riset pemasaran - anangfirmansyahblog

advertisement
RISET PEMASARAN
presented by :
M Anang Firmansyah
MENGAPA DIBUTUHKAN RISET PEMASARAN
 Lingkungan bisnis berkembang pesat dan bertambah
kompleks. Pergeseran kekuatan dari pasar penjual (Seller’s
Market) ke arah pasar pembeli (Buyer’s Market)
 Pemasaran memerlukan identifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui suatu penelitian yang
sistematis dan obyektif
 Kebutuhan akan data yang akurat, relevan, terpercaya,
obyektif dan tepat waktu dapat merencanakan
pengembangan produk dan komunikasi pemasaran
terigentrasi
 Untuk mengurangi kondisi ketidakpastian dalam usaha
bisnis, sehingga mampu mengurangi kemungkinan
kesalahan dalam pengambilan keputusan pemasaran.
DEFINISI RISET PEMASARAN
Menurut American Marketing Association / AMA (Churchill, 1999)
Fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat umum
dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk
mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran; merumuskan,
menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan-tindakan pemasaran;
memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang
dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. Riset pemasaran
menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut;
merancang metode untuk pengumpulan informasi; mengelola dan
mengimplmentasikan proses pengumpulan data; menganalisis hasil-hasil
yang diperoleh; dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya.
Menurut Philip Kotler (2000)
Perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan yang
sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan
situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Menurut Malhotra, et al (1996)
Identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebaran
informasi secara sitematis dan obyektif dengan tujuan
untuk membatu manajemen dalam pengambilan
keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan
masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
RISET PEMASARAN
Riset pemasaran (Marketing Research) adalah
teknik yang digunakan untuk melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interprestasi data secara sistematik sehingga
dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan di bidang pemasaran
barang dan jasa.
Informasi yang diperoleh dari riset pemasaran
sangat berguna untuk mengidentifikasi peluang
pasar, menyusun, merevisi dan mengevaluasi
taktik dan strategi pemasaran; mengevaluasi
kinerja pemasaran serta memahami pemasaran
sebagai proses yang komprehesif
Riset Pemasaran
Masalah
Pemasaran
Proses
Pengambilan
Keputusan
Lingkungan Internal
dan Eksternal
Keputusan Final
PERAN RISET PEMASARAN
Menetapkan Target yang realistis berdasarkan
kesempatan dan kendala yang ada
Membuat Marketing Plan
Mengevaluasi Pelaksana Marketing Plan
Feedback dari MR untuk Correactive Action
Monitoring Kondisi Pasar secara Periodik untuk
Early Warning
Memberi Input pada semua fungsi manajemen
pemasaran untuk tiap proses pengambilan
keputusan.
TAHAPAN RISET PEMASARAN
 Menentukan perlu tidaknya riset
 Menentukan tujuan riset
 Identifikasi kebutuhan data
 Menentukan sumber data
 Memilih desain riset
 Membuat instrumen pengumpulan data
 Merancang sampling
 Mengumpulkan data
 Mengolah, menganalisa dan menginterprestasikan data
 Menyampaikan laporan
JENIS-JENIS
RISET
PEMASARAN
JENIS RISET PEMASARAN
• Riset Eksploratori adalah riset yang dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran kasar atau
identifikasi awal mengenai situasi pasar sebelum
riset yang lebih mendalam dilakukan.
• Riset Konklusif adalah riset yang tujuan dan data
yang akan dikumpulkannya sudah didefinisikan
dengan jelas dan mampu menghasilkan
kesimpulan dan saran tindak lanjut bagi
pengambilan keputusan
PERBEDAAN RISET EKSPLORATORI DAN KONKLUSIF
Komponen Riset
Eksploratori
Konklusif
Tujuan
Umum
Khusus
Data yang dibutuhkan
Belum jelas
Jelas
Sturktur kuesioner
Terbuka
Terutup
Sampel
Kecil & subyektif
Besar & random
Analisa data
Kualitatif
Kuantitatif
kesimpulan
Tentatif
Final
PERBANDINGAN ANTARA RISET EKSPLORATORI DAN KONKLUSIF
ASPEK
RISET EKSPLORATORI
RISET KONKLUSIF
Tujuan
Memberikan wawasan dan
pemahaman
Menguji hipotesis spesifik
dan menilai hubungan
tertentu
Karakteristik
Informasi yang dibutuhkan
dirumuskan secara longgar
Proses riset bersifat fleksibel dan
tidak terstruktur
Sampelnya kecil dan non
representatif
Analisa data primer bersifat
kualitatif
Informasi yang dibutuhkan
telah dirumuskan dengan
jelas
Proses riset bersifat formal
dan terstruktural
Sampelnya besar dan
representatif
Analisa data bersifat
kuantitatif
Temuan/ hasil
Tentatif
Konklusif
Outcome
Biasanya diikuti dengan riset
eksploratoris lanjutan atau risek
konklusif
Temuan digunakan sebagai
input untuk pembuatan
keputusan
KLASIFIKASI DESAIN RISET PEMASARAN
Desain Riset
Desain Riset
Eksploratoris
Desain Riset
Konklusif
Riset Deskriptif
Desain cross sectional
Riset Kausal
Desain longitudional
RISET EKSPLORATORIS
Merumuskan masalah atau mengidentifikasikan
masalah secara lebih akurat
Mengidentifikasi alternatif rangkaian tindakan
Menyusun hipotesis
Mengidentifikasi variabel dan hubungan kunci
untuk keperluan penelitian lebih lanjut
Mendapatkan wawasan untuk menyusun
pendekatan riset
Menyusun prioritas bagi penelitian lebih lanjut
Riset Ekploratoris dikelompokkan atas 3 kategori :
 Experience surveys
 Analisis data sekunder
 Pilot studies
- Focus group interviews
- In-depth interviews
RISET KONKLUIF
Terdapat dua bentuk risetk konklusif yaitu riset deskriptif
dan riset eksperimental atau kausal :
Riset deskriptif bertujuan menghasilkan data yang dapat
menggambarkan komposisi dan karkateristik populasi
atau sekelompok unit penelitian seperti pelanggan,
perusahaan sejenis, segmen pasar, dsb.
Riset eksperimental dapat menghasilkan kesimpulan
tentang adanya hubungan sebab akibat antar berbagai
variabel.
RISET DESKRIPTIF
 Tujuan utama adalah untuk mendeskripsikan karakteristik
atau fungsi pasar.
 Beberapa contoh riset deskriptif:
- Studi pasar (market studies)
- Studi pangsa pasar
- Studi analisis penjualan
- Studi citra
- Studi penggunaan produk
- Studi distribusi
- Studi penetapan harga
- Studi periklanan
PENELITIAN CROSS SECTIONAL DAN
LONGITUDINAL
 Penelitian Cross Sectional
penelitian Cross Sectional merupakan penelitian yang
dilakukan hanya pada satu waktu tertentu (single period in
time). Penelitian ini menghasilkan potret (snapshot) situasi
pada saat tertentu. Sampelnya dipilih khusus untuk satu kali
penelitian saja. Namun cakupan data yang dikumpulkan
tidak terbatas pada periode ketika penelitian diadakan.
Responden boleh saja ditanya mengenai tingkat
konsumsinya di masa lalu atau mengenai kemugnkinan
berganti produk di masa datang. Namun akurasi data
semacam ini sangat tergantung dari daya ingat dan perilaku
responden. Penelitian cross sectional tidak mampu
memonitor perubahan antar waktu.
PENELITIAN LONGITUDINAL
 Penelitian logitudional dilakukan berulang-ulang dalam
beberapa periode atau bersifat periodik (bulanan,
tahunan). Penelitian ini tidak sekedar mendapatkan
potret tetapi mendapatkan motion picture suatu situasi
yang lebih kaya informasi. Biasanya, sampelnya berupa
panel yaitu sejumlah orang dengan karakteristik
tertentu yang direkrut menjadi responden untuk jangka
panjang. Tujuan utama penelitian longituidonal adalah
memonitor perubahan dari waktu ke waktu, misalnya
memonitor sikap dan perilaku konsumen serta
kesetiaan (brand royalty) konsumen terhadap suatu
produk.
RISET KAUSAL
Riset kausal merupakan tipe riset konklusif yang
bertujuan untuk menentukan hubungan sebab
akibat (hubungan klausal)dari suatu fenomena.
Riset klausal cocok untuk tujuan-tujuan berikut :
 Memahami variabel yang menjadi penyebabpenyebab (variabel independen) dan variabel
yang menjadi akibat (variabel dependen0 dari
suatu fenomena.
 Menentukan karakteristik hubungan antara
variabel kausal dan dampak yang diprediksi.
KLASIFIKASI RISET PEMASARAN
Riset Pemasaran
Riset Identifikasi Masalah
Riset Pemecahan Masalah
-Riset potensi dasar
-Riset pangsa pasar
-Riset citra merk atau citra perusahaan
-Risetk karakteristik pasar
-Riset analisis penjualan
-Riset peramalan bisnis
-Riset tren bisnis
-Riset segmentasi
-Riset produk
-Riset penetapan harga
-Riset promosi
-Riset distribusi
FOCUS GROUP
 Salah satu teknik riset eksploratori yang banyak digunakan dalam
riset pemasaran adalah focus group.
 Wawancara dan diskusi antara responden sebagai anggota group
dengan moderator tentang suatu topik dalam suasana informal,
santai dan tidak terstruktur.
 Jumlah peserta biasanya 8 sampai 12 orang. Terlalu sedikit atau
terlalu banyak peserta tidak efektif.
 Sebaiknya peserta mempunyai karakteristik demografi dan
sosioekonomi yang homogen agar hasil yang diperoleh
mencerminkan pendapat kelompok masyarakat yang mempunyai
karakteristik tersebut.
 Peserta yang dipilih adalah mereka yang mengerti seluk beluk
produk atau issue yang diteliti.
 Moderator harus memiliki keterampilan dalam komunikasi,
hubungan interpersonal dan observasi.
 KEUNTUNGAN FOCUS GROUP
Richness of data
Versability
Keterlibatan users
 KELEMAHAN FOCUS GROUP
Tidak dapat digeneralisasi
Bisa disalahgunakan
DATA SEKUNDER
&
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
 Keunggulan : waktu, biaya dan tenaga
 Sumber data sekunder :
 Internal (didapat dari dalam perusahaan)
 Eksternal (instansi pemerintah, perusahaan riset, asosiasi
industri dan perdagangan, dsb)
 Relevansi data :
 Apakah satuan data berbeda
 Apakah klasifikasi data tidak sesuai
 Apakah sudah kadaluarsa
 Akurasi data :
 Bagaimana proses pengumpulan dan pengolahan data
 Siapa yang mengumpulkan, mengapa dan bagaimana data
dikumpulkan
DATA PRIMER
• Bila data sekunder tidak tersedia atau tidak cocok
dengan kebutuhan, kurang relevan dan akurat
maka data primer harus dikumpulkan
• Metode pengumpulan data : metode bertanya
dan metode observasi
• Kelompok bertanya adalah wawancara langsung
(personal interview), wawancara melalui telepon
(telephone survey), dan mengirimkan daftar
pertanyaan melalui pos (mail survey).
WAWANCARA LANGUNG (1)
 Dengan wawancara langsung jenis data yang dikumpulkan
dapat lebih banyak dan bervariasi
 Reaksi responden yang diberikan bersamaan dengan
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dapat langsung
dirasakan, misalnya reaksi terhadap rasa dan kecemasan
contoh produk makanan.
 Lebih mudah mendapatkan jawaban bagi pertanyaan
terbuka atau yang tidak menyediakan pilihan jawaban.
Wawancara tatap muka secara psikologis mampu memikat
responden untuk menjawab semua pertanyaan.
 Dibutuhkan waktu untuk mendatangi responden.
Responden yang dikunjungi belum tentu berada di tempat
atau lansung pada saat itu juga bersedia diwawancarai.
WAWANCARA LANGSUNG (2)
Dibutuhkan biaya yang besar untuk pewawancara
dan transportasi
Kemungkinan salah pilih responden lebih kecil
karena lansung dikunjungi berdasarkan daftar
sampel
Kesalahan pewawancara sulit dikontrol karema
mereka bekerja sendiri-sendiri
Wawancara dapat diselenggarakan di mal
sehingga biaya trasnpor dapat ditekan dan
pengawasan terhadap pewawancara mudah
dilakukan
TELEPHONE SURVEY (1)
Dengan wawancara melalui telepon tidak dapat
dihadirkan dihadapan responden contoh produk
untuk dimintakan komentarnya
Masih mungkin menanyakan pertanyaan terbuka
dan meminta jawaban diulang karena adanya
kontak verbal
Calon responden dapat menolah untuk
diwawancarai
Data lebih cepat terkumpul karena tidak perlu
mendatangi responden atau tertunda di kantor
pos
TELEPHONE SURVEY (2)
• Sambil menelepon, pewawancara dapat
langsung
memasukkan
kode
jawaban
responden ke komputer sehingga dapat
langsung diolah dan dianalisa
• Biaya yang dibutuhkan cukup besar apalagi
kalau harus menggunakan telepon interlokal
• Sampel yang dipilih dari buku telepon kurang
mewakili karena karakteristik calon responden
tidak diketahui
MAIL SURVEY
 Dengan survey melalui pos reaksi responden tidak dapat dirasakan
 Responden enggan mengisi dan mengirimkan kembali daftar
pertanyaan kalau tidak disediakan pilihan jawaban
 Dibutuhkan waktu untuk mengirimkan dan menerima kembali
kuesioner melalui pos. Setelah pengiriman kuesioner, responden
belum tentu atau mau mengisinya
 Biaya yang dibutuhkan lebih rendah karena tidak perlu membayar
pewawancara dan biaya transport
 Response rate masih rendah walau ada iming-iming hadiah sehigga
sampel tidak mewakili
 Kesalahan pengisian yang terjadi semata-mata karena kesalahan
responden dalam memahami instruksi pengisian kuesionerm bukan
karena kesalahan pewanwancara
DESAIN KUESIONER
DESAIN KUESIONER
Secara garis besar proses pembuatan kuesioner
terdiri dari :
 Menterjemahkan kebutuhan data ke dalam
bentuk pertanyaan.
 Memeriksa bentuk pertanyaannya.
 Memeriksa bahasa dan relevansinya.
 Memeriksa urutan pertanyaan.
 Memeriksa penampilan kuesioner.
 Melakukan pre-test atau try-out.
 Membuat naskah akhir / final draft.
BENTUK PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Pertanyaan terstruktur / fixed response
Jawaban/pilihan jawaban/kategori jawaban sudah tersedia.
Pertanyaan dichotomy
Jawabannya hanya “ya” atau “tidak”.
“Apakah Anda pernah melihat iklan obat batuk “ABCD” di TV?”
Pertanyaan multi kategori
Pilihan jawaban berupa kategori telah disediakan.
Berapa besar pengeluaran saudara untuk kosmetik selama sebulan yang lalu
(ribu Rp) ?”
Pertanyaan terbuka / open-ended
- Tidak terstruktur.
- Responden bebas memberikan jawaban.
- Pertanyaan dimulai dengan jelaskan, mengapa, bagaimana dan sebutkan.
Keuntungan Pertanyaan
TERSTRUKTUR
Memudahkan responden menjawab karena
hanya memilih jawaban yang tersedia.
Hemat waktu dalam bertanya dan mencatat
jawaban.
Ketrampilan berwawancara yang dibutuhkan
tidak terlalu tinggi.
Kemungkinan salah catat lebih kecil.
Segala lapisan masyarakat dapat menjadi
responden karena tidak perlu memberikan
penjelasan, pendapat, keterangan yang rinci.
Kelemahan Pertanyaan
TERSTRUKTUR
Tidak memperoleh jawaban yang mendetail dan
mendalam.
Kurang mampu menggali ide-ide baru karena
jawaban diluar kategori yang disediakan tidak
diperoleh.
Lebih makan waktu dalam mendesain kuesioner
terutama untuk menentukan seluruh
kemungkinan jawaban.
Belum tentu jawaban yang tersedia sesuai
dengan maksud responden.
Membuat suasana wawancara lebih akrab.
Kelemahan Pertanyaan
TERBUKA
Pertanyaan terbuka mempunyai kelemahan
yaitu data yang diperoleