
Pertanyaan selanjutnya apakah mereka pernah gagal launching?Tentu saja
ya. Mereka pernah mengalami kegagalan dalam melakukan launching
produk.Tetapi yang pasti bukan produk pertama mereka.Mungkin produk ke-3,
ke-5 atau ke-7. Di dunia bisnis selama ini dikenal ada dua pilihan pengembangan
bisnis untuk meraih pertumbuhan. Pertama, tumbuh dari dalam (Growth from
Within) yang mengutamakan pengembangan produk baru (New Product
Development / NPD) dan tumbuh dari luar (Growth from Outside) dengan
memilih mengakuisisi merek atau produk atau perusahaan lain atau bahkan
menggunakan sistem waralaba (franchise).
Dalam kurun waktu 1970-an hingga awal 1990-an perusahaan-perusahaan
multinasional yang beroperasi di Indonesia seperti Coca-Cola, Unilever,
Goodyear, selalu bangga melakukan strategi Growth from Within dengan berbagai
NPD. Investasi yang mereka keluarkan juga demikian besar sehingga
membutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun untuk meraih titik impas
(BEP).Namun, kondisi persaingan yang makin menghebat mengakibatkan banyak
produk-produk baru para multinasional itu yang mengalami kegagalan.Coca-Cola
gagal dalam memasarkan air minum dalam kemasan Bonaqa.Unilever mengalami
kegagalan di mi instan Mie & Mie dan nasi instan Tara Nasiku.Investasi yang luar
biasa besar yang mereka keluarkan hangus dalam waktu sekejab. Hal itu
menunjukkan bahwa meskipun perusahaan-perusahaan multinasional itu telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibekali dengan strategi bisnis mutakhir, teknologi tinggi dan merek yang
kuat
tidak serta merta mereka dapat menguasai pasar. Bahkan, segala
kecanggihan yang dimilikinya terkadang menjadi penghalang untuk menjangkau
konsumen
berpenghasilan rendah di negara berkembang. Akibatnya, terjadi pergeseran
strategi yang dilakukan perusahaan multinasional terlebih setelah Indonesia
dilanda krisis ekonomi pada 1998.Perusahaan multinasional akhirnya lebih
memilih melakukan strategi Growth from Outside dengan melakukan akuisisi
berbagai merek di Indonesia.Lihat saja bagaimana Unilever mengakuisisi Kecap
Bango, Danone membeli Aqua dan Coca-Cola menguasai AdeS. Sebaliknya,
perusahaan-perusahaan nasional terkemuka seperti Garuda Food, Grup Kino,
Kalbe Farma, Sampoerna dan Polytron malahan tampil sebagai perusahaan
marketing tulen. Dari merekalah justru muncul beragam produk-produk baru.
Ada beberapa penyebab kegagalan produk baru:
1.
Akibat kegagalan pasar atau pemasaran seperti kecilnya potensi pasar,
tiadanya
pembeda
produk
yang jelas,
positioning
yang lemah,
ketidakpahaman terhadap kebutuhan konsumen, minimnya dukungan dari
saluran distribusi serta reaksi agresif dari pesaing. Contoh di luar negeri
kegagalan Crystal Pepsi yang meski meraih penghargaan sebagai Produk
Minuman Baru Terbaik 1992 tetapi hanya meraih pangsa pasar di bawah 3
persen saja.
2.
Akibat kegagalan finansial yakni berupa rendahnya tingkat pengembalian
investasi atau ROI. Contoh di luar negeri bagaimana pesawat supersonik
Concorde mengalami kegagalan karena biaya pengoperasiannya mahal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga hanya menghasilkan sedikit keuntungan bahkan kerugian dalam
jangka panjang.
3.
Merupakan kegagalan dalam hal waktu. Yaitu terlambat memasuki pasar
atau terlalu dini masuk pasar sementara pasar belum dikembangkan untuk
siap menerima produk baru tersebut. Contohnya adalah Tara Nasiku
produk nasi instan Unilever diluncurkan ketika pasar belum dididik untuk
menerima produk nasi instan.
4. Kegagalan teknis yang meliputi produk tidak bekerja dengan baik dan
rancangan produk yang buruk. Contoh paling bagus adalah Newton
produk dari Apple yang diposisikan sebagai PDA (Personal Digital
Assistance) tetapi konsumen tidak dapat memahami adanya kategori yang
baru itu.
5.
Kegagalan
organisasi
yang
disebabkan
ketidakmampuan
untuk
menyesuaikan diri dengan kebudayaan organisasi serta tiadanya dukungan
organisasi. Contoh di luar negeri adalah bagaimana produsen celana
jeansLevi’s yang gagal memasarkan pakaian untuk pria.
6.
Kegagalan lingkungan berupa peraturan pemerintah dan faktor makro
ekonomi. Contohnya adalah Isuzu Panther yang semula mengandalkan
murahnya harga solar dibandingkan bensin terpaksa mengubah strateginya
menjadi irit mengonsumsi bahan bakar akibat pemerintah mengubah
kebijakan harga BBM yang membuat solar tidak murah lagi.
