10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Koperasi
Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12
tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Menurut Undang-undang tentang perkoperasian Nomor : 25 tahun
1992 menyebutkan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Jadi, dapat ditarik suatu kesimpulan koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan
tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi
yaitu:
1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota
koperasi;
10
2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota
koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27
(Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi
yang
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki
identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh
anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam
setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi
(biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan
andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan
pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang
dilakukan oleh si anggota.
2.1.2
Pengertian KSP
Dalam pernyataan pedoman tata cara pendirian koperasi disebutkan
bahwa KSP adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha
pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus
menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota
dengan cara
mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 9 Tahun
1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi
menyatakan bahwa KSP adalah koperasi yang kegiatannya hanya bergerak di
bidang simpanan dan pinjaman.
11
Jadi, yang dimaksud dengan KSP adalah koperasi yang bergerak
dalam kegiatan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota
secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
anggota dengan cara yang mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan.
Adapun tujuan dari KSP yang terdapat dalam pedoman tata cara
pendirian koperasi adalah :
1. Membantu keperluan kredit para anggotanya
2. Mendidik para anggota supaya giat dalam menyimpan uang secara teratur
3. Mendidik anggota untuk hidup berhemat
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
2.1.3
Perangkat Organisasi KSP
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
menyatakan koperasi harus memiliki perangkat organisasi yang terdiri atas :
1.
Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi, dan pada umumnya dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya
diatur dalam anggaran dasar. Rapat anggota menetapkan :
a. Anggaran Dasar
b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha
koperasi
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan
12
e. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
Rapat anggota wajib dilaksanakan koperasi sekurang-kurangnya satu
kali dalam satu tahun buku. Dalam rapat anggota untuk koperasi primer
setiap anggota mempunyai satu hak suara dan tidak dapat diwakilkan.
Rapat anggota dan hak suara dalam koperasi sekunder diatur dalam
anggaran dasar. Rapat anggoata dapat pula dilaksanakan dengan
menggunakan sistem kelompok yang ketentuannya diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Untuk
melindungi
kepentingan
koperasi
terhadap
kelalaian
pelaksanaan Rapat anggota yang dilakukan anggota dan pihak ketiga
maka pengurus akan mengenakan tindakan berupa :
a. Teguran dan peringatan tertulis baik dari anggota maupun pejabat
pembina, dan atau
b. Ditariknya bantuan dan fasilitas oleh pemerintah.
2.
Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa pelaksana operasional dan
organisasi dari amanat rapat anggota, dipilih dari dan oleh anggota dalam
rapat anggota untuk masa jabatan maksimal lima tahun atau sesuai
ketentuan anggaran dasar.
13
Pengurus bertugas :
a. Mengelola koperasi dan usahanya
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi
c. Menyelenggarakan Rapat Anggota
d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Pengurus berwenang :
a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan
b. Memutuskan
penerimaan
dan
penolakan
anggota
baru
serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat
Anggota.
3.
Pengawas
Pengawas merupakan salah satu perangkat organisasi koperasi yang
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas
bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Pengawas bertugas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi
14
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
Pengawas berwenang :
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
c. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak
ketiga.
2.1.4
Sumber-sumber Dana KSP
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan
kegiatan usahanya koperasi simpan pinjam memerlukan sejumlah modal.
Adapun sumber-sumber dana yang diperlukan koperasi simpan pinjam
menurut pedoman tata cara pendirian koperasi terdiri atas Modal Sendiri dan
Modal Pinjaman.
Modal Sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut :
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan
pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk
setiap anggota.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan
15
yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
c. Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan
uang
yang
diterima
dari
pihak
lain
yang
bersifat
hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Adapun modal pinjaman koperasi simpan pinjam berasal dari pihak-pihak
sebagai berikut :
1. Anggota dan calon anggota
2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku
4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Sumber lain yang sah seperti modal penyertaan dan pinjaman lainnya.
Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari
modal penyertaan. Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari
modal penyertaan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
16
Pemupukan modal dari modal penyertaan, baik yang bersumber dari
Pemerintah maupun dari masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperkuat
kegiatan usaha koperasi terutama yang berbentuk investasi.
Modal penyertaan ikut menanggung resiko. Pemilik modal
penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam
menentukan kebijaksanaan koperasi secara keseluruhan. Namun demikian,
pemilik modal penyertaan dapat diikut sertakan dalam pengelolaan dan
pengawasan usaha investasi yang didukung oleh modal penyertaan sesuai
dengan perjanjian.
2.1.5
Kegiatan Usaha Dan Pembinaan KSP
1. Kegiatan Usaha KSP
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 9 Tahun
1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi
menyatakan bahwa KSP adalah koperasi yang kegiatannya hanya bergerak di
bidang simpanan dan pinjaman.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha penghimpunan dana, ada dua
bentuk simpanan yang diperbolehkan, yaitu :
1. Tabungan koperasi
2. Simpanan berjangka
Untuk
melayani
kebutuhan
penyimpanan,
koperasi
dapat
menciptakan berbagai jenis tabungan koperasi dan simpanan berjangka.
Pemberian nama dan ketentuan mengenai jenis-jenis tabungan koperasi dan
simpanan berjangka merupakan wewenang pengurus koperasi. Pinjaman yang
17
diberikan oleh koperasi menanggung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya
koperasi harus memperhatikan asas-asas peminjaman yang sehat. Untuk
mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian pinjaman dalam arti
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan peminjam untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan oleh koperasi.
Untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum memberikan
pinjaman, koperasi harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak
kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari peminjam. Mengingat
bahwa agunan menjadi salah satu unsur jaminan pemberian pinjaman, maka
apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah diperoleh keyakinan mengenai
kemampuan peminjam dalam mengembalikan pinjaman tersebut, maka
agunan dapat berupa barang atau hak tagih yang dibiayai oleh dana pinjaman
yang bersangkutan atau pernyataan kesediaan tanggung renteng diantara
anggota atas segala kewajiban pinjaman barang tersebut secara fisik tetap
berada pada peminjam.
Dalam hal terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun setelah
melaksanakan kegiatan pemberian pinjaman, maka KSP hanya dapat
menempatkan kelebihan dana tersebut dalam bentuk :
a. Giro, deposito berjangka, tabungan, sertifikat deposito pada bank dan
lembaga keuangan lainnya
b. Tabungan dan/atau simpanan berjangka pada koperasi lain
18
c. Pembelian saham melalui pasar modal yang terdaftar pada bursa di
Indonesia
d. Pembelian obligasi yang terdaftar pada bursa di Indonesia.
Dalam penempatan dana untuk pembelian saham, obligasi dan sarana
investasi lainnya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari rapat
anggota karena bentuk investasi tersebut menanggung resiko yang cukup
tinggi.
2. Pembinaan KSP
Pembinaan terhadap KSP dilakukan oleh pejabat dilingkungan
Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah baik ditingkat pusat
maupun daerah. Pembinaan ini dimaksudkan agar pengelolaan KSP dilakukan
secara baik sehingga menumbuhkan kepercayaan dari pihak-pihak yang
terkait, seperti anggota dan calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.
Pejabat dilingkungan Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
yang melaksanakan pembinaan terhadap KSP mempunyai tugas sebagai
berikut :

Memantau perkembangan KSP secara berkala melalui laporan keuangan
KSP yng bersangkutan.

Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik yang menyangkut
organisasi maupun usahanya, termasuk program pembinaan anggota.

Melakukan penilaian kesehatan KSP.
19
2.1.6
Pengertian Serta Kriteria Usaha Kecil Menengah (UKM)
1. Pengertian UKM
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Mikro
Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada
masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas nasional.
Selain itu, Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah salah satu pilar
utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama,
dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud
keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa
mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM adalah kegiatan usaha
yang mampu memperluas lapangan kerja serta merupakan salah satu pilar
utama ekonomi nasional yang memperoleh kesempatan utama dalam
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional tanpa perlu mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha
Milik Negara.
20
Adapun asas dan tujuan usaha mikro kecil dan menengah menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah :
1) Usaha Mikro Kecil dan Menengah berasaskan :
a. Kekeluargaan
b. Demokrasi Ekonomi
c. Kebersamaan
d. Efisiensi berkeadilan
e. Berkelanjutan
f. Berwawasan Lingkungan
g. Kemandirian
h. Keseimbangan Kemajuan, dan
i. Kesatuan ekonomi nasional.
2) Tujuan dari pada usaha mikro kecil dan menengah ini adalah untuk
menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
2. Kriteria Usaha Kecil Menengah
Adapun kriteria daripada usaha mikro kecil dan menengah ini adalah
sebagai berikut:
1)
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
21
2)
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3)
Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).
2.1.7
Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menurut Fred Weston dan Eugene F. Brigham
(2002:279) adalah penilaian yang digunakan untuk melaporkan apa yang
sesungguhnya terjadi atas laba atau dividen selama beberapa tahun. Analisis
terhadap kinerja keuangan memiliki tujuan pokok untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mempengaruhi perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan hasil yang diinginkan.
22
Menurut Mc Graw-Hill (2005:10) kinerja keuangan adalah penilaian
yang diambil oleh manajer untuk
menentukan posisi perusahaan dimasa
depan yang akan dapat diketahui dari hasil finansial yang telah dicapai.
Jadi, yang dimaksud kinerja keuangan adalah keputusan yang
diambil oleh manajer dalam proses penentuan posisi peruasahaan serta
pertimbangan dampak keuntungan yang akan dihasilkan perusahaan dimasa
depan yang akan dapat diketahui dari hasil finansial yang telah dicapai.
2.1.8
Pengukuran Kinerja Keuangan
Setelah mengetahui pengertian dari pada kinerja keuangan kini
beragam alat dirancang untuk membantu pengguna dalam menganalisis serta
mengukur kinerja keuangan diantaranya :
1) Menurut Mc Graw-Hill (2005:33) alat yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan adalah:
a) Analisis Tren
Analisis Tren merupakan analisis yang memerlukan pemilihan tahun
dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Untuk
menentukan tahun dasar biasanya digunakan tahun awal atau tahun yang
dianggap normal pada periode tahun yang dianalisis, sedangkan untuk
menentukan angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing pos
dalam tahun dasar.
b) Analisis Commen – Size
Analisis Commen-Size berguna dalam memahami pembentukan
internal laporan keuangan yang mana analisis ini menekankan pada dua
faktor yaitu : Pertama, faktor sumber pendanaan termasuk distribusi
23
pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tak lancar, dan ekuitas.
Kedua, faktor komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing
aktiva lancar dan aktiva tak lancar.
c) Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling
populer dan banyak digunakan. Berbagai analisis rasio dapat dihitung
dengan menggunakan laporan keuangan, dan beberapa rasio memiliki
aplikasi umum dalam analisis keuangan sementara yang lainnya bersifat
unik untuk situasi atau industri yang spesifik. Berikut ini disajikan analisis
rasio untuk diterapkan pada tiga area penting analisis laporan keuangan :
1. Analisis Kredit (Risiko)
a) Likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi
kewajiban
jangka
pendek.
Rasio
likuiditas
yang
sering
dipergunakan adalah rasio lancar (Current ratio), Rasio cepat (Acid
test ratio), Periode penagihan (Collection period), serta jumlah hari
untuk menjual persediaan (Days to sell inventory).
b) Struktur modal dan solvabilitas digunakan untuk menilai
kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang. Untuk menilai
struktur modal dan solvabilitas sering dipergunakan rasio total
hutang terhadap ekuitas (total debt to equity), utang jangka panjang
terhadap ekuitas (long term debt to equity), kelipatan bunga yang
dihasilkan (time interest earned).
24
2. Analisis Profitabilitas
a) Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) digunakan untuk
menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas
dan utang. Untuk menilai aspek return on investment biasanya
sering dipergunakan rasio tingkat pengembalian atas aktiva (return
on assets - ROA),dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on
equity-ROE).
b) Kinerja Operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari
aktivitas operasi. Rasio-rasio yang sering dipergunakan adalah
rasio margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasi
(operating profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit
margin), margin laba bersih (net profit margin).
c) Pemanfaatan Aktiva digunakan untuk menilai efektifitas dan
intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan. Analisis ini terkait
erat dengan analisis profitabilitas. Rasio-rasio yang digunakan
untuk mengaitkan penjualan dengan berbagai aktiva diantaranya
rasio perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha
(account receivable turnover), penjualan terhadap persediaan
(sales to inventory), perputaran modal kerja (working capital turn
over), perputaran aktiva (fixed asset turnover), dean perputaran
total aktiva (total asset turnover).
