BAB II TINJAUAN DATA II.I. Data Literatur II.II Tinjauan Umum II.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN DATA
II.I. Data Literatur
II.I.I. T i n j a u a n U m u m
II.1.1.1.
Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM
(bahasa Latin), artinya ruang tarnu. Dalarn jangka waktu lama kata
hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan
antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang
pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin
mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu
banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami
perubahan. Huruf "s" pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan
orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang
kita kenai sekarang.
Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta
jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi
persyaratan yang ditetapkan pemerintah. (Keputusan Menteri Parpostel no
Km 34/HK103/MPPT 1987, Ditjen Pariwisata- Depparpostel).
Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat
untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam peijalanan,
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang
untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Hotel adalah bangunan yang dikelola secara komersil
dengan
memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas
sebagai berikut:
1. Jasa Penginapan
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Pelayanan makanan dan minuman
3. Pelayanan barang bawaan
4. Pencucian pakaian
5. Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya. (Endar Sri,1996:8)
Hotel merupakan bangunan tempat menginapnya para wisatawan dan
orang asing yang disertai kemudahan mendapatkan makanan, hiburan dan
pelayanan lainnya (Hunt, William Duley Jr., Encyclopedia of American
Architecture).
Berdasarkan defmisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa hotel adalah
bangunan yang terdiri dari banyak kamar, dimana kamar tersebut disewakan
untuk tempat menginap untuk orang yang melakukan peijalanan namun
disamping untuk disewakan, hotel juga memberikan fasilitas dan pelayanan
lainnya yang dikelola secara komersial.
II.1.1.2.
Sejarah Hotel
Menurut Drs. Oka A.A Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah
dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu
Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang
selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan
dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang
disebut “MANSIONES” yang berlokasi ssepanjang jalan raya utama dengan jarak
masing- masing sekitar 40KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan
keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat- tempat menginap di
sepanjang jalan yang dilalui orang (Road Side Inn).
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film- film Western (Cowboy) sekitar
tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan
bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel,
motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang
bagi para pelancong.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hotel dengan standard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris
kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negara terkenal lainnya. Sebuah
penginapan di New York City menurut William S. Gray dan Savatore C. Linguori
telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat(Mansion) yang bernama De Lancey pada tahun 1762
telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern.
Dalam sejarh gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah
restaurant yang besar dengan nama Frances Tavern. Kemudian menyusul hotel di
Covent Garden Tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat
Westminsfer di kota London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar- benar hotel
dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829
yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga
menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
Sejak itu maka menyusull hotel-hotel seperti :
 Thn 1830-1850 berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The
Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
 Thn 1865 berdiri The St.Pancras Station and Hotel di London
 Thn 1875 berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya 5juta
merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan
jumlah 800 kamar.
 Thn 1880 berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu
hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan “Business
Travellers” dan merupakan “ Chain Hotel” pertama di dunia.
 Thn 1894 berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai
hotel pertama yang menggunakan sambungan telepon yang
menghubungkan ke dalam setiap kamarnya.
 Thn 1896 berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat di catat mengenai lokasi hotel sebelum dan
sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umunya berlokasi tidak
jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah
mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi
tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek
aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diverifikasi
sekali.
II.1.1.3.
Funsi Hotel
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Fungsi hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan tamu (pengunjung / wisatawan ) sebagai tempat tinggal
sementara selama berada jauh dari asalnya.
II.1.1.4.
Penggolongan Hotel
1. Berdasarkan Ukuran (Jumlah Kamar)
a) Hotel Besar adalah hotel yang memiliki lebih dari 250 kamar.
b) Hotel Menengah adalah hotel yang memiliki anatara 50 sampai 250
kamar
c) Hotel Kecil adalah hotel yang memilki kurang dari 50 kamar
2. Berdasarkan Sifat Kegiatan Tamu dan Sistem Pelayanan
` a) Hotel Bisnis
Hotel bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan
nama City Hotel. Pada umumnya yang datang ke hotel ini adalah mereka yang
sedang dalam peijalanan dinas keija/bisnis dimana tamu yang menginap di
hotel ini, relatif sangat singkat dan berkisar 1-3 malam per kunjungan. Lokasi
hotel umumnya dekat dengan area kegiatan perkantoran ataupun perdagangan,
kegiatan seperti itn relatif berada pada pusat kegiatan kota. Setiap hotel bisnis
yang baik, rata-rata sudah menyediakan fasilitas pusat bisnis yang dilengkapi
peralatan mesin faximili, komputer dan internet.
b) Hotel Konvensi
Pangsa pasar utama tamu untnk hotel ini adalah mereka yang datang untnk
kegiatan pertemuan besar seperti sidang rapat umum, seminar ataupun
konferensi. Biasanya hotel jenis ini hanya berada di kota besar yang sangat
memungkinkan untnk diselenggarakannya kegiatan konvensi.
