BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar / Umum 2.1.1 Definisi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar / Umum
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dan klasifikasi jaringan
komputer. Selain itu tipe-tipe topologi yang terdapat dalam jaringan komputer, serta
media transmisi yang digunakan untuk membuat jaringan. Dan juga mengenai OSI
(Open Sistem Interconnection) yang merupakan standarisasi dari jaringan komputer.
2.1.1 Definisi Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan perpaduan antara teknologi komputer dan
teknologi komunikasi. Dimana komputer yang berjumlah banyak dan terletak
pada tempat yang terpisah-pisah tetapi dapat saling terhubung dalam
melaksanakan tugasnya (Tanembaum, 2003). Setiap komputer, printer, atau
peralatan lainnya yang terhubung dalam jaringan disebut node.
Manfaat dari jaringan komputer menurut (Tanembaum, 2003) dalam sebuah
organisasi yaitu :
1. Resource Sharing
Program, peralatan, dan data dapat digunakan oleh setiap orang yang
terhubung dalam jaringan tanpa mementingkan lokasi resource dan
pemakai.
7
8
2. Reliabilitas
Dengan memiliki sumber alternatif persediaan, misalnya file-file disalin
ke beberapa mesin lain sehingga jika satu mesin tidak berfungsi dengan
baik (terjadi gangguan) maka salinan di mesin lain dapat digunakan.
3. Menghemat pengeluaran
Mengganti komputer mainframe dengan membangun sistem yang terdiri
dari komputer-komputer pribadi (model client-server).
Pada awal perkembangannya, jaringan sangat erat dengan media kabel
sebagai penghubungnya. Tetapi seiring perkembangan teknologi informasi,
penggunaan media nirkabel sudah banyak diterapkan. Selain karena banyaknya
user yang lebih memilih menggunakan laptop karena mobilitasnya,
perkembangan alat komunikasi seperti telepon genggam juga menjadi salah
satu pemicu penerapan media nirkabel diberbagai tempat.
Arah transmisi komunikasi data dapat berupa simplex, half-duplex, dan fullduplex (Stallings, 2007).
1. Simplex
Transmisi sinyal pada metode simplex hanya terjadi satu arah. Hal
ini menjadikan satu stasiun sebagai pemancar sedangkan stasiun lainnya
sebagai pemerima. Pada metode ini, aliran data hanya dapat terjadi
secara satu arah (dari pemancar ke penerima). Stasiun radio merupakan
salah satu contohnya.
9
2. Half-Duplex
Pada metode half-duplex, transmisi sinyal dapat terjadi secara dua
arah. Kedua stasiun dapat bertindak sebagai pemancar dan penerima
tetapi tidak bisa secara bersamaan melainkan bergantian. Sehingga pada
metode ini aliran data dapat terjadi secara dua arah bergantian. Walkietalkie merupakan contoh alat yang beroperasi pada metode half-duplex.
3. Full-Duplex
Pada metode full-duplex, transmisi sinyal terjadi secara dua arah
secara bersamaan. Stasiun-stasiun yang menggunakan metode ini
bertindak sebagai pemancar dan penerima secara bersamaan. Aliran data
pada metode ini terjadi secara dua arah dan bersamaan. Telepon
merupakan salah satu contohnya.
2.1.2 Klasifikasi Jaringan
Berdasarkan lingkup jangkauan, jaringan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. LAN (Local Area Network)
Local Area Network merupakan jaringan yang memiliki jangkauan
paling kecil hanya mencakup beberapa kilometer. Jaringan LAN banyak
digunakan dalam lingkup rumah, kantor perusahaan, dan pabrik untuk
dipakai bersama resource (contoh: printer) dan saling bertukar informasi
(Tanembaum, 2003).
10
LAN dirancang dengan tujuan :
a. Beroperasi dalam geografis yang terbatas.
b. Mengatur jaringan secara private dengan kendali admin local.
c. Menyediakan full-time access pada service local.
d. Menghubungkan secara fisik device-device yang berdekatan.
Gambar 2.1 Jaringan LAN
2. MAN (Metropolitan Area Network)
Metropolitan Area Network mencakup area yang lebih luas dari
LAN, yaitu sebuah kota. Jasa televisi kabel dalam sebuah kota atau bank
dengan beberapa cabang dalam satu kota merupakan contoh penggunaan
MAN. MAN biasanya terdiri dari dua atau lebih LAN dalam satu kota.
