BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini menunjukkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menyebabkan perekonomian dunia mengalami perkembangan pesat. Pasar
modal merupakan salah satu contoh adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih modern dibidang ekonomi. Pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai instrument keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang
jatuh tempo dari lebih satu tahun. Keberadaan pasar modal dalam perekonomian
modern sudah tidak dapat dihindari oleh negara-negara maju dan berkembang yang
ada, termasuk Indonesia. Pasar modal menjadi salah satu alternatif yang dapat
digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh return melalui dividen yang dibagikan
(Fong dan Astuti, 2015).
Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi
yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen (Marlinda dan Danica,
2009). Pemegang saham selalu berharap untuk mendapat dividen dalam jumlah besar
atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Sebagian lain dari laba bersih
perusahaan merupakan laba ditahan (retained earning) yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan investasi kembali (Hadiwidjaja, 2007). Investor
1
2
memiliki tujuan utama dalam berinvestasi yaitu untuk memperoleh hasil investasi
yang dapat berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual
saham terhadap harga belinya.
Pada umumnya para investor yang tidak bersedia mengambil risiko ( risk
aversion ) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat risiko suatu
perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai
hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut. Selanjutnya dividend yang diterima pada
saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan
diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia
berspekulasi akan lebih menyukai dividend dari pada capital gain. Dalam
pelaksanaannya kebijakan dividend suatu perusahaan (Hermuningsih 2007).
Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan,
karena akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya.
Perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan
kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Hal ini merupakan
inti dari kebijakan dividen, khususnya dalam menentukan besarnya Dividend Payout
Ratio. Semakin besar DPR yang ditetapkan perusahaan berarti semakin besar bagian
keuntungan perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Semakin besar DPR maka
akan semakin kecil laba ditahan, laba ditahan yang kecil akan menghambat tingkat
pertumbuhan perusahaan. Sebaliknya, apabila laba ditahan semakin besar maka DPR
3
akan semakin kecil, kecilnya nilai DPR dapat menimbulkan sinyal buruk dan reaksi
yang buruk dari para pemegang saham (Kartika, et al,. 2015)
Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dari
keuntungan harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus
ditanam kembali di dalam perusahaan
(Harianja, et al,., 2013). Kebijakan
pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan
yang membayar dividen. Teori keagenan (agency theory) dapat menjelaskan bahwa
kebijakan dividen tunai dapat digunakan untuk mengurangi aliran kas bebas yang ada
di tangan manajer (Gumanti, 2011).
Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relative
stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan
dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan
pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat.
Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan
mengurangi sumber dana internal nya, sebaliknya jika perusahan menahan labanya
dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan
semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan
memperkecil resiko perusahaan (Marlina dan Danica, 2009).
Masalah kebijakan dividen berkaitan dengan masalah keagenan. Salah satu pihak
yang menentukan kebijakan dividen adalah manajer. Perusahaan sebaiknya
menetapkan kebijakan dividen yang rendah agar memiliki sumber dana internal yang
4
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pendanaan melalui hutang atau emisi
saham baru. Kenyatannya, manajer juga terlibat dalam kepemilikan saham sehingga
terkadang menginginkan return dalam bentuk dividen. Perilaku manajer yang
menyukai dividen rendah akan berakibat pada laba ditahan yang dimiliki perusahaan
menjadi relatif tinggi. Jika manajer menyukai dividen yang besar maka akan
berdampak pada sumber dan dana internal yang dimiliki perusahaan akan relatif
rendah. Pada situasi tersebut, jika perusahaan ingin melakukan ekspansi makan akan
didanai dari sumber dana eksternal yang relatif mahal, misalnya menggunakan
hutang. Peningkatan penggunaan hutang akan meningkatkan rasio hutang yang
mengakibatkan risiko kebangkrutan dan financial distress. Keputusan tersebut justru
akan menimbulkan konflik baru antara manajer, pemegang saham, dan kreditur
sehingga perusahaan harus secara bijak dalam menentukan kebijakan dividen karena
masing-masing alternatif keputusan akan memiliki risiko (Esterbrook dalam Kartika
Nuringsih, 2005).
Berdasarkan kewenangan yang dimiliki, manajer dapat bertindak untuk
keuntungan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham.
