State of the Art

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
Tabel. 2.1 (State of the Art)
NO
JUDUL
METODOLOGI
KESIMPULAN
1
Eva Tarizka (2010).
Organizational Internal
Communication As A
Means Of Improving
Efficiency.
Kualitatif
Fungsi dari sistem komunikasi yang
terutama dan sistematis untuk
memberikan
informasi
secara
memadai dan terintegrasi dalam
suatu organisasi. Implementasinya
tentu berarti biaya bagi organisasi,
tetapi perlu untuk mengatakan
bahwa informasi juga komoditas
dan dengan demikian sumber daya
informasi dan komunikasi yang
memerlukan mengambil mereka ke
rekening yang sama dengan sumber
daya tradisional.
2
Longest (2013).
Communication Between
Public Health Agencies
and Their External
Stakeholders.
Kualitatif
Komunikasi
antara
lembaga
kesehatan masyarakat dan lembaga
kepentingan
eksternal
mereka
melayani dua tujuan penting .
Pertama , komunikasi ini membantu
lembaga memperoleh sumber daya
yang
diperlukan
untuk
mempertahankan
diri
dan
beradaptasi dengan perubahan
keadaan lingkungan . kedua ,
komunikasi yang efektif dengan
lembaga kepentingan eksternal
merupakan
instrumen
dalam
lembaga melaksanakan misi inti
mereka untuk melindungi dan
meningkatkan
kesehatan
masyarakat.
3
Stott Dawn (2011).
Communication:
why is this such an
emotive subject?.
Kualitatif
Fungsi dari sistem komunikasi yang
terutama dan sistematis untuk
memberikan
informasi
secara
memadai dan terintegrasi dalam
suatu organisasi. Implementasinya
tentu berarti biaya bagi organisasi,
tetapi perlu untuk mengatakan
bahwa informasi juga komoditas
dan dengan demikian sumber daya
informasi dan komunikasi yang
memerlukan mengambil mereka ke
rekening yang sama dengan sumber
daya tradisional.
4
Gwen. M (2010).
Communication is Key.
Kualitatif
Komunikasi adalah dasar dari
semua hubungan, apakah itu terjadi
di dalam keluarga kita, dengan
teman-teman atau di tempat kerja.
Bagaimana kita berkomunikasi
secara langsung berkaitan dengan
kualitas dari pengalaman atau
hubungan. Komunikasi beroperasi
pada dua tingkatan: internal dan
eksternal. Memperhatikan pesan
yang kita memberi dan menerima
dapat membantu kita dalam
mengetahui
apa
pekerjaan
emosional perlu terjadi untuk
menciptakan hubungan yang sehat
dan produktif.
5
Willson (2010).
Kuantitatif
Temuan ini menunjukan bahwa
penurunan kejelasan bicara dan
pendengaran
dapat
menjandi
penurunan dalam berkomunikasi
yang efektif. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa pidato asing
beraksen
membutuhkan
lebih
effortfull
pengolahan
relatif
terhadap pidato asli dalam kondisi
tertentu,
mempengaruhi
baik
pemahaman
dan
efisiensi
pengolahan.
Effects of Noise and
Speech Intelligibility on
Listener Comprehension
and Processing Time of
Korean-Accented
English.
Communication is key membahas komunikasi merupakan dasar dari semua hubungan,
apakah itu terjadi di dalam keluarga kita, dengan teman-teman atau di tempat kerja. Ada dua
kunci utama untuk menjamin pesan yang sejelas mungkin. Yang pertama adalah menggunakan
kata “saya”. Hal ini membuat jelas bahwa Anda adalah orang yang bertanggung jawab atas apa
yang Anda katakan dan apa yang Anda rasakan. Kedua adalah menunggu untuk
mengkomunikasikan isu-isu yang sulit sampai Anda tidak lagi mengalami reaksi emosional. Hal
ini memungkinkan agar pesan terdengar jelas. Kunci penting lain untuk komunikasi yang sukses
adalah mendengarkan.
Dalam Communication: why is this such an emotive subject membahas komunikasi
adalah kegiatan menyampaikan informasi yang berarti. Komunikasi memerlukan pengirim,
pesan dan penerima pesan yang dituju, meskipun penerima tidak perlu hadir atau menyadari
maksud pengirim untuk berkomunikaksi pada saat komunikasi; sehingga komunikasi dapat
terjadi melintasi jarak yang luas dalam ruang dan waktu. Komunikasi mensyaratkan bahwa pihak
berkomunikasi berbagi kesamaan komunikatif. Proses komunikasi selesai setelah penerima telah
memahami pengirim.
