ABSTRAK Skripsi ini berjudul fungsi karikatur dalam surat kabar, dan menggunakan metode fenomenologi yang bersifat kualitatif, maka yang menjadi pegangan dalam penelitian ini adalah interpretatif penulis terhadap fenomena karikatur sebagai media kritik di surat kabar, terutama berkenaan dengan fungsi, cara menyampaikan kritik dengan karikatur, polemik, dan etika yang berlaku dalam karikatur. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka penulis ingin melihat bagaimana penggambaran dari para karikaturis-karikaturis yang mempunyai keterikatan kuat dalam fenomena ini, yaitu informan penelitian. Penulis berusaha sebijaksana mungkin dalam memilih informan untuk menjadikannya data sekunder dari penelitian ini. Untuk itu penulis menggunakan metode fenomenologi dengan alasan agar dapat memahami pemahaman informan terhadap fenomena yang dijadikan bahan penelitian. Dalam objek penelitiannya, penulis menggunakan strategi penarikan purposive sampling, maka penulis memilih T.Sutanto, Didin D. Basoeni, dan Dwi Koendoro sebagai informannya mengingat ketiganya merupakan karikaturis senior yang mengalami berbagai macam fenomena mengenai karikatur, termasuk karikatur yang mengkritisi masalah sosial dan masalah politik. Dan penulis berkesempatan untuk berdiskusi dan melakukan wawancara dengan para informan mengenai fenomena karikatur yang terjadi.. Hasil analisis dari wawancara yang telah penulis lakukan dengan informan, menunjukan bahwa ketiga informan memandang karikatur dalam surat kabar berfungsi sebagai alat menyindir, mengkritik tetapi sekaligus menghibur. Karikatur sebagai media kritik mempunyai kekuatannya sendiri dalam mengkritisi berbagai permasalahan yang sedang terjadi, baik dalam masalah sosial dan masalah politik, karena karikatur mempunyai daya tarik tersendiri dibanding sebuah tulisan. Kebebasan berwacana karikatur selalu dipagari oleh kode etik yang berlaku baik di bidang jurnalistik maupun kode etik yang berlaku di masyarakat. Kehadiran karikaturpun menurut ketiga informan tidak pernah terlepas dari etika yang berasal dari berbagai kebudayaan mengingat bahwa negara kita adalah negara yang heterogen yang memiliki adat istiadat yang berbeda. Dengan penggambaran ini maka sebaiknya kelebihan karikatur dapat dimanfaatkan dengan baik, kebebasan berwacana dapat dijadikan sebuah alat untuk bebas berekspresi dalam melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dalam bersosial dan dalam berpolitik. Dan sudah seharusnya bagi karikaturiskarikaturis lebih tajam dalam memberikan kritik walaupun harus selalu disertai dengan guyonan. Dan karikatur pun bisa menjadi alat untuk mendewasakan cara berpikir orang yang disindir agar lebih mudah dan lebih menerima dalam berbagai saran dan kritikan yang datang dari berbagai kalangan di masyarakat. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan hal-hal yang dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai kefektifan pesan yang disampaikan dari karikatur yang telah diterbitkan di surat kabar. i