analisis pengaruh mekanisme corporate governance, firm size dan

advertisement
ANALISIS PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE, FIRM SIZE
DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN BUMN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2012
Ayu Dwi Utari, Fachruzzaman
Universitas Bina Nusantara
Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9
Jakarta Barat 11480
Phone
+6282112066449
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance, firm size
dan growth opportunity terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2012. Metode penentuan sampel pada penelitian ini mengunakan metode purposive
sampling dan jawaban dari permasalahan tersebut dianalisis dengan menggunakan model regresi
linier berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa mekanisme corporate governance dalam hal
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komite audit, firm size dan growth opportunity secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun secara parsial ukuran dewan komisaris,
dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Tobins’Q). Berbeda
dengan hasil penelitian pada firm size dan growth opportunity yang mempengaruhi kinerja
perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya mekanisme corporate governance
dalam meningkatkan kinerja suatu perusahaan karena secara simultan mekanisme corporate
governance cukup berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci: Corporate governance, Firm Size, Growth Opportunity
(Tobin’s Q).
dan Kinerja Perusahaan
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the impact of corporate governance mechanisms, firm size
and growth opportunity to BUMN firm performance listed in Indonesia Stock Exchange of period
2007-2012. The sampling method in this study using a purposive sampling method and the answer to
these problems were analyzed using multiple linear regression model. The research proves that
corporate governance mechanisms in terms of board size, the size of the board of directors, audit
committee, firm size and growth opportunity in simultaneous influence the firm performance.
However, partial board size, board of directors and audit committee does not affect the performance
of the company (Tobins'Q). In contrast to the results of research on firm size and growth opportunity
that impact corporate performance. The conclusion is the importance of corporate governance
mechanisms in improving the performance of a company due to the simultaneous influential corporate
governance mechanisms on corporate performance.
Keywords: Corporate governance, Firm Size, Growth Opportunity and Firm Performance (Tobin'sQ).
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham.
Hal ini salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu
dengan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan. Kinerja suatu perusahaan dapat
menggambarkan tingkat pencapaian hasil perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
Pengukuran kinerja ini juga penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses
transaksional seperti merger, akuisisi, dan emisi saham. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai
seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Oleh karena itu dibutuhkan tolak ukur sebagai pelengkap keuangan, yaitu non
keuangan. Hal ini diperlukan agar dapat mengarahkan para manajer pada tujuan profitabilitas jangka
panjang perusahaan, mutu yang tinggi, pelanggan yang loyal dan kepuasan kerja yang
maksimal. Salah satu mekanisme yang dapat dilakukan dalam mengukur dan menentukan kinerja
suatu perusahaan adalah dengan menerapkan konsep tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) yang bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur non-keuangan.
Berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika yang berlaku. Pemerintah
Indonesia pada saat ini mengharuskan penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dalam rangka perbaikan dan peningkatan ekonomi. Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) juga meningkatkan nilai perusahaan dan mengurangi risiko yang mungkin
dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri.
Corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari
dewan komisaris, dewan direksi dan para pemegang saham. Dalam hal ini, fungsi dewan direksi
dalam suatu perusahaan adalah menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan
secara jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, berbeda
dengan dewan komisaris yang lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan
direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan yang timbul antara dewan
direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi
kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan para pemegang
saham. Dewan komisaris tidak berjalan sendiri, mereka dibantu oleh komite-komite yang telah
dibentuk. Salah satu komite di bawah dewan komisaris yang memegang peranan penting dalam
penerapan good corporate governance adalah komite audit. Komite audit bertugas membantu dewan
komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, khususnya terkait dengan proses dan peran audit
bagi perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Salah satu peran komite
audit dalam mewujudkan GCG adalah mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal yang
memadai dan meningkatkan kualitas disclosure laporan keuangan. Dengan diterapkannya GCG pada
perusahaan maka pemegang saham mempunyai keyakinan bahwa uang yang di investasikannya
terlindungi sehingga mereka yakin akan keputusan investasinya.
