Gathering pertemuan Doa

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088
[email protected]
www.DOJCC.com
Misa Peletakan Batu Pertama
di Rumah Pelangi Kasih Bali - Pelaga
Senin 5 Jan 2015
Sumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Foto bersambung
ke halaman 40
Sumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Mengunjungi Putri Relen yang baru lahir
14 Januari 2015
Doa Taize
bersama
Adorer
Paroki FX
GALERI PHOTO KEGIATAN JANUARI 2015
Tugas Tatib di Gereja FX
Bulan Januari 2015
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Selamat bertemu
sahabat terkasih.....
kembali
sahabat-
Di pertengahan bulan ini kita mulai
memasuki masa prapaskah. Masa-masa
mempersiapkan hati kita unt pertobatan,
berpantang dan berpuasa. Mengingat
dan.merenungkan kembali kisah sengsara
Yesus Kristus dalam karya penyelamatan
umat manusia.
Pengorbanan Yesus adalah bentuk kasih
yang nyata dalam hidup kita masingmasing.
Maka marilah di masa prapaskah ini juga
kita juga memberikan Kasih yang nyata
kepada Tuhan dan sesama sebagai wujud
Tuhan yang nyata didunia ini.
Semoga Tuhan menyertai kita semua
Salam Fresh Juice
Nathasa
PemRed Fresh Juice
Kuasa
Ul. 18:15-20;
1Kor. 7:32-35;
Mrk. 1:21-28
Minggu 1 Februari 2015
Mrk. 1:27 “Apa ini? Suatu ajaran
baru. Ia berkata-kata dengan kuasa.
Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan
mereka taat kepada-Nya“
Ada banyak arti dari kata kuasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi on line, pertamatama kata kuasa berarti kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Kedua, kuasa
juga berarti wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan, memerintah, mewakili, mengurus
sesuatu. Terakhir, kuasa juga sama dengan pengaruh kuat (karena martabat atau bahkan
kesaktian) seseorang atas orang lain.
Yesus berkata-kata dengan kuasa, bahkan menurut Injil Markus kata-kata Yesus punya pengaruh
untuk memerintah roh-roh jahat agar taat kepada-Nya. Konteks ceritera dalam Injil Markus
adalah Yesus di rumah ibadat di Kapernaum dan mulai mengajar di situ. Dalam Injil Markus, ini
adalah penampilan publik Yesus yang pertama secara resmi di hadapan mata banyak orang,
sebagai guru, Ia mewartakan kabar gembira bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mrk. 1:15).
Ia mengajar bukan seperti para ahli Taurat yang mengajar orang berdasarkan pengetahuan
yang mereka miliki, atau mengajar dari apa yang telah mereka pelajari. Tetapi Yesus seolah
mengajar atas nama Allah sendiri, atau seolah-olah Allah sendri yang hadir dan mengajar
mereka di tempat ibadah di Kapernaum. Lalu tidak hanya itu saja, cara mengajar Yesus yang
penuh kuasa itu dikonfirmasi dengan mukjizat yang Ia buat, yaitu mengusir roh jahat dari orang
yang kerasukan setan. Yesus berkata „Diam, keluarlah dari padanya!“ Keluarlah dari pada milik
kepunyaan-Ku, keluarlah dari wilayah kekuasaan-Ku.
Inilah kabar gembira Allah itu dalam Injil Markus, yaitu kita yang telah dibaptis dan mendengar
ajakan Allah pasti akan mengalami kesembuhan dan pembebasan. Tubuh kita adalah tempat
tinggal Roh Kudus, bukan tempat untuk setan tinggal. Karena itu, Yesus menghardik setan yang
ada untuk diam dan keluar. Kita tidak seharusnya tunduk pada kuasa-kuasa setan atau lebih
tepatnya kuasa dunia yang mengikat. Salah satu teman saya pernah memposting di facebook
tentang hubungan manusia dan harta. Banyak orang mengejar harta, mereka bangga
memiliki banyak harta tetapi sesungguhnya adalah harta itu memiliki mereka. Dengan kata
lain kita semua yang masih hidup di dunia ini, entah itu imam, biarawan, biarawati dan awam,
semuanya kalau kita tidak hati-hati kita bisa dikontrol oleh harta-harta yang kita miliki. Kita
takut kehilangan mereka. Kita mohon supaya mereka tinggal dekat dengan kita, kita berjanji
mengasuransikan harta kita, karena tanpa mereka kita tidak bisa hidup seperti manusia lagi.
Karena itu ketika orang seperti St Fransiskus Assisi mulai membagikan harta ayahnya kepada
orang miskin dan mulai hidup miskin sekali, kita anggap dia gila, tidak waras, kerasukan setan,
dan perlu doa pembebasan.
Wahai teman-temanku, kita ini adalah milik kepunyaan Allah, yang kita perlukan adalah
membuka diri kita, supaya Tuhan sendiri bisa masuk dan mengajar di dalam hati kita, dan
semoga kita dianugerahi telinga hati yang peka, dan membiarkan tiap roh jahat yang ada
dalam hati kita untuk dihardik dan diusir dari dalam wilayah kekuasaan Allah sendiri.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
7
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Datang ke Bait Kudus-NYA
Senin 2 Februari 2015
Luk 2:22 Dan ketika genap waktu
pentahiran, menurut hukum Taurat Musa,
mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk
menyerahkan-Nya kepada Tuhan.
Pesta Yesus
Dipersembahkan di Kenisah
Mal 3:1-4, Ibr 2:14-18,
Luk 2:22-40
Waktu kecil, saya sudah tidak ingat lagi apakah saya sering diajak orangtua untuk
pergi ke Gereja di hari Minggu. Bagi orangtua pada umumnya, ada kebanggaan
bisa memperkenalkan Gereja kepada anaknya, mulai dari kecil. Banyak pula yang
beranggapan, jika membawa anak kecil ke Gereja hanya akan bikin repot, entah
rewel, lari kesana kemari, ataupun nangis minta dibelikan snack/susu.
Di Gereja tempat saya ibadah, banyak dinamika yang muncul seperti yang saya
ceritakan di atas. Saya merasa senang, ketika melihat satu keluarga duduk bersama,
ayah-ibu-dan kedua anaknya. Mereka mengikuti misa dari awal sampai akhir, ikut
bernyanyi, dan berdoa bersama. Apalagi kalau waktu moment salam damai, saya
paling salut sama keluarga yang bersalaman, kemudian cipika-cipiki satu sama lain.
Kehangatan dalam keluarga itu seakan terpancar dan saya rasakan, ketika melihat
kejadian tersebut.
Berbeda lagi dengan satu keluarga “cemara” yang saya selalu temui di Gereja saya.
Keluarga ini selalu datang pukul 10:30 wita, ketika hampir saat-saat komuni. Mereka
berjalan dengan santai dari tempat parkir menuju ke dalam Gereja. Setelah komuni
selesai, mereka pun “belanja” di stand-stand makanan di pelataran depan Gereja
atau langsung capcus ke Mall. Dalam hati saya cuma berkata, “apa anaknya gak
heran dengan perbuatan orangtuanya, dan Gereja sepertinya cuma sekedar tempat
singgah untuk terima komuni !”
Injil hari ini mengajarkan kita akan teladan Maria dan Yosef yang menaati perintah
Tuhan dan Hukum Taurat Musa. Mereka membawa Yesus kecil ke kenisah dan
“dipersembahkan” kepada Tuhan. Semoga keluarga-keluarga Katolik di zaman
sekarang, dapat meneladani apa yang dilakukan Maria dan Yosef, untuk semakin
mengenalkan anak-anaknya supaya datang ke Gereja, dan beribadah dengan benar
di hadapan Tuhan.
HILDA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
8
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Teka-teki kehidupan
Selasa 3 Februari 2015
Mrk 5:34
PF S. Ansgarius,
Uskup, S. Blasius, uskup dan martir
Ibr 12:1-4;
Mrk 5:21-43
“Hai anakKu imanmu
telah menyelamatkan engkau”
Hidup ini penuh dengan teka-teki, dimana sesuatu yang tidak dapat kita duga,
diprediksi atau yang tidak dapat kita sangka-sangka sebelumnya. Kita tidak dapat
pastikan bahwa segala sesuatu itu akan berjalan dengan lancar-lancar saja dan baik,
seperti yang kita bayangkan atau harapkan. Hari ini kita boleh tertawa, tetapi siapa
tahu kalau besok kita bisa menangis, dan sebaliknya. Hari ini kita beruntung, besok bisa
saja kita rugi. Hari ini kita senang karena telah ditolong seorang teman, tetapi besok
siapa yang tahu kalau teman juga bisa menipu kita, dan mengecewakan kita.
Dalam perjalanan hidup, kitapun kadang-kadang harus melewati yang namanya
padang gurun. Namun semua keadaan itu, jangan membuat kita mudah kecewa
dan putus asa, tetapi sebaliknya, jadikanlah semua pengalaman hidup kita entahkah
itu baik atau buruk, untuk membuat iman kita mejadi semakin kuat dan bertumbuh
dewasa. Sehingga dalam melewati semua keadaan, kitapun akhirnya dapat berkata
“Kalau bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan dapat berjalan”.
Melalui setiap kesulitan yang telah kita alami, akan membuat kita dapat menjadi saksi
bagi Tuhan. Masa sukar, masa sulit, masa yang kurang menyenangkan dapat saja
selalu terjadi dalam hidup kita, dan itulah ujian-ujian bagi kita untuk menjadi lebih baik
lagi.