Menurut Al Ries dan Laura Ries dalam bukunya The Origin of Brands,
produk atau merek yang kuat dan tahan lama di pasar diciptakan dengan cara
membuat percabangan dari kategori yang sudah ada. Tetapi cara divergensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut merupakan proses yang memakan waktu. Televisi diciptakan pada tahun
1927 tetapi baru dikomersialkan setelah Perang Dunia ke-2 usai. Perusahaan yang
mencoba meluncurkan produk televisi pada tahun 1930-an justru mengalami
kebangkrutan.
Barangkali tidak ada produk revolusioner yang tumbuh demikian cepat
seperti halnya komputer pribadi (PC). PC diperkenalkan tahun 1975, tahun yang
sama ketika Bill Gates keluar dari Harvard dan pergi menuju Albuquerque, New
Mexico untuk menuliskan program peranti lunak untuk komputer Altair.
Microsoft, perusahaan yang didirikan Bill Gates, kini menjadi perusahaan paling
kaya di dunia dengan nilai kapitalisasi di pasar modal mencapai 304 miliar dolar
AS. (http://abgnet.blogspot.com)
F. Strategi Pengembangan Produk Baru
Saat produk diciptakan ia bagaikan bayi merah yang baru lahir dan belum
bernama, dikenal dan dipanggil berdasarkan nama orang tuanya. Ketika kemudian
disosialisasikan, nama dan citranya mulai terbangun, dan setelah berhasil
mendekati hati konsumennya maka telah lahir dengan selamat sebuah brand.
Pengertian dan definisi brand pun dari waktu ke waktu berubah seiring waktu.
Dahulu, a brand is a name, term, symbol or design or a combination of these
which is intended to identity the goods or service of one group of sellers and
differentiate them from those competitors (Philip Kotler).
Kemudian, a visual design and / or name that is given to a productor
service by an organization in order to differentiate it from the competing products
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
and which assures consumers that the product will be of high and consistent
quality (Richard Koch).
Sekarang, sebuah produk, baru layak disebut brand bila ia telah berhasil
mengisi hati konsumennya. Merupakan bagian dari hidup.Attitude (Just Do it –
Nike). ‘Cult’ (Kafi Kurnia)
Perkembangan teknologi semakin hari semakin menjejakkan perubahan di
sana sini. Dan berubah mengikuti perubahan seolah menjadi pilihan yang sulit
diabaikan.Berubah atau mati merana. Seandainya saja Polaroid sebagai sebuah
brand jeli mengikuti laju perubahan, mungkin di era digital ini ia masih akan setia
bersama kita. Sikap menunggu munculnya kebutuhan dan baru kemudian
melangkah, kini sudah basi! Pengembangan produk harus selalu setahap di muka,
bagaikan paranormal, peka akan kebutuhan yang akan datang, dan sergap
menyajikannya sebelum diminta. Menciptakan surprise-surprise manis yang
membuat brand selalu muda dan lekat di hati serta panjang umur. (Majalah
Concept edisi 01: 2004)
1. Riset Produk Baru
Riset pemasaran adalah sebuah aktivitas yang tidak bisa ditinggalkan oleh
perusahaan, baik itu pada saat pembuatan produk baru maupun pada tahap-tahap
pemasaran selanjutnya (launching, maintenance, repositioning, pengembangan ke
daerah baru, kemasan baru, dll).Pada prinsipnya kegiatan riset diperlukan secara
terus-menerus (continuous basis).Memang masih banyak perusahaan yang
melakukan riset pemasaran pada saat-saat tertentu saja (ad-hoc basis), karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masalah biaya dan atau tidak menghayati pentingnya peran riset pemasaran ini
bagi pengembangan produk.
Perusahaan yang memilih melakukan riset secara ad-hoc diibaratkan
memotret keadaaan konsumen dan pasar dalam kondisi tertentu.Yang diperoleh
tentunya adalah gambaran sesaat (seperti yang ditampilkan oleh sebuah foto
statis).Sedangkan apabila riset pemasaran ini sudah dijadikan sebagai bagian
integral dari kegiatan perusahaan, maka yang diperoleh adalah gambaran yang
lebih lengkap yang diibaratkan dengan mengambil video konsumen/pasar.Cerita
yang disajikan dalam video tersebut bisa mengungkapkan sisi-sisi yang tidak
tampak pada saat konsumen/pasar tersebut dipotret.Dengan video ini, perusahaan
bisa
mengenal
konsumen/pasarnya
luar
dalam.Apa
gunanya
informasi
komprehensif ini bagi perusahaan? Harapannya adalah, perusahaan tidak perlu
membuat terlalu banyak asumsi tentang keadaan konsumen dan pasar dalam
pembuatan strategi pemasaran.
Perlunya riset pemasaran sebelum kreasi suatu produk adalah mutlak
harus. Tanpa riset, bagaimana perusahaan bisa yakin bahwa:
a. Produk baru tersebut tidak sama saja dengan produk lain yang ada di pasar
(menurut konsumen, bukan menurut Anda/perusahaan): bahwa benar
keunggulan produk dilihat sebagai sesuatu yang spesial bagi konsumen,
b. Produk punya kemasan yang selain baik secara fungsional, juga sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh konsumen (misalnya praktis, ringan,
gampang dibuka/ditutup, dll),
c. Harga produk ini sesuai dengan yang benefit yang diperoleh,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan riset pemasaran jangan dihentikan hanya karena produk baru
tersebut sudah jadi dan sudah diteliti keunggulannya. Sebelum masa launching,
perusahaan juga masih perlu investigasi apakah komunikasi (misalnya dalam
bentuk iklan) yang didesain bisa menjelaskan keunggulan produk dan membantu
proses penjualan. Setelah launching pun, masih harus terus dipantau, sejauh mana
penerimaan terhadap produk, tingkat kepuasannya, dll.Setelah produk mapan
keberadaannya di pasar, perusahaan juga tetap butuh riset untuk mendapatkan
informasi terbaru tentang sikap konsumen terhadap produk.Bila ada produk
pesaing muncul, bagaimana konsumen meresponnya? Apakah produk mudah
diperoleh (distribusinya)? Apakah kenaikan harga akibat inflasi tidak menurunkan
minat beli, dst. Mulailah dari hari ini untuk menjadikan riset pemasaran sebagai
bagian dari kegiatan rutin perusahaan.
