Dislokasio Os Femur Dislokasio os femur adalah perpindahan traumatik caput os femur dari acetabulum. Kasus dislokasio os femur sering terjadi pada bagian craniodorsal daripada caudaventral. Dislokasio os femur terjadi pada sembarang umur, breed dan jenis kelamin anjing dan kucing. Hewan yang menderita dislokasio biasanya menunjukkan kepincangan unilateral yang ‘’non-weight-bearing’’. Causa Trauma akibat terpeleset, jatuh dan tertabrak. Gejala Klinis - Kaki tidak dapat diayunkan dan ditumpukan. - Dislokasio os femur craniodorsal, kaki terlihat dalam posisi adduksi dengan stifle bagian luar berputar. - Dislokasio os femur caudaventral, kaki terlihat dalam posisi abduksi dengan stifle bagian dalam berputar. - Terlihat kurang simetri antara tuber ischii dan greater trochanter. Teknik Diagnosa Evaluasi dislokasio os femur termasuk analisis gaya berjalan, manipulasi pinggul/hip, perbandingan panjang kaki belakang dan dua gambaran radiografi dari pelvis. o Hewan dengan dislokasio os femur biasanya tidak akan menumpu berat pada kaki yang sakit. o Evaluasi jarak gerakan pinggul menunjukkan adanya gangguan dan sakit di area persendian coxofemoral. o Menilai hubungan antara tepi belakang dari greater trochanter dan tepi depan tuber ischii untuk menentukan posisi proksimal femur. - Jika dislokasionya caudoventral, maka tidak terdapat ruang antara dua sruktur tersebut. - Jika dislokasionya craniodorsal, maka terdapat ruang luas yang tidak menutup ketika kaki bagian luar berputar. o Ketika kedua kaki belakang tertarik langsung kebelakang, keduanya akan mempunyai panjang yang sama pada hewan normal. Jika panjang keduanya tidak sama, ini kuat indikasi kearah dislokasio os femur . o Metode utama diagnosa radiografi persendian coxofemoral untuk - Mengesampingkan fractura proksimal femur yang mana dapat menyerupai dislokasio pada physical examination. - Menilai acetabulum pada avulsion fractura dari caput femur (indikasi mutlak untuk pembedahan) atau fraktura acetabulum. Gambar X-Ray Dislokasio Os Femur Gambar 1. X-Ray dislokasio os femur (diambil dari Small Animal Practice) Terapi ‘’Closed Reduction’’ Jika tidak terdapat avulsion fraktura, pelaksanaan ‘’closed reduction’’ persendian dilakukan dengan anestesi umum. o Untuk pelaksanaan reduction untuk dislokasio craniodorsal - Pegang kaki hanya pada bagian bawah persendian tarsal dan putar bagian luar kaki. - Kemudian putar bagian luar caput femur - Gunakan tarikan ke bawah sampai caput femur rata dengan acetabulum dan lalu putar caput femur bagian dalam, sebabkan itu untuk memasukkanke dalam acetabulum.(gambar 2) Gambar 2.(diambil dari Small Animal Surgery) o Reduction dislokasio caudoventral diselesaikan dengan abdusi dan memutar bagian luar kaki. o Dislokasio caput femur craniodorsal yang berlangsung lama lebih berbahaya bagi kapsul persendian atas. Kapsul persendian yang utuh sangat membantu memelihara reduction. o Jika dislokasio gampang kambuh, laksanakan ‘’open reduction’’ o Untuk menjaga agar reduction tetap kuat digunakan flexion sling untuk dislokasio craniodorsal, dan mengikat kaki pada dislokasio caudoventral. Lakukan balutan ini untuk 10-14 hari (hewan dewasa) dan 7-10 hari (hewan muda). Kurangi latihan selama periode ini dan kalau perlu tambahkan untuk 2-4 minggu.