Tiga elemen kunci untuk komunikasi verbal yang baik adalah: tindakan non-verbal
(bahasa tubuh), tonalitas pesan (cara mereka mengatakan) dan pesan yang sebenarnya. Dalam
bisnis penting bahwa semua percakapan yang efisien dan efektif karena itu kita harus
memastikan bahwa komunikasi kita adalah proses dua arah, memberikan informasi dan
menerima informasi.
Dari pembahasan jurnal di atas dapat diambil kesimpulan yaitu, Proses komunikasi
termasuk juga suatu proses penyampaian pesan dan informasi dari satu pihak ke pihak lain
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pesan dan informasi
dikatakan efektif bila komunikasi terdapat pengirim dan penerima informasi atau terjadi secara
dua arah. Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif, terdapat banyak gangguan
yang merusak komunikasi dan harus menjadi perhatian bagi komunikator agar komunikasi
berjalan dengan efektif, oleh karena itu gangguan dalam proses penyampaian informasi atau
pesan menjadi acuan dalam membahas permasalahan penelitian ini.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
Ilmu Komunikasi menjadi sebuah fenomenal sosial dimana ilmu komunikasi juga
merupakan ilmu yang mempunyai komuniktas tinggi, tidak bersifat absolut, atau
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, hal ini terjadi dikarenakan objek
materi dari ilmu komunikasi itu sendiri alah perbuatan, perilaku, tingkah laku manusi
yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada.
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi
karena komunikasi merupakan bagian integral dari tatanan kehidupan sosial manusia
atau masyarakat. Dengan kata lain komunikasi sudahn menjadi ‘jantung’ dari kehidupan
manusia. Komunikasi telah menjadi kegiatan kehidupan manusia sehari-hari (Suprapto,
2009:1). Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di
rumah tangga, ditempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja
manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi
(Muhammad, 2011:1)
Komunikasi merupakan proses sosial dimana individu-individu menggunakan
symbol-simbol untuk menciptakan dan mengintepretasikan makna dalm lingkungan
mereka. Komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, komunikasi
selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduannya memainkan peranan
yang penting dalam proses komunikasi.
Gordon I. Zimmerman membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar.
Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting. Kedua,
kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi
komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatakan pertukaran infomasi yang kita
perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran
informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain (Mulyana, 2008:4)
Rumusan komunikasi dari unsur-unsur komunikasinya itu sendiri, yaitu:
a. Who, (unsur komunikator yang menyampaiakn pesan)
b. Says What, (unsur message atau isi pesan yang dikomunikasikan)
c. In Which Channel, (unsur alat-alat komunikasi atau media yang digunakan
d. To Whom, (unsur audience/komunikan yaitu penerima komunikasi)
e. With What Effect, (unsur pengaruh yang ditimbukan komunikasi)
Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai komunikasi adalah komunikasi
merupakan proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan mengintepretasikan makna dalm lingkungan mereka. Komunikasi
selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua
orang, pengirim dan penerima. Keduannya memainkan peranan yang penting dalam
proses komunikasi.
2.2.2 Fungsi Komunikasi
Berdasarkan pengamatan yang para pakar komunikasi lakukan, komunikasi
mengemukakan fungsi-fungsi yang berbeda, meskinpun adakalanya terdapat kesamaan
dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebt. Menurut William I Gorden
komunikasi mempunyai empat fungsi yaitu (Mulyana, 2008:5-35):
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebgai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep-konsep diri kita,
aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan
“tersesat,” karena tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial.
Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural.
Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai
hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan
pada gilirannya komunikasi juga menentukan, memelihara, mengembangkan atau
mewariskan budaya.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak langsung bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk
menyampaiakn
perasaan
(emosi)
kita.
Perasaan-perasaan
tersebut
dikomunikasikanterutama melalui pesan non verbal. Perasaan sayang peuli, rindu,
simpati, gembira, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, manun
terutama lewat perilaku nonverbal.
3. Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi
keluarga,
komunitas,
suku,
bangsa,
negara,
ideology,
atau
agama
mereka. Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan
terdalam seseorang. Orang menziarahi makam Nabi Muhammad, bahkan
menangis di dekatnya, untuk menunjukkan kecintaannya kepadanya. Para siswa
yang menjadi pasukan pengibar bendera merah putih, sering dengan berlinang air
mata, dalam pelantikan mereka, untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada
nusa dan bangsa, terlepas dari apakah kita setuju terhadap perilaku mereka atau
4.
Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibut. Bila
diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat
persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to
inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya
akurat dan layak diketahui.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan
dan membangun hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrument
untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek, misalnya untuk
memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik memperoleh keuntungan
material, ekonomi, dan politik.Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih
lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa
asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti
bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk
mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan karier.
2.2.3
Proses Komunikasi
A. Model Shannon dan Weaver
Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan), pikiran bisa merupakan
gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya (Effendy, 2007).
Proses komunikasi adalah penyaluran pesan pada komunikan sampai sasaran yang
dikehendaki. Banyak model-model komunikasi yang digunakan dalam praktek
komunikasi sekarang ini. sekian banyak model komunikasi namun hanya beberapa yang
sesuai dengan proses komunikasi melalui event. Adapum model Shannon dan Weaver
yang digunakan dalam penjabaran teori ini.
Pada model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatanya. Suatu konsep yang paling penting pada model komunikasi ini adalah
gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana 2008:149).
Model matematikal dari Shannon dan Weaver itu menggambarakan komunikasi
sebagai proses linier. alasan memilih teori ini sebab The Mathematical Theory of
Communication ini cukup mewakili untuk menggambarkan terjadinya proses komunikasi
melalui komponen-komponen komunikasi yang dimiliki oleh teori Shannon dan Weaver.
Gambar 2.3 Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Model Shannon Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan
suatu pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran
yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,
transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan),
yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni
mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya yang dilakukan transmitter
dengan merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan (destination) adalah (otak) orang yang
menjadi tujuan tersebut (West, 2008).
Shannon dan Weaver juga memperkenalkan konsep mengenai redundancy dan
entropy, Redudancy adalah pengulangan kata yang dapat menyebapkan rendahnya
entropy. Shannon dan Weaver juga menekankan bahwa setiap imformasi yang disajikan
(message) merupakan proses komunikasi. Informasi yang disampaiakan memiliki tujuan
untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan perilaku individu serta khalayak
(Wiryanto, 2006:16-17)
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah bising (noise),
yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan
pesan yang disampaikan. Dengan adanya sumber gangguan (noise source) ini banyak
kemungkinan pesan (message) yang disampaikan oleh sumber informasi (info source) tidak
sampai ke tujuan (destination), bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat
pula pesan justru diterima orang lain (Mulyana 2008:150).
B. Komponen-Komponen Komunikasi
Pada setiap komunikasi mempunyai unsur-unsur yang menjadi satu rangkaian dalam
terciptanya proses komunikasi. Proses komunikasi dalam Event travel fair ini dapat melihat
komponen-komponen yang melingkupinya untuk mencermati proses yang terjadi. Dalam hal
ini untuk mencermati proses komunikasi menggunakan komponen-komponen komunikasi
yang terdapat pada teori Shannon dan Weaver yaitu (Muhammad, 2011):
1) Sumber Informasi (Information Source)
Sumber
informasi dalam komunikasi manusia adalah otak.
Pada otak terdapat
kemungkinan pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah
menghasilkan suatu pesan. Otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan
situasi. Proses pemilihan ini seringkali menjadi perbuatan
yang tidak disadari
manusia.
2) Transmitter
Pemilihan transmitter tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan, komunikasi
tatap muka atau komunikasi menggunakan mesin. Pada komunikasi tatap muka yang
menjadi transmitter adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan organ
tubuh yang terlibat dalam
komunikasi nonverbal. Sedangkan pada komunikasi
menggunakan mesin, alat-alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah
alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.
3) Penyandian (encode) Pesan
Penyandian (encoding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak ke dalam
suatu sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal
yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Sedangkan pada komunikasi
menggunakan mesin dengan alat-alat yang
digunakan sebagai perluasan indera,
penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan
transmitter. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan sumber informasi kepada si
penerima, Pesan ini daapt berupa verbal maupun nonverbal.Pesan secara verbal dapat
secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan
dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui radio dan telepon. Pesan
yang nonverbal dapat berupa, isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara.
4) Penerima dan Decoding
Penerima dan penginterpretasian (decoding) pesan berlawanan dengan penyandian
pesan. Pada komunikasi tatap muka penerimanya adalah alat-alat
tubuh yang
sederhana dan sanggup mengamati signal.
