BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya ) mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indra pengindraan (telinga), dan indra
penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
di pelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajaru antara lain
menyebutkan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarjan
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjukkan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusu formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
Universitas Sumatera Utara
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori
atay rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo,
2010).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)
Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa tingkat pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerim informasi.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di bidang
kesehatan, bidang kesehatan membina hubungan lintas sektoral dengan
bidang pendidikan agar pendidikan kesehatan dicantumkan dalam
kurikulum dasar.
2) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan cara
memecahkan masalah yang dihadapi. Pengalaman belajar selama bekerja
akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
yang bertolak dari masalah nyata sesuai dengan bidang kerjanya
(Notoatmodjo, 2007).
3) Usia
Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah tua akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik
(Notoatmodjo,2007).
4) Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat
pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga
(Notoatmodjo, 2007).
5) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena
informasi yang baru akan disaring kira kira sesuai tidak dengan budaya
yang ada dan agama yang di anut (Notoatmodjo, 2007).
6) Media Informasi
Media infomasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan termasuk
pendidikan kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan
kesehatan, media dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan
pesan-pesan yang sangat bervariasi antara lain :
Universitas Sumatera Utara
(1) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
(2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat bentuk
kalimat maupun gambar atau kombinasi.
(3) Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalm bentuk
lipatan.
(4) Flip chart (lembar balik) ialah medi penyampaian pesan atau
informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik,
biasanya dalam bentuk buku dimana setiap lembar atau halaman
berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai
pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
(5) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai
bahasa suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan
dengan maslah kesehatan.
(6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan informasi
kesehatan yang biasanya ditempel di tempat-tempat umum,
ditembok atau di kendaraan umum.
(7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b) Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untk menyampaikan pesanpesan atau informasi-informasi dan jenisnya berbeda-beda antara lain:
(1) Televisi, media penyampaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara,
sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, pidato, TV, sport, kuis atau cerdas cermat dan
sebagainya.
(2) Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk mcam-macam antara lain,
obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,ceramah, radio spot dan
sebagainya.
(3) Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui
video.
(4) Slide, slide dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi-informasi kesehatan.
(5) Film stirp juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.
c)
Bill Board ( media papan)
Bill Board yang dipasang ditempat-tempat umum dapat
dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi
kesehatan. Media papan disini dapat mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan
umum ( bus dan taksi).
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a. Baik : Hasil presentase 76%-100%
b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.
c. Kurang : Hasil presentase <56%.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan
memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau
seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak
mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi
yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia
akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya
(Kristiyanasari, 2010).
B. Status Gizi
1. Definisi Status Gizi
Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak,
protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani
& Sartika, 2010).
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Ellya, 2010).
Status
Gizi
(Nutrion
Status)
adalah
ekspresi
dari
keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture
dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2010).
Status Gizi yaitu status kesehatan yang dihasilkan dari keseimbanga
intake dan kebutuhan. Parameter status gizi dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
antropometri,
pemeriksaan
biokimia
dan
anamnesa
riwayat
gizi
(Kristiyanasari, 2010).
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik
dan gizi lebih (Almatsier, 2004).
Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil,
yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan
sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat
terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum
hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada
orang dewasa. Kebutuhan energi dapat diprediksikan dari kehilangan nutrien
selama konsepsi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Status Gizi pada ibu hamil
dapat dilakukan dengan
cara
memeriksakan keadaan ibu hamil, untuk pemantauan status gizi ibu hamil,
dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu
hamil, dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LLA), serta
memeriksa kadar Haemoglobin (HB) ibu. Untuk menentukan apakah
kebutuhan zat gizi ibu hamil terpenuhi gizinya atau tidak dilakukan
pengukuran lingkar lengan atas dengan nilai normal 23,5cm dan kenaikan
berat badan ibu selama masa kehamilan lebih kurang 10-12 kg (Mitayani &
Sartika, 2010).
