BAB II TINJAUAN DATA II.I. Data Literatur II.I.I. T i n j a u a n U m u m II.1.1.1. Pengertian Hotel Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tarnu. Dalarn jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf "s" pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenai sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. (Keputusan Menteri Parpostel no Km 34/HK103/MPPT 1987, Ditjen Pariwisata- Depparpostel). Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam peijalanan, bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hotel adalah bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut: 1. Jasa Penginapan PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Pelayanan makanan dan minuman 3. Pelayanan barang bawaan 4. Pencucian pakaian 5. Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. (Endar Sri,1996:8) Hotel merupakan bangunan tempat menginapnya para wisatawan dan orang asing yang disertai kemudahan mendapatkan makanan, hiburan dan pelayanan lainnya (Hunt, William Duley Jr., Encyclopedia of American Architecture). Berdasarkan defmisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa hotel adalah bangunan yang terdiri dari banyak kamar, dimana kamar tersebut disewakan untuk tempat menginap untuk orang yang melakukan peijalanan namun disamping untuk disewakan, hotel juga memberikan fasilitas dan pelayanan lainnya yang dikelola secara komersial. II.1.1.2. Sejarah Hotel Menurut Drs. Oka A.A Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan. Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang disebut “MANSIONES” yang berlokasi ssepanjang jalan raya utama dengan jarak masing- masing sekitar 40KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat- tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang (Road Side Inn). Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film- film Western (Cowboy) sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hotel dengan standard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negara terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut William S. Gray dan Savatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika. Sebelumnya, sebuah Flat(Mansion) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarh gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frances Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden Tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London. Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar- benar hotel dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel. Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat. Sejak itu maka menyusull hotel-hotel seperti : Thn 1830-1850 berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis. Thn 1865 berdiri The St.Pancras Station and Hotel di London Thn 1875 berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya 5juta merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar. Thn 1880 berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “ Chain Hotel” pertama di dunia. Thn 1894 berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepon yang menghubungkan ke dalam setiap kamarnya. Thn 1896 berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York. Satu hal yang dapat di catat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umunya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diverifikasi sekali. II.1.1.3. Funsi Hotel PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Fungsi hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (pengunjung / wisatawan ) sebagai tempat tinggal sementara selama berada jauh dari asalnya. II.1.1.4. Penggolongan Hotel 1. Berdasarkan Ukuran (Jumlah Kamar) a) Hotel Besar adalah hotel yang memiliki lebih dari 250 kamar. b) Hotel Menengah adalah hotel yang memiliki anatara 50 sampai 250 kamar c) Hotel Kecil adalah hotel yang memilki kurang dari 50 kamar 2. Berdasarkan Sifat Kegiatan Tamu dan Sistem Pelayanan ` a) Hotel Bisnis Hotel bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. Pada umumnya yang datang ke hotel ini adalah mereka yang sedang dalam peijalanan dinas keija/bisnis dimana tamu yang menginap di hotel ini, relatif sangat singkat dan berkisar 1-3 malam per kunjungan. Lokasi hotel umumnya dekat dengan area kegiatan perkantoran ataupun perdagangan, kegiatan seperti itn relatif berada pada pusat kegiatan kota. Setiap hotel bisnis yang baik, rata-rata sudah menyediakan fasilitas pusat bisnis yang dilengkapi