Good corporate governance juga memiliki peran penting bagi BUMN (Badan Usaha Milik
Negara). Oleh karena itu, Pada tahun 2002, Pemerintah Indonesia dalam hal ini kantor kementrian
BUMN telah membuat Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1
Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara, dan telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER –
01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan GCG secara
konsisten dan atau menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya, yang pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya, dan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai
etika.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Iqbal Bukhori (2012) yang menjelaskan
hubungan antara ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris sebagai mekanisme internal
corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Untuk itu penelitian ini
juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh mekanisme corporate governance terhadap
kinerja perusahaan BUMN serta untuk mengetahui kondisi dan perkembangan penerapan GCG di
Indonesia khususnya pada Badan Usaha Milik Negara. Dalam hal ini, corporate governance sebagai
variabel independen diproksikan dalam bentuk ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, serta
ukuran komite audit, di dukung dengan variabel kontrol yang terdiri atas firm size dan growth
opportunity. Untuk variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diproksikan
dalam bentuk Tobin’s Q sebagai kinerja pasar mewakili kinerja perusahaan. Dari penjelasan di atas
maka judul skripsi pada penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,
Firm Size, dan Growth Opportunity Terhadap Kinerja Perusahaan BUMN Yang Terdaftar di BEI
Periode 2007-2012”.
HIPOTESIS
Dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan dan memberikan masukan kepada dewan
direksi perusahaan. Fungsi utama dari dewan komisaris adalah mengawasi kelengkapan dan kualitas
informasi laporan atas kinerja dewan direksi. Dengan semakin banyaknya anggota dewan komisaris,
pengawasan terhadap dewan direksi jauh lebih baik, masukan atau opsi yang akan didapat direksi
akan jauh lebih banyak. Hal ini dibuktikan oleh peneliti Sekaredi (2011) yang menemukan bahwa
ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Tobin’s
Q. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dihasilkan hipotesis berikut :
Ha1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI periode 2007-2012
Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan
keputusan perusahaan. Karena tentu saja dengan adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan
kordinasi yang baik antar anggota dewan komisaris yang ada. Dewan direksi dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan jumlah dewan direksi. Peningkatan ukuran dewan direksi akan
memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan
menjamin ketersediaan sumber daya (Pearcedan Zahra, 1992) dalam Widyawati (2013:240). Teori ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sekaredi (2011) yang menyatakan bahwa dewan
direksi berpengaruh positif terhadap pasar. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dihasilkan hipotesis
berikut :
Ha2 : Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang
terdaftar di BEI periode 2007-2012
IKAI menyatakan tugas pokok komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam
melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan review sistem
pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas
fungsi audit. Hal lini menggambarkan pentingnya ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan
karena semakin banyak jumlah komite audit maka akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian
perusahaan. Komite audit juga memiliki peran penting dalam mengawasi pelaksanaan corporate
governance. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Che Hat et al. (2008) dan
Gill dan Obradovich (2013) yang menunjukkan bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan paparan di atas, maka dihasilkan hipotesis berikut :
Ha3 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang
terdaftar di BEI periode 2007-2012
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam pengelolaan perusahaan.