2. Arah pengembangan produk baru
Aplikasi strategi pengembangan produk baru yang berbeda-beda arahnya sudah
umum diterapkan oleh seorang brand manager, baik itu di perusahaan berukuran
kecil atau besar; perusahaan lokal maupun multinasional. Istilah line extension
dan brand extension sudah sering digunakan dalam diskusi internal dan eksternal
perusahaan. Yang belum banyak dikenal adalah istilah multibrands dan new
brands.Strategi ini adalah dua dari empat arah strategi pengembangan produk
baru.
Sebelum lebih jauh menguraikan strategi ini satu persatu, sebaiknya kita sepakati
dulu istilah-istilah dasar yang digunakan dalam konsep ini.
a. Produk vsBrand
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Produk dan brand adalah dua istilah yang interchangeable, atau bisa digunakan
secara bergantian.Yang dimaksud dengan produk adalah kategori produk (product
category). Sedangkan brand adalah merek tertentu yang dimiliki oleh perusahaan
dalam suatu kategori produk. Sebagai contoh: Nestle memasarkan beberapa
kategori produk sekaligus, antara lain kategori produk kopi (diwakili oleh brand
Nescafe), kategori produk susu (diwakili oleh brand Dancow), dll
b. Existing vs New Products
Kedua isitilah ini sudah jelas, jika kita bicara existing product, lingkupnya adalah
suatu kategori produk dimana perusahaan sudah sejak lama memasarkan brand
tertentu. Bila perusahaan berpikir untuk masuk ke jenis kategori produk yang
baru, ini yang disebut dengan new products. Kategori produk baru ini bisa jadi
merupakan jenis produk yang sama sekali baru untuk konsumen atau yang sudah
ada di pasar terlebih dahulu tetapi sedang dikuasai oleh pesaing.
c. Existing vs New brands
Sama dengan penjelasan di atas, existing brands berarti merek yang sudah
digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produk di kategori tertentu,
sedangkan new brands merupakan merek lain di luar merek tersebut. Ide untuk
new brands bisa diambil dari internal perusahaan (dari kategori produk lainnya)
atau merek yang sama sekali baru untuk perusahaan.
Tiap perusahaan dihadapkan dengan empat pilihan arah pengembangan produk
baru, seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sumber: Kotler, Armstrong, Brown, Adam and Chandler (2001)
a. StrategicLine Extension(Existing Brand - Existing Product Category)
Strategi ini adalah yang paling sederhana, praktis dan resikonya paling rendah
untuk perusahaan. Intinya adalah meluncurkan brand yang sama dalam kategori
yang sama, dengan format yang berbeda, misalnya meluncurkan kemasan baru,
varian rasa baru, teknologi baru, dll. Diharapkan dengan tambahan jenis baru,
konsumen punya lebih banyak pilihan dalam mengkonsumsi brand yang sama.
Pantene Shampoo, setelah sukses dengan kemasan botol, meluncurkan kemasan
sachet sekali pakai. Nescafe melengkapi pilihan dari original blend ke varian
decaf /non cafein, mild roast, espresso, dll (di pasar Australia). Coke dengan
berbagai rasa baru, antara lain Cherry Coke, Vanilla Coke.Juga tersedia untuk
segmen yang berbeda yaitu Diet Coke.Antimo dengan penambahan jenis baru,
AntimoAnak.
b. StrategicBrand Extension (Existing Brand - New Product Category)
Strategi ini dipilih bila perusahaan ingin memanfaatkan nama besar sebuah brand.
Dengan meluncurkan brand yang sama ke dalam kategori produk yang berbeda,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
minimal biaya iklan dan promosi untuk menanamkan brand awareness dan brand
preference bisa ditekan. Walaupun tampaknya ini strategi yang punya banyak
keuntungan, resikonya cukup besar. Bila ternyata brand di kategori baru ini gagal,
dampaknya bisa dirasakan oleh kategori sudah lebih dulu mapan, antara lain
kepercayaan pedagang dan konsumen terhadap brand menjadi berkurang. Contoh:
Nuvo yang populer di kategori sabun, masuk ke pasar hand sanitizer. Cadbury
yang sudah berakar di kategori coklat, menggunakan brand yang sama untuk
kategori produk es krim yang muncul belakangan. Adidas, yang berawal dari
kesuksean di kategori sepatu olahraga, masuk kekategori pakaian olahraga dengan
merek yang sama. Pepsodent melebarkan sayapnya, dari pasta dan sikat gigi ke
kategori barunya: permen. Betadine, dikenal dengan cairan antiseptik pembersih
luka, masuk ke kategori plester.
