BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kerja praktik dan kepustakaan serta pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, mengenai perlakuan akuntansi aset tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung maka dapat ditarik kesimpulan seperti yang di bawah ini: Perlakuan Akuntansi aset tetap yang diterapkan oleh perusahaan telah dijalankan cukup memadai dan telah diterapkan secara konsisten sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu sebagai berikut: 1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung mempunyai kebijakan akuntansi yang pada prinsipnya tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan. Perusahaan telah menggolongkan aset tetapnya berdasarkan penggolongan aset tetap yang lazim. Nama perkiraan aset tetap menggambarkan harta kekayaan perusahaan yang berwujud, bersifat tetap dan dipergunakan dalam operasi normal perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual. 2. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung cara perolehan aset tetap yaitu dengan cara pembelian tunai, dimana di dalam pembelian tersebut menggunakan dana rutin dan dana pembangunan. 74 75 3. Metode penyusutan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung menggunakan salah satu metode yang telah disebutkan oleh standar akuntansi keuangan untuk menghitung penyusutan aset tetapnya yaitu metode garis lurus (straight line method). 5.2 Saran Dari hasil kerja praktik yang telah penulis lakukan, penulis akan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. Saran tersebut adalah: 1. Perolehan aset tetap ada baiknya bila aset yang diperoleh tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional atau untuk menggantikan aset yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. 2. Sebaiknya membandingkan laporan keuangan yang sudah menggunakan SAK konvergensi dan yang belum, agar dapat menganalisis dampak dari perubahan tersebut.