Kinerja perusahaan yang dihitung dengan rasio keuangan, tidak akan dapat dipisahkan dari ukuran
perusahaan yang dicerminkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar aset yang dimiliki
perusahaan, memungkinkan kinerja keuangan yang terjadi dalam operasional suatu perusahaan
semakin besar pula. Keuntungan, kerugian dan biaya yang dapat ditekan mungkin saja berbeda
dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil. Hal ini didukung oleh peneliti Hardikasari (2011)
dan juga Gill dan Obradovich (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan. Dari uraian diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut :
Ha4 : Firm Size berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di
BEI periode 2007-2012
Berdasarkan hasil penelitian Hermuningsih (2013) yang mengatakan bahwa growth
opportunity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi peluang pertumbuhan maka semakin besar pula nilai perusahaan. Dengan demikian, penelitian
ini memasukkan variabel kesempatan pertumbuhan sebagai variabel kontrol. Dari penjelasan di atas
maka, dihasilkan hipotesis berikut :
Ha5 : Growth opportunity berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang
terdaftar di BEI periode 2007-2012
Konsep corporate governance diajukan demi meningkatkan kinerja perusahaan melalui
supervise atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap
stakeholder dengan berdasarkan kerangka peraturan. Konsep corporate governance juga mampu
mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara
meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil
sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada pemegang saham, dewan komisaris, mitra
bisnis, serta stakeholders lainnya. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Gill dan Obradovich (2013) yang menemukan adanya pengaruh corporate governance secara
simultan terhadap nilai perusahaan Amerika. Dari penjelasan sebelumnya, maka dihasilkan hipotesis
berikut :
Ha6 : Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris,
ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 20072012
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari data Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
ringkasan kinerja perusahaan BUMN, laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI yang telah diaudit. Data-data tersebut diambil dari website resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.com) dan website saham OK (www.sahamok.com). Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purpose sampling. Kriteria tersebut diantaranya hanya
mengikutsertakan Perusahaan BUMN yang bukan merupakan perusahaan jenis industri perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012; Perusahaan BUMN yang bukan
merupakan perusahaan jenis industri jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20072012; Perusahaan BUMN yang melakukan penawaran umum perdana atau IPO (Initial Public
Offering) sebelum tahun 2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012..
Penelitian ini menggunakan alat analisis yang berupa uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji normalitas, uji outlier, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi,
dan analisis data yang terdiri dari uji analisis regresi linier berganda, uji koefisien korelasi (uji R), uji
koefisien determinasi (uji R2), serta uji hipotesis yang terdiri dari uji signifikansi simultan (uji statistik
F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
Variabel operasionalisasi yang digunakan dalam penelitian ini antara, lain:
1.
Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur
dengan menggunakan Tobin’s Q sebagai ukuran penilaian pasar. rumus yang digunakan untuk
mengukur Tobin’s Q yaitu (Klapper dan Love dalam Khomsiyah, 2005) :
Tobin’s Q = (MVE + DEBT)
TA
Keterangan :
MVE : harga penutupan saham di akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar.
DEBT : (utang lancar - aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang.
TA
: Total Aktiva.
2.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi ukuran dewan komisaris, ukuran dewan
direksi, dan ukuran komite audit.
2.1 Ukuran Dewan Komisaris
Dalam penelitian ini, variabel independen pertama yang digunakan adalah ukuran dewan
komisaris. Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, jumlah anggota dewan
komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas
dalam pengambilan keputusan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris dari masing-masing perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI periode 2007-2012.
2.2 Ukuran Dewan Direksi
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam
mengelola perusahaan. Jumlah anggota direksi disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan
tetap memperhatikan efektifitas pengelolaan perusahaan secara efektif. Ukuran dewan direksi dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dari masing-masing
perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012.
2.3 Ukuran Komite Audit
Ukuran komite audit didefinisikan sebagai keberadaan komite audit yang dimiliki oleh
perusahaan. Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota
komite audit dari masing-masing perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012.
Komite audit sebagai salah satu komite yang membantu dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi
oversight dan memiliki peran penting. Keberadaannya diharapkan dapat menciptakan nilai tambah
bagi perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel ukuran komite audit sebagai
salah satu variabel independen.
3.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti (Husein, 2013:48). Variabel kontrol
merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel corporate governance
memiliki kemungkinan untuk secara endogen ditentukan oleh berbagai faktor. Di bawah ini
merupakan berbagai variabel yang secara teori menentukan penerapan corporate governance di
perusahaan.
3.1 Firm Size
Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan
variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dari total aset
akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma Log (TA) dengan tujuan untuk menyamakan dengan
variabel lain. Hal ini karena nilai total aset perusahaan relatif lebih besar dibandingkan dengan
variabel-variabel lain dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan dan juga formasi ini lebih
umum digunakan. Studi-studi terdahulu cenderung menemukan hasil yang konsisten, yakni terdapat
hubungan positif antara keduanya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari
total aset (Klapper dan Love, 2002 dalam Asba, 2009).
