90 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Pada

advertisement
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian
Pada bagian ini penulis akan membahas penyajian data penelitian berupa
data primer dan data sekunder yang merupakan hasil dari wawancara dan
observasi terhadap pihak-pihak tertentu perusahaan yang berkaitan dengan topik
dan judul selama peneliti menjalankan penelitian di Weber-Shandwick. Penelitian
ini memfokuskan kepada informan internal. Oleh karena itu untuk informan
eksternal sendiri hanya selaku narasumber di dalam menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan kendala dan dampak yang terjadi ketika proses media relations.
4.1.1
Wawancara
a.
Wawancara dengan Tania Amalia
Tania Amalia, posisi beliau adalah Associate dari WeberShandwick
Indonesia.
Seorang
Associate
di
Weber-Shandwick
mempunyai tugas khususnya di bidang-bidang dasar dari praktisi Public
Relations. Alasan penulis memilih Tania Amalia sebagai narasumber
adalah karena beliau merupakan pihak yang langsung berhubungan ketika
proses Media Relations dijalankan. Ketika peneliti menanyakan kepada
Tania sejauh mana peranan Public Relations pada Weber-Shandwick,
beliau menjawab bahwa Public Relations mempunyai sebuah posisi
90
91
tersendiri di dalam perusahaan. Menurutnya, sebagai seorang praktisi
Public Relations, sudah merupakan kewajiban untuk memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai praktis dari Public Relations. Public
Relation tidak hanya sekedar kegiatan berkomunikasi semata. Lebih jauh
lagi beliau menyebutkan bahwa Public Relations merupakan suatu proses
yang tidak hanya cukup dilaksanakan pada satu waktu saja, namun
merupakan sebuah proses yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
Beliau menambahkan bahwa Public Relations berperan di dalam
membangun sebuah hubungan dengan berbagai pihak di dalam atau luar
perusahaan. Hubungan yang terjalin bukan hanya sebatas hubungan
bisnis, ataupun berorientasi kepada nilai-nilai secara finansial. Public
Relations mempunyai cakupan yang sangat luas, yaitu bagaimana
hubungan yang terjalin dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Jika dilakukan dengan tepat, Public Relations dapat memberikan efek
jangka panjang yang positif bagi perusahaan.
Mengenai Media Relations, menurutnya merupakan suatu
keharusan bagi sebuah konsultan Public Relations untuk menjalankan
Media Relations. Beliau menambahkan bahwa Media Relations tidak bisa
dianggap remeh, karena pers / media merupakan salah satu unsur
terpenting di dalam kegiatan Public Relations. Media Relations
mempunyai peran yang fundamental di dalam mendukung terciptanya
92
proses Public Relations. Media Relations yang terjalin dengan efektif,
dapat menambah value dari sebuah kegiatan Public Relations itu sendiri.
Selama menjadi Associate, Tania Amalia merupakan pihak yang
secara langsung berhubungan dengan pihak Media di dalam kegiatan
Media Relations. Ada beberapa langkah yang telah dilakukan beliau di
dalam proses Media Relations, langkah-langkah yang telah dilakukan
antara lain : Media Briefing, Press Conference, Media Visit, Lunch with
Media, Fun Trip dan Dinner with Media. Keseluruhan kegiatan Media
Relations tersebut dilakukan secara berkala dan berkesinambungan demi
terjalinnya sebuah proses Public Relations.
Lalu apakah peranan Media Relations itu sendiri bagi WeberShandwick? Menurutnya, Media Relations telah memberikan banyak
manfaat bagi kinerja Public Relations. Sebagai seseorang yang
berhubungan langsung dengan pihak media, beliau benar-benar
merasakan manfaat dari Media Relations. Media Relations memberikan
kontribusi positif bagi Weber-Shandwick. Hal ini berkaitan erat dengan
peran Media itu sendiri sebagai pihak yang “dibutuhkan” oleh WeberShandwick.
Tania menambahkan bahwa “kebutuhan” yang dimaksud bukanlah
dari satu pihak saja, melainkan dari kedua pihak. Di dalam konteks ini
93
yang menjadi kedua pihak adalah Media dan Weber-Shandwick. Tania
menekankan kepada media relations dapat membangun sebuah hubungan
baik yang menjadi sebuah keuntungan bagi Weber-Shandwick itu sendiri.
Untuk jenis media itu sendiri, Tania menekankan ada beberapa
media yang menjadi pilihan utama di dalam kegiatan media relations.
Media itu terdiri dari media online dan print media (media cetak). Untuk
online media, menurut Tania detik.com merupakan pilihan utama. Alasan
Tania memilih detik.com sebagai media pilihan utama adalah karena
mempunyai page per views yang cukup tinggi, dan dianggap mambu
memberikan publisitas yang baik di dalam proses pemberitaan. Untuk
media cetak, menurut Tania terdapat 2 media yang menjadi pilihan utama
di dalam kegiatan media relations. Media cetak pertama adalah majalah
handphone “Forsel”. Menurutnya, majalah Forsel merupakan salah satu
majalah terbaik di bidang majalah handphone. Dengan pengemasannya
yang apik, dan jumlah pembaca yang cukup banyak, menjadikan majalah
Forsel sebagai pilihan utama.
Media cetak yang menjadi pilihan utama selanjutnya adalah
majalah Selular. Sama seperti majalah Forsel, majalah Selular dipilih
karena dianggap memiliki kualitas yang baik sebagai majalah teknologi.
Ditambah dengan jumlah pembaca yang cukup beragam, menjadikan
94
majalah Selular sebagai pilihan utama Weber-Shandwick di dalam
menjalankan kegiatan Media Relations.