Lokasi hotel ini biasanya di pusat kota dan mempunym pencapaian yang relatif
mudah dari lapangan udara maupun stasiun kereta. Ditinjau dari laJnimya
menginap, maka hampir sama seperti hotel bisnis, relatif mereka yang
menginap di hotel ini tinggal antara 1-3 malam per kali kunjungan.
Fasilitas utaJna yang diperlukan hotel jenis ini adalah ruang pertemuan yang
sangat besar, disesuaikan dengan jumlah kaJnar yang disediakan hotel tersebut,
serta segala fasilitas yang sangat menunjang kegiatan pertemuan seperti di hotel
bisnis.
c) Hotel Transit
Sesuai dengan naJnanya maka mereka yang tinggal di hotel ini hanya untuk
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sekedar transit saat sedang bepergian dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Biasanya mereka yang transit karena kemalaJnan untuk melanjutkan peljalanan
serta ingin mengejar waktu saat akan berangkat lagi.
Hotel transit terletak sangat dekat dengan tempat pusat transportasi, seperti
lapangan udara, stasiun kereta api ataupun terminal bis antar kota. Beberapa
hotel transit juga terdapat dipinggir kota, hotel ini cenderung mengharapkan
tamu yang datang saat sedang peljalanan antar kota.
Waktu yang diperlukan untuk mereka singgah di hotel transit paling laJna 24
jaJn. Biasanya mereka hanya istirahat sejenak, bahkan kadang hanya untuk
sekedar mandi. Fasilitas yang disediakan pada hotel transit biasanya hanya
berupa restoran yang sebanding dengan jumlah kamar dan kios kecil yang
menjual cindera mata ataupun keperluan sehari-hari seperti makanan kecil
dan perlengkapan mandi.
d) Motel
Motel merupakan singkatan dari motor hotel. Dikatakan motor hotel karena
hotel jenis ini mempunyai kemudahan bagi tamu untuk memarkir kendaraan
yang dibawanya hingga di depan kamar ataupun di samping kamar.
Waktu yang diperlukan untuk mereka yang bermalam di motor hotel
maksimum 24 jam, sesudah itu mereka akan segera melanjutkan kembali
peijalanannya.
Fasilitas yang disediakan pada motel biasanya hanya restoran
kecil dan kios kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti makanan ringan
dan peralatan mandi.
e) Hotel Turis
Sesuai dengan namanya, maka pangsa pasar utama dari tamu hotel ini
adalah para turis yang datang berkunjung. Para turis umumnya hanya akan datang
pada daerah yang mempunyai obyek wisata menarik.
Lokasi dari hotel ini biasanya berada pada daerah wisata pantai, daerah wisata
gunung yang berada sangat dekat dengan pemukiman penduduk sekitar. Hotel
turis dapat pula berada pada daerah wisata di tengah kota yang mempunyai
obyek kesenian seperti pusat kesenian
tertentu, pusat kerajinan barang ataupun tempat peninggalan sejarah dari daerah
tertentu.
Fasilitas yang disediakan pada hotel turis biasanya merupakan fasilitas-fasilitas
untuk area rekreasi yang bertujuan untuk memberi hiburan dan rekreasi untuk
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tamu hotel. Selain itu umumnya terdapat took-toko souvenir dimana menjual
barang-barang yang merupakan ciri daerah tersebut
1.
Berdasarkan lokasi hotel
a) Resort Hotel
Sesuai dengan namanya, maka hotel ini dapat berada di daerah rekreasi
ataupun daerah peristirahatan. Lokasi dari resort hotel dapat berada di daerah
pegunungan, daerah pantai ataupun daerah dataran rendah biasa. Karakter dari
resort hotel biasanya menggunakan bahan bangunan yang bersifat alamiah.
b) Mountain Hotels
Hotel jenis ini terdapat dipegunungan dengan suhu yang sangat dingin dan
digunakan sebagai tempat rekreasi ataupun berolah raga. Biasanya hotel jenis
ini banyak terdapat di daerah pegunungan es sebagai fasilitas penginapan bagi
mereka yang gemar bermain salju.
c) Beach Hotel
Hotel jenis ini hanya terdapat di daerah pantai untuk rekreasi ataupun
peristirahatan. Sesuai dengan namanya, maka fasilitas yang banyak
disediakan adalah yang berhubungan dengan rekreasi ataupun olah raga air.
d) City Hotel
City Hotel, adalah hotel yang berlokasi di perkotaan,
biasanya
diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara
(dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel
karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas
dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
e) Motel (Motor Hotel)
Motel (Motor Hotel), adalah hotel yang berlokasi di pinggiran atau
di
sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar
lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau
sebagai tempat istirahat
batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan
sementara bagi mereka yang melakukan peljalanan dengan menggunakan
kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan
fasilitas garasi untuk mobil.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
f) Recindetial Hotel
Residential Hotel, adalah hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota
besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat
kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.
Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal
yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
2. Berdasarkan Fasilitas
a) Business Hotel : hotel yang sebagian besar tamunya bertujuan
bisnis termasuk Convention Hotel, Trancient Hotel, Commercial
Hotel.
b) Pleasure Hotel : hotel yang sebagian besar tamunya bertujuan
untuk bersenang-senang.
c) Sport Hotel : Hotel yang sebagian besar fasilitasnya bertujuan
untuk olah raga.
3. Berdasarkan Klasifikasi hotel :
Menurut
keputusan
direktorat
Jendral Pariwisata,
Pos
dan
Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 :
9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara
1 '/d 5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas
hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta
penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.
Sesuai dengan dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.
PM.10/PW. 301/Pdb - 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan
bahwa penilaian k1asifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
 Jumlah Kamar
 Faasilitas
 Peralatan yang tersedia
 Mutu pelayanan
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun
yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri
Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.
Pada
tahun
1970-an
sampai
dengan
tahun
2001,
penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih
mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan
fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak
tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
No. KM 3/HK. 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot
penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
fasilitas bangunannya. Walaupun demikian seorang
perencana dan
perancang bangunan yang ingin membuat sebuah Hotel khususnya Hotel
Ressort dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria K.lasifikasi Hotel
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995. Akan
tetapi untuk jumlah kamar tidak diharuskan sesuai dengan golongan
kelas hotel asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang
antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut. Hal ini berdasarkan
Pariwisata Nomor.
KM
Keputusan Menteri Kebudayaan dan
3/HK.001/MKP/02.
a) Hotel Bintang 5
Minimal jumlah kamar 200 kamar standar dengan ukuran minimum 26m²
Kamar suites 4 kamar dengan ukuran minimum 52 m²
Fasilitas:
- Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak
- Arena bermain anak
- Diskotik /night club
- Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda)
- Sarana olaharaga dan rekreasi
- Restaurant minimal 3 buah
- 1 buah bar terpisah dari restaurant
- Lounge
b) Hotel Bintang 4
Minimal jumlah kamar 150 kamar standart dengan ukuran minimum 24m²
Kamar suites 3 kamar dengan ukuran minimum 48m²
Fasilitas :
- Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak
- Diskotik /night club
- Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda)
- Sarana olaharaga dan rekreasi
- Restaurant minimal 2 buah
- 1 buah bar terpisah dari restaurant
- Lounge
c) Hotel Bintang 3
Minimal jumlah kamar 30 kamar standart dengan ukuran minimum 24m²
Kamar suites 2 kamar dengan ukuran minimum 48m²
Fasilitas :
- Sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak
- Sarana olahraga gunung (hiking, berburu,berkuda)
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Sarana olaharaga dan rekreasi
1 buah bar terpisah dari restaurant
Lounge
d) Hotel Bintang 2
Minimal jumlah kamar 15 kamar standart dengan ukuran minimum 22m²
Kamar suites 1 kamar dengan ukuran minimum 44m²
Fasilitas :
- Sarana olaharaga dan rekreasi
- Restaurant
- 1 buah bar terpisah dari restaurant
e) Hotel Bintang 1
Minimal jumlah kamar 15 kamar standart dengan ukuran minimum 20m²
Fasilitas :
- Sarana olaharaga
- Restaurant
- 1 buah bar terpisah dari restaurant
II.1.1.5.
Tipe Kamar Hotel
Jenis –jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel
yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri
jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di
hotel adalah sebagai berikut :
1. Standard room/regular room
Kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan
fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan.
Fasilitas –fasilitas yang terdapat di dalam kamar standart, yaitu tempat tidur,
kamar mandi, meja kerja, televisi, lemari es, lemari pakaian, rak koper.
2. Deluxe/superior room
Tipe kamar ini setingkat lebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama
seperti standar room. Bedanya dengan standar room adalah sebagai berikut:





Letak kamar strategis
Arah kamar lebih baik pemandangannya
Mutu bahan dan mebel lebih baik
Ukuran lebih luas dari standar room
Apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah
direnovasi dijadikan deluxe/superior room.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/

3. Suite Room
Salah satu jenis kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan
dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar tidur/kamar tamu dan area
keluarga.
4. Studio Room
Kamar yang dilengkapi dengan studio bed.
