Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Terbuka Untuk UMUM Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 Info mengenai DOJCC Hubungi : 0878 6180 5088 [email protected] www.DOJCC.com Misa Peletakan Batu Pertama di Rumah Pelangi Kasih Bali - Pelaga Senin 5 Jan 2015 Sumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Foto bersambung ke halaman 40 Sumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Mengunjungi Putri Relen yang baru lahir 14 Januari 2015 Doa Taize bersama Adorer Paroki FX GALERI PHOTO KEGIATAN JANUARI 2015 Tugas Tatib di Gereja FX Bulan Januari 2015 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Selamat bertemu sahabat terkasih..... kembali sahabat- Di pertengahan bulan ini kita mulai memasuki masa prapaskah. Masa-masa mempersiapkan hati kita unt pertobatan, berpantang dan berpuasa. Mengingat dan.merenungkan kembali kisah sengsara Yesus Kristus dalam karya penyelamatan umat manusia. Pengorbanan Yesus adalah bentuk kasih yang nyata dalam hidup kita masingmasing. Maka marilah di masa prapaskah ini juga kita juga memberikan Kasih yang nyata kepada Tuhan dan sesama sebagai wujud Tuhan yang nyata didunia ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua Salam Fresh Juice Nathasa PemRed Fresh Juice Kuasa Ul. 18:15-20; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21-28 Minggu 1 Februari 2015 Mrk. 1:27 “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya“ Ada banyak arti dari kata kuasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi on line, pertamatama kata kuasa berarti kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Kedua, kuasa juga berarti wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan, memerintah, mewakili, mengurus sesuatu. Terakhir, kuasa juga sama dengan pengaruh kuat (karena martabat atau bahkan kesaktian) seseorang atas orang lain. Yesus berkata-kata dengan kuasa, bahkan menurut Injil Markus kata-kata Yesus punya pengaruh untuk memerintah roh-roh jahat agar taat kepada-Nya. Konteks ceritera dalam Injil Markus adalah Yesus di rumah ibadat di Kapernaum dan mulai mengajar di situ. Dalam Injil Markus, ini adalah penampilan publik Yesus yang pertama secara resmi di hadapan mata banyak orang, sebagai guru, Ia mewartakan kabar gembira bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mrk. 1:15). Ia mengajar bukan seperti para ahli Taurat yang mengajar orang berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, atau mengajar dari apa yang telah mereka pelajari. Tetapi Yesus seolah mengajar atas nama Allah sendiri, atau seolah-olah Allah sendri yang hadir dan mengajar mereka di tempat ibadah di Kapernaum. Lalu tidak hanya itu saja, cara mengajar Yesus yang penuh kuasa itu dikonfirmasi dengan mukjizat yang Ia buat, yaitu mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan setan. Yesus berkata „Diam, keluarlah dari padanya!“ Keluarlah dari pada milik kepunyaan-Ku, keluarlah dari wilayah kekuasaan-Ku. Inilah kabar gembira Allah itu dalam Injil Markus, yaitu kita yang telah dibaptis dan mendengar ajakan Allah pasti akan mengalami kesembuhan dan pembebasan. Tubuh kita adalah tempat tinggal Roh Kudus, bukan tempat untuk setan tinggal. Karena itu, Yesus menghardik setan yang ada untuk diam dan keluar. Kita tidak seharusnya tunduk pada kuasa-kuasa setan atau lebih tepatnya kuasa dunia yang mengikat. Salah satu teman saya pernah memposting di facebook tentang hubungan manusia dan harta. Banyak orang mengejar harta, mereka bangga memiliki banyak harta tetapi sesungguhnya adalah harta itu memiliki mereka. Dengan kata lain kita semua yang masih hidup di dunia ini, entah itu imam, biarawan, biarawati dan awam, semuanya kalau kita tidak hati-hati kita bisa dikontrol oleh harta-harta yang kita miliki. Kita takut kehilangan mereka. Kita mohon supaya mereka tinggal dekat dengan kita, kita berjanji mengasuransikan harta kita, karena tanpa mereka kita tidak bisa hidup seperti manusia lagi. Karena itu ketika orang seperti St Fransiskus Assisi mulai membagikan harta ayahnya kepada orang miskin dan mulai hidup miskin sekali, kita anggap dia gila, tidak waras, kerasukan setan, dan perlu doa pembebasan. Wahai teman-temanku, kita ini adalah milik kepunyaan Allah, yang kita perlukan adalah membuka diri kita, supaya Tuhan sendiri bisa masuk dan mengajar di dalam hati kita, dan semoga kita dianugerahi telinga hati yang peka, dan membiarkan tiap roh jahat yang ada dalam hati kita untuk dihardik dan diusir dari dalam wilayah kekuasaan Allah sendiri. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Datang ke Bait Kudus-NYA Senin 2 Februari 2015 Luk 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan. Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah Mal 3:1-4, Ibr 2:14-18, Luk 2:22-40 Waktu kecil, saya sudah tidak ingat lagi apakah saya sering diajak orangtua untuk pergi ke Gereja di hari Minggu. Bagi orangtua pada umumnya, ada kebanggaan bisa memperkenalkan Gereja kepada anaknya, mulai dari kecil. Banyak pula yang beranggapan, jika membawa anak kecil ke Gereja hanya akan bikin repot, entah rewel, lari kesana kemari, ataupun nangis minta dibelikan snack/susu. Di Gereja tempat saya ibadah, banyak dinamika yang muncul seperti yang saya ceritakan di atas. Saya merasa senang, ketika melihat satu keluarga duduk bersama, ayah-ibu-dan kedua anaknya. Mereka mengikuti misa dari awal sampai akhir, ikut bernyanyi, dan berdoa bersama. Apalagi kalau waktu moment salam damai, saya paling salut sama keluarga yang bersalaman, kemudian cipika-cipiki satu sama lain. Kehangatan dalam keluarga itu seakan terpancar dan saya rasakan, ketika melihat kejadian tersebut. Berbeda lagi dengan satu keluarga “cemara” yang saya selalu temui di Gereja saya. Keluarga ini selalu datang pukul 10:30 wita, ketika hampir saat-saat komuni. Mereka berjalan dengan santai dari tempat parkir menuju ke dalam Gereja. Setelah komuni selesai, mereka pun “belanja” di stand-stand makanan di pelataran depan Gereja atau langsung capcus ke Mall. Dalam hati saya cuma berkata, “apa anaknya gak heran dengan perbuatan orangtuanya, dan Gereja sepertinya cuma sekedar tempat singgah untuk terima komuni !” Injil hari ini mengajarkan kita akan teladan Maria dan Yosef yang menaati perintah Tuhan dan Hukum Taurat Musa. Mereka membawa Yesus kecil ke kenisah dan “dipersembahkan” kepada Tuhan. Semoga keluarga-keluarga Katolik di zaman sekarang, dapat meneladani apa yang dilakukan Maria dan Yosef, untuk semakin mengenalkan anak-anaknya supaya datang ke Gereja, dan beribadah dengan benar di hadapan Tuhan. HILDA Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 8 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Teka-teki kehidupan Selasa 3 Februari 2015 Mrk 5:34 PF S. Ansgarius, Uskup, S. Blasius, uskup dan martir Ibr 12:1-4; Mrk 5:21-43 “Hai anakKu imanmu telah menyelamatkan engkau” Hidup ini penuh dengan teka-teki, dimana sesuatu yang tidak dapat kita duga, diprediksi atau yang tidak dapat kita sangka-sangka sebelumnya. Kita tidak dapat pastikan bahwa segala sesuatu itu akan berjalan dengan lancar-lancar saja dan baik, seperti yang kita bayangkan atau harapkan. Hari ini kita boleh tertawa, tetapi siapa tahu kalau besok kita bisa menangis, dan sebaliknya. Hari ini kita beruntung, besok bisa saja kita rugi. Hari ini kita senang karena telah ditolong seorang teman, tetapi besok siapa yang tahu kalau teman juga bisa menipu kita, dan mengecewakan kita. Dalam perjalanan hidup, kitapun kadang-kadang harus melewati yang namanya padang gurun. Namun semua keadaan itu, jangan membuat kita mudah kecewa dan putus asa, tetapi sebaliknya, jadikanlah semua pengalaman hidup kita entahkah itu baik atau buruk, untuk membuat iman kita mejadi semakin kuat dan bertumbuh dewasa. Sehingga dalam melewati semua keadaan, kitapun akhirnya dapat berkata “Kalau bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan dapat berjalan”. Melalui setiap kesulitan yang telah kita alami, akan membuat kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan. Masa sukar, masa sulit, masa yang kurang menyenangkan dapat saja selalu terjadi dalam hidup kita, dan itulah ujian-ujian bagi kita untuk menjadi lebih baik lagi. Tuhan sering menyampaikan pesanNya melalui masalah yang diijinkan dalam hidup kita. Jika Tuhan berbicara kepada kita baik melalui FirmanNya atau orang-orang disekitar kira, biarlah kita senantiasa taat dan melakukan perintahNya. Jangan biarkan logika pikiran kita menghalangi perbuatan kita untuk melakukan FirmanNya. Seringkali apa yang Tuhan perintahkan berlawanan dengan sifat-sifat dunia ini. Berdialog dengan Tuhan apa yang menjadi beban, menjalaninya dengan wajar. Dalam keheningan atau bahkan dalam aktivitas sehari-hari, mencoba memahami apa Dia inginkan dalam kehidupan kita melalui masalah atau kesempatan yang sedang kita jalani. Dalam perjalanan kehidupan ada kalanya kita merasa jenuh, ya saatnya istirahat dulu, istirahat sejenak dari segala rutinitas. Bertemu dengan orang-orang baru, mencoba kegiatan baru, sambil terus berdialog denganNya, atau melalui Firman Tuhan. Lakukan apa yang telah difirmankan Tuhan bagi kita. Jika kita taat melakukan perintahNya, maka kita akan melihat perbuatanNya yang ajaib dalam kehidupan kita. Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Rabu 4 Februari 2015 Menjadi berlian yang berkilau Ibr 12:6 Karena Tuhan menghajar orang Ibr 12:4-7.11-15, Mrk 6:1-6 yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak Berlian, kita semua tentu mengetahui bahwa berlian batu alam yang paling terkenal dan berguna diantara 3000 galian yang diketahui. Berlian yang sudah dibentuk, banyak dipasang di perhiasan, mahkota, dan tentu harganya pun menjadi mahal dibanding sebelum diasah. Proses pengasahan maupun pemotongan bisa berkali kali dari segala sudut sehingga menghasilkan sebutir berlian yang wowww. Semakin banyak diasah sehingga makin membentuk banyak “mata” di dalam berlian tersebut, membuat harganya pun berbeda dibanding berlian yang hanya sekedar diasah dan hanya memiliki sedikit “mata”. Berlian yang memiliki banyak mata, mampu memantulkan warna yang indah dibanding berlian yang hanya memiliki 1 atau 2 mata. Selama hidup didunia ini, kita ini ibaratnya seperti berlian yang masih menjalani proses pembentukan. Kita ditempa, diasah, dipoles.. oleh sang maestro, yaitu Tuhan. Tuhan menjadikan kita pribadi bernilai tinggi melalui proses pembentukan yang tidak mudah. Ada airmata, ada tangis, ada luka didalam hati, semuanya itu adalah proses memurnikan diri kita. Pernah suatu waktu salah seorang teman saya mengalami masa yang buruk dalam kehidupan perkawinannya. Dia menangis, dia berteriak, kenapa saya Tuhan ? saat itu, saya menjawab, Sekarang giliranmu teman, mendapat didikan Tuhan, dicolek dan dihajar oleh Tuhan. Tanpa ini semua, kamu tidak akan bisa melihat bahwa kamu dikasihi dan disayangi. Tuhan ingin menawarkan kesempatan kembali ke jalan yang benar. Manusia cenderung lupa bahwa hidup ini titipan Tuhan, dan kita wajib menjaga dan menghargai titipan hidup ini. Bukan lupa dan menjalani hidup seolah Tuhan tidak ada. Hidup ini hanya sementara, setelah itu kita akan menjalani hidup yang kekal. Dihajar brarti Tuhan peduli kepada kita, mau agar kita saat menjalani kehidupan yang kekal, ada bersama sama Tuhan, bukan dimusnahkan dalam api neraka. Apa jadinya bila kita sama sekali tidak pernah ditegor Tuhan? Tidak pernah di’asah’ Tuhan, tidak pernah ditempa, apakah kita bisa menjadi berlian bagi Tuhan ataukah batu galian kusam tidak bernilai, kotor dan penuh tanah (dosa)? Saat mengalami masa sulit dalam hidup, ingatlah selalu, bahwa itu adalah saat kita sedang diasah agar bisa menjadi pribadi yang berkilau. Tuhan itu pembuat berlian dengan kualitas terbaik, saat diasah oleh Tuhan, percayakan saja bahwa kita sedang ditempa, dibentuk agar menjadi berlian bernilai tinggi. Semakin dihajar, berarti semakin diasah, membuat lapisan kita pun makin halus dengan ‘mata’ yang makin banyak. Sehingga mampu memancarkan kemilau Tuhan melalui diri kita. Tanpa asahan Tuhan, kita hanyalah batu biasa yang tidak akan pernah bernilai tinggi. Penggalan dalam lagu Rihana : Shine bright like a diamond Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 10 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Kuatkan Hatimu karena Allah selalu hadir PW. St. Agata Perawan dan Martir Ibr. 12:18-19, 21-24; Mrk. 6:7-13 Kamis 5 Februari 2015 Ibr. 12:22:23 “Kamu sudah datang ke suatu perayaan yang mulia, kepada kumpulan anak-anak sulung yang telah tercatat namanya di dalam surga, kepada Hakim yang adalah Allah semua orang, kepada roh orang-orang benar yang telah sampai kepada kesempuranaan” Hari ini Gereja sejagat memperingati kematian St. Agata yang adalah seorang perawan sekaligus martir karena imannya akan Kristus. Ia berasal dari salah-satu daerah terpencil di wilayah propinsi Sisilia, tepatnya di Catania, di kaki gunung api Aetna. Kematiannya karena menolak permintaan Kaisar Decius (249-251) untuk dijadikan sebagai istrinya. Penolakan itu, membangkitkan kemarahan sang kaisar dan St. Agata pun ditangkap, dan disiksa dengan sangat keji bahkan sangat tidak manusiawi. Ia akhirnya dibunuh karena tetap menolak permintaan kaisar. Ia tetap setia kepada Kristus yang adalah sumber dan kekuatan hidupnya, terutama selama melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Kisah St. Agata di atas, seakan membicarakan sesuatu untuk perjalanan panggilan hidupku saat ini. Meski hal itu berbeda dalam waktu dan juga tantangan hidup yang dialami antara kami berdua. Tahun 2010, aku bergabung dengan Missionaries of God’s Love di Australia. Aku tidak mampu berbicara bahasa Inggris dan sangat lamban dalam belajar sebagaimana teman-teman seangkatanku saat itu. Lebih tepat dan sejujurnya bahwa aku adalah orang yang sangat lamban dalam segala hal. Tantangan hidup sebagai seorang biarawan yang jauh dari keluarga dan sanak-saudara, membuatku ragu dan kecut hati untuk bertahan dalam iman. Tahun pun berganti dan saat ini aku memasuki tahun keenam berasama MGL. Tak kusangka, Tuhan memberikan suatu hadiah terindah dalam hidupku. Ia menyiapkan hatiku untuk menerima cinta-Nya bukan hanya melalui MGL tapi juga Disciples of Jesus Community. Sejujurnya bahwa selama ini aku merasa enggan untuk bergabung dengan kominitas tersebut di atas. Aku tidak tahu mengapa dan sampai kapan aku terus merasa demikian. Tapi dalam waktu dan rencana-Nya, aku mendengar suara Tuhan yang berbicara di dalam hatiku dengan mengatakan, “Inilah saatnya engkau menjadi bagian dari komunitas umat Allah yang Hidup”. Hal ini kualami ketika, menghadiri Summer School 11-18 Januari di Melbourne tahun ini. Mendengar suara Tuhan tersebut, aku merasakan kebahagiaan serta kedamaian dalam hatiku. Aku seakan telah tiba di sebuah persekutuan hidup bersama semua umat Allah di mana Allah menjadi Raja dan sumber sukacita untuk semua. Doa St. Agata: “Tuhan, Engkau telah melindungiku sejak masa mudaku. Engkau jualah yang telah menjauhkan aku dari cinta duniawi. Kini Engkau mengijinkan aku menang melawan segala siksaan terhadap tubuh ini. Tuhan ke dalam tangan-Mu kini kuserahkan jiwaku.” Fr. Anis, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Jumat 6 Februari 2015 PW S. Paulus Miki dan temantemannya, Martir Ibr 13:1-8 ; Mrk 6:14-29 Evaluasi untuk Pertumbuhan Mzm 27:1 TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Seorang teman yang adalah pemilik sebuah restaurant di Jimbaran Bali, pernah mengatakan: Hanya 10% konsumen yang memberi kritik. 90% lainnya memilih untuk DIAM dan TIDAK KEMBALI lagi. Kritik berarti konsumen tersebut peduli dan suka, dan ingin kita lebih baik lagi. Kritik bisa juga merupakan evaluasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Seringkali ketika sebuah kritik atau evaluasi ditujukan kepada pemegang hirarki entah dalam gereja, komunitas ataupun lingkungan kerja, bukan perenungan dan mawas diri yang menyambut, melainkan membungkam atau bahkan menyingkirkan kaum 10% tersebut. Andai saja kita mampu memiliki cara berpikir dan melihat seperti seorang pemilik restaurant diatas, tidakkah kita seharusnya bisa melihat, bahwa evaluasi yang disampaikan bisa jadi akan membawa sebuah pertumbuhan. Mengabaikan evaluasi serta lebih memilih zona nyaman yang penuh dengan “Yes Mam” lah yang kita lihat dalam Injil hari ini. Herodias adalah gambaran yang mewakili kebanyakan manusia saat ini. Ketika Herodes dan Herodias melakukan kesalahan lalu Yohanes menegur, mereka justru menyingkirkan Yohanes. Jadi, bagaimana jika mulai hari ini, saya dan Anda berjanji, untuk Menaruh Perhatian pada Evaluasi yang disampaikan, mungkin itu di lingkungan gereja, lingkungan komunitas, ataupun lingkungan pekerjaan sehari-hari kita. Bisa jadi, si pemberi evaluasi ternyata sangatlah menaruh perhatian kepada kita dan menginginkan sebuah kemajuan dalam hidup kita ;-) Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Istirahat Ibr 13:15-17, 20-21, Mrk: 6:30-34. Sabtu 7 Februari 2015 Mk 6:31Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! Istirahat berarti berhenti sejenak dari kegiatan yang sedang dikerjakan untuk menghindari keletihan dan kejenuhan. Istirahat diperlukan untuk memulihkan tenaga dan pikiran. Istirahat juga dapat berguna untuk merenungkan hal yang telah dilaksanakan serta cara untuk memperbaikinya jika terdapat kekurangan atau kesalahan. Dalam injil hari ini kita belajar dari Yesus bahwa ada waktu untuk bekerja/melayani dan ada waktu untuk beristiharat/hening. Setelah melayani sepanjang hari, para murid kembali berkumpul dan menceritakan semua kegiatan mereka pada Yesus maka Ia mengajak mereka semua ketempat yang sunyi, agar mereka dapat sendirian dan beristirahat sejenak. Ajakan Yesus ini juga berlaku bagi kita para murid masa kini, namun dengan padatnya jadwal pekerjaan dan pelayanan, seringkali kita mengabaikan ajakan Yesus ini. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat menjalani hidupnya sebagai seorang Kristiani apabila dia tidak menyediakan waktu untuk beristirahat/hening, karena saat istirahat adalah saat yang penting dalam membangun hubungan pribadi bersama Yesus . Dalam merenung dan hening dengan bantuan Roh Kudus , maka akan lebih mudah bagi kita untuk melihat kembali pelayanan yang telah dilakukan, serta sikap kita ketika melayani. Apakah saya tidak sabar, pemarah, sombong, cemburu dan tidak murah hati selama pelayanan atau saya sudah melaksanakan pelayanan saya dengan penuh kasih. Kalau belum saya dapat selalu membuat niat baru untuk memperbaiki diri. Hidup kita masing-masing sebagai seorang Kristiani merupakan suatu perjalanan berkesinambungan dari pertemuan dengan Yesus dalam perayaan Misa Kudus, Adorasi , Doa dan berbagai macam Devosi, kemudian kita pergi keluar untuk melayani sesama kita. Kita membutuhkan “istirahat” dengan harapan seusai istirahat cara kerja/pelayanan/karya kita dapat menyerupai Yesus yang hatiNya selalu dipenuhi belaskasih kepada siapapun yang dijumpaiNya, Doa: Tuhan Yesus, aku membutuhkan RachmatMu agar dapat senantiasa menyediakan waktu untuk istirahat bersamaMu dalam keheningan agar dapat berbuah Kasih sesuai dengan kehendakMu. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Minggu 8 Februari 2015 Yesus Sang Terang Kalahkan Kegelapan Mrk. 1:32 “Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.” PF S. Hieronimus Emilianus Ayb 7:1-4.6-7 1Kor. 9:16-19.22-23; Mrk. 1:29-39 Ketika membaca dan merenungkan bacaan Injil hari ini berulang-ulang ada pertanyaan mendasar yang menggugah hatiku. Mengapa orang-orang membawa yang sakit dan yang kerasukan setan kepada Yesus sesudah matahari terbenam dan menjelang MALAM HARI. Bukannya Yesus pasti lelah dan capek setelah seharian melakukan pelayanan dan seharusnya waktu buat Yesus untuk beristirahat? Injil Markus mau menunjukkan siapakah identitas Yesus yang sebenarnya melalui tindakan dan perbuatanNya. Orang-orang membawa yang sakit dan kerasukan setan pada malam hari alias matahari sudah terbenam berarti bahwa orang yang dibawa adalah orang yang ada dalam kegelapan kepada “Sang Terang” yaitu Yesus sendiri. Atau biasanya setan keluar ketika tidak ada terang atau matahari sehingga setan itu akan sendirinya keluar dan berhadapan langsung dengan Yesus dan takluk kepada Yesus, Sang Terang. Bahkan di ayat-ayat berikutnya dikatakan bahwa Yesus tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk berbicara. Ini berarti kalau orang-orang yang sakit dan kerasukan setan dibawa kepada Yesus, sang Terang berarti kuasa Yesus mengalahkan segala-galanya. Dalam menghadapai godaan dan cobaan setan berapa kali kita “membiarkan” bisikanbisikan setan mempengaruhi pikiran dan hati kita? Berapa kali kita “mengizinkan” tipu muslihat setan merasuki hati kita yang tulus dan murni? Ingatlah akan peristiwa Adam dan Hawa yang membiarkan diri mereka masuk ke dalam pencobaan setelah membiarkan setan ikut serta dalam percakapan mereka. Dengan demikian sangatlah mudah kita masuk dalam kegelapan dan tidak bisa melihat Sang Terang lagi. Maka, marilah pada hari ini kita membawa diri kita, orang-orang yang kita doakan entah itu sakit ataupun jauh dari Tuhan untuk lebih dekat lagi kepada Yesus, Sang Terang. Ketika kita dihadapkan kepada Sang Terang, kegelapan akan sirna serta segala “penyakit-penyakit” di dalam jiwa kita akan disembuhkan. Pertanyaan buat kita, apakah kita mau dibawa kepada Sang Terang? Jawaban ada di tangan Anda. Amin Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Membawa Hal Positif Pekan Biasa V, Hari Pers Nasional. Kej 1:1-19; Mrk 6:53-56 Senin 9 Februari 2015 Markus 6:55 Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja Mereka berlari-lari… Siapakah mereka yang dimaksud pada ayat ini? Mereka di sini adalah orang-orang yang telah mengenal Tuhan Yesus, mengenal Tuhan Yesus yang bisa menyembuhkan orang sakit, mengenal Tuhan Yesus yang maha pengasih. Tentunya mereka ini juga punya masalah pribadi masing-masing. Tetapi Mereka berlari-lari untuk kepentingan orang lain. Mereka mengusung orang-orang sakit dan membawanya kepada Tuhan Yesus. Apakah kita sering berlari-berlari untuk diri kita sendiri? Ada yang berlari-berlari untuk mencari kekayaan sampai lupa meluangkan waktu untuk keluarganya, ada yang berlari-lari mencari ilmu tetapi menggunakan ilmunya untuk hal yang tidak baik, dan ada yang berlari-lari untuk mencari kekuasaan tetapi menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan sendiri. Mari kita merenungkan dalam diri kita masing-masing. Apakah kita lebih sering “berlarilari” untuk kepentingan kita sendiri atau untuk kemuliaan Tuhan. Berlari-berlari juga dapat diartikan bahwa kita bersungguh-sungguh, kita tidak berjalan dengan santai. Mari kita belajar menjadi pribadi yang tidak mementingkan diri kita sendiri dengan sungguh-sunguh membawa Yesus Kristus dalam kehidupan kita. Sehingga apa yang kita lakukan, dapat membawa hal yang positip bagi lingkungan sekeliling kita. Amin. -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Adat Istiadat Selasa 10 Februari 2015 Mrk 7:8 “...Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” PW S. Skolastika, Perawan Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13 Saya pernah menonton sebuah drama Taiwan yang mengisahkan tentang seorang gadis yang bekerja di klub malam untuk menghidupi keluarganya. Wanita yang bekerja diklub malam sering memperoleh paradigma negatif dari masyarakat. Dianggap pastilah wanita yang tidak benar, sekalipun dia baik dan tidak melakukan hal yang melanggar hukum Tuhan. Sering kita juga menjadi salah satu dari masyarakat tersebut. Kita terlalu terpaku pada norma masyarakat / adat istiadat tanpa mau mengetahui situasi yang sesungguhnya. Hingga kemudian menghakimi bahkan mungkin menjauhi orang tersebut. Adat Istiadat adalah kebiasaan suatu masyarakat secara turun temurun yang disepakati sebagai peraturan yang menata kehidupan masyarakat. Jadi karena itu adalah kebiasaan, memang biasanya untuk kebaikan. Tetapi yang perlu diingat hal itu tidak mutlak benar ataupun belum tentu dimata Tuhan juga benar. Kita sering lupa adat istiadat dibuat untuk kebaikan, bukan untuk membelenggu kebaikan. Adat istiadat sering secara tidak sadar dianggap bagaikan Perintah Allah. Terlihat melanggar adat istiadat, dianggap bagaikan sudah berdosa sekalipun mempunyai alasan yang baik. Padahal larangan / hal tabu disuatu tempat, bisa jadi hal biasa ditempat lain...itulah adat. Tetapi untuk Perintah Allah, dimanapun tetaplah sama. Seperti dalam Markus 7:7-9, Yesus menegur beberapa orang farisi yang menggunakan alasan adat istiadat untuk menutupi kepalsuan hati mereka, bahkan orang-orang farisi itu mementingkan adat istiadat diatas Perintah Allah. Marilah dalam menilai sesuatu hal baik atau buruk kita gunakan tolok ukur Perintah Allah bukan adat istiadat. Filter kita adalah inti dari perintah Allah yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu. Kalau kita mengasihi Tuhan dan sesama kita tidak akan menghakimi, tetapi kita akan peduli. Dengan peduli kita akan melihat secara obyektif tanpa menutup mata akan sisi kebaikannya, dan memahaminya, sehingga kita bisa melakukan sesuatu yang tepat untuk kebaikan orang tersebut. Jesus bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Hati yang mengolah PF S.P. Maria di Lourdes Kej 2 : 4b – 9. 15 – 17 ; Mrk 7 : 14 - 23 Rabu 11 Februari 2015 Markus 7 : 15 : “ Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya “ Seringkali manusia hanya mendengar apa yang dia dengar dan melihat apa yang dia lihat. Padahal, kalau mau mengkaji lebih dalam lagi, apa yang kita dengar belum tentu seperti apa yang terdengar dan apa yang kita lihat seringkali belum tentu seperti yang terlihat. Orang mudah mengomentari orang dari hal-hal yang tampak nyata. Apa yang masuk dalam diri kita, baik perkataan atau tindakan orang itu merupakan input, kemudian kita olah di dalam hati dan pikiran, dan kita keluarkan berupa output. Bisa berupa apa saja. Injil hari ini berbicara tentang input dan output yang masuk ke dalam diri kita. Hal yang seharusnya kita olah kemudian baru kita keluarkan. Entah berupa kata-kata ataupun perbuatan. Jika kita mampu mengolah dengan hati yang murni, output yang kita keluarkan sebagai feedback juga akan murni. Tanpa kepentingan. Dalam Markus 7 : 14 -23 dikatakan bahwa yang najis itu adalah bukan sesuatu hal yang datang dari luar tetapi justru hal yang keluar dari seseorang. Sering orang berpikir pendek bahwa apa yang masuk ke dalam seseorang identik berupa makanan. Padahal input itu bisa berupa omongan atau penglihatan. Saya pernah mengalami bahwa saya mengeluarkan input berupa hal yang menajiskan orang lain. Saya mendengarkan cerita dari orang lain tentang diri saya yang dijelekjelekkan. Saat saya merasa bahwa apa yang diomongkan orang lain tidak benar, tanpa mengolah dalam hati, emosi saya meledak dan saya mengeluarkan kata-kata yang setelah keluar kemudian saya menyesalinya. Tetapi terlambat karena perkataan yang keluar sudah terlanjur membekas. Sejak saat itulah, saya lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan mengolah emosi agar saya tidak mudah emosi dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Marilah kita belajar untuk mengolah segala hal yang masuk ke dalam diri kita dengan lebih bijaksana dengan hati yang murni. Alin Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Kekuatan Sepatah Kata Kamis 12 Februari 2015 Mrk 7:29 “Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Kej 2:18-25; Mrk 7:24-30 Saat saya baru pindah rumah di tahun 1996, di kotak pos saya menerima sepotong kertas dimana tertulis perikop hari ini. Karena sudah beberapa tahun jarang sekali kegereja, saya dengan penuh curiga berpikir, “mungkin si pengirim misterius itu menganggap saya, yang bukan orang lokal ini, seperti layaknya seekor anjing.” Saya merasa ditolak dan dihina. Lain halnya dengan si ibu yang berasal dari Siro-Fenisia ini. Dia sepertinya sama sekali tidak tersinggung. Malahan dia terima dengan lapang hati dan dengan spontan mengimani bahwa remah remah berkat Tuhan bangsa Israel, yang jatuh dari meja perjamuanNya, cukup untuk makanan orang orang bangsanya yang diandaikan sebagai anjing. Banyak mukjizat terjadi di jaman Yesus, bukan karena Tuhan yang merencanakan, tetapi karena iman manusia pada kebesaranNya. Bagi mereka yang sungguh beriman, sepertinya Tuhan Yesus melontarkan kata kata yang tidak enak didengar, apalagi menghibur. Dia malah membuat jarak pemisah, bahkan sepertinya menolak permohonan mereka. Di contoh lainnya, saat diminta anggur, Yesus berkata pada bundaNya: “Wanita (terjemahan sebenarnya bukan ibu), ada apa diantara saya dan anda, waktuKu belum tiba.” (Yoh 2:4) Mungkin Yesus tahu bahwa Bunda Maria dan si ibu dari Siro-Fenisia ini tidak akan tersinggung. Yang ada mereka sungguh percaya pada kemurahan hati Tuhan Yesus, mereka yakin bahwa Tuhan pasti mencukupi dengan melimpah, hanya dengan lewat kata-kata. Bunda Maria berkata, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” (Yoh 2:5) Yesus malah berkata, “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” (Mrk 7:29) Sungguh murah hati dan dahsyatnya Tuhan! Hanya lewat kata kata Ia berkarya. Bahkan Ia mengamini kata kata manusia yang penuh iman, sehingga bisa membawa kepulihan yang mampu mengusir setan. Teman teman kalau permohonan kita sepertinya ditolak, janganlah kita cepat menilai Tuhan itu pelit, atau tidak perduli, jahat atau tidak adil. Tetapi mari kita undang Roh Kudus, supaya kata kata kita selalu disertai dengan iman akan kemurahan hati Tuhan pada kita. Frater David Lemewu MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Ia menjadikan segala-galanya baik Kej 3:1-8; Mzm 32:1-2.5.6.7; Mrk 7:31-37 Jumat 13 Februari 2015 Mrk 7:37 “Mereka takjub dan tercengang dan berkata : “ Ia menjadikan segalagalanya baik ,” Dalam karya penciptaan, Allah melihat baik adanya dan dalam penciptaan manusia Allah melihat sungguh amat baik. Ini mau membuktikan bahwa sejak dari awal penciptaan manusia Allah memiliki rencana yang sangat besar sehingga manusia dapat melihat dan menyadari karya Allah di dalam hidupnya. Namun karena manusia jatuh dalam dosa maka hubungan antara Allah dan manusia terputus. Allah tidak tinggal diam dan Allah memiliki inisiatif untuk memulihkan hubungan tersebut dengan mengirim Putera-Nya yang tunggal ke tengah dunia, bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkan dan rela menyerahkan diri sampai wafat di kayu salib untuk menyatakan bahwa Allah sungguh mencintai dan mengasihi manusia lebih dari semua ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Seperti dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus banyak membuat mujizat: membuka telinga orang yang tuli, dan melepaskan lidah orang yang gagap sehingga orang tersebut dapat mendengar dan berbicara dengan baik. Yesus berpesan supaya jangan menceritakan hal ini kepada siapapun juga, tetapi semakin dilarang-Nya mereka semakin luas memberitakannya. Mereka sangat takjub dan tercengang dan berkata “Ia menjadikan segala-galanya baik”. Inilah yang mau Allah sampaikan kepada kita manusia, bahwa Allah memiliki kuasa untuk menyatakan kasihNya kepada kita, agar kita semakin percaya bahwa Allah selalu hadir dan menolong kita serta membantu kita untuk dapat melihat hari- hari kita, seperti Dia sendiri melihat-Nya. Dan mohon rahmat agar kita dapat mendengarkan suara Tuhan sehinga kita mampu untuk merenungkan sabda-Nya yang senantiasa memberikan kekuatan dan kesejukan dalam hidup kita sehingga kita dimampukan untuk melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah di dalam hidup kita setiap hari sambil mewartakan karya tangan Allah lewat perkataan dan perbuatan kita sehingga banyak orang percaya dan memuliakan nama-Nya Bruder Martin, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Aku Rela Demi Kamu Sabtu 14 Februari 2015 Mrk 8:2-3 “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Kej 3:9-24; Mrk 8:1-10 Suatu hari, dalam sebuah ret-ret untuk anak-anak muda, aku didekati seorang anak muda. Si pemuda itu bernama Lukas (bukan nama asli). Dia tampaknya sedih. Aku ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya. Aku bertanya, “Lukas, bagaimana keadaan anda? Apakah anda menikmati retret?” Lukas mengangguk. Akupun terus mendekatinya dan ingin mengetahuinya tanpa membuat dia bertambah sedih. Dia lalu menatap ke arah aku dan berkata, “DIA JATUH.” Dalam hati aku bertanya, “Apa maksudnya, ‘DIA JATUH.’” Aku memberanikan diri untuk bertanya, “Apa maksud anda, Lukas?” “Aku melihat Yesus jatuh,” kata Lukas. Dia lalu menceriterakan pengalaman doanya. “Aku hari ini berjalan bersama Yesus di jalan salib. Aku memang merasa sungguh sedih melihat Dia terjatuh dan tergeletak di tanah. Namun ketika Yesus memandang aku, Dia memberikan suatu senyum kebahagiaan. Dia sepertinya ingin menyampaikan sesuatu di dalam hatiNya. Dia lalu berkata, ‘Lukas, Aku jatuh demi kamu. Aku jatuh untuk membebaskan dan membangkitkan kau dari dosa.’ Aku merasa heran, namun aku sungguh merasakan suatu kehangatan di dalam batin ku. Dia Jatuh demi aku. Aku rela demi kamu.” Cerita pengalamanku ini membuat aku untuk merenungkan bacaan-bacaan hari ini terlebih kisah di dalam Injil hari ini. Injil hari ini mengisahkan tetang Yesus memberi makan kepada 4000 orang. Kisah ini menunjukan kasih cinta Tuhan kepada kita umatNya. Pada waktu itu, Yesus mengajar. PengajaranNya sangat menarik perhatian orang banyak. PangajaranNya juga menciptakan damai di dalam hati orang banyak. Kalau kita membaca dan merenungkan kisah ini baik-baik, ternyata Yesus telah mengajar dalam waktu yang lama. Yesus kemungkinan mengajar dari pagi hingga sore hari. Sehingga orang sudah kelaparan. Yesus dapat merasakan keadaan dan kondisi dari orang-orang itu. Dia memanggil murid-muridNya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Dia tidak menginginkan mereka jatuh karena kelaparan. Ia tidak menghendaki mereka jatuh karena beban yang mereka pikul. Yesus tidak menginginkan kita semua jatuh karena dosa dan salah kita. Dengan itu Dia rela memikul salib, beban derita kita. Dia sampai terjatuh di jalan salib itu. Lukas merasakan bahwa beban deritanya ditanggung dan dipikul Yesus di jalan salib itu. Yesus merelakan diriNya jatuh demi Lukas, si anak muda itu. Doa: Tuhan Yesus, yang setia. Syukur dan limpah terima kasih aku sampaikan kepadaMU, atas kerelaanMu memikul deritaku. Kau merelakan diriMu memikul salib dan jatuh ditindih beban dosa-dosaku. Tambahkanlah imanku selalu untuk merenungkan kita cinta yang tak berkekurangan itu. Amin Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Harapan Hidup Im. 13:1-2.44-46; 1Kor. 10:31-11:1; Mrk. 1:40-45 Minggu 15 Februari 2015 Mrk. 1:40-41“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu mengulurkan tangan-Nya..” Ini kisah nyata. Ada dua orang pasangan guru yang mengajar di satu Sekolah Katolik terkenal di salah satu kota di Flores yang mengidap virus HIV Aids. Mereka tertular virus tersebut bukan karena hidup sexual mereka yang tidak bertanggung jawab tetapi dari transfusi darah beberapa tahun lalu. Karena mereka adalah guru dan penganut Katolik yang baik, mereka memutuskan untuk jujur mengatakan apa yang terjadi pada mereka berdua kepada Kepala Sekolah dan Kepala Yayasan tempat mereka bekerja sebagai guru. Namun, hasil dari kejujuran mereka berakibat pada diberhentikannya mereka dari pekerjaan mereka. Saya tidak tahu kisah mereka sekarang, tetapi yang jelas, dokter yang sempat merawat mereka mengatakan bahwa keinginnan mereka hanya satu yaitu ingin tetap mengajar walau tidak digaji sekalipun, sebab secara fisik, mereka bisa beraktifitas seperti orang-orang normal. Bayangkan jika Anda ada dalam posisi mereka. Segala sesuatunya baik, normal, Anda ingin bekerja, ingin membantu orang, tetapi virus HIV Aids yang ada di dalam diri Anda, membuat Anda kehilangan pekerjaan dan mungkin juga kehilangan kawan, atau merasakan pandangan orang tertuju kepada Anda kemana pun Anda pergi, gossip? Jangan ditanya lagi, pasti menjadi sarapan rutin setiap hari. Penyakit ini seperti kerikil di dalam sepatu, sangat mengganggu, jadi lebih baik dikeluarkan. Penyakit ini adalah satu batu sandungan yang mencegah Anda meraih mimpi-mimpi Anda, dan alangkah baiknya kalau batu sandungan atau rintangan ini bisa diambil dari dalam hidup Anda. Kalau Anda tidak beriman, mungkin Anda akan menularkan penyakit ini supaya orang lain bisa merasakan apa yang Anda rasakan atau mungkin Anda sudah lama bunuh diri. Atau kalau Anda beriman, mungkin Anda akan habiskan waktu doa Anda menggerutu, memohon, menangis atau memohon kesembuhan pada Tuhan setiap saat. Atau mungkin Anda berpikir, mengapa Tuhan mengizinkan penyakit macam ini ada di dalam diri Anda, padahal Anda berpikir Anda adalah orang baik. Nah, mungkin inilah situasi batin dan harapan yang ada dalam diri orang yang sakit kusta dalam Injil Markus hari ini. Dia berpikir saya tidak bisa sembuh, tidak ada obat di dunia ini yang bisa menyembuhkan saya, hanya satu yaitu Tuhan, jadi kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku (Mrk. 1:40). Sekarang ini Yesus tidak ada secara fisik dalam sejarah hidup manusia, Dia sudah mati dari dunia, namun kita percaya bahwa Yesus selalu hadir dalam diri umat-Nya, anggotaanggota-Nya, orang-orang yang telah dibaptis dalam nama Bapa-Putera-Roh Kudus. Nah, percayakah Anda kalau tiap-tiap kita ini punya kuasa menyembuhkan orang, menghibur orang, menyelematkan orang? Kita dibaptis tidak untuk mematikan harapan hidup orang, tetapi kita dibaptis untuk punya hati seperti Yesus yang tergerak oleh belas kasihan lalu mengulurkan tangan kita dan menjamah saudara-saudara kita yang dikucilkan itu dan menghargai hidup mereka kembali sebagai manusia sama seperti kita. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Senin 16 Februari 2015 Merasakan dan mensyukuri pemberian-Nya Mrk 8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Kej 4:1-15.25; Mrk 8:11-13 Perayaan hari kasih sayang – atau istilah ABG sekarang - Hari Valentine, selalu menjadi moment yang ditunggu di bulan Februari. Bisa ditebak, kalau seminggu sebelum itu hingga dua hari menjelang Valentine, toko bunga – toko boneka – dan toko coklat, menjadi 3 tempat yang paling sering dikunjungi muda-mudi dari berbagai kalangan usia. Mencari hadiah untuk pacar atau orang yang disayangi, menjadi wajib hukumnya di hari Valentine. Ekspresi kasih sayang tergambar dalam bentuk setangkai bunga mawar merah, boneka piggy atau teddy bear warna pink, hingga coklat bermerk yang lumayan mahal harganya. Melewati moment valentine tanpa memberikan sesuatu hadiah kepada orang tercinta, seperti kurang lengkap. Kekasih atau pasangan kita, biasanya meminta hadiah sebagai tanda rasa cinta dan sayang kita kepadanya. Say or Express love with flower, doll, or chocolate – so it will become perfecto !! Merayakan hari Valentine sebetulnya bisa setiap saat, di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Hadiah atau pemberian orang yang kita sayangi, hanyalah merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang sudah dimulai dari zaman dahulu. Nach, kalau misal sedang kondisi kanker (kantong kering) – tidak bisa kasih bunga, coklat, ataupun boneka, apakah itu tandanya kita tidak mengasihi pacar, teman, atau pasangan kita ?? Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengeluh akan tingkah laku orang Farisi yang meminta suatu tanda atau mukjizat dari Yesus, untuk membuktikan bahwa Yesus memang datang dari Allah. Orang-orang Farisi sebenarnya hanya ingin mencobai Yesus. Mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Mesias – putra Allah yang hidup. Ketika dalam kehidupan sehari-hari, kita meminta tanda atau keajaiban dari Tuhan untuk apa yang telah kita minta, jangan pernah berharap bahwa Tuhan akan selalu memberikan atau mengabulkannya. Tuhan bekerja tidak hanya dengan tanda-tanda atau keajaiban, namun melalui setiap peristiwa iman dalam kehidupan kita. Masih bisa bernafas dan bangun di pagi hari, masih bisa mendapat teguran atau masukan dari sahabat, masih diberi kesehatan, sebetulnya adalah tanda-tanda kecil dan sederhana dari Tuhan yang sungguh luar biasa dahsyatnya, namun tidak pernah kita sadari dan syukuri. Mari kita mencoba melihat dan merasakan kasih Yesus, melalui hal-hal kecil dan pengalaman iman dalam hidup kita ! KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Jadilah Pelangi di atas Awan PF Ketujuh Saudara Suci, Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria Kej 6:5-8;7:1-5.10; Mrk 8:14-21; Selasa 17 Februari 2015 Kej 6:8, “Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah.” Pada Bacaan pertama, dosa-dosa manusia telah menyakiti Allah. hanya Nuh yang berkenan di hati-Nya. Sedangkan Injil memuat pesan Yesus kepada para Rasul agar berhati-hati terhadap ragi dunia ini. Kalau melihat kehidupan kita zaman sekarang, pastilah dosa dan kejahatannya lebih besar dan lebih banyak dari jaman-Nya nabi Nuh atau jamannya para Rasul. Tetapi karena Allah telah berjanji kepada nabi Nuh lewat pelangi yang muncul di atas awan, maka dunia ini masih ada sampai sekarang. Siapakah Pelangi di atas awan di mata Allah Bapa? Dalam sebuah catatan pesan Kerahiman Ilahi, Santa Faustina menulis, bahwa ketika lambung Yesus ditikam, Allah Bapa memandang dunia dari luka di lambung Yesus dan belas kasihan-Nya pun tercurah ke bumi lewat darah dan air. Ketika Allah Bapa memandang Yesus yang tersalib, Ia seperti melihat pelangi di atas awan dan teringatlah janji-Nya kepada Nuh untuk tidak lagi memusnahkan bumi. Salah satu janji Yesus kepada Santa Faustina adalah bahwa orang yang berdoa koronka atau mendoakan doa mohon belas kasih Allah lewat penderitaan Yesus tepat pada jam 3 petang atau jam 3 dini hari, mendatangkan belas kasih dan pengampunan Allah akan dosa-dosa berat manusia. Santa Brigita juga menulis bahwa Bunda Maria adalah Pelangi di atas awan, karena ia dipilih dari antara manusia untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan. Ketika dosa dunia menyakiti hati Allah, doa-doa Rosario yang dilambungkan dipersembahkan Bunda Maria kepada Allah sebagai mawar-mawar segar yang harum semerbak dan mendatangkan belas kasih Allah kepada dunia. Siapa pun yang tetap mencintai Allah dengan sepenuh hati di tengah-tengah tawaran kenikmatan dunia ini, ia menjadi ‘Nuh-Nuh’ dan menjadi ‘Pelangi di atas awan’ yang mendatangkan belas kasih Allah bagi orang di sekitarnya. Jadilah pelangi di atas awan yang menyenangkan hati Allah dan mendatang kasih karunia-Nya. Narita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Rabu 18 Februari 2015 Hati - Hati Gunakan Hatimu Yoel 2:12 Tetapi sekarang juga demikianlah firman TUHAN, “Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh” Yl 2:12-18; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18 Bulan Februari masih tergolong awal tahun. Advent yang mendahului Natal, yang kita isi dengan persiapan pribadi juga baru saja berlalu. Waktu pergantian tahun yang penuh diisi dengan doa, refleksi, amal kasih, pertobatan dan resolusi baru saja kita lewati. Bisa dibilang kita baru saja memulai lembaran baru dalam hidup kita, lembaran tahun 2015. Saatnya kita untuk tancap gas dalam upaya dan karya untuk meraih impian dan harapan kita di tahun ini. Baru saja memulai lembaran baru..kok bacaan awal tahun sudah menyodorkan pesan pertobatan? Berbalik..? Gimana mau berbalik, jalan aja baru 2 langkah nih? Injil pun memberikan pesan tentang puasa yang adalah bagian dari pertobatan. Kalau dipikir, mungkin karena dari segi kalender liturgi, kita tidak lama lagi akan memasuki masa pra paskah. Namun di balik itu, saya merenungkan bahwa pertobatan bukanlah hanya bagian dari persiapan menyambut hari-hari raya besar dalam gereja, atau pun persiapan menyambut peristiwa-peristiwa penting dalam hidup kita. Lebih dalam dari itu, pertobatan adalah sikap hati yang harus senantiasa kita bangun dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, sehingga kita senantiasa dapat menjadi saluran berkat bagi sesama. Bayangkan saluran air yang ada kotoran atau sampah di dalamnya, aliran airnya jadi tidak lancar. Demikianlah juga dengan hidup kita. Kita perlu senantiasa membersihkan hati kita dengan pertobatan, agar kita bisa dipakai oleh Tuhan menjadi saluran berkat yang lancar. Kita perlu senantiasa “berbalik kepadaNya” - memperbaharui komitment kita untuk mencari wajahNya di atas wajah dunia yang senantiasa sibuk dengan sejuta tawaran yang menggoda dan mengajak kita jatuh di dalamnya. Pertobatan membantu kita memperbaharui komitment ini dari waktu ke waktu. “Jadikan aku bait sucimu yang kudus dan yang tiada bercela” Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Pikul Salib UL 30:15-20; Luk 9:22-25 Kamis 19 Februari 2015 Luk 9 : 23 Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Pikul salib, bagaimana caranya ya? Setiap hari kita bertemu dengan banyak orang, ada yang sepaham dengan kita ada yang tidak. Baik orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, ada yang menjengkelkan, ada yang menyakitkan hati baik dalam kata atau perbuatan. Setiap hari kita bertemu dengan anggota keluarga. Bertemu dengan suami/istri, orang tua, mertua, kakak, adik, ipar, anak, termasuk pembantu rumah tangga. Kadang mereka menyenangkan, kadang menyebalkan, kadang membuat sakit hati. Setiap hari kita juga mengalami banyak kejadian, sama juga ada kejadian yang membuat bahagia, ada yang membuat marah, ada yang membuat sedih. Semua hal diatas membuat hidup kita penuh warna. Orang yang kita temui, kejadian yang kita alami memberikan warna-warna tertentu dalam hidup kita. Pikul salib dalam kehidupan sekarang ini bagaimana ya? Sekarang kan udah ga ada hukuman disalib. Dahulu orang yang bersalah mendapat hukuman disalibkan. Terus bagaimana pada zaman sekarang sebagai pengikut Yesus harus pikul salib? Dari setiap hal yang tidak menyenangkan, menyedihkan, menjengkelkan, menyakitkan hati. Permasalahan yang kita alami dalam keluarga, pekerjaan, gereja atau di masyarakat. Hal-hal yang memberi warna gelap dalam hidup kita. Inilah salib-salib dalam hidup kita. Bagaimana kita memikulnya? Bagaimana kita dapat mengatasinya? Hal-hal inilah yang membuat kita hari demi hari dapat semakin bertumbuh. Bila kita gagal dan semua permasalahan membuat kita menjauh dari Tuhan berarti kita jatuh saat memikul salib kita. Bila kita mampu bertahan dan tidak terbawa emosi atau menjauh dari Tuhan membuat iman kita semakin dewasa. Satu hal teladan yang Yesus berikan. Jangan pernah putus asa, bangun dan bangun lagi bila jatuh. Dengan menghadapi semua masalah kita tiap hari kita pun memikul salib kita tiap hari. Membuat kita dapat semakin maju dan berjalan mencapai tujuan. Menjadikan kita sebagai pengikut Kristus. nathasa Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Mengapa aku berpuasa? Jumat 20 Februari 2015 Mat 9:15 “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Yes 58:1-9a; Mat 9:14-15 Dua hari yang lalu, kita baru saja menerima abu di dahi, sebagai lambang pertobatan di dalam masa pra paskah ini. Dan, seperti biasanya, dalam menyongsong hari raya Paskah, pasti ada Pantang dan Puasa. Kalau dulu saat masa – masa SMP, saya sering bergurau dengan teman – teman bahwa pantang yang kami jalani adalah Pantang Belajar :-D Dan juga, bila sekarang saya melihat kembali diri saya, sepertinya saya menjalani Pantang dan Puasa ini hanya karena aturan. Inti dari pantang dan puasa, seringkali terlewatkan. Mungkin sama dengan bacaan hari ini, dimana murid – murid Yohanes dan kaum farisi, mereka menjalani puasa, karena memang aturan yang ditetapkan untuk berpuasa. Namun, mengapa mereka harus berpuasa, mungkin mereka tidak mengetahuinya. Bila kita mau bercermin ke dalam diri kita sekarang, coba jawablah dengan jujur “Mengapa aku harus melakukan pantang dan puasa di masa Pra Paskah ini?” Dan semoga tuntunan