SIZE = Ln (Total Asset)
3.2 Growth Opportunity
Jika nilai Tobin’s Q lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh tinggi, hal
ini bisa disebabkan adanya endogenitas pada variabel corporate governace dalam asosiasi antara
corporate governance dengan kinerja. Perusahaan yang memiliki kemampuan tumbuh atau
berinvestasi akan lebih profitable yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja yang baik pada
perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel kesempatan pertumbuhan sebagai
variabel kontrol dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Prihantoro, 2003) :
GROWTH =
Total Asset t – Total Asset t-1
Total Asset t-1
Keterangan :
Total Asset t
Total Asset t-1
: Total aset tahun sekarang
: Total aset tahun sebelumnya
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Jumlah sampel yang terpilih adalah 10 perusahaan BUMN
yang telah go public atau terdaftar di BEI.
1.
Analisis Statstik Deskriptif
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
n
Minimum
TobinsQ
47
0.172647
Dewan_Komisaris
47
3
Dewan_Direksi
47
4
Komite_Audit
47
3
Firm_Size
47
13.4981
Growth_Opportunity
47
-0.24619
Valid N (listwise)
47
Sumber : Lampiran 4 Hasil Uji Statistik
Maximum
4.414545481
6
8
7
18.52835957
0.651598529
Mean
1.8646026
5.1702128
5.7659574
4.5319149
16.021157
0.1269354
Std. Deviation
1.253328255
0.731857343
1.087733302
1.139242003
1.407808666
0.166479881
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif maka dapat disimpulkan bahwa :
Variabel Tobin’s Q dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean)
1.8646 dan standar deviasi sebesar 1.2533 dengan nilai minimal 0.1726 dan maksimal 4.4145.
Variabel dewan komisaris dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean)
5.1702 atau dapat dibulatkan menjadi 5 orang dan standar deviasi sebesar 0.7318 dengan jumlah
dewan komisaris minimal 3 orang dan maksimal 6 orang. Variabel dewan direksi dengan jumlah data
(n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 5.7659 atau dapat dibulatkan menjadi 6 orang
dan standar deviasi sebesar 1.0877 dengan jumlah dewan direksi minimal 4 orang dan maksimal 8
orang. Variabel komite audit dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean)
4.5319 atau dapat dibulatkan menjadi 5 orang dan standar deviasi sebesar 1.1392 dengan jumlah
komite audit minimal 3 orang dan maksimal 7 orang. Variabel firm size dengan jumlah data (n)
sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean) 16.0211 dan standar deviasi sebesar 1.4078 dengan
nilai minimal 13.4981 dan maksimal 18.5283. Variabel growth opportunity dengan jumlah data (n)
sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean) 0.1269 dan standar deviasi sebesar 0.1664 dengan nilai
minimal -0.2461 dan maksimal 0.6515.
2.
Hasil Uji Asumsi Klasik
2.1 Uji Normalitas
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas K-S
Unstandardized Residual
n
47
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.987
Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 3 menunjukkan jumlah sampel (n) 47 dengan nilai probabilitas signifikansi atau
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.987. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas
signifikan 0.987 > nilai α = 0.05 yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
2.2 Hasil Uji Outlier
Dari hasil uji outlier menunjukkan adanya 13 data ekstrim yang harus dikeluarkan dari data
sampel. Sehingga jumlah sampel yang awalnya 60 berkurang menjadi 47 data sampel.
2.3 Hasil Uji Multikolonieritas
Tabel 3 Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
1 (Constant)
Dewan_Komisaris
0.644
1.552
Dewan_Direksi
0.360
2.777
Komite_Audit
0.522
1.914
Firm_Size
0.322
3.104
Growth_Opportunity
0.853
1.172
Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada Tabel 4 menunjukkan nilai tolerance untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar
0.644 dengan nilai VIF 1.552. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini
karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk
variabel ukuran dewan direksi sebesar 0.360 dengan nilai VIF 2.777. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF
lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel ukuran komite audit sebesar 0.522 dengan nilai VIF
1.914. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance
lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel firm size sebesar
0.322 dengan nilai VIF 3.104 Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini
karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk
variabel growth opportunity sebesar 0.853 dengan nilai VIF 1.172. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10. Penilaian terhadap pengujian ini yaitu dengan melihat nilai probabilitas signifikansinya.