Hal ini terjadi karena perbedaan informasi yang dimiliki oleh kedua pihak atau
asymmetric information. Asymmetric information ini kemudian dapat menimbulkan
agency problem (Gustian dan Mutasowifin, 2015). Downes dan Goodman (1999)
dalam Hernyanto dan Sauliam (2012) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam
perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambiln keputusan
5
di suatu perusahaan yang bersangkutan. Dengan keterlibatan kepemilikan saham,
manager akan bertindak secara berhati-hati karena mereka ikut menanggung
konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan
kepemilikan saham, manager akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam
mengelola perusahaan (Dewi, 2008).
Dalam penelitian ini menggunakan variabel kebijakan dividen (DPR),
kepemilikan manajerial (KM), ukuran perusahaan (size), profitabilitas (ROA) dan
likuiditas (CR). Sartono (2012) menjelaskan profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan
melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Semakin
besar keuntungan perusahaan maka semakin besar kemampuan dalam membayar
dividen (Jensen et, al. 1992) dalam Dewi (2008).
Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi
pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002). Investor akan
menyukai perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi, karena perusahaan dengan nilai
ROA tinggi mampu menghasilkan keuntungan dan membagikan dividen yang tinggi
pula. Jika Return On Asset semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga
semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et,
al,. 2002) dalam Aria Nugraha (2016).
6
Hal tersebut sejalan dengan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan
karena dengan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba maka
akan meningkatkan total asset perusahaan yang mengakibatkan tingginya ukuran
perusahaan. Dengan tingginya asset perusahaan maka kemampuan untuk membayar
kewajiban jangka panjangnya pun tinggi. Dengan digunakannya dana perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka panjangnya maka meningkatkan kepemilikan
manajerialnya, hal itu dikarenakan manajer akan menggunakan dana yang berasal
dari laba perusahaan sebagian besar untuk membiayai investasi perusahaan dan untuk
mengembangkan perusahaan. Karena perusahan mampu memperoleh laba dengan
baik dan mampu membayar kewajiban jangka panjangnya maka banyak investor
yang tertarik untuk menginvestasikan sahamnya di perusahaan dengan harapan
mendapatkan pengembalian berupa dividen yang besar.
Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa perusahaan yang
memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap
konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Mai, 2010). Asumsi dasar
dalam agency theory
dengan mengambil
adalah bahwa manajer akan bertindak secara oportunistik
keuntungan untuk kepentingan pribadi sebelum memenuhi
kepentingan para pemegang saham. Disamping itu manajer juga mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan hutang yang
tinggi
bukan
atas
dasar
maksimisasi nilai perusahaan, melainkan untuk kepentingan oportunistik mereka.
Hal ini akan mengakibatkan beban bunga pinjaman dan risiko kebangkrutan
perusahaan meningkat, karena agency cost of debt semakin tinggi.
7
Data empiris nilai rata-rata dari variabel kebijakan dividen (DPR), kepemilikan
manajerial (KM), ukuran perusahaan (Size), Profitabilitas (ROA) pada perusahaan go
public non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 dapat dilihat dalam
Gambar 1.1 sebagai berikut:
Gambar 1.1
Rata-rata DPR pada perusahaan Go Public non keuangan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2014
TAHUN
DPR
2011
0.517
2012
0.349
2013
0.411
2014
0.497
Sumber : BEI, data diolah
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat terlihat rata-rata DPR perusahaan go public non
keuangan tahun 2011 sampai dengan 2014 berfluktuatif dimana pada tahun 2011
sebesar 0,517 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 32,5 persen
menjadi 0,349. Dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan DPR yaitu sekitar 17,6
persen dari 0,349 menjadi 0,411. Terjadi peningkatan DPR kembali pada tahun 2014
sekitar 21,1 persen dari 0,411 menjadi 0,497. Penurunan DPR serta tidak stabilnya
DPR dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga dapat
8
memperbesar ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya di perusahaan
tersebut (Brighan dan Houston, 2011). Sartono (2010) semakin besar dividen yang
dibayar akan mengurangi besarnya laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan
akan turun. Hal ini membuat investor berpikiran negatif sehingga harga saham
perusahaan tersebut pada saat ex-dividend date mengalami penurunan, sehingga
terjadi abnormal return yang negatif.
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa research problem dalam
penelitian ini bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio saat
mengalami penurunan pada tahun 2012, menunjukkan ada kecenderungan bahwa
kemampuan perusahaan go public non keuangan di Indonesia dalam menghasilkan
laba menurun. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya penurunan rasio
profitabilitas (ROA) seperti pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,100. Dengan tingkat
ROA yang rendah bisa mengakibatkan pembagian dividen akan menurun karena
perusahaan dapat beresiko mengalami kebangkrutan.