5) Tujuan (destination)
Tujuan adalah maksud yang ingin dicapai oleh komunikator. Tujuan merupakan otak
manusia yang menerima pesan yang berisi macam-macam
hal, ingatan atau
pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima
signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan kemudian signal
itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak. Ada beberapa tujuan pesan dalam
proses komunikasi diantaranya (Mulyana, 2008):
a. Informatif
Bersifat memberikan keterangan-keterangan (fakta-fakta) kemudian komunikan
mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
informatif justru lebih berhasil dari pada persuasif.
b. Persuasif
Berisiskan bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sifat, tetapi
perubahan ini atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut
diterima atas kesadaran sendiri.
c. Koersif
Penyampaian pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi
apabila tidak dilaksanakan. Bentuk yang terkenal dari penyampaian model ini
adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan
ketakutan di kalangan publik. Koersif dapat berbentuk perintah-perintah, intruksi,
dan sebagainya.
6) Sumber Gangguan (noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada
waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Segala sesuatu yang
menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai hambatan (noise). Dan menurut
Shannon dan Weaver hambatan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang
mengganggu salah satu elemen komunikasi sehingga proses komunikasi tidak dapat
berlangsung secara efektif (Muhammad, 2011). Hambatan komunikasi diantarannya
yaitu (West, 2008) :
a. Hambatan Teknis
Hambatan teknis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi ataupun terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi
melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise).
b. Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah hambatan komunikasi yang disebabkan karena
kesalahan pada bahasa yang digunakan. Demi kelancaran komunikasinya seorang
komunikator harus benar-benar memperhatikan hambatan semantik ini, sebab
salah
ucap
atau
salah
tulis
dapat
menimbulkan
salah
pengertian
(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya
bias menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
c.
Hambatan Psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hambatan
psikologis terjadi karena adanya hambatan yang disebabkan oleh persoalanpersoalan dalam diri individu. Komunikasi sulit berhasil apabila komunikan
sedang sedih, bingung, marah, kecewa, merasa iri hati dan kondisi psikologis
lainnya dan hal tersebut dapat membuat penerimaan dan pemberian informasi
tidak sempurna.
d.
Hambatan fisik
Hambatan fisik adalah hambatan yang disebabkan karena kondisi geografis
misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor
pos, kantor telepon, jalur transportasi dan lain sebagainya.
e.
Hambatan Status
Hambatan status adalah hambatan yang disebabkan karena jarak sosial
diantara peserta komunikasi. Misalnya perbedaan status antara senior dan
yunior atau atasan dan bawahan.
f.
Hambatan Kerangka Berpikir
Hambatan kerangka berpikiran adalah hambatan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi.
g.
Hambatan Budaya
Hambatan budaya adalah hambatan yang terjadi disebabkan karena adanya
perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi.
Dalam proses penyampaian pesan juga terdapat hambatan yang berupa perasaan
tidak nyaman yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten
dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan
tersebut. Hal ini merupakan perasaan yang dimiliki seseorang ketika mereka
“menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang
mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang
mereka pegang”, Leon Festinger menamakan perasaan yang tidak seimbang ini sebagai
disonansi kognitif. Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disonansi
seseorang, yaitu:
a. Kepentingan (importance), atau seberapa signifikan suatu masalah, berpengaruh
terhadap tingkat disonansi yang dirasakan.
b. Rasio Disonansi (dissonance ratio) merupakan faktor dalam menentukan tingkat
disonansi; merupakan jumlah kognisi konsonan berbanding dengan disonan.
c. Rasionalitas (rationale) merupakan faktor dalam menentukan tingkat disonansoo;
merujuk kepada alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan inkonsistensi.
2.3
Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah dasar untuk fungsi organisasi. Proses komunikasi berperan dalam
mempertahankan dan mengembangkan organisasi. Komunikasi organisasi diatur sebagai hirarki
organisasi. (Tarizka, 2010).
Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang
dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan,
organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi (Bungin, 2006).
Suatu organisasi sebenarnya memiliki karakter yang hampir sama dengan kelompok,
perbedaanya adalah pada jumlah anggota yang lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, oleh
karena itu norma-norma organisasi juga lebih kompleks. Dengan demikian, komunikasi
organisasi adalah komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi
dalam
konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung
satu sama lain (Bungin, 2006).
