BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis, Pasar modal merupakan media yang paling efektif untuk menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Dengan adanya pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan perluasan perusahaan (Nurrohim 2008). perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara mencari pinjaman bank atau mencari obligasi dengan cara menerbitkan obligasi. Dalam hal ini manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari dalam maupun dari luar perusahaan secara efisien sehingga mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul merupakan konsekuensi langsung dari keputusan manajer keuangan berkaitan dengan struktur modal (Utami, 2009). Pendanaan perusahaan tidak lepas dari hutang, di mana hutang merupakan salah satu alternative sumber dana bagi perusahaan pada saat tertentu (keadaan ekonomi baik) akan lebih menguntungkan perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri, karena akan menurunkan biaya modal dan meningkatkan tingkat pembelian bagi pemegang saham (Return on Equity). Keputusan pendanaan dengan hutang yang tinggi dan tidak di ikuti oleh penggunaan yang hati-hati karena adanya kecenderungan perilaku opportunistic insider, maka 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 biaya keagenan hutang (agency cost of debt) akan semakin tinggi dan akhirnya juga akan merugikan pemegang saham. Dengan berhutang maka manajemen dipaksa untuk mengeluarkan kas untuk membayar pengembalian hutang, sehingga kelebihan keuangan (free cash flow) yang dimiliki perusahaan menjadi berkurang.Maka manajemen dapat bertindak dengan baik dalam mengelola perusahaan dan dapat menaikkan nilai perusahaan (Nurrohim, 2008). Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Masalah pendanaan tidak akan lepas dari sebuah perusahaan yang meliputi seberapa besar kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya Pemenuhan modal usaha dapat dilakukan dengan pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011 : 153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Menurut Keown (2010 : 149) perusahaan harus memahami komponenkomponen utama struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak utang akan dapat menghambat perkembangan perusahaan yang juga akan membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya. Fenomena yang terjadi pada periode tahun 2008-2012, keadaan perekonomian dunia yang mengalami ketidakstabilan sehingga berdampak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 pada terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi berbagai perusahaan dan tidak terlepas dari perusahaan manufaktur. Ditambah dengan tingginya persaingan pada industri ini tentunya akan menambah tantangan bagi manajemen untuk mendapatkan modal tambahan. Agar memiliki daya saing yang kuat, perusahaan manufaktur dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya pada pihak yang berkepentingan, sehingga akan membantu pengambilan keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang sering berubah, agar perkembangan industri manufaktur mengalami pertumbuhan usaha yang baik. Struktur modal menurut Bambang (2008:22) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Struktur modal adalah kombinasi dari utang perusahaan dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai keseluruhan operasi dan pertumbuhan (Abor,2005). Menurut Mahmud et al. (2009), utang dalam bentuk oblogasi atau catatan utang jangka panjang, sementara ekuitas dikategorikan sebagai saham biasa, saham preferen atau pendapatan. Literatur keuangan perusahaan mengungkapkan bahwa beberapa peneliti menggambarkan struktur modal sebagai utang jangka panjang dibagi dengan total asset (Omet,2008). Borgia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 dan Yan (2013) berpendapat bahwa struktur modal adalah keputusan penting perusahaan karena bisa membawa campuran pembiayaan yang optimal yang dapat memaksimalkan nilai pasar perusahaan. Meskipun demikian, struktur modal telah mendorong perdebatan dalam manajemen keuangan perusahaan selama hampir setengah abad. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut (Brigham dan Houston, 2001) dalam (Utami,2009) faktor-faktor risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Secara lebih umum, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal : stabilitas penjualan, struktur aktiva, laverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal, perusahaan dan fleksibilitas keuangan. (Menurut MCCue dan Ozcan 1992 dalam (Utami, 2009) struktur modal dipengaruhi oleh struktur aktiva, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, sistem pembayaran dari konsumen, dan kondisi pasar. Keputusan struktur modal merupakan salah satu keputusan yang paling penting dalam bisnis organisasi dan keputusan ini dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Tongkong, 2012).Kesulitan keuangan, kebangkrutan dan likuidasi dapat terjadi sebagai akibat dari keputusan keuangan yang tidak efisien yang dibuat oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya (Mat Kila dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Wan Mahmod, 2008).Oleh karena itu, perusahaan harus memanfaatkan dan memutuskan struktur modal yang optimal untuk mengurangi biaya (Mat Kila dan Wan Mahmod, 2008). Struktur modal menurut Bambang Riyanto (2008:296) adalah perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan berapa besar proporsi modal sendiri dengan modal perusahaan dari unsure hutang, semakin tinggi DER maka semakin tinggi pula risiko yang akan terjadi pada perusahaan. Hal ini dikarenakan pendapatan perusahaan berasal dari unsure hutang bukan modal sendiri. Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana agar dapat digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen tersebut dalam pencarian sumber dana, sangat dipengaruhi oleh pemilik atau pemegang saham. Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan.Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Terjadinya peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan financial perusahaan dalam suatu periode tertentu.Ukuran perusahaan yang besar, dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan memiliki kemampuan financial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Dalam kemampuan finansialnya perusahaan dapat dilihat dari penjualan bersih atau jumlah aktiva yang dimilki oleh perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah Return on assets (ROA). ROA merupakan tingkat pengembalian atas aset-aset dalam menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset (Keown,2010:80). Risiko bisnis, merupakan tingkat risiko dari operasi perusahaan jika ia tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utangnya yang optimal.Secara konseptual, perusahaan yang mempunyai sejumlah risiko tertentu pada operasinya, inilah yang disebut risiko bisnis. Menurut Weston dan Brigham (2008:181), Risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam proyeksi perusahaan atas tingkat pengembalian (laba) atau ekuitasnya dimasa mendatang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Literatur yang ada menunjukkan bahwa keputusan struktur modal ditentukan oleh beberapa faktor (Getzmann,et al.,2010). Selanjutnya, Bhabra et al (2008) menggaris bawahi bahwa faktor penting yang mempengaruhi keputusan struktur modal sebagai presentase tangible assets, size, profitability, and growth opportunities. Dan sebaliknya, Frank dan Goyal (2009) mengusulkan bahwa faktor yang konsisten untuk menjelaskan pengaruh pasar median industry leverage, market-to-book assets ratio, tangibility of assets, profits, log of assets dan diharapkan inflasi. Lim (2012) berpendapat bahwa struktur modal mempunyai hubungan erat dengan karakteristik perusahaan. De Jong et al. (2008) meneliti pentingnya struktur modal dalam 42 perusahaan di Negara tertentu. Studi ini mnyimpulkan bahwa faktor-faktor khusus penentu perusahaan bermacam-macam di setiap Negara meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu berdampak sama. Sebaliknya , Feidakis dan Revolis (2007) menemukan bahwa ukuran dan profitabilitas secara positif dan negative terhadap struktur modal, meskipun ada perbedaan, masing-masing untuk perusahaan konstruksi yang besar di Eropa dari 1996-2004. Shah dan Hijazi (2004) melakukan penelitian pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar Pakistan yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage memiliki hubungan langsung bahwa perusahaan-perusahaan besar lebih banyak menggunakan utang. Selain itu, peluang pertumbuhan ditemukan memiliki hubungan sebaliknya dengan leverage dan profitabilitas yang kuat berkolerasi positif dengan leverage. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Di Malaysia, beberapa penelitian telah dilakukan pada faktor-faktor penentu struktur modal dalam industry yang berbeda. Penelitian mereka dilakukan pada perusahaan property dan perusahaan pengembang. Usaha kecil dan menengah, perusahaan besar dikapitlisasi, perusahaan listrik dan elektronik,perusahaan konstruksi, perusahaan terkemuka sektor perbankan dan perusahan sektor pemerintah terkait dan perusahaan non-pemerintah terkait. Faktor-faktor penentu struktur modal masih masalah di Malaysia karena hanya beberapa sektor atau industri telah dilakukan penelitian dan tidak ada studi yang dilakukan pada industri makanan. Oleh karena itu, struktur modal penentu pada sektor tertentu atau industri dan ditemukan dalam penelitian sebelumnya tidak dapat mewakili penentu keseluruhan struktur modal perusahaan Malaysia karena sektor yang berbeda memiliki perusahaan yang berbeda karakteristik (Abdul Jamal et al, 2013).Penelitian sebelumnya pada faktor-faktor penentu struktur modal tidak dilakukan pada emiten sektor produsen makanan, sehingga penelitian ini dapat membuat pengetahuan baru pada struktur modal produsen makanan pada sektor penentu dan memenuhi gap yang ada. Dalam penelitian ini adalah apakah faktor spesifik perusahaan seperti pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan risiko bisnis signifikan menentukan struktur modal emiten produsen food and beverage di Indonesia.Banyak penelitian telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara faktor perusahaan-perusahaan spesifik dan struktur modal di Negara-negara maju dan berkembang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Perusahaan food and beverage adalah salah satu sektor dari perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami kekurangan modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Alasan dipilihnya sektor industri ini karena sektor ini lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian ( misalnya inflasi ).Walaupun terjadi krisis ekonomi, kelancaran produksi industri makanan dan minuman masih terjamin karena dalam kondisi apapun konsumen tetap membutuhkan produk makanan dan minuman. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “ Pengaruh Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2014 ( Pada sektor Food and Beverage )”. B. Rumusan Masalah Dilihat dari sisi perusahaan, setiap perusahaan pasti membutuhkan dana dan pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern. Tetapi umumnya perusahaan menggunakan modal sendiri sebagai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 modal permanen daripada modal asing (hutang). Perusahaan dalam memilh struktur modal harus melihat faktor yang berpengaruh sesuai dengan kondisi dari perusahaan itu sendiri. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain tingkat pertumbuhan, pajak, profitabilitas, struktur aktiva, risiko bisnis, ukuran perusahaan, sikap manajer, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, fleksibilitas keuangan dan lain sebagainya. Namun hanya variable pertumbuhan aset (growth of assets), ukuran perusahaan (size), profitabilitas (profitability) dan risiko bisnis (business risk) sebagai variable yang dipengaruhi struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diajukan pertanyaan peneliti sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal ? 2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal ? 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal ? 4. Bagaimana pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal ? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal (DER) perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014. 2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal (DER) perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014. 3. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014. 4. Menganalisis pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak yang terkait,yaitu sebagai berikut : 1. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan struktur modal yang optimal. 2. Bagi akademi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis terhadap struktur modal, sehingga dapat memberikan kebijakan struktur modal yang optimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal perusahaan tersebut yang nantinya akan berimbas terhadap return saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/