Ondansetron untuk oCD

advertisement
berita terkini
S
Ondansetron untuk OCD
erotonin dan dopamin merupakan
neurotransmiter yang berperan
dalam gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder,
OCD). Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan cemas di mana kehidupan individu didominasi oleh pikiran-pikiran
repetitif (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan berulang-ulang (kompulsi)
untuk menurunkan kecemasannya.
Pemberian obat-obatan sering dilakukan
bersamaan dengan psikoterapi selama
masa perawatan penderita OCD; salah
satunya adalah dari golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti
fluoxetine, sertraline, escitalopram, paroxetine dan citalopram, yang dapat mengubah
kadar serotonin dalam otak. Akan tetapi
sekitar 40 % pasien OCD tidak memberi-
kan respons baik terhadap terapi SSRI lini
pertama. Pemberian antagonis reseptor
serotonin 5HT-3 yang merupakan penghambat pelepasan dopamin pada daerah
kortek-mesolimbik dan kombinasinya dengan golongan SSRI dan obat antipsikotik
memiliki potensi dalam penanganan pasien
OCD yang resisten.
Untuk mengetahui efek ondansetron dalam
kombinasi dengan antipsikotik dilakukan
studi preliminary terhadap 14 pasien OCD
(didiagnosis menurut DSM-IV/ Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders)
yang resisten dengan terapi SSRI dan antipsikotik. Selama 12 minggu ke 14 pasien
ini diberi terapi tambahan ondansetron
selain terapi standarnya dengan dosis 0,25
mg dua kali sehari selama 6 minggu pertama selanjutnya dititrasi menjadi 0,5 mg
dua kali sehari untuk 6 minggu selanjutnya. Pada minggu ke 12, 64,3 % (9 pasien)
memberikan respon terapi membaik (terjadi penurunan skala Yale-Brown Obsessive
Compulsive [YBOCS] ≥ 25 % dan nilai 1
atau 2 untuk Clinical Global ImpressionsImprovement [CGI-I]. Rata-rata penurunan
gejala yang dinilai melalui YBOCS adalah
23 % untuk seluruh pasien. Tidak satupun
pasien mengalami ekseserbasi gejala atau
efek samping yang bermakna. YBOCS dan
CGI-I merupakan panduan yang digunakan
untuk membantu melihat kemajuan yang
dialami dari suatu kelainan mental, makin
besar penurunan skala YBOCS makin baik,
sebaliknya makin besar nilai CGI berarti
makin buruk.
Studi lanjutan terbaru dan dipublikasikan dalam Human Psychopharmacology
Agustus 2010, merupakan studi acak tersamar ganda menggunakan pembanding,
melibatkan 42 pasien OCD. Melalui studi
selama 8 minggu ini kelompok terapi SSRI
fluoxetine (20 mg/hari) plus ondansetron
(4 mg/hari) dibandingkan dengan kelompok terapi fluoxetine dengan dosis sama
plus placebo. Hasil menunjukkan perbaikan
yang bermakna secara statistik pada kelompok ondansetron dibandingkan kelompok
plasebo.
Dari dua studi di atas, tampaknya ada potensi lain ondansetron selain sebagai antiemetik, yaitu dalam penanganan kasus
OCD, setelah sebelumnya diketahui juga
peranannya dalam manajemen pasien skizofrenia. Akan tetapi karena masih merupakan studi awal, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan jumlah pasien
yang lebih banyak. (DHS)
Referensi
1. Pallanti, S. Ondansetron augmentation in treatment-resistant obsessive compulsive disorder:
a preliminary, single-blind, prospective study.
CNS Drugs 2009 ;23(12):1047-55.
2. Soltani, F. et al. A double-blind, placebo-controlled pilot study of ondansetron for patients
with obsessive-compulsive disorder. Human
Psychopharmacol 2010;25(6): 509-13.
60
CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012
Download