3. Penilaian
yang dilakukan
untuk
mengestimasi
nilai
intrinsik
perusahaan mencakup lima ukuran pasar diantaranya : rasio harga
25
terhadap laba (price to earning ratio), imbal hasil laba (earning yield),
imbal hasil deviden (dividend yield), tingkat pembayaran dividen
(dividend payout rate), harga terhadap nilai buku (price to book).
d) Analisis Arus Kas
Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan
tentang
bagaimana
perusahaan
memperoleh
pendanaannya
dan
menggunakan sumber dayanya.
2) Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:65) alat yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah:
1. Analisis Indeks
Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada
tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun
yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap normal. Dengan demikian
analisis ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke
waktu.
2. Analisis Commen – Size
Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan
laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Penyajian dalam
bentuk commen size akan memudahkan pembaca laporan keuangan
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.
3. Analisis Rasio
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Secara
26
keseluruhan, aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi
aspek leverage, likuiditas, profitabilitas atau efisiensi dan rasio-rasio nilai
pasar.
1. Rasio-rasio leverage
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang.
Beberapa analis menggunakan istilah rasio solvabilitas yang berarti
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya.
Beberapa rasio yang mungkin dipergunakan diantaranya adalah :
a) Rasio Hutang. Rasio hutang mungkin dihitung berdasarkan atas hutang
jangka panjang, mungkin juga seluruh hutang.
b) Debt to equity ratio. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara
hutang dengan modal sendiri.
c) Time interest earned. Rasio ini mengukur seberapa banyak laba
operasi mampu membayar bunga hutang.
d) Debt Service Coverage. Kewajiban finansial yang timbul karena
menggunakan hutang tidak hanya karena membayar bunga dan sewa
guna. Ada juga kewajiban dalam bentuk pembayaran angsuran pokok
pinjaman.
2. Rasio-rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek. Rasio-rasio yang mungkin dipergunakan adalah :
a) Modal Kerja Netto dengan Total Aktiva. Modal kerja netto
menunjukkan secara kasar potensi cadangan kas dari perusahaan.
b) Current ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
c) Quick atau Acid Test ratio.
27
3. Rasio profitabilitas atau efisiensi
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva
perusahaan yang ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil
diciptakan. Rasio-rasio yang mungkin dipergunakan adalah :
a) Rentabilitas Ekonomi. Rasio ini mengukur kemapuan aktiva
perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan.
b) Return on Equity (ROE). Rasio ini mengukur seberapa banyak
keuntungan menjadi hak pemilik modal sendiri.
c) Return on investment (ROI). Rasio ini menunjukkan seberapa
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang
dimiliki perusahaan.
d) Profit Margin. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan
operasional bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
e) Perputaran Aktiva. Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan
bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki.
f) Perputaran piutang. Rasio ini mengukur seberapa cepat piutang
dilunasi dalam satu tahun.
g) Perputaran Persediaan. Rasio ini mengukur berapa lama rata-rata
barang berada digudang.
4. Rasio-rasio nilai pasar
Rasio-rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan
keuangan dan pasar modal. Beberapa rasio tersebut adalah :
a) Price Earning Ratio. Rasio ini membandingkan antara harga
saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba perlembar saham
yang diperoleh pemilik perusahaan.
28
b) Market to Book Value Ratio.