Penelitian ini dilakukan pada lima variabel. Variabel independen yang terdiri atas ukuran dewan
komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan variabel kontrol yaitu firm size dan growth
opportunity.
2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
1
Sig.
(Constant)
0.143
Dewan_Komisaris
0.217
Dewan_Direksi
0.367
Komite_Audit
0.645
Firm_Size
0.661
Growth_Opportunity
0.098
Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan metode uji glejser pada Tabel 5 diatas didapatkan
nilai signifikansi untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0.217, untuk variabel ukuran dewan
direksi sebesar 0.367, untuk variabel ukuran komite audit sebesar 0.645, untuk variabel firm size
sebesar 0.661 dan untuk variabel growth opportunity sebesar 0.098. Nilai signifikansi ke lima variabel
berada di atas tingkat kepercayaan yaitu 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
2.5 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson (DW)
Model
Durbin-Watson
1
2.066
Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil uji autokorelasi pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.066.
nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 0.05, jumlah sampel 47
(n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5), didapatkan nilai dL 1.3073 < DW 2.066 < (4-dU) 4 1.7736 pada Gambar 1, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan menyatakan bahwa tidak ada
autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan bebas dari autokorelasi.
3.
Hasil Analisis Data
3.1 Hasil Uji Persamaan Regresi
Tabel 6 Hasil Uji Regresi
Model
1
(Constant)
Dewan_Komisaris
Dewan_Direksi
Komite_Audit
Firm_Size
Growth_Opportunity
Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Coefficients
B
-6.777
0.049
-0.039
-0.323
0.605
3.024
Dari hasil output coefficients yang disajikan dalam Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa :
a : Jika variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan
growth opportunity sama dengan nol maka variabel Tobin’s Q sebesar -6.777 ; b 1 : Nilai koefisien
regresi variabel ukuran dewan komisaris (X1) sebesar 0.049 menunjukkan bahwa setiap peningkatan
1 (satu) satuan variabel ukuran dewan komisaris akan meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar
0.049 ; b 2 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi (X2) sebesar -0.039 menunjukkan
bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran dewan komisaris akan menurunkan
variabel Tobin’s Q sebesar 0.039 ; b 3 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran komite audit (X3)
sebesar -0.323 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran komite audit
akan menurunkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.323 ; b 4 : Nilai koefisien regresi variabel firm size
(X4) sebesar 0.605 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel firm size akan
meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.605 ; b 5 : Nilai koefisien regresi variabel growth
opportunity (X5) sebesar 3.024 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel
growth opprtunity akan meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar 3.024.
3.2 Hasil Uji Koefisien Korelasi (Uji R) dan Koefisien Determinasi (Uji R2)
Tabel 7 Hasil Uji R dan Uji R2
Model
R
Adjusted R Square
1
0.753
0.514
Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi
Dari hasil output model summary yang disajikan pada Tabel 8 diketahui bahwa angka R
sebesar 0.753. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0.60 - 0.799 = kuat, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara jumlah dewan komisaris, dewan direksi,
komite audit, firm size, dan growth opportunity dengan kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Selain itu
diketahui pula bahwa angka adjusted R square sebesar 0.514 atau 51.4%. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (jumlah dewan komisaris, dewan direksi,
dan dewan komite audit) dan variabel kontrol (firm size dan growth opportunity) terhadap variabel
dependen (Tobins’Q mewakili kinerja perusahaan) sebesar 51.4%. Atau variabel ukuran dewan
komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity hanya mampu
menjelaskan sebesar 51.4% variasi variabel Tobin’s Q. Sedangkan sisanya 48.6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.
Hasil Uji Hipotesis
4. 1 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
.
F
Sig.
