BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen adalah kemampuan seseorang untuk tetap berada dalam kesepakatan yang dibuat. Komitmen organisasional adalah kesanggupan seseorang yang menjadi anggota organisasi untuk tetap berada dalam organisasi. Di tengah proses, seseorang dapat saja kehilangan komitmen karena berbagai sebab. Manajemen dapat menerapkan gaya kepemimpinan transformasional sesuai dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan (Mu, 2012) yang menemukan adanya pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional. Komitmen organisasional dipengaruhi oleh banyak faktor. Hasil penelitian Bushra et al. (2011) dan Mu (2012) menemukan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan pada komitmen. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat diambil dua variabel yang dominan mempengaruhi yakni: kepemimpinan dan kepuasan kerja. Kepemimpinan seorang manajer dapat memunculkan komitmen organisasional karena seorang pemimpin yang baik akan dapat mengakomodir keinginan karyawan. Kepemimpinan yang sesuai dengan konteks komitmen organisasional yakni kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional merupakan kemampuan pemimpin untuk memberdayakan karyawan sehingga 1 dapat mengoptimalkan kerja karyawan. Kemampuan delegasi juga diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan gaya transformasional. Kepemimpinan transformasional juga akan mendorong adanya kerja tim (Handoko dan Tjiptono, 1996; Mu, 2012). Kepuasan kerja yang dirasakan karyawan akan meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Hal ini dikarenakan, dengan karyawan terpenuhinya kebutuhan maka karyawan akan memberikan kemampuannya kepada perusahaan (Mu, 2012). Kebutuhan yang dimaksud bukan cuma kebutuhan dasar, tetapi mencakup kebutuhan yang lebih luas seperti dalam hirarkhi kebutuhan Maslow. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini pembangunan hotel dan restoran di Yogyakarta semakin meningkat. Tahun ini, jumlah kamar di seluruh hotel bintang maupun non-bintang sebanyak 12.500 kamar. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 24.000 kamar pada 2014 (PHRI DIY, 2012). Semakin banyak hotel dibangun dan pembukaan obyek daya tarik wisata yang baru, bukan berarti mengurangi wisatawan, justru yang terjadi adalah peningkatan wisatawan yang datang. Aktivitas restoran (kuliner) tidak kalah seru dibanding pembangunan hotel di Jogja. Beragam menu ditawarkan pengusaha, di berbagai lokasi strategis di penjuru kota. Sebagian besar dari kedai mereka setiap hari dipadati oleh tamu yang mengantri untuk melahap menu yang disajikan. Peningkatan jumlah wisatawan semakin ditunjang dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mereka membutuhkan rekreasi untuk meningkatkan kualitas hidup 2 mereka. Saat ini, berwisata di akhir pekan, hari libur nasional atau libur keagamaan sudah menjadi tren bagi masyarakat Indonesia. Peluang pasar ini juga ditangkap oleh Hotel Hyatt Regency yang menyediakan jasa penginapan sampai kuliner. Ada puluhan hotel berbintang di Yogyakarta, sehingga persaingan antar hotel tidak dapat dihindarkan. Dalam persaingan yang makin ketat, maka dibutuhkan strategi yang dapat memenangkan persaingan. Sumberdaya manusia juga memainkan peran strategis untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, hotel yang dapat merekrut karyawan yang terbaik dan membuatnya tetap berkomitmen terhadap perusahaan akan dapat menjadi pemenang. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja pada komitmen organisasional karyawan Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada kepuasan kerja? 2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif pada komitmen organisasional? 3. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada komitmen organisasional? 3 4. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada komitmen organisasional melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh : 1. Kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja. 2. Kepuasan kerja berpengaruh pada komitmen organisasional. 3. Kepemimpinan transformasional berpengaruh pada komitmen organisasional. 4. Kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Menerapkan ilmu manajemen yang didapat dari kuliah untuk memahami realitas manajemen mengenai sumberdaya manusia dan organisasi. 2. Memperkaya kepustakaan hasil penelitian tentang kepemimpinan transformasional pada kasus di Indonesia. 4