c. StrategicMultibrands (New Brand - Existing Product Category)
Strategi multibrands dipakai apabila perusahaan ingin masuk ke dalam segmen
yang selama ini belum tergarap oleh brand yang ada dalam kategori produk yang
sama. Resiko ketidakberhasilan brand baru kecil pengaruhnya terhadap brand
yang sudah lebih dulu mapan.Sisi negatifnya adalah kanibalisasi antar brand,
karena bersaing untuk memperebutkan kue dalam pasar yang itu-itu saja.Untuk
memperkecil resiko kanibalisasi, diferensiasi antar brand harus jelas bagi
konsumen. Contoh: Strategicmultibrands untuk Toyota adalah mempertahankan
pasar mobil sedan di segmen menengah dengan Toyota Corolla dan meluncurkan
brand Lexus untuk menjangkau segmen atas untuk menyaingi mobil sekelas
BMW. Untuk melawan Virgin Blue, penerbangan yang relatif ekonomis di tingkat
domestik Australia, Qantas meluncurkan penerbangan baru dengan namaJet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Star.Unilever dengan multibrands di kategori shampo.Differensiasi antar brand
cukup jelas.Clear adalah shampo anti ketombe untuk remaja, sedangkan Sunsilk
untuk wanita yang menginginkan rambut sehat dan berkilau.Seiko yang masuk ke
segmen jam tangan kelas atas dengan merek lain, Lasalle.
d.
StrategicNew Brands (New brand - New Product Category)
Strategi ini adalah kebalikan dari brand extension. Strategi New Brands
menggambarkan situasi dimana perusahaan masuk ke kategori produk baru
dengan nama brand yang sama sekali berbeda. Biasanya strategi ini dipilih
apabila tidak satupun brand yang tersedia di perusahaan sesuai untuk kategori
baru tersebut. Kelemahan strategi ini adalah dari segi biaya. Pembinaan brand
yang baru dalam kategori yang baru harus dimulai dari nol. Contoh: PT Sayap
Mas Utama (Wings Corporation) yang sudah sangat kuat di pasar household dan
personal care dengan brand-brand Wings, So-Klin, Nuvo, Ciptadent, dll, beberapa
tahun terakhir ini ikut terjun ke kategori makanan dengan menggunakan brand
Jas-Jus dan Segar-Dingin. Coca-Cola, masuk ke bisnis teh kemasan siap minum
dengan brand barunya Frestea.Bintang Tujuh yang kuat di obat sakit kepala,
meluncur ke pasar minuman kesehatan dengan brandnya Extra Joss.SC Johnson,
memiliki brand yang berbeda-beda untuk tiap jenis kategori produk.Pledge untuk
pemoles furnitur, Glade untuk pengharum ruangan, Raid untuk pembasmi
nyamuk.
3. Produk Baru dan Komunikasi Pemasaran
Peluncuran suatu kelompok produk-produk baru esensial bagi sebagian besar
sukses perusahaan serta bagi pertumbuhan jangka panjang.Walaupun telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan berbagai investasi raksasa serta berbagai upaya untuk memperkenalkan
produk dan jasa-jasa baru, banyak di antaranya yang tidak pernah sukses.Adalah
tidak mungkin menunjukkan secara tepat, presentase ide-ide serta produk baru
yang akhirnya gagal, karena organisasi mereka cukup beragam dalam definisi
mereka tentang sukses.Namun demikian, estimasi angka kegagalan secara tipikal
berkisar antara 35 hingga 45 persen, dan angka tersebut mungkin saja meningkat.
Seorang spesialis komunikasi pemasaran dalam suatu organisasi memiliki
sejumlah tanggung jawab untuk menjamin sukses dari produk baru. Barangkali,
hal ini dapat paling baik disadari dengan mengkonseptualisasi proses, dimana para
konsumen menjadi penguji coba dan pembeli ulang (trial and repeat) produkproduk baru. Dengan kata lain, pencapaian sukses produk baru mensyaratkan
bahwa para konsumen melakukan percobaan pembelian dari suatu merek baru dan
setelah itu menjadi pembeli ulang jangka panjang. Pemikiran tentang pembelian
berdasarkan coba-coba dan pembelian ulang (trial and repeat) secara khusus tepat
untuk kelompok barang-barang paket konsumen yang tidak mahal, namun bahkan
barang-barang tahan lama yang mahal seperti mobil dicoba melalui test drive, lalu
pembelian ulang terjadi saat konsumen berada di pasar untuk membeli mobil baru
berikutnya.Model dalam Bagan 1 menunjukkan dengan gambar lingkaran, tiga
tahap utama yang dilalui seorang individu untuk menjadi pengadopsi sebuah
produk baru.Tahap-tahap tersebut adalah tahap penyadaran (awareness), tahap uji
coba (trier), dan pembeli ulang (repeater).Kotak-kotak di sekeliling lingkaran,
adalah sebagian besar perangkat komunikasi yang berperan dalam menggerakkan
konsumen dari tahap penyadaran awal, melalui tahap uji coba produk, dan
akhirnya menjadi seorang pembeli ulang (repeat purchaser).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 1. Model Proses Adopsi Produk Baru
Langkah pertama dalam memfasilitasi adopsi adalah membuat konsumen sadar
akan keberadaan produk baru. Bagan 1 menunjukkan bahwa ada empat variabel
yang mempengaruhi kelas kesadaran (awareness class): sampel-sampel gratis,
kupon-kupon periklanan, dan distribusi. Tiga variabel pertama adalah variabelvariabel komunikasi pemasaran yang berbeda, dan yang keempat, distribusi,
berhubungan erat bahwa bagian penjualan bertanggungjawab untuk meningkatkan
perolehan distribusi, menyediakan dukungan bagi para pengecer (reseller), serta
menata ketersediaan material P-O-P bagi perdagangan. Peluncuran produk baru
yang sukses memerlukan kampanye periklanan khusus yang efektif, distribusi
produk yang tersebar luas yang didukung dengan material P-O-P, dan dalam kasus
kelompok barang-barang yang tidak mahal, memanfaatkan bentuk kupon yang
ekstensif serta penggunaan sampel gratis.