peralatan mesin faximili, komputer dan internet. b) Hotel Konvensi Pangsa pasar utama tamu untnk hotel ini adalah mereka yang datang untnk kegiatan pertemuan besar seperti sidang rapat umum, seminar ataupun konferensi. Biasanya hotel jenis ini hanya berada di kota besar yang sangat memungkinkan untnk diselenggarakannya kegiatan konvensi. Lokasi hotel ini biasanya di pusat kota dan mempunym pencapaian yang relatif mudah dari lapangan udara maupun stasiun kereta. Ditinjau dari laJnimya menginap, maka hampir sama seperti hotel bisnis, relatif mereka yang menginap di hotel ini tinggal antara 1-3 malam per kali kunjungan. Fasilitas utaJna yang diperlukan hotel jenis ini adalah ruang pertemuan yang sangat besar, disesuaikan dengan jumlah kaJnar yang disediakan hotel tersebut, serta segala fasilitas yang sangat menunjang kegiatan pertemuan seperti di hotel bisnis. c) Hotel Transit Sesuai dengan naJnanya maka mereka yang tinggal di hotel ini hanya untuk PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sekedar transit saat sedang bepergian dari suatu tempat ke tempat lainnya. Biasanya mereka yang transit karena kemalaJnan untuk melanjutkan peljalanan serta ingin mengejar waktu saat akan berangkat lagi. Hotel transit terletak sangat dekat dengan tempat pusat transportasi, seperti lapangan udara, stasiun kereta api ataupun terminal bis antar kota. Beberapa hotel transit juga terdapat dipinggir kota, hotel ini cenderung mengharapkan tamu yang datang saat sedang peljalanan antar kota. Waktu yang diperlukan untuk mereka singgah di hotel transit paling laJna 24 jaJn. Biasanya mereka hanya istirahat sejenak, bahkan kadang hanya untuk sekedar mandi. Fasilitas yang disediakan pada hotel transit biasanya hanya berupa restoran yang sebanding dengan jumlah kamar dan kios kecil yang menjual cindera mata ataupun keperluan sehari-hari seperti makanan kecil dan perlengkapan mandi. d) Motel Motel merupakan singkatan dari motor hotel. Dikatakan motor hotel karena hotel jenis ini mempunyai kemudahan bagi tamu untuk memarkir kendaraan yang dibawanya hingga di depan kamar ataupun di samping kamar. Waktu yang diperlukan untuk mereka yang bermalam di motor hotel maksimum 24 jam, sesudah itu mereka akan segera melanjutkan kembali peijalanannya. Fasilitas yang disediakan pada motel biasanya hanya restoran kecil dan kios kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti makanan ringan dan peralatan mandi. e) Hotel Turis Sesuai dengan namanya, maka pangsa pasar utama dari tamu hotel ini adalah para turis yang datang berkunjung. Para turis umumnya hanya akan datang pada daerah yang mempunyai obyek wisata menarik. Lokasi dari hotel ini biasanya berada pada daerah wisata pantai, daerah wisata gunung yang berada sangat dekat dengan pemukiman penduduk sekitar. Hotel turis dapat pula berada pada daerah wisata di tengah kota yang mempunyai obyek kesenian seperti pusat kesenian tertentu, pusat kerajinan barang ataupun tempat peninggalan sejarah dari daerah tertentu. Fasilitas yang disediakan pada hotel turis biasanya merupakan fasilitas-fasilitas untuk area rekreasi yang bertujuan untuk memberi hiburan dan rekreasi untuk PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tamu hotel. Selain itu umumnya terdapat took-toko souvenir dimana menjual barang-barang yang merupakan ciri daerah tersebut 1. Berdasarkan lokasi hotel a) Resort Hotel Sesuai dengan namanya, maka hotel ini dapat berada di daerah rekreasi ataupun daerah peristirahatan. Lokasi dari resort hotel dapat berada di daerah pegunungan, daerah pantai ataupun daerah dataran rendah biasa. Karakter dari resort hotel biasanya menggunakan bahan bangunan yang bersifat alamiah. b) Mountain Hotels Hotel jenis ini terdapat dipegunungan dengan suhu yang sangat dingin dan digunakan sebagai tempat rekreasi ataupun berolah raga. Biasanya hotel jenis ini banyak terdapat di daerah pegunungan es sebagai fasilitas penginapan bagi mereka yang gemar bermain salju. c) Beach Hotel Hotel jenis ini hanya terdapat di daerah pantai untuk rekreasi ataupun peristirahatan. Sesuai dengan namanya, maka fasilitas yang banyak disediakan adalah yang berhubungan dengan rekreasi ataupun olah raga air. d) City Hotel City Hotel, adalah hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. e) Motel (Motor Hotel) Motel (Motor Hotel), adalah hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau sebagai tempat istirahat batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sementara bagi mereka yang melakukan peljalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ f) Recindetial Hotel Residential Hotel, adalah hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. 