ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, FIRM SIZE DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2012 Ayu Dwi Utari, Fachruzzaman Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9 Jakarta Barat 11480 Phone +6282112066449 [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance, firm size dan growth opportunity terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Metode penentuan sampel pada penelitian ini mengunakan metode purposive sampling dan jawaban dari permasalahan tersebut dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa mekanisme corporate governance dalam hal ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komite audit, firm size dan growth opportunity secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun secara parsial ukuran dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Tobins’Q). Berbeda dengan hasil penelitian pada firm size dan growth opportunity yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya mekanisme corporate governance dalam meningkatkan kinerja suatu perusahaan karena secara simultan mekanisme corporate governance cukup berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kata Kunci: Corporate governance, Firm Size, Growth Opportunity (Tobin’s Q). dan Kinerja Perusahaan ABSTRACT The purpose of this study was to determine the impact of corporate governance mechanisms, firm size and growth opportunity to BUMN firm performance listed in Indonesia Stock Exchange of period 2007-2012. The sampling method in this study using a purposive sampling method and the answer to these problems were analyzed using multiple linear regression model. The research proves that corporate governance mechanisms in terms of board size, the size of the board of directors, audit committee, firm size and growth opportunity in simultaneous influence the firm performance. However, partial board size, board of directors and audit committee does not affect the performance of the company (Tobins'Q). In contrast to the results of research on firm size and growth opportunity that impact corporate performance. The conclusion is the importance of corporate governance mechanisms in improving the performance of a company due to the simultaneous influential corporate governance mechanisms on corporate performance. Keywords: Corporate governance, Firm Size, Growth Opportunity and Firm Performance (Tobin'sQ). PENDAHULUAN Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Hal ini salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan. Kinerja suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat pencapaian hasil perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja ini juga penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional seperti merger, akuisisi, dan emisi saham. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Oleh karena itu dibutuhkan tolak ukur sebagai pelengkap keuangan, yaitu non keuangan. Hal ini diperlukan agar dapat mengarahkan para manajer pada tujuan profitabilitas jangka panjang perusahaan, mutu yang tinggi, pelanggan yang loyal dan kepuasan kerja yang maksimal. Salah satu mekanisme yang dapat dilakukan dalam mengukur dan menentukan kinerja suatu perusahaan adalah dengan menerapkan konsep tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) yang bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur non-keuangan. Berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika yang berlaku. Pemerintah Indonesia pada saat ini mengharuskan penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka perbaikan dan peningkatan ekonomi. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) juga meningkatkan nilai perusahaan dan mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri. Corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan komisaris, dewan direksi dan para pemegang saham. Dalam hal ini, fungsi dewan direksi dalam suatu perusahaan adalah menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, berbeda dengan dewan komisaris yang lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan para pemegang saham. Dewan komisaris tidak berjalan sendiri, mereka dibantu oleh komite-komite yang telah dibentuk. Salah satu komite di bawah dewan komisaris yang memegang peranan penting dalam penerapan good corporate governance adalah komite audit. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, khususnya terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Salah satu peran komite audit dalam mewujudkan GCG adalah mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal yang memadai dan meningkatkan kualitas disclosure laporan keuangan. Dengan diterapkannya GCG pada perusahaan maka pemegang saham mempunyai keyakinan bahwa uang yang di investasikannya terlindungi sehingga mereka yakin akan keputusan investasinya. Good corporate governance juga memiliki peran penting bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Oleh karena itu, Pada tahun 2002, Pemerintah Indonesia dalam hal ini kantor kementrian BUMN telah membuat Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, dan telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER – 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan GCG secara konsisten dan atau menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, dan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Iqbal Bukhori (2012) yang menjelaskan hubungan antara ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris sebagai mekanisme internal corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Untuk itu penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja perusahaan BUMN serta untuk mengetahui kondisi dan perkembangan penerapan GCG di Indonesia khususnya pada Badan Usaha Milik Negara. Dalam hal ini, corporate governance sebagai variabel independen diproksikan dalam bentuk ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, serta ukuran komite audit, di dukung dengan variabel kontrol yang terdiri atas firm size dan growth opportunity. Untuk variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diproksikan dalam bentuk Tobin’s Q sebagai kinerja pasar mewakili kinerja perusahaan. Dari penjelasan di atas maka judul skripsi pada penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Firm Size, dan Growth Opportunity Terhadap Kinerja Perusahaan BUMN Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2012”. HIPOTESIS Dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan dan memberikan masukan kepada dewan direksi perusahaan. Fungsi utama dari dewan komisaris adalah mengawasi kelengkapan dan kualitas informasi laporan atas kinerja dewan direksi. Dengan semakin banyaknya anggota dewan komisaris, pengawasan terhadap dewan direksi jauh lebih baik, masukan atau opsi yang akan didapat direksi akan jauh lebih banyak. Hal ini dibuktikan oleh peneliti Sekaredi (2011) yang menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Tobin’s Q. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dihasilkan hipotesis berikut : Ha1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan perusahaan. Karena tentu saja dengan adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik antar anggota dewan komisaris yang ada. Dewan direksi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah dewan direksi. Peningkatan ukuran dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya (Pearcedan Zahra, 1992) dalam Widyawati (2013:240). Teori ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sekaredi (2011) yang menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap pasar. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dihasilkan hipotesis berikut : Ha2 : Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 IKAI menyatakan tugas pokok komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Hal lini menggambarkan pentingnya ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan karena semakin banyak jumlah komite audit maka akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian perusahaan. Komite audit juga memiliki peran penting dalam mengawasi pelaksanaan corporate governance. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Che Hat et al. (2008) dan Gill dan Obradovich (2013) yang menunjukkan bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan paparan di atas, maka dihasilkan hipotesis berikut : Ha3 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam pengelolaan perusahaan. Kinerja perusahaan yang dihitung dengan rasio keuangan, tidak akan dapat dipisahkan dari ukuran perusahaan yang dicerminkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, memungkinkan kinerja keuangan yang terjadi dalam operasional suatu perusahaan semakin besar pula. Keuntungan, kerugian dan biaya yang dapat ditekan mungkin saja berbeda dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil. Hal ini didukung oleh peneliti Hardikasari (2011) dan juga Gill dan Obradovich (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Dari uraian diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut : Ha4 : Firm Size berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 Berdasarkan hasil penelitian Hermuningsih (2013) yang mengatakan bahwa growth opportunity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peluang pertumbuhan maka semakin besar pula nilai perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel kesempatan pertumbuhan sebagai variabel kontrol. Dari penjelasan di atas maka, dihasilkan hipotesis berikut : Ha5 : Growth opportunity berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 Konsep corporate governance diajukan demi meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan berdasarkan kerangka peraturan. Konsep corporate governance juga mampu mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada pemegang saham, dewan komisaris, mitra bisnis, serta stakeholders lainnya. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Obradovich (2013) yang menemukan adanya pengaruh corporate governance secara simultan terhadap nilai perusahaan Amerika. Dari penjelasan sebelumnya, maka dihasilkan hipotesis berikut : Ha6 : Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity berpengaruh terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 20072012 METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data Indonesian Capital Market Directory (ICMD), ringkasan kinerja perusahaan BUMN, laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI yang telah diaudit. Data-data tersebut diambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.com) dan website saham OK (www.sahamok.com). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purpose sampling. Kriteria tersebut diantaranya hanya mengikutsertakan Perusahaan BUMN yang bukan merupakan perusahaan jenis industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012; Perusahaan BUMN yang bukan merupakan perusahaan jenis industri jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20072012; Perusahaan BUMN yang melakukan penawaran umum perdana atau IPO (Initial Public Offering) sebelum tahun 2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012.. Penelitian ini menggunakan alat analisis yang berupa uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji outlier, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan analisis data yang terdiri dari uji analisis regresi linier berganda, uji koefisien korelasi (uji R), uji koefisien determinasi (uji R2), serta uji hipotesis yang terdiri dari uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). Variabel operasionalisasi yang digunakan dalam penelitian ini antara, lain: 1. Variabel Dependen Variabel dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q sebagai ukuran penilaian pasar. rumus yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q yaitu (Klapper dan Love dalam Khomsiyah, 2005) : Tobin’s Q = (MVE + DEBT) TA Keterangan : MVE : harga penutupan saham di akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar. DEBT : (utang lancar - aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang. TA : Total Aktiva. 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini meliputi ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan ukuran komite audit. 2.1 Ukuran Dewan Komisaris Dalam penelitian ini, variabel independen pertama yang digunakan adalah ukuran dewan komisaris. Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, jumlah anggota dewan komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris dari masing-masing perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012. 2.2 Ukuran Dewan Direksi Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Jumlah anggota direksi disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas pengelolaan perusahaan secara efektif. Ukuran dewan direksi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dari masing-masing perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012. 2.3 Ukuran Komite Audit Ukuran komite audit didefinisikan sebagai keberadaan komite audit yang dimiliki oleh perusahaan. Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit dari masing-masing perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012. Komite audit sebagai salah satu komite yang membantu dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi oversight dan memiliki peran penting. Keberadaannya diharapkan dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel ukuran komite audit sebagai salah satu variabel independen. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti (Husein, 2013:48). Variabel kontrol merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel corporate governance memiliki kemungkinan untuk secara endogen ditentukan oleh berbagai faktor. Di bawah ini merupakan berbagai variabel yang secara teori menentukan penerapan corporate governance di perusahaan. 3.1 Firm Size Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dari total aset akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma Log (TA) dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain. Hal ini karena nilai total aset perusahaan relatif lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lain dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan dan juga formasi ini lebih umum digunakan. Studi-studi terdahulu cenderung menemukan hasil yang konsisten, yakni terdapat hubungan positif antara keduanya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total aset (Klapper dan Love, 2002 dalam Asba, 2009). SIZE = Ln (Total Asset) 3.2 Growth Opportunity Jika nilai Tobin’s Q lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh tinggi, hal ini bisa disebabkan adanya endogenitas pada variabel corporate governace dalam asosiasi antara corporate governance dengan kinerja. Perusahaan yang memiliki kemampuan tumbuh atau berinvestasi akan lebih profitable yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja yang baik pada perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel kesempatan pertumbuhan sebagai variabel kontrol dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Prihantoro, 2003) : GROWTH = Total Asset t – Total Asset t-1 Total Asset t-1 Keterangan : Total Asset t Total Asset t-1 : Total aset tahun sekarang : Total aset tahun sebelumnya HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Jumlah sampel yang terpilih adalah 10 perusahaan BUMN yang telah go public atau terdaftar di BEI. 1. Analisis Statstik Deskriptif Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif n Minimum TobinsQ 47 0.172647 Dewan_Komisaris 47 3 Dewan_Direksi 47 4 Komite_Audit 47 3 Firm_Size 47 13.4981 Growth_Opportunity 47 -0.24619 Valid N (listwise) 47 Sumber : Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Maximum 4.414545481 6 8 7 18.52835957 0.651598529 Mean 1.8646026 5.1702128 5.7659574 4.5319149 16.021157 0.1269354 Std. Deviation 1.253328255 0.731857343 1.087733302 1.139242003 1.407808666 0.166479881 Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif maka dapat disimpulkan bahwa : Variabel Tobin’s Q dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean) 1.8646 dan standar deviasi sebesar 1.2533 dengan nilai minimal 0.1726 dan maksimal 4.4145. Variabel dewan komisaris dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 5.1702 atau dapat dibulatkan menjadi 5 orang dan standar deviasi sebesar 0.7318 dengan jumlah dewan komisaris minimal 3 orang dan maksimal 6 orang. Variabel dewan direksi dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 5.7659 atau dapat dibulatkan menjadi 6 orang dan standar deviasi sebesar 1.0877 dengan jumlah dewan direksi minimal 4 orang dan maksimal 8 orang. Variabel komite audit dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 4.5319 atau dapat dibulatkan menjadi 5 orang dan standar deviasi sebesar 1.1392 dengan jumlah komite audit minimal 3 orang dan maksimal 7 orang. Variabel firm size dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean) 16.0211 dan standar deviasi sebesar 1.4078 dengan nilai minimal 13.4981 dan maksimal 18.5283. Variabel growth opportunity dengan jumlah data (n) sebanyak 47 mempunyai nilai rata-rata (mean) 0.1269 dan standar deviasi sebesar 0.1664 dengan nilai minimal -0.2461 dan maksimal 0.6515. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik 2.1 Uji Normalitas Tabel 2 Hasil Uji Normalitas K-S Unstandardized Residual n 47 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.987 Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik Tabel 3 menunjukkan jumlah sampel (n) 47 dengan nilai probabilitas signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.987. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas signifikan 0.987 > nilai α = 0.05 yang berarti data residual terdistribusi secara normal. 2.2 Hasil Uji Outlier Dari hasil uji outlier menunjukkan adanya 13 data ekstrim yang harus dikeluarkan dari data sampel. Sehingga jumlah sampel yang awalnya 60 berkurang menjadi 47 data sampel. 2.3 Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 3 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) Dewan_Komisaris 0.644 1.552 Dewan_Direksi 0.360 2.777 Komite_Audit 0.522 1.914 Firm_Size 0.322 3.104 Growth_Opportunity 0.853 1.172 Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik Pada Tabel 4 menunjukkan nilai tolerance untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0.644 dengan nilai VIF 1.552. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel ukuran dewan direksi sebesar 0.360 dengan nilai VIF 2.777. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel ukuran komite audit sebesar 0.522 dengan nilai VIF 1.914. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel firm size sebesar 0.322 dengan nilai VIF 3.104 Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance untuk variabel growth opportunity sebesar 0.853 dengan nilai VIF 1.172. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Penilaian terhadap pengujian ini yaitu dengan melihat nilai probabilitas signifikansinya. Penelitian ini dilakukan pada lima variabel. Variabel independen yang terdiri atas ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan variabel kontrol yaitu firm size dan growth opportunity. 2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1 Sig. (Constant) 0.143 Dewan_Komisaris 0.217 Dewan_Direksi 0.367 Komite_Audit 0.645 Firm_Size 0.661 Growth_Opportunity 0.098 Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan metode uji glejser pada Tabel 5 diatas didapatkan nilai signifikansi untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0.217, untuk variabel ukuran dewan direksi sebesar 0.367, untuk variabel ukuran komite audit sebesar 0.645, untuk variabel firm size sebesar 0.661 dan untuk variabel growth opportunity sebesar 0.098. Nilai signifikansi ke lima variabel berada di atas tingkat kepercayaan yaitu 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 2.5 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson (DW) Model Durbin-Watson 1 2.066 Sumber : Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil uji autokorelasi pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.066. nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 0.05, jumlah sampel 47 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5), didapatkan nilai dL 1.3073 < DW 2.066 < (4-dU) 4 1.7736 pada Gambar 1, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan bebas dari autokorelasi. 3. Hasil Analisis Data 3.1 Hasil Uji Persamaan Regresi Tabel 6 Hasil Uji Regresi Model 1 (Constant) Dewan_Komisaris Dewan_Direksi Komite_Audit Firm_Size Growth_Opportunity Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Unstandardized Coefficients B -6.777 0.049 -0.039 -0.323 0.605 3.024 Dari hasil output coefficients yang disajikan dalam Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa : a : Jika variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity sama dengan nol maka variabel Tobin’s Q sebesar -6.777 ; b 1 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (X1) sebesar 0.049 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran dewan komisaris akan meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.049 ; b 2 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi (X2) sebesar -0.039 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran dewan komisaris akan menurunkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.039 ; b 3 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran komite audit (X3) sebesar -0.323 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran komite audit akan menurunkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.323 ; b 4 : Nilai koefisien regresi variabel firm size (X4) sebesar 0.605 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel firm size akan meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar 0.605 ; b 5 : Nilai koefisien regresi variabel growth opportunity (X5) sebesar 3.024 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel growth opprtunity akan meningkatkan variabel Tobin’s Q sebesar 3.024. 3.2 Hasil Uji Koefisien Korelasi (Uji R) dan Koefisien Determinasi (Uji R2) Tabel 7 Hasil Uji R dan Uji R2 Model R Adjusted R Square 1 0.753 0.514 Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Dari hasil output model summary yang disajikan pada Tabel 8 diketahui bahwa angka R sebesar 0.753. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0.60 - 0.799 = kuat, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara jumlah dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, firm size, dan growth opportunity dengan kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Selain itu diketahui pula bahwa angka adjusted R square sebesar 0.514 atau 51.4%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (jumlah dewan komisaris, dewan direksi, dan dewan komite audit) dan variabel kontrol (firm size dan growth opportunity) terhadap variabel dependen (Tobins’Q mewakili kinerja perusahaan) sebesar 51.4%. Atau variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity hanya mampu menjelaskan sebesar 51.4% variasi variabel Tobin’s Q. Sedangkan sisanya 48.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 4. Hasil Uji Hipotesis 4. 1 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) . F Sig. Tobin's Q 10.733 0.000 Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Tingkat signifikansi yang digunakan dalam uji f sebesar 0.05 (5%). Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 6-1 = 5 dan df 2 (n-k-1) atau 47-5-1 = 41, hasil diperoleh untuk f tabel sebesar 2.44. Hasil uji F pada tabel 9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan yaitu ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, firm size dan growth opportunity dapat mempengaruhi Tobin’s Q yang mewakili kinerja perusahaan secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi F lebih kecil dari nilai sebesar 0.00 ≤ 0.05. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan sangat signifikan untuk memprediksi pengaruh variabel independen dan variabel kontrol yang ada terhadap variabel dependen. 4.2 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Tabel 9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Model 1 t (Constant) -3.839 Dewan_Komisaris 0.224 Dewan_Direksi -0.198 Komite_Audit -2.066 Firm_Size 3.753 Growth_Opportunity 3.609 Sumber : Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Sig. 0.000 0.824 0.844 0.045 0.001 0.001 Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan (Ha1) Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0.224. Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar 1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0.224 ≤ 1.67943) dan nilai sig. ukuran dewan komisaris 0.824 ≥ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian Ha1 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan direksi terhadap kinerja perusahaan (Ha2) Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -0.198. Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar 1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-0.198 ≤ 1.67943) dan nilai sig. ukuran dewan direksi 0.844 ≥ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian Ha2 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel ukuran dewan direksi terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Pengaruh secara parsial antara ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan (Ha3) Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -2.066. Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar 1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-2.066 ≤ 1.67943) dan nilai sig. ukuran komite audit 0.045 ≤ 0.05 maka dari hipotesis itu jatuh pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian Ha3 ditolak Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Pengaruh secara parsial antara firm size terhadap kinerja perusahaan (Ha4) Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.753. Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar 1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3.753 ≥ 1.67943) dan nilai sig. firm size 0.001 ≤ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ha. Dengan demikian Ha4 diterima Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel firm size terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Pengaruh secara parsial antara growth opportunity terhadap kinerja perusahaan (Ha5) Dari output coefficients pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.609. Berdasarkan tabel distribusi t dengan df=45 dan taraf kesalahan α=5% diperoleh t tabel sebesar 1.67943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3.609 ≥ 1.67943) dan nilai sig. growth opportunity 0.001 ≤ 0.05 maka dari itu hipotesis jatuh pada daerah penerimaan Ha. Dengan demikian Ha4 diterima Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel growth opportunity terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan bahwa tidak terjadi perubahan atau pengaruh antara jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi, jumlah komite audit sebagai mekanisme corporate governance terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Dewan komisaris yang mengawasi manajemen dan memberikan keputusan yang bijak akan mampu meningkatkan nilai perusahaan tanpa harus menilai jumlah dewan komisaris, dewan direksi yang berkerja secara optimal akan mengelolah kekayaan perusahaan secara optimal belum bisa menjamin akan memberikan nilai tambah terhadap perusahaan. Begitu pun jumlah komite audit tidak menjamin keefektifan kinerja komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Berbeda halnya dengan ukuran perusahaan dan growth opportunity yang memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Artinya ukuran suatu perusahaan telah mampu memberikan jaminan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan pendekatan Tobin’s Q. Hal yang sama juga terjadi pada hasil growth opportunity yang menjelaskan bahwa semakin besar kesempatan atau kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berinvestasi maka semakin meningkat pula kinerja suatu perusahaan. Jumlah dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit serta ukuran perusahaan dan growth opportunity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Artinya penerapan mekanisme corporate governance pada perusahaan dapat meningkatkan nilai dan kinerja suatu perusahaan. REFERENSI Asba, Suryana. (2009). “Pengaruh Corporate Governance, Asset dan Growth Terhadap Kinerja Pasar”. Gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_21204259.pdf.2009. Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto, (2007). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT, Volume 2. Bukhori, Iqbal. (2012). “Pengaruh Good Corporte Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010)”. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Chen, Linda H and Jiang, George J. (2001). “The Determinants of Dutch Capital Structure Choice”. SOM-theme E. www.ub.rug.nl/eldoc/som/e/01E55/01e55.pdf. 2001 Che Haat, M.H., Rahman, R,A., & Mahentiran, S. (2008). “Corporate Governance, Transparency and Performance of Malaysian Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 8. Effendi, Muh.Arief. (2009). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta, Salemba Empat. Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja Keuangan, Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta. FCGI. (2002). The Essence Of Good Corporate Governance: konsep dan Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit: Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication. Filip Fidanoski et al. (2013). “Coporate Goverannce and Bank Performance: Evidence From Macedonia”. New York. Gitman, Lawrence J, and Zutter, Chad J. (2012). Principle of Managerial Finance, 13th Edition. Edinburgh : Pearson. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan ke tujuh. Badan Penerbit Undip. Jakarta. Gil, Amarjit dan Obradovich, John. (2012). “The Impact of CorporateGovernance and Financial Leverage on the Value of American Firms”. International Research Journal of Finance and Economics,Issue 91 (2012). Hardikasari, Eka. (2011). “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap kinerja Keuangan pada industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Hermuningsih, Sri. (2013). “Pengaruh Profitabilitas, Growth opportunity,sruktur Modal terhadaP nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di indonesia” Ira Sabrina, Anindhita. (2010). “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang. J. Supranto, (2009). Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2: Jakarta, Penerbit Erlangga. Khomsiyah. (2003). “Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian Secara Simultan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Mulyadi, (2002). Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. Nuswandari, Cahyani, (2009). “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 16 Nomor 2. Pranata, Yudha, (2007). “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi Mahasiswa, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Prihantoro. (2003). “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 8. No. 1. Rachmad, Anas Ainur. (2013). “Pengaruh penerapan corporate governance berbasis karakteristik manajaerial pada kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011”. Volume 16 Nomor 3 hal 678. Bali Sari, Irmala. (2011). “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan Nasional”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Sedarmayanti. (2012). Good Corporate Governance & Good Corporate Governance. Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju. Sekaredi, Sawitri. (2011). “Pengaruh Corporate Governace Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi. Semarang: UNDIP Sembiring, Seniwati, (2008).“Pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan bisnis dan properti di Bursa Efek Jakarta”,Tesis, Magister akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan . Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI. Sucipto. (2003). Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatra Utara. Medan. Sukamulja, Sukmawati. (2004). “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan : Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan”. Benefit. Vol. 8, No. 1 Suryana, Asba. (2009). “Pengaruh Corporate Governane, Asset dan Growth Terhadap Kinerja Pasar”. Universitas Gunadarma: Jakarta. Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Ekonosia. Tricker, Bob. (2009). Corporate Governance: Principles, Policies, and Practices. Oxford, New York. Umar, Husein. (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan cetakan ketiga. Jakarta: PT Gramedia. Umar, Husein (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers. Widyawati, Maria Fransisca. (2013). “Pengaruh dewan direksi, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan periode 20082011”. Website resmi BAPEPAM. Www.bapepam.go.id Website resmi BEI. Www.idx.go.id Website resmi BUMN. Www.bumn.go.id Website resmi BPKP. Www.bpkp.go.id Website resmi IICG. Www.iicg.org Website resmi IKAI. Www.komiteaudit.org Website resmi KNKG Indonesia. Www.knkg-Indonesia.com Website resmi Saham OK www.sahamok.com Yesika, Nina. (2013). “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Lingkungan”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Semarang. RIWAYAT PENULIS Ayu Dwi Utari lahir di Palu, Sulawesi Tengah pada 13 September 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2014.