Begitu seorang konsumen sadar tentang suatu merek atau produk baru, terdapat
peningkatan kemungkinan bahwa si konsumen pada akhirnya akan mencoba
penawaran baru tersebut. Kupon-kupon, distribusi, dan harga adalah variabelvariabel yang mempengaruhi kelas penguji-coba (trier class).Untuk barangcommit to user
barang yang tahan lama, pengujian mungkin melibatkan test drive bagi produk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mobil baru, atau mengunjungi toko komputer untuk memperoleh pengalaman
partisipasi aktif dengan mesin seperti iMac.Dalam kasus penawaran barangbarang yang tidak mahal, percobaan lebih mungkin dengan melibatkan pembelian
merek baru, guna menguji karakteristik kinerjanya, baik itu rasanya,
kemampuannya membersihkan, atau manfaat-manfaat lain yang berkaitan.
Pembelian ulang, yang dilakukan oleh kelas pembeli ulang (repeater class),
merupakan fungsi dari empat kekuatan utama: periklanan, harga, distribusi, serta
kepuasan produk. Dengan demikian, para konsumen lebih mungkin untuk terus
membeli suatu merek khusus manakala iklan mengingatkan mereka tentang
produk tersebut, yakni bila harga dianggap rasional, jika barangnya mudah
didapat di gerai toko eceran, dan bila kualitas produk dianggap memuaskan.
Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi
lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi (innovation related), yang
menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru, dan karena itu, mereka
kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif:
a.
Keunggulan-keunggulan relatif
b.
Kecocokan (compability)
c.
Kompleksitas
d.
Bisa diuji coba
e.
Bisa diobservasi
(Terence A. Shimp, 2003: 268-270)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G.
Tinjauan Iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang paling
dikenal
karena
fungsinya
sebagai
instrumen
pemasaran
dengan
daya
jangkau yang sangat luas bagi perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa.Sifat dan tujuan iklan cukup beragam, sesuai dengan produsen dan
target marketnya.Namun pada umumnya, suatu perusahaan beriklan untuk
mendapatkan respons atau reaksi secara langsung maupun tidak langsung
dari
audiens.Dalam
hal
tertentu,
iklan
juga
bertujuan
untuk
lebih
mengembangkan kesadaran audiens terhadap brand/merek serta sebagai
sebuah upaya untuk membentuk suatu citra positif bagi barang atau jasa
yang dihasilkannya.
2. Perbedaan Antara Periklanan, Publisitas, Propaganda dan Promosi
Kalau kita mendengar istilah iklan, selalu terdapat banyak penafsiran
sehingga menimbulkan kesimpangsiuran pengertian, misalnya istilah “iklan”
dengan “periklanan”. Sebenarnya istilah-istilah tersebut adalah sama, masingmasing mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatannyapun diperkuat atau sering
digunakan oleh para pedagang maupun perusahaan-perusahaan.
Advertising (periklanan) menurut Howard Stephenson, periklanan adalah suatu
kegiatan yang mempergunakan atau menyewa tempat pada salah satu media
komunikasi, dimana suatu perusahaan yang akan memperkenalkan hasil produksi
barang atau jasanya yang baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi suatu kegiatan periklanan sebagai penyebar informasi yang berhubungan
dengan suatu gagasan, pelayanan atau produk untuk mendorong tindakan sesuai
dengan tujuan dari advertiser.(Tams. Djayakusumah, 1982: 6-7)
Sedangkan yang dimaksud dengan publisitas adalah tugas untuk
menginformasikan kepada umum (publik) hal ini dilakukan dengan memberikan
informasi sebanyak mungkin tentang suatu kegiatan dalam sebuah instansi atau
organisasi.
Setelah dibahas mengenai perbedaan dari periklanan dengan publisitas,
maka perlu kita membahas perbedaan periklanan dengan propaganda. Propaganda
pada umumnya bergerak dalam bidang idea atau ideologi sedang periklanan
bergerak dalam bidang transaksi barang atau jasa.