Tuhan sering menyampaikan pesanNya melalui masalah yang diijinkan dalam hidup
kita. Jika Tuhan berbicara kepada kita baik melalui FirmanNya atau orang-orang
disekitar kira, biarlah kita senantiasa taat dan melakukan perintahNya. Jangan biarkan
logika pikiran kita menghalangi perbuatan kita untuk melakukan FirmanNya. Seringkali
apa yang Tuhan perintahkan berlawanan dengan sifat-sifat dunia ini. Berdialog dengan
Tuhan apa yang menjadi beban, menjalaninya dengan wajar. Dalam keheningan atau
bahkan dalam aktivitas sehari-hari, mencoba memahami apa Dia inginkan dalam
kehidupan kita melalui masalah atau kesempatan yang sedang kita jalani. Dalam
perjalanan kehidupan ada kalanya kita merasa jenuh, ya saatnya istirahat dulu, istirahat
sejenak dari segala rutinitas. Bertemu dengan orang-orang baru, mencoba kegiatan
baru, sambil terus berdialog denganNya, atau melalui Firman Tuhan. Lakukan apa yang
telah difirmankan Tuhan bagi kita. Jika kita taat melakukan perintahNya, maka kita akan
melihat perbuatanNya yang ajaib dalam kehidupan kita.
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
9
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Rabu 4 Februari 2015
Menjadi berlian yang berkilau
Ibr 12:6 Karena Tuhan menghajar orang
Ibr 12:4-7.11-15,
Mrk 6:1-6
yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak
Berlian, kita semua tentu mengetahui bahwa berlian batu alam yang paling terkenal
dan berguna diantara 3000 galian yang diketahui. Berlian yang sudah dibentuk, banyak
dipasang di perhiasan, mahkota, dan tentu harganya pun menjadi mahal dibanding
sebelum diasah. Proses pengasahan maupun pemotongan bisa berkali kali dari segala
sudut sehingga menghasilkan sebutir berlian yang wowww. Semakin banyak diasah sehingga
makin membentuk banyak “mata” di dalam berlian tersebut, membuat harganya pun
berbeda dibanding berlian yang hanya sekedar diasah dan hanya memiliki sedikit “mata”.
Berlian yang memiliki banyak mata, mampu memantulkan warna yang indah dibanding
berlian yang hanya memiliki 1 atau 2 mata.
Selama hidup didunia ini, kita ini ibaratnya seperti berlian yang masih menjalani proses
pembentukan. Kita ditempa, diasah, dipoles.. oleh sang maestro, yaitu Tuhan. Tuhan
menjadikan kita pribadi bernilai tinggi melalui proses pembentukan yang tidak mudah. Ada
airmata, ada tangis, ada luka didalam hati, semuanya itu adalah proses memurnikan diri
kita.
Pernah suatu waktu salah seorang teman saya mengalami masa yang buruk dalam
kehidupan perkawinannya. Dia menangis, dia berteriak, kenapa saya Tuhan ? saat itu, saya
menjawab, Sekarang giliranmu teman, mendapat didikan Tuhan, dicolek dan dihajar oleh
Tuhan. Tanpa ini semua, kamu tidak akan bisa melihat bahwa kamu dikasihi dan disayangi.
Tuhan ingin menawarkan kesempatan kembali ke jalan yang benar. Manusia cenderung
lupa bahwa hidup ini titipan Tuhan, dan kita wajib menjaga dan menghargai titipan hidup ini.
Bukan lupa dan menjalani hidup seolah Tuhan tidak ada. Hidup ini hanya sementara, setelah
itu kita akan menjalani hidup yang kekal. Dihajar brarti Tuhan peduli kepada kita, mau agar
kita saat menjalani kehidupan yang kekal, ada bersama sama Tuhan, bukan dimusnahkan
dalam api neraka. Apa jadinya bila kita sama sekali tidak pernah ditegor Tuhan? Tidak
pernah di’asah’ Tuhan, tidak pernah ditempa, apakah kita bisa menjadi berlian bagi Tuhan
ataukah batu galian kusam tidak bernilai, kotor dan penuh tanah (dosa)? Saat mengalami
masa sulit dalam hidup, ingatlah selalu, bahwa itu adalah saat kita sedang diasah agar
bisa menjadi pribadi yang berkilau. Tuhan itu pembuat berlian dengan kualitas terbaik, saat
diasah oleh Tuhan, percayakan saja bahwa kita sedang ditempa, dibentuk agar menjadi
berlian bernilai tinggi. Semakin dihajar, berarti semakin diasah, membuat lapisan kita pun
makin halus dengan ‘mata’ yang makin banyak. Sehingga mampu memancarkan kemilau
Tuhan melalui diri kita. Tanpa asahan Tuhan, kita hanyalah batu biasa yang tidak akan
pernah bernilai tinggi. Penggalan dalam lagu Rihana : Shine bright like a diamond
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
10
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Kuatkan Hatimu karena Allah selalu hadir
PW. St. Agata Perawan
dan Martir
Ibr. 12:18-19, 21-24;
Mrk. 6:7-13
Kamis 5 Februari 2015
Ibr. 12:22:23 “Kamu sudah datang ke suatu perayaan
yang mulia, kepada kumpulan anak-anak sulung yang
telah tercatat namanya di dalam surga, kepada Hakim
yang adalah Allah semua orang, kepada roh orang-orang
benar yang telah sampai kepada kesempuranaan”
Hari ini Gereja sejagat memperingati kematian St. Agata yang adalah seorang perawan
sekaligus martir karena imannya akan Kristus. Ia berasal dari salah-satu daerah terpencil
di wilayah propinsi Sisilia, tepatnya di Catania, di kaki gunung api Aetna. Kematiannya
karena menolak permintaan Kaisar Decius (249-251) untuk dijadikan sebagai istrinya.
Penolakan itu, membangkitkan kemarahan sang kaisar dan St. Agata pun ditangkap,
dan disiksa dengan sangat keji bahkan sangat tidak manusiawi. Ia akhirnya dibunuh
karena tetap menolak permintaan kaisar. Ia tetap setia kepada Kristus yang adalah
sumber dan kekuatan hidupnya, terutama selama melewati masa-masa sulit dalam
hidupnya.
Kisah St. Agata di atas, seakan membicarakan sesuatu untuk perjalanan panggilan
hidupku saat ini. Meski hal itu berbeda dalam waktu dan juga tantangan hidup yang
dialami antara kami berdua. Tahun 2010, aku bergabung dengan Missionaries of God’s
Love di Australia. Aku tidak mampu berbicara bahasa Inggris dan sangat lamban dalam
belajar sebagaimana teman-teman seangkatanku saat itu. Lebih tepat dan sejujurnya
bahwa aku adalah orang yang sangat lamban dalam segala hal. Tantangan hidup
sebagai seorang biarawan yang jauh dari keluarga dan sanak-saudara, membuatku
ragu dan kecut hati untuk bertahan dalam iman. Tahun pun berganti dan saat ini aku
memasuki tahun keenam berasama MGL.
Tak kusangka, Tuhan memberikan suatu hadiah terindah dalam hidupku. Ia menyiapkan
hatiku untuk menerima cinta-Nya bukan hanya melalui MGL tapi juga Disciples of
Jesus Community. Sejujurnya bahwa selama ini aku merasa enggan untuk bergabung
dengan kominitas tersebut di atas. Aku tidak tahu mengapa dan sampai kapan aku terus
merasa demikian. Tapi dalam waktu dan rencana-Nya, aku mendengar suara Tuhan
yang berbicara di dalam hatiku dengan mengatakan, “Inilah saatnya engkau menjadi
bagian dari komunitas umat Allah yang Hidup”. Hal ini kualami ketika, menghadiri
Summer School 11-18 Januari di Melbourne tahun ini. Mendengar suara Tuhan tersebut,
aku merasakan kebahagiaan serta kedamaian dalam hatiku. Aku seakan telah tiba di
sebuah persekutuan hidup bersama semua umat Allah di mana Allah menjadi Raja dan
sumber sukacita untuk semua.
Doa St. Agata: “Tuhan, Engkau telah melindungiku sejak masa mudaku. Engkau jualah
yang telah menjauhkan aku dari cinta duniawi. Kini Engkau mengijinkan aku menang
melawan segala siksaan terhadap tubuh ini. Tuhan ke dalam tangan-Mu kini kuserahkan
jiwaku.”
Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Jumat 6 Februari 2015
PW S. Paulus Miki dan temantemannya, Martir
Ibr 13:1-8 ;
Mrk 6:14-29
Evaluasi untuk Pertumbuhan
Mzm 27:1 TUHAN adalah terangku dan
keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?
TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah
aku harus gemetar?
Seorang teman yang adalah pemilik sebuah restaurant di Jimbaran Bali, pernah
mengatakan: Hanya 10% konsumen yang memberi kritik.
90% lainnya memilih untuk DIAM dan TIDAK KEMBALI lagi. Kritik berarti konsumen tersebut
peduli dan suka, dan ingin kita lebih baik lagi.
Kritik bisa juga merupakan evaluasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan. Seringkali ketika sebuah kritik atau evaluasi ditujukan
kepada pemegang hirarki entah dalam gereja, komunitas ataupun lingkungan kerja,
bukan perenungan dan mawas diri yang menyambut, melainkan membungkam
atau bahkan menyingkirkan kaum 10% tersebut. Andai saja kita mampu memiliki cara
berpikir dan melihat seperti seorang pemilik restaurant diatas, tidakkah kita seharusnya
bisa melihat, bahwa evaluasi yang disampaikan bisa jadi akan membawa sebuah
pertumbuhan. Mengabaikan evaluasi serta lebih memilih zona nyaman yang penuh
dengan “Yes Mam” lah yang kita lihat dalam Injil hari ini. Herodias adalah gambaran
yang mewakili kebanyakan manusia saat ini. Ketika Herodes dan Herodias melakukan
kesalahan lalu Yohanes menegur, mereka justru menyingkirkan Yohanes.