4. Analisis Keuangan Sistem Du Pont merupakan analisis untuk
menghitung Return on Investment yang didefinisikan sebagai laba
setelah per total aktiva.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk pelaksanaan
penilaian kesehatan suatu KSP dapat dilakukan dengan melihat yaitu :
Aspek yang dinilai
Aspek Permodalan
Aspek Kualitas Aktiva
Produktif
Aspek Manajemen
Aspek Rentabilitas
Aspek Likuiditas
Komponen
a) Rasio modal sendiri terhadap total asset
b) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan berisiko
a) Rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap total volume pinjaman diberikan
b) Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman diberikan
c) Rasio cadangan resiko terhadap resiko
pinjaman bermasalah
a) Manajemen Permodalan
b) Manajemen Aktiva
c) Manajemen Pengelolaan
d) Manajemen Rentabilitas
e) Manajemen Likuiditas
a) Rasio SHU sebelum pajak terhadap
pendapatan operasional
b) Rasio SHU sebelum pajak terhadap total
asset
c) Rasio
beban
operasional
terhadap
pendapatan operasional
Rasio pinjaman diberikan terhadap dana
diterima
Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk pelaksanaan
penilaian kesehatan suatu KSP maka digunakan empat aspek untuk menilai
kinerja keuangan KSP dalam penelitian ini diantaranya :
29
a. Aspek Permodalan
Modal merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dalam
pengelolaan suatu organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa
modal yang cukup, suatu organisasi tidak akan mungkin bisa
menjalankan usahanya dengan baik.
Menurut Dahlan Siamat (2001:99): modal adalah dana yang
diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha
yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha disamping
memenuhi peraturan yang ditetapkan.
Menurut Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk
pelaksanaan penilaian kinerja keuangan suatu KSP, komponen
yang dinilai dari aspek permodalan adalah :
a) Rasio antara modal sendiri dengan total asset KSP, serta
b) Rasio antara modal sendiri KSP terhadap pinjaman yang
diberikan yang berisiko.
Rasio modal yang digunakan pada penilaian kinerja keuangan
KSP dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri
terhadap total asset dan juga untuk menutupi bila terjadi resiko
kemacetan pengembalian pinjaman karena tidak ada atau kurang
jaminan (agunan). Artinya, bukan berarti KSP dalam memberikan
pinjaman harus menggunakan agunan, tetapi bila pinjaman yang
diberikan tidak disertai jaminan atau agunan maka bila terjadi
30
kemacetan pengembalian pinjaman harus dapat ditutup dari modal
sendiri dan bukan dari modal peminjam atau simpanan (tabungan
koperasi dan simpanan jasa koperasi).
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Dalam Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk
pelaksanaan penilaian kinerja keuangan suatu KSP, aktiva
produktif adalah semua aktiva dalam bentuk rupiah maupun valuta
asing yang dimiliki oleh koperasi dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi
kualitas pinjaman yang diberikan pada anggota dan non anggota,
penanaman dana pada bank dan lembaga keuangan lainnya, serta
penyertaan surat-surat berharga.
Keberhasilan atau kegagalan suatu KSP tercermin dari
kualitas aktiva produktif. Dalam penilaian kinerja keuangan KSP
ini aspek kualitas aktiva produktif yang dinilai adalah :
a) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume
pinjaman diberikan,
b) Rasio
resiko
pinjaman
bermasalah
terhadap
pinjaman
diberikan, serta
c) Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah.
Dalam penilaian kinerja keuangan KSP ini aktiva produktif
yang dinilai adalah kualitas pinjaman yang diberikan pada anggota
31
dan non anggota, karena dalam usaha KSP aktiva produktif
terbesar adalah dalam bentuk pinjaman diberikan, sedangkan
aktiva produktif lainnya (seperti penanaman dana pada bank dan
lembaga keuangan lainnya, penyertaan surat-surat berharga)
jumlahnya relatif kecil.
Kualitas pinjaman diberikan tercermin dari kolektibilitas
pinjaman yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.
Sementara besar pinjaman lancar dan semakin kecil pinjaman
bermasalah kurang lancar, diragukan dan macet maka kualitasnya
semakin baik dan sebaliknya semakin kecil pinjaman lancar dan
semakin besar pinjaman bermasalah maka kualitasnya semakin
kurang baik.
c. Aspek Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama satu periode tertentu (Bambang Riyanto,
1998:280).