MAN lebih luas dari LAN, namun lebih kecil dari WAN (Tanembaum,
2003).
11
Gambar 2.2 Jaringan MAN
3. WAN (Wide Area Network)
Wide Area Network mencakup area geografis yang sangat luas, biasanya
sebuah negara atau benua (Tanembaum, 2003). Komunikasi dalam
lingkup WAN biasanya sudah menggunakan satelit atau kabel bawah
laut sebagai medianya. Teknologi yang biasanya dapat kita jumpai
dalam WAN yaitu : modem, Integrated Service Digital Network (ISDN),
Digital Subscriber Line (DSL), frame relay
Gambar 2.3 Jaringan WAN
12
Berdasarkan jenis transmisi datanya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Point-to-point network
Point-to-point memiliki banyak channel pribadi antar host yang
berpasangan. Paket dalam tipe jaringan ini, harus melalui host perantara
(contoh: router, switch, dll) untuk dapat sampai ke tujuannya. Penentuan
jalur transmisi data merupakan hal penting dalam point-to-point
network.
2. Broadcast Network
Broadcast network memiliki satu channel yang dibagikan ke seluruh
host yang terhubung dalam jaringan. Paket yang dikirim oleh satu host,
diterima oleh host lainnya. Host menentukan paket tersebut diterima
atau tidak dengan melihat alamat yang terdapat dalam paket tersebut
(Tanembaum, 2003).
2.1.3 Topologi Jaringan
Topologi merupakan pemetaan dari jaringan yang ada. Secara garis besar,
topologi jaringan dapat dibedakan menjadi dua yaitu topologi fisikal dan
topologi logikal.
2.1.3.1 Topologi Fisikal
Topologi fisikal merupakan gambaran secara fisik hubungan
antar komponen-komponen dalam jaringan. Komponen yang biasa
13
digambarkan meliputi hub, router, switch, workstation, server, dan
media transmisi (Stalling, 2007). Beberapa bentuk topologi yang
sering digunakan yaitu :
1. Topologi Bus
Pada topologi bus, semua terminal terhubung ke jalur komunikasi
yang biasa disebut backbone.
Kelebihan topologi bus :
•
Kecepatan pengiriman tinggi.
•
Tidak ada pengendali pusat.
Kekurangan topologi bus :
•
Jika terdapat gangguan pada backbone, maka seluruh
terminal akan terminal akan terganggu.
Gambar 2.4 Topologi Bus
2. Topologi Star
Dalam topologi star, terdapat sebuah terminal sebagai pengatur jalur
transmisi paket data (bisa berupa router, switch, atau hub).
14
Kelebihan topologi star :
•
Mudah dikembangkan.
•
Keamanan data yang tinggi.
Kekurangan topologi star :
•
Jaringan akan menjadi lambat jika terjadi lalu lintar yang
padat dalam jaringan.
Gambar 2.5 Topologi Star
3. Topologi Tree
Topologi tree merupakan gabungan karakteristik dari topologi star
dan topologi bus.
Kelebihan topologi tree :
•
Manajemen control lebih mudah.
•
Mudah dikembangkan.
•
Didukung oleh hardware dan software dari banyak
perusahaan.
15
Kekurangan topologi tree:
•
Dapat terjadi collision (tabrakan) data.
•
Lebih sulit melakukan konfigurasi dari pada topologi yang
lain.
Gambar 2.6 Topologi Tree
4. Topologi Ring
Pada topologi ini, setiap terminal saling terhubung sehingga
membuat topologi ini mirip seperti point-to-point.
Kelebihan topologi ring :
•
Tidak diperlukan host.
•
Waktu akses data lebih optimal.
Kekurangan topologi ring :
•
Bila satu komputer mengalami gangguan, komputer lain juga
terganggu.
16
Gambar 2.7 Topologi Ring
5. Topologi Mesh
Pada topologi mesh setiap perangkat saling terhubung secara
langsung dengan perangkat yang lain.
Kelebihan topologi mesh :
•
Privasi dan sekuritas pada topologi ini lebih terjamin.
•
Proses indentifikasi masalah mudah.
Kekurangan topologi mesh :
•
Membutuhkan banyak port I/O dan kabel.
•
Akibat harus saling terkoneksi satu sama lain, konfigurasi
lebih sulit.
17
Gambar 2.8 Topologi Mesh
2.1.3.2 Topologi Logikal
Topologi logikal menggambarkan bagaimana sebuah host
berkomunikasi lewat media transmisi. Bentuk umum yang kerap
digunakan yaitu :
1. Broadcast
Pada topologi broadcast, ketika satu host mengirimkan paket
data, maka paket data tersebut akan dikirim ke seluruh host
lainnya (broadcast) yang terhubung dalam jaringan.
2. Token Passing
Pada token passing, pengiriman data hanya dapat dilakukan
ketika sebuah host mendapatkan token elektronik.
18
2.1.4
Model Referensi
Model-model referensi dalam jaringan terdapat 2 model yang paling sering
digunakan, masing-masing adalah model referensi OSI dan model referensi
TCP/IP.
2.1.4.1 Model Referensi OSI
Model referensi OSI dikembangkan oleh ISO (International
Organization for Standaritation) sebagai model dari arsitektur
protokol komputer dan rangka awal untuk pengembangan protokol
standar (Stalling, 2007). OSI sendiri merupakan singkatan dari Open
System Interconnection. Model ini juga sering disebut dengan
“model tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).
Model OSI membagi fungsi-fungsi dari sebuah protokol menjadi
beberapa layer. Setiap layer mempunyai properti yang menggunakan
fungsi
layer
sebelumnya,
kemudian
mengirim
pada
layer
selanjutnya.
1. Application Layer
Application layer merupakan layer paling atas dalam model OSI
dan layer yang paling dekat dengan user. Fungsinya antara lain
sebagai antarmuka aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan membuat pesan-
19
pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini yaitu
HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2. Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data dari application layer yang
akan dikirim ke dalam format yang dapat dibaca. Enkripsi, dekripsi,
translasi, dan kompresi data juga dilakukan pada layer ini yang
bertujuan untuk mengamankan data.
3. Session Layer
Bertugas untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, dan dihancurkan. Session layer juga menyediakan servis
kepada presentation layer. Dan layer ini juga mensinkronisasikan
dialog antara dua host layer representation dan mengatur pertukaran
data.
4. Transport Layer
Transport layer mempunyai tugas untuk membagi data menjadi
segmen, menjaga koneksi logika end-to-end antar terminal, dan
menyediakan layanan yang reliable. Layer ini juga membuat tanda
(acknowledgement) bahwa paket diterima dengan sukses dan
mentransmisikan ulang bila ada paket yang hilang.
5. Network Layer
Layer ini bertugas untuk menyediakan koneksi dan pemilihan
jalur antar dua sistem. Selain itu layer ini juga berfungsi untuk
20
pendefinisian alamat IP (Addressing), membuat header dari frame
yang akan dikirim (logical protocol), dan kemudian melakukan
routing (network routing) dengan menggunakan router atau switch
layer-3.
6. Data Link Layer
Menyediakan link untuk data, memaketkan bit yang diterima
menjadi frame untuk diangkut melalui media. Pada layer ini juga
berfungsi untuk flow control, pengalamatan perangkat keras (Media
Access Control Address (MAC Address)), dan error correction.
Spesifikasi IEEE 802 membagi level ini menjadi dua level anak
yaitu Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control
(MAC).
7. Physical Layer
Layer ini berhubungan langsung dengan hardware. Layer ini
memiliki fungsi untuk mendefinisikan media transmisi, sinkronisasi
bit, metode pensinyalan, arsitektur jaringan. Selain itu pada level ini
juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat
berinteraksi dengan media kabel atau radio. Physical layer
bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya
melalui media.
21
2.1.4.2 Model Referensi TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol) yang secara umum
dikenal dengan TCP/IP protocol suite merupakan hasil dari
pengembangan dan riset protokol yang dilakukan atas jaringan paket
seperti ARPANET dan didanai oleh DARPA (Defence Advanced
Research Project Agency) (Stallings, 2007). Tujuan utama dari
model TCP/IP yaitu mempertahankan jaringan yang ada dari
hilangnya perangkat keras subnet, dimana komunikasi yang terjadi
tidak terputus.
Model TCP/IP memiliki 4 layer, yaitu :
1. Application Layer
Application layer menangani protokol tingkat tinggi yang
berhubungan dengan representasi, encoding dan dialog control.
Protokol TCP/IP menggabungkan hal-hal yang berhubungan dengan
aplikasi ke dalam satu layer dan menjamin data dipaketkan dengan
benar sebelum masuk ke layer berikutnya.
2. Transport (host-to-host) Layer
Transport layer menyediakan layanan transportasi dari sumber ke
tujuan (host-to-host). Transport layer merupakan koneksi logikal
antara sending host dan receiving host. Protokol-protokol yang
berfungsi pada layer ini yaitu :
•
Transmission Control Protocol (TCP)
22
TCP mempunyai fungsi untuk memecah suatu blok data
besar menjadi segmen yang diberi nomor urut, sehingga
penerima dapat menyusun kembali segmen tersebut seperti
sebelum pengiriman dilakukan. TCP merupakan jenis
protokol yang membuat koneksi end-to-end baik secara
logikal atau fisikal sebelum mengirim data (connection
oriented) oleh karenanya TCP lebih reliable.
•
User Datagram Protocol (UDP)
UDP merupakan protokol yang tidak reliable dan
connectionless. UDP banyak digunakan untuk aplikasi
yang kurang peka terhadap gangguan jaringan seperti
SNMP (Simple Network Management Protocol) dan TFTP
(Trivial File Transfer Protocol).
3. Internet Layer
Tujuan dari internet layer adalah untuk memilihi jalur terbaik
untuk mengirimkan paket data dalam jaringan. Internet Protocol (IP)
merupakan protokol utama yang berfungsi dalam layer ini. Beberapa
protokol yang berfungsi dalam layer ini adalah :
•
Internet Protocol
IP merupakan protokol yang memberikan alamat untuk
peralatan dalam jaringan komputer. Fungsi utama dari IP
adalah
connectionless
oriented,
pemecahan
23
(fragmentation) dan penyatuan (unification) paket data,
dan meneruskan paket data (routing).
•
Address Resolution Protocol (ARP)
ARP merupakan protokol yang melakukan translasi IP
Address menjadi MAC Address. ARP merupakan jenis
protokol broadcast.
•
Reverse Address Resolution Protocol (RARP)
RARP bertugas untuk melakukan translasi MAC Address
menjadi IP Address. Router menggunakan protokol RARP
untuk mendapatkan IP Address dari MAC address yang
sudah diketahui.
•
Bootstrap Protocol (BOOTP)
Protokol ini digunakan untuk proses boot diskless
workstation. Dengan adanya protokol ini, suatu peralatan
dalam jaringan dapat diberikan IP address berdasarkan
MAC Address-nya.
•
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
DHCP dapat memberikan IP Address secara otomatis ke
suatu workstation dalam jaringan yang menggunakan
protokol TCP/IP.
24
•
Internet Control Message Protocol (ICMP)
ICMP
merupakan
memberitahukan
jika
protokol
yang
berguna
untuk
terjadi
suatu
masalah
ketika
pengiriman paket data.
4. Network Access Layer
Meliputi pertukaran data antara end sistem (server, workstation,
dll) dan jaringan dimana sistem itu terhubung. Komputer pengirim
harus mempersiapkan alamat dari komputer tujuan agar jaringan
dapat mengirim data pada alamat yang benar.
Gambar 2.9 Perbandingan layer OSI dengan TCP/IP
25
2.1.5
Alamat IP
Alamat IP atau yang lebih dikenal dengan IP Address merupakan deretan
angka biner 32-bit (IPv4) yang dikenal oleh jaringan secara software (Stalling,
2007). Alamat ini terbagi menjadi 4 bagian yang sering disebut dengan byte
atau oktet, dimana masing-masing oktet terdiri dari 8-bit. Pengalamatan IP
dapat digambarkan dengan cara :
•
Dotted-decimal, contohnya 172.185.10.95
•
Biner, contohnya 10101100.10111001.00001010.01011111
•
Hexa-decimal, contohnya AC.B9.0A.5F
Alamat IP dibagi menjadi beberapa kelas, diantaranya yaitu :
1. IP address kelas A
Dalam kelas ini, oktet pertama dari alamat digunakan sebagai alamat
jaringan dan tiga oktet berikutnya digunakan untuk alamat host. IP
Kelas A didesain untuk mendukung network yang memiliki jumlah
host yang sangat banyak. Pada kelas ini bit pertama dari oktet harus
selalu bernilai 0 atau off. Karena itu alamat jaringan yang dapat
digunakan dalam IP kelas A sebanyak 27-2 atau sekitar 126 buah dan
jumlah host yang dapat dimiliki tiap jaringannya sebanyak 224-2 atau
sekitar 16 juta buah. Hal ini membuat network kelas A hanya dapat
memiliki sedikit jaringan tetapi dengan host yang sangat banyak.
26
2. IP address kelas B
Dalam IP kelas B, dua oktet pertama digunakan untuk alamat jaringan
dan dua oktet selanjutnya untuk alamat host. Dengan dua oktet untuk
alamat jaringan dan dua oktet untuk alamat host, ip kelas B ini cocok
digunakan untuk jaringan dengan ukuran menengah sampai besar.
Pada kelas ini bit pertama dari oktet harus bernilai 1 atau on, namun
bit kedua harus dalam kondisi off atau 0. Sehingga alamat jaringan
yang dapat digunakan dalam IP kelas B sebanyak 214-2 atau sekitar 16
ribu buah dan alamat host yang dapat digunakan sebanyak 216-2 atau
sekitar 65 ribu buah.
3. IP address kelas C
IP kelas C menggunakan tiga oktet pertama untuk alamat jaringan dan
oktet selanjutnya untuk alamat host. Alamat dari kelas C ini
dimaksudkan untuk mendukung jaringan dengan
jumlah host
maksimal 254 buah.
4. IP address kelas D
IP pada kelas D memungkinkan untuk melakukan multicasting.
Multicast address adalah sebua network address unik yang dapat
mengirimkan paket ke group predefined dari sebuah IP address. Oleh
karena itu, single unit dapat mentransmisikan data secara simultan ke
lebih dari satu penerima.
27
Gambar 2.10 Pembagian kelas pada IP address
2.1.6
Media Transmisi
Ada banyak media yang dapat kita gunakan dalam membangun sebuah
jaringan komputer. Pada dasarnya pembagian media transimisi dibagi menjadi
media kabel dan media nirkabel. Terdapat beberapa teknologi pada masingmasing bagiannya (Stallings, 2007).
2.1.6.1 Media Kabel
1. Twisted Pair
Kabel ini terdiri dari empat pasang kabel yang tiap pasangnya
dipilin. Media ini paling sering digunakan mengingat harganya
yang sangat terjangkau. Kabel twisted pair dibagi lagi menjadi
dua jenis yaitu :
28
• Shielded Twisted Pair (STP)
Setiap kawat yang terdapat dalam STP dibungkus oleh
pelindung metalik. Pelindung metalik ini bertujuan untuk
mengurangi noise elektrikal yang terjadi di dalam
ataupun luar kabel.
• Unshielded Twisted Pair (UTP)
UTP hanya dilindungi oleh sebuah pelindung insulator.
Jumlah
pilinan
bervariasi
dengan
tujuan
untuk
mengurangi crosstalk.
2. Coaxial Cable
Coaxial cable hampir mirip dengan kabel twisted pair, terdiri
atas dua konduktor. Dengan sususan yang berbeda dengan
twisted pair, kabel ini dapat beroperasi pada frekuensi yang lebih
luas. Kabel ini sering digunakan pada LAN yang membutuhkan
kecepatan tinggi ataupun pada jaringan yang memiliki jarak
cukup jauh.
3. Optical Fiber
Merupakan media yang tipis dan fleksibel, serta mampu
menghantarkan sinar optikal. Kabel fiber optik ini memiliki tiga
bagian konsentrik berupa inti, pelindung, dan jaket. Kelebihan
fiber optik dibanding dengan kabel lainnya yaitu :
• Kapasitas bandwidth lebih besar.
29
• Ukuran lebih kecil dan lebih ringan.
• Attenuation (redaman) lebih rendah.
• Isolasi elektromagnetik.
• Jarak repeater yang lebih besar.
2.1.6.2 Media Nirkabel
Media
nirkabel
merupakan
media
transmisi
dengan
menggunakan gelombang electromagnet (Tanembaum, 2003). Sinyal
secara normal disebar melalui medium udara. Hal ini memungkinkan
perangkat apapun yang memiliki kemampuan menangkap sinyal
untuk menerimanya.
Beberapa teknologi yang terdapat dalam media nirkabel :
1. Antena
Konduktor elektrik yang berfungsi sebagai pemancar maupun
menerima gelombang elektromagnetik. Untuk mengirimkan
sinyal, energi elektrik berasal dari transmitter diubah menjadi
energi elektromagnetik. Sedangkan ketika menerima sinyal,
energi elektromagnetik yang diterima diubah menjadi energi
elektrik yang kemudian masuk ke dalam receiver.
Antena yang sering digunakan dalam implementasi jaringan
nirkabel :
30
-
Omnidirectional : Antena yang cocok digunakan dalam
lingkup yang tidak terlalu jauh. Antena ini mempunyai arah
penyebaran sinyal ke segala arah “omnidirectional”.
-
Directional (Grid) : Antena yang umumnya digunakan untuk
menghubungkan 2 tempat dengan jarak yang cukup jauh. Hal
tersebut dapat dilakukan karena antena grid mempunyai
output power yang cukup besar. Penyebaran sinyal antena ini
biasanya sebesar 30o atau sebesar lengkung dari antena
tersebut.
Gambar 2.11 Antena yang umum digunakan
2. Terrestrial Microwave
Piringan parabola merupakan bentuk paling umum dari antena
microwave. Ukuran diameternya dapat mencapai tiga meter.
Agar pancarannya dapat mencakup wilayah yang cukup luas
serta tidak ada hambatan terhadap transmisinya, antena ini
dipasang pada ketinggian tertentu.
31
3. Satellite Microwave
Digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih ground based
transmitter / receiver atau yang dikenal dengan stasiun bumi.
Satelit menerima transmisi pada salah satu pita frekuensi uplink,
memperkuat atau mengulang sinyal, kemudian mengirimnya
pada frekuensi downlink lainnya. Transponder merupakan satelit
yang bertugas untuk menerima sinyal.
4. Broadcast Radio
Perbedaan broadcast radio dengan microwave yaitu pada
broadcast radio pemancaran gelombang dilakukan secara
omnidirectional sedangkan pada microwave secara directional.
Pada broadcast radio tidak diperlukan antena berbentuk piringan
dan juga tidak diperlukan penempatan secara tepat.
5. Infrared
Infrared berada pada frekuensi 300 GHz sampai 40.000 GHz.
Karena berada pada frekuensi yang tinggi, maka gelombang ini
tidak dapat menembus dinding. Panjang gelombang yang hanya
sampai 1 milimeter membuat gelombang infrared hanya dapat
digunakan untuk komunikasi jarak dekat. sinyal gelombang
infrared hanya dapat digunakan untuk komunikasi jarak dekat
yang menggunakan perambatan garis lurus.
32
2.2
Teori Khusus
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari wireless LAN dan tipe
enkripsi wireless LAN. Selain itu terdapat juga penjelasan mengenai single sign on
(SSO) serta FreeRadius dan juga CoovaChilli Dan juga sedikit membahas mengenai
mikrotik.
2.2.1 Wireless LAN
Sebuah wireless LAN (WLAN) memungkinkan client terhubung ke jaringan
dengan frekuensi radio melalui udara. WLAN digunakan untuk jaringan lokal.
Wireless LAN menggunakan standar IEEE 802.11, dimana frekuensi untuk
mengirim dan menerima sama sehingga WLAN merupakan komunikasi halfduplex. (Teare, 2008:181).
2.2.1.1 Standar WLAN
Semua peralatan wireless harus mengikuti standar dari IEEE 802.11. Berikut
beberapa standar IEEE 802.11 untuk WLAN :
1. 802.11a: memiliki transfer rate 54 Mbps dengan frekuensi 5 GHz,
disahkan pada 1999
2. 802.11b: memiliki transfer rate 11 Mbps dengan frekuensi 2.4 GHz,
disahkan pada 1999
3. 802.11g: memiliki transfer rate 54 Mbps dengan frekuensi 2.4 GHz,
memiliki transfer rate lebih baik dari 802.11b, disahkan pada 2003
33
4. 802.11n: High-throughput draft, rencana pengesahan pada 2007
IEEE 802.11 Standard
Rilis
Data Rate
Jarak Indoor
Jarak Outdoor
802.11a
1999
54MB/s
~35m
~120m
802.11b
1999
11MB/s
~38m
~140m
802.11g
2003
54MB/s
~38m
~140m
802.11n
2009
248MB/s
~70m
~250m
Tabel 2.1 Standar IEEE 802.11 untuk WLAN
2.2.1.2 Pengamanan WLAN
Pengamanan WLAN menurut (Teare, 2008:580) yaitu sebagai berikut :
1. Authentication: Memastikan hanya client sah yang bisa mengakses
jaringan melalui access point yang dipercaya.