Komunikasi
organisasi
merupakan
sebuah
proses
untuk
mengorganisasi
dan
mendistribusikan kebijakan kolektif suatu organisasi sehingga informasi yang tepat disampaikan
kepada orang yang tepat dan pada saat yang tepat (Robbins, 2008:22).
Organisasi dikondisikan oleh lingkungan, dan kelangsungan hidup organisasi bergantung
kepada kemampuanya menafsirkan lingkungan yang nyata dan beradaptasi denganya. Tekanan
diberikan pada seberapa baik kesuksesan antara struktur organisasi dengan struktur lingkungan
(Pace, 2010).
Gambar 2.1 Empat arah komunikasi organisasi
Organisasi merupakan sekelompok masyarkat yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Komunikasi merupakan tali yang digunakan untuk mempererat hubungan
tersebut. Pola komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi formal dan komunikasi
informal. Dalam gambar 2.2 komunikasi formal dibedakan menjadi empat, yaitu (Mulyana,
2010:107):
1. Komunikasi Ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para
pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bwah digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan
tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan
dan kebijakan umum (Muhammad, 2011:108)
2. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari
tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu
organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi
ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran
dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan
moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan (Muhammad,
2011:116).
3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orng-orang yang sama tingkatan
otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi
diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau
tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan
saling memberikan informasi (Muhammad, 2011:121).
4. Komunikasi Lintas-Saluran (Diagonal Communication)
Dalam organisasi, muncul keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batasbatas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan atau bawahan
mereka. Komunikasi diagonal (ke atas maupun ke bawah) adalah komunikasi antara
pejabat-pejabat atau unit-unit yang berbeda tingkatan (level) dan wewenangnya baik yang
secara fungsional ada hubungannya maupun secara fungsional tidak ada hubungannya
(Mulyana 2010:197).
Fungsi komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas memberikan gambaran
mengenai pentingnya komunikasi dalam organisasi, yang tak hanya sebagai bentuk
menyampaikan dan menerima pesan antar individu atau kelompok, tetapi juga membuat suatu
organisasi menjadi lebih teratur dengan adanya komunikasi. Komunikasi organisasi membuat
kegiatan organisasi menjadi lebih terarah karena adanya koordinasi.
Struktur organisasi mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam organanisasi,
srtuktur organisasi dapat didefinisikan secara luas sebagai ciri-ciri organisasi yang dapat
digunakan untuk mengendalikan atau membedakan bagian-bagiannya. Suatu tujuan dalam
organisasi adalah mengendalikan, menyalurkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai apa
yang dianggap menjadi tujuan organisasi (Yuliana, 2012).
Proses organanisasi menimbulkan formulasi dan jenis kelompok terdiri atas karyawan
yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas, kegiatan ini menyebabkan
beberapa karyawan saling berkomunikasi dan saling mengadakan koordinasi sehingga tugas
tersebut dapat dikerjakan dengan berjalan lancar. Pengelompokan orang didalam situasi kerja
merupakan hal yang wajar dimana untuk memenuhi kebutuhan sosial (Yuliana, 2012).
Dari bahasan mengenai komunikasi organisasi yang telah dijabarkan di atas, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa komunikasi organisasi adalah komunikasi yang
telah dilakukan dalam suatu organsiasi/perusahaan untuk menyampaikan informasi baik dari
atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan dan juga penyampaian informasi dari satu orang
kepada orang lain yang berada pada level jabatan sama.
Komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman serta penerimaan berbagai pesan
organisasi baik di kelompok organisasi formal maupun informal. Komunikasi formal merupakan
jalur komunikasi resmi dengan rantai komando atau hungungan tugas dan tanggung jawab yang
jabatannya dalam organisasi, sedangkan jalur komunikasi informal merupakan jalur komunikasi
dilingkungan eksternal atau di luar orgnaisasi, tetapi masih berkitan dengan fungsi tidak
langsung para pimpinan organisasi (Yuliana, 2012).
2.4
Komunikasi Organisasi Eksternal
Komunikasi dalam suatu organisasi adalah tugas dan tanggung-jawab profesi humas. Hal
ini mungkin terjadi mungkin karena realita praktik humas yang memang dapat dibagi kepada
program humas internal dan program humas eksternal (Dahlan, 2008:243)
Komunikasi organisasi eksternal merupakan proses komunikasi antara organisasi dengan
publik atau lingkungan diluar organisasi, dengan tujuan agar khalayak merasa memilik
keterlibatan dan dapat memberikan umpan balik sebagai efek kegiatan atau komunikasi yang
dilakukan organisasi (Yuliana, 2012).