Jadi, bagaimana jika mulai hari ini, saya dan Anda berjanji, untuk Menaruh Perhatian
pada Evaluasi yang disampaikan, mungkin itu di lingkungan gereja, lingkungan
komunitas, ataupun lingkungan pekerjaan sehari-hari kita. Bisa jadi, si pemberi evaluasi
ternyata sangatlah menaruh perhatian kepada kita dan menginginkan sebuah kemajuan
dalam hidup kita ;-)
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Istirahat
Ibr 13:15-17, 20-21,
Mrk: 6:30-34.
Sabtu 7 Februari 2015
Mk 6:31Marilah ke tempat
yang sunyi, supaya kita sendirian,
dan beristirahatlah seketika!
Istirahat berarti berhenti sejenak dari kegiatan yang sedang dikerjakan untuk menghindari
keletihan dan kejenuhan. Istirahat diperlukan untuk memulihkan tenaga dan pikiran. Istirahat
juga dapat berguna untuk merenungkan hal yang telah dilaksanakan serta cara untuk
memperbaikinya jika terdapat kekurangan atau kesalahan.
Dalam injil hari ini kita belajar dari Yesus bahwa ada waktu untuk bekerja/melayani dan
ada waktu untuk beristiharat/hening. Setelah melayani sepanjang hari, para murid kembali
berkumpul dan menceritakan semua kegiatan mereka pada Yesus maka Ia mengajak
mereka semua ketempat yang sunyi, agar mereka dapat sendirian dan beristirahat sejenak.
Ajakan Yesus ini juga berlaku bagi kita para murid masa kini, namun dengan padatnya jadwal
pekerjaan dan pelayanan, seringkali kita mengabaikan ajakan Yesus ini. Sesungguhnya
tidak ada seorang pun yang dapat menjalani hidupnya sebagai seorang Kristiani apabila
dia tidak menyediakan waktu untuk beristirahat/hening, karena saat istirahat adalah saat
yang penting dalam membangun hubungan pribadi bersama Yesus . Dalam merenung dan
hening dengan bantuan Roh Kudus , maka akan lebih mudah bagi kita untuk melihat
kembali pelayanan yang telah dilakukan, serta sikap kita ketika melayani. Apakah saya tidak
sabar, pemarah, sombong, cemburu dan tidak murah hati selama pelayanan atau saya
sudah melaksanakan pelayanan saya dengan penuh kasih. Kalau belum saya dapat selalu
membuat niat baru untuk memperbaiki diri.
Hidup kita masing-masing sebagai seorang Kristiani merupakan suatu perjalanan
berkesinambungan dari pertemuan dengan Yesus dalam perayaan Misa Kudus, Adorasi ,
Doa dan berbagai macam Devosi, kemudian kita pergi keluar untuk melayani sesama kita.
Kita membutuhkan “istirahat” dengan harapan seusai istirahat cara kerja/pelayanan/karya
kita dapat menyerupai Yesus yang hatiNya selalu dipenuhi belaskasih kepada siapapun
yang dijumpaiNya,
Doa: Tuhan Yesus, aku membutuhkan RachmatMu agar dapat senantiasa menyediakan
waktu untuk istirahat bersamaMu dalam keheningan agar dapat berbuah Kasih sesuai
dengan kehendakMu. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Minggu 8 Februari 2015
Yesus Sang Terang Kalahkan Kegelapan
Mrk. 1:32 “Menjelang malam, sesudah
matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus
semua orang yang menderita sakit dan yang
kerasukan setan.”
PF S. Hieronimus Emilianus
Ayb 7:1-4.6-7
1Kor. 9:16-19.22-23;
Mrk. 1:29-39
Ketika membaca dan merenungkan bacaan Injil hari ini berulang-ulang ada pertanyaan
mendasar yang menggugah hatiku. Mengapa orang-orang membawa yang sakit dan yang
kerasukan setan kepada Yesus sesudah matahari terbenam dan menjelang MALAM HARI.
Bukannya Yesus pasti lelah dan capek setelah seharian melakukan pelayanan dan seharusnya
waktu buat Yesus untuk beristirahat?
Injil Markus mau menunjukkan siapakah identitas Yesus yang sebenarnya melalui tindakan dan
perbuatanNya. Orang-orang membawa yang sakit dan kerasukan setan pada malam hari
alias matahari sudah terbenam berarti bahwa orang yang dibawa adalah orang yang ada
dalam kegelapan kepada “Sang Terang” yaitu Yesus sendiri. Atau biasanya setan keluar ketika
tidak ada terang atau matahari sehingga setan itu akan sendirinya keluar dan berhadapan
langsung dengan Yesus dan takluk kepada Yesus, Sang Terang.
Bahkan di ayat-ayat berikutnya dikatakan bahwa Yesus tidak memberikan kesempatan kepada
setan untuk berbicara. Ini berarti kalau orang-orang yang sakit dan kerasukan setan dibawa
kepada Yesus, sang Terang berarti kuasa Yesus mengalahkan segala-galanya.
Dalam menghadapai godaan dan cobaan setan berapa kali kita “membiarkan” bisikanbisikan setan mempengaruhi pikiran dan hati kita? Berapa kali kita “mengizinkan” tipu muslihat
setan merasuki hati kita yang tulus dan murni? Ingatlah akan peristiwa Adam dan Hawa yang
membiarkan diri mereka masuk ke dalam pencobaan setelah membiarkan setan ikut serta
dalam percakapan mereka. Dengan demikian sangatlah mudah kita masuk dalam kegelapan
dan tidak bisa melihat Sang Terang lagi.
Maka, marilah pada hari ini kita membawa diri kita, orang-orang yang kita doakan entah itu
sakit ataupun jauh dari Tuhan untuk lebih dekat lagi kepada Yesus, Sang Terang. Ketika kita
dihadapkan kepada Sang Terang, kegelapan akan sirna serta segala “penyakit-penyakit” di
dalam jiwa kita akan disembuhkan. Pertanyaan buat kita, apakah kita mau dibawa kepada
Sang Terang? Jawaban ada di tangan Anda. Amin
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Membawa Hal Positif
Pekan Biasa V, Hari Pers Nasional.
Kej 1:1-19;
Mrk 6:53-56
Senin 9 Februari 2015
Markus 6:55 Maka berlari-larilah
mereka ke seluruh daerah itu dan mulai
mengusung orang-orang sakit di atas
tilamnya kepada Yesus, di mana saja
Mereka berlari-lari… Siapakah mereka yang dimaksud pada ayat ini? Mereka
di sini adalah orang-orang yang telah mengenal Tuhan Yesus, mengenal Tuhan
Yesus yang bisa menyembuhkan orang sakit, mengenal Tuhan Yesus yang maha
pengasih. Tentunya mereka ini juga punya masalah pribadi masing-masing.
Tetapi Mereka berlari-lari untuk kepentingan orang lain. Mereka mengusung
orang-orang sakit dan membawanya kepada Tuhan Yesus.
Apakah kita sering berlari-berlari untuk diri kita sendiri? Ada yang berlari-berlari
untuk mencari kekayaan sampai lupa meluangkan waktu untuk keluarganya,
ada yang berlari-lari mencari ilmu tetapi menggunakan ilmunya untuk
hal yang tidak baik, dan ada yang berlari-lari untuk mencari kekuasaan
tetapi menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan sendiri. Mari kita
merenungkan dalam diri kita masing-masing. Apakah kita lebih sering “berlarilari” untuk kepentingan kita sendiri atau untuk kemuliaan Tuhan.
Berlari-berlari juga dapat diartikan bahwa kita bersungguh-sungguh, kita
tidak berjalan dengan santai. Mari kita belajar menjadi pribadi yang tidak
mementingkan diri kita sendiri dengan sungguh-sunguh membawa Yesus Kristus
dalam kehidupan kita. Sehingga apa yang kita lakukan, dapat membawa hal
yang positip bagi lingkungan sekeliling kita. Amin.
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Adat Istiadat
Selasa 10 Februari 2015
Mrk 7:8 “...Perintah Allah kamu
abaikan untuk berpegang pada
adat istiadat manusia.”
PW S. Skolastika, Perawan
Kej. 1:20-2:4a;
Mzm. 8:4-5,6-7,8-9;
Mrk. 7:1-13
Saya pernah menonton sebuah drama Taiwan yang mengisahkan tentang seorang gadis
yang bekerja di klub malam untuk menghidupi keluarganya. Wanita yang bekerja diklub
malam sering memperoleh paradigma negatif dari masyarakat. Dianggap pastilah wanita
yang tidak benar, sekalipun dia baik dan tidak melakukan hal yang melanggar hukum Tuhan.