Di dalam menjalankan sebuah kegiatan media relations, pastilah
mempunyai suatu kendala yang cukup menghambat proses kegiatan itu
sendiri. Menurut Tania, ada beberapa kendala yang dihadapi ketika
menjalankan proses media relations. Kendala pertama berhubungan
dengan perihal interpersonal skill yang dimiliki karyawan WeberShandwick. Menurutnya, sebagai praktisi Public Relations, kemampuan
untuk berkomunikasi merupakan sesuatu hal yang mutlak dimiliki. Lebih
jauh lagi, Tania menyebutkan bahwa di dalam media relations dibutuhkan
kemampuan untuk berkomunikasi yang baik dan tidak hanya sekedar
berbicara saja. Kendala yang kedua adalah belum adanya suatu database
yang rapih didalam pengelompokkan nama-nama jurnalis dan media yang
ada. Hal tersebut merupakan suatu kendala tersendiri mengingat untuk
klien yang berbeda, Weber-Shandwick membutuhkan media yang berbeda
pula. Dengan belum adanya pengelompokkan database media, tentu saja
akan menghambat proses media relations itu sendiri.
95
b.
Wawancara dengan Herry Cahyono
Wawancara kedua penulis lakukan dengan narasumber Herry
Cahyono, yang merupakan Account Director dari Weber-Shandwick.
Penulis memilih Herry Cahyono sebagai narasumber karena kapasitas
beliau yang merupakan seorang Account Director, dimana sebuah
kebijakan media relations yang ada merupakan persetujuan dari beliau.
Bapak Herry Cahyono juga sering member masukan bagi para karyawan
yang menemukan suatu kendala ketika menjalankan proses media
relations.
Sesi wawancara penulis buka dengan pertanyaan mengenai peranan
Public Relations. Menurut bapak Herry, Public Relations kini mempunyai
kapasitas yang sangat menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan.
Disamping kegiatan manajerial dan organisasional yang baik, Public
Relations berpengaruh di dalam proses eksekusi dari perencanaan bisnis
itu sendiri. Strategi dan perencanaan Public Relations yang baik
merupakan hasil pemikiran yang strategis dan matang mengenai masa
kini dan masa yang akan datang. Public Relations sebenarnya merupakan
aktivitas
yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan jika mereka
mengingikan sebuah keberhasilan di dalam proses kerja mereka. Public
Relations merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara berkala dan
96
tidak hanya pada suatu waktu saja, melainkan dilakukan secara jangka
panjang dan berkesinambungan.
Menurut bapak Herry, setiap perusahaan harus menjalankan
proses Public Relations sistematis dan terukur, dalam artian bahwa
keberhasilan di dalam kegiatan public relations bukan merupakan sebuah
“kebetulan”, melainkan merupakan sebuah proses yang sudah difikirkan
secara matang-matang dan diaplikasikan di dalam Strategi Public
Relations.
Selanjutnya penulis bertanya mengenai manfaat dari media
relations bagi Weber-Shandwick. Menurut bapak Herry, media relations
mempunyai andil sangat besar di dalam hubungannya dengan publikasi
berita yang ada di dalam media. Pada dasarnya, sebuah praktisi Public
Relations harus menyadari bahwa posisi media sangat penting di dalam
dunia Public Relations. Sebagai pihak yang berkecimpung
di dunia
Public Relations, pemahaman mengenali pentingnya Media Relations
merupakan fondasi awal yang harus dimiliki oleh seorang praktisi Public
Relations. Dengan adanya pemhaman tersebut, seorang praktisi Public
Relations akan mempunyai sebuah kesadaran untuk menjalankan proses
Media Relations itu sendiri.
97
Lebih jauh lagi, beliau menyebutkan bahwa proses Media
Relations yang baik akan membawa dampak positif terhadap kinerja
Weber-Shandwick. Dampak yang dimaksud adalah dengan adanya
kemudahan-kemudahan di dalam menjalankan kegiatan Media Relations.
Dengan adanya sebuah kegiatan Media Relations yang baik, akan
memberikan sebuah keuntungan tersendiri bagi proses Public Relations.
Menurut bapak Herry, salah satu keuntungan yang paling dirasakan
manfaatnya adalah dalam hal publisitas sebuah berita. Sebagai seorang
PR Consultant, bapak Herry menyadari bahwa media merupakan salah
satu pihak yang sangat diperhatikan. Menurutnya, Media Relations tidak
hanya sebatas melakukan komunikasi dengan media saja, melainkan
adalah sebuah hubungan yang dijalin secara jangka panjang dan
berkelanjutan.
Melihat arti pentingnya Media Relations bagi Weber-Shandwick,
tentu saja penulis menganggap bapak Herry sudah melakukan langkahlangkah yang komperhensif di dalam menjalankan proses Media
Relations. Beliau menyebutkan bahwa pihak Weber-Shandwick sendiri
sudah melakukan beberapa langkah di dalam melaksanakan kegiatan
Media Relations. Bapak Herry mengatakan bahwa banyak langkahlangkah yang sudah dilakukan dalam rangka hubungannya dengan media
relations itu sendiri. Bapak Herry menekankan kepada pentingnya sebuah
98
perlakuan dan pelayanan yang baik terhadap media itu sendiri. Langkahlangkah tersebut antara lain: mengadakan Media Visit, Lunch with Media,
Fun Trip, Press Conference, dan Media Briefing. Langkah-langkah
tersebut dijalankan untuk membangun sebuah efektifitas dari media
relations itu sendiri. Menurut bapak Herry, Weber-Shandwick menjadikan
kegiatan media relations sebagai sebuah urgensi, hal tersebut tidak lepas
dari Weber-Shandwick sendiri yang merupakan sebuah konsultan berskala
global. Weber-Shandwick dituntut untuk dapat menjalin hubungan dengan
media dengan skala yang yang luas, sehingga media relations dijadikan
sebagai salah satu program kerja yang tersusun dan diperhatikan
prosesnya.