Penelitiaan tentang factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sudah
banyak dilakukan diantaranya penelitian dari Ulfah (2016) yang menjelaskan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Ridho, et,.al (2015) menjelaskan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian selanjutnya dari
Ulfah (2016), Cahyo et,al,. (2016) dan Ridho et,al,. (2015) menjelaskan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Berbeda dengan
9
penelitian dari Febrijani, et, al,. (2013) yang menjelaskan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Selanjutnya penelitian dari Ulfah (2016) dan Hatriado et,al,. (2013) menjelaskan
bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Berbeda
dengan penelitian dari Cahyo (2016) yang menjelaskan bahwa profitabilitas (ROA)
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian Ulfah (2016) dan Febrijani
(2013) menjelaskan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kbijakan dividen.
Sedangkan menurut Hatriado et,al,. (2013) menjelaskan bahwa likuiditas berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Tabel 1.1
Research Gap
Variabel
HASIL
No
Independen
1.
Kepemilika
n Manajerial
(MAN)
2.
Ukuran
Perusahaan
(Firm Size)
3.
Return On
Asset (ROA)
4.
Likuiditas
(CR)
Dependen
Kebijakan
Dividen
Ulfa (2016)
Mahesti
(2013)
Harianja,
dkk (2013)
Firmanda
(2015)
Sulistyo,
dkk (2016)
Berpengaruh
-
-
Tidak
Berpengaruh
-
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
-
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
-
Tidak
Berpengaruh
-
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
Berpengaruh
-
-
Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal
10
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian mengenai
factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen cenderung tidak konsisten atau
berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Dengan adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian ini maka peneliti tertarik untuk mengujinya
kembali.
Penelitian ini merupakan replikasi dari Ulfah (2016) yang membahas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai
variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan profitabilitas
terhadap kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai variabel moderating.
Likuiditas yang diproksikan dengan CR sebagai variabel moderating yaitu
untuk memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
CR sebagai proyeksi dari likuiditas perusahaan diharapkan dapat memperkuat
hubungan antara ROA sebagai proyeksi dari profitabilitas dalam mempengaruhi
kebijakan dividen (DPR).
Objek penelitian ini adalah perusahaan go public non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. Pada penelitian sebelumnya
menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009, sedangkan
pada penelitian ini periode pemilihan sampel yaitu tahun 2011-2014. Periode 20112014 dipilih karena merupakan periode yang belum pernah disajikan sebagai bahan
11
penelitian sejenis serta memberikan gambaran terkini keuangan dari sebuah
perusahaan.
Berdasarkan uraian permasalahan dan adanya perbedaan hasil penelitian
tersebut mendorong peneliti untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH
KEPEMILIKAN
MANAJERIAL,
PROFITABILITAS
TERHADAP
UKURAN
KEBIJAKAN
PERUSAHAAN,
DIVIDEN
DENGAN
LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABE MODERATING (Studi Empiris Pada
Perusahaan Go Public Non Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2014)”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih banyaknya faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya kebijakan dividen tunai. Berdasarkan riset gap
dan fenomena yang ada, terjadi adanya perbedaan hasil penelitian dan perbedaan
hasil fenomena mengenai pengaruh kepemilika manajerial, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Selain itu penelitian ini menambah variabel
moderating yaitu likuiditas untuk diteliti, dapatkah likuiditas memperkuat ataupun
memperlemah hubungan profitabilitas dengan kebijakan dividen. Sehingga pada
penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen?
b. Bgaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen?
12
c. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen?
d. Bagaimana
likuiditas
mampu
memoderasi
pengaruh
hubungan
profitabilitas terhadap kebijakan dividen?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan perumusan penelitian diatas, maka tujuan penelitian
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014
c. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014
d. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh likuiditas sebagai variabel
pemoderasi terhadap hubungan profitabilitas dengan kebijakan dividen pada
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat membawa manfaat dalam menambah
wawasan dan pengetahuan maupun sebagai referensi dalam penelitian-penelitian
dengan topik yang sama yang mungkin akan dilakukan.
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai
13
pihak, diantaranya sebagai berikut :
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Bagi
pihak
perusahaan,
hasil
penelitian
ini
dapat
memberikan
pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan dividen
perusahaan yang diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam
upaya mengurangi konflik keagenan.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan investor terkait dengan faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen yang
akan mempengaruhi kemakmuran para pemegang saham.
3. Bagi kalangan akademisi dalam literatur penelitian di Indonesia, khususnya
dibidang Akuntansi Keuangan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dan sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan kebijakan dividen
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam bab ini membahas variabel penelitian dan definisi operasional.
Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal yaitu sebab akibat,
diamana ada variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel dependen, sedangkan variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel moderating.
3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan ada 3 jenis variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen
Variabel independen atau sering disebut variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
56
57
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian
ini adalah kepemilikan manajerial, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau sering disebut dengan variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.
3. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel moderating dalam penelitian ini adalah likuiditas (CR)
3.1.2 Definisi Operasional
3.1.2.1 Variabel Dependen : Kebijakan Dividen
Dalam penelitian ini kebijakan deviden merupakan variabel dependen.
Variabel dependen merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau
akibat karena adanya variabel bebas. Kebijakan dividen merupakan keputusan
untuk menentukan berapa banyak dari keuntungan harus dibayarkan kepada
pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali di dalam
perusahaan (Harianja, et, al, 2013)
Kebijakan deviden dalam penelitian ini diproksikan dengan devidend
payout ratio (DPR), yaitu dengan membandingkan devidend per share terhadap
58
earning per share. Dividen payout ratio (DPR) adalah jumlah dividen yang
dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap
lembar saham Keown (2005) dalam Astuti dan Nurpadilah (2015).
DPR
Dividen Per Lembar Saham
= Laba Per Lembar Saham
.....................................................(1)
3.1.2.2 Variabel Independen
Variabel independen atau sering disebut variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
3.1.2.2.1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi dimana manajer memiliki
saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai
pemegang saham perusahaan (Tarigan, 2007). Menurut Downes dan Goodman
(1999) dalam Hernyanto dan Sauliam (2012) kepemilikan manajerial adalah para
pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam
perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan di suatu perusahaan yang bersangkutan.
Kepemilikan manajerial dihitung dengan menggunakan persentase saham
yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan termasuk dewan direksi seperti
direktur perusahaan dan juga oleh dewan komisaris suatu perusahaan. Variabel
kepemilikan manajerial dapat dirumuskan sebagai berikut (Apriada, 2013) :
59
Kepemilikan Manajerial (KM) =
Kepemilikan Saham Manajemen
x100% ...(2)
Total Saham Beredar
3.1.2.2.2. Ukuran Perusahaan
Menurut Supristuti dan Warnanti (2015) Ukuran perusahaan merupakan
penunjukkan besar kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan dengan
berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas
perusahaan pada akhir tahun yaitu jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
dikali dengan harga pasar saham akhir tahun (Siregar dan Utama, 2005 dalam
Dewi ,2008). Untuk mengetahui besar atau kecilnya ukuran perusahaan, maka
dapat dihitung dengan Log natural dari total assets (Farinha, 2002 dalam
Mulyono, 2009).
SIZE (ukuran perusahaan) =
3.1.2.2.3. Profitabilitas
........................(3)
60
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,
2012). Brealy, et.al. (2008) profitabilitas mengukur focus pada laba perusahaan,
perusahaan besar diharapkan menghasilkan lebih banyak laba daripada
perusahaan kecil, jadi untuk memfasilitasi perbandingan lintas perusahaan.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh return of assets
(ROA), dengan rumus sebagai berikut :
EAT
ROA = Total Assets
...............................................................(4)
Dimana:
EAT : Earning After Tax ( Laba Setelah Pajak )
3.1.2.3 Variabel Moderating
Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel
moderasi dalam penelitian ini adalah likuiditas. Menurut Raharjaputra (2009) rasio
likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
Rasio likuiditas dalam penelitian ini diproksikan oleh current ratio ( CR ).
Current ratio dapat dihitung yang dihitung dengan membagi aktiva lancar
(current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability).