Sering kita juga menjadi salah satu dari masyarakat tersebut. Kita terlalu terpaku pada norma
masyarakat / adat istiadat tanpa mau mengetahui situasi yang sesungguhnya. Hingga
kemudian menghakimi bahkan mungkin menjauhi orang tersebut. Adat Istiadat adalah
kebiasaan suatu masyarakat secara turun temurun yang disepakati sebagai peraturan yang
menata kehidupan masyarakat. Jadi karena itu adalah kebiasaan, memang biasanya
untuk kebaikan. Tetapi yang perlu diingat hal itu tidak mutlak benar ataupun belum tentu
dimata Tuhan juga benar. Kita sering lupa adat istiadat dibuat untuk kebaikan, bukan untuk
membelenggu kebaikan. Adat istiadat sering secara tidak sadar dianggap bagaikan
Perintah Allah. Terlihat melanggar adat istiadat, dianggap bagaikan sudah berdosa sekalipun
mempunyai alasan yang baik. Padahal larangan / hal tabu disuatu tempat, bisa jadi hal
biasa ditempat lain...itulah adat. Tetapi untuk Perintah Allah, dimanapun tetaplah sama.
Seperti dalam Markus 7:7-9, Yesus menegur beberapa orang farisi yang menggunakan
alasan adat istiadat untuk menutupi kepalsuan hati mereka, bahkan orang-orang farisi itu
mementingkan adat istiadat diatas Perintah Allah.
Marilah dalam menilai sesuatu hal baik atau buruk kita gunakan tolok ukur Perintah Allah
bukan adat istiadat. Filter kita adalah inti dari perintah Allah yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dan
kasihilah sesamamu. Kalau kita mengasihi Tuhan dan sesama kita tidak akan menghakimi,
tetapi kita akan peduli. Dengan peduli kita akan melihat secara obyektif tanpa menutup
mata akan sisi kebaikannya, dan memahaminya, sehingga kita bisa melakukan sesuatu
yang tepat untuk kebaikan orang tersebut.
Jesus bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Hati yang mengolah
PF S.P. Maria di Lourdes
Kej 2 : 4b – 9. 15 – 17 ;
Mrk 7 : 14 - 23
Rabu 11 Februari 2015
Markus 7 : 15 : “ Apapun
dari luar,
yang masuk ke dalam seseorang tidak
dapat menajiskannya, tetapi apa yang
keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya “
Seringkali manusia hanya mendengar apa yang dia dengar dan melihat apa yang dia
lihat. Padahal, kalau mau mengkaji lebih dalam lagi, apa yang kita dengar belum tentu
seperti apa yang terdengar dan apa yang kita lihat seringkali belum tentu seperti yang
terlihat. Orang mudah mengomentari orang dari hal-hal yang tampak nyata.
Apa yang masuk dalam diri kita, baik perkataan atau tindakan orang itu merupakan
input, kemudian kita olah di dalam hati dan pikiran, dan kita keluarkan berupa output.
Bisa berupa apa saja.
Injil hari ini berbicara tentang input dan output yang masuk ke dalam diri kita. Hal yang
seharusnya kita olah kemudian baru kita keluarkan. Entah berupa kata-kata ataupun
perbuatan. Jika kita mampu mengolah dengan hati yang murni, output yang kita
keluarkan sebagai feedback juga akan murni. Tanpa kepentingan.
Dalam Markus 7 : 14 -23 dikatakan bahwa yang najis itu adalah bukan sesuatu hal yang
datang dari luar tetapi justru hal yang keluar dari seseorang.
Sering orang berpikir pendek bahwa apa yang masuk ke dalam seseorang identik
berupa makanan. Padahal input itu bisa berupa omongan atau penglihatan.
Saya pernah mengalami bahwa saya mengeluarkan input berupa hal yang menajiskan
orang lain. Saya mendengarkan cerita dari orang lain tentang diri saya yang dijelekjelekkan. Saat saya merasa bahwa apa yang diomongkan orang lain tidak benar,
tanpa mengolah dalam hati, emosi saya meledak dan saya mengeluarkan kata-kata
yang setelah keluar kemudian saya menyesalinya. Tetapi terlambat karena perkataan
yang keluar sudah terlanjur membekas. Sejak saat itulah, saya lebih berhati-hati dalam
berkata-kata dan mengolah emosi agar saya tidak mudah emosi dan mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik.
Marilah kita belajar untuk mengolah segala hal yang masuk ke dalam diri kita dengan
lebih bijaksana dengan hati yang murni.
Alin
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Kekuatan Sepatah Kata
Kamis 12 Februari 2015
Mrk 7:29 “Maka kata Yesus kepada
perempuan itu: “Karena kata-katamu itu,
pergilah sekarang sebab setan itu sudah
keluar dari anakmu.”
Kej 2:18-25;
Mrk 7:24-30
Saat saya baru pindah rumah di tahun 1996, di kotak pos saya menerima sepotong kertas
dimana tertulis perikop hari ini. Karena sudah beberapa tahun jarang sekali kegereja, saya
dengan penuh curiga berpikir, “mungkin si pengirim misterius itu menganggap saya, yang
bukan orang lokal ini, seperti layaknya seekor anjing.” Saya merasa ditolak dan dihina.
Lain halnya dengan si ibu yang berasal dari Siro-Fenisia ini. Dia sepertinya sama sekali tidak
tersinggung. Malahan dia terima dengan lapang hati dan dengan spontan mengimani bahwa
remah remah berkat Tuhan bangsa Israel, yang jatuh dari meja perjamuanNya, cukup untuk
makanan orang orang bangsanya yang diandaikan sebagai anjing.
Banyak mukjizat terjadi di jaman Yesus, bukan karena Tuhan yang merencanakan, tetapi
karena iman manusia pada kebesaranNya. Bagi mereka yang sungguh beriman, sepertinya
Tuhan Yesus melontarkan kata kata yang tidak enak didengar, apalagi menghibur. Dia malah
membuat jarak pemisah, bahkan sepertinya menolak permohonan mereka. Di contoh lainnya,
saat diminta anggur, Yesus berkata pada bundaNya: “Wanita (terjemahan sebenarnya bukan
ibu), ada apa diantara saya dan anda, waktuKu belum tiba.” (Yoh 2:4)
Mungkin Yesus tahu bahwa Bunda Maria dan si ibu dari Siro-Fenisia ini tidak akan tersinggung.
Yang ada mereka sungguh percaya pada kemurahan hati Tuhan Yesus, mereka yakin bahwa
Tuhan pasti mencukupi dengan melimpah, hanya dengan lewat kata-kata. Bunda Maria
berkata, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” (Yoh 2:5) Yesus malah berkata, “Karena
kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” (Mrk 7:29)
Sungguh murah hati dan dahsyatnya Tuhan! Hanya lewat kata kata Ia berkarya. Bahkan Ia
mengamini kata kata manusia yang penuh iman, sehingga bisa membawa kepulihan yang
mampu mengusir setan. Teman teman kalau permohonan kita sepertinya ditolak, janganlah
kita cepat menilai Tuhan itu pelit, atau tidak perduli, jahat atau tidak adil. Tetapi mari kita
undang Roh Kudus, supaya kata kata kita selalu disertai dengan iman akan kemurahan hati
Tuhan pada kita.
Frater David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Ia menjadikan segala-galanya baik
Kej 3:1-8;
Mzm 32:1-2.5.6.7;
Mrk 7:31-37
Jumat 13 Februari 2015
Mrk 7:37
“Mereka takjub dan tercengang dan
berkata : “ Ia menjadikan segalagalanya baik ,”
Dalam karya penciptaan, Allah melihat baik adanya dan dalam penciptaan manusia
Allah melihat sungguh amat baik. Ini mau membuktikan bahwa sejak dari awal penciptaan
manusia Allah memiliki rencana yang sangat besar sehingga manusia dapat melihat dan
menyadari karya Allah di dalam hidupnya. Namun karena manusia jatuh dalam dosa
maka hubungan antara Allah dan manusia terputus.
Allah tidak tinggal diam dan Allah memiliki inisiatif untuk memulihkan hubungan tersebut
dengan mengirim Putera-Nya yang tunggal ke tengah dunia, bukan untuk menghakimi
dunia melainkan untuk menyelamatkan dan rela menyerahkan diri sampai wafat di kayu
salib untuk menyatakan bahwa Allah sungguh mencintai dan mengasihi manusia lebih
dari semua ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Seperti dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan
Yesus banyak membuat mujizat: membuka telinga orang yang tuli, dan melepaskan lidah
orang yang gagap sehingga orang tersebut dapat mendengar dan berbicara dengan
baik.
Yesus berpesan supaya jangan menceritakan hal ini kepada siapapun juga, tetapi
semakin dilarang-Nya mereka semakin luas memberitakannya. Mereka sangat takjub dan
tercengang dan berkata “Ia menjadikan segala-galanya baik”. Inilah yang mau Allah
sampaikan kepada kita manusia, bahwa Allah memiliki kuasa untuk menyatakan kasihNya kepada kita, agar kita semakin percaya bahwa Allah selalu hadir dan menolong kita
serta membantu kita untuk dapat melihat hari- hari kita, seperti Dia sendiri melihat-Nya.
Dan mohon rahmat agar kita dapat mendengarkan suara Tuhan sehinga kita mampu
untuk merenungkan sabda-Nya yang senantiasa memberikan kekuatan dan kesejukan
dalam hidup kita sehingga kita dimampukan untuk melaksanakan apa yang menjadi
kehendak Allah di dalam hidup kita setiap hari sambil mewartakan karya tangan Allah
lewat perkataan dan perbuatan kita sehingga banyak orang percaya dan memuliakan
nama-Nya
Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Aku Rela Demi Kamu
Sabtu 14 Februari 2015
Mrk 8:2-3 “Hati-Ku tergerak
oleh belas kasihan kepada orang
banyak ini.
Kej 3:9-24;
Mrk 8:1-10
Suatu hari, dalam sebuah ret-ret untuk anak-anak muda, aku didekati seorang anak muda. Si
pemuda itu bernama Lukas (bukan nama asli). Dia tampaknya sedih. Aku ingin mengetahui
apa yang sebenarnya terjadi padanya. Aku bertanya, “Lukas, bagaimana keadaan anda?
Apakah anda menikmati retret?” Lukas mengangguk. Akupun terus mendekatinya dan
ingin mengetahuinya tanpa membuat dia bertambah sedih. Dia lalu menatap ke arah
aku dan berkata, “DIA JATUH.” Dalam hati aku bertanya, “Apa maksudnya, ‘DIA JATUH.’” Aku
memberanikan diri untuk bertanya, “Apa maksud anda, Lukas?” “Aku melihat Yesus jatuh,” kata
Lukas. Dia lalu menceriterakan pengalaman doanya. “Aku hari ini berjalan bersama Yesus di
jalan salib. Aku memang merasa sungguh sedih melihat Dia terjatuh dan tergeletak di tanah.
Namun ketika Yesus memandang aku, Dia memberikan suatu senyum kebahagiaan. Dia
sepertinya ingin menyampaikan sesuatu di dalam hatiNya. Dia lalu berkata, ‘Lukas, Aku jatuh
demi kamu. Aku jatuh untuk membebaskan dan membangkitkan kau dari dosa.’ Aku merasa
heran, namun aku sungguh merasakan suatu kehangatan di dalam batin ku. Dia Jatuh demi
aku. Aku rela demi kamu.”
Cerita pengalamanku ini membuat aku untuk merenungkan bacaan-bacaan hari ini terlebih
kisah di dalam Injil hari ini. Injil hari ini mengisahkan tetang Yesus memberi makan kepada
4000 orang. Kisah ini menunjukan kasih cinta Tuhan kepada kita umatNya. Pada waktu itu,
Yesus mengajar. PengajaranNya sangat menarik perhatian orang banyak. PangajaranNya
juga menciptakan damai di dalam hati orang banyak.
Kalau kita membaca dan merenungkan kisah ini baik-baik, ternyata Yesus telah mengajar
dalam waktu yang lama. Yesus kemungkinan mengajar dari pagi hingga sore hari. Sehingga
orang sudah kelaparan. Yesus dapat merasakan keadaan dan kondisi dari orang-orang itu.
Dia memanggil murid-muridNya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada
orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai
makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah
di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Dia tidak menginginkan mereka jatuh karena
kelaparan. Ia tidak menghendaki mereka jatuh karena beban yang mereka pikul. Yesus tidak
menginginkan kita semua jatuh karena dosa dan salah kita. Dengan itu Dia rela memikul
salib, beban derita kita. Dia sampai terjatuh di jalan salib itu.
Lukas merasakan bahwa beban deritanya ditanggung dan dipikul Yesus di jalan salib itu.
Yesus merelakan diriNya jatuh demi Lukas, si anak muda itu.
Doa: Tuhan Yesus, yang setia. Syukur dan limpah terima kasih aku sampaikan kepadaMU,
atas kerelaanMu memikul deritaku. Kau merelakan diriMu memikul salib dan jatuh ditindih
beban dosa-dosaku. Tambahkanlah imanku selalu untuk merenungkan kita cinta yang tak
berkekurangan itu. Amin
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Harapan Hidup
Im. 13:1-2.44-46;
1Kor. 10:31-11:1;
Mrk. 1:40-45
Minggu 15 Februari 2015
Mrk. 1:40-41“Kalau Engkau mau,
Engkau dapat mentahirkan aku. Maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan,
lalu mengulurkan tangan-Nya..”
Ini kisah nyata. Ada dua orang pasangan guru yang mengajar di satu Sekolah Katolik terkenal
di salah satu kota di Flores yang mengidap virus HIV Aids. Mereka tertular virus tersebut bukan
karena hidup sexual mereka yang tidak bertanggung jawab tetapi dari transfusi darah
beberapa tahun lalu. Karena mereka adalah guru dan penganut Katolik yang baik, mereka
memutuskan untuk jujur mengatakan apa yang terjadi pada mereka berdua kepada Kepala
Sekolah dan Kepala Yayasan tempat mereka bekerja sebagai guru. Namun, hasil dari
kejujuran mereka berakibat pada diberhentikannya mereka dari pekerjaan mereka. Saya
tidak tahu kisah mereka sekarang, tetapi yang jelas, dokter yang sempat merawat mereka
mengatakan bahwa keinginnan mereka hanya satu yaitu ingin tetap mengajar walau tidak
digaji sekalipun, sebab secara fisik, mereka bisa beraktifitas seperti orang-orang normal.
Bayangkan jika Anda ada dalam posisi mereka. Segala sesuatunya baik, normal, Anda ingin
bekerja, ingin membantu orang, tetapi virus HIV Aids yang ada di dalam diri Anda, membuat
Anda kehilangan pekerjaan dan mungkin juga kehilangan kawan, atau merasakan
pandangan orang tertuju kepada Anda kemana pun Anda pergi, gossip? Jangan ditanya
lagi, pasti menjadi sarapan rutin setiap hari. Penyakit ini seperti kerikil di dalam sepatu, sangat
mengganggu, jadi lebih baik dikeluarkan. Penyakit ini adalah satu batu sandungan yang
mencegah Anda meraih mimpi-mimpi Anda, dan alangkah baiknya kalau batu sandungan
atau rintangan ini bisa diambil dari dalam hidup Anda. Kalau Anda tidak beriman, mungkin
Anda akan menularkan penyakit ini supaya orang lain bisa merasakan apa yang Anda rasakan
atau mungkin Anda sudah lama bunuh diri. Atau kalau Anda beriman, mungkin Anda akan
habiskan waktu doa Anda menggerutu, memohon, menangis atau memohon kesembuhan
pada Tuhan setiap saat. Atau mungkin Anda berpikir, mengapa Tuhan mengizinkan penyakit
macam ini ada di dalam diri Anda, padahal Anda berpikir Anda adalah orang baik. Nah,
mungkin inilah situasi batin dan harapan yang ada dalam diri orang yang sakit kusta dalam
Injil Markus hari ini. Dia berpikir saya tidak bisa sembuh, tidak ada obat di dunia ini yang
bisa menyembuhkan saya, hanya satu yaitu Tuhan, jadi kalau Engkau mau, Engkau dapat
mentahirkan aku (Mrk. 1:40).
Sekarang ini Yesus tidak ada secara fisik dalam sejarah hidup manusia, Dia sudah mati
dari dunia, namun kita percaya bahwa Yesus selalu hadir dalam diri umat-Nya, anggotaanggota-Nya, orang-orang yang telah dibaptis dalam nama Bapa-Putera-Roh Kudus. Nah,
percayakah Anda kalau tiap-tiap kita ini punya kuasa menyembuhkan orang, menghibur
orang, menyelematkan orang? Kita dibaptis tidak untuk mematikan harapan hidup orang,
tetapi kita dibaptis untuk punya hati seperti Yesus yang tergerak oleh belas kasihan lalu
mengulurkan tangan kita dan menjamah saudara-saudara kita yang dikucilkan itu dan
menghargai hidup mereka kembali sebagai manusia sama seperti kita.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Senin 16 Februari 2015
Merasakan dan mensyukuri pemberian-Nya
Mrk 8:11
Lalu muncullah orang-orang
Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus.
Untuk mencobai Dia mereka meminta dari
pada-Nya suatu tanda dari sorga.
Kej 4:1-15.25;
Mrk 8:11-13
Perayaan hari kasih sayang – atau istilah ABG sekarang - Hari Valentine, selalu menjadi
moment yang ditunggu di bulan Februari. Bisa ditebak, kalau seminggu sebelum itu
hingga dua hari menjelang Valentine, toko bunga – toko boneka – dan toko coklat,
menjadi 3 tempat yang paling sering dikunjungi muda-mudi dari berbagai kalangan
usia. Mencari hadiah untuk pacar atau orang yang disayangi, menjadi wajib hukumnya
di hari Valentine.
Ekspresi kasih sayang tergambar dalam bentuk setangkai bunga mawar merah, boneka
piggy atau teddy bear warna pink, hingga coklat bermerk yang lumayan mahal
harganya. Melewati moment valentine tanpa memberikan sesuatu hadiah kepada
orang tercinta, seperti kurang lengkap. Kekasih atau pasangan kita, biasanya meminta
hadiah sebagai tanda rasa cinta dan sayang kita kepadanya. Say or Express love
with flower, doll, or chocolate – so it will become perfecto !! Merayakan hari Valentine
sebetulnya bisa setiap saat, di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Hadiah
atau pemberian orang yang kita sayangi, hanyalah merupakan sebuah tradisi atau
kebiasaan yang sudah dimulai dari zaman dahulu. Nach, kalau misal sedang kondisi
kanker (kantong kering) – tidak bisa kasih bunga, coklat, ataupun boneka, apakah itu
tandanya kita tidak mengasihi pacar, teman, atau pasangan kita ??
Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengeluh akan tingkah laku orang Farisi yang meminta
suatu tanda atau mukjizat dari Yesus, untuk membuktikan bahwa Yesus memang datang
dari Allah. Orang-orang Farisi sebenarnya hanya ingin mencobai Yesus. Mereka sudah
tahu bahwa Yesus adalah Mesias – putra Allah yang hidup.
Ketika dalam kehidupan sehari-hari, kita meminta tanda atau keajaiban dari Tuhan
untuk apa yang telah kita minta, jangan pernah berharap bahwa Tuhan akan selalu
memberikan atau mengabulkannya. Tuhan bekerja tidak hanya dengan tanda-tanda
atau keajaiban, namun melalui setiap peristiwa iman dalam kehidupan kita. Masih bisa
bernafas dan bangun di pagi hari, masih bisa mendapat teguran atau masukan dari
sahabat, masih diberi kesehatan, sebetulnya adalah tanda-tanda kecil dan sederhana
dari Tuhan yang sungguh luar biasa dahsyatnya, namun tidak pernah kita sadari dan
syukuri. Mari kita mencoba melihat dan merasakan kasih Yesus, melalui hal-hal kecil dan
pengalaman iman dalam hidup kita !
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Jadilah Pelangi di atas Awan
PF Ketujuh Saudara Suci,
Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria
Kej 6:5-8;7:1-5.10;
Mrk 8:14-21;
Selasa 17 Februari 2015
Kej 6:8, “Tetapi Nuh
mendapat kasih karunia
di mata Allah.”
Pada Bacaan pertama, dosa-dosa manusia telah menyakiti Allah. hanya Nuh yang
berkenan di hati-Nya. Sedangkan Injil memuat pesan Yesus kepada para Rasul agar
berhati-hati terhadap ragi dunia ini.
Kalau melihat kehidupan kita zaman sekarang, pastilah dosa dan kejahatannya lebih
besar dan lebih banyak dari jaman-Nya nabi Nuh atau jamannya para Rasul. Tetapi
karena Allah telah berjanji kepada nabi Nuh lewat pelangi yang muncul di atas awan,
maka dunia ini masih ada sampai sekarang.
Siapakah Pelangi di atas awan di mata Allah Bapa?
Dalam sebuah catatan pesan Kerahiman Ilahi, Santa Faustina menulis, bahwa ketika
lambung Yesus ditikam, Allah Bapa memandang dunia dari luka di lambung Yesus
dan belas kasihan-Nya pun tercurah ke bumi lewat darah dan air. Ketika Allah Bapa
memandang Yesus yang tersalib, Ia seperti melihat pelangi di atas awan dan teringatlah
janji-Nya kepada Nuh untuk tidak lagi memusnahkan bumi. Salah satu janji Yesus
kepada Santa Faustina adalah bahwa orang yang berdoa koronka atau mendoakan
doa mohon belas kasih Allah lewat penderitaan Yesus tepat pada jam 3 petang atau
jam 3 dini hari, mendatangkan belas kasih dan pengampunan Allah akan dosa-dosa
berat manusia.
Santa Brigita juga menulis bahwa Bunda Maria adalah Pelangi di atas awan, karena ia
dipilih dari antara manusia untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan. Ketika
dosa dunia menyakiti hati Allah, doa-doa Rosario yang dilambungkan dipersembahkan
Bunda Maria kepada Allah sebagai mawar-mawar segar yang harum semerbak dan
mendatangkan belas kasih Allah kepada dunia.
Siapa pun yang tetap mencintai Allah dengan sepenuh hati di tengah-tengah tawaran
kenikmatan dunia ini, ia menjadi ‘Nuh-Nuh’ dan menjadi ‘Pelangi di atas awan’ yang
mendatangkan belas kasih Allah bagi orang di sekitarnya.
Jadilah pelangi di atas awan yang menyenangkan hati Allah dan mendatang kasih
karunia-Nya.
Narita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Rabu 18 Februari 2015
Hati - Hati Gunakan Hatimu
Yoel 2:12 Tetapi sekarang juga
demikianlah firman TUHAN, “Berbaliklah
kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa, dengan menangis dan
dengan mengaduh”
Yl 2:12-18; 2Kor 5:20-6:2;
Mat 6:1-6.16-18
Bulan Februari masih tergolong awal tahun. Advent yang mendahului Natal, yang kita isi
dengan persiapan pribadi juga baru saja berlalu. Waktu pergantian tahun yang penuh
diisi dengan doa, refleksi, amal kasih, pertobatan dan resolusi baru saja kita lewati. Bisa
dibilang kita baru saja memulai lembaran baru dalam hidup kita, lembaran tahun 2015.
Saatnya kita untuk tancap gas dalam upaya dan karya untuk meraih impian dan harapan
kita di tahun ini.
Baru saja memulai lembaran baru..kok bacaan awal tahun sudah menyodorkan pesan
pertobatan? Berbalik..? Gimana mau berbalik, jalan aja baru 2 langkah nih? Injil pun
memberikan pesan tentang puasa yang adalah bagian dari pertobatan.
Kalau dipikir, mungkin karena dari segi kalender liturgi, kita tidak lama lagi akan memasuki
masa pra paskah.
Namun di balik itu, saya merenungkan bahwa pertobatan bukanlah hanya bagian dari
persiapan menyambut hari-hari raya besar dalam gereja, atau pun persiapan menyambut
peristiwa-peristiwa penting dalam hidup kita. Lebih dalam dari itu, pertobatan adalah sikap
hati yang harus senantiasa kita bangun dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, sehingga kita
senantiasa dapat menjadi saluran berkat bagi sesama.
Bayangkan saluran air yang ada kotoran atau sampah di dalamnya, aliran airnya jadi
tidak lancar. Demikianlah juga dengan hidup kita. Kita perlu senantiasa membersihkan
hati kita dengan pertobatan, agar kita bisa dipakai oleh Tuhan menjadi saluran berkat
yang lancar.
Kita perlu senantiasa “berbalik kepadaNya” - memperbaharui komitment kita untuk
mencari wajahNya di atas wajah dunia yang senantiasa sibuk dengan sejuta tawaran
yang menggoda dan mengajak kita jatuh di dalamnya. Pertobatan membantu kita
memperbaharui komitment ini dari waktu ke waktu.
“Jadikan aku bait sucimu yang kudus dan yang tiada bercela”
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Pikul Salib
UL 30:15-20;
Luk 9:22-25
Kamis 19 Februari 2015
Luk 9 : 23 Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku.
Pikul salib, bagaimana caranya ya?
Setiap hari kita bertemu dengan banyak orang, ada yang sepaham dengan kita ada yang
tidak. Baik orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, ada yang menjengkelkan, ada yang
menyakitkan hati baik dalam kata atau perbuatan.
Setiap hari kita bertemu dengan anggota keluarga. Bertemu dengan suami/istri, orang tua, mertua,
kakak, adik, ipar, anak, termasuk pembantu rumah tangga. Kadang mereka menyenangkan,
kadang menyebalkan, kadang membuat sakit hati.
Setiap hari kita juga mengalami banyak kejadian, sama juga ada kejadian yang membuat
bahagia, ada yang membuat marah, ada yang membuat sedih.
Semua hal diatas membuat hidup kita penuh warna.
Orang yang kita temui, kejadian yang kita alami memberikan warna-warna tertentu dalam hidup
kita.
Pikul salib dalam kehidupan sekarang ini bagaimana ya?
Sekarang kan udah ga ada hukuman disalib.
Dahulu orang yang bersalah mendapat hukuman disalibkan.
Terus bagaimana pada zaman sekarang sebagai pengikut Yesus harus pikul salib?
Dari setiap hal yang tidak menyenangkan, menyedihkan, menjengkelkan, menyakitkan hati.
Permasalahan yang kita alami dalam keluarga, pekerjaan, gereja atau di masyarakat. Hal-hal
yang memberi warna gelap dalam hidup kita.
Inilah salib-salib dalam hidup kita.
Bagaimana kita memikulnya? Bagaimana kita dapat mengatasinya?
Hal-hal inilah yang membuat kita hari demi hari dapat semakin bertumbuh.
Bila kita gagal dan semua permasalahan membuat kita menjauh dari Tuhan berarti kita jatuh
saat memikul salib kita. Bila kita mampu bertahan dan tidak terbawa emosi atau menjauh dari
Tuhan membuat iman kita semakin dewasa.
Satu hal teladan yang Yesus berikan. Jangan pernah putus asa, bangun dan bangun lagi bila
jatuh. Dengan menghadapi semua masalah kita tiap hari kita pun memikul salib kita tiap hari.
Membuat kita dapat semakin maju dan berjalan mencapai tujuan. Menjadikan kita sebagai
pengikut Kristus.
nathasa
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Mengapa aku berpuasa?
Jumat 20 Februari 2015
Mat 9:15 “Dapatkah sahabat-sahabat
mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai
itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang
mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu
itulah mereka akan berpuasa.
Yes 58:1-9a;
Mat 9:14-15
Dua hari yang lalu, kita baru saja menerima abu di dahi, sebagai lambang pertobatan
di dalam masa pra paskah ini. Dan, seperti biasanya, dalam menyongsong hari raya
Paskah, pasti ada Pantang dan Puasa.
Kalau dulu saat masa – masa SMP, saya sering bergurau dengan teman – teman bahwa
pantang yang kami jalani adalah Pantang Belajar :-D
Dan juga, bila sekarang saya melihat kembali diri saya, sepertinya saya menjalani
Pantang dan Puasa ini hanya karena aturan. Inti dari pantang dan puasa, seringkali
terlewatkan.
Mungkin sama dengan bacaan hari ini, dimana murid – murid Yohanes dan kaum farisi,
mereka menjalani puasa, karena memang aturan yang ditetapkan untuk berpuasa.
Namun, mengapa mereka harus berpuasa, mungkin mereka tidak mengetahuinya.