Selanjutnya penulis bertanya
mengenai media apa saja yang
menjadi pilihan Weber-Shandwick didalam menjalankan media relations.
Mengacu kepada Weber-Shandwick sebagai konsultan berskala global,
bapak. Herry menjawab bahwa Jakarta Post menjadi pilihan yang utama
bagi Weber-Shandwick. Selain Jakarta Post, ada media-media yang
menjadi pilihan utama, yang biasanya disesuaikan dengan klien itu
sendiri. Secara garis besar media itu terbagi menjadi media online dan
media cetak. Untuk media online sendiri, bapak Herry menyebutkan
bahwa detik.com merupakan pilihan utama.
99
Tentu saja proses Media Relations yang dijalani tidak berjalan
dengan mulus, pasti ada hambatan dan kendala yang dihadapi ketika
menjalankan proses Media Relations. mengenai kendala yang dihadapi
Weber-Shandwick didalam menjalankan media relations. Bapak Herry
mengatakan bahwa kendala yang ada saat ini ialah kurangnya koordinasi
antara karyawan dengan Account Director. Pada beberapa kasus,
karyawan yang sedang melaksanakan event bersama media di luar kantor,
harus memutuskan segala sesuatu secara independen, dalam artian
mereka harus bisa mengatasi kebutuhan media itu sendiri. Mungkin
secara konteksnya, hal tersebut merupakan tindakan yang tepat karena
seorang praktisi Public Relations dituntut untuk dapat mengambil
keputusan secara cepat dan tidak boleh ragu-ragu. Namun sayangnya,
terkadang keputusan yang diambil tersebut tidak sesuai dengan yang
diinginkan oleh Weber-Shandwick, yang secara langsung atau tidak akan
menimbulkan suatu kesalahpahaman yang terjadi antara media dengan
pihak Weber-Shandwick.
Kendala selanjutnya yang dihadapi Weber-Shandwick ialah
mengenai proses komunikasi yang dilakukan oleh pihak WeberShandwick dengan media itu sendiri. Bapak Herry mengakui bahwa pada
beberapa kesempatan, karyawan Weber-Shandwick belum sepenuhnya
mampu untuk melakukan “pendekatan” dengan pihak media itu sendiri.
100
Pendekatan yang dimaksud adalah masih kurangnya proses komunikasi
yang terjalin diantara pihak Weber-shandwick dengan pihak media, yang
tentu saja hal tersebut akan berpengaruh terhadap efektifitas dari kegiatan
Media Relations itu sendiri.
Bapak Herry Cahyono menambahkan bahwa proses Media
Relations seharusnya dapat dilakukan dengan tepat. Salah satu alasan
yang menjadikan media relations penting bagi sebuah kegiatan media
relations adalah adanya suatu tujuan yang ingin dicapai oleh WeberShandwick, yaitu terciptanya sebuah hubungan baik dengan pihak media.
Menurut beliau, hubungan dengan media yang terjalin secara baik akan
memberikan berbagai keuntungan bagi Weber-Shandwick selaku PR
konsultan. Hubungan baik yang terjalin dengan media akan memberikan
beberapa keuntungan bagi proses media relatuions. Menurutnya, salah
satu keuntungan yang paling dirasakan ketika adanya suatu hubungan
baik dengan media adalah perihal pemberitaan yang baik mengenai klien
itu sendiri. Hubungan baik dengan media juga berpengaruh terhadap
reputasi Weber-Shandwick .
c.
Wawancara dengan Darmawan S. (The Jakarta Post)
Wawancara selanjutnya saya lakukan dengan Darmawan S.
Beliau merupakan jurnalis The Jakarta Post. Untuk beberapa bulan
101
terakhir, beliau merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan
pihak Weber-Shandwick. Bapak Darmawan pernah beberapa kali
mengikuti event yang diadakan Weber-Shandwick.
Menurut bapak Darmawan, kegiatan media relations sangat
berperan selaku hubungannya dengan kegiatan jurnalisme. Melalui
kegiatan media relations, beliau mengatakan bahwa sebagai jurnalis
merasa lebih dihargai keberadaannya. Sebagai pihak yang membutuhkan
berita, kegiatan media relations telah banyak membantu para jurnalis.
Ada beberapa hal keuntungan yang dirasakan bapak Darmawan
selaku jurnalis. Ia menekankan kepada pentingnya komunikasi yang
dilakukan antara pihak Jurnalis dengan Weber-Shandwick. Ia menyoroti
beberapa aktivitas yang dirasa sangat berpengaruh bagi kelangsungan
kegiatan jurnalisme. Salah satunya adalah pentingnya proses follow-up
media ketika akan mengadakan sebuah event. Bapak Darmawan
mengatakan bahwa proses follow-up cukup mempermudah beliau di
dalam mendapatkan undangan sebuah acara.
Bapak Darmawan mengatakan bahwa ketika jurnalis dikirimkan
undangan, terkadang beliau merasa bingung untuk melakukan konfirmasi
kehadiran.. Namun dengan kegiatan proses follow-up yang dilakukan
102
Weber-Shandwick, beliau tidak perlu repot untuk mengurus kehadiran
sebuah event karena segala persiapan sudah dilakukan.
Bapak Darmawan juga menyoroti mengenai pentingnya sebuah
event yang bertajuk “Lunch with Media”. Dengan adanya event tersebut
Bapak Darmawan merasa suasana terasa lebih cair sehingga pihak
jurnalis dan Weber-Shandwick masing-masing dapat berbagi obrolan
sebagai salah satu langkah untuk mempererat hubungan diantara kedua
pihak.
Menurut Bapak Darmawan, sejauh ini kegiatan Media Relations
yang telah dijalankan oleh Weber-Shandwick cukup baik. Media
Relations yang dijalankan pihak Weber-Shandwick secara garis besar
sudah cukup memberikan dampak positif bagi kegiatan jurnalisme yang
dilakukan pihak redaksi The Jakarta Post.
Ketika bertanya mengenai kendala yang dihadap jurnalis ketika
proses Media Relations, Bapak Darmawan mengatakan ada beberapa hal
yang masih menjadi batu sandungan ketika proses Media Relations
dijalankan.
Pada
beberapa
kesempatan,
pihak
Weber-Shandwick
terkadang terlambat ketika mengirimkan undangan sebuah event. Maksud
dari terlambat adalah pihak Weber-Shandwick baru mengirimkan sehari
sebelum acara. Hal tersebut dirasa cukup merepotkan beliau selaku pihak
103
jurnalis, karena biasanya konfirmasi untuk kedatangan wartawan tidak
dapat diproses dengan cepat karena harus menunggu rapat pihak redaksi.
Sejauh ini, menurut bapak Darmawan kegiatan Media relations
yang dilakukan sudah cukup menimbulkan sebuah hubungan baik
diantara pihak jurnalisme dan media. Menurutnya, sebuah hubungan baik
yang terjalin diantara jurnalis dengan Weber-Shandwick mutlak
diperlukan demi menciptakan sebuah keuntungan bagi kedua pihak.
d.
Wawancara dengan Anshori Rahman (detik.com)
Wawancara berikutnya penulis lakukan dengan Anshori Rahman
dari detik.com. Beliau merupakan jurnalis yang bertugas meliput berita
dari pihak detik.com. Alasan penulis memilih bapak Anshori adalah
karena beliau merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan
Weber-Shandwick mengadakan sebuah event. Bapak Anshori juga sudah
mengenal beberapa karyawan Weber-Shandwick merupakan pihak yang
cukup sering berhubungan dengan Weber-Shandwick.
Menurut bapak Anshori, Media Relations merupakan sebuah
relasi (hubungan) yang mempunyai beberapa keuntungan jika dapat
terjalin dengan baik. Sebuah media relations tidak hanya terjadi pada
suatu waktu tertentu, melainjkan harus dilakukan di dalam suatu jangka
waktu yang panjang dan berkelanjutan.
104
Bagi seorang jurnalis, urgensi Media Relations erat kaitannya
dengan kepentingan kedua pihak. Bapak Anshori menganggap bahwa ada
beberapa perusahaan yang belum menjalankan proses Media Relations itu
sendiri. Hal tersebut berakibat kepada adanya ketidakpedulian dari pihak
Jurnalis itu sendiri.
Bapak Anshori menekankan bahwa posisi jurnalis tidak bisa
dianggap remeh oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang ingin menjalin
hubungan baik dengan media namun mereka sendiri tidak melakukan
proses media relations dengan baik. Hal tersebut tentu saja merupakan
sebuah keinginan yang tidak akan terwujud, mengingat jika sebuah
perusahaan tidak menjalankan kegiatan media relations, tentu saja pihak
media/.jurnalis tidak akan menaruh simpati terhadap pihak perusahaan itu
sendiri.
Lebih jauh lagi, bapak Anshori menambahkan bahwa pentingnya
Media Relations harus disadari oleh setiap manajemen perusahaan dan
dijadikan acuan sebagai usaha untuk menjalin proses Media Relations.
Untuk kegiatan media relations itu sendiri, bapak Anshori
mengatakan bahwa pihak Weber-Shandwick sudah melakukan beberapa
hal yang menjadi fondasi dari kegiatan Media Relations. Kegiatan yang
sudah dilakukan antara lain Media Visit, Press Conference, Media
105
Briefing dan Lunch with Media. Menurut bapak Anshori, kegiatan yang
paling dirasakan manfaatnya adalah Media Briefing. Menurutnya, sebuah
kegiatan Media Briefing sangat bermanfaat bagi para jurnalis untuk
mendapatkan gambaran mengenai sesuatu hal yang akan dijalankan.
Sebagai contoh, bapak Anshori pernah menghadiri sebuah Media
Briefing yang dilakukan oleh pihak Weber-Shandwick. Media Briefing
tersebut mengenai rencana peluncuruan handphone Nokia 808 PureView,
yang merupakan Handphone Nokia seri terbaru yang akan diluncurkan.
Di dalam Media Briefing tersebut para jurnalis diberikan berbagai
pengarahan mengenai karakterisitk Nokia 808 PureView. Menurut bapak
Anshori hal tersebut dirasa cukup penting karena biasanya, para pembaca
detik.com menyukai hal-hal yang bersifat rumor.