(gambar 3) Gambar 3.kiri flexion-sling,dislokasio craniodosal.kanan dislokasio caudoventral (diambil dari Small Animal Surgery) ‘’Open Reduction’’ ‘’Open Reduction’’ adalah teknik terapi dengan menggunakan pembedahan (operasi) dengan tujuan o memperbaiki dislokasio persendian coxofemoral. o merekontruksi ulang jaringan lunak. o menghilangkan jaringan fibrous dari acetabulum, sisa/bekas dari sendi caput femur, pecahan tulang yang tidak dapat distabilkan. Teknik operasi 1. Standar pendekatan yang digunakan untuk memperbaiki dengan pembedahan dari dislokasio adalah pendekatan cranial lateral pinggul dan pendekatan trochanteric osteotomy. Kadang-kadang pendekatan caudal dari persendian coxofemoral digunakan. 2. Langkah pertama adalah menilai keseluruhan kerusakan dan status jaringan pendukung, menghabiskan cup acetabulum, dan mengurangi caput femur sampai acetabulum. 3. Pengurangan pertama, gunakan satu atau lebih teknik stabilisasi untuk melindungi caput femur sampai acetabulum. 4. Jika kapsul persendian mengalami sedikit kerusakan dan jaringan kapsular cukup bagus, jahit kapsul (ini mungkin hanya faktor pendukung). a. Gunakan benang jahit monofilament yang mudah diserap dengan ukuran yang tepat (2-0,0,atau 1, tergantung ukuran hewan). b. Jika kapsul cukup dempetkan ke lingkaran acetabular, apabila tidak cukup solid kapsulnya dempetkan ke leher femoral, bor lubang kait dengan orientasi lateral ke cranial di proksimal femur. Tinggalkan satu setengah helaian jahitan menyambung lubang dan ikat dengan kuat ke helain setengah lainnya. 5. Kapsula kemungkinan mengalami kerusakan hebat yang ini tidak dapat ditangani dengan jahitan konvensional. a. Pada kasus ini jahitan pendukung dapat diberikan oleh pembuatan point kait untuk jahitan. Bor lubang untuk tempat kait di femur. Tempatkan satu atau tiga skrup tulang (biasanya 3.5 mm kortikal skrup) pada dorsal lingkaran luar acetabulum sebagai point kait pelvis. Tempatkan jahitan pendukung antara keduanya ke bentuk penguatan dorsal. b. Kemungkinan lain, tempatkan sebuah pin intramedular (sementara) di proksimal femur, paralel dengan leher sendi, dan tersambung dengan fossa acetabular. Pastikan pinnya tidak meluas terlalu jauh kedalam kanal pelvic. Jaga kaki supaya tidak bergerak dengan flexion-sling sampai pin diambil,7-10 hari setelah pembedahan.(Gambar 4) Gambar 4. X-Ray setelah operasi (diambil dari Small Animal Pratice) 6. Putar caput femur menuju kedalam dan eratkan otot gluteal, tarik femur dengan perpindahan greater trochanter ke posisi caudal dan distal ke posisi aslinya. Teknik ini dapat digunakan dengan pendekatan trocantheric osteotomy. a. Jangan tergantung teknik ini sebagai satu-satunya cara stabilisasi. b. Perubahan beberapa posisi dari gaya berjalan oleh relokasi berlangsung sementara karena pada akhirnya otot gluteal akan meregang. 7. Jika kejadian dislokasio masih terjadi dengan aplikasi teknik pendukung, maka dipertimbangkan untuk melakukan ‘’hip replacement’’ Perawatan Postoperasi dan komplikasi o Jika ada keraguan pada kekuatan atau keamanan stabilisasi, tempatkan kaki pada immobilisasi sling atau balutan untuk 7-14 hari. o Periksa balutan dan lihat kaki setiap hari untuk bau busuk, bengkak, dan tekan perkembangan luka. o Check ruang penghubung antara trochanter dan tuber ischii setiap hari. Jika ada perubahan, evaluasi posisi femur dengan lateral radiografi dari pelvis. Ini dapat diselesaikan tanpa membuka balutan. o Umumnya