Menurut Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk
pelaksanaan penilaian kinerja keuangan suatu KSP, aspek
rentabilitas sangat berguna dalam mengukur kemampuan KSP
untuk memperoleh SHU. Rasio untuk mengukur rentabilitas KSP
sebenarnya cukup banyak, namun untuk kepentingan pengukuran
32
rentabilitas dalam rangka penilaian kinerja keuangan KSP hanya
menggunakan tiga rasio yaitu :
a) Rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,
b) Rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset, serta
c) Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional.
d. Aspek Likuiditas
Menurut Bambang Riyanto (1998:18) masalah likuiditas
adalah berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera
dipenuhi.
Dalam Prinsip Standar Akuntansi Keuangan No.9 tentang
penyajian aktiva lancar (1999:91) mendefinisikan likuiditas
sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk melanjutkan
aktivitas
usahanya
sehari-hari
tanpa
mengalami
kesulitan
pendanaan atau keuangan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas
adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial yang harus segera dipenuhi sehingga dapat melancarkan
jalannya usaha.
Menurut Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Nomor : 194/KEP/M/XI/1998 tentang petunjuk
pelaksanaan penilaian kinerja keuangan suatu KSP, dalam usaha
simpan pinjam pemeliharaan likuiditas dimaksudkan untuk
33
memenuhi kewajiban jangka pendek baik untuk membayar
penarikan simpanan realisasi pinjaman yang telah disetujui
maupun kewajiban jangka pendek lainnya. Oleh karena itu
pemeliharaan likuiditas harus menjadi perhatian yang besar bagi
pengelola KSP (KSP) untuk menjaga tingkat kepercayaannya.
Penilaian terhadap aspek likuiditas KSP mencakup penilaian
terhadap :Rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang diterima.
2.2 Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya, yang
dilakukan oleh:
1.
Triyani, Ni Nyoman (2003), menguji analisis kondisi keuangan ditinjau
dari Likuiditas, solvabilitas dan Rentabilitas pada KUD di Denpasar
Selatan. Pada penelitian ini menggunakan beberapa rasio yaitu likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas memakai standar rasio historis untuk
mengukur kondisi keuangan koperasi unit desa yang terdapat di
Denpasar Selatan. Adapun perbedaan dengan penelitian ini terletak pada
lokasi penelitian serta alat analisis yang digunakan. Alat analisis yang
digunakan pada penelitian sebelumnya adalah dengan menggunakan
analisis rasio serta memakai standar rasio historis untuk mengukur
kondisi keuangan koperasi unit desa yang terdapat di Denpasar Selatan,
sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis permodalan,
kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan deskriptif.
34
Persamaan dalam penelitian ini adalah meneliti masalah yang hampir
sama yaitu sama-sama meneliti kinerja keuangan koperasi.
2.
Penelitian terhadap analisis kinerja keuangan koperasi juga pernah
dilakukan oleh Sri Aryani (2002) yang berjudul analisis kinerja
keuangan KUD di kodya Denpasar sebelum dan setelah mandiri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan
KUD di kodya Denpasar sebelum dan setelah dinyatakan sebagai KUD
yang mandiri dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja keuangan sebelum dan setelah mandiri. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis rasio yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan KUD dan teknik anlisis
statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan KUD sebelum dan setelah
mandiri. Adapun teknik analisis statistik yang digunakan yaitu dengan
uji beda (t-test) antara rasio-rasio keuangan KUD sebelum dan setelah
mandiri dengan metode Paired samples T-test. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa setelah dinyatakan mandiri KUD Penatih mengalami
penurunan kinerja keuangan yang sangat besar, sedangkan secara
keseluruhan kinerja keuangan KUD di Kodya Denpasar sebelum dan
setelah mandiri dapat dipertahankan. Adapun perbedaan dengan
penelitian sekarang terletak pada lokasi penelitian serta alat analisis yang
digunakan. Pada penelitian sebelumnya alat analisis yang digunakan
adalah teknik analisis rasio dan statistik. Teknik analisis statistik yang
35
digunakan yaitu dengan uji beda (t-test) antara rasio-rasio keuangan
KUD sebelum dan setelah mandiri dengan metode Paired samples T-test.
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan
menghitung aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan
likuiditas. Persamaan dengan penelitian ini meneliti masalah yang sama
yaitu sama-sama menilai kinerja keuangan koperasi.
36
Download