BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam setiap organisasi salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai adalah kinerja yang
tinggi dari masing-masing pegawainya. Kinerja tinggi yang diharapkan dari para pegawai tidak
hanya pada level top kepala kantor saja, tetapi juga harus ada pada midlle kepala dan para
bawahan. Jika hanya kepala kantor saja yang mempunyai kinerja tinggi, tetapi bawahanya tidak
memiliki kinerja tinggi, maka kualitas pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat akan rendah.
Hal ini dikarenakan dalam praktek di lapangan justru para bawahan sebagai para pelaksananya.
Oleh karena itu upaya peningkatan kinerja organisasi harus memenuhi keseluruhan level
organisasi, sebab ukuran kinerja suatu organisasi tidak hanya diukur dari para pelaksana
pelayanan, tetapi justru dari penerima pelayanan (masyarakat). Mengingat, kinerja itu pada
dasarnya adalah output dan bukan input. Pihak yang dapat merasakan bukanlah penyelenggara
layanan (birokrasi) tetapi pengguna jasa layanan (masyarakat). Oleh karena itulah dalam
pengukuran suatu kinerja mau tidak mau harus melibatkan masyarakat sebagai pengguna jasa
layanan. Ini sejalan dengan pendapat Abdillah dan Wajdi (2011:12).
Menurut Setyawan dan waridin (2006) menjelaskan bahwa Kinerja Karyawan merupakan
hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas dan kuantitas berdasarkan
standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang
optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya organisasi.
Sedangkan menurut Brahmansari dan Siregar (2009:242), kinerja merupakan suatu pencapaian
persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari
output yang dihasilkan baik jumlah maupun kualitasnya. Output yang dihasilkan dapat berupa
fisik maupun non fisik. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menciptakan dan
meningkatkan pegawai-pegawai yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Kinerja pegawai merupakan tuntutan utama bagi instansi atau lembaga
agar pelayanan bagi masyarakat berjalan dengan baik dan memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh undang-undang. Banyak hal yang mempengaruhi kinerja pegawai, oleh karena
itu instansi atau lembaga tersebut harus menjaga dan menjamin agar faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap kinerja pegawai dapat terpenuhi dengan baik dan secara maksimal.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang sudah dilakukan dengan hasil
yang bervariasi, salah satunya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2013)
dengan hasil secara bersama variabel komunikasi, motivasi dan kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja, sedang hasil penelitian yang dilakukan oleh Chairunnisah
(2009) variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja berpengaruh yang lebih kecil dari pada
pengaruh tidak langsung dan beberapa penelitian lain yang dijadikan acuan dalam menyusun
penelitian ini, maka dari itu hal ini menarik untuk melakukan penelitian tentang variabel-variabel
yang mempengaruhi kinerja terutama variabel komunikasi, stres kerja, disiplin kerja, dan
motivasi.
Beberapa perihal-perihal permasalahan yang terkait dalam suatu organisasi adalah
menyangkut tentang komunikasi. Komunikasi merupakan perekat yang merekatkan organisasi
secara bersama-sama (Brahmasari dan Siregar, 2009:204). Komunikasi dengan cara-cara tertentu
bertindak untuk mengontrol perilaku anggota. Komunikasi yang baik sangat penting bagi
evektivitas kelompok atau organisasi apapun. Sedangkan menurut menurut Robbins dan Judge
(2011:5) komunikasi adalah langkah-langkah atara satu sumber dan penerima yang
menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Komunikasi diperlukan dalam organisasi
atau perusahaan guna pencapaian kinerja yang baik. Semakin baik komunikasi yang terjalin,
maka diharapkan akan sebaik pula kinerja pegawai dalam organisasi. Adanya beban yang dirasa
berat serta perubahan sistem dari organisasi dapat menimbulkan stres kerja yang secara tidak
langsung berdampak pada kinerja, stres kerja pada pegawai merupakan bagian masalah dari
organisasi. Menurut Robbins (2006:793) stress kerja ini tercipta dalam usaha menyeimbangkan
kehidupan kerja dan tanggungjawab organisasi dan keluarga. Sedangkan menurut Sophiah
(2008:85) stres kerja merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan
menantang atau mengancam seseorang.
Dalam kehidupan berorganisasi stres kerja akan membawa dampak negatif terhadap
kinerja pegawainya. Semakin tinggi stress kerja yang dirasakan pegawai akan semakin buruk
kinerja yang dihasilkan, tetapi apabila pegawai tersebut mampu meminimalisir stress kerja maka
diharapkan kinerjanya juga semakin meningkat. Kinerja pegawai bukan hanya dipengaruhi oleh
faktor dari organisasi saja, tetapi juga dari masing-masing pegawai, seperti dalam disiplin kerja,
sikap ketidakdisiplinan yang ditunjukan pegawai mengindentifikasikan adanya ketidakpatuhan
terhadap aturan yang telah ditetapkan organisasi. Disiplin kerja sangat penting dalam suatu
organisasi. Disiplin kerja mengatur seorang pegawai untuk menaati segala norma, kaidah dan
peraturan yang berlaku dalam organisasi. Tujuan disiplin kerja ini dalam rangka memperlancar
seseorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya agar pencapaian organisasi tepat waktu,
tepat sasaran serta efektif dan efidien. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan,
2003:212).
Keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuan juga tergantung pada peran aktif
pegawai, dimana setiap pegawai dalam organisasi harus mampu berkinerja dengan cara
mempunyai motivasi tinggi, mempunyai pengalaman dan dapat memberikan kontribusi terbaik
bagi organisasi. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuanya. Motivasi merupakan dorongan atau kehendak yang
menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Nawawi, 2006:327). Perilaku seseorang itu hakikatnya
ditentukan oleh keinginannya untuk mencapai beberapa tujuan. Keinginan itu istilah lainya
adalah motivasi. Dengan demikian motivasi merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan (Thoha, 2012:253). Sedangkan Muchlas (2004:131)
berpendapat bahwa motivasi adalah kemauan untuk berjuang atau berusaha ketingkat yang lebih
tinggi menuju terjadinya tujuan organisasi dengan syarat tidak mengabaikan kemampuanya
untuk memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
Bermula pada tahun 1989 di bawah pimpinan Sri Rahayu Ningsih, S.Pd, MM yang
awalnya instansi pendidikan ini bernama Depdikbud kini berubah nama menjadi Dinas
Pendidikan yang berada di Kota Semarang, berlokasi di JL. Imam Bonjol. Di tahun 1992 Dinas
Pendidikan Kota Semarang berpindah lokasi di JL. Dr Wahidin 118, Jatingaleh Kelurahan
Candisari. Pada tahun 2001 disebut otonomi daerah dan berada di dalam kewenangan Pendidikan
Internasional dan kewenangan Walikota Pimpinan Kepala Dinas Pendidikan. Pendidikan adalah
salah satu pilar terpenting dalam meningkatakan kualitas manusia, bahkan kinerja pendidikan
yaitu gabungan angka partisipasi jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi
digunakan sebagai variabel dalam menghitung indeks pembangunanmanusia bersama dengan
variabel kesehatan dan ekonomi.
Di Dinas Pendidikan Kota Semarang dari proses kinerja yang telah diterapkan oleh staf di
Dinas Pendidikan yaitu sesuai dengan pelaksanaan tugas dari semua masing-masing atau
kegiatan sudah otoriter dalam menerapkan kinerja yang tinggi. Setiap pemimpin bahakan
pegawai memiliki kriteria berbeda-beda dalam menjalankan tugasnya dan mempunyai tolak ukur
masing-masing persubbagnya (bagian bidang) atau keahlian dalam melakukan pekerjaan. Misal
pegawai yang bekerja dibidang Legalisir Ijazah, Kepegawaian, Mon.Bang, Perencanaan dan
sebagainya. Kinerja pegawai yang rendah disebabkan oleh faktor yang ada dalm diri pegawai
atau staff Dinas Pendidikan yang berhubungan dengan kondisi perusahaan. Tugas pokok di
Dinas Pendidikan khususnya pada pegawai dinas yaitu sesuai dengan subag per bagian baik itu
sekretaris, dan kependidikan baik formal maupun non formal dari tahun 2009 sampai sekarang.
Dalam manajemen berbasis sekolah memberikan banyak kewenangan kepada sekolah
untuk membuat keputusan dalam rangka kebijakan pendidikan nasional. Manajemen berbasisi
sekolah mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat dan transparasi yang tinggi dalam
pertukaran informasi tentang sekolah. Dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai pada
Dinas Pendidikan Kota Semarang Kelurahan Jatingaleh adalah berpendidikan Sarjana (S1), (S2),
dan (S3) yang berjumlah 88 orang, dan sebagiannya diploma (D1) dan (D3) yang berjumlah 15
orang dan berpendidikan SMA sederajat dan pula yang berpendidikan SLTP. Pegawai dinas
terbagi dalam berbagai macam bidang yaitu sebagai berikut : bidang sekretariat yang terdiri
dari46 pegawai, Bidang Dikdasmen (bidang pendidikan dasar dan menengah) terdiri dari 33
pegawai, Bidang Mon.Bang (bidang monitoring dan pengembangan), yang terdiri dari 23
pegawai, Bidang PNFI (bidang pendidikan formal dan non formal) yang terdiri dari 18 pegawai,
serta Bidang P & K (bidang pendidikan dan kependidikan) yang terdiri dari 16 pegawai, dimana
keseluruhan pegawai dinas adalah 136 pegawai.