Tobin's Q
10.733
0.000
Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam uji f sebesar 0.05 (5%). Dengan
menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 6-1 = 5 dan df 2 (n-k-1)
atau 47-5-1 = 41, hasil diperoleh untuk f tabel sebesar 2.44. Hasil uji F pada tabel 9 menunjukkan
bahwa secara keseluruhan yaitu ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit,
firm size dan growth opportunity dapat mempengaruhi Tobin’s Q yang mewakili kinerja perusahaan
secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi F lebih kecil dari nilai sebesar 0.00 ≤
0.05. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan sangat signifikan untuk memprediksi pengaruh
variabel independen dan variabel kontrol yang ada terhadap variabel dependen.
4.2 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tabel 9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Model
1
t
(Constant)
-3.839
Dewan_Komisaris
0.224
Dewan_Direksi
-0.198
Komite_Audit
-2.066
Firm_Size
3.753
Growth_Opportunity
3.609
Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi
Sig.
0.000
0.824
0.844
0.045
0.001
0.001
Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan (Ha1)
Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0.224.
Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar
1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0.224 ≤ 1.67943) dan
nilai sig. ukuran dewan komisaris 0.824 ≥ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan
Ho. Dengan demikian Ha1 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara variabel ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan direksi terhadap kinerja perusahaan (Ha2)
Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -0.198.
Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar
1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-0.198 ≤ 1.67943)
dan nilai sig. ukuran dewan direksi 0.844 ≥ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah
penerimaan Ho. Dengan demikian Ha2 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara variabel ukuran dewan direksi terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
Pengaruh secara parsial antara ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan (Ha3)
Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -2.066.
Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar
1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-2.066 ≤ 1.67943)
dan nilai sig. ukuran komite audit 0.045 ≤ 0.05 maka dari hipotesis itu jatuh pada daerah penerimaan
Ho. Dengan demikian Ha3 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara variabel ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
Pengaruh secara parsial antara firm size terhadap kinerja perusahaan (Ha4)
Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.753.
Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar
1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3.753 ≥ 1.67943) dan
nilai sig. firm size 0.001 ≤ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ha. Dengan
demikian Ha4 diterima Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara variabel firm size terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
Pengaruh secara parsial antara growth opportunity terhadap kinerja perusahaan (Ha5)
Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.609.
Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar
1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3.609 ≥ 1.67943) dan
nilai sig. growth opportunity 0.001 ≤ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ha.
Dengan demikian Ha4 diterima Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara variabel growth opportunity terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan bahwa tidak
terjadi perubahan atau pengaruh antara jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi, jumlah komite
audit sebagai mekanisme corporate governance terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Dewan
komisaris yang mengawasi manajemen dan memberikan keputusan yang bijak akan mampu
meningkatkan nilai perusahaan tanpa harus menilai jumlah dewan komisaris, dewan direksi yang
berkerja secara optimal akan mengelolah kekayaan perusahaan secara optimal belum bisa menjamin
akan memberikan nilai tambah terhadap perusahaan. Begitu pun jumlah komite audit tidak menjamin
keefektifan kinerja komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Berbeda
halnya dengan ukuran perusahaan dan growth opportunity yang memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Artinya ukuran suatu perusahaan telah mampu memberikan jaminan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dengan pendekatan Tobin’s Q. Hal yang sama juga terjadi pada
hasil growth opportunity yang menjelaskan bahwa semakin besar kesempatan atau kemampuan
perusahaan untuk tumbuh dan berinvestasi maka semakin meningkat pula kinerja suatu perusahaan.
Jumlah dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit serta ukuran perusahaan dan growth
opportunity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Artinya penerapan
mekanisme corporate governance pada perusahaan dapat meningkatkan nilai dan kinerja suatu
perusahaan.
REFERENSI
Asba, Suryana. (2009). “Pengaruh Corporate Governance, Asset dan Growth Terhadap Kinerja
Pasar”.
Gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_21204259.pdf.2009.
Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto, (2007). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan
Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT, Volume 2.
Bukhori, Iqbal. (2012). “Pengaruh Good Corporte Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010)”. Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Chen, Linda H and Jiang, George J. (2001). “The Determinants of Dutch Capital Structure Choice”.
