Insentif pajak dinilai mendesak

advertisement
ASURANSI & PEMBIAYAAN
4
PROTEKSI
Laba NSC Finance meningkat
JAKARTA: Laba bersih PT Nusa Surya
Ciptadana (NSC Finance) mencapai Rp30,78
miliar pada tahun lalu, meningkat 18,83%
dibandingkan dengan laba bersih pada
2009, yaitu Rp25,9 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan pada akhir
pekan lalu, pendapatan perseroan naik
15,24%, menyusul pertumbuhan beban
pajak yang rendah, yaitu 2,6%.
Beban pajak perseroan meningkat tipis
dari Rp9,44 miliar pada 2009 menjadi
Rp9,69 miliar pada tahun lalu. Adapun, pendapatan meningkat dari Rp356,94 miliar pada 2009 menjadi Rp411,37 miliar pada 2010.
NSC Finance merupakan perusahaan
pembiayaan yang menggarap lini bisnis,
yaitu penyalur kredit sepeda motor.
Adapun, penyaluran pembiayaan
konsumen sebesar Rp1,68 triliun pada 2010,
meningkat sebesar 9,34% dari Rp1,54 triliun
pada 2009. (BISNIS/IAA)
Premi Sequis Life tumbuh
JAKARTA: Pendapatan premi PT Asuransi
Jiwa Sequis Life mencapai Rp1,46 triliun
pada akhir 2010, tumbuh 24,78%
dibandingkan dengan pencapaian pada
tahun sebelumnya, yakni Rp1,17 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan pekan lalu,
Sequis Life membukukan laba Rp188,05
miliar, naik 48,79% pada 2010 dari
Rp126,38 miliar pada 2009.
Klaim perusahaan asuransi jiwa ini
meningkat 20,46% menjadi Rp953,36 miliar
dari Rp791,42 miliar. (BISNIS/19)
Investasi Manulife melonjak
JAKARTA: Investasi PT Asuransi Jiwa
Manulife Indonesia mencapai Rp16,98 triliun
pada 2010, naik 47,14% dari Rp11,54 triliun
pada 2009.
Hasil investasi perusahaan naik 33,94%
menjadi Rp1,46 triliun pada 2010
dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yakni Rp1,09 triliun.
Dana investasi terbesar ditempatkan pada
surat utang negara Rp6,66 triliun (39,22%),
reksa dana Rp3,97 triliun (23,38%), saham
Rp2,86 triliun (16,84%), obligasi Rp1,41 triliun
(8,3%), dan deposito Rp1,33 triliun (7,83%).
Alokasi dana investasi pada reksa dana
naik 99,49% menjadi Rp2,86 triliun dari
Rp1,63 triliun dan investasi pada portofolio
saham naik 75,46% menjadi Rp2,86 triliun
dari Rp1,63 triliun. (BISNIS/19)
Bisnis Indonesia, Senin, 2 Mei 2011
Insentif pajak dinilai mendesak
Asosiasi asuransi genjot pengembangan industri
BISNIS INDONESIA
JAKARTA: Pelaku
usaha asuransi jiwa
meminta insentif pajak
asuransi guna
meringankan pajak
pemegang polis asuransi
jangka panjang.
Adapun, Asosiasi Asuransi
Umum Indonesia mendesak
amendemen UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian untuk
memuat pengaturan asuransi syariah.
Ketua AAJI Hendrisman Rahim
mengatakan pihaknya optimistis
usulan insentif pajak tersebut dapat terwujud, terkait dengan upaya peningkatan pertumbuhan industri asuransi.
Musyawarah Nasional Asosiasi
Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
menetapkan Hendrisman sebagai
Ketua Umum AAJI periode 20112014 pada akhir pekan lalu. Hendrisman menggantikan Evelina F.
Pietruschka yang menjabat Ketua
Umum AAJI periode 2005-2008
dan 2008-2011.
Hendrisman merupakan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya
dan mengantongi 29 suara
dana ke luar negeri, karena
dari 44 anggota AAJI yang
bisa menggunakan dana
menggunakan hak suara
pihak ketiga dari sektor
atas 46 anggota yang hadir.
asuransi, selain perbankan.
“Pengurus baru harus beSelain itu, insentif pajak
kerja sama dengan regulator
diyakini mampu mendorong
dalam meningkatkan permasyarakat berasuransi, setumbuhan industri asuransi.
hingga dapat meningkatkan
Tugas ini bukan tugas yang
pembayaran pajak.
ringan, tetapi tidak akan
Menurut Evelina, hal ini
terasa berat jika dipikul bermerupakan langkah stratesama. Industri asuransi jiwa Kornelius Simanjuntak Hendrisman Rahim
gis untuk memperbesar intidak eksklusif milik golondustri asuransi dan meninggan, tetapi milik masyarakat dan ringankan pajak pemegang polis katkan investasi di pasar modal.
menjadi aset bangsa ini,” ujar asuransi jangka panjang, insentif
pajak turut mendorong masyara- Amendemen UU
Hendrisman pekan lalu.
Adapun, Evelina mengatakan kat menabung secara jangka panPada kesempatan terpisah,
usulan pemberian insentif pajak jang,” ujar Evelina.
Asosiasi Asuransi Umum Indoasuransi merupakan program
Jika insentif pajak bisa diberi- nesia (AAUI) mendesak amendelanjutan yang diharapkan tereali- kan, hal itu akan mendorong ke- men UU No. 2/1992 tentang Usasasi pada masa kepemimpinan sadaran masyarakat kelas mene- ha Perasuransian guna memuat
Hendrisman.
ngah ke atas untuk berasuransi pengaturan asuransi syariah.