Universitas Sumatera Utara
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi (PSG) adalah Interprestasi dari data yang
didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi
populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Penilaian Status Gizi merupakan suatu interprestasi dari sebuah
pengetahuan yang berasal dari study informasi makanan (Dietary), biokimia,
antropometri, dan klinik (Proverawati & Asfuah, 2009).
a. Survey Gizi
Adalah bentuk survey cross sectional yang dilakukan pada kelompok
masyarakat yang diukur. Populasi dengan survey gizi dapat diketahui
status gizi dasarnya dan atau status gizi secara keseluruhan. Survey gizi
cross sectional memiliki kelebihan yaitu dapat mengidentifikasi dan
menerangkan kelompok dalam populasi yang beresiko terhadap
malnutrisi yang kronik. Sedangkan kekurangannya yaitu kurang dapat
mengidentifikasi malnutrisi yang akut atau memberikan informasi
penyebab yang mungkin terjadi dari malnutrisi.
b. Surveilens Gizi
Yaitu monitoring yang terus menerus dari status gizi kelompok
tertentu. Tujuan dari survailans ini menurut WHO (1976) adalah
meningkatkan pengambilan keputusuan oleh pemerintah mengenai
prioritas dalam pengeluaran dana, memformulasi dari suatu prediksi
dengan dasar hasil yang diperoleh terakhir, dan juga mengevaluasi efektif
tidaknya suatu program gizi. Pada surveilans gizi, data yang diperoleh
akan dikumpulkan, dianalisa dan kemudian digunakan pada waktu yang
Universitas Sumatera Utara
panjang. Kelebihan surveilens gizi ini adalah dapat mengidentifikasi
penyebab yang memungkinkan terjadinya malnutris sehingga dapat
digunakan untuk membuat dan memulai intervensi pada tingkat populasi
dan subpopulasi.
c. Skrining Gizi
Untuk mengidentifikasi individu yang mengalami malnutrisi, dan
membutuhkan suatu intervensi yang dapat digunakan melalui skrining.
Dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari seseorang
individu dengan level atau derajat tertentu yang disebut dengan cut offpoint. Skrining dapat dilakukan pada tingkat individu dan juga pada suatu
sub populasi yang dianggap beresiko tinggi.
3. Metode Pengukuran Status Gizi
Adalah suatu pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi
indikator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku
yang ada. Menurut Kristiyanasari (2010) dalam bukunya yang berjudul “Gizi
Ibu Hamil” Sistem penilaian status gizi dibedakan menjadi 2 yaitu
pengukuran langsung (pengukuran yang langsung pada individu terkait) dan
tidak langsung (melalui hal lain selain individu tersebut).
Menurut Proverawati dan Asfuah (2009) Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain
memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LLA (Lingkar
Lengan Atas) untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK
(Kekurangan Energi Kronis) dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui
kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil,
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Penambahan Berat Badan selama hamil
Berat badan adalah indikasi utama baik atau tidaknya status gizi
ibu hamil. Oleh karena itu, sebelum proses kehamilan berlangsung,
sangat penting bagi seseorang wanita untuk mengetahui dirinya
kekurangan atau kelebihan berat badan. Ketika hamil diharapkan seorang
wanita memiliki berat badan ideal sehingga bayi yang dilahirkan dapat
menjadi bayi yang sehat (Khomsan & Sutomo, 2009).
Menurut Metayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil
akan berbeda pada tiap perkembangannya. Kehamilan memberikan
kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan.
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya
resiko persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan
peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda. Faktorfaktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan
oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat
badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Adapun metode
yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi
badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk
menghitung BMI adalah:
BMI == Berat
Berat (kg)
BMI
Tinggi
Tinggi(m2)
Dibawah ini adalah tabel peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan menurut Proverawati dan Asfuah (2009) :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Kategori ambang batas IMT ibu hamil
IMT (kg/m2)
Total kenaikan berat
badan yang disarankan
12,7-18,1 kg
Kurus
(IMT<18,5)
Normal (IMT
11,3-15,9 kg
18,5-22,9)
Overweight
6,8-11,3 kg
(IMT 23-29,9)
Obesitas
(IMT>30)
Bayi kembar
15,9-20,4kg
Sumber : Proverawati dan Asfuah (2009)
Selama trimester 2 dan 3
0,5 kg/minggu
0,4 kg/minggu
0,3kg/minggu
0,2kg/minggu
0,7kg/minggu
Meskipun pada awal kehamilannya ibu hamil mengalami mual,
muntah dan gangguan nafsu makan, tetapi umumnya selama kehamilan
9 bulan berat badannya akan bertambah 6-12 kg (Khomsan & Sutomo,
2009).
Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan
yaitu sekitar 12,5 kg. Berdasarkan Huliana yang dikutip Proverawati dan
Asfuah (2009) peningkatan tersebut adalah sebanyak 15% dari sebelum
hamil. Proporsi peningkatan berat badan tersebut dapat dilihat dibawah
ini:
1) Janin 25-27%
2) Plasenta 5%
3) Cairan amnion 6%
4) Ekspansi Volume darah 10%
5) Peningkatan lemak tubuh 25-27%
6) Peningkatan cairan ekstraseluler 13%
7) Pertumbuhan uterus dan payudara 11
Universitas Sumatera Utara
b. Pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas)
Suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein
(KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LLA
merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil,
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LLA pada
kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah satu
cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat
awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu. Ambang batasnya yaitu <23,5cm (Proverawati&Asfuah, 2009).
Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukurran LLA, yaitu (Supariasa et al., 2002).
1) Tetapkan posisi bahu dan siku
2) Letakkan pita antara bahu dan siku
3) Tentukan titik tengah lengan
4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5) Pita jangan terlalu ketat
6) Pita jangan terlalu longgar
7) Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adalah
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal, maka yang diukur adalah lengan kanan). Lengan
Universitas Sumatera Utara
harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tegang ataau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam
arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah
tidak rata (Supariasa et al., 2002)
c. Kadar Hemoglobin (Hb)
Parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel
darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah
Hb/100ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa
oksigen pada darah. Penilaian status gizi dengan kadar Hb merupakan
penilaian status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi
(Supariasa et.al, 2002).
4. Kebutuhan gizi ibu hamil
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang
takaran semua gizinya dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan
mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak
berlebihan (Mitayani, 2010).
a. Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori
sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan
basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan
kalori selama aktifitas. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori
normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil 27.00080.000kkal atau 100 kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh
Universitas Sumatera Utara
janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95Kkal/kg/hari
atau sekitar 175-350 kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg (Proverawati
& Asfuah, 2009).
Distribusi penambahan BB ibu hamil dengan pertambahan berat
janin dalam kandungan pada trimester pertama yaitu pertambahan pada
jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu +5 gram.
Pada trimester kedua pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu
dan jaringan, berat janin pada 20 minggu +350 gram. Pada trimester
ketiga terjadi penambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan,
berat janin 32 minggu +2 kg (Ellya, 2010).
b. Karbohidrat
Berfungsi sebagi sumber energi. Menurut Glade B.Curtis
mengatakan bahwa tidak ada rekomendasi yang mengatur beberapa
sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun beberapa
ahli sepakat bahwa sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh
adalah karbohidrat. Jadi ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar
1.500 kalori (Proverawati & Asfuah, 2009)
c. Protein
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi
peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein yaitu untuk
pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal
seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus dan penambahan
volume darah (Kristiyanasari, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Selama kehamilan diperlukan tambahan protein rata-rata 17
gram/hari. Pada trimester pertama diharapkan 1gr/kg berat badan protein
dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua ibu hamil sudah mulai
mempunyai nafsu makan 1,5 g/kg berat badan protein/hari. Pada trimester
terakhir protein diperkirakan bisa mencapai 2gr/kg berat badan/hari. Yang
penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi
(Ellya, 2010).
d. Lemak
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan
sistem syaraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang
mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang
dikonsumsi sehari (Proverawati & Asfuah, 2009).
e. Vitamin
Vitamin membantu proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk
pembelahan dan pembentukan sel baru. Misalnya Vitamin A untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin (Ellya,
2010).
f. Mineral
Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama
dengan protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan
tubuh lain. Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah
kalsium, zat besi dan seng (Ellya, 2010).
Universitas Sumatera Utara
1) Kalsium
Kalsium dibutuhkan terutama pada trimester ketiga kehamilan.
Kalsium dibutuhkan untuk pertmbuhan janin sekitar 250mg/hari serta
persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang janin tidak
mengambil persediaan kalsium ibu. Sumber kalsium dapat diperoleh
dari susu, ikan, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan (Ellya,
2010).
2) Zat besi
Pada ibu hamil sel darah merah bertambah sampai 30%. Hal ini berarti
tubuh memerlukan tambahan sebesar 700-800mg zat besi/hari. Jika
kekurangan zat besi maka kemungkinan ibu akan mengalami
perdarahan sehabis melahirkan dan memungkinan terjadinya infeksi.
Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu
daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran
hijau (Prasetyono, 2010).
3) Seng
Seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin,
sistem syaraf pusat dan fungsi kekebalan tubuh. Sumber seng berasal
dari daging, makanan laut, unggas, dan padi-padian (Ellya, 2010)..