Junior Suite
Junior suite yaitu kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standar
bed dan hide away (sofa-bed)
5. Twin Bedroom
Kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang
6. Double Bedded Room
Kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen/ king size) untuk
dua orang.
7. Conneting Room
Adalah dua kamar yang bersebelahan dimana dihubungkan dengan cooneting
door (pintu penghubung) yang terletak didinding pemisah antara dua kamar yang
bersangkutan.
8. Joining room
Kamar yang bersebelahan saling mengahadap yang dipisahkan oleh koridor.
9. Dulplex
Kamar yang memiliki satu, dua, atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu dengan
yang lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi masih dalam satu
kamar yang sama.
10. Cabana
Kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang dengan atau tanpa
fasilitas tempat tidur.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
II.1.1.6.
Persyaratan Hotel
1. Arsitektur Bangunan
Bangunan harus memenuhi syarat-syarat, sesuai dengan undang-undang
atau peraturan-peraturan yang berlaku dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.
2. Interior dan Tata Ruang
Interior dan tata ruang disesuaikan dengan fungsi ruangan, untuk
memberikan suasana yang harmoni, serasi dan mempunyai ciri khas
daerah tersendiri.
3. Jenis Perlengkapan, Peralatan dan Mutunya
Jenis perlengkapan dan mutunya disesuaikan dengan fungsi ruangan,
jenis dan keadaan setempat untuk mutunya disesuaikan dengan kelas
dan hotel.
4. Kamar Tamu
Kamar hotel diperuntukan untuk tamu, terdiri dari kamar tidur, kamar
mandi.
5. Fasilitas dan Servis
6. Karyawan
7. Pemeliharaan
II.1.2. T i n j a u a n Khusus
II.1.2.1 Pengertian R e s o r t
Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi
seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kesegaranjiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga
dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah
raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen
Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)
Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di
pegunungan yang banyak dikunjungi (John M Echols, Kamus lnggris Indonesia,
Gramedia, Jakarta, 1987).
Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi
orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. (A.S.
Hornby, Oxford Leaner's Dictionary of Current English, Oxford University Press,
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1974).
Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas
khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa,
tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui
betul lingkungan resor, hila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling
sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini (Nyoman.S. Pendit. llmu
Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999).
Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana yang tidak hanya
sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi (Chuck Y.
Gee,
Resort
Development
and
Management,
Watson-Guptil
Publication1988). Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada
kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada
pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran
pantai (Nyoman S. Pendit. llmu Pariwata. Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti,
1999).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Resort adalah
sebuah tempat peristirahatan yang terletak di area-area wisata seperti di tepi
pantai, di pegunungan dimana memiliki fasilitas khusus untuk kegiatan
bersantai dimana fasilitas ini diperuntukan untuk pengunjung yang datang untuk
menikmati potensi alam yang ada dan berekreasi.
II.1.2.2
Karakteristik R e s o r t
Hotel Resort memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan jenis
hotel lainnya baik peruanngan ataupun pelayanan personalnya.
Karakterisitk dari hotel resort adalah sebagai berikut :
a. Lokasi
Umumnya berlokasi di tempat- tempat berpemandangan indah,
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota,
lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada
resort hotel , kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan
rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.
“(Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson –Guptil, 1995).
b. Karakteristk Wisatawan / Tamu
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin
berlibur, bersenang- senang, menikmati pemandangan alam, panatai, gunung dan
tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.
c. Berdasarkan sifat kegiatan
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motivasi pengunjung untuk bersenang- senang dengan mengisi waktu
luang menuntut ketersediaannya fasilitas poko serta fasilitas rekreatif indoor dan
outdoor. Tamu yang mempergunakan fasilitas akomodasi ini merupakan
kelompok pleasure traveler, kegiatannya bertujuan untuk berisitirahat sambil
berekreasi / mengenal seni budaya setempat. “( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson,
Tourism and Recretion Development, The Architectur Ltd,London,1977,)
d. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke hotel Resort cenderung mencari
akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis
hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung meilih suasana yang
nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingakt kenyamanan dengan tidak
meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
II.1.2.3.
Fungsi Hotel Resort
Fungsi hotel resort sebagai rekreasi merupakan suatu
bentuk kegiatan yang memberikan kesenangan jasmani dan rohani yang dapat
menimbulkan efek / dampak dapat memulihkan semangat / minat baru pada
individu. Berdsarkan kegiatan rekreasi terbagi dua yaitu :
a. Rekreasi Aktif
Olahraga
Hobby Dinamis
Permainan Mendidik
b. Rekreasi Pasif
Ketidak langsungan dalam terjadinya aktifitas yang aktif
melainkan hanyalah penumpuan pada kontak batin.
II.1.2.4.