Bila kita mau bercermin ke dalam diri kita sekarang, coba jawablah dengan jujur
“Mengapa aku harus melakukan pantang dan puasa di masa Pra Paskah ini?”
Dan semoga tuntunan dari Allah serta Roh Kudus senantiasa membimbing kita dalam
menemukan jawaban tersebut..
Amin
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Ikutlah Aku
PF S. Petrus Damianus,
Uskup dan Pujangga Gereja.
Yes 58:9b-14, Luk 5:27-32 .
Sabtu 21 Februari 2015
Luk 5:27 “Kemudian, ketika Yesus pergi
keluar, Ia melihat seorang pemungut
cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk
d rumah cukai, Yesus berkata kepadanya:
Ikutlah Aku.”
Diseluruh belahan bumi sejak jaman dahulu kala manusia hidup terkotak-kotak. Perbedaaan
atau kotak-kotak itu diciptakan oleh manusia sendiri. Ada yang berdasarkan geografis,
warna kulit, kasta, ekonomi, kedudukan, pekerjaan, kepandaian dan seterusnya.
Ketika Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu Dia membawa suatu pesan baru yaitu
Cinta Kasih, yang tidak mengenal batasan warna kulit, bangsa, bahasa atau kedudukan
seseorang. Dalam Injil hari ini , Yesus juga memanggil Lewi, seorang pemungut cukai yang
dianggap oleh masyarakat Yahudi pada waktu itu seorang pendosa, untuk mengikuti Dia.
Kita semua yang dipanggil pada jaman ini untuk mengikutiNya berasal dari berbagai
bangsa, sehingga kita semua adalah saudara dan tidak ada lagi perbedaan jika kita
melaksanakan FirmanNya dan hidup di didalamNya, maka kita semua adalah anak-anak
Bapa yang berada di surga.
Ketika kita dipanggil untuk mengikuti Yesus, Dia menghendaki relasi yang terus menerus
dengan kita, umat pilihanNya. Tampa relasi/hubungan yang mendalam dengan Yesus maka
hidup kita akan hampa karena Yesus adalah satu-satunya sumber hidup yang sejati. Relasi
kita dengan Yesus merupakan landasan relasi kita dengan sesama, baik dalam kehidupan
keluarga maupun membiara. Tampa Yesus kita tidak akan kuat menghadapi berbagai
macam hal dalam hidup ini, bukan hanya kesulitan saja yang menyusahkan manusia,
bahkan kelimpahan yang tidak dipergunakan seturut kehendak Allah pun pada ahirnya
akan memjadikan manusia sengsara karena kehilangan kedamaian dan kebahagiaan dari
Sorga.
Lewi yang dicap pendosa itu dipanggil untuk dibentuk oleh Yesus. Kita juga orang berdosa
yang dipanggil untuk mengikuti dan dibentuk oleh-Nya, melalui injilNya, untuk memberikan
kesaksian tentang Yesus.
Mengikuti Yesus adalah suatu proses sepanjang hidup seperti para kudus yang senantiasa
berserah kepadaNya agar dapat dibimbing dan dibentuk oleh Roh Kudus sesuai dengan
keehendakNya.
Doa: Tuhan Yesus saya bersyukur dan berterimakasih, karena Engkau telah memilih dan
memanggil saya untuk mengikutiMu. Saya menyerahkan seluruh hidup saya seutuhnya
kedalam tanganMu agar dapat Engkau bentuk sesuai dengan kehendakMu. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Jangan Lupa Tuhan
Minggu 22 Februari 2015
Mrk. 1:13 “Di padang gurun itu Ia
tinggal empat puluh hari lamanya dicobai
oleh Iblis. Ia berada di antara binatangbinatang liar dan malaikat-malaikat
melayani Dia.”
Pesta Takhta S. Petrus, Rasul
Kej. 9:8-15;
1Ptr 3:18-22;
Mrk. 1:12-15
Setiap kali kita memasuki masa prapaskah, kita selalu diajak untuk merenungkan bacaan
hari ini dimana Yesus menghabiskan waktunya empat puluh hari di padang gurun di antara
binatang-binatang liar. Saya mau memfokuskan renungan hari ini tentang padang gurun
dan lebih khusus lagi dimana Yesus berada di padang gurun yang notabene tempatnya
binatang-binatang liar.
Binatang-binatang liar yang paling mencolok yang hidup di padang gurun yang panas
adalah tentunya yang berbisa seperti ular, kalajengking dan serangga-serang lainnya yang
beracun. Berada di tengah-tengah binatang liar, Yesus dicobai oleh iblis. Dalam suasana
lapar dan haus karena berpuasa dan matiraga, Yesus menghadapi berbagai cobaan yang
sangat manusiawi yaitu masalah makanan, kekuasaan dan tahta. Seperti yang kita tahu, iblis
mencobai Yesus dengan memanipulasi ayat-ayat kitab suci yang ditepis dan dimentahkan
oleh Yesus dengan ayat kitab suci yang lainnya.
Nah, merenungkan kisah Yesus yang dicobai oleh iblis di padang gurun, tentunya kita
juga dalam kehidupan kita menghadapi cobaan dan godaan di dalam “padang gurun”
kehidupan kita sehari-hari. Dalam menghadapi cobaan dan godaan iblis kita dikerumuni
oleh “binatang-binatang liar” modern yang tentunya sangat beracun dan berbisa bahkan
bisa membunuh kehidupan rohani kita.
Salah satu “ular berbisa” dan “kalajengking beracun” modern yang kita hadapi saat ini adalah
melupakan Tuhan. Karena kita sudah dijejali oleh tehnologi yang membuat kita nyaman,
kita secara perlahan-lahan diracuni oleh hal tersebut sehingga kita akan segera melupakan
Tuhan. Itulah padang gurun jaman sekarang yang merongrong kehidupan rohani kita.
Kalau kita sudah mulai malas berdoa, tidak pernah mengadakan persekutuan iman, jarang
ke gereja, kita akan dengan mudah diarahkan untuk melupakan Tuhan. Maka, marilah kita
meneladani Tuhan Yesus yang hidup di Padang Gurun. Dia tidak melupakan Allah Bapanya.
Dia tetap mengandalkan Allah Bapa dan tidak jatuh ke dalam godaan iblis. Amin
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Mengasihi sesama kita
PW S. Polikarpus, Uskup dan Martir
Why 2:8-11;
Mat 25:31-46
Senin 23 Februari 2015
Mat 25:34
“Mari, hai kamu yang diberkati
oleh Bapa-Ku …”
Bila anda seorang pelajar atau mahasiswa, tentu akan sangat senang kalau
tahu pertanyaan apa yang akan ditujukan pada anda dalam tesa atau ujian
akhir, sehingga dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum tiba harinya.
Perikop Injil hari ini kurang lebih menggambarkan situasi yang sama pada akhir
perjalanan setiap manusia di dunia.
Tetapi, yang menarik dari perikop Injil yang dikisahkan oleh penginjil Matius
hari ini adalah di hadapan Anak Manusia yang datang dalam kemuliaan-Nya,
mereka yang Ia tempatkan di sebelah kanan-Nya, yang telah menjalankan
perintah untuk mengasihi, tidak menyadari kalau dengan mengasihi sesama
saudara, mereka telah mengasihi Kristus sendiri.
Kasih telah menjadi hukum bagi hidup keseharian mereka, sehingga mengasihi
adalah satu-satunya hal penting untuk mereka laksanakan dalam hidup.
Karena itu tidak ada tempat bagi keegoisan dalam perilaku hidup mereka,
sejak mereka menerima sabda Tuhan di dalam hati dan percaya bahwa Allah
memberi ganjaran pada setiap orang yang melaksanakan sabda-Nya. Sabda
ini dinyatakan sekali lagi bagi setiap kita hari ini. Ganjaran yang disiapkan sejak
dunia dijadikan adalah kerajaan Allah sendiri. Tidakkah akan menjadi akhir
yang begitu indah juga bagi anda, jika mengasihi sesama saudara menjadi
norma hidup sehari-hari dan bukan hanya sekali-sekali atau untuk sementara
waktu?
Sr. M. Benedicta, OSB.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Persaudaraan/Persahabatan Dalam Doa Bapa Kami
Selasa 24 Februari 2015
Matius 6:7a “Lagipula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah”
Yes 55:10-11 ;
Mat 6:7-15
Bacaan Injil hari ini mengangkat tema doa “Bapa Kami’, doa yang diajarkan oleh Yesus
dan kiranya kita semua hafal di luar kepala. Berdoa berarti berelasi atau berkomunikasi
dengan Tuhan, doa yang baik dan sejati adalah yang dipersembahkan seutuhnya
kepada Tuhan. Namun suatu pertanyaan dan permenungan hari ini apakah kita telah
menghayati isi doa Bapa Kami tersebut di dalam cara hidup dan cara bertindak
setiap hari. Isi utama dari doa Bapa Kami menurut saya adalah persaudaraan atau
persahabatan sejati, kita diajak untuk memperhatikan kehidupan persaudaraan
atau persahabatan sejati dengan sesama. Secara nyata kita diharapkan senantiasa
menghayati kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari, sehingga hidup dan bertindak
dalam kuasa Allah.
Bapa mengajak juga agar kita mau hidup sederhana dan saling mengampuni.
