4 serta kantong luar dan sayap dalam N. gymnamphora. Kelenjar pencerna ditemukan pada bagian digestive zone keempat spesies (Gambar 5), serta pada waxy zone N. rafflesiana a. Kerapatan kelenjar pencerna terbesar ditemukan pada bagian waxy zone N. rafflesiana a dengan nilai 34,26/mm2 (Tabel 1). Lunate cells ditemukan di bagian waxy zone pada N. hookeriana, N. gymnamphora, dan N. rafflesiana b (Gambar 6). Kerapatan tertinggi ditemukan pada N. gymnamphora dengan nilai 90,26/mm2 (Tabel 1). Kelenjar pencerna semakin rapat pada daerah yang mendekati dasar kantong, sedangkan lunate cell semakin rapat pada daerah yang mendekati ujung kantong. Kelenjar nektar ditemukan di sisi adaksial tutup kantong pada N. hookeriana, serta N. rafflesiana a dan b (Gambar 7). Kerapatan tertinggi ditemukan pada N. rafflesiana a dengan nilai 1,34/mm2 (Tabel 1). Beberapa bagian tubuh dari kantong tidak bisa diamati, seperti waxy zone, sayap kantong, dan tutup kantong N. gracilis dan tutup kantong N. gymnamphora. Hal ini dikarenakan keterbatasan sampel penelitian. Tabel 1 Indeks dan kerapatan stomata, kerapatan trikoma kelenjar, kelenjar pencerna, lunate cell, dan kelenjar nektar pada daun dan kantong Nepenthes spp. Spesies N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Bagian organ Indeks stomata stomata Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial 13,88 1,45 2,65 1,28 1,22 9,68 1,09 4,65 2,30 1,34 7,49 7,27 0,67 1,16 1,13 6,89 1,25 1,49 1,43 0,94 217,25 11,85 19,75 8,78 7,90 260,70 13,17 55,30 11,85 9,22 96,12 9,22 6,58 6,58 6,58 106,65 10,53 9,22 7,90 6,58 Kerapatan (jumlah/ mm2) trikoma kelenjar lunate kelenjar pencerna cell 5,950 17,13 3,12 27,82 19,06 29,91 14,07 6,58 27,65 4,66 11,58 8,11 23,96 2,12 18,58 2,65 90,26 17,13 11,14 3,54 6,84 17,05 34,26 11,02 8,52 18,74 6,58 6,58 2,81 11,86 30,80 6,70 16,40 13,27 23,56 1,21 6,58 - kelenjar nektar 0,54 1,34 1,21 - 5 Trikoma kelenjar berbentuk oval seperti bunga. Ukuran trikoma kelenjar ini pada tiap koleksi bervariasi. Trikoma kelenjar pada kantong luar N. gymnamphora memiliki ukuran paling besar, sedangkan trikoma kelenjar pada daun sisi adaksial N. hookeriana memiliki ukuran paling kecil. Kelenjar pencerna berbentuk bulat dan oval. Kelenjar pencerna N. gracilis memiliki bentuk bulat dengan diameter rata-rata 189 µm. Kelenjar pencerna dengan bentuk oval ditemukan pada N. hookeriana, N. gymnamphora, serta N. rafflesiana a dan b. Kelenjar pencerna di bagian digestive zone pada N. rafflesiana a berukuran paling besar, sedangkan di bagian waxy zone N. rafflesiana a memiliki ukuran paling kecil. Lunate cell berbentuk setengah lingkaran. Lunate cell pada N. hookeriana berukuran paling besar, sedangkan lunate cell pada N. rafflesiana b memiliki ukuran paling kecil. Kelenjar nektar memiliki bentuk oval. Kelenjar nektar pada N. rafflesiana a memiliki ukuran paling besar, sedangkan kelenjar nektar pada N. hookeriana memiliki ukuran paling kecil (Tabel 2). Tabel 2 Ukuran stomata, trikoma kelenjar, kelenjar pencerna, lunate cell, dan kelenjar nektar pada daun dan kantong Nepenthes spp. Spesies N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Keterangan: D = Diameter L = Lebar Bagian organ Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial Daun adaksial Daun abaksial Digestive zone Waxy zone Kantong luar Sayap dalam Sayap luar Tutup adaksial Tutup abaksial P = Panjang Stomata P 32 35 32 43 37 25 29 35 36 34 33 38 30 38 37 30 37 32 36 33 L 27 30 27 33 31 21 25 28 33 31 29 30 23 32 27 23 29 27 28 21 trikoma kelenjar P L 24 14 32 28 34 27 32 30 58 46 35 30 29 26 67 62 59 52 54 54 50 42 58 43 99 79 74 67 41 34 39 28 50 43 48 37 50 43 30 23 38 35 59 54 75 63 67 56 45 40 32 30 30 28 30 25 Ukuran (µm) kelenjar lunate cell pencerna P L P L 147 74 151 109 D: 189 181 113 59 13 221 116 115 59 166 76 46 14 - kelenjar nektar P L 228 193 251 216 241 209 - 6 a b c S S TK TK S TK e d TK TK S S Gambar 2 Sayatan paradermal daun sisi abaksial (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), stomata (S). a c b TK TK TK TN e d TN TK TK Gambar 3 Sayatan paradermal kantong sisi luar (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), trikoma non-kelenjar (TN). a TK c b d TK TK TK TN Gambar 4 Sayatan paradermal sayap kantong sisi luar (a) N. hookeriana, (b) N. gymnamphora, (c) N. rafflesiana a, dan (d) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), trikoma nonkelenjar (TN). 7 a c b KP KP KP e d KP KP Gambar 5 Sayatan paradermal kantong sisi dalam bagian digestive zone (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar pencerna (KP). a c b d LC LC LC KP Gambar 6 Sayatan paradermal kantong sisi dalam bagian waxy zone (a) N. hookeriana, (b) N. gymnamphora, (c) N. rafflesiana a, (d) N. rafflesiana b; lunate cell (LC), kelenjar pencerna (KP). a b c KN TK KN KN e d f S S TK TK S TK Gambar 7 Sayatan paradermal tutup kantong sisi adaksial: (a) N. hookeriana, (b) N. rafflesiana a, dan (c) N. rafflesiana b; tutup sisi abaksial: (d) N. hookeriana, (e) N. rafflesiana a, dan (f) N. rafflesiana b; kelenjar nektar (KN), trikoma kelenjar (TK), stomata (S). 8 Pengamatan Sediaan Sayatan Transversal. Berdasarkan hasil sayatan transversal daun, ditemukan struktur yang meliputi kutikula, epidermis, hipodermis, mesofil, dan berkas pembuluh. Kutikula tertebal ditemukan pada N. hookeriana di sisi adaksial daunnya dengan ukuran rata-rata 10 µm. Hipodermis ditemukan di bawah lapisan epidermis atas dan beberapa di atas epidermis bawah seperti pada N. gracilis dan N. gymnamphora. Hipodermis adaksial pada N. gymnamphora memiliki ukuran paling tebal. Hal ini karena terdapat 4 lapis hipodermis yang ditemukan pada daunnya. Hipodermis ada N. hookeriana terdiri atas 1 sampai 3 lapis, pada N. gracilis terdiri atas 1 lapis, pada N. gymnamphora terdiri atas 1 sampai 4 lapis, pada N. rafflesiana a dan b terdiri atas 1 lapis (Tabel 3). Parenkima palisade dan parenkima bunga karang dijumpai pada N. hookeriana serta N. rafflesiana a dan b, sedangkan N. gracilis dan N. gymnamphora mesofilnya tidak dapat dibedakan menjadi parenkima palisade dan parenkima bunga karang. Parenkima palisade pada N. hookeriana serta N. rafflesiana a dan b terdiri atas 2 sampai 5 lapis. Selain itu, pada daun juga ditemukan trikoma kelenjar yang berbentuk seperti cawan dengan pangkal yang rendah (Gambar 8). Bagian kantong yang disayat secara transversal adalah dinding kantong (waxy zone dan digestive zone), sayap kantong, tutup kantong, dan peristome. Pada dinding kantong bagian waxy zone dijumpai lunate cell yang berbentuk setengah lingkaran (Gambar 9). Kelenjar pencerna pada sayatan transversal berbentuk oval dengan lapisan pelindung seperti duri (Gambar 10). Jumlah kelenjar pencerna pada pangkal dinding digestive zone dijumpai lebih banyak dibandingkan pada sisi atas dinding bagian digestive zone. Tutup kantong memiliki kelenjar nektar dengan bentuk bulat hingga oval. Trikoma kelenjar yang hampir sama bentuknya dengan trikoma kelenjar pada daun juga ditemukan pada kantong bagian luar, sayap kantong sisi luar dan dalam, tutup kantong sisi abaksial dan adaksial, peristome, dan sulur (Gambar 11). Pengamatan sediaan sayatan transversal kantong bagian waxy zone hanya dilakukan pada N. hookeriana, N. gymnamphora, dan N. rafflesiana b. Lunate cell hanya dijumpai pada N. gymnamphora dan N. rafflesiana b, sedangkan pada N. hookeriana tidak dijumpai. Lunate cell pada bagian waxy zone N. rafflesiana b memiliki ukuran lebih besar dari N. gymnamphora. Trikoma kelenjar di bagian waxy zone pada N. rafflesiana b memiliki ukuran tertinggi, sedangkan ukuran terpanjang dijumpai pada N. gymnamphora (Tabel 4). Ukuran kelenjar pencerna dan trikoma kelenjar di bagian digestive zone terbesar dijumpai pada N. gymnamphora (Tabel 5). Ukuran trikoma kelenjar terbesar pada N. gymnamphora dijumpai pada sisi dalam sayap kantong (Tabel 6) dan peristome (Tabel 7). Ukuran tertinggi trikoma kelenjar pada sulur dijumpai pada N. hookeriana, sedangkan ukuran terpanjang dijumpai pada N. gymnamphora (Tabel 8). Trikoma kelenjar pada peristome untuk N. gracilis tidak dijumpai. Hal ini kemungkinan karena umur kantong yang masih muda. Kelenjar nektar pada sayatan transversal tutup kantong (Gambar 12) ditemukan pada N. gymnamphora, N. rafflesiana a dan b, sedangkan pada N. hookeriana dan N. gracilis tidak ditemukan. Kelenjar nektar pada N. gymnamphora memiliki ukuran paling besar, sedangkan trikoma kelenjar pada tutup kantong terbesar dijumpai pada N. hookeriana (Tabel 9). Tabel 3 Anatomi sayatan melintang daun Nepenthes spp. Tebal kutikula adaksial (µm) 10 Tebal kutikula abaksial (µm) 2,5 Tebal epidermis adaksial (µm) 11,3 Tebal epidermis abaksial (µm) 13,8 Tebal hipodermis adaksial (µm) 70,0 Tebal hipodermis abaksial (µm) - N. gracilis N. gymnamphora 5,3 3,9 1,8 2,8 7,5 11,3 8,8 10 19,4 109,0 25,0 30,0 N. rafflesiana a 6,9 2,5 11,3 13,8 30,0 - N. rafflesiana b 5,6 2,5 11,3 13,8 36,0 - Spesies N. hookeriana Keterangan: Pa = Palisade Bk = Bunga karang Tebal mesofil (µm) Pa:103; Bk:273 214 238 Pa: 125; Bk: 105 Pa: 123; Bk: 111 9 Tabel 4 Anatomi sayatan melintang dinding bagian kantong waxy zone Spesies N. hookeriana N.gymnamphora N. rafflesiana b Tebal epidermis luar (µm) Tebal epidermis dalam (µm) 11,9 17,5 11,0 15,6 12,5 13,8 Lunate cell (µm) Tinggi 20,0 23,3 Trikoma kelenjar kantong luar (µm) Panjang 42,5 28,8 Tinggi 38,1 40,0 28,0 Panjang 39,4 65,0 36,9 Tabel 5 Anatomi sayatan melintang dinding kantong bagian digestive zone Spesies/ koleksi N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Tebal epidermis luar (µm) Tebal epidermis dalam (µm) 16,3 15,0 11,9 13,1 13,1 13,1 10,6 13,8 19,4 13,8 Kelenjar pencerna (µm) Trikoma kelenjar kantong luar (µm) Tinggi 50,6 58,8 61,3 59,4 44,4 Tinggi 27,5 31,9 42,5 25,6 33,1 panjang 62,5 108,0 135,0 95,6 35,6 panjang 40,0 45,0 71,3 55,6 40,0 Tabel 6 Anatomi sayatan melintang sayap kantong Spesies Tebal epidermis luar (µm) Tebal epidermis dalam (µm) N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b 16,3 10,6 14,4 13,8 15,6 11,9 10,6 8,1 14,4 20,6 Trikoma kelenjar sisi luar (µm) Tinggi 31,3 20,6 36,6 25,0 27,5 Panjang 38,8 36,6 62,5 50,0 41,3 Trikoma kelenjar sisi dalam (µm) Tinggi 30,6 27,5 40,6 37,5 29,4 Panjang 40,6 48,8 58,1 45,0 37,5 Tabel 7 Anatomi sayatan melintang peristome Trikoma kelenjar sisi abaksial (µm) Spesies Tinggi 36,3 38,8 25,0 18,8 N. hookeriana N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Panjang 48,8 60,6 35,6 27,5 Tabel 8 Anatomi sayatan melintang sulur Spesies N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Tebal kutikula (µm) 3,3 5,0 3,8 2,9 5,0 Trikoma kelenjar (µm) Tinggi Panjang 52,9 42,9 30,0 50,4 42,5 48,8 23,5 23,3 24,7 33,8 Xilem (µm) 45,0 28,0 38,0 52,0 56,0 Tabel 9 Anatomi sayatan melintang tutup kantong Spesies N. hookeriana N. gracilis N. gymnamphora N. rafflesiana a N. rafflesiana b Tebal epidermis adaksial (µm) 11,9 16,9 15,6 20,0 8,8 Tebal epidermis abaksial (µm) 11,3 15,0 12,9 16,3 11,3 Kelenjar nektar (µm) Tinggi 190,0 188,0 172,0 Panjang 60,0 35,0 30,0 Trikoma kelenjar adaksial (µm) Tinggi 41,9 34,3 43,1 31,9 40,0 Panjang 59,4 31,9 50,0 40,0 47,5 Trikoma kelenjar abaksial (µm) Tinggi Panjang 43,8 73,1 32,5 33,1 38,1 54,4 42,5 41,3 40,0 37,5 10 a TK b KU PA MS TK TK KU c BP MS BP BP BK ku d TK KU PA e KU BP PA BK BK TK Gambar 8 Sayatan transversal daun (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), palisade (PA), mesofil (MS), bunga karang (BK), kutikula(KU), berkas pembuluh (BP). a b LC LC Gambar 9 Sayatan transversal kantong bagian waxy zone (a) N. gymnamphora, (b) N. rafflesiana a; (lc) lunate cell, (tk) trikoma kelenjar. a 50 µm c b 50 µm KP KP d Gambar 10 50 µm KP e 50 µm KP 50 µm KP Sayatan transversal kantong bagian digestive zone (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar pencerna (KP). 11 a b c TK TK TK d e TK TK Gambar 11 Sayatan transversal sulur (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK). a b TK c KN TK d Gambar 12 KN e KN Sayatan transversal tutup kantong (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar nektar (KN), trikoma kelenjar (TK). Pengamatan batang hanya dilakukan pada N. gracilis dan N. gymnamphora, sedangkan akar dilakukan pada N. gracilis, N. gymnamphora, dan N. rafflesiana. Hal ini dikarenakan keterbatasan sampel penelitian. Batang N. gracilis (Gambar 13) memiliki struktur antara lain epidermis, korteks, endodermis, berkas pembuluh, dan empulur. Floem dan kambium pada batang N. gracilis kurang jelas terlihat. Berbeda dengan batang N. gymnamphora, struktur seperti floem dan kambium dapat terlihat jelas. Terdapat struktur yang anomali pada batang N. gymnamphora, yaitu adanya berkas pembuluh di luar berkas pembuluh utama. Rata-rata diameter xilem pada batang N. gracilis adalah 63 µm dan pada N. gymnamphora adalah 60 µm. Akar N. gymnamphora memiliki struktur antara lain epidermis, korteks, endodermis, dan berkas pembuluh (Gambar 14). Akar N. gracilis dan N. rafflesiana sudah tua, dengan pertumbuhan sekunder dan floem tidak terlihat dengan jelas, berbeda dengan akar pada N. gymnamphora. Rata-rata diameter xilem pada akar N. gracilis adalah 53 µm, pada N. gymnamphora adalah 33 µm, dan koleksi 4 adalah 45 µm. 12 a b EN EN X EM X KO BP EM F K F X Gambar 13 Sayatan transversal batang (a) N. gracilis, (b) N. gymnamphora; xilem (X), floem (F), kambium (K), empulur (EM), endodermis (EN), korteks (KO), berkas pembuluh (BP). b a 50 µm c c X x X 50 µm F X 50 µm Gambar 14 Sayatan transversal akar (a) N. gracilis, (b) N. gymnamphora, dan (c) N. rafflesiana; xilem (X), floem (F). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan sediaan sayatan paradermal ditemukan stomata di bagian daun sisi abaksial, kantong luar, sayap dalam, sayap luar, serta tutup kantong sisi adaksial dan sisi abaksial. Menurut Bauer et al. (2011) beberapa bagian kantong seperti dinding kantong bagian luar, sayap kantong, dan tutup kantong memiliki stomata sehingga dapat melakukan fotosintesis, tetapi bagianbagian kantong tersebut memiliki kerapatan stomata yang lebih rendah dibandingkan dengan daun. Kerapatan stomata tertinggi ditemukan pada N. gracilis, sedangkan kerapatan terendah ditemukan pada N. gymnamphora. N. gracilis merupakan koleksi dari Bangka yang tumbuh di daerah Bogor dan terpapar oleh sinar matahari, sedangkan N. gymnamphora tumbuh pada daerah Sukabumi dengan tempat tumbuh ternaung dari sinar matahari. Menurut Willmer (1983), kerapatan stomata akan tinggi jika tanaman terpapar oleh sinar matahari. Kerapatan stomata yang tinggi pada N. gracilis tidak diikuti oleh indeks stomata yang tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah epidermis yang lebih banyak jika dibandingkan dengan N. hookeriana. Indeks stomata merupakan perbandingan antara jumlah stomata dengan penjumlahan sel epidermis dan stomata. Selain stomata, ditemukan juga trikoma kelenjar dan trikoma non-kelenjar, kelenjar pencerna, kelenjar nektar, dan lunate cell. Trikoma kelenjar ditemukan di sisi abaksial dan adaksial daun, dinding kantong bagian luar, sayap bagian dalam dan luar, tutup kantong sisi adaksial dan abaksial. Trikoma kelenjar banyak ditemukan di bagian daun sisi abaksial, dinding kantong bagian luar, dan sayap kantong. Kelenjar dan trikoma kelenjar mensekresikan senyawa metabolit sekunder, tetapi keduanya memiliki struktur yang berbeda. Kelenjar pada tanaman karnivora 13 biasanya mensekresikan nektar, lendir, dan cairan pencerna (Esau 1977). Trikoma kelenjar pada tanaman karnivora mensekresikan mukopolisakarida yang digunakan untuk menangkap mangsa dan enzim proteolitik untuk mencerna mangsa, seperti pada Pinguicula. Stalked gland pada Pinguicula memproduksi lendir, dan sessile gland memproduksi enzim pencerna. Cairan yang berisi enzim ini disekresikan melalui permukaan daun (Esau 1965). Kelenjar pencerna ditemukan pada bagian digestive zone keempat spesies, serta pada waxy zone N. rafflesiana b. Kelenjar pencerna pada bagian waxy zone N. rafflesiana a memiliki kerapatan tertinggi. Hal ini dikarenakan ukuran kelenjar pencerna tersebut lebih kecil dibandingkan pada koleksi yang lain. Kelenjar ini terdiri atas beberapa sel atau multiseluler. Kelenjar pencerna pada digestive zone berkembang dari sel epidermis dengan protoplasma yang padat dan inti sel yang besar (Fahn 1979). Kelenjar pencerna mensekresikan enzim seperti protease, ribonuklease, kitinase, fosfatase, dan esterase (Moran et al. 2010). Enzim ini mulai disekresikan beberapa hari sebelum tutup kantong membuka (Fahn 1979). Enzim-enzim ini digunakan untuk mendegradasi mangsa sehingga nutrisinya dapat diserap (Adamec 1997). Lunate cells ditemukan di bagian waxy zone pada N. hookeriana, N. gymnamphora, dan N. rafflesiana b. Sedangkan di bagian waxy zone N. rafflesiana a tidak ditemukan lunate cell, tetapi yang ditemukan adalah kelenjar pencerna. Moran et al. (2010) melaporkan bahwa pada N. rafflesiana memiliki lunate cell dan epikutikula kristal lilin, sedangkan pada N. ampullaria tidak dijumpai kedua struktur tersebut, tetapi bagian yang ada pada dinding kantong dalam hanya kelenjar pencernaan. Fungsi dari sel ini adalah membentuk permukaan yang licin bergelombang agar serangga tidak bisa menaiki dinding kantong, sehingga serangga tidak dapat lepas kembali (Moran et al. 2003). Kelenjar nektar ditemukan di sisi adaksial tutup kantong pada N. hookeriana, N. gymnamphora, N. rafflesiana a dan b. Kelenjar nektar pada N. gracilis tidak ditemukan. Hal ini karena kantong pada N. gracilis masih muda. Kerapatan kelenjar nektar ini rendah pada ketiga spesies. Ukuran kelenjar nektar ini paling besar jika dibandingkan dengan kelenjar yang lain. Kelenjar nektar pada Nepenthes merupakan jenis extrafloral nectarines, karena dijumpai pada bagian organ vegetatifnya, yaitu pada bagian tutup kantong. Kelenjar nektar pada bunga biasanya ditemukan pada bagian kelopak, mahkota, kepala sari, dan ovarium, sedangkan kelenjar nektar pada bagian selain bunga biasanya ditemukan pada batang, daun, stipula, dan pedisel (Esau 1965). Kelenjar nektar pada tutup kantong tanaman karnivora berkembang dari lapisan terluar epidermis dan terdiri atas banyak sel (Fahn 1979). Kelenjar nektar ini menghasilkan nektar yang digunakan untuk menarik mangsa seperti semut dan serangga kecil lainnya (Moran et al. 1999). Kelenjar nektar biasanya dilapisi oleh kutikuka pada bagian sebelah luar epidermisnya. Kelenjar nektar memiliki sitoplasma yang padat dan vakuola yang kecil banyak mengandung tanin. Peristome juga berfungsi untuk menarik mangsa agar mangsa mendekati kantong. Peristome memiliki pola garis yang unik sehingga mangsa tertarik. Menurut Bauer et al. (2011), peristome ini berperan penting pada kantong tipe typical. Sulur banyak terdapat pada spesies Nepenthes. Sulur pada semua koleksi memiliki tipe berkas pembuluh bikolateral, yaitu terdapat floem luar dan floem dalam, dan di antara xilem serta floem luar terdapat kambium. Sulur ini berguna bagi Nepenthes, karena membantu Nepenthes untuk membelit ke pohon atau tanaman lain. Selain itu, sulur dapat menjadikan Nepenthes sebagai tanaman epifit yang sesungguhnya (Adlassnig et al. 2004). Pengamatan terhadap sayatan transversal daun menunjukkan hasil yang bervariasi. Palisade dan bunga karang ditemukan pada N. hookeriana serta N. rafflesiana a dan b, sedangkan N. gracilis dan N. gymnamphora mesofilnya tidak dapat dibedakan menjadi palisade dan bunga karang. Palisade berbentuk lebih bulat jika dibandingkan dengan palisade pada tanaman lain. Daun dikotil umumnya dapat dibedakan atas lapisan palisade dan bunga karang, sehingga Nepenthes dapat digolongkan dalam tanaman dikotil. Tetapi Pavlovic et al. (2007) menyatakan bahwa lapisan mesofil N. alata dan N. mirabilis tidak dapat dibedakan menjadi lapisan palisade dan bunga karang. Tebal daun berbeda-beda antar spesies, karena perbedaan umur dan spesies dari Nepenthes tersebut. Terdapat perbedaan struktur antara kantong dengan daun. Perubahan struktur daun menjadi kantong dapat dilihat pada struktur bagian mesofil. Parenkima palisade dan parenkima bunga karang ditemukan pada daun, sedangkan pada kantong tidak