dari Allah serta Roh Kudus senantiasa membimbing kita dalam menemukan jawaban tersebut.. Amin Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Ikutlah Aku PF S. Petrus Damianus, Uskup dan Pujangga Gereja. Yes 58:9b-14, Luk 5:27-32 . Sabtu 21 Februari 2015 Luk 5:27 “Kemudian, ketika Yesus pergi keluar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk d rumah cukai, Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku.” Diseluruh belahan bumi sejak jaman dahulu kala manusia hidup terkotak-kotak. Perbedaaan atau kotak-kotak itu diciptakan oleh manusia sendiri. Ada yang berdasarkan geografis, warna kulit, kasta, ekonomi, kedudukan, pekerjaan, kepandaian dan seterusnya. Ketika Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu Dia membawa suatu pesan baru yaitu Cinta Kasih, yang tidak mengenal batasan warna kulit, bangsa, bahasa atau kedudukan seseorang. Dalam Injil hari ini , Yesus juga memanggil Lewi, seorang pemungut cukai yang dianggap oleh masyarakat Yahudi pada waktu itu seorang pendosa, untuk mengikuti Dia. Kita semua yang dipanggil pada jaman ini untuk mengikutiNya berasal dari berbagai bangsa, sehingga kita semua adalah saudara dan tidak ada lagi perbedaan jika kita melaksanakan FirmanNya dan hidup di didalamNya, maka kita semua adalah anak-anak Bapa yang berada di surga. Ketika kita dipanggil untuk mengikuti Yesus, Dia menghendaki relasi yang terus menerus dengan kita, umat pilihanNya. Tampa relasi/hubungan yang mendalam dengan Yesus maka hidup kita akan hampa karena Yesus adalah satu-satunya sumber hidup yang sejati. Relasi kita dengan Yesus merupakan landasan relasi kita dengan sesama, baik dalam kehidupan keluarga maupun membiara. Tampa Yesus kita tidak akan kuat menghadapi berbagai macam hal dalam hidup ini, bukan hanya kesulitan saja yang menyusahkan manusia, bahkan kelimpahan yang tidak dipergunakan seturut kehendak Allah pun pada ahirnya akan memjadikan manusia sengsara karena kehilangan kedamaian dan kebahagiaan dari Sorga. Lewi yang dicap pendosa itu dipanggil untuk dibentuk oleh Yesus. Kita juga orang berdosa yang dipanggil untuk mengikuti dan dibentuk oleh-Nya, melalui injilNya, untuk memberikan kesaksian tentang Yesus. Mengikuti Yesus adalah suatu proses sepanjang hidup seperti para kudus yang senantiasa berserah kepadaNya agar dapat dibimbing dan dibentuk oleh Roh Kudus sesuai dengan keehendakNya. Doa: Tuhan Yesus saya bersyukur dan berterimakasih, karena Engkau telah memilih dan memanggil saya untuk mengikutiMu. Saya menyerahkan seluruh hidup saya seutuhnya kedalam tanganMu agar dapat Engkau bentuk sesuai dengan kehendakMu. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Jangan Lupa Tuhan Minggu 22 Februari 2015 Mrk. 1:13 “Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya dicobai oleh Iblis. Ia berada di antara binatangbinatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.” Pesta Takhta S. Petrus, Rasul Kej. 9:8-15; 1Ptr 3:18-22; Mrk. 1:12-15 Setiap kali kita memasuki masa prapaskah, kita selalu diajak untuk merenungkan bacaan hari ini dimana Yesus menghabiskan waktunya empat puluh hari di padang gurun di antara binatang-binatang liar. Saya mau memfokuskan renungan hari ini tentang padang gurun dan lebih khusus lagi dimana Yesus berada di padang gurun yang notabene tempatnya binatang-binatang liar. Binatang-binatang liar yang paling mencolok yang hidup di padang gurun yang panas adalah tentunya yang berbisa seperti ular, kalajengking dan serangga-serang lainnya yang beracun. Berada di tengah-tengah binatang liar, Yesus dicobai oleh iblis. Dalam suasana lapar dan haus karena berpuasa dan matiraga, Yesus menghadapi berbagai cobaan yang sangat manusiawi yaitu masalah makanan, kekuasaan dan tahta. Seperti yang kita tahu, iblis mencobai Yesus dengan memanipulasi ayat-ayat kitab suci yang ditepis dan dimentahkan oleh Yesus dengan ayat kitab suci yang lainnya. Nah, merenungkan kisah Yesus yang dicobai oleh iblis di padang gurun, tentunya kita juga dalam kehidupan kita menghadapi cobaan dan godaan di dalam “padang gurun” kehidupan kita sehari-hari. Dalam menghadapi cobaan dan godaan iblis kita dikerumuni oleh “binatang-binatang liar” modern yang tentunya sangat beracun dan berbisa bahkan bisa membunuh kehidupan rohani kita. Salah satu “ular berbisa” dan “kalajengking beracun” modern yang kita hadapi saat ini adalah melupakan Tuhan. Karena kita sudah dijejali oleh tehnologi yang membuat kita nyaman, kita secara perlahan-lahan diracuni oleh hal tersebut sehingga kita akan segera melupakan Tuhan. Itulah padang gurun jaman sekarang yang merongrong kehidupan rohani kita. Kalau kita sudah mulai malas berdoa, tidak pernah mengadakan persekutuan iman, jarang ke gereja, kita akan dengan mudah diarahkan untuk melupakan Tuhan. Maka, marilah kita meneladani Tuhan Yesus yang hidup di Padang Gurun. Dia tidak melupakan Allah Bapanya. Dia tetap mengandalkan Allah Bapa dan tidak jatuh ke dalam godaan iblis. Amin Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Mengasihi sesama kita PW S. Polikarpus, Uskup dan Martir Why 2:8-11; Mat 25:31-46 Senin 23 Februari 2015 Mat 25:34 “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku …” Bila anda seorang pelajar atau mahasiswa, tentu akan sangat senang kalau tahu pertanyaan apa yang akan ditujukan pada anda dalam tesa atau ujian akhir, sehingga dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum tiba harinya. Perikop Injil hari ini kurang lebih menggambarkan situasi yang sama pada akhir perjalanan setiap manusia di dunia. Tetapi, yang menarik dari perikop Injil yang dikisahkan oleh penginjil Matius hari ini adalah di hadapan Anak Manusia yang datang dalam kemuliaan-Nya, mereka yang Ia tempatkan di sebelah kanan-Nya, yang telah menjalankan perintah untuk mengasihi, tidak menyadari kalau dengan mengasihi sesama saudara, mereka telah mengasihi Kristus sendiri. Kasih telah menjadi hukum bagi hidup keseharian mereka, sehingga mengasihi adalah satu-satunya hal penting untuk mereka laksanakan dalam hidup. Karena itu tidak ada tempat bagi keegoisan dalam perilaku hidup mereka, sejak mereka menerima sabda Tuhan di dalam hati dan percaya bahwa Allah memberi ganjaran pada setiap orang yang melaksanakan sabda-Nya. Sabda ini dinyatakan sekali lagi bagi setiap kita hari ini. Ganjaran yang disiapkan sejak dunia dijadikan adalah kerajaan Allah sendiri. Tidakkah akan menjadi akhir yang begitu indah juga bagi anda, jika mengasihi sesama saudara menjadi norma hidup sehari-hari dan bukan hanya sekali-sekali atau untuk sementara waktu? Sr. M. Benedicta, OSB. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Persaudaraan/Persahabatan Dalam Doa Bapa Kami Selasa 24 Februari 2015 Matius 6:7a “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah” Yes 55:10-11 ; Mat 6:7-15 Bacaan Injil hari ini mengangkat tema doa “Bapa Kami’, doa yang diajarkan oleh Yesus dan kiranya kita semua hafal di luar kepala. Berdoa berarti berelasi atau berkomunikasi dengan Tuhan, doa yang baik dan sejati adalah yang dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan. Namun suatu pertanyaan dan permenungan hari ini apakah kita telah menghayati isi doa Bapa Kami tersebut di dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Isi utama dari doa Bapa Kami menurut saya adalah persaudaraan atau persahabatan sejati, kita diajak untuk memperhatikan kehidupan persaudaraan atau persahabatan sejati dengan sesama. Secara nyata kita diharapkan senantiasa menghayati kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari, sehingga hidup dan bertindak dalam kuasa Allah. Bapa mengajak juga agar kita mau hidup sederhana dan saling mengampuni. Mengampuni itu mudah apa sulit? Ya saya pribadi berkata mengampuni itu mudah tapi menjalankan pengampunan serta melupakan itu yang membutuhkan waktu. Dalam doa Bapa Kami kita diajak mengampuni kesalahan orang lain agar kesalahan kita juga bisa diampuni oleh Bapa di surga. Mari dalam masa prapaskah ini kita bersama diajak untuk bisa