Mengampuni itu mudah apa sulit? Ya saya pribadi berkata mengampuni itu mudah tapi
menjalankan pengampunan serta melupakan itu yang membutuhkan waktu. Dalam
doa Bapa Kami kita diajak mengampuni kesalahan orang lain agar kesalahan kita juga
bisa diampuni oleh Bapa di surga. Mari dalam masa prapaskah ini kita bersama diajak
untuk bisa melepaskan pengampunan dan melupakan kesalahan orang lain agar Bapa
disurga juga mengampuni segala kesalahan kita. Selamat memasuki masa prapaskah,
semoga pertobatan sejati membawa kita semakin dekat dengan Sang Juru Selamat...
Cutam
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Memaksa Tuhan
Yun 3:1-10;
Luk 11:29-32
Rabu 25 Februari 2015
Lukas 1:29 “…Angkatan ini adalah angkatan
yang jahat mereka menghendaki suatu tanda, tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus
Seorang ibu pengusaha restaurant “S” bersaksi dalam satu acara kebangunan rohani
di Denpasar. “…sekarang saya percaya bahwa Yesus itu benar benar adalah Tuhan
dan Juru Selamat Kami…”
Kemarin sore saya meminta kepada Tuhan kalau Dia benar benar Tuhan yang berkuasa
dan bisa melakukan mujizat supaya Dia menurunkan hujan, dan benar saja tidak lama
kemudian hujanpun turun rintik-rintik. Saya pun mohon kepada Tuhan untuk menolong
kami menyediakan USD 10.000,- karena kami harus mengirim uang untuk anak kami
yang study di luar negeri, sungguh luar biasa ada seorang teman tanpa kami minta
memberi pinjaman USD 10.000,- tanpa syarat syarat yang berat…”
Kesaksian yang konyol dan agak menggelikan dari ibu itu; syukurlah diluruskan oleh
ibu Agnes si pembawa Firman bahwa kita sebaiknya jangan memaksa maksa Tuhan.
Mungkin kita juga tanpa sadar sering berdoa dan bertindak seperti orang farisi dan
ahli - ahli Taurat. Kita memaksa Tuhan supaya mengabulkan permohonan kita dan lebih
tidak tahu diri lagi, Kita meminta Tuhan memberi tanda - tanda bahwa doa kita akan
dikabulkanNya.
Tentu Tuhan Yesus tidak senang dengan cara - cara sepert itu. Kita juga harus melakukan
upaya yang keras dan penuh iman kepercayaan supaya permohonan kita kepadaNya
terkabul.
Yang paling baik, supaya hidup ini terasa damai; kita ikuti saja teladan Bunda Maria,
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada-KU menurut perkataan-Mu.” Amin
Iwan Setiawan
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Mau Jadi Tuhan?
Kamis 26 Februari 2015
Mat 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia
akan memberikan yang baik kepada mereka
yang meminta kepada-Nya.”
Est 3:10a.10c-12.17-19;
Mat 7:7-12
Di film Bruce Almighty, si Bruce yang diperankan oleh Jim Carey kalah dalam promosi
jabatannya sebagai reporter televisi. Lalu karena tingkah lakunya di kamera yang memalukan,
dia dipecat. Bruce menjadi begitu marahnya dengan Tuhan dan berdoa bahwa Tuhanlah
yang seharusnya dipecat!
Bruce lalu menerima pesan di pagernya. Tuhan ingin meyakinkan si Bruce bahwa Dia
sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Caranya? Tuhan menawarkan Bruce untuk
memberikan kekuatannya dengan satu kondisi, yaitu dia tidak bisa merubah kehendak
pribadi manusia. Ini diterima tetapi disalah gunakan oleh Bruce. Misalnya dia memakai
kekuatan itu untuk merayu gombal pacarnya, dan membuat reporter saingannya menjadi
gagap dan akibatnya dipecat.
Bruce mulai mendengar suara-suara yang berupa doa-doa manusia. Dia membuat
komputer email yang super hebat untuk menanggapi doa doa itu. Tetapi karena begitu
banyaknya dia tidak sanggup membaca apalagi melayani permohonan permohonan itu
secara pribadi. Akhirnya dengan satu tombol Bruce dengan sekejap mengabulkan semua
permohonan yang ada tanpa sedikitpun pertimbangan akan dampaknya. Alhasil, “dunia
menjadi kacau balau”.
Di sebuah pesta Bruce juga kepergok berciuman dengan koleganya. Pacarnya marah besar
lalu minta putus. Bruce menggunakan kekuatannya untuk mempertahankan hubungan
mereka. Tetapi ternyata Bruce tidak mampu merubah kehendak hati sang pacar sesuai
dengan perjanjiannya dengan Tuhan. Akhirnya Bruce menyerah dan memberikan kembali
kekuatannya itu kepada Tuhan.
Teman teman terkasih, bagaimana tanggapan kita kalau malang menimpa kita. Apa
kita menjadi seperti Bruce? Atau tetapkah kita percaya kepada Bapa, yakin akan
kemahabaikanNya pada kita? Apakah hati dan bibir kita tetap memuji, ataukah kita
bersungut-sungut kalau permohonan kita ditolak atau belum dikabulkan? Apakah kita tetap
bersyukur, ataukah kita menuduh Dia tidak peduli? Apakah Bapa tetap menjadi harapan kita
satu satunya untuk segala yang kita butuhkan, atau hati kita sekarang berpaling pada yang
lain seperti manusia yang fana, uang yang berkuasa dan kekuatan kita sendiri?
Ya Bapa, ampunilah kami saat kami penuh keraguan akan Engkau. Biarlah Roh KudusMu
menjadikan kami anak anakMu, yang tetap percaya akan kemahabaikanMu pada kami,
sehingga kami bisa mencontoh putraMu Tuhan kami Yesus Kristus, yang setia berharap
padaMu, bahkan dikala Engkau sepertiNya tidak peduli, saat Dia mati tersiksa dikayu salib
untuk menebus dosa dosa manusia. Amin.
Frater David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Bolehkah Marah?
Yeh18:21-28,
Mat 5:20-26
Jumat 27 Februari 2015
Mat 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum;
Salah satu teman saya adalah orang yang ceplas ceplos, dia ga suka basa basi, ga suka
bercanda. Bawaannya serius terus. Nah sekali waktu ada teman yang lain yang melakukan
suatu perbuatan yg ga baik, dan itu membuat teman saya marah. Marah sampai beberapa
teman yang lain agak takut melihat kemarahannya. Dan sampai sekarang dia juga ga mau
berhubungan lagi dengan teman tersebut (yang membuat dia marah).
Ayat rhema diatas mengingatkan saya mengenai sakramen pengampunan dosa yang
intinya sudah dijelaskan oleh salah satu Romo pembimbing rohani kami. Forgiving is not
forgeting, is it ok in Catholic?
Karena saya sendiri susah untuk berhubungan kembali kepada teman yang pernah
menyakiti saya, pasti para pembaca Fresh Juice juga terkadang memiliki pengalaman yg
tidak menyenangkan terhadap seseorang dan tidak mau berhubungan lagi dengan orang
tersebut.
Dan Romo tersebut menyatakan bahwa itu hal yang biasa, dan tidak masalah, SELAMA
hubungan tersebut tidak memisahkan diri kita dengan TUHAN, dalam artian kita benar benar
mengampuni orang tersebut, dan memang menghindari karena Takut mendapatkan luka
batin kembali.
Marah itu hal yang wajar, karena kemarahan adalah salah satu respon emosi yang kita
miliki, tetapi jangan sampai marah kita menjadi marah yang destruktif baik pada diri sendiri
apalagi orang lain. Yesus sendiri pernah marah kok.
Semoga kita bisa mengontrol emosi kita saat kita marah, dan pada saat marah kita TIDAK
akan pernah bisa melakukan hal yang baik dan bijaksana.
Tuhan Yesus memberkati.
When I have lost my temper
I have lost my reason too.
I’m never proud of anything
Which angrily I do.
- unknown Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
Sempurna
Sabtu 28 Februari 2015
Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang di
sorga adalah sempurna
Ul 26:16-19;
Mat 5:43-48
Waah. Tuhan menuntut kita menjadi pribadi yang sempurna.
Susah banget ya.
Dulu saya adalah seorang perfectionis, rasanya kalau pekerjaan tidak selesai
sempurna, masih akan kepikiran sampe tidur.
Sekarang juga seperti itu , walau agak berkurang.
Tantangannya mencari kesempurnaan membuat kita menjadi stress, tidak
memberi toleransi dan malah mungkin bisa membuat orang lain sakit hati.
Mungkin Tuhan menginginkan kita berusaha semaksimal mungkin.
“Kalau cuma menyapa orang , tukang pajak juga melakukan hal yang sama!”
Kata Yesus kurang lebih seperti itu. Tapi berusaha menjadi lebih dari atas rata
rata.
Buya Hamka, penulis jaman dulu, sempat menulis :
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”
Menarik, bahwa kita dituntut memberi arti lebih dari semua yang kita lakukan.
Apakah kita cuma bekerja saja sehari hari? Atau pekerjaan kita memberi
makna lain?
Kata orang bijak, hidup yang berguna adalah ketika hidup kita menjadi berkat
dan manfaat bagi orang lain.
Berat.
Tapi tidak ada salahnya kita mencoba.
Setelah membaca renungan ini, apa yang akan kamu lakukan untuk membuat
hidup kamu jadi lebih bermakna?
Mari menjadi sempurna di mata Tuhan.
Jeff K
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 63 / 2015
www.DOJCC.com
Celebration Meal
24 Januari 2015 di Hotel Maria
Barbeque Youth Night
30 Januari 2015
Ultah Amabel
3 Februari 2015
Putri Pasutri Frengky dan Putu
Download