Dengan menghadirkan pemberitaan mengenai rencana peluncuran
Nokia seri terbaru, akan memberikan suatu dampak yang nyata bagi page
per views dari situs detik.com. Selanjutnya penulis menanyakan perihal
hubungan baik yang terjadi diantara Jurnalis detik.com dengan pihak
Weber-Shandwick. Menurut beliau, hubungan yang terjalin dengan pihak
Weber-Shandwick sudah cukup baik. Hal tersebut tentu saja tidak lepas
dari Weber-Shandwick yang sering mengirim undangan bagi jurnalis
detik.com untuk menghadiri acara-acara yang dilaksanakan Weber-
106
Shandwick. Menurutnya pihak Weber-Shandwick juga aktif dalam
menghubungi pihak jurnalis detik.com.
Mengenai kendala yang dihadapi bapak Anshori ketika menjalani
proses Media Relations, beliau mengatakan bahwa kendala tidak begitu
dirasakan oleh pihak detik.com. ada beberapa kendala, namun beliau
tidak mengatakan hal tersebut merupakan sesuatu perlu dirisaukan.
Kendala yang dimaksud adalah keterlambatan pengiriman foto event serta
peraturan yang menyebutkan bahwa di tiap acara jurnalis yang hadir tidak
boleh melebihi dua orang.
e.
Wawancara dengan Yustihandro (Majalah Forsel)
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Yustihandro
dari Majalah Forsel. Alasan penulis memilih beliau karena majalah Forsel
merupakan media utama pilihan dari klien Weber-Shandwick, yaitu
Nokia. Bapak Yus juga sudah lama berkecimpung di dalam dunia jurnalis
khususnya media teknologi. Bapak Yus juga sering hadir di dalam acaraacara yang diadakan oleh Weber-shandwick. Menurut bapak Yus, Media
Relations merupakan salah satu unsur penting di dalam proses Public
Relations. Beliau menekankan bahwa hubungan Media relations lebih
dari sekedar hubungan bisnis semata, namun lebih kepada hubungan yang
berasaskan
simbiosis
mutualisme.
/
hubungan
yang
saling
107
menguntungkan satu sama lain. Bapak Yus mengatakan bahwa kegiatan
Media Relations yang sudah dilakukan Weber-Shandwick memberikan
kesan tersendiri bagi beliau. Bapak Yus mengatakan bahwa WeberShandwick selaku PR Konsultan, sering mengadakan event – event yang
inovatif bagi jurnalis. Salah satu event yang disukai beliau adalah “Nokia
Lumia Amazing Fun Race”, yang melibatkan berbagai jurnalis dari
media-media di Indonesia.
Beliau mengatakan bahwa event tersebut sangat menarik dan
inovatif, karena jurnalis terlibat langsung di dalamnya. Bapak Yus
menambahkan bahwa kegiatan Media Relations yang dikemas secara fun,
akan semakin mendapatkan respon positif bagi jurnalis itu sendiri. Bapak
Yus juga pernah mengikuti beberapa event yang diadakan WeberShandwick, seperti Media Briefing, Press Conference serta Lunch with
Media. Seluruh rangkaian event tersebut, menurut bapak Yus merupakan
cara yang cukup efektif yang dilakukan Weber-Shandwick di dalam
menjalin sebuah hubungan baik dengan media.
Selanjutnya penulis menanyakan mengenai apa saja yang sudah
Weber-Shandwick lakukan terhadap bapak Yus selaku jurnalis majalah
Forsel, menurutnya, Weber-Shandwick sudah cukup baik di dalam
menjalankan proses media relations. Weber-Shandwick juga cukup serius
di dalam menyajikan update berita maupun mengundang wartawan.
108
Mengenai kendala yang dirasakan bapak Yus selaku jurnalis.
Bapak Yus mengatakan, masih kurangnya koordinasi mungkin salah satu
yang mnejadi kendala bagi kegiatan Media Relations yang dijalankan
Weber-Shandwick. Beberapa pihak dari Weber-shandwick belum
sepenuhnya mengenal baik bapak Yus, sehingga terkadang belum dapat
berkomunikasi dengan leluasa jika ada keperluan media. Hal tersebut
sangat dirasakan ketika ada sebuah event dimana bapak Yus
membutuhkan kelengkapan data untuk keperluan pemberitaan. Namun
karena karyawan Weber-Shandwick belum semuanya mengenal Mas Yus,
maka beliau merasa cukup kesusahan ketika ingin menghubungi pihak
Weber-Shandwick
f.
Wawancara dengan Adi Wiratma (Majalah Selular)
Untuk wawancara berikutnya penulis memilih Adi Wiratma dari
Majalah Forsel sebagai narasumber. Alasan penulis memilih beliau
karena bapak Adi merupakan jurnalis yang sering berhubungan dengan
pihak Weber-Shandwick di dalam melaksanakan kegiatan media
relations. Bapak Adi juga merupakan jurnalis yang cukup sering ikut di
dalam event yang diadakan Weber-Shandwick.
Menurut bapak Adi, kegiatan media relations merupakan salah
satu unsur penting di dalam dunia Public relations. Media Relations
109
mempunyai posisi tersendiri sehubungan dengan peran jurnalis itu
sendiri. Beliau menjelaskan bahwa peran Media Relations itu tidak lepas
dari posisi jurnalis sebagai pihak yang melakukan pemberitaan. Sehebat
apapun strategi Public Relations yang dijalankan, jika perusahaan
tersebut tidak mampu menjalankan kegiatan Media Relations dengan
baik, makan hasilnya tidak akan maksimal. Bapak Adi melihat media
relations sebagai sebuah proses berkesinambungan yang menimbulkan
adanya suatu efek timbal balik bagi kedua pihak, yaitu media dan
perusahaan.
Kaitannya dengan hubungan baik yang telah terjalin bersama
Weber-Shandwick, bapak Adi mengatakan bahwa Media Relations yang
sudah dilakukan dapat memberikan dampak yang cukup positif terhadap
hubungan antara majalah Selular dengan pihak Weber-Shandwick.