melepaskan pengampunan dan melupakan kesalahan orang lain agar Bapa disurga juga mengampuni segala kesalahan kita. Selamat memasuki masa prapaskah, semoga pertobatan sejati membawa kita semakin dekat dengan Sang Juru Selamat... Cutam Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Memaksa Tuhan Yun 3:1-10; Luk 11:29-32 Rabu 25 Februari 2015 Lukas 1:29 “…Angkatan ini adalah angkatan yang jahat mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus Seorang ibu pengusaha restaurant “S” bersaksi dalam satu acara kebangunan rohani di Denpasar. “…sekarang saya percaya bahwa Yesus itu benar benar adalah Tuhan dan Juru Selamat Kami…” Kemarin sore saya meminta kepada Tuhan kalau Dia benar benar Tuhan yang berkuasa dan bisa melakukan mujizat supaya Dia menurunkan hujan, dan benar saja tidak lama kemudian hujanpun turun rintik-rintik. Saya pun mohon kepada Tuhan untuk menolong kami menyediakan USD 10.000,- karena kami harus mengirim uang untuk anak kami yang study di luar negeri, sungguh luar biasa ada seorang teman tanpa kami minta memberi pinjaman USD 10.000,- tanpa syarat syarat yang berat…” Kesaksian yang konyol dan agak menggelikan dari ibu itu; syukurlah diluruskan oleh ibu Agnes si pembawa Firman bahwa kita sebaiknya jangan memaksa maksa Tuhan. Mungkin kita juga tanpa sadar sering berdoa dan bertindak seperti orang farisi dan ahli - ahli Taurat. Kita memaksa Tuhan supaya mengabulkan permohonan kita dan lebih tidak tahu diri lagi, Kita meminta Tuhan memberi tanda - tanda bahwa doa kita akan dikabulkanNya. Tentu Tuhan Yesus tidak senang dengan cara - cara sepert itu. Kita juga harus melakukan upaya yang keras dan penuh iman kepercayaan supaya permohonan kita kepadaNya terkabul. Yang paling baik, supaya hidup ini terasa damai; kita ikuti saja teladan Bunda Maria, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada-KU menurut perkataan-Mu.” Amin Iwan Setiawan Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Mau Jadi Tuhan? Kamis 26 Februari 2015 Mat 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Est 3:10a.10c-12.17-19; Mat 7:7-12 Di film Bruce Almighty, si Bruce yang diperankan oleh Jim Carey kalah dalam promosi jabatannya sebagai reporter televisi. Lalu karena tingkah lakunya di kamera yang memalukan, dia dipecat. Bruce menjadi begitu marahnya dengan Tuhan dan berdoa bahwa Tuhanlah yang seharusnya dipecat! Bruce lalu menerima pesan di pagernya. Tuhan ingin meyakinkan si Bruce bahwa Dia sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Caranya? Tuhan menawarkan Bruce untuk memberikan kekuatannya dengan satu kondisi, yaitu dia tidak bisa merubah kehendak pribadi manusia. Ini diterima tetapi disalah gunakan oleh Bruce. Misalnya dia memakai kekuatan itu untuk merayu gombal pacarnya, dan membuat reporter saingannya menjadi gagap dan akibatnya dipecat. Bruce mulai mendengar suara-suara yang berupa doa-doa manusia. Dia membuat komputer email yang super hebat untuk menanggapi doa doa itu. Tetapi karena begitu banyaknya dia tidak sanggup membaca apalagi melayani permohonan permohonan itu secara pribadi. Akhirnya dengan satu tombol Bruce dengan sekejap mengabulkan semua permohonan yang ada tanpa sedikitpun pertimbangan akan dampaknya. Alhasil, “dunia menjadi kacau balau”. Di sebuah pesta Bruce juga kepergok berciuman dengan koleganya. Pacarnya marah besar lalu minta putus. Bruce menggunakan kekuatannya untuk mempertahankan hubungan mereka. Tetapi ternyata Bruce tidak mampu merubah kehendak hati sang pacar sesuai dengan perjanjiannya dengan Tuhan. Akhirnya Bruce menyerah dan memberikan kembali kekuatannya itu kepada Tuhan. Teman teman terkasih, bagaimana tanggapan kita kalau malang menimpa kita. Apa kita menjadi seperti Bruce? Atau tetapkah kita percaya kepada Bapa, yakin akan kemahabaikanNya pada kita? Apakah hati dan bibir kita tetap memuji, ataukah kita bersungut-sungut kalau permohonan kita ditolak atau belum dikabulkan? Apakah kita tetap bersyukur, ataukah kita menuduh Dia tidak peduli? Apakah Bapa tetap menjadi harapan kita satu satunya untuk segala yang kita butuhkan, atau hati kita sekarang berpaling pada yang lain seperti manusia yang fana, uang yang berkuasa dan kekuatan kita sendiri? Ya Bapa, ampunilah kami saat kami penuh keraguan akan Engkau. Biarlah Roh KudusMu menjadikan kami anak anakMu, yang tetap percaya akan kemahabaikanMu pada kami, sehingga kami bisa mencontoh putraMu Tuhan kami Yesus Kristus, yang setia berharap padaMu, bahkan dikala Engkau sepertiNya tidak peduli, saat Dia mati tersiksa dikayu salib untuk menebus dosa dosa manusia. Amin. Frater David Lemewu MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Bolehkah Marah? Yeh18:21-28, Mat 5:20-26 Jumat 27 Februari 2015 Mat 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; Salah satu teman saya adalah orang yang ceplas ceplos, dia ga suka basa basi, ga suka bercanda. Bawaannya serius terus. Nah sekali waktu ada teman yang lain yang melakukan suatu perbuatan yg ga baik, dan itu membuat teman saya marah. Marah sampai beberapa teman yang lain agak takut melihat kemarahannya. Dan sampai sekarang dia juga ga mau berhubungan lagi dengan teman tersebut (yang membuat dia marah). Ayat rhema diatas mengingatkan saya mengenai sakramen pengampunan dosa yang intinya sudah dijelaskan oleh salah satu Romo pembimbing rohani kami. Forgiving is not forgeting, is it ok in Catholic? Karena saya sendiri susah untuk berhubungan kembali kepada teman yang pernah menyakiti saya, pasti para pembaca Fresh Juice juga terkadang memiliki pengalaman yg tidak menyenangkan terhadap seseorang dan tidak mau berhubungan lagi dengan orang tersebut. Dan Romo tersebut menyatakan bahwa itu hal yang biasa, dan tidak masalah, SELAMA hubungan tersebut tidak memisahkan diri kita dengan TUHAN, dalam artian kita benar benar mengampuni orang tersebut, dan memang menghindari karena Takut mendapatkan luka batin kembali. Marah itu hal yang wajar, karena kemarahan adalah salah satu respon emosi yang kita miliki, tetapi jangan sampai marah kita menjadi marah yang destruktif baik pada diri sendiri apalagi orang lain. Yesus sendiri pernah marah kok. Semoga kita bisa mengontrol emosi kita saat kita marah, dan pada saat marah kita TIDAK akan pernah bisa melakukan hal yang baik dan bijaksana. Tuhan Yesus memberkati. When I have lost my temper I have lost my reason too. I’m never proud of anything Which angrily I do. - unknown Prast Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 Sempurna Sabtu 28 Februari 2015 Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna Ul 26:16-19; Mat 5:43-48 Waah. Tuhan menuntut kita menjadi pribadi yang sempurna. Susah banget ya. Dulu saya adalah seorang perfectionis, rasanya kalau pekerjaan tidak selesai sempurna, masih akan kepikiran sampe tidur. Sekarang juga seperti itu , walau agak berkurang. Tantangannya mencari kesempurnaan membuat kita menjadi stress, tidak memberi toleransi dan malah mungkin bisa membuat orang lain sakit hati. Mungkin Tuhan menginginkan kita berusaha semaksimal mungkin. “Kalau cuma menyapa orang , tukang pajak juga melakukan hal yang sama!” Kata Yesus kurang lebih seperti itu. Tapi berusaha menjadi lebih dari atas rata rata. Buya Hamka, penulis jaman dulu, sempat menulis : “Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja” Menarik, bahwa kita dituntut memberi arti lebih dari semua yang kita lakukan. Apakah kita cuma bekerja saja sehari hari? Atau pekerjaan kita memberi makna lain? Kata orang bijak, hidup yang berguna adalah ketika hidup kita menjadi berkat dan manfaat bagi orang lain. Berat. Tapi tidak ada salahnya kita mencoba. Setelah membaca renungan ini, apa yang akan kamu lakukan untuk membuat hidup kamu jadi lebih bermakna? Mari menjadi sempurna di mata Tuhan. Jeff K Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 63 / 2015 www.DOJCC.com Celebration Meal 24 Januari 2015 di Hotel Maria Barbeque Youth Night 30 Januari 2015 Ultah Amabel 3 Februari 2015 Putri Pasutri Frengky dan Putu