Nepenthes spp. - IPB Repository

advertisement
4
serta kantong luar dan sayap dalam N.
gymnamphora.
Kelenjar pencerna ditemukan pada bagian
digestive zone keempat spesies (Gambar 5),
serta pada waxy zone N. rafflesiana a.
Kerapatan
kelenjar
pencerna
terbesar
ditemukan pada bagian waxy zone N.
rafflesiana a dengan nilai 34,26/mm2 (Tabel
1). Lunate cells ditemukan di bagian waxy
zone pada N. hookeriana, N. gymnamphora,
dan N. rafflesiana b (Gambar 6). Kerapatan
tertinggi ditemukan pada N. gymnamphora
dengan nilai 90,26/mm2 (Tabel 1). Kelenjar
pencerna semakin rapat pada daerah yang
mendekati dasar kantong, sedangkan lunate
cell semakin rapat pada daerah yang
mendekati ujung kantong.
Kelenjar nektar ditemukan di sisi adaksial
tutup kantong pada N. hookeriana, serta N.
rafflesiana a dan b (Gambar 7). Kerapatan
tertinggi ditemukan pada N. rafflesiana a
dengan nilai 1,34/mm2 (Tabel 1). Beberapa
bagian tubuh dari kantong tidak bisa diamati,
seperti waxy zone, sayap kantong, dan tutup
kantong N. gracilis dan tutup kantong N.
gymnamphora.
Hal
ini
dikarenakan
keterbatasan sampel penelitian.
Tabel 1 Indeks dan kerapatan stomata, kerapatan trikoma kelenjar, kelenjar pencerna, lunate cell,
dan kelenjar nektar pada daun dan kantong Nepenthes spp.
Spesies
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Bagian organ
Indeks
stomata
stomata
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
13,88
1,45
2,65
1,28
1,22
9,68
1,09
4,65
2,30
1,34
7,49
7,27
0,67
1,16
1,13
6,89
1,25
1,49
1,43
0,94
217,25
11,85
19,75
8,78
7,90
260,70
13,17
55,30
11,85
9,22
96,12
9,22
6,58
6,58
6,58
106,65
10,53
9,22
7,90
6,58
Kerapatan (jumlah/ mm2)
trikoma
kelenjar
lunate
kelenjar pencerna
cell
5,950
17,13
3,12
27,82
19,06
29,91
14,07
6,58
27,65
4,66
11,58
8,11
23,96
2,12
18,58
2,65
90,26
17,13
11,14
3,54
6,84
17,05
34,26
11,02
8,52
18,74
6,58
6,58
2,81
11,86
30,80
6,70
16,40
13,27
23,56
1,21
6,58
-
kelenjar
nektar
0,54
1,34
1,21
-
5
Trikoma kelenjar berbentuk oval seperti
bunga. Ukuran trikoma kelenjar ini pada tiap
koleksi bervariasi. Trikoma kelenjar pada
kantong luar N. gymnamphora memiliki
ukuran paling besar, sedangkan trikoma
kelenjar pada daun sisi adaksial N. hookeriana
memiliki ukuran paling kecil. Kelenjar
pencerna berbentuk bulat dan oval. Kelenjar
pencerna N. gracilis memiliki bentuk bulat
dengan diameter rata-rata 189 µm. Kelenjar
pencerna dengan bentuk oval ditemukan pada
N. hookeriana, N. gymnamphora, serta N.
rafflesiana a dan b. Kelenjar pencerna di
bagian digestive zone pada N. rafflesiana a
berukuran paling besar, sedangkan di bagian
waxy zone N. rafflesiana a memiliki ukuran
paling kecil. Lunate cell berbentuk setengah
lingkaran. Lunate cell pada N. hookeriana
berukuran paling besar, sedangkan lunate cell
pada N. rafflesiana b memiliki ukuran paling
kecil. Kelenjar nektar memiliki bentuk oval.