Menurut dia, pemberian insen- dalam berinvestasi. Adapun,
Ketua Umum AAUI Kornelius
tif pajak asuransi kepada peme- masyarakat menengah ke bawah Simanjuntak mengatakan regugang polis mampu mendongkrak dinilai dapat memanfaatkan asu- lasi usaha perasuransian dinilai
pertumbuhan industri asuransi, ransi mikro.
sudah tidak sesuai dengan konterutama bagi pemegang polis
Evelina meyakini investasi in- disi industri asuransi saat ini. UU
produk asuransi dengan jangka dustri asuransi jiwa ke sektor pa- No. 2/1992 tidak mengatur tenwaktu 5 tahun ke atas. Insentif sar modal akan meningkat apabi- tang asuransi syariah yang semapajak asuransi itu merupakan la insentif pajak terealisasi.
kin berkembang di masyarakat.
bentuk keringanan pajak kepada
Peningkatan aset asuransi pada
“AAUI berharap asuransi syaripemegang polis.
instrumen pasar modal dapat di- ah memiliki pengaturan tingkat
“Insentif pajak itu merupakan gunakan bagi pembiayaan pem- UU, meskipun sudah ada Peraturfaktor penting yang dibahas AAJI bangunan infrastruktur. Pemerin- an Menteri Keuangan. Kami juga
dengan regulator. Selain me- tah dinilai tidak perlu mencari mewacanakan UU Perjanjian
Asuransi sebagai bentuk perikatan yang mengacu pada Kitab UU
Hukum Dagang, sehingga instrumen regulasi industri asuransi lebih lengkap,” jelas Kornelius.
Selanjutnya, Kornelius yang
terpilih kembali sebagai Ketua
AAUI periode 2011-2014 mengatakan AAUI turut menekankan
realisasi pembentukan lembaga
penjamin polis guna kelangsungan industri asuransi.
Hal tersebut mengingat keberadaan lembaga itu mampu meningkatkan kepercayaan nasabah
yang memercayakan dana untuk
dikelola asuransi, termasuk bagi
pemegang polis individu jangka
panjang, a.l. asuransi jiwa.
“Sejauh ini draf lembaga penjamin polis belum ada. Namun,
konsep hasil pemikiran pelaku industri sudah ada,” kata Kornelius.
Pada kesempatan yang sama,
kongres Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia merekomendasikan
peningkatan jumlah sertifikasi
agen asuransi dalam rangka
menghadapi perdagangan bebas
pada 2015.
Program ini merupakan salah
satu dari 15 program kerja pokok
yang diajukan anggota AAUI pada Kongres AAUI. (19) ([email protected])
Indomobil Finance emisi obligasi Rp700 miliar
OLEH IRVIN AVRIANO A.
Bisnis Indonesia
JAKARTA: PT Indomobil Finance Indonesia Tbk berencana
menawarkan obligasi IV/2011 senilai maksimal Rp700 miliar
paling lambat pada bulan depan.
Direktur Indomobil Finance
Gunawan mengatakan dokumen
pernyataan pendaftaran penerbitan obligasi tersebut sudah disampaikan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
“Obligasi itu akan terbagi ke
dalam empat tenor, yaitu 1 tahun,
2 tahun, 3 tahun, dan 4 tahun,”
ujarnya kepada Bisnis akhir pe-
kan lalu.
Menurut dia, perusahaan sudah menunjuk empat penjamin
pelaksana emisi penerbitan obligasi itu, yaitu PT CIMB Securities Indonesia, PT Indo Premier
Securities, PT Nikko Securities,
dan PT Kresna Graha Sekurindo
Tbk.
Berdasarkan catatan Bisnis,
penerbitan surat utang tersebut
semula hanya Rp500 miliar, tetapi potensi minat terhadap surat
utang itu bisa mencapai Rp700
miliar.
Akhir pekan lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia meningkatkan peringkat Indomobil Finance Indonesia dari level idA- ke
level idA, karena penguatan posisi pasar perusahaan yang didukung oleh Grup Indomobil. Prospek peringkat diberikan pada level stabil.
Berdasarkan riset Pefindo tersebut, dukungan itu dinilai berasal dari induk usahanya, yaitu
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.
Peningkatan peringkat tersebut
juga berlaku bagi obligasi III/2009
yang masih beredar dan rencana
penerbitan obligasi IV/2011 senilai
maksimal Rp700 miliar.
Peringkat perusahaan pembiayaan tersebut juga dinilai mencerminkan peningkatan ukuran
profitabilitas.
“Namun, peringkat dibatasi
oleh piutang bermasalah yang relatif tinggi dibandingkan dengan
kompetitor dan ketergantungan
pendanaan dari eksternal untuk
ekspansi bisnis,” ujar analis
Pefindo Dimas Aditya.
Indomobil Finance didirikan
pada 1 November 1993 untuk
mendukung penjualan motor,
mobil, truk, dan alat berat Grup
Indomobil.
Grup tersebut adalah perusahaan otomotif terbesar kedua dalam bisnis pemegang lisensi merek, distribusi penjualan kendaraan, layanan purnajual, perakitan kendaraan pembuatan komponen, dan distribusi onderdil.
Pada akhir 2010, saham perusahaan itu dimiliki PT Indomobil
Sukses Internasional Tbk sebesar
99% dan sisanya dikuasai oleh
PT IMG Sejahtera Langgeng.
Gunawan mengatakan perusahaan membukukan peningkatan
pembiayaan pada kuartal I/2011
sekitar 50% dibandingkan dengan posisi pada kuartal I/2010.
Peningkatan penyaluran pembiayaan itu ditopang oleh penambahan lini bisnis yang digarap perseroan, yaitu kendaraan
komersial dan alat berat sejak akhir tahun lalu.
Namun, dia belum dapat memastikan detail penyaluran pembiayaan itu.
Download