Namun masih ada beberapa kendala yang dirasa cukup menghambat
dalam proses media relations itu sendiri. Kendala tersebut antara lain
masih kurangnya koordinasi mengenai pembagian press release,
banyaknya jurnalis bayaran (wartawan bodrex) yang kehadirannya cukup
merugikan jurnalis yang diundang, serta penyaluran undangan yang
terkadang terhambat menimbulkan adanya sebuah kesulitan tersendiri di
dalam menjalankan kegiatan Media Relations.
110
4.1.2
Observasi
Pada bagian ini berdasarkan dari hasil observasi yang peneliti
lakukan dan peroleh penulis melakukan pengamatan terhadap perusahaan
dengan menggunakan teknik observasi partisipan dimana penulis terjun
langsung ke dalam lingkungan kerja dan melihat secara langsung proses
bekerja serta proses komunikasi di dalam perusahaan. Pengamatan ini
dilakukan oleh penulis selama magang 3 bulan di PT. Weber-Shandwick.
Dari hasil observasi telah didapatkan bahwa Public Relations
merupakan unsur penting bagi Weber-Shandwick. Sebagai sebuah
konsultan Public Relations berskala global, Public Relations telah
dipahami sebagai sebuah unsur yang penting di dalam perusahaan.
Strategi public relations yang dijalankan oleh perusahaan merupakan
sebuah pengembangan dari pola pikir serta analisa mengenai langkahlangkah yang akan dijalankan sebuah perusahaan di dalam menjalankan
proses Public Relations. Salah satu proses penting bagi perusahaan
kaitannya dengan kegiatan public relations adalah media relations. Esensi
dari media relations adalah menjalankan sebuah hubungan dengan media.
Hubungan tersebut dijalankan dengan memelihara segala bentuk
komunikasi yang terjalin dengan pihak media.
111
Ketika melakukan proses kerja praktek, penulis juga menemukan
sebuah kendala yang cukup menghambat kinerja dari Weber-Shandwick.
Kendala tersebut antara lain merujuk kepada masih adanya junalis
“gelap” atau yang lebih akrab disebut “wartawan bodrex”. Kehadiran
jurnalis gelap ini merupakan sebuah kendala tersendiri di dalam kegiatan
Media Relations. Contohnya ketika ada sebuah event, para jurnalis gelap
tersebut seringkali menjadi pihak yang datang tanpa diundang. Hal
tersebut dirasa cukup merugikan karena untuk penyebaran Press Release
biasanya Weber-Shandwick hanya menyiapkan jumlah Press Release
sesuai dengan undangan yang telah diundang. Dengan adanya jurnalis
gelap tersebut menjadikan jumlah lembar Press Release yang telah
disiapkan menjadi berkurang.
4.2
Pengolahan Data
Pada pengolahan data ini penulis melakukan pengolahan data dengan
berbagai langkah. Pertama adalah penulis mengolah data dengan mengingat
fokus masalah. Penulis memfokuskan kepada masalah yang dihadapi dan
menginterpretasikannya terhadap pertanyaan yang akan diajukan pada saat
proses wawancara. Selanjutnya penulis melakukan wawancara berdasarkan
narasumber yang telah ditentukan. Pada penelitian kali ini penulis mempunyai
6 (enam) orang narasumber, terdiri dari pihak internal dan eksternal PT.
Weber-Shandwick. Selanjutnya penulis membaca kembali outline wawancara
112
yang sudah dibuat. Setelah proses wawancara selesai, penulis menganalisa
jawaban yang sudah diberikan oleh narasumber. Setelah itu penulis membuat
hipotesa mengenai hasil dari wawancara yang sudah dilakukan.
Media relations menjadi penting bagi PT. Weber-Shandwick karena
beberapa hal, yang pertama adalah Weber-Shandwick merupakan konsultan
PR yang membutuhkan media di dalam proses kerjanya. Proses kerja yang
dimaksud adalah selaku Konsultan PR, Weber-Shandwick sangat memerlukan
3 (tiga) pihak yang saling mendukung satu sama lain. Ketiga pihak tersebut
adalah Weber-Shandwick, Klien dan Media. Hubungan dengan media
dijalankan di dalam beberapa hal yaitu Press Conference, Media Relations,
Media Briefing, Lunch with Media, Fun Trip dan Dinner with Media.
Weber-Shandwick beranggapan bahwa media relations merupakan
sebuah proses yang harus dijalankan secara konstan dan berkelanjutan. Media
relations bukanlah sebuah kegiatan yang hanya dilakukan pada suatu waktu
tertentu, namun dilakukan secara terus menerus diperhatikan prosesnya.
Berbagai langkah media relations yang telah dilakukan oleh
Weber-
Shandwick merupakan hasil pengembangan dan pola pikir strategis yang telah
direncanakan sebagai sebuah langkah yang sedang atau akan dilakukan oleh
pihak Weber-Shandwick.
113
Bagi Weber-Shandwick, kegiatan Media Relations dijalankan dengan
tujuan untuk membangun sebuah hubungan baik dengan media. Hubungan
baik dengan media dapat menumbuhkan kepercayaan dari para klien serta
kinerja perusahaan yang lebih positif. Namun kegiatan Media Relations yang
dijalankan oleh Weber-Shandwick belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
Sebagai konsultan PR yang baru berdiri pada tahun 2003, diakui bahwa
Weber-Shandwick masih merupakan perusahaan yang baru membangun
sebuah kegiatan Media Relations itu sendiri. Sehingga di dalam prosesnya
masih ada beberapa kendala yang menyebabkan kegiatan Media Relations di
Weber-Shandwick belum berjalan sempurna. Kendala yang dihadapi oleh
Weber-Shandwick di dalam proses Media Relations terdapat di dalam
berbagai aspek. Kendala personal skill sebagai contohnya. Terkadang di
dalam beberapa kesempatan, karyawan dari Weber-Shandwick belum
sepenuhnya dapat berkomunikasi secara efektif dengan pihak Media.
