II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Smartphone Alat yang dikategorikan

advertisement
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Smartphone
Alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar (smartphone)
menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan
telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel (surat elektronik)
dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat
menyertakan miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad,
kamera, pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti
lunak dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik,
penjelajah internet atau hanya sekedar akses aman untuk membuka surel
perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry.
Beberapa orang mengartikan Smartphone sebagai ponsel sederhana
dengan berbagai fitur canggih didalamnya seperti kemampuan mengirim
email, menjelajah internet, eksternal USB keyboard, download dan install
aplikasi dengan waktu singkat atau dapat dikatakan bahwa smartphone
merupakan komputer dalam ukuran kecil.
2.2. Konsumen
Sumarwan (2003) membagi konsumen ke dalam dua jenis, yaitu
konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli
barang dan jasa untuk digunakan sendiri dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhannya. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian
digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai pemakai akhir
atau konsumen akhir. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan, dan lembaga lainnya.
Semua jenis organisasi ini harus membeli produk, peralatan dan jasa-jasa
lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Dalam penelitian
ini objek penelitian merupakan konsumen individu, sebab konsumen
membeli produk untuk digunakan sendiri.
Sedangkan menurut Undang-Undang RI No 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen definisi dari konsumen adalah setiap orang yang
7
memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan. Setiap konsumen dari suatu bisnis
merupakan titik sentral perhatian pemasaran yang sangat perlu mendapat
perhatian dan diharapkan akan menjadi konsumen yang menguntungkan bagi
perusahaan.
2.3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di
atas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2003). Menurut Setiadi (2008)
perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
The American Marketing Association (Setiadi, 2008) mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai berikut:
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan
kegiatan pertukaran dalam hidup mereka (American Marketing
Association).
Dari definisi tersebut diatas terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu : (1)
Perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi
antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar; serta (3) hal
tersebut melibatkan pertukaran.
1. Perilaku konsumen dikatakan dinamis
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena perilaku seseorang
konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah
dan bergerak sepanjang waktu. Sifat yang dinamis tersebut
menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat
menantang.
8
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran,
perasaan dan tindakan manusia serta lingkungan. Perusahaan akan
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen apabila
perusahaan
dapat
memahami
bagaimana
interaksi
tersebut
mempengaruhi konsumen.
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran
Perilaku konsumen melibatkan pertukan antar manusia. Dengan
kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan
menerima sesuatu sebagai gantinya.
2.4. Proses Keputusan Pembelian
Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap
dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang
lain, faktor situasi tidak diantisipasi, dan risiko yang dirasakan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca
pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan.
Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak
puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan
kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada temen-temen mereka
(Setiadi, 2008).
Menurut Kotler (2007), terdapat 5 tahap proses keputusan pembelian
konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian, dapat dilihat
pada Gambar 1.
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
setelah
pembelian
Gambar 1. Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian (Kotler,
2007)
9
1. Pengenalan kebutuhan.
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan. Pembeli
mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya
perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara yang
diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Pada tahap ini pemasar
harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan macam apa dan
permasalahan apa saja yang muncul dan bagaimana cara pemasar
menuntun konsumen untuk membeli produk tertentu.
2. Pencarian informasi.
Setelah kebutuhan dikenali, konsumen yang tergerak mungkin
mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Pada satu
tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian.
Pada tahap ini orang akan lebih menerima informasi. Ia akan
memperhatikan iklan, produk yang digunakan temannya dan percakapan
mengenai
produk
yang
diinginkan.
Atau
mungkin
mengerjakan
pengumpulan informasi secara aktif dimana ia mencari informasi tertulis,
menelepon teman dan mengumpulkan informasi dengan berbagai cara lain.
Menurut Kotler (2007), pencarian informasi yang dilakukan
seseorang tergantung pada kekuatan untuk mendapatkan informasi, jumlah
informasi yang telah didapatkan, kemudahan untuk memperoleh informasi
tambahan, serta nilai yang diberikan oleh informasi tambahan.
Inti yang terpenting dari pemasar adalah sumber informasi utama
yang digunakan oleh konsumen dan tiap pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Pemasar harus dengan cermat mengidentifikasikan sumber
informasi konsumen. Menurut Kotler (2007), sumber informasi konsumen
terbagi dalam empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi
: Keluarga, teman, tetangga
b. Sumber komersial
: Iklan, penjual, pengecer, situs web
c. Sumber publik
: Media massa, organisasi pemberi peringkat
d. Sumber pengalaman : Memegang, meneliti, menggunakan produk
10
Semakin banyaknya informasi yang didapat oleh konsumen,
kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur
akan meningkat.