2. Berdasarkan Fasilitas a) Business Hotel : hotel yang sebagian besar tamunya bertujuan bisnis termasuk Convention Hotel, Trancient Hotel, Commercial Hotel. b) Pleasure Hotel : hotel yang sebagian besar tamunya bertujuan untuk bersenang-senang. c) Sport Hotel : Hotel yang sebagian besar fasilitasnya bertujuan untuk olah raga. 3. Berdasarkan Klasifikasi hotel : Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1 '/d 5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata. Sesuai dengan dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb - 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian k1asifikasi hotel secara minimum didasarkan pada : Jumlah Kamar Faasilitas Peralatan yang tersedia Mutu pelayanan Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang. Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK. 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ fasilitas bangunannya. Walaupun demikian seorang perencana dan perancang bangunan yang ingin membuat sebuah Hotel khususnya Hotel Ressort dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria K.lasifikasi Hotel yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995. Akan tetapi untuk jumlah kamar tidak diharuskan sesuai dengan golongan kelas hotel asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut. Hal ini berdasarkan Pariwisata Nomor. KM Keputusan Menteri Kebudayaan dan 3/HK.001/MKP/02. a) Hotel Bintang 5 Minimal jumlah kamar 200 kamar standar dengan ukuran minimum 26m² Kamar suites 4 kamar dengan ukuran minimum 52 m² Fasilitas: - Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak - Arena bermain anak - Diskotik /night club - Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda) - Sarana olaharaga dan rekreasi - Restaurant minimal 3 buah - 1 buah bar terpisah dari restaurant - Lounge b) Hotel Bintang 4 Minimal jumlah kamar 150 kamar standart dengan ukuran minimum 24m² Kamar suites 3 kamar dengan ukuran minimum 48m² Fasilitas : - Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak - Diskotik /night club - Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda) - Sarana olaharaga dan rekreasi - Restaurant minimal 2 buah - 1 buah bar terpisah dari restaurant - Lounge c) Hotel Bintang 3 Minimal jumlah kamar 30 kamar standart dengan ukuran minimum 24m² Kamar suites 2 kamar dengan ukuran minimum 48m² Fasilitas : - Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak - Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda) PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ - Sarana olaharaga dan rekreasi 1 buah bar terpisah dari restaurant Lounge d) Hotel Bintang 2 Minimal jumlah kamar 15 kamar standart dengan ukuran minimum 22m² Kamar suites 1 kamar dengan ukuran minimum 44m² Fasilitas : - Sarana olaharaga dan rekreasi - Restaurant - 1 buah bar terpisah dari restaurant e) Hotel Bintang 1 Minimal jumlah kamar 15 kamar standart dengan ukuran minimum 20m² Fasilitas : - Sarana olaharaga - Restaurant - 1 buah bar terpisah dari restaurant II.1.1.5. Tipe Kamar Hotel Jenis –jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut : 1. Standard room/regular room Kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas –fasilitas yang terdapat di dalam kamar standart, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, televisi, lemari es, lemari pakaian, rak koper. 2. Deluxe/superior room Tipe kamar ini setingkat lebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti standar room. Bedanya dengan standar room adalah sebagai berikut: Letak kamar strategis Arah kamar lebih baik pemandangannya Mutu bahan dan mebel lebih baik Ukuran lebih luas dari standar room Apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah direnovasi dijadikan deluxe/superior room. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Suite Room Salah satu jenis kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar tidur/kamar tamu dan area keluarga. 4. Studio Room Kamar yang dilengkapi dengan studio bed. Junior Suite Junior suite yaitu kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standar bed dan hide away (sofa-bed) 5. Twin Bedroom Kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang 6. Double Bedded Room Kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen/ king size) untuk dua orang. 7. Conneting Room Adalah dua kamar yang bersebelahan dimana dihubungkan dengan cooneting door (pintu penghubung) yang terletak didinding pemisah antara dua kamar yang bersangkutan. 8. Joining room Kamar yang bersebelahan saling mengahadap yang dipisahkan oleh koridor. 9. Dulplex Kamar yang memiliki satu, dua, atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu dengan yang lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi masih dalam satu kamar yang sama. 10. Cabana Kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang dengan atau tanpa fasilitas tempat tidur. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II.1.1.6. Persyaratan Hotel 1. Arsitektur Bangunan Bangunan harus memenuhi syarat-syarat, sesuai dengan undang-undang atau peraturan-peraturan yang berlaku dan disesuaikan dengan keadaan setempat. 2. Interior dan Tata Ruang Interior dan tata ruang disesuaikan dengan fungsi ruangan, untuk memberikan suasana yang harmoni, serasi dan mempunyai ciri khas daerah tersendiri. 3. Jenis Perlengkapan, Peralatan dan Mutunya Jenis perlengkapan dan mutunya disesuaikan dengan fungsi ruangan, jenis dan keadaan setempat untuk mutunya disesuaikan dengan kelas dan hotel. 4. Kamar Tamu Kamar hotel diperuntukan untuk tamu, terdiri dari kamar tidur, kamar mandi. 5. Fasilitas dan Servis 6. Karyawan 7. Pemeliharaan II.1.2. T i n j a u a n Khusus II.1.2.1 Pengertian R e s o r t Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaranjiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988) Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi (John M Echols, Kamus lnggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987). Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. (A.S. Hornby, Oxford Leaner's Dictionary of Current English, Oxford University Press, PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1974). Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, hila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini (Nyoman.S. Pendit. llmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999). Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi (Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication1988). Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai (Nyoman S. Pendit. llmu Pariwata. Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999). Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Resort adalah sebuah tempat peristirahatan yang terletak di area-area wisata seperti di tepi pantai, di pegunungan dimana memiliki fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dimana fasilitas ini diperuntukan untuk pengunjung yang datang untuk menikmati potensi alam yang ada dan berekreasi. II.1.2.2 Karakteristik R e s o r t Hotel Resort memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan jenis hotel lainnya baik peruanngan ataupun pelayanan personalnya. Karakterisitk dari hotel resort adalah sebagai berikut : a. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat- tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada resort hotel , kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. “(Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson –Guptil, 1995). b. Karakteristk Wisatawan / Tamu Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang- senang, menikmati pemandangan alam, panatai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah. c. Berdasarkan sifat kegiatan PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Motivasi pengunjung untuk bersenang- senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersediaannya fasilitas poko serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Tamu yang mempergunakan fasilitas akomodasi ini merupakan kelompok pleasure traveler, kegiatannya bertujuan untuk berisitirahat sambil berekreasi / mengenal seni budaya setempat. “( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recretion Development, The Architectur Ltd,London,1977,) d. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung meilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingakt kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik. II.1.2.3. Fungsi Hotel Resort Fungsi hotel resort sebagai rekreasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang memberikan kesenangan jasmani dan rohani yang dapat menimbulkan efek / dampak dapat memulihkan semangat / minat baru pada individu. Berdsarkan kegiatan rekreasi terbagi dua yaitu : a. Rekreasi Aktif Olahraga Hobby Dinamis Permainan Mendidik b. Rekreasi Pasif Ketidak langsungan dalam terjadinya aktifitas yang aktif melainkan hanyalah penumpuan pada kontak batin. II.1.2.4. Jenis Hotel Resort a. Berdasarkan Lokasi Hotel yang terletak dipegunungan (mountain resort hotel),dipantai (beach resort hotel) dan kawasan marina (marina resort hotel) b. Berdasarkan periode pemakaian Hotel yang dibuka musim dingin saja (winter resort hotel), musim panas saja (summer resort hotel) dan buka sepanjang tahun. c. Berdasarkan fasilits utamanya yaitu golf resort hotel, sky resort hotel, tennis resort hotel dan casino resort hottel. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II.1.3. T i n j a u a n Ergonomi dan Antropometri Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam merancang sebuah desain baik untuk interior dan furniture, karena dengan memperhatikan faktor- faktor ergonomi dan antropometri, para pengguna ruang akan mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang. Ergonomi efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunan raung. Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja yang meliputi : o Kerja fisik dan efesiensi kerja o Tenaga yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan o Konsumsi Kalori o Kelelahan o Perorganisasian sistem kerja Pengertian ergonomi tidak hanya terbatas pada sisi fisik semata, namun bersangkutan dengan kelima indera manusia yaitu diantaranya : o Unsur penglihatan o Unsur pendengaran o Unsur perasa o Unsur penciuman o Unsur keindahan dan kenyamanan Untuk merancang dan memilih perabot perlu mempehatikan siapa saja penggunanya. Bagaimana ukuran perabotnya, bagaimana bentuk dan warna yang diinginkan sesuai dengan karakter pengguna, sehingga mereka merasa nyaman dan aman menggunakannya. Ukuran perabot yang tidak sesuai akan menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan dan akibat- akibat fisik seperti perubahan tulang belakang , dada, dll (Budirahardjo, 2002:30). Berikut ini akan dipaparkan tinjauan dari beberapa perabot yang ada : Berikut adalah ukuran standar kenyamanan dan jarak kedekatan kursi pada restaurant dan kamar hotel sesuai ergonomi dan antrophometri. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.1 Antropometri Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.2 Antropometri Time Sever Standart Gambar 2.3 Ergonomi Bedroom Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.4 Ergonomi living rooms Time Sever Standart Gambar 2.5 Ergonomi bath rooms Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.6 Ergonomi Meetingroom Time Sever Standart Gambar 2.7 Ergonomi Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.8 Ergonomi cafe Time Sever Standart Gambar 2.9 Ergonomi kitchen Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.10 Ergonomi bar Time Sever Standart Gambar 2.11 Ergonomi bar Time Sever Standart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II.1.4. T i n j a u a n Gaya dan Tema II.1.4.1 Gaya Gaya yang dipilih guna mendukung karakter desain adalah modern, dengan menggunakan bentuk- bentuk geometris (menikuti fungsi) dan bentuk sederhana namun mampu memeberikan kesan yang nyaman dan menyenangkan bagi tamu hotel serta tetap menonjolkan keberanian karakter warna dan bahan. Dengan menerapkan gaya tersebut di harapkan dapat menikmati fasilitas- fasilitas yang lengkap dan fasilitas efek psikologis yang baik bagi tamu hotel. II.1.4.1.1. Pengertian Gaya Pengertian gaya secara umum adalah ragam rupa, bentuk dan sebagainya yang khusus menegenai tulisan, karangan, pemakaian, bahasa, bangunan rumah dan sebagainya (kamus besar bahasa indonesia, cypress,1972:388) Kata “ Modern” berasal dari kata “Modo” yang berarti barusan. Sejarah penggunaan kata modern dapat ditarik dalam sejarah sejak tahn 1172. Seorang kepala biarawan, sugar, merekrontuksi Bassilica st. Denis di Paris. Hasil rekrontuksinya adalah sesuatu hal yang baru. Suger akhirnya memberi istilah gaya itu dengan “Opus Modemum”, yang berarti sebuah karya baru. (Aditiyawan Arief,1999:49). Modernisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bearti gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran- aliran modern dalam filsafat, sejarah dan ilmu penegtahuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1089 :589) Mosern sebagai isme adalah serangkaian pemikiran dan gerakan dalam berbagai bidang kehidupan yang muncul sejak tahun 1900 hingga 1950. Kegiatan barang- barang konsumsi