Sehingga pihak media belum sepenuhnya merasa terbantu dengan adanya
Weber-Shandwick.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai sumber internal dan
eksternal yang kompeten dan hasil observasi yang diperoleh selama penelitian,
maka penulis mencoba mengaitkan antara teori yang digunakan dengan hasil
114
wawancara dan observasi untuk meneliti hasil dari tujuan diadakannya
penelitian ini.
JL Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai
sebuah hasil akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan saran organisasi. Ada
strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif yang
digunakannya. Bennet menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih
organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya. Mintzberg menawarkan
lima kegunaan dari kata strategi, yaitu:
-
Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara
sadar.
-
Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk
mengecohkan lawan atau kompetitor.
-
Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan.
-
Sebuah posisi – suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah
lingkungan.
-
Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam
memandang dunia (Oliver Sandra; 2007;2)
Berdasarkan pengertian diatas, terlihat bahwa strategi merupakan
perencanaan yang dibuat secara sadar, dan dijadikan pedoman oleh
perusahaan di dalam mencapai misinya. Sesuai dengan pengertian diatas,
115
Weber-Shandwick selaku konsultan PR mempunyai strategi tersendiri di
dalam merencanakan kegiatan media relations. Strategi tersebut berkaitan
dengan hubungan dengan media, yaitu Weber-Shandwick memfokuskan
kepada media yang menjadi pilihan utama (prime-media).
Media-media yang menjadi pilihan utama tersebut adalah : The
Jakarta Post, detik.com, Majalah Selular dan Majalah Forsel. Pemilihan
Detik.com didasarkan adanya pertimbangan terhadap page per views yang
cukup tinggi, sehingga publisitas yang ada cukup baik. Majalah Selular dan
Forsel dipilih karena merupakan majalah yang mempunyai kualitas yang
cukup baik. Hal tersebut didasarkan pada sirkulasi kedua majalah tersebut
yang cukup tinggi. Untuk The Jakarta Post, Weber-shandwick menjadikannya
sebagai media pilihan utama karena media The Jakarta Post dapat
menjangkau pembaca secara global, hal tersebut sesuai dengan posisi WeberShandwick itu sendiri sebagai konsultan PR global.
Strategi tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Mintzberg , bahwa Strategi merupakan rencana yang dilakukan secara sadar,
untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Seperti halnya di dalam WeberShandwick, strategi yang ada berdasarkan kondisi yang ada dan dengan tujuan
membangun hubungan baik dengan media. Selain itu JL Thompson juga
menyebutkan bahwa strategi adalah sebuah suatu cara di dalam menempatkan
organisasi di dalam suatu lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan yang
116
dilakukan oleh Weber-Shandwick, yaitu mencoba menempatkan diri sebagai
pihak yang mempunyai hubungan baik dengan media. Selain itu disebutkan
bahwa strategi adalah sebuah perspektif, atau cara yang terintegrasi di dalam
memandang dunia. Hal tersebut sesuai dengan perencanaan yang dibangun
oleh Weber-Shandwick. Posisi media sekarang ini dilihat sebagai pihak yang
berperan sebagai agen sosialisasi, sebagai agen yang dapat memberikan
perubahan bagi pola pikir hingga ke perilaku masyarakat itu sendiri.
. Di dalam melakukan tugas-tugas operasionalnya dalam suatu
perusahaan, Public Relations harus memiliki strategi-strategi sebagai rencana
matang yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengambil tindakan
sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai., Hal tersebut merupakan
Strategi Public relations. Ternyata benar menurut Ruslan dalam Nova
Strategi Public Relations (2009:41-43) yang menjelaskan strategi Public
Relations sebagai berikut:
1)
Publications
Setiap
fungsi
dan
tugas
Public
Relations
adalah
menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi
melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan
atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public. Dalam
hal ini, tugas PR adalah menciptakan berita untuk mencari
publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawaan
117
dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang
diwakilinya. Weber Shandwick selaku PR konsultan, menyusun
strategi public relations dimana pesan yang akan disampaikan
disampaikan
melalui
media.
Weber-Shandwick
melakukan
hubungan dengan media di dalam kaitannya dengan keuntungan
perusahaan, yang terlihat dari kepuasan klien. Strategi public
relations dilakukan Weber-Shandwick di dalam kaitannya untuk
mengemas
sebuah
berita
sehingga
media
tertarik
untuk
bertujuan
untuk
meliputnya.
2)
Event
Merancang
sebuah
memperkenalkan produk
event
yang
dan layanan perusahaan, mendekatkan
diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini
public. Weber-Shandwick melakukan secara berkala menjadi
konsultan bagi suatu perusahaan yang ingin melaksanakan sebuah
event. Weber Shandwick berperan di dalam perencanaan event dan
persiapan event. Weber-shandwick juga melakukan pengiriman
undangan dan follow-up media. Dengan hal tersebut diharapkan
aka nada respon positif dari media terhadap event yang dijalankan
Weber-shandwick. Selama proses kerja praktek, penulis juga
mengikuti beberapa event yang diadakan oleh Weber-Shandwick,
antara lain:
118
1.