4) Asam Folat
Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk pembentukan sel darah merah
dan
putih,
mencegah
anemia,
dan
terjadinya
neural
tube
defects(NTDs), seperti anensefali dan spina bifida. Sumber asam folat
adalah hati, brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu (Prasetyono, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan
Pangan
Zat Gizi
Kalori
Jumlah
2.535 kkal
Sumber
Nasi, kentang, jagung, minyak, lemak
hewani, terigu, ubi-ubian
Protein
60 gr
Ayam, daging, ikan, susu, tempe,
keju, tahu, kacangan-kacangan
Kalsium
900 mg
Ikan teri, susu dan hasil olahannya,
sayuran hijau, kacang-kacangan
Besi
46 mg
Hati, daging, beras tumbok, kacangkacangan, sayuran hijau
Fosfor
650 mg
Gandum, biji bunga matahari, biji
labu, beras, kacang-kacangan
Iodium
175 ug
Nanas, ikan, stroberi, sayuran hijau
Seng
20 mg
Telur, jagung, daging merah, buncis,
udang, garam beryodium, telur, ikan,
dan kedelai
Vitamin C
70 mg
Jambu bij, jeruk, nanas, semangka,
mangga, pepaya, dan sayuran hijau
Asam folat
300 ug
Hati ayam, sayuran hijau, asparagus,
buah segar, hati ayam, sayuran hijau
Vitamin B12 2,3 mg
Jamur, telur, yoghurt, ikan
Vitamin B3
10,6 mg
Biji-bijian, ikan, hati, daging, kacangkacangan
Vitamin B2
1,2 mg
Sayuran,
buah-buahan,
kacangkacangan, hati, telur
Vitamin B1
1,1 mg
Daging, kacang-kacangan, biji-bijian,
padi-padian
Vitamin A
700 RE
Hati, sayur berwarna seperti wortel,
buah berwarna merah, mentega,
kuning telur
Sumber Buku Pintar Menu Ibu Hamil (Khomsan & Sutomo,2009)
5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.Periode
kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester yaitu masa kehamilan trimester I
0-12 minggu, masa kehamilan trimester II 13-27 minggu, masa kehamilan
trimester III:28-40 minggu (Proverawati&Asfuah, 2009).
Universitas Sumatera Utara
a. Trimester I
Pada awal kehamilan (Trimester I) mual dan muntah sering
dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada
awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada
tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. Mual dan
muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut Hiperemisis
Gravidarum. Tanda-tanda hiperemisis gravidarum adalah penurunan
berat badan 2,5-5kg atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau
minuman selama 24 jam, air kencing berwarna gelap dan mual hebat.
Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang
tidak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I
meningkat secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10
kkal untuk trimester I.
b. Trimester II
Pada trimester kedua pertumbuhan janin berjalan lebih cepat
dibandingkat pada trimester pertama. Janin bertambah berat sekitar 10
g/hari. Oleh karena itu, kebutuhan asupan gizi juga semakin meningkat,
terutama protein sebagai pembangun utama sel. Selain protein, asupan
kalori teimester kedua juga perlu diperhatikan, kebutuhan kalorinya
sekitar 2500 kkal/hari. Energi ini digunakan untuk membentuk jaringan
baru seperti plasenta, air ketuban, meperbesar payudara dan menambah
volume darah diseluruh tubuh. Pilih karbohidrat komplek seperti beras,
ubi-ubian, roti, gandum, dan jagung. Karbohidrat sederhana seperti gula
tidak dianjurkan mengkonsumsi terlalu banyak karena bisa menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
kegemukan dan efek rasa kenyang. Akibatnya ibu hamil malas makan
dan beresiko kekurangan gizi, baik janin maupun sang ibu (Khomsan &
Sutomo, 2009).
c. Trimester III
Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga kebutuhan gizi ibu
hamil semakin meningkat. Energi yang dibutuhkan semakin banyak
sebagai energi saat melahirkan, pertumbuhan janin, penambahan air
ketuban, plasenta, volume darah serta persiapan energi saat menyusui
nanti. Kebutuhan kalori meningkat 350 kkal pada trimester II dan III.
Pada trimester III terutama pada saat kehamilan memasuki minggu 32
berat janin sudah mencapai berat 2000 g dan tubuh yang hampir
sempurna (Khomsan & Sutomo, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Download