yang sebelumnya dikerjakan dengan tenaga mesin atau produksi massal. (Adityawan, Arief 1999:49) II.1.4.1.2. Sejarah Perkembangan Gaya Modern Gerakan Modern pada awalnya muncul di Inggris pada abad ke 18. Ketika ditemukannya mesin uap James Watt. Sejak penemuan tersebut terjadi perubahan atau pergantian dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin, pengganti tenaga makhluk hidup dengan benda mati sampai dengan tercetusnya revolusi industri tersebut, beberapa diantaranya adalah gerakan Art and Craft Movement dan Art Nouveau yang inti dari gerakan mereka adalah berusaha menghidupkan kembali keterampilan kembali keterampilan tangan manusia dalam seni dan kriya. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada awal masa seni rupa Modern, Muncul beberapa aliran, diantaranya adalah Kubisme(1882-1963), Ekspressionisme(1900-1906), Futurisme(1906), Konstruktivisme(1914-1920), surrealisme(1924), Dadaisme(1916-1922), dan DeStijll(1917-1931). Di masa modern awal ( Early modern), mulai bermunculan banyak lembaa yang mewadahi dan turut mengembangkan Modernisasi diantranya Der Deutcher Werkbund(DDW). Sebuah perkumpulan yang sangat sukses menggabungkan aspek seni dan industri sebelunya Perang Dunia Pertama yang tumbuh di jerman. Setelah Jerman Makin maju di Abad ke-20, Jerman mendirikan sebuah perusahaan besar bernama AEG (Allgemeine Elektrizitaiz Gesellschaft). Yang para desainernya nanti akan menjadi cikal bakal pengajar di Bauhaus. Kemudian muncul aliran Desain Grafi Plakatstil sampai akhirnya muncul sekoalh seni Bauhaus (1919) yang keberadaannya sangat berpengaruh di dalam seni Modern dan pada masa munculnya gaya Internasional (Internasional Style) yang dipopulerkan oleh Walter Gropius. Tokoh lain Internasional Style ada H.P Berlage (Belanda), Peter Behrens (Jerman), Otto Wagner (Australia) dan lainlain. Pada masa ini, ciri umum yang melanda Arsitektur dunia pada abad XIX dan awal abad XX adalah Asimetris, Kubis dalam komposisi atau kesatuan bentuk, sedikit atau tidak menggunakan sama sekali ornamen. Modernisasi secara tidak langsung juga turut dikembangkan oleh meletusnya perang dunia ke-1. Semua fasilitas menjadi hancur. Untuk ‘membangun’ lagi dari awal sangatlah berat. Maka dilakukan penghematan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Tidak ada lagi pembedaan kelas diantara para konsumen, semuanya diseragamkan. Maka dibutuhkan furniture yang serba guna, sederhana, kuat, mudah diperbaiki, dan murah serta hemat. Semua desain menjadi sangat fungsional dan ekonomis dalam pembuatannya. Bahkan barang bekas perang semuanya dimanfaatkan masa modernisasi Perkembangan gaya modern di Indonesia dimulainya semenjak tahun 1960. Masa orde baru di Indonsian di segala bidang, saaat berkembangnya modernisasi Indonesia ditandai dengan mulai dibangunnya berbagai gedung-gedung tinggi, saran transportasi, dan pusat perbelajaan. Contoh bangunan modern yang masih ada hingga sekarang diantara lain: wisma nusantara, Ratu plaza, Gedung bumiputera di jalan Sudriman dan lainnya. Ciriciri yang dapat di identifikasikan antara lain darii penggunaan bidang kaca yang lebar bentuk geometris pada fasad bangunan, eksposed struktur, penampilan natural bahan bangunan. (Sumber: Adityawan Arief, Tinjauan Desain, 1999 dan Sumalyo Yulianto, Aritektur Modern akhir abad XIX dan abad XX, 1997). II.1.4.1.3. Ciri- ciri Gaya Desain Modern Periode I(1917-1929) - Formalisme, menampilkan bentuk sesederhana mungkin, kejujuran PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bahan, warna formal, berorientasi pada bisnis. - Pragmatisme, menampilkan kepraktisan dalam kontruksi, bentuk, bahan, warna dan fungsi. - Fungsionalsime, menampilkan bentuk harus mempunyai fungsi (Form Follow Function). - Universalisme, menampilkan satu ukuran kebenaran dan keindahan ukuran-ukuran yang ada di masyarakat Modern Barat (Internasional Style) - Form Follow Function, setiap bentuk harus ada fungsinya (Fungsional dan Rasional). - Simplicity (sederhana) - Less Is More - Membuang Ornamen - Membuang gaya dan teknik tradtional - Penekanan pada konsep keseragaman (uniform) II.1.4.1.4. Ciri- ciri Desain Meuble Modern 1. Bentuk mebel harus mengikuti fungsi atau setiap bentuk harus ada fungsinya (Fom Follow Function). 2. Menghilangkan elemen dekoratif yang tidak berfungsi. 3. Praktis: knock down, mobile stocking, folding dan mudah dikemas. 4. Mudah dibuat secara masal. 5. Ekonomis 6. Bahan lebih variatif. 