Kelenjar nektar pada N. rafflesiana a memiliki
ukuran paling besar, sedangkan kelenjar
nektar pada N. hookeriana memiliki ukuran
paling kecil (Tabel 2).
Tabel 2 Ukuran stomata, trikoma kelenjar, kelenjar pencerna, lunate cell, dan kelenjar nektar pada
daun dan kantong Nepenthes spp.
Spesies
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Keterangan:
D = Diameter
L = Lebar
Bagian
organ
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
Daun adaksial
Daun abaksial
Digestive zone
Waxy zone
Kantong luar
Sayap dalam
Sayap luar
Tutup adaksial
Tutup abaksial
P = Panjang
Stomata
P
32
35
32
43
37
25
29
35
36
34
33
38
30
38
37
30
37
32
36
33
L
27
30
27
33
31
21
25
28
33
31
29
30
23
32
27
23
29
27
28
21
trikoma
kelenjar
P
L
24
14
32
28
34
27
32
30
58
46
35
30
29
26
67
62
59
52
54
54
50
42
58
43
99
79
74
67
41
34
39
28
50
43
48
37
50
43
30
23
38
35
59
54
75
63
67
56
45
40
32
30
30
28
30
25
Ukuran (µm)
kelenjar
lunate cell
pencerna
P
L
P
L
147
74
151 109
D: 189
181 113
59
13
221 116
115
59
166
76
46
14
-
kelenjar
nektar
P
L
228 193
251 216
241 209
-
6
a
b
c
S
S
TK
TK
S
TK
e
d
TK
TK
S
S
Gambar 2
Sayatan paradermal daun sisi abaksial (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N.
gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK),
stomata (S).
a
c
b
TK
TK
TK
TN
e
d
TN
TK
TK
Gambar 3 Sayatan paradermal kantong sisi luar (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N.
gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK),
trikoma non-kelenjar (TN).
a
TK
c
b
d
TK
TK
TK
TN
Gambar 4 Sayatan paradermal sayap kantong sisi luar (a) N. hookeriana, (b) N. gymnamphora,
(c) N. rafflesiana a, dan (d) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), trikoma nonkelenjar (TN).
7
a
c
b
KP
KP
KP
e
d
KP
KP
Gambar 5 Sayatan paradermal kantong sisi dalam bagian digestive zone (a) N. hookeriana, (b) N.
gracilis, (c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar
pencerna (KP).
a
c
b
d
LC
LC
LC
KP
Gambar 6 Sayatan paradermal kantong sisi dalam bagian waxy zone (a) N. hookeriana, (b) N.
gymnamphora, (c) N. rafflesiana a, (d) N. rafflesiana b; lunate cell (LC), kelenjar
pencerna (KP).
a
b
c
KN
TK
KN
KN
e
d
f
S
S
TK
TK
S
TK
Gambar 7 Sayatan paradermal tutup kantong sisi adaksial: (a) N. hookeriana, (b) N. rafflesiana
a, dan (c) N. rafflesiana b; tutup sisi abaksial: (d) N. hookeriana, (e) N. rafflesiana a,
dan (f) N. rafflesiana b; kelenjar nektar (KN), trikoma kelenjar (TK), stomata (S).
8
Pengamatan Sediaan Sayatan Transversal.
Berdasarkan hasil sayatan transversal
daun, ditemukan struktur yang meliputi
kutikula, epidermis, hipodermis, mesofil, dan
berkas pembuluh. Kutikula tertebal ditemukan
pada N. hookeriana di sisi adaksial daunnya
dengan ukuran rata-rata 10 µm. Hipodermis
ditemukan di bawah lapisan epidermis atas
dan beberapa di atas epidermis bawah seperti
pada N. gracilis dan N. gymnamphora.