komplikasi yang mengikuti pembedahan atau closed reduction adalah reluxation. Jika ini terjadi, dipertimbangkan untuk melakukan total hip replacement. Hip displasia Hip displasia adalah perkembangan abnormal dari persendian coxofemoral yang dicirikan oleh subluksasio atau luksasio lengkap dari caput femur pada hewan muda dan sedang sampai berat penyakit degenerasi persendian pada hewan tua. Luksasio persendian coxofemoral adalah pemisahan sempurna antara caput femur dan acetabulum, sedangkan subluksasio adalah pemisahan parsial. Kejadian hip displasia sering terjadi pada anjing ras besar, jarang terjadi pada kucing. Pada umur 5-10 bulan kejadian hip displasia sering muncul dengan penyakit degenerasi persendian yang kronis. Causa Penyebab dari hip displasia adalah multifaktor, tetapi faktor herediter dan lingkungan memainkan bagian dalam perkembangan abnormal tulang dan jaringan lunak. Pertumbuhan dan pertambahan berat badan yang cepat karena nutrisi berlebihan kemungkinan menjadi penyebab sebuah perbedaan perkembangan jaringan lunak pendukung (mudah terjadi hip displasia). Faktor peradangan sinovial kemungkinan menjadi salah satu perhatian penting. Synovitis memudahkan peningkatan volume cairan persendian, yang mana menghilangkan stabilitas. Faktor inilah yang menjadi kontribusi dari perkembangan kelemahan persendian pinggul dan berlanjut menjadi subluksasio. Respon fisiologi dari kelemahan persendian adalah proliferasi fibroplasia dari kapsul persendian dan peningkatan ketebalan trabekular tulang. Gejala Klinis - Susah naik setelah istirahat, intoleran terhadap latihan. - Kepincangan setelah latihan. - Atropi otot pada pelvis. - Gaya berjalan yang goyang sampai pergerakan abnormal pada bagian belakang kaki. Teknik Diagnosa Physical examination (PE) pada hewan muda umur 5 dan 10 bulan terlihat adanya kepincangan. Pada PE ditemukan rasa sakit selama persendian pinggul diektensi, berputar kearah luar dan abduksi, pertumbuhan otot pelvis yang sedikit, intolerance exercise. PE pada hewan tua ditemukan rasa sakit selama persendian pinggul diektensi, pengurangan jarak gerakan, atropi otot pada pelvis, intolerance exercise. Diagnosa yang benar pada hip displasia dilihat pada penyebab dari gejala klinis adalah didasarkan pada umur, ras, anamnese, PE, dan perubahan pada radiograf. Standar gambaran radiograf untuk diagnosa hip displasia adalah ventrodorsal terlihat pelvis dengan bagian belakang kaki meluas simetris dan memutar kedalam ke pusat patella luar lekuk trochlear. Gambar X-Ray (sebelum dan sesudah terapi) Gambar 5. X-Ray Hip displasia (diambil dari Small Animal Practice) Gambar 6. X-Ray Femoral Head and Neck Osteotomy (diambil dari Small Animal Practice) Gambar 7. X-Ray Total Hip Replacement (diambil dari Small Animal Practice) Terapi Terapi dapat berupa pengobatan dan pembedahan. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat anti arthritis (mis,aspirin, corticosteroid, dan carprofen). Apabila kejadiannya tidak ringan sering dilakukan dengan pembedahan. Ada tiga jenis teknik pembedahan yang dilakukan yaitu pectineal myotenectomy untuk mengurangi rasa sakit, triple pelvic osteotomy untuk mencegah subluksasio, femoral head and neck resection untuk mengurangi arthritis, dan total hip replacement untuk optimal restorasi persendian dan fungsi kaki. Berikut adalah beberapa teknik operasi yang dilakukan : 1. Pectinneal myotenectomy Tujuan dari operasi ini adalah mengurangi rasa sakit dengan cara menghilangkan semua bagian perut dari otot pectineus bilatera dan mengurangi regangan aspek medial dari kapsul persendian coxofemoral. Teknik Operasi o Tempatkan hewan dalam posisi berbaring pada dorsal. o Buat sayatan 10-16 cm pada otot pectineus aspek medial paha. o Isolasi dan sayat bagian proksimal dan distal tendon otot. Hati-hati terhadap arteri dan venafemoralis yang terletak pada lateral dan tengah perut otot. o Tutup dengan jahitan fascia dan subkutan. Postoperasi dan komplikasi o Batasi aktivitas untuk 2 minggu. o Komplikasi umumnya berupa formasi seroma, drainase diperlukan apabila seroma meluas. 2. Total Hip Replacement Prosedur operasi ini adalah memerlukan caput femur buatan dan acetabular cup buatan. Pertimbangan sebelum operasi adalah umur hewan minimal 9 bulan, ukuran dari femur dan cup acetabular, berat badan hewan minimal 13-18 kg, dan hewan harus bebas dari infeksi. Teknik Operasi o Pendekatan persendian coxofemoral bersambung dengan pendekatan craniolateral. o Pindahkan caput femur dan porsi leher terus osteotomy garis yang paralel kerah dari prosthesis, dan melebarkan cup acetabular ke medial dinding pelvis. Lebarkan dan kaitkan medullary cavity dari femur untuk menerima sebuah batang femur percobaan. o Eratkan prosthetic cup acetabular dan batang femur kedalam posisinya dengan polymethilmethacrylate (Howemedica). o Setelah caput femur diamankan ke atas batang, turunkan kedalam cup. o Tutup kapsul persendian dengan rapat, tutup sisa jaringan dengan jahitan. Postoperasi dan komplikasi o Batasi aktivitas untuk berjalan selama 3 bulan, setelah itu hewan dapat kembali beraktivitas. o Lebih dari 95% hewan dengan prosedur ini dapat pulih kembali seperti hewan normal. o Komplikasi termasuk infeksi, luksasio, fraktura, dan neurapraxia. 3. Pelvic Osteotomy Pelvic osteotomy dilakukan dengan cara membuat sayatan yang terhubung dengan pinggir pubic, dasar ischial, dan badan ilial. After pelvic osteotomy hewan harus istirahat dari aktivitas sampai hasil radiografi menunjukkan persembuhan, umumnya selama 6 minggu. Lakukan pasif fleksion dan ekstension grekan pinggul. 4. Femoral Head dan Neck Osteotomy Teknik Operasi o Buat pendekatan craniolateral ke persendian pinggul dan luksasi dari pinggul, jika ligamennya utuh sayat. o Lakukan osteotomy dengan memutar bagian luar kaki dimana garis persendian dari stifle adalah paralel dengan meja operasi. o Identifikasi garis osteotomy perpendicular ke meja operasi pada penghubung leher femur dan metaphysis femur. o Periksa setelah kepala dan leher femur dihilangkan, untuk palpasi permukaan dari potongan (irregular permukaan) o Jahit kapsul persendian dan otot gluteal bagian dalam sampai acetabulum jika memungkinkan. o Tutup dengan menjahit vastus lateralis dan otot gluteal bagian dalam, tensor fascia lata, jaringan subkutan dan kulit. DISLOKASIO OS FEMUR dan HIP DISPLASIA OLEH : VIAN ARIF PERMANA, SKH BO4103065 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 DAFTAR PUSTAKA Birchard SJ. 2002. Small Animal Practice. 2nd Edition. WB Saunder Company. Phidelphia USA. Fossum TW et al. 2002. Small Animal Surgery. 2nd Edition. Mosby. St Louis Missiori. Thrall ED et al. 1998. Texbook of Veterinary Radiology. 3th edition. WB Saunder Company. Phidelphia USA.