2.
Encryption: Memastikan keamanan data yang ditransfer.
3.
Intrusion Detection and Intrusion Protection: Memonitor, mendeteksi
dan mengurangi akses yang tidak terauthorisasi dan serangan ke jaringan.
2.2.1.3 Access Point
Access Point adalah hardware atau software yang berfungsi sebagai titik
penghubung untuk client sebelum terhubung ke sebuah LAN, AP juga berlaku
sebagai penyebar dan penerima sinyal dari WLAN. (Teare, 2008).
34
2.2.1.4 SSID
SSID (Service Set Identifier) adalah identitas untuk sebuah WLAN. SSID
pada sebuah AP dan client harus sama. AP membroadcast SSID,
memberitahukan ketersediaan servisnya, client yang mengetahui adanya SSID
yang spesifik harus memilih untuk melakukan asosiasi dengan SSID yang
tersedia. (Teare, 2008).
2.2.2 Tipe Enkripsi Wireless LAN
WEP (Wired Equivalent Privacy) merupakan protokol enkripsi yang
diperkenalkan sebagai standar IEEE 802.11 pertama kali pada 1999. Protokol
ini memiliki dasar dari algoritma enkripsi RC4, dengan kunci rahasia 40 bit
atau 104 bit dikombinasikan dengan 24 bit Initialisation Vector (IV) untuk
mengenkripsi teks pesan M dengan checksum-nya.
WPA (WiFi Protected Access) / Temporal Key Integrity Protocol (TKIP)
adalah protocol keamanan untuk komunikasi WLAN dan menyediakan
kerahasiaan dan integritas. WPA didesain untuk memperbaiki kelemahan dari
WEP, yang merupakan protocol sebelumnya, WPA menggunakan dua macam
kunci, yaitu 64 bit message integrity check (MIC) key yang berfungsi untuk
mendeteksi pemalsuan atau pengubahan pesan dan 128 bit encryption key yang
digunakan untuk enkripsi dan dekripsi paket, keduanya didapat dari sebuah
master key.
35
WPA2 merupakan standar akhir dari IEEE 802.11i yang disahkan pada
2004, WPA2 memiliki kemiripan dengan WPA, yang membedakan mereka
adalah WPA2 menggunakan Advanced Encryption Standard (AES), bukan
TKIP seperti WPA. AES merupakan block cipher, berbeda dari RC4 yang
dipakai di WEP dan WPA yang merupakan stream cipher. Stream cipher
mengeksekusi karakter satu per satu, sedangkan block cipher langsung
mengoperasikan seluruh blok teks sekaligus, sehingga merupakan alternatif
yang lebih aman. (Katz, 2010).
2.2.3 SSO (Single Sign On)
Single Sign On adalah teknologi yang mengizinkan pengguna jaringan agar
dapat mengakses sumber daya dalam jaringan hanya dengan menggunakan satu
akun pengguna saja. Teknologi ini sangat diminati, khususnya dalam jaringan
yang sangat besar dan bersifat heterogen (di saat sistem operasi serta aplikasi
yang digunakan oleh komputer adalah berasal dari banyak vendor, dan
pengguna dimintai untuk mengisi informasi dirinya ke dalam setiap platform
yang berbeda tersebut yang hendak diakses oleh pengguna). Dengan
menggunakan SSO, seorang pengguna hanya cukup melakukan proses
autentikasi sekali saja untuk mendapatkan izin akses terhadap semua layanan
yang terdapat di dalam jaringan. (Pangestu, 2010:3).
36
2.2.4 Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)
RADIUS pertama kali dibuat oleh Livingston Enterprise, merupakan standar
protocol yang berdasar pada model client-server yang dijelaskan pada RFC
(Request for Command) 2865 dan RFC 2866. RADIUS server bisa melakukan
autentikasi, authorisasi, dan akuntansi bagi user setelah menerima permintaan
dari client. Komunikasi antara client dan server dienkripsi dengan private key
yang tidak pernah dikirim dari jaringan, dengan kata lain telah ditentukan
sebelum jaringan terbentuk (Szilagyi, 2009:1-2).