SOM-theme E.
www.ub.rug.nl/eldoc/som/e/01E55/01e55.pdf. 2001
Che Haat, M.H., Rahman, R,A., & Mahentiran, S. (2008). “Corporate Governance, Transparency and
Performance of Malaysian Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 8.
Effendi, Muh.Arief. (2009). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi.
Jakarta, Salemba Empat.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja Keuangan, Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor
untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta.
FCGI. (2002). The Essence Of Good Corporate Governance: konsep dan Implementasi Perusahaan
Publik dan Korporasi Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit: Yayasan Pendidikan Pasar
Modal Indonesia & Sinergy Communication.
Filip Fidanoski et al. (2013). “Coporate Goverannce and Bank Performance: Evidence From
Macedonia”. New York.
Gitman, Lawrence J, and Zutter, Chad J. (2012). Principle of Managerial Finance, 13th Edition.
Edinburgh : Pearson.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan ke
tujuh. Badan Penerbit Undip. Jakarta.
Gil, Amarjit dan Obradovich, John. (2012). “The Impact of CorporateGovernance and Financial Leverage on the Value
of American Firms”. International Research Journal of Finance and Economics,Issue 91 (2012).
Hardikasari, Eka. (2011). “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap kinerja Keuangan
pada industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Hermuningsih, Sri. (2013). “Pengaruh Profitabilitas, Growth opportunity,sruktur Modal terhadaP nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Publik di indonesia”
Ira Sabrina, Anindhita. (2010). “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Kinerja Perusahaan”. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP).
Semarang.
J. Supranto, (2009). Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2: Jakarta, Penerbit Erlangga.
Khomsiyah. (2003). “Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian
Secara Simultan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Mulyadi, (2002). Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Nuswandari, Cahyani, (2009). “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja
Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Volume 16 Nomor 2.
Pranata, Yudha, (2007). “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan”. Skripsi Mahasiswa, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Prihantoro. (2003). “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 8. No. 1.
Rachmad, Anas Ainur. (2013). “Pengaruh penerapan corporate governance berbasis karakteristik
manajaerial pada kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2007-2011”. Volume 16 Nomor 3 hal 678. Bali
Sari, Irmala. (2011). “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan
Nasional”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sedarmayanti. (2012). Good Corporate Governance & Good Corporate Governance. Bandung:
Penerbit CV. Mandar Maju.
Sekaredi, Sawitri. (2011). “Pengaruh Corporate Governace Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”.
Skripsi. Semarang: UNDIP
Sembiring, Seniwati, (2008).“Pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan bisnis dan properti di Bursa Efek Jakarta”,Tesis, Magister akuntansi,
Universitas Sumatera Utara, Medan .
Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Sucipto. (2003). Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Sukamulja, Sukmawati. (2004). “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan : Dampak GCG
Terhadap Kinerja Perusahaan”. Benefit. Vol. 8, No. 1
Suryana, Asba. (2009). “Pengaruh Corporate Governane, Asset dan Growth Terhadap Kinerja Pasar”.
Universitas Gunadarma: Jakarta.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Ekonosia.
Tricker, Bob. (2009). Corporate Governance: Principles, Policies, and Practices. Oxford, New York.
Umar, Husein. (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan cetakan ketiga. Jakarta: PT Gramedia.
Umar, Husein (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Rajawali
Pers.
Widyawati, Maria Fransisca. (2013). “Pengaruh dewan direksi, komisaris independen, komite audit,
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan periode 20082011”.
Website resmi BAPEPAM. Www.bapepam.go.id
Website resmi BEI. Www.idx.go.id
Website resmi BUMN. Www.bumn.go.id
Website resmi BPKP. Www.bpkp.go.id
Website resmi IICG. Www.iicg.org
Website resmi IKAI. Www.komiteaudit.org
Website resmi KNKG Indonesia. Www.knkg-Indonesia.com
Website resmi Saham OK www.sahamok.com
Yesika, Nina. (2013). “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Kinerja Lingkungan”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
Semarang.
RIWAYAT PENULIS
Ayu Dwi Utari lahir di Palu, Sulawesi Tengah pada 13 September 1992. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2014.
Download