Hipodermis adaksial pada N. gymnamphora
memiliki ukuran paling tebal. Hal ini karena
terdapat 4 lapis hipodermis yang ditemukan
pada daunnya. Hipodermis ada N. hookeriana
terdiri atas 1 sampai 3 lapis, pada N. gracilis
terdiri atas 1 lapis, pada N. gymnamphora
terdiri atas 1 sampai 4 lapis, pada N.
rafflesiana a dan b terdiri atas 1 lapis (Tabel
3).
Parenkima palisade dan parenkima bunga
karang dijumpai pada N. hookeriana serta N.
rafflesiana a dan b, sedangkan N. gracilis dan
N. gymnamphora mesofilnya tidak dapat
dibedakan menjadi parenkima palisade dan
parenkima bunga karang. Parenkima palisade
pada N. hookeriana serta N. rafflesiana a dan
b terdiri atas 2 sampai 5 lapis. Selain itu, pada
daun juga ditemukan trikoma kelenjar yang
berbentuk seperti cawan dengan pangkal yang
rendah (Gambar 8). Bagian kantong yang
disayat secara transversal adalah dinding
kantong (waxy zone dan digestive zone), sayap
kantong, tutup kantong, dan peristome. Pada
dinding kantong bagian waxy zone dijumpai
lunate cell yang berbentuk setengah lingkaran
(Gambar 9). Kelenjar pencerna pada sayatan
transversal berbentuk oval dengan lapisan
pelindung seperti duri (Gambar 10). Jumlah
kelenjar pencerna pada pangkal dinding
digestive zone dijumpai lebih banyak
dibandingkan pada sisi atas dinding bagian
digestive zone. Tutup kantong memiliki
kelenjar nektar dengan bentuk bulat hingga
oval. Trikoma kelenjar yang hampir sama
bentuknya dengan trikoma kelenjar pada daun
juga ditemukan pada kantong bagian luar,
sayap kantong sisi luar dan dalam, tutup
kantong sisi abaksial dan adaksial, peristome,
dan sulur (Gambar 11).
Pengamatan sediaan sayatan transversal
kantong bagian waxy zone hanya dilakukan
pada N. hookeriana, N. gymnamphora, dan N.
rafflesiana b. Lunate cell hanya dijumpai pada
N. gymnamphora dan N. rafflesiana b,
sedangkan pada N. hookeriana tidak dijumpai.
Lunate cell pada bagian waxy zone N.
rafflesiana b memiliki ukuran lebih besar dari
N. gymnamphora. Trikoma kelenjar di bagian
waxy zone pada N. rafflesiana b memiliki
ukuran tertinggi, sedangkan ukuran terpanjang
dijumpai pada N. gymnamphora (Tabel 4).
Ukuran kelenjar pencerna dan trikoma
kelenjar di bagian digestive zone terbesar
dijumpai pada N. gymnamphora (Tabel 5).
Ukuran trikoma kelenjar terbesar pada N.
gymnamphora dijumpai pada sisi dalam sayap
kantong (Tabel 6) dan peristome (Tabel 7).
Ukuran tertinggi trikoma kelenjar pada sulur
dijumpai pada N. hookeriana, sedangkan
ukuran terpanjang dijumpai pada N.
gymnamphora (Tabel 8). Trikoma kelenjar
pada peristome untuk N. gracilis tidak
dijumpai. Hal ini kemungkinan karena umur
kantong yang masih muda.
Kelenjar nektar pada sayatan transversal
tutup kantong (Gambar 12) ditemukan pada N.
gymnamphora, N. rafflesiana a dan b,
sedangkan pada N. hookeriana dan N. gracilis
tidak ditemukan. Kelenjar nektar pada N.
gymnamphora memiliki ukuran paling besar,
sedangkan trikoma kelenjar pada tutup
kantong terbesar dijumpai pada N. hookeriana
(Tabel 9).
Tabel 3 Anatomi sayatan melintang daun Nepenthes spp.