7. Bentuk sesederhana mungkin. 8. Berorientasi pada pasar. 9. Universal. II.1.4.1.5. Aplikasi Warna Pada Desain Warna- warna yang digunakan pada desain modern bukan warnawarna yang berani seperti pada gaya post modern, seperti warna biru kuat, orange, merah, dan kuning. Warna yang ditampilkan pada desain modern merupakan warna-warna netral. II.1.4.2. Local Content II.1.4.2.1. Latar Belakang Pemilihan Pemilihan etnik local pada desain ini didasar pada keadaan letak wilayah resort itu sendiri yang berlokasi dijakarta utara. Jakarta merrupakan kota yang sibuk dimana baik keadaan malam atau siang kendaraan, para pekerrja kantoran, pedagang beraktifitas disetiap waktunya. Jakarta selain menjadi kota PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang sibuk orang – orang dijakarta itu sendiri memilki kehidupan metropolitan yaitu hidup dengan gaya kelas tinggi, berpergian ke mall, cafe dan resto mahal demi mengimbangi gaya hidup dijakarta. Maka dari itu dengan adanya hotel resort di Jakarta bisa menjadi tempat liburan yang menarik seperti yang diketahui lokasi yang berada di pantai merupakan tempat strategis membangun sebuah hotel resort. Pantai itu sendiri identik dengan jalur – jalur kapal yang berlalu lalang maka dari itu pemilihan nilai etnik lokal dengan mengakat kapal asli dari indonesia yang berasal dari suku Bugis, Makasar. Suku Bugis memiliki ciri khas seni tersendiri tapi tidak banyak orang tahu bahwa indonesia meiliki ciri khas tersendiri yaitu kapal pinisi yang asli dari suku Bugis maka dari itu lokasi yang berada diperairan yaitu pantai mencoba mengangkat lokal etnik yang berhubungan dengan lokasi hotel resort dengan unsur lokal dari indonesia yaitu kapal pinisi.Kesenian jakarta itu sendiri terkadang dianggap membosankan karena sudah banyak tahu dan terlihat itu – itu saja, seperti rumah adat betawi, keseniannya, dan budaya. Maka dari itu pemilihan tema lokal etnik bisa membawa desain lokal lebih dikenal melaui desain yang sesuai untuk keperluan para tamu wisatawan local dan domestik. Pemilihan etnik khas suku Bugis ini akan disesuaikan dengan gaya desain pada bangunan itu sendiri agar etnik suku Bugis sendiri bisa dinikmati masyarakat kelas atas. II.1.4.2.2. Sejarah dari Local Content Kapal Pinisi dari Suku Bugis Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau. Disamping itu orang-orang Bugis juga banyak ditemukan di Malaysia dan Singapura yang telah beranak pinak dan keturunannya telah menjadi bagian dari negara tersebut. Karena jiwa perantau dari masyarakat Bugis, maka orang-orang Bugis sangat banyak yang pergi merantau ke mancanegara. Suku Bugis tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bugis yang tersebar di beberapa kabupaten. Biasanya masing-masing kabupaten memiliki dialek tersendiri dalam penggunaan bahasa bugis. Selain itu masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional yang memakai aksara Lontara. Gambar 2.12 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia) PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah variasi gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiranukiran tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja yang disebut Pa’ssura (Penyampaian). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja. Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis. Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural tertentu. Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan makna. Warna-warna yang dominan adalah merah, kunig, putih dan hitam. Semua sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiranukiran magis ini diyakini dari Ne’ Limbongan yang mana simbolnya adalah berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin. - See more at: (http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/03/rumah-adat-sulawesiselatan.html#sthash.hPfSJv2L.dpuf) Gambar 2.13 Ragam Hias. (doc. Wikipedia) PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.14 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia) Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi. Orang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo kapal tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira. Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu sendiri. Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat rentetan kapal sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda kapal tersebut bahwasanya layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut maka orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Pinisi. Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan tepatnya dari desa Bira kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Pinisi sebenarnya merupakan nama layar. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Dua tiang layar utama tersebut berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuah buah layar merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar[2] dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang dan juga mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia. Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut[4] naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Gambar 2.15 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia) PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi. Orang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo kapal tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira. Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu sendiri. Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat rentetan kapal sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda kapal tersebut bahwasanya layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut maka orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Pinisi. II.1.5. T i n j a u a n Teori Fisik Ruang II.1.5.1. Sirkulasi Pada bangunan publik, sirkulasi menajdi salah satu faktor terpenting keberadaan setiap orang juga harus jelas letak dan fungsinya. Permainan plafond dan lantai misalnya, bisa membantu pemakai ruangan tersebut pada suatu arah dan hal ini sangat bermafaat sekali untuk perancangan interior pada bangunan publik. II.1.5.2. Pencahayaan Pencahayaan pada hotel sangat penting karena pencahayaan merupakan faktor penunjang aktivitas kerja. Macam pencahayaan yang diperlukan dalam suatu perencanaan hotel agar dapat memberikan pelayanan yang baik antara lain yaitu : Pencahayaan alami Sistem pencahayaan alami digunakan pada siang hari atau pada saat cuaca baik, yaitu dengan cara memasukan terang langit melalui kaca PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ disetiap bukaan atau jendela sedapat mungkin diterapkan pada semua ruangan. Penncahayaan buatan Sistem pencahayaan buatan digunakan pada saat cuaca tidak baik/mendung pada malam hari dan pada ruang yang tidak mendapatkan pencahayaan alami atau pada ruang-ruang tertentu yang membutuhkan pencahayaan khusus. Sistem penyinaran atau bagaimana cahaya di arahkan pada bidang kerja. Pencahayaan langsung II.1.5.3. Udara Tujuan dari pengendalian udara adalah : Memberikan suhu kepada penghuni kesehatan serta kondisi- kondisi suhu dan suasana nyaman yang dapat dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh ruangan, sesuai dengan keadaan manusia yang memiliki pertahanan keseimbangan antara pembangkit panas dan pembuangan panas beka.(Pramana Pramudya, 1983:418). Pada hotel agar dapat memuaskan para tamu yang datang berkunjung maka sebaiknya yang menggunakan jenis penghawaan sebagai berikut: Penghawaan alami Sistem penghawaan alami digunakan dengan prinsip memasukan udara bersih melalui lubang ventilasi sehingga terjadi sirkulasi udara masuk dan keluar. Penghawaan buatan Penghawaan buatan digunakan untuk memberi kelembaban udara dan suhu ruang yang memenuhi syarat suatu ruang. Pengahawaan buatan menggunakan Exhauser Fun dan Air Conditioning. (Silvi,1993:23) II.1.5.4. Suara PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada hotel system akustik sangat penting karena merupakan sala satu usaha untuk menanggulangi suara bising yang dapat mengganggu tamu hotel yang bertujuan untuk berwisata dan butuh ketenangan dalam ruangan, sehingga dapat diperoleh kualitas bunyi yang baik. Macam-macam jenis akustik ; Akustik alami/lingkungan Menggunakan unsur landscape sebagai materialnya untuk mengatasi gangguan suara dari lalu lintas maupun suatu kelompok bangunan. Akustik buatan Tujuan dari penggunan akustik buatan adalah penyerapan bunyi yang diperlakukan oleh ruang dan membutuhkan ketenangan. Bahan yang dapat digunakan oleh ruang dan membutuhkan ketenangan. Bahan yang dapat digunakan antara lain : bahann berpori, penyerapan selaput, resonator rongga, penyerapan ruang, penyerap oleh udara dan penyerap oleh lubang (I.L Doelle,1900 :25-27) PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II.2. Data Hasil Studi Banding II.2.1. Flip Chart PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/