Propaganda adalah suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh individu
atau individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok
individu lainnya dengan jalan menggunakan sugesti (Tams. Djayakusumah, 1982:
23)
3. Aspek-aspek Penting dalam Iklan
Periklanan adalah sebuah bisnis yang besar Ralph S. Alexander dalam Morisan
(2007:14) mendefinisikan iklan atau advertising sebagai any paid form of non
personal communication about an organization, product, service, or idea by an
identified sponsor (setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu
produk, jasa atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).Secara
umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Adapun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beberapa fungsi periklanan menurut Terrence A. Shimp (2003:357-361) dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Informing
Periklanan membuat konsumen sadar akan keberadaan merek-merek
baru, menginformasikan mereka tentang berbagai fitur dan manfaat
merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Singkatnya
fungsi
periklanan
sebagai
sumber
informasi
bertujuan
untuk
meningkatkan TOMA – Top of Mind Awareness (puncak kesadaran dalam
benak konsumen).
b. Persuading
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan
untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan.
c. Reminding
Iklan
menjaga
agar
merek
perusahaan
tetap
segar
dalam
ingatan para konsumen.
d. Adding Value
Periklanan memberi nilai tambah merek dengan mempengaruhi persepsi
konsumen.Mempengaruhi persepsi konsumen merupakan nilai tambah bagi
penawaran-penawaran yang dilakukan oleh produsen.
e. Assisting (mendampingi)
Upaya-upaya lain dari perusahaan periklanan hanyalah salah satu alat dari
bauran komunikasi pemasaran. Periklanan dapat membantu perwakilan penjualan,
meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnnya, juga bisa meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
efektivitas transaksi harga.Peran utama periklanan adalah pendamping yang
memfasilitasi upaya-upaya perusahaan dalam komunikasi pemasaran.
Sebagai upaya untuk bisa memenuhi ke 5 fungsi tersebut di atas, dalam
membuat iklan perlu dipertimbangkan strategi media. Tom Duncan dalam
Morissan (2007: 168) mendefinisikan strategi media sebagai ideas about
how media objectives will be accomplished through the selection of various
combination media (ide atau gagasan mengenai bagaimana tujuan media
akan dicapai melalui seleksi berbagai kombinasi media). Strategi media itu
sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan, strategi tersebut antara
lain: (Terrence A. Shimp, 2003: 7)
a. Memilih audiens sasaran.
Kegagalan untuk mengidentifikasi audiens secara tepat dapat menyebabkan
hilangnya konsumen yang prospektif. Untuk dapat menetapkan segmentasi yang
tepat, dalam memilih audiens sasaran terdapat empat faktor utama yang harus
dianalisa secara jeli, yaitu:
1) Faktor geografis
2) Demografis
3) Pemakaian produk
4) Psikografis atau perilaku dan gaya hidup konsumen
b. Menspesifikasi tujuan media.
Tujuan media harus dirumuskan secara khusus. Para perencana media setidaknya
harus mencari jawaban untuk kelima pertanyaan berikut:
1) Berapa jumlah audiens yang harus menyimak pesan periklanan selama
masa tertentu (isu jangkauan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Seberapa seringkah audiens harus dihadapkan pada periklanan (isu
frekuensi).
3) Seberapa banyakkah periklanan total yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tertentu (isu bobot).
4) Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu
(isu kontinuitas).
5) Apa cara yang paling murah untuk mencapai tujuan lainnya (isu
biaya).
c. Memilih kategori media dan sarana.
Setiap media memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Setiap
pemasar harus jeli memilih media yang sesuai dengan target audiens yang akan
dibidik.
d. Membeli media.
Suatu
strategi
media
yang baik
harus
menyatakan bagaimana
media
dapat membantu menciptakan pengalaman merek (brand experience) bagi
konsumen dan calon konsumen.Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu
perusahaan dan perusahaan lainnya.
4. The End of the Line (Mengakhiri Istilah ATL vs BTL)
Sebenarnya istilah Line (yang berarti garis) dalam ATL dan BTL itu
berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan. Kategori pertama berlaku bagi
kegiatan pemasaran yang kena komisi biro iklan. Ini dimasukkan dalam cost of
sales dan dikurangi sebelum ditentukan gross profit. Kategori kedua untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan pemasaran non iklan yang tidak kena komisi. Biayanya dimasukkan
dalam biaya operasional dan dikurangi sebelum ditentukan net profit.
Kedua jenis budget tersebut dipisahkan dengan sebuah garis (line). Yang
mengandung unsur komisi, ditulis di bagian atas neraca, disebut sebagai Above
the line (ATL). Sisanya, dijadikan satu di bawah garis tadi, disebut kelompok
Below the line (BTL). Sudah banyak yang melupakan definisi awal komunikasi
ATL vs BTL tersebut.
Dalam banyak tulisan, ATL dan BTL dijelaskan perbedaannya sebagai berikut:
Above the line (ATL)
Below the line (BTL)
Target audiens luas
Target audiens terbatas
Lebih
sebuah
untuk
konsep
menjelaskan Media
atau
atau
kegiatannya
ide. memberikan audiens kesempatan
Tidak ada interaksi langsung untuk merasakan, menyentuh atau
dengan audiens.
berinteraksi,
bahkan
langsung
Sponsorship,
Sampling,
action membeli.
TV, Radio, Majalah, koran, Event,
billboard.
Point-of-Sale
Consumer
(POS)
promotion,
materials,
Trade
promotion, dll.
Saat ini, dimana landscape media sudah bergeser secara dramatis dengan
munculnya media-media baru, terutama yang berbasis teknologi tinggi (Internet
dan mobile phone), beda ATL vs BTL semakin kabur. Persoalannya, karakteristik
media baru tidak eksklusif lagi. Internet media, karena fiturnya yang sangat kaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(disebut dengan rich media), bisa mencakup target audiens yang luas sekaligus
spesifik; mempunyai fasilitas interaksi secara langsung.