CR
Aktiva Lancar
= Hutang Lancar ...............................................................................(5)
61
Secara lebih ringkas definisi variabel dapat dilihat dengan tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
NO
NAMA
VARIABEL
DEFINISI
VARIABEL
1
Kebijakan Dividen
Kebijakan
dividen DPR : Devidend Harianja, et, al,
payout ratio
merupakan
2013
keputusan
untuk
menentukan berapa
banyak
dari
keuntungan
harus
dibayarkan kepada
pemegang
saham
dan berapa banyak
yang harus ditanam
kembali di dalam
perusahaan
2
Kepemilikan
Manajerial
Tarigan (2007)
Kepemilikan
KM : Kepemilikan
manajerial
Manajerial
merupakan kondisi
dimana
manajer
memiliki
saham
perusahaan
atau
dengan kata lain
manajer
tersebut
sekaligus
sebagai
pemegang
saham
perusahaan
3
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan Logaritma
natural(total
merupakan
penunjukkan besar assets)
kecilnya kekayaan
INDIKATOR
SUMBER
Supristuti
dan
Warnanti (2015)
62
NO
NAMA
VARIABEL
DEFINISI
VARIABEL
INDIKATOR
SUMBER
yang dimiliki suatu
perusahaan dengan
berbagai cara, antara
lain total aktiva, log
size, nilai pasar
saham, dan lain-lain.
4
Profitabilitas
Profitabilitas adalah ROA : Return On Sunarto (2012)
Asset
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam hubungannya
dengan
penjualan,
total aktiva maupun
modal sendiri
5
Likuiditas
likuiditas adalah rasio CR : Current Ratio
yang
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban
jangka
pendeknya
yang
telah
jatuh
tempo.
Raharjaputra (2009)
Sumber : Dari berbagai jurnal ilmiah, 2016
3.2. Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penelitian Sampel
3.2.1. Objek Penelitian dan Unit Sampel
Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan go public non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan laporan keuangan pada
periode 2011 – 2014. Unit sampel adalah sasaran berupa data kuantitatif maupun
pendapat / opini yang diperlukan dalam pengolahan data di objek penelitian yang
sudah dipilih sesuai dengan topik penelitian. Unit sampel yang digunakan dalam
63
penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa laporan keuangan periode tahun
2011–2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
3.2.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Jumlah populasi sebanyak 454 perusahaan
go public non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Adapun teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling jenis judgement sampling
yaitu sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan
dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand,
2006 dalam Kusumajaya, 2011). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Perusahaan go public non keuangan yang terdaftar di BEI selama tahun
2011-2014.
2. Perusahaan go public yang menyajikan laporan keuangan dari tahun 2011-
2014 dalam rupiah
3. Perusahaan memiliki data kepemilikan manajerial dari tahun 2011-2014
yang dipublikasikan.
64
4. Perusahaan yang membagikan dividen tunai secara berturut-turut selama
periode pengamatan
5. Perusahaan yang mengalami laba secara berturut-turut selama periode
pengamatan
Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak dalam Tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
Kriteria
Perusahaan go public non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
Perusahaan go public non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara
berturut-turut.
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut di BEI
selama tahun 2011-2014.
Perusahaan go public yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam rupiah
Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap mengenai kepemilikan manajerial
dari tahun 2011-2014.
Perusahaan tidak membagikan deviden tunai secara berturut-turut selama 20112014
Jumlah
454
359
(22)
(67)
(182)
(55)
Memiliki laba negatif atau mengalami kerugian selama tahun 2011-2014.
(1)
Jumlah sampel yang digunakan
32
Tahun Pengamatan tahun 2011-2014
4
Jumlah sampel gabungan selama 4 tahun (2011-2014)
Sumber : BEI, data diolah
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1.Jenis Data
128
65
Data berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif dan data
kualitatif (Sugiyono, 2010). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang dijadikan berbentuk angka. Data kuantiatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu tahun 20112014.
Menurut sumbernya, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumbernya,
tetapi diperoleh dalam bentuk jadi yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan
oleh pihak lain di luar perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah publikasi-publikasi perusahaan berupa laporan
keuangan auditan perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2014
3.3.2 Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang
dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
3.4.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu
dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa
laporan keuangan perusahaan go public yang dipublikasikan oleh BEI melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk periode tahun 20112014.
66
3.5.Metode Analisis
Data yang didapat dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif, yang
selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji interaksi (Moderated Regression
Analysis—MRA) untuk variabel pemoderasi dengan menggunakan SPSS.
3.5.1. Statistik Deskriptif
Menurut Imam Gazhali (2012) analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian , maksimum, minimum sum range, kurtosis dan swekness
(kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini, statistic deskriptif hanya
menggunakan nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum standar deviasi.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan melakukan pengujian asumsi klasik untuk memberikan kepastian
bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi,
tidak bias dan konsisten. Uji asumsimklasik yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastitas, dan uji
autokorelasi.
3.5.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat memiliki distribusi normal. Metode regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009). Dalam
penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan uji statistik non parametik
67
One Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk pengambilan keputusan didasarkan
pada :
1.