3. Pengevaluasian alternatif.
Setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang alternatif merek
yang
ada,
konsumen
menggunakan
informasi
yang
ada
untuk
mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan dan
menyempitkan pilihan pada alternatif yang diinginkan.
4. Keputusan pembelian.
Menurut Setiadi (2008) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap
orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif
pilihan seseorang. Tujuan pembelian juga dipengaruhi oleh keadaan tidak
terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktorfaktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang
diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen
ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul
dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku setelah pembelian.
Proses pengambilan keputusan tidak berhenti pada pengkonsumsian,
melainkan berlanjut ke evaluasi produk yang dikonsumsi, yang mengarah
pada respon puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli puas atau
tidak puas terhadap pembeliannya adalah hubungan antara harapan
konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh dibawah
harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi
harapannya, konsumen terpuaskan, jika melebihi harapannya, maka
konsumen akan sangat senang.
2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Banyak faktor yang mempengaruhi Proses pengambilan keputusan
konsumen, bisa dari dalam diri konsumen maupun dari luar. Kotler (2007)
mengemukakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor
budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
11
Kebudayaan
Sosial
Budaya
Kelompok
acuan
Keluarga
Sub-budaya
Pribadi
Psikologi
Umur dan
tahap dalam
siklus hidup
Pekerjaan
situasi
ekonomi
Gaya hidup
Peran & status
Motivasi
Persepsi
Pembeli
Pembelajaran
Kepercayaan
& sikap
Kepribadian&
konsep diri
Kelas sosial
Gambar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler,
2007)
Sedangkan menurut Engel et al. (1994) ada tiga faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk, yaitu:
1. Pengaruh Lingkungan; konsumen hidup di dalam lingkungan yang
kompleks. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh:
a. Budaya, seperti digunakan di dalam studi perilaku konsumen
mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan symbol-simbol lain
yang bermakna yang membantu individu dalam berkomunikasi,
melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat.
Dalam perspektif yang berbeda semua bentuk pemasaran
merupakan saluran tempat makna budaya ditransfer ke barang
konsumen.
b. Kelas Sosial, mengacu pada pembagian di dalam masyarakat
yang terdiri dari individu-individu yang berbagai nilai, minat dan
perilaku yang sama. Masyarakat dibedakan oleh perbedaan status
sosioekonomi yang berjajar dari rendah ke tinggi. Status sosial
ini kerap menciptakan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang
berbeda.
12
c. Pengaruh Pribadi, sebagai konsumen perilaku kita kerap
dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita.
Kita mungkin merespons terhadap tekanan yang dirasakan untuk
menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan
oleh orang lain.
d. Keluarga, adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan
yang tinggal bersama. Keluarga adalah pengaruh utama pada
sikap perilaku individu.
e. Situasi, perilaku individu dapat berubah ketika situasi berubah.
Situasi konsumen dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama
yaitu, situasi komunikasi (latar dimana konsumen dihadapkan
kepada komunikasi pribadi atau non-pribadi), situasi pembelian
(latar dimana konsumen memperoleh barang dan jasa) serta
situasi pemakaian (latar dimana konsumsi terjadi).
2. Perbedaan
Individu:
mengacu
pada
faktor
internal
yang
menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Perilaku konsumen
yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dibagi menjadi lima cara
penting, yaitu:
a. Sumber
Daya
Konsumen,
setiap
orang
membawa
tiga
sumberdaya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan,
antara lain: waktu, uang dan perhatian (penerimaan informasi dan
kemampuan pengolahan). Umumnya terdapat keterbatasan yang
jelas pada ketersediaan masing-masing, sehingga memerlukan
semacam alokasi yang cermat.
b. Motivasi dan Keterlibatan, keterlibatan adalah faktor yang
penting di dalam mengerti motivasi. Keterlibatan mengacu pada
tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan
konsumsi.
c. Pengetahuan, dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan
konsumen
mencakupi
susunan
luas
informasi,
seperti
13
ketersediaan dan karakteristik produk dan jasa, dimana dan kapan
untuk membeli, bagaimana menggunakan produk.
d. Sikap, mengacu pada pembentukan suat sikap terhadap alternatifalternatif
yang
dipertimbangkan
setelah
konsumen
menyelesaikan pencarian akan informasi dan evaluasi yang luas
terhadap
berbagai
kemungkinan.
Engel,
et
al.
(1994)
mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan arang merespons dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan
objek atau alternatif yang diberikan.
e. Kepribadian, Gaya hidup dan Demografi. Ketiga variable ini
berguna dalam mendefinisikan berbagai karakter objektif dan
subjektif dari konsumen di dalam pangsa pasar target.
Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten
terhadap stimulus lingkungan. Keputusan pembelian seorang
konsumen bervariasi antar individu karena karakteristik yang
dimiliki oleh masing-masing konsumen. Gaya hidup adalah pola
dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang.