Situasi dalam pemasaran modern ini yang mengharuskan Strategic Brand
Planner berfikir integrasi dalam disain pesan dan alokasi medianya. Integrasi
kegiatan komunikasi secara simultan ini dikenal dengan sebutan IMC (Integrated
Marketing Communication).
a. Istilah TTL (Through the Line)
Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak kegiatan yang tidak
bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan ATL yang mengandung unsur BTL.
Atau sebaliknya, BTL yang mengandung unsur ATL. Contoh ATL dengan BTL
adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli sample produknya.
Sedangkan contoh BTL dengan ATL: kegiatan event di outlet tertentu yang
disebarluaskan lewat iklan radio dan sms.
Wilayah abu-abu atau grey area itulah yang mendorong timbulnya istilah
baru, yaitu Through the Line atau TTL. Istilah ini secara harafiah berarti cakupan
dari ujung satu ke ujung lainnya. Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani
pihak perusahaan jasa komunikasi periklanan yang ingin membuat gambaran
kongkrit terhadap segmen jasa kreatif komunikasi yang ditawarkannya.
ATL bukan lagi khusus berbicara strategi di TVC, radio, billboard,
baliho.BTL tidak lagi hanya berbicara media poster, direct mail, brosur, dan
sejenisnya. Tapi lebih dari itu semua ATL dan BTL sebagai sebuah strategi baru
dalam pendekatan brand marketing yang terintegrasi yang mendobrak pasar
dengan pendekatan thematic, yaitu menjadikan sebuah brand “market leader”
dengan pendekatan Long Terms advertising atau bersifat jangka panjang dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bertujuan meningkatkan brand image dengan hitungan waktu tertentu. Sedang
media yang digunakan, TVC, radio, billboard tidak menutup kemungkinan
menggunakan juga brosur, direct mail dan sejenisnya.
Dalam melihat media sudah tidak lagi melihat apakah ATL atau BTL,
semua bisa dipakai
termasuk dengan penggunaan
Internet
Marketing,
Unconventional Media atau Ambient Media.Bahasa verbal maupun visual yang
digunakan lebih bersifat umum dan tidak terlalu mengarah pada penjualan yang
menuntut call to action secara langsung. Sedangkan tactical diartikan sebagai
strategi mendobrak pasar dengan aksi-aksi yang lebih cenderung melibatkan
target audience atau dengan bahasa yang lebih sering dipakai adalah melakukan
brand activation dan inilah trough the line advertising (TTL).
b. AwarenessandImage Building vs Brand Activation
Kerancuan dalam penggunaan istilah ATL dan BTL perlu dijadikan bahan
pemikiran ulang. Apakah masih relevan cara kita mendefinisikan kegiatan
komunikasi pemasaran dengan pembagian ATL/BTL? Jika kita mengacu pada
situasi historis pada saat istilah ATL dan BTL muncul, itu adalah sebuah usaha
klasifikasi yang relevan pada saat tersebut. Biro iklan pada saat itu terfokus pada
kegiatan-kegiatan ATL, sehingga dalam klasifikasi budget unsur komisi jelas
masuk dalam ATL saja. Saat ini, sudah terjadi pergeseran yang cukup signifikan
dalam percaturan di dunia jasa periklanan/komunikasi. Muncul banyak agensi
baru yang memposisikan diri sebagai IMC Agency. Dalam konteks ini, seringkali
tidak berlaku lagi komisi. Mereka bahkan menawarkan jasa sebagai strategic
partner perusahaan yang komitmennya direalisasikan dalam bentuk fixed
retainercost (biaya jasa tetap tiap bulannya).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan situasi baru seperti sekarang ini, dimana jasa yang ditawarkan
oleh biro iklan dan biro pendukung kegiatan komunikasi non-iklan sudah sangat
terfragmentasi, penggunaan istilah komunikasi ATL vs BTL menjadi tidak
relevan lagi, dan sudah waktunya ditinggalkan. Adapun istilah baru, TTL,
menurut saya tidak akan menjadi solusi untuk memperjelas perbedaan konsep dan
prinsip dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Mungkin ada baiknya mulai
sekarang kita lupakan saja istilah Line. Forget the line! It is the end of the line.
Sebagai gantinya, sebaiknya kegiatan komunikasi pemasaran dibagi dari
segi tujuan komunikasi itu sendiri. Dalam proses brand building, ada dua tahap
penting yang cukup signifikan bedanya yaitu (1) tahap Awareness andImage
Building dan (2) tahap Interest, Trial dan Loyalty Building (yang popular dengan
istilah Brand Activation).
Perspektif Strategic Brand Planner dalam menyusun Integrated Marketing
Communications (IMC), sebaiknya lebih didasari oleh tujuan komunikasi brand.
Maka, akan lebih bermakna bila kita mulai menyiapkan sebuah format baru dalam
template budgeting pemasaran. Tidak lagi membagi budget komunikasi dengan
kategori budget ATL dan BTL, tetapi membagi budget dengan kategori baru yaitu
(1) Budget untuk Awareness and Image Building, dan (2) Budget untuk Brand
Activation. Sekali lagi, Forget about the Line!.