Berikut penilaian pegawai dari 20 responden yang bekerja pada Dinas Pendidikan Kota
Semarang :
No
1
2
3
Tabel 1.1 Hasil Prasurvey
Penilaian Kinerja, Komunikasi, Stres Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi
Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang
Tidak
Variabel
Keterangan
Setuju (%)
(%) Total (%)
Setuju
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
mempunyai
Kinerja
optimis
yang
tinggi
dalam
bekerja
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
merasa
yakin
bahwa
dapat
menyelesaikan
pekerjaan
yang
diberikan
pimpinan dengan
baik
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
mempunyai
ide
Komunikasi atau gagasan baik
dalam pelaksanaan
kerja
Stres kerja
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
memiliki
hubungan
kerja
yang
harmonis
antar rekan kerja
di kantor
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
merasa
tuntutan
pekerjaan
yang
berlebihan
membuat kinerja
menurun
Pegawai
Dinas
9
45%
11
55%
20
100%
10
50%
10
50%
20
100%
8
40%
12
60%
20
100%
5
25%
15
75%
20
100%
15
75%
5
25%
20
100%
15
75%
5
25%
20
100%
No
4
5
Variabel
Disiplin
kerja
Motivasi
Keterangan
Kota
Semarang
merasa
konflik
dalam
rumah
membuat
kelambanan dalam
proses kerja
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
selalu menaati tata
tertib
dan
peraturan
yang
berlaku
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
selalu tepat waktu
dalam
datang
ketempat kerja
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
merasa
puas
dengan
prestasi
kerja
yang
dilakukan
Pegawai
Dinas
Kota
Semarang
selalu
berusaha
memberikan
pengabdianya agar
instansi lebih maju
Tidak
(%)
Setuju
Setuju
(%)
Total
(%)
10
50%
10
50%
20
100%
8
40%
12
60%
20
100%
9
45%
11
55%
20
100%
12
60%
8
40%
20
100%
Berdasarkan data pra-survey yang telah di sebar di Dinas Pendidikan Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah, menunjukan bahwa ada penyebab masalah yang muncul dikantor
tersebut. Banyak responden yang mempunyai masalah dengan komunikasi, stress kerja, dan
disiplin kerja yang dapat menggangu kinerja. Hasil penelitian terdahulu dari pengaruh disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai menunjukan bahwa kemampuan berkomunikasi, kerjasama
kelompok, dan pemutusan pendapat dan secara analisis berpengaruh signifikan terhadap kinerja,
yang artinya semakin tinggi tingkat motivasi pegawai, maka kinerja mereka akan semakin
meningkat.
Berdasarkan dari data diatas dapat dilihat bahwa masih banyak masalah-masalah yang
mengindikasikan kurangnya kesadaran akan komunikasi, stress kerja, kedisiplinan, dan motivasi
kerja karyawan, secara tidak langsung tentu akan berdampak pada kinerja yang dituntut untuk
profesional.
Berangkat dari permasalahan yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Semarang serta
adanya penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa komunikasi, disiplin kerja, motivasi
berpengaruh pada kinerja pegawai, maka dilakukan penelitian pada instansi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Komunikasi, Stress Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi Pada Dinas Pendidikan Kota Semarang).
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas bahwa kinerja karyawan berperan penting dan sekaligus dapat
mengetahui bagaimana kinerja karyawan, maka berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Semarang?
2. Bagaimanakah pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Semarang?
3. Bagaimanakah pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Semarang?
4. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Semarang?
5. Bagimanakah pengaruh komunikasi, stress kerja, disiplin dan motivasi terhadap kinerja
pegawai Dinas Pendidikan Semarang?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Semarang
2. Untuk menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Semarang
3. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Semarang
4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Semarang
5. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi, stres kerja, disiplin kerja dan motivasi terhadap
kinerja pegawai Dinas Pendidikan Semarang
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan sehingga
meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.
2. Bagi Organisasi
Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia khususnya dalam hal faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dan
penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran akan pentingnya kinerja pegawai serta
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Dinas Pendidikan Semarang untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan peningkatan pekerja para pegawai.
3. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berguna terutama dalam hal
mengelola seluruh sumber daya organisasi, sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan
1.5
Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari :
BAB
I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi pengertian dan teori kinerja karyawan, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja, pengukuran penilaian dalam hasil kerja, pengertian dan teori
komunikasi, jenis-jenis komunikasi, pengertian dan teori stres, sebab akibat dan
tanda-tanda stres kerja, pengertian dan teori disiplin kerja, bentuk-bentuk dan
komponen disiplin kerja, pengertian dan teknik pemberian motivasi, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode
analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum instansi, gambaran umum responden
serta analisis data.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh serta saran yang ingin dikemukakan.
Download