Tebal
kutikula
adaksial
(µm)
10
Tebal
kutikula
abaksial
(µm)
2,5
Tebal
epidermis
adaksial
(µm)
11,3
Tebal
epidermis
abaksial
(µm)
13,8
Tebal
hipodermis
adaksial
(µm)
70,0
Tebal
hipodermis
abaksial
(µm)
-
N. gracilis
N. gymnamphora
5,3
3,9
1,8
2,8
7,5
11,3
8,8
10
19,4
109,0
25,0
30,0
N. rafflesiana a
6,9
2,5
11,3
13,8
30,0
-
N. rafflesiana b
5,6
2,5
11,3
13,8
36,0
-
Spesies
N. hookeriana
Keterangan:
Pa
= Palisade
Bk
= Bunga karang
Tebal
mesofil
(µm)
Pa:103;
Bk:273
214
238
Pa: 125;
Bk: 105
Pa: 123;
Bk: 111
9
Tabel 4 Anatomi sayatan melintang dinding bagian kantong waxy zone
Spesies
N. hookeriana
N.gymnamphora
N. rafflesiana b
Tebal
epidermis
luar (µm)
Tebal
epidermis
dalam (µm)
11,9
17,5
11,0
15,6
12,5
13,8
Lunate cell (µm)
Tinggi
20,0
23,3
Trikoma kelenjar kantong
luar (µm)
Panjang
42,5
28,8
Tinggi
38,1
40,0
28,0
Panjang
39,4
65,0
36,9
Tabel 5 Anatomi sayatan melintang dinding kantong bagian digestive zone
Spesies/ koleksi
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Tebal
epidermis
luar (µm)
Tebal
epidermis
dalam (µm)
16,3
15,0
11,9
13,1
13,1
13,1
10,6
13,8
19,4
13,8
Kelenjar pencerna
(µm)
Trikoma kelenjar
kantong luar (µm)
Tinggi
50,6
58,8
61,3
59,4
44,4
Tinggi
27,5
31,9
42,5
25,6
33,1
panjang
62,5
108,0
135,0
95,6
35,6
panjang
40,0
45,0
71,3
55,6
40,0
Tabel 6 Anatomi sayatan melintang sayap kantong
Spesies
Tebal
epidermis
luar (µm)
Tebal
epidermis
dalam (µm)
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
16,3
10,6
14,4
13,8
15,6
11,9
10,6
8,1
14,4
20,6
Trikoma kelenjar sisi
luar (µm)
Tinggi
31,3
20,6
36,6
25,0
27,5
Panjang
38,8
36,6
62,5
50,0
41,3
Trikoma kelenjar sisi dalam
(µm)
Tinggi
30,6
27,5
40,6
37,5
29,4
Panjang
40,6
48,8
58,1
45,0
37,5
Tabel 7 Anatomi sayatan melintang peristome
Trikoma kelenjar sisi abaksial (µm)
Spesies
Tinggi
36,3
38,8
25,0
18,8
N. hookeriana
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Panjang
48,8
60,6
35,6
27,5
Tabel 8 Anatomi sayatan melintang sulur
Spesies
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Tebal kutikula
(µm)
3,3
5,0
3,8
2,9
5,0
Trikoma kelenjar (µm)
Tinggi
Panjang
52,9
42,9
30,0
50,4
42,5
48,8
23,5
23,3
24,7
33,8
Xilem (µm)
45,0
28,0
38,0
52,0
56,0
Tabel 9 Anatomi sayatan melintang tutup kantong
Spesies
N. hookeriana
N. gracilis
N. gymnamphora
N. rafflesiana a
N. rafflesiana b
Tebal
epidermis
adaksial
(µm)
11,9
16,9
15,6
20,0
8,8
Tebal
epidermis
abaksial
(µm)
11,3
15,0
12,9
16,3
11,3
Kelenjar nektar
(µm)
Tinggi
190,0
188,0
172,0
Panjang
60,0
35,0
30,0
Trikoma kelenjar
adaksial (µm)
Tinggi
41,9
34,3
43,1
31,9
40,0
Panjang
59,4
31,9
50,0
40,0
47,5
Trikoma
kelenjar
abaksial (µm)
Tinggi Panjang
43,8
73,1
32,5
33,1
38,1
54,4
42,5
41,3
40,0
37,5
10
a
TK
b
KU
PA
MS
TK
TK
KU c
BP
MS
BP
BP
BK
ku
d
TK
KU
PA
e
KU
BP
PA
BK
BK
TK
Gambar 8 Sayatan transversal daun (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d)
N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK), palisade (PA),
mesofil (MS), bunga karang (BK), kutikula(KU), berkas pembuluh (BP).