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak.
Perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri, karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan
yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya (Griffin, 2007:27).
2.2 Gambar Komunikasi Organisasi Eksternal
Faktor lingkungan memainkan peran yang besar dalam menentukan kegagalan atau
keberhasilan suatu organisasi, oleh karena itu keahlian berkomunikasi sangat penting ketika
organisasi berusaha merespon atau memperngaruhi lingkungan eksternal organisasi (Grifin,
2004:91).
Komunikasi organisasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yaitu dari
organisasi ke publik dan publik ke organisasi. Komunikasi dari organisasi ke publik pada
umumnya bersifat informatif, yang dibuat sedemikian rupa sehingga publik merasa ada
keterlibatan (Rumanti, 2005:97). Komunikasi dari organisasi eksternal dapat melalui berbagai
macam saluran dan kegiatan, seperti:
a. Hubungan dengan komunitas (community relations)
Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima
kasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak
hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau
berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik bersama.
b. Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan loyalitas
dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri. Menurut
(Afdhal, 200:25) tujuan hubungan konsumen antara lain:
(1) mempertahankan pelanggan lama,
(2) menarik pelanggan baru,
(3) memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru,
(4) memudahkan penanganan keluhan pelanggan dan
(5) mengurangi biaya.
c. Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja
sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja
atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan
hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan
meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media
massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak
informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers
(press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan
melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers
(press gathering).
d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam
menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan pemerintah,
sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak
melanggar hukum.
e. Hubungan dengan pihak pengedar (Supplier Relations)
Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan external public relations yang merupakan
hubungan dengan dengan pihak pengecer. Dari pelaksanaan kegiatan supplier public
relations ini sebaiknya seorang petugas kehumasan hendaknya memakai sarana seperti:
f. Hubungan dengan pihak pendidikan (Educational Relations)
Merupakan salah satu bentuk kegiatan external public relations, yaitu kegiatan ditujukan
kepada publik yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada
khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya controversial (menyebabkan adanya yang pro dan
kontra di kalangan khalayak), maka ini disebut opini publik (Nova 2009:41)
Dari bahasan diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah komunikasi organisasi
eksternal merupakan hubungan organisasi atau perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi komunikasi organisasi ekternal dapat berjalan efektif,
oleh karena itu organisasi harus memiliki kemampuan dalam memilih media atau kegiatan
dalam menjembatani antara organisasi atau perusahaan dengan lingkungan eksternnalnya.
2.5
Public Relations
Public Relations adalah salah satu bagian dari ilmu komunikasi. Public Relations
berperan dalam pengambilan keputusan tingkat tinggi dan konseling koalisi dominan pada
alternatif-alternatif keputusan, terutama yang berada di wilayah isu-isu menegemen (Ardianto,
2011:98). Internasional Public Relations Associations memberikan definisi Public Relations
sebagai berikut:
“Public Relations is a management fuction, of a continuing and planned character,
through ehich public and private and private organizations and institutions seek to win
and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or
may be concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate,
as far as possible their own policies and procedure corporation and more efficient
fulfillment of their common interest”
Definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut, Public Relations merupakan fungsi
menejemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh
organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan
membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga
ada kaitanya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapata mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih
produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan
penerangan yang terencana dan tersebar luas (Rumanti, 2005:11)
Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan
baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka
menanamkan pengertian , menumbuhkan motivasi dan partisipasipublik dalam rupaya
meciptakan iklim pendapat publik (opini publik yang menguntungkan lembaga organisasi (Nova,
2009:38).
2.5.1
Proses dan Tujuan Public Relations
Proses Pubilc Relations sebagai proses yang berkelanjutan perlu terus berjalan
mengingat lingkungan organisasi pun bergerak secara dinamis sehingga organisasi perlu
menanggapi dinamika tersebut. Relasi organisasi dengan publiknya dipengaruhin kondisi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi. Public Relations terus berusaha
menjaga agar relaasi antara organisasi dan publiknya tetap berjalan pada jalur yang benar
(Nova, 2009:30-35). Menurut Scoot M. Cutlip ada lima langkah prose Public Relation
yaitu:
1. Research Listening (penelitian) / Fact Findings (pengumpulan fakta/data) sebelum
melakukan kegiatan.