H. Sekilas Kota Solo
Kota Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi
pariwisata. Kota Solo terletak berdekatan dengan Yogyakarta, dimana kedua kota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut merupakan pewaris Kerajaan Mataram. Secara administratif, Kota Solo
memiliki luas wilayah sebesar 44 km2 dan berbatasan dengan :
Utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Timur
: Kabupaten Karanganyar
Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
Barat
: Kabupaten Sukoharjo.
Wilayah administratif Kota Solo terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51
kelurahan.Kelima kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Pasar Kliwon,
Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Lawiyan, dan Kecamatan
Serengan. Kota Solo juga dikelilingi oleh beberapa kota satelit yang cukup
berkembang seperti Kartasura, Solo Baru, Ngemplak, Palur, Colomadu, dan Baki.
Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur
dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di
sebelah selatan.[13] Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang
didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di
Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu
gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar.
Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan
di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan
tempat penyeberangan (di Mojo / commit
Silir). to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421 jiwa,
terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, yang tersebar di lima kecamatan
yang meliputi 51 kelurahan dengan daerah seluas 44,1 km2. Perbandingan
kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang lakilaki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Catatan dari tahun 1880
memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa. Pertumbuhan penduduk dalam kurung
10 tahun terakhir berkisar 0,565 % per tahun.Tingkat kepadatan penduduk di
Surakarta adalah 11.370 jiwa/km2, yang merupakan kepadatan tertinggi di Jawa
Tengah (kepadatan Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km2). Jika dibandingkan dengan
kota lain di Indonesia, kota Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah[1]
dan ke-8 terpadat di Indonesia, dengan luas wilayah ke-13 terkecil, dan populasi
terbanyak ke-22 dari 93 kota otonom dan 5 kota administratif di Indonesia.
Pada tahun 2013 laju inflasi di kota Kota Surakarta sebesar 8,32% lebih
tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Jawa Tengah yang besarannya
7,99%; namun demikian masih lebih rendah dibanding inflasi tingkat nasional
yaitu 8,38%.
Laju inflasi Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh laju inflasi pada
kelompok bahan makanan yang besarannya 15,34% dan kelompok transportasi
yang
besarannya
14,13%.
Beberapa
faktor
dominan
yang
mendorong
meningkatnya laju inflasi Kota Surakarta dibanding tahun 2012 yang hanya
sebesar 2,87% adalah adanya kebijakan Pemerintah Pusat diantaranya adalah
kenaikan harga BBM, pembatasan impor produk holtikultura, kenaikan UMK, dan
kenaikan cukai rokok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi perekonomian di kota Surakarta juga masih cukup terkendali, hal
ini dapat dilihat dari kemampuan pengeluaran masyarakat yang meningkat dan
lebih tinggi dibandingkan di tingkat provinsi. Kemampuan pengeluaran
masyarakat di kota Surakarta tahun sebelumnya sebesar Rp.655.777,00 per kapita
per bulan meningkat menjadi Rp.658.920,00 per kapita per bulan, sedangkan di
tingkat provinsi dari Rp.640.410,00 meningkat menjadi Rp.643.530,00.
Pada tahun 2013 PDRB kota Surakarta atas dasar harga berlaku
mengalami kenaikan sebesar Rp.1,3 trilyun atau 10,59% , dimana pada tahun
2012 sebesar Rp.12.180.558.640.000,00
dan pada tahun 2013 sebesar
Rp.13.470.117.860.000,00. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun
dasar 2000, terdapat kenaikan sebesar
Rp.312.217.720.000,00 atau 5,44% ,
dimana tahun 2012 sebesar Rp.5.742.861.300.000,00 dan pada tahun 2013 naik
menjadi Rp.6.005.079.020.000,00.
Selanjutnya untuk laju pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 5,44%. Kontribusi terbesar
penyumbang
pertumbuhan berasal dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
sebesar 7,68%; sektor listrik sebesar 6,33% dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 6,24%; sedangkan pendapatan perkapita
tahun 2013 adalah
Rp.26.906.602,47 lebih tinggi 10,52% dibandingkantahun 2012 sebesar
Rp.24.345.146,86. Dengan angka tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan
daya beli masyarakat di kota Surakarta menjadi lebih baik dibandingkan periode
sebelumnya.
Kinerja
ekonomi selain meningkat di sisi pertumbuhan juga dapat
dirasakan sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat digambarkan dari koefisien
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gini Kota Surakarta yang berada pada angka 0,371 yang berarti bahwa
ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat dapat dikatakan rendah; meskipun
dari sisi angka, koefisien gini Kota Surakarta meningkat dari tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 0,332. Meningkatnya koefisien gini Kota Surakarta tentunya
sangat dipengaruhi oleh meningkatnya laju inflasi yang pada saat ini mempunyai
karakter sebagai administrated inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh
kebijakan Pemerintah Pusat.
Peningkatan kinerja ekonomi juga diikuti peningkatan pembangunan
manusia. Angka harapan hidup Kota Surakarta mencapai usia 72,35 tahun
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 72,25 tahun. Angka melek huruf
mencapai 96,73% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 96,71%. Angka ratarata lama sekolah mencapai 10,49 tahun meningkat dari tahun sebelumnya yang
besarnya10,35 tahun. Sedangkan kemampuan daya beli yang digambarkan dengan
besarnya pengeluaran perkapita sudah mencapai Rp.658.920,00 angka tersebut
lebih tinggi dari angka Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.643.530,00.
commit to user
Download