74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik dan kepustakaan serta pembahasan yang
telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, mengenai perlakuan akuntansi
aset tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung maka dapat
ditarik kesimpulan seperti yang di bawah ini:
Perlakuan Akuntansi aset tetap yang diterapkan oleh perusahaan telah
dijalankan cukup memadai dan telah diterapkan secara konsisten sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu sebagai berikut:
1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung mempunyai kebijakan akuntansi
yang pada prinsipnya tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan.
Perusahaan telah menggolongkan aset tetapnya berdasarkan penggolongan
aset tetap yang lazim. Nama perkiraan aset tetap menggambarkan harta
kekayaan perusahaan yang berwujud, bersifat tetap dan dipergunakan dalam
operasi normal perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual.
2. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung cara perolehan aset tetap
yaitu dengan cara pembelian tunai, dimana di dalam pembelian tersebut
menggunakan dana rutin dan dana pembangunan.
74
75
3. Metode
penyusutan
PT.
Kereta
Api
Indonesia
(Persero)
Bandung
menggunakan salah satu metode yang telah disebutkan oleh standar akuntansi
keuangan untuk menghitung penyusutan aset tetapnya yaitu metode garis lurus
(straight line method).
5.2
Saran
Dari hasil kerja praktik yang telah penulis lakukan, penulis akan
memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Bandung. Saran tersebut adalah:
1. Perolehan aset tetap ada baiknya bila aset yang diperoleh tersebut benar-benar
dibutuhkan dalam kegiatan operasional atau untuk menggantikan aset yang
sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi.
2. Sebaiknya membandingkan laporan keuangan yang sudah menggunakan SAK
konvergensi dan yang belum, agar dapat menganalisis dampak dari perubahan
tersebut.
Download