2. Definisi permasalahan.
3. Planning-Decision Making (Perencanaan)
Rencana untuk menghindari kegagalan dan kesalahan agar dapat memperoleh hasil
seperti yang diinginkan.
4. Communicating-Action (Mengkomunikasikan)
Pelaksanaan Public Relations Plan itu memerlukan komunikasi yang membantu
dan menunjang terwujudnya suatu kerjasama untuk mendapatkan manfaat atau
keuntungan.
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai atau belum,
apakah caranya tetap atau tidak.
Tahapan-tahapan dalm proses Public Relations bersifat siklis dan berkesinambungan,
yaitu:
1.
Analisis iklim umum sikap dan relasi organisasi dengan lingkunganya
2.
menentukan sikap setiapa kelompok terhadap organisasi
3.
Analisis kondisi opini
4.
Antisipasi masalah-masalah pontensial, kebutuhan atau peluang
5.
Perumusan kebijakan
6.
Perencanaan sarana guna memperbaiki sikap satu kelompok
7.
Pelaksanaan kegiatan terencana
8.
Umpan balik, evaluasi dan penyempurnaan
Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan Public Relations sehingga
tidak salah sasaran. Oleh karenanya dalam prakteknya antara fungsi, tujuan dan bentuk
kegiatan public relations saling berhubungan (Eisyiah, 2010).
1.
Menciptakan pemahaman (mutual understanding)
Menciptakan pemahaman antara lembaga dengan publiknya. Tujuan kegiatan
humas pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara
lembaga dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi
kecukupan informasi (well-informed) antara lembaga dan publiknya. Kecukupan
informasi
ini
merupakan
dasar
untuk
mencegah
kesalahan
persepsi.
Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau kekurangan informasi merupakan
kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi.
2.
Membangun citra korporat (corporate image).
Citra perusahaan atau lembaga (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang
humas sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur lembaga (karyawan dan manajer)
ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Citra positif
merupakan langkah penting menggapai reputasi lembaga di mata khalayak.
3.
Membentuk opini publik yang favourable.
Sikap publik terhadap lembaga bila diekspresikan disebut opini publik. Humas
dituntut memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan untuk menjaga opini
yang mendukung (maintain favourable opinion), menciptakan opini yang masih
tersembunyi atau yang belum diekspresikan (create opinion where none exist or
where it is latent), serta menetralkan opini yang negatif (neutralize hostile
opinion).
4.
Membentuk goodwill dan kerjasama.
Pada tahap ini, tujuan humas sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah
tercipta jalinan kerjasama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung
keberhasilan lembaga. Goodwill dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif
yang dilakukan berulang-ulang oleh humas untuk menanamkan saling pengertian
dan kepercayaan kepada publik. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan
untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.
2.5.2
Strategi Public Relations
Ruang lingkup pekerjaan humas dalam sebuah lembaga secara garis besar adalah
sebagai berikut atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations (Nova, 2009:4143) :
a.
Publications (publikasi)
setiap fungsi dan tugas Public Relations menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan
perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini,
tugas Public Relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui
kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga
atau organisasi yang diwakilinya.
b.
Event (penyusunan acara)
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk ke
masyarakat, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi
opini publik . Berikut beberapa jenis event:
1) Calendar event
Calendar event meliputi kegiatan rutin selalu diselenggarakan pada waktu tertentu,
seperti menyambut hari raya Idul fitri, Natal, Ulang Tahun, dan Tahun Baru.
2) Special event
Event atau acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada moment tertentu diluar
acara rutin dari program public relations, seperti peluncuran produk terbaru (product
launching), pembukaan kantor, pameran, kontes, dan demo.
3) Moment event
event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusu lagi, misalnya membuat
pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi momentum.
c. News (Pesan/Berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press realese, news letter dan bulletin. Untuk
itulah seorang Public Relations harus mempunyai kemampuan menulis untuk
menciptakan publisitas.
d. Corporate Identity (citra perusahaan)
Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan kepada publik atau
menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra
positif.
e. Community Involvement (hubungan dengan khalayak)
Keterlibatan sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial
dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community
relations and humanity relations) dengan pihak organisai atau lembaga yang
diwakilinya.
f. Lobbying and Negotiation (lobi dan negosiasi)
Sebuah rencana dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat oleh
Public Relations mengenai kebutuhan dan keinginan perusahaan. Dengan
perencanaan yang matang akan membuat persiapan pada kegiatan dapat berjalan
dengan lancar dan meminimalisasi kegagalan. Kemampuan negosiasi juga diperlukan
untuk memperoleh setiap dukungan bagi semua pihak yang terkait sehingga dapat
menciptakan situasi yang saling menguntungkan.
g. Corporate Social Responsibility (CSR)
Merupakan sebuah bentuk dari kepedulian perusahaan terhadap masyarakat
merupakan suatu strategi yang menjadi andalan banyak perusahaan sekarang ini.
