MANUSIA: BAHASA DAN KESUSASTRAAN1 Hermawan2 Abstrak Masa depan bahasa berada dalam kekhawatiran. Bahasa seharusnya tidak hanya mampu dipahami sebagai sebuah konsep keilmuan saja namun dapat dipahami sebagai sebuah kerangka berpikir yang perlu dikembangkan. Konsep inilah yang kemudian akan berkaitan dengan kesusastraan. Telah kita pahami bersama bahwa bahasa sebagai sarana dalam memahami kesusasteraan dan mengarang. Dengan demikian bahasa bagi penyair atau sastrawan diupayakan sebagai cara komunikasi estetis ketika sebuah penulisan kreatif dilakukan. Kata kunci: Bahasa, Sastra, Penulisan Kreatif Pendahuluan Keberadaan bahasa dan kesusastraan dalam kehidupan manusia, nyatanya memiliki peran yang cukup besar dalam berbagai segi kehidupannya. Kita sama-sama mengetahui bahwa fungsi dari bahasa adalah sebagai media atau alat komunikasi sementara sastra adalah bagian dari kebahasaan yang menagndung unsur estetika atau keindahan. Keduanya, memang cukup perlu kita diskusikan sebagai sebuah wacana literasi yang dewasa ini boleh dikatakan keberadaanya perlu sebuah sentuhan. Selain sebagai bahan diskusi harapannya tulisan ini nantinya juga mampu mewakili segenap perasaan para tokoh bahasa dan para seniman atau pun penikmat sastra. Dalam dunia sastra kita mengenal adanya dunia kreatif. Dunia kreatif tersebut tertuang dalam bahasa. Dengan demikian bahasa bagi penyair diupayakan sebagai cara komunikasi estetis ketika penulisan kreatif dilakukan. Bahasa senantiasa menyajikan pikiran, perasaan, dan sikap dari penuturnya. Dalam kehidupan manusia bahasa memiliki 1 Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Buku Antologi Puisi “Akar Tubuh” di SMPS Tunas Bangsa, Argosari, 07 Januari 2017 2 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi 1 fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Dengan kata lain bahwa bahasa mewakili setiap sendi kehidupan manusia. Pengertian Bahasa (Linguis) Padanan lain dari bahasa adalah linguis. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik. Kata linguistik berasal dari bahasa latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Inggris “linguistics” sedangkan dalam bahasa jerman “lingustique”. Jadi linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Bahasa adalah sistem arti dan ekspresi yang digunakan oleh penutur bahasa untuk memenuhi kebutuhannya sebagai anggota masyarakat. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka manusia akan sulit untuk saling berkomunikasi. Dalam hal ini, bahasa berfungsi sebagai referensial, yaitu berhubungan dengan kemampuan untuk menulis atau berbicara tentang lingkungan manusia yang terdekat dan juga mengenai tanda itu sendiri (fungsi metalinguistik), (Gorys Keraf 1997:1). Anderson (1972:1) bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah sebuah sistem lambang. Sifat-sifat bahasa terdiri dari: a. Bahasa merupakan seperangkat bunyi , bunyi itu bersistem dan dikeluarkan oleh alat bicara manusia. b. Bahasa itu arbiter artinya; hubungan antara bunyi dan wujudnya yang berwujud benda, atau konsep bersifat manasuka. 2 c. Bahasa adalah seperangkat alat lambang, karena bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia itu berwujud lambang. d. Bahasa bersifat sempurna maksudnya; bahwa bahasa membawakan amanahnya sebagai wahana komunikasi. e. Bahasa itu produktif artinya; meskipun unsur bahasa itu terbatas tetapi dengan unsur yang jumlahnya terbatas itu terdapat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidakm terbatas meski secara relative sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. f. Bahasa itu unik artinya; mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh orang lain. g. Bahasa itu universal artinya; bersifat menyeluruh, yakni setiap bahasa yang dimiliki di dunia ini mempunyai sifat/ciri dari masing-masing. h. Bahasa itu manusia artinya; dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang baru berbeda dengan alat komunikasi binatang. Pengertian Sastra Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti mengarahkan, mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Sehingga, sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran. Sebuah kata lain yang juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti buku (Teeuw, 1984: 22-23). Sumardjo & Saini (1997: 3-4) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia. 3 Menurut Saryono (2009: 16-17) sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik, ekonomi, kesenian, dan kebudayaan. Sastra dianggap mampu menjadi pemandu menuju jalan kebenaran karena sastra yang baik adalah sastra yang ditulis dengan penuh kejujuran, kebeningan, kesungguhan, kearifan, dan keluhuran nurani manusia. Sastra yang baik tersebut mampu mengingatkan, menyadarkan, dan mengembalikan manusia ke jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam usaha menunaikan tugas-tugas kehidupannya (Saryono, 2009: 20). Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial (Luxemburg, 1984: 23). Secara rinci jenis-jenis sastra menurut Sumardjo & Saini (1997: 18-19) digambarkan dalam diagram berikut: Demikian catatan sederhana ini dikemukakan dengan satu harapan, semoga catatan ini tidak menambah “runyam” sebuah kenikmatan pembacaan. Salam Kreatif.. 4