Nokia Lumia 710 & 800 Media Briefing – Nokia Office –
16 Maret 2012
2.
Mico Wendy Interview Session – Nokia Office, Menara
Mulia – 26 Maret 2012
3.
Media Launch Nokia Asha 302 & Nokia Music – Annex
Building – 29 Maret 2012
4.
Nokia Lumia 610 Media Briefing – Nokia Office – 11
April 2012
5.
Nokia Indonesia Developers Program – Kembang Goela
Restaurant – 26 April 2012
6.
Nokia Lumia 610 Roadshow Bandung – Dakken Cake,
Bandung – 24 Mei 2012
3)
News
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter,
bulletin lain-lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai
kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas. Weber Shandwick
selalu berusaha memberikan informasi-informasi terbaru
yang
nantinya akan diberikan oleh para pembaca. Informasi tersebut akan
dituangkan kedalam media inovasi dan referensi yang terbaru agar
menarik perhatian para pembaca dan dapat dinilai positionnya. Berita
yang disampaikan melalui Press Release juga sudah diperhatikan
119
sebelumnya agar berita yang sampai dengan media sesuai dengan
respon yang diinginkan Weber-Shandwick.
4)
Community Involvement
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah
mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna
menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations)
dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. WeberShandwick juga telah melakukan community involvement di dalam
hubungannya dengan strategi public relations, sebagai contoh beberapa
waktu lalu di dalam event Nokia 808 PureView, Nokia bekerjasama
dengan komunitas fotografi di Jakarta. Tidak hanya itu, WeberShandwick juga melakukan hubungan yang baik kepada publik seperti
halnya menerima saran dan kritik yang diberikan agar semua masukan
termasuk dijadikan acuan untuk membuat Weber-Shandwick tersebut
menjadi lebih baik lagi
5)
Inform or Image
Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan
informasi kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan
dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif. Weber-Shandwick
selaku konsultan Public Relations juga berperan di dalam memberikan
informasi baik kepada klien, media dan masyarakat mengenai isu-isu
yang hadir di dalam masyarakat. Weber-Shandwick juga ikut ambil
120
bagian di dalam referensi topik ataupun mengenai berita yang ada
dalam masyarakat.
6)
Lobbying and Negotiating
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan
kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan
lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh
dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis perusahaan.
Sebuah usaha yang dilakukan Weber-Shandwick dengan bekerja
sama dengan pihak marketing pada perusahaan / klien dalam
mengumpulkan sebuah iklan dengan perusahaan lain untuk melakukan
kerja sama dengan harga yang sudah diberikan oleh pihak terkait.
Selain itu, menurut hasil observasi wawancara ternyata sesuai
dengan apa yang dikatakan Yosel Iriantara di dalam buku Media
Relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktik, yang berbunyi: “Media
Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa
sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk
mencapai tujuan organisasi”. Sesuai teori tersebut, Weber-Shandwick
memang menjalankan media relations sebagai bagian dari tujuan
perusahaan. Seperti yang dikatakan Hery Cahyono. Bahwa media
121
relations memang merupakan kegiatan public relations yang diitujukan
untuk membina hubungan eksternal khususnya dengan pihak media.
Hal senada juga dikatakan oleh Adi Wiratma yang mengatakan bahwa
perusahaan tidak boleh menganggap remen kegiatan media relations,
karena pihak media menjadi sebuah esensi yang harus diperhatikan oleh
para praktisi public relations.
Manfaat media relations bagi perusahaan juga senada dengan apa
yang dikatakan Stanley J Baran (2004) yang mendefinisikan media
relations sebagai “…the public relations professional maintain good
relations with professionals in the media, undestrand their deadlines
and other restraints, and earn their trust”. Di dalam kutipan tersebut,
disebutkan bahwa public relations menjalankan dan memelihara sebuah
hubungan professional yang terjalin dengan media serta memahami
bahwa pihak media merupakan unsur penting bagi perusahaan itu
sendiri.
Berdasarkan hasil observasi, nampak jelas bahwa pihak WeberShandwick menjadikan pihak media sebagai salah satu unsur penting
bagi kinerja perusahaan. Hal tersebut didasari oleh adanya rasa
kesadaran terhadap peran media, yang dimana jika sebuah media
relations itu terjalin baik dengan Weber-Shandwick maka akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Keuntungan
122
yang dimaksud berupa kepercayaan klien, kepercayaan media, dan
kelancaran proses komunikasi diantara media dengan WeberShandwick. Kegiatan media relations Weber-Shandwick yang
dimaksud ialah di dalam menjalankan Press Conference dan Media
Briefing. Di dalam menjalankan kegiatan tersebut, Weber-Shandwick
menjadikan media relations sebagai acuan. Berdasarkan hasil
pengamatan,
Weber-Shandwick
mengutamakan
kegiatan
Press
Conference dan Media Briefing sebagai cara yang dianggap paling
efektif di dalam kegiatan media relations.
Weber-Shandwick juga telah melakukan berbagai proses di dalam
mewujudkan suatu hubungan yang baik dengan media. Dalam setiap
event yang telah dilakukan, kini Weber-Shandwick melakukan
evaluasi ulang mengenai proses yang terjalin dan memfokuskan
terhadap kegiatan media relations. Weber-Shandwick juga telah
melakukan
persuasive-communication
yang
lebih
baik
ketika
mengundang pihak media. Weber-Shandwick menjelaskan apa
keuntungan bagi pihak media jika menghadiri acara tersebut dan tidak
sekedar memberikan informasi sebuah acara.
Download