Langkah ini digunakan perusahaan untuk mengambil peran untuk secara bersama
melaksanakan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat atau
memperbaiki lingkungan di sekitar perusahaan. Kemudian secara tidak langsung
dapat menaikan citra perusahaan.
2.6
Event
Event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting
sepanjang hidup manusia, baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya,
tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan
masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu (Noor, 2009:7).
Setiap event selalu mempunyai tujuan utama untuk apa diselenggarakan. Salah satu
tujuan utama dari event ada pada target sasarannya atau target pengunjung yang diharapkan akan
hadir dalam event yang diadakan. Kunci utamanya adalah pengunjung mengetahui manfaat apa
yang akan didapat melalui sebuah event (Noor, 2009:179).
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan
perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi mempengaruhi opini publik. Berikut
beberapa jenis event, antara lain:
1. Calender Event (regular event) yang rutin, yang dilaksanakan pada waktu atau bulan
tertentu sepanjang tahun.
2. Special Event, yaitu kegiatan khusus yang dilaksanakan pada momen-momen tertentu
diluar acara rutin dari program kerja public relations.
3. Moment Event, yaitu event atau acara yang kegiatannya bersifat momental dan lebih
khusus.
Event yang diadakan memang bertujuan untuk mendatangkan jumlah pengunjung yang
mencapai target atau bahkan melebihi target yang diharapkan dan ditetapkan. Karena jumlah
pengunjung yang sesuai atau melebihi target adalah salah satu kesuksesan sebuah event,
sehingga event dikategorikan berdasarkan ukuran dan besarnya menjadi (Noor,2009:182) :
1. Mega Event
Merupakan event besar yang mempunyai dampak ekonomi besar pada masyarakat atau
bahkan negara tempat penyelenggaraan event. Event ini diliput dan ditayangkan oleh
berbagai media. Contoh: Olimpiade, Piala Dunia FIFA.
2. Hallmark Events
Event berukuran sedang ini identik dengan karatkter suatu wilayah kota atau daerah serta
mampu mendatangkan keuntungan secara ekonomi untuk masyarakat selama event
diselenggarakan.
3. Major Events
Merupakan events yang secara ukuran mampu menarik perhatian media untuk meliput
dan menarik perhatian pengunjung yang cukup besar. Event jenis ini biasanya kegiatan
yang diadakan secara rutin.
Dari bahasan diatas menegenai event, dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu
kegiatan atau fenomena hidup yang di lakukan untuk merayakan, menghibur dan menerangkan
orang-orang yang terlibat didalamnya.
2.8
Kerangka Pemikiran
PT. Panorama Tours Indonesia
Permasalahan
1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi
eksternal dalam proses penyampaian pesan yang
dilakukan PT. Panorama Tours Indonesia melalui
event Travel Fair ?
2. Apa saja gangguan (noise) yang dihadapi PT.
Panorama Tours Indonesia pada pelaksanaan
Konsep
1.
2.
3.
4.
5.
Komunikasi
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi Eksternal
Public Relations
Event
Metode Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendekatan penelitian
Tipe dan Jenis penelitian : kualitatif deskriptif
Metode penelitian : kualitatif
Teknik pengumpulan data : data primer dan data sekunder
Teknik penentuan informan : purposive sampling
Teknik keabsahan data : trianggulasi metode
Expected Result
1. Memahami bagaimana pelaksanaan komunikasi
organisasi eksternal dalam proses penyampaian pesan
yang dilakukan PT. Panorama Tours Indonesia melalui
event Travel Fair.
2. Memahami gangguan (noise) yang dihadapi PT.
Panorama Tours Indonesia dalam pelaksanaan
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
2.9
Kerangka Konsep
Komunikasi
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi Eksternal
Public Relations
Event
Gambar 2.5 Kerangka Konsep
Download