Jenis Hotel Resort
a. Berdasarkan Lokasi
Hotel yang terletak dipegunungan (mountain resort hotel),dipantai
(beach resort hotel) dan kawasan marina (marina resort hotel)
b. Berdasarkan periode pemakaian Hotel yang dibuka musim dingin
saja (winter resort hotel), musim panas saja (summer resort hotel)
dan buka sepanjang tahun.
c. Berdasarkan fasilits utamanya
yaitu golf resort hotel, sky resort hotel, tennis resort hotel dan
casino resort hottel.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
II.1.3. T i n j a u a n Ergonomi dan Antropometri
Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam merancang
sebuah desain baik untuk interior dan furniture, karena dengan memperhatikan
faktor- faktor ergonomi dan antropometri, para pengguna ruang akan
mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan
dalam penggunaan ruang. Ergonomi efisiensi kerja yang berarti suatu
penghematan dalam penggunan raung. Ergonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja yang
meliputi :
o Kerja fisik dan efesiensi kerja
o Tenaga yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan
o Konsumsi Kalori
o Kelelahan
o Perorganisasian sistem kerja
Pengertian ergonomi tidak hanya terbatas pada sisi fisik semata, namun
bersangkutan dengan kelima indera manusia yaitu diantaranya :
o Unsur penglihatan
o Unsur pendengaran
o Unsur perasa
o Unsur penciuman
o Unsur keindahan dan kenyamanan
Untuk merancang dan memilih perabot perlu mempehatikan siapa
saja penggunanya. Bagaimana ukuran perabotnya, bagaimana
bentuk dan warna yang diinginkan sesuai dengan karakter
pengguna, sehingga mereka merasa nyaman dan aman
menggunakannya. Ukuran perabot yang tidak sesuai akan
menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan dan akibat- akibat
fisik seperti perubahan tulang belakang , dada, dll (Budirahardjo,
2002:30).
Berikut ini akan dipaparkan tinjauan dari beberapa perabot yang ada :
Berikut adalah ukuran standar kenyamanan dan jarak kedekatan kursi pada
restaurant dan kamar hotel sesuai ergonomi dan antrophometri.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.1 Antropometri Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.2 Antropometri Time Sever Standart
Gambar 2.3 Ergonomi Bedroom Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.4 Ergonomi living rooms Time Sever Standart
Gambar 2.5 Ergonomi bath rooms Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.6 Ergonomi Meetingroom Time Sever Standart
Gambar 2.7 Ergonomi Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.8 Ergonomi cafe Time Sever Standart
Gambar 2.9 Ergonomi kitchen Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.10 Ergonomi bar Time Sever Standart
Gambar 2.11 Ergonomi bar Time Sever Standart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
II.1.4. T i n j a u a n Gaya dan Tema
II.1.4.1 Gaya
Gaya yang dipilih guna mendukung karakter desain adalah
modern, dengan menggunakan bentuk- bentuk geometris (menikuti fungsi) dan
bentuk sederhana namun mampu memeberikan kesan yang nyaman dan
menyenangkan bagi tamu hotel serta tetap menonjolkan keberanian karakter
warna dan bahan. Dengan menerapkan gaya tersebut di harapkan dapat menikmati
fasilitas- fasilitas yang lengkap dan fasilitas efek psikologis yang baik bagi tamu
hotel.
II.1.4.1.1. Pengertian Gaya
Pengertian gaya secara umum adalah ragam rupa, bentuk dan
sebagainya yang khusus menegenai tulisan, karangan, pemakaian, bahasa,
bangunan rumah dan sebagainya (kamus besar bahasa indonesia,
cypress,1972:388)
Kata “ Modern” berasal dari kata “Modo” yang berarti
barusan. Sejarah penggunaan kata modern dapat ditarik dalam sejarah sejak tahn
1172. Seorang kepala biarawan, sugar, merekrontuksi Bassilica st. Denis di Paris.
Hasil rekrontuksinya adalah sesuatu hal yang baru. Suger akhirnya memberi
istilah gaya itu dengan “Opus Modemum”, yang berarti sebuah karya baru.
(Aditiyawan Arief,1999:49).
Modernisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bearti
gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional,
menyesuaikannya dengan aliran- aliran modern dalam filsafat, sejarah dan ilmu
penegtahuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1089 :589)
Mosern sebagai isme adalah serangkaian pemikiran dan
gerakan dalam berbagai bidang kehidupan yang muncul sejak tahun 1900 hingga
1950. Kegiatan barang- barang konsumsi yang sebelumnya dikerjakan dengan
tenaga mesin atau produksi massal. (Adityawan, Arief 1999:49)
II.1.4.1.2. Sejarah Perkembangan Gaya Modern
Gerakan Modern pada awalnya muncul di Inggris pada abad ke 18. Ketika ditemukannya mesin uap James Watt. Sejak penemuan tersebut terjadi
perubahan atau pergantian dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin, pengganti
tenaga makhluk hidup dengan benda mati sampai dengan tercetusnya revolusi
industri tersebut, beberapa diantaranya adalah gerakan Art and Craft Movement
dan Art Nouveau yang inti dari gerakan mereka adalah berusaha menghidupkan
kembali keterampilan kembali keterampilan tangan manusia dalam seni dan kriya.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada awal masa seni rupa Modern, Muncul beberapa aliran,
diantaranya
adalah
Kubisme(1882-1963),
Ekspressionisme(1900-1906),
Futurisme(1906),
Konstruktivisme(1914-1920),
surrealisme(1924),
Dadaisme(1916-1922), dan DeStijll(1917-1931).
Di masa modern awal ( Early modern), mulai bermunculan
banyak lembaa yang mewadahi dan turut mengembangkan Modernisasi
diantranya Der Deutcher Werkbund(DDW). Sebuah perkumpulan yang sangat
sukses menggabungkan aspek seni dan industri sebelunya Perang Dunia Pertama
yang tumbuh di jerman. Setelah Jerman Makin maju di Abad ke-20, Jerman
mendirikan sebuah perusahaan besar bernama AEG (Allgemeine Elektrizitaiz
Gesellschaft). Yang para desainernya nanti akan menjadi cikal bakal pengajar di
Bauhaus. Kemudian muncul aliran Desain Grafi Plakatstil sampai akhirnya
muncul sekoalh seni Bauhaus (1919) yang keberadaannya sangat berpengaruh di
dalam seni Modern dan pada masa munculnya gaya Internasional (Internasional
Style) yang dipopulerkan oleh Walter Gropius. Tokoh lain Internasional Style ada
H.P Berlage (Belanda), Peter Behrens (Jerman), Otto Wagner (Australia) dan lainlain. Pada masa ini, ciri umum yang melanda Arsitektur dunia pada abad XIX dan
awal abad XX adalah Asimetris, Kubis dalam komposisi atau kesatuan bentuk,
sedikit atau tidak menggunakan sama sekali ornamen.
Modernisasi secara tidak langsung juga turut dikembangkan
oleh meletusnya perang dunia ke-1. Semua fasilitas menjadi hancur. Untuk
‘membangun’ lagi dari awal sangatlah berat. Maka dilakukan penghematan
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Tidak ada lagi pembedaan kelas
diantara para konsumen, semuanya diseragamkan. Maka dibutuhkan furniture
yang serba guna, sederhana, kuat, mudah diperbaiki, dan murah serta hemat.
Semua desain menjadi sangat fungsional dan ekonomis dalam pembuatannya.
Bahkan barang bekas perang semuanya dimanfaatkan masa modernisasi
Perkembangan gaya modern di Indonesia dimulainya
semenjak tahun 1960. Masa orde baru di Indonsian di segala bidang, saaat
berkembangnya modernisasi Indonesia ditandai dengan mulai dibangunnya
berbagai gedung-gedung tinggi, saran transportasi, dan pusat perbelajaan. Contoh
bangunan modern yang masih ada hingga sekarang diantara lain: wisma
nusantara, Ratu plaza, Gedung bumiputera di jalan Sudriman dan lainnya. Ciriciri yang dapat di identifikasikan antara lain darii penggunaan bidang kaca yang
lebar bentuk geometris pada fasad bangunan, eksposed struktur, penampilan
natural bahan bangunan. (Sumber: Adityawan Arief, Tinjauan Desain, 1999 dan
Sumalyo Yulianto, Aritektur Modern akhir abad XIX dan abad XX, 1997).
II.1.4.1.3. Ciri- ciri Gaya Desain Modern
Periode I(1917-1929)
- Formalisme, menampilkan bentuk sesederhana mungkin, kejujuran
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bahan, warna formal, berorientasi pada bisnis.
- Pragmatisme, menampilkan kepraktisan dalam kontruksi, bentuk,
bahan, warna dan fungsi.
- Fungsionalsime, menampilkan bentuk harus mempunyai fungsi
(Form Follow Function).
- Universalisme, menampilkan satu ukuran kebenaran dan keindahan
ukuran-ukuran yang ada di masyarakat Modern Barat
(Internasional Style)
- Form Follow Function, setiap bentuk harus ada fungsinya
(Fungsional dan Rasional).
- Simplicity (sederhana)
- Less Is More
- Membuang Ornamen
- Membuang gaya dan teknik tradtional
- Penekanan pada konsep keseragaman (uniform)
II.1.4.1.4. Ciri- ciri Desain Meuble Modern
1. Bentuk mebel harus mengikuti fungsi atau setiap bentuk harus ada
fungsinya (Fom Follow Function).