Demografi adalah pendeskripsian pangsa konsumen dalam istilah
seperti usia, pekerjaan dan pendapatan. Usia orang yang akan
membeli barang atau jasa berbeda sepanjang waktu. Pekerjaan
seseorang akan mempengaruhi pola konsumsinya. Pendapatan
akan mempengaruhi pilihan produk seseorang.
3. Proses Psikologi
a. Pemrosesan Informasi: mengacu pada proses yang dengannya
suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan di dalam ingatan
dan
belakangan
diambil
kembali.
Pengolahan
informasi
menyampaikan cara-cara dimana informasi ditransformasikan,
dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali dan digunakan.
b. Pembelajaran: mengacu pada proses dimana pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, atau
perilaku. Kebanyakan perilaku konsumen adalah hasil dari proses
14
pembelajaran. Oleh karena itu, proses belajar harus dimengerti
bila pemasaran diharapkan untuk membujuk.
c. Perubahan Sikap dan Perilaku: sikap adalah evaluasi, perasaan
emosional dan kecenderungan tindakan atas beberapa objek dan
tindakan. Perubahan dalam sikap dan perilaku adalah sasaran
pemasaran yang lazim.
2.6. Konsep Produk
2.6.1 Definisi Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong (2007) adalah semua
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan pemakainya.
Menurut Kotler (2007) ada tiga tingkatan produk, yaitu core
product, actual product, augmented product. Penjelasan tentang
ketiga tingkatan produk adalah :
a. Core product (produk inti) yaitu manfaat inti yang akan diberikan
produk tersebut kepada konsumen. Produk inti terdiri dari berbagai
manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli
produk tertentu.
b. Actual product (produk aktual) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. Produk aktual
tersebut minimal harus mempunyai lima sifat: tingkatan kualitas,
fitur, desain, merek dan kemasan sehingga mampu memberikan
manfaat intinya.
c. Augmented product (produk tambahan) yaitu layanan dan manfaat
tambahan yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Produk
tambahan tersebut seperti: petunjuk cara penggunaan, garansi suku
cadang, pelayanan perbaikan dan nomer telepon bebas pulsa jika
konsumen tersebut mempunyai masalah atau pertanyaan.
2.6.2 Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli
pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler.
15
Menurut Kotler (2007) produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu:
1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga
bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan berbagai kegiatan atau manfaat yang dapat
ditawarkan olehsatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud, dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikan.
2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun,
pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b) Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).
Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3) Berdasarkan
tujuan
konsumsi
yaitu
didasarkan
pada
siapa
konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Produk konsumen (consumer product)
Produk konsumen adalah semua produk yang dibeli oleh
konsumen akhir untuk dikonsumsi scara pribadi. Produk
16
konsumen meliputi produk sehari-hari, produk belanja, produk
khusus dan produk yang tidak dicari.
1. Produk sehari-hari (convenience product) adalah produk dan
jasa yang dibeli konsumen secara teratur, cepat, dan dengan
perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha
untuk mendapatkan produk tersebut yang juga minimal.
2. Produk belanja (shopping product) adalah barang konsumen
yang mana konsumen dalam proses pemilihan dan pembelian,
biasanya melakukan pembandingan dengan produk lain
berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya.
3. Produk khusus (specialty product) adalah produk konsumen
yang mempunyai karakteristik dan identifikasi merek yang unik
sehingga kelompok pembeli yang cukup signifikan bersedia
melakukan usaha pembelian yang khusus.
4. Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah produk
konsumen
yang
konsumen
tidak
mengetahui
ataupun
mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk membeli
produk tersebut.
b) Produk industri (industrial product)
Produk industri merupakan produk yang dibeli dengan
tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk
menjalankan bisnis.
2.6.3 Atribut Produk
Menurut Kotler (2007) pengembangan produk dan jasa
memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan.
Manfaat-manfaat
tersebut
kemudian
dikomunikasikan
dan
disampaikan melalui atribut-atribut seperti:
1. Kualitas produk, adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya; kemampuan itu meliputi daya tahan,
kehandalan, ketelitian, kemudahan diperbaiki dan atribut lain yang
berharga pada produk secara keseluruhan.
17
2. Fitur produk, adalah alat persaingan untuk mendiferensiasikan
produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi
pesaingnya.
3. Gaya dan desain produk, gaya semata-mata menjelaskan
penampilan produk tertentu, sedangkan desain bukan sekedar
tampilan tetapi masuk ke dalam jantung produk.
2.7. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur telah
menjalankan fungsi ukurnya (Wijaya, 2009). Suatu kuesioner dikatakan sah
jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk degree of freedom (df)
= n-k, dalam hal ini adalah jumlah sampel dan k.adalah jumlah konstruk.