RADIUS server juga bisa berperan sebagai proxy server dimana RADIUS
server melanjutkan permintaan dari server lain dan menerima balasan dan
kemudian melanjutkan kembali ke client. RADIUS pada standar awalnya
menggunakan User Datagram Protocol (UDP) port 1645 dan 1646 untuk
autentikasi dan akuntansi paket-paket yang kemudian diubah menjadi 1812 dan
1813, tapi masih banyak juga yang menggunakan port lama untuk RADIUS.
RADIUS memungkinkan variasi mekanisme pengautentikasian. Atributatributnya
bisa
diperluas
dengan
atribut
baru
tanpa
mempengaruhi
implementasi yang telah ada. RADIUS memiliki Extensible Authentication
Protocol (EAP) yang memungkinkan RADIUS mendukung lebih banyak
protocol autentikasi. RADIUS juga telah mendukung IPv6.
37
2.2.5 CoovaChilli
CoovaChilli, merupakan open source captive portal atau Wireless LAN
access point controller. Digunakan untuk meng-authentikasi user dari sebuah
jaringan Wireless LAN. Men-support login berbasis web yang merupakan
standard untuk public hotspot dewasa ini. CoovaChilli juga dapat berfungsi
sebagai media autentikasi, authorisasi dan accounting (AAA) yang merupakan
framework atau arsitektur kerja dari sebuah RADIUS server. (coova.org, 2012).
Chilli men-support dua jenis metode authentikasi, yaitu :
1. Universal Access Method (UAM) :
Dengan UAM, wireless client me-request sebuah IP address, dan
dialokasikan oleh Chilli. Ketika seorang user membuka sebuah web
browser, Chilli akan menangkap koneksi TCP tersebut dan me-redirect
browser tersebut ke authentikasi web server. Webserver meminta user
untuk melakukan input username dan password, kemudian password dienkripsi dan dikirim kembali ke Chilli.
2. Wireless Protected Access (WPA) :
Dengan WPA, metode authentikasi dihandle oleh access point dan
subsequently di forward dari access point ke Chilli. Jika WPA digunakan,
maka koneksi yang terjadi antara access point dan user di-enkripsi.
38
2.2.6 MikroTik
MikroTik adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1995 untuk
mengembangkan router dan sistem ISP wireless. Saat ini mikrotik
menyediakan hardware yaitu switch, router, access point dan antenna serta
software berupa router OS dimana sistem operasi ini berbasis Linux yang dapat
membuat komputer sebagai network router.
Fitur-fitur dari MikroTik :
1. Address Resolution Protocol
Dengan menggunakan fitur Address Resolution Protocol (ARP) dapat
mengelompokkan alamat IP berdasarkan nama secara manual. Fungsi
menggunakan
ARP
adalah
untuk
meningkatkan
kemanan
dan
memudahkan pembagian bandwith.
2. Wireless Access Point
Dengan menggunakan fitur Wireless Access Point (WAP) dapat membuat
hotspot dengan tambahan alat access point.
3. Dynamic Host Configuration Protocol
Dengan menggunakan fitur Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) client dapat diberi alamat IP, netmask dan default gateway secara
dinamik. Pada saat client mendapatkan semua informasi maka secara
otomatis client tersebut diset alamat IP dan netmask sesuai yang diberikan
DHCP server.
39
4. NAT
Dengan fitur Network Address Translation (NAT) dapat memungkinkan
client yang mempunyai alamat yang tidak terdaftar atau private address,
untuk bisa mengakses internet.
5. Firewall
Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination
NAT. Mampu mem-filter berdasarkan MAC, alamat IP, range port,
protokol IP, pemilihan protokol.
6. Monitoring
Laporan traffic IP, catatan log, statistic graph yang dapat diakses melalui
HTTP.
7. Web Proxy
Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTTPS proxy; transparent
proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOKCS; mendukung
parent proxy; static DNS.
8. Tools
Fitur tools berguna untuk memonitor pemakain jaringan, karena besar
kecilnya pemakian juga akan mempengaruhi konektifitas lambat atau
cepatnya internet.
9. Winbox
Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi mikrotik router
OS.
Download