Apabila nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data normal.
2.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data tidak
normal.
3.5.2.2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak tejadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen
sama
dengan
nol
(Ghozali,
2013).
Pengujian
terhadap
multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan
variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance value >0.10 dan VIF <10,
maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.5.2.3.Uji Heterokedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011), uji heteroskedastistas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika varian berbeda disebut heteroskedastistas. Pada penelitian ini menguji ada
tidaknya heteroskedastistas adalah dengan menggunakan Uji Glesjer. Analisis
yang dilakukan yaitu dengan melihat signifikansi variabel independen terhadap
68
variabel dependen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya jika diatas 5% atau diatas
0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
Heteroskedastisitas.
3.5.2.4.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson (DW),
dimana dalam pengambilan keputusan dengan melihat berapa jumlah sampel yang
diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin Watson.
Model dikatakan bebas dari autokorelasi jika nilai dw lebih besar dari nilai du
pada tabel. (Ghozali, 2009).
Berikut pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali
(2009) adalah :
69
Hipotesis 0
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
dl ≤d ≤du
Tidak ada autokorelasi
negative
Tolak
4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi
negative
No decision
4-du ≤d ≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif
atau negative
Terima
du < d < 4-du
3.5.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis
yang
digunakan
dalam hipotesis pertama, kedua dan ketiga
menggunakan analisis regresi linier berganda .Selain itu dimasukkannya variabel
moderating sebagai variabel independen yaitu untuk mengetahui apakah variabel
tersebut merupakan variabel moderasi atau bukan yaitu dengan melihat hasil
signifikansi variabel moderating. Jika kurang dari 0,05 maka signifikan dan
merupakan quasi moderasi. Mmenurut Ghozali (2013) quasi moderator
(moderator semu) yaitu variabel modeartor (Z) berfungsi sebagai variabel
predictor (independen) dan sekaligus juga berinteraksi dengan variabel predictor
lainnya (X) . Dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z ei ....................................................................(6)
Keterangan :
Y
= Kebijakan Dividen (DPR)
α
= Konstanta
70
b1 - b4 = Koefisien regresi standardized
X1
= Kepemilikan Manajerial (MOWN)
X2
= Ukuran Perusahaan (SIZE)
X3
= Profitabilitas (ROA)
Z
= Likuiditas (CR)
ei
= Error of term (variabel pengganggu)
3.5.3.1.Analisis Interaksi
Dalam penelitian ini untuk hipotesis kelima, keenam dan ketujuh
menggunakan kombinasi variabel independen dengan variabel moderating dan
interakasi antara variabel independen dan variabel moderating yang dapat
digambarkan dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut :
Y = α + b1 X3 + b2Z + b3 (X3*Z) +ei.....................................................................(7)
Keterangan :
Y
: Kebijakan Dividen (DPR)
α
: konstanta
b1 – b3
: koefisien regresi
X3
: Profitabilitas (ROA)
Z
: Likuiditas (CR)
(X*Z)
: Interaksi yang diukur antara variabel independen dengan
variabel moderasi
71
e
: error
3.5.4.Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian secara
parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R2)
(Ghozali, 2019).
3.5.4.1. Ketepatan Perkiraan Model atau Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Bila terdapat nilai
adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol (0).
3.5.4.2.Uji Layak Model ( Uji F)
Uji layak model (uji F) bertujuan untuk mengukur apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0.05 (Ghozali, 2009) yaitu sebagai berikut :
72
1. Nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Ini berarti bahwa semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti bahwa semua variabel independen mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
3.5.4.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0.05 (Ghozali, 2009). Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau H1 ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh
individual terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diteri-
ma. Ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen.
Pengujian hubungan antara variabel independen dan dependen dalam
penelitian ini terdapat factor yang memperlemah atau memperkuat (variabel
moderasi). Uji hipotesis t analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji
variabel independen terhadap variabel dependen, dimana likuiditas yang
73
merupakan variabel moderasi diubah menjadi variabel independen terlebih
dahulu. Sedangkan uji hipotesis t dapat memoderasi hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Untuk menguji keberadaan tersebut dapat
diamati dengan kriteria berikut :
1. Pure Moderasi : variabel yang memoderasi hubungan antar variabel independen dan variabel dependen dimana variabel moderasi murni berinteraksi dengan variabel independen tanpa menjadi variabel independen.
2. Quasi Moderasi : variabel yang memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang sekaligus menjadi variabel independen.
Download