Jika r-hitung > r-tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Dimana:
rxy
√
√
.............................................................. (1)
rxy = Korelasi antara X dan Y
X = Skor masing-masing pertanyaan
Y
= Skor total semua pertanyaan dari setiap responden
n
= Jumlah responden
2.8. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap instrument (Wijaya, 2009). Suatu instrument dapat
memiliki tingkat kepercayaan tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian
instrument tersebut menunjukan hasil yang tetap. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60.
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsisten. Uji reliabilitas alat untuk penelitian kali ini menggunakan teknik
18
Spearman-Brown dan metode Cronbach. Rumus dari Spearmen-Brown,
yaitu:
…………………………………………...……...…….. (2)
Tetapi terlebih dahulu dihitung korelasi antara belahan ganjil-genap
dengan rumus:
⌋[
√⌊
]
……..……………………………..(3)
Metode Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang
skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus ini dapat ditulis sebagai
berikut:
(
)(
)
………………………………...……….. (4)
Keterangan:
r11= Reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
= varian total
= jumlah varian butir
Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir
kemudian jumlahkan, (Umar, 2003) seperti yang dipaparkan berikut ini :
................................................................................. (5)
Keterangan:
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
2.9. Analisis Deskriptif
Analisis
Deskriptif
digunakan
untuk
mengetahui
karakteristik
konsumen dan mengetahui keputusan pembelian handphone BlackBerry.
Dilakukan secara deskriptif melalui perhitungan persentase jawaban
19
responden dalam bentuk tabulasi sederhana. Persentase tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
................................................................................ (6)
P
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi
= Total Jawaban
2.10. Analisis Faktor
Analisis faktor menganalisis interaksi antar variabel, semua valiabel
berstatus sama. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi
struktur hubungan antar variabel maupun antar responden (Simamora,
2005). Dalam penelitian ini data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam pembelian handphone BlackBerry akan dianalisis dengan
metode ekstraksi Principal Component Analysis (PCA). Untuk keperluan
perhitungan dipergunakan bantuan Software Excell dan SPSS for windows
17,0.
2.11. Model Analisis Fishbein
Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep
perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku
konsumen dapat dilakukan dengan model multiatribut. Salah satu model
sikap yang terkenal adalah model sikap multiatribut Fishbein. Model sikap
Fishbein ini berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap
obyek tertentu. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen
terhadap suatu produk atau merek produk ditentukan oleh dua hal, yaitu
kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen
bi), dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei)
(Sumarwan, 2011). Model ini digambarkan oleh formula berikut.
………………………………………………….…….(7)
Ao = Sikap terhadap suatu objek
bi = Kekuatan kepercayaan bahwa ojek tersebut memiliki atribut i
20
ei = Evaluasi terhadap atribut i
N = Jumlah atribut yang dimiliki objek
Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen
terhadap suatu objek ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut
yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk.
Model Fisbein mengemukakan tiga konsep utama yaitu sebagai berikut:
1. Atribut
Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient belief
adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut,
sering disebut sebagai attribute-object beliefs.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk
memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan
terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang
dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur
kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masingmasing merek.
3. Evaluasi Atribut
Evaluasi atribut menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi
konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau
karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Komponen
ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh
objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu
produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan tersebut.
2.12. Penelitian Terdahulu
Novriadi (2004), meneliti mengenai Analisis Perilaku Konsumen
dalam Proses Keputusan Pembelian Telepon Selular. Penelitian ini
dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan memberikan
gambaran terhadap proses pengambilan keputusan konsumen terhadap
pembelian telepon selular. Berdasarkan hasil analisis, seluruh konsumen
21
telepon selular melakukan lima tahapan proses pengambilan keputusan
pembelian dan sebagian besar konsumen memutuskan membeli telepon
selular dikarenakan adanya kebutuhan alat komunikasi mobile. Faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian
telepon selular terdiri dari 10 variabel dimana hubungan antara variable
tersebut membentuk 5 faktor.
Amaliah (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Perilaku
Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis proses keputusan yang
dilakukan mahasiswa dan analisis diskriminan untuk melihat variablevariabel yang mendorong pembelian laptop. Berdasarkan hasil analisis
seluruh konsumen laptop melakukan lima tahapan proses pengambilan
keputusan pembelian. Sebagian besar mahasiswa membeli laptop untuk
mempermudah dokumentasi data, sumber dan media informasi yang paling
berpengaruh adalah teman dengan pertimbangan utama adalah harga.
Alasan memilih laptop karena merek yang terkenal dan membeli pada
dealer penjualan laptop agar lebih terjamin. Sikap loyalitas konsumen
tinggi ketika merek laptop favorit yang diinginkan tidak ada namun
loyalitas mahasiswa rendah ketika laptop favorit mengalami kenaikan
harga.
Download