a
b
LC
LC
Gambar 9 Sayatan transversal kantong bagian waxy zone (a) N. gymnamphora, (b) N. rafflesiana
a; (lc) lunate cell, (tk) trikoma kelenjar.
a
50 µm
c
b
50 µm
KP
KP
d
Gambar 10
50 µm
KP
e
50 µm
KP
50 µm
KP
Sayatan transversal kantong bagian digestive zone (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis,
(c) N. gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar
pencerna (KP).
11
a
b
c
TK
TK
TK
d
e
TK
TK
Gambar 11
Sayatan transversal sulur (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N. gymnamphora, (d)
N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; trikoma kelenjar (TK).
a
b
TK
c
KN
TK
d
Gambar 12
KN
e
KN
Sayatan transversal tutup kantong (a) N. hookeriana, (b) N. gracilis, (c) N.
gymnamphora, (d) N. rafflesiana a, dan (e) N. rafflesiana b; kelenjar nektar (KN),
trikoma kelenjar (TK).
Pengamatan batang hanya dilakukan pada
N. gracilis dan N. gymnamphora, sedangkan
akar dilakukan pada N. gracilis, N.
gymnamphora, dan N. rafflesiana. Hal ini
dikarenakan keterbatasan sampel penelitian.
Batang N. gracilis (Gambar 13) memiliki
struktur antara lain epidermis, korteks,
endodermis, berkas pembuluh, dan empulur.
Floem dan kambium pada batang N. gracilis
kurang jelas terlihat. Berbeda dengan batang
N. gymnamphora, struktur seperti floem dan
kambium dapat terlihat jelas. Terdapat
struktur yang anomali pada batang N.
gymnamphora, yaitu adanya berkas pembuluh
di luar berkas pembuluh utama. Rata-rata
diameter xilem pada batang N. gracilis adalah
63 µm dan pada N. gymnamphora adalah 60
µm. Akar N. gymnamphora memiliki struktur
antara lain epidermis, korteks, endodermis,
dan berkas pembuluh (Gambar 14). Akar N.
gracilis dan N. rafflesiana sudah tua, dengan
pertumbuhan sekunder dan floem tidak
terlihat dengan jelas, berbeda dengan akar
pada N. gymnamphora. Rata-rata diameter
xilem pada akar N. gracilis adalah 53 µm,
pada N. gymnamphora adalah 33 µm, dan
koleksi 4 adalah 45 µm.
12
a
b
EN
EN
X
EM
X
KO
BP
EM
F
K
F
X
Gambar 13 Sayatan transversal batang (a) N. gracilis, (b) N. gymnamphora; xilem (X), floem (F),
kambium (K), empulur (EM), endodermis (EN), korteks (KO), berkas pembuluh (BP).
b
a
50 µm
c
c
X
x
X
50 µm
F
X
50 µm
Gambar 14 Sayatan transversal akar (a) N. gracilis, (b) N. gymnamphora, dan (c) N. rafflesiana;
xilem (X), floem (F).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan sediaan
sayatan paradermal ditemukan stomata di
bagian daun sisi abaksial, kantong luar, sayap
dalam, sayap luar, serta tutup kantong sisi
adaksial dan sisi abaksial. Menurut Bauer et
al. (2011) beberapa bagian kantong seperti
dinding kantong bagian luar, sayap kantong,
dan tutup kantong memiliki stomata sehingga
dapat melakukan fotosintesis, tetapi bagianbagian kantong tersebut memiliki kerapatan
stomata yang lebih rendah dibandingkan
dengan daun.