2. Menghilangkan elemen dekoratif yang tidak berfungsi.
3. Praktis: knock down, mobile stocking, folding dan mudah dikemas.
4. Mudah dibuat secara masal.
5. Ekonomis
6. Bahan lebih variatif.
7. Bentuk sesederhana mungkin.
8. Berorientasi pada pasar.
9. Universal.
II.1.4.1.5. Aplikasi Warna Pada Desain
Warna- warna yang digunakan pada desain modern bukan warnawarna yang berani seperti pada gaya post modern, seperti warna biru kuat, orange,
merah, dan kuning. Warna yang ditampilkan pada desain modern merupakan
warna-warna netral.
II.1.4.2. Local Content
II.1.4.2.1. Latar Belakang Pemilihan
Pemilihan etnik local pada desain ini didasar pada keadaan
letak wilayah resort itu sendiri yang berlokasi dijakarta utara. Jakarta merrupakan
kota yang sibuk dimana baik keadaan malam atau siang kendaraan, para pekerrja
kantoran, pedagang beraktifitas disetiap waktunya. Jakarta selain menjadi kota
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang sibuk orang – orang dijakarta itu sendiri memilki kehidupan metropolitan
yaitu hidup dengan gaya kelas tinggi, berpergian ke mall, cafe dan resto mahal
demi mengimbangi gaya hidup dijakarta. Maka dari itu dengan adanya hotel resort
di Jakarta bisa menjadi tempat liburan yang menarik seperti yang diketahui lokasi
yang berada di pantai merupakan tempat strategis membangun sebuah hotel
resort. Pantai itu sendiri identik dengan jalur – jalur kapal yang berlalu lalang
maka dari itu pemilihan nilai etnik lokal dengan mengakat kapal asli dari
indonesia yang berasal dari suku Bugis, Makasar. Suku Bugis memiliki ciri khas
seni tersendiri tapi tidak banyak orang tahu bahwa indonesia meiliki ciri khas
tersendiri yaitu kapal pinisi yang asli dari suku Bugis maka dari itu lokasi yang
berada diperairan yaitu pantai mencoba mengangkat lokal etnik yang
berhubungan dengan lokasi hotel resort dengan unsur lokal dari indonesia yaitu
kapal pinisi.Kesenian jakarta itu sendiri terkadang dianggap membosankan karena
sudah banyak tahu dan terlihat itu – itu saja, seperti rumah adat betawi,
keseniannya, dan budaya.
Maka dari itu pemilihan tema lokal etnik bisa membawa desain lokal lebih
dikenal melaui desain yang sesuai untuk keperluan para tamu wisatawan local dan
domestik. Pemilihan etnik khas suku Bugis ini akan disesuaikan dengan gaya
desain pada bangunan itu sendiri agar etnik suku Bugis sendiri bisa dinikmati
masyarakat kelas atas.
II.1.4.2.2. Sejarah dari Local Content Kapal Pinisi dari Suku
Bugis
Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan.
Penciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga
pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15
sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah
terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Berdasarkan sensus
penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar enam juta
jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia,
seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, DKI Jakarta, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau. Disamping itu
orang-orang Bugis juga banyak ditemukan di Malaysia dan Singapura yang telah
beranak pinak dan keturunannya telah menjadi bagian dari negara tersebut.
Karena jiwa perantau dari masyarakat Bugis, maka orang-orang Bugis sangat
banyak yang pergi merantau ke mancanegara.
Suku Bugis tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke
Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan.
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi"
merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten
Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan
dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya
sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La
Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah
dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan
melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra
terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading
Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya
sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga
dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi
lain di Sulawesi seperti Buton.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bugis yang tersebar di beberapa
kabupaten. Biasanya masing-masing kabupaten memiliki dialek tersendiri dalam
penggunaan bahasa bugis. Selain itu masyarakat Bugis memiliki penulisan
tradisional yang memakai aksara Lontara.
Gambar 2.12 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia)
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah
variasi gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiranukiran tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja
yang disebut Pa’ssura (Penyampaian). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan
perwujudan budaya Toraja. Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase
simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis.
Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural
tertentu.
Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan
makna. Warna-warna yang dominan adalah merah, kunig, putih dan hitam. Semua
sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang
berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiranukiran magis ini diyakini dari Ne’ Limbongan yang mana simbolnya adalah
berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin. - See more at:
(http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/03/rumah-adat-sulawesiselatan.html#sthash.hPfSJv2L.dpuf)
Gambar 2.13 Ragam Hias. (doc. Wikipedia)
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.14 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia)
Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang
lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut naskah
Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh
Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri
Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai.
Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We
Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali
kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang
masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga
yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga desa
tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian
dinamakan Pinisi. Orang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo kapal
tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan
ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira.
Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu
sendiri. Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat
rentetan kapal sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda
kapal tersebut bahwasanya layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak
saat itu orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut maka
orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Pinisi.
Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari
Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan tepatnya dari desa Bira
kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Pinisi sebenarnya merupakan
nama layar.
Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar,
yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang umumnya digunakan
untuk pengangkutan barang antarpulau. Dua tiang layar utama tersebut
berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuah buah layar merupakan jumlah dari
surah Al-Fatihah. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar
sekunar[2] dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang dan juga mempunyai
makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi
tujuh samudera besar di dunia. Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia
sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun
1500an. Menurut[4] naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi
pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk
berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang
bernama We Cudai.
Gambar 2.15 Kapal Pinisi. (doc. Wikipedia)
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We
Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali
kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang
masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga
yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga desa
tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian
dinamakan Pinisi. Orang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo kapal
tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan
ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira.
Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi
itu sendiri. Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat
rentetan kapal sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda
kapal tersebut bahwasanya layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak
saat itu orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya
berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut maka
orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Pinisi.
II.1.5. T i n j a u a n Teori Fisik Ruang
II.1.5.1. Sirkulasi
Pada bangunan publik, sirkulasi menajdi salah satu faktor
terpenting keberadaan setiap orang juga harus jelas letak dan fungsinya.
Permainan plafond dan lantai misalnya, bisa membantu pemakai ruangan tersebut
pada suatu arah dan hal ini sangat bermafaat sekali untuk perancangan interior
pada bangunan publik.
II.1.5.2. Pencahayaan
Pencahayaan pada hotel sangat penting karena pencahayaan
merupakan faktor penunjang aktivitas kerja. Macam pencahayaan yang
diperlukan dalam suatu perencanaan hotel agar dapat memberikan
pelayanan yang baik antara lain yaitu :

Pencahayaan alami
Sistem pencahayaan alami digunakan pada siang hari atau pada
saat cuaca baik, yaitu dengan cara memasukan terang langit melalui kaca
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
disetiap bukaan atau jendela sedapat mungkin diterapkan pada semua
ruangan.

Penncahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan digunakan pada saat cuaca tidak
baik/mendung pada malam hari dan pada ruang yang tidak mendapatkan
pencahayaan alami atau pada ruang-ruang tertentu yang membutuhkan
pencahayaan khusus. Sistem penyinaran atau bagaimana cahaya di
arahkan pada bidang kerja.

Pencahayaan langsung
II.1.5.3. Udara
Tujuan dari pengendalian udara adalah :
Memberikan suhu kepada penghuni kesehatan serta
kondisi- kondisi suhu dan suasana nyaman yang dapat dicapai
dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukan ke
seluruh ruangan, sesuai dengan keadaan manusia yang memiliki
pertahanan keseimbangan antara pembangkit panas dan
pembuangan panas beka.(Pramana Pramudya, 1983:418).
Pada hotel agar dapat memuaskan para tamu yang datang
berkunjung maka sebaiknya yang menggunakan jenis penghawaan
sebagai berikut:

Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami digunakan dengan prinsip memasukan
udara bersih melalui lubang ventilasi sehingga terjadi sirkulasi
udara masuk dan keluar.

Penghawaan buatan
Penghawaan buatan digunakan untuk memberi kelembaban udara
dan suhu ruang yang memenuhi syarat suatu ruang. Pengahawaan
buatan menggunakan Exhauser Fun dan Air Conditioning.
(Silvi,1993:23)
II.1.5.4. Suara
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada hotel system akustik sangat penting karena merupakan sala
satu usaha untuk menanggulangi suara bising yang dapat mengganggu
tamu hotel yang bertujuan untuk berwisata dan butuh ketenangan dalam
ruangan, sehingga dapat diperoleh kualitas bunyi yang baik.
Macam-macam jenis akustik ;

Akustik alami/lingkungan
Menggunakan unsur landscape sebagai materialnya untuk
mengatasi gangguan suara dari lalu lintas maupun suatu kelompok
bangunan.

Akustik buatan
Tujuan dari penggunan akustik buatan adalah penyerapan bunyi
yang diperlakukan oleh ruang dan membutuhkan ketenangan. Bahan yang
dapat digunakan oleh ruang dan membutuhkan ketenangan. Bahan yang
dapat digunakan antara lain : bahann berpori, penyerapan selaput,
resonator rongga, penyerapan ruang, penyerap oleh udara dan penyerap
oleh lubang (I.L Doelle,1900 :25-27)
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
II.2.
Data Hasil Studi Banding
II.2.1. Flip Chart
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PERANCANAAN INTERIOR RESORT HOTEL| 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download