Kerapatan stomata tertinggi ditemukan
pada N. gracilis, sedangkan kerapatan
terendah ditemukan pada N. gymnamphora. N.
gracilis merupakan koleksi dari Bangka yang
tumbuh di daerah Bogor dan terpapar oleh
sinar matahari, sedangkan N. gymnamphora
tumbuh pada daerah Sukabumi dengan tempat
tumbuh ternaung dari sinar matahari. Menurut
Willmer (1983), kerapatan stomata akan
tinggi jika tanaman terpapar oleh sinar
matahari. Kerapatan stomata yang tinggi pada
N. gracilis tidak diikuti oleh indeks stomata
yang tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah
epidermis
yang
lebih
banyak
jika
dibandingkan dengan N. hookeriana. Indeks
stomata merupakan perbandingan antara
jumlah stomata dengan penjumlahan sel
epidermis dan stomata.
Selain stomata, ditemukan juga trikoma
kelenjar dan trikoma non-kelenjar, kelenjar
pencerna, kelenjar nektar, dan lunate cell.
Trikoma kelenjar ditemukan di sisi abaksial
dan adaksial daun, dinding kantong bagian
luar, sayap bagian dalam dan luar, tutup
kantong sisi adaksial dan abaksial. Trikoma
kelenjar banyak ditemukan di bagian daun sisi
abaksial, dinding kantong bagian luar, dan
sayap kantong.
Kelenjar
dan
trikoma
kelenjar
mensekresikan senyawa metabolit sekunder,
tetapi keduanya memiliki struktur yang
berbeda. Kelenjar pada tanaman karnivora
13
biasanya mensekresikan nektar, lendir, dan
cairan pencerna (Esau 1977).
Trikoma kelenjar pada tanaman karnivora
mensekresikan
mukopolisakarida
yang
digunakan untuk menangkap mangsa dan
enzim proteolitik untuk mencerna mangsa,
seperti pada Pinguicula. Stalked gland pada
Pinguicula memproduksi lendir, dan sessile
gland memproduksi enzim pencerna. Cairan
yang berisi enzim ini disekresikan melalui
permukaan daun (Esau 1965).
Kelenjar pencerna ditemukan pada bagian
digestive zone keempat spesies, serta pada
waxy zone N. rafflesiana b. Kelenjar pencerna
pada bagian waxy zone N. rafflesiana a
memiliki kerapatan tertinggi. Hal ini
dikarenakan ukuran kelenjar pencerna tersebut
lebih kecil dibandingkan pada koleksi yang
lain. Kelenjar ini terdiri atas beberapa sel atau
multiseluler. Kelenjar pencerna pada digestive
zone berkembang dari sel epidermis dengan
protoplasma yang padat dan inti sel yang
besar (Fahn 1979). Kelenjar pencerna
mensekresikan enzim seperti protease,
ribonuklease, kitinase, fosfatase, dan esterase
(Moran et al. 2010). Enzim ini mulai
disekresikan beberapa hari sebelum tutup
kantong membuka (Fahn 1979). Enzim-enzim
ini digunakan untuk mendegradasi mangsa
sehingga nutrisinya dapat diserap (Adamec
1997).
Lunate cells ditemukan di bagian waxy
zone pada N. hookeriana, N. gymnamphora,
dan N. rafflesiana b. Sedangkan di bagian
waxy zone N. rafflesiana a tidak ditemukan
lunate cell, tetapi yang ditemukan adalah
kelenjar
pencerna. Moran et al. (2010)
melaporkan bahwa pada N. rafflesiana
memiliki lunate cell dan epikutikula kristal
lilin, sedangkan pada N. ampullaria tidak
dijumpai kedua struktur tersebut, tetapi bagian
yang ada pada dinding kantong dalam hanya
kelenjar pencernaan. Fungsi dari sel ini adalah
membentuk
permukaan
yang
licin
bergelombang agar serangga tidak bisa
menaiki dinding kantong, sehingga serangga
tidak dapat lepas kembali (Moran et al. 2003).
Kelenjar nektar ditemukan di sisi adaksial
tutup kantong pada N. hookeriana, N.
gymnamphora, N. rafflesiana a dan b.
Kelenjar nektar pada N. gracilis tidak
ditemukan. Hal ini karena kantong pada N.
gracilis masih muda. Kerapatan kelenjar
nektar ini rendah pada ketiga spesies. Ukuran
kelenjar nektar ini paling besar jika
dibandingkan dengan kelenjar yang lain.
Kelenjar nektar pada Nepenthes merupakan
jenis extrafloral nectarines, karena dijumpai
pada bagian organ vegetatifnya, yaitu pada
bagian tutup kantong. Kelenjar nektar pada
bunga biasanya ditemukan pada bagian
kelopak, mahkota, kepala sari, dan ovarium,
sedangkan kelenjar nektar pada bagian selain
bunga biasanya ditemukan pada batang, daun,
stipula, dan pedisel (Esau 1965).
Kelenjar nektar pada tutup kantong
tanaman karnivora berkembang dari lapisan
terluar epidermis dan terdiri atas banyak sel
(Fahn
1979).
Kelenjar
nektar
ini
menghasilkan nektar yang digunakan untuk
menarik mangsa seperti semut dan serangga
kecil lainnya (Moran et al. 1999). Kelenjar
nektar biasanya dilapisi oleh kutikuka pada
bagian sebelah luar epidermisnya. Kelenjar
nektar memiliki sitoplasma yang padat dan
vakuola yang kecil banyak mengandung tanin.
Peristome juga berfungsi untuk menarik
mangsa agar mangsa mendekati kantong.
Peristome memiliki pola garis yang unik
sehingga mangsa tertarik. Menurut Bauer et
al. (2011), peristome ini berperan penting
pada kantong tipe typical. Sulur banyak
terdapat pada spesies Nepenthes. Sulur pada
semua koleksi memiliki tipe berkas pembuluh
bikolateral, yaitu terdapat floem luar dan
floem dalam, dan di antara xilem serta floem
luar terdapat kambium. Sulur ini berguna bagi
Nepenthes, karena membantu Nepenthes
untuk membelit ke pohon atau tanaman lain.
Selain itu, sulur dapat menjadikan Nepenthes
sebagai tanaman epifit yang sesungguhnya
(Adlassnig et al. 2004).
Pengamatan terhadap sayatan transversal
daun menunjukkan hasil yang bervariasi.
Palisade dan bunga karang ditemukan pada N.
hookeriana serta N. rafflesiana a dan b,
sedangkan N. gracilis dan N. gymnamphora
mesofilnya tidak dapat dibedakan menjadi
palisade dan bunga karang. Palisade
berbentuk lebih bulat jika dibandingkan
dengan palisade pada tanaman lain. Daun
dikotil umumnya dapat dibedakan atas lapisan
palisade dan bunga karang, sehingga
Nepenthes dapat digolongkan dalam tanaman
dikotil. Tetapi Pavlovic et al. (2007)
menyatakan bahwa lapisan mesofil N. alata
dan N. mirabilis tidak dapat dibedakan
menjadi lapisan palisade dan bunga karang.
Tebal daun berbeda-beda antar spesies, karena
perbedaan umur dan spesies dari Nepenthes
tersebut. Terdapat perbedaan struktur antara
kantong dengan daun. Perubahan struktur
daun menjadi kantong dapat dilihat pada
struktur bagian mesofil. Parenkima palisade
dan parenkima bunga karang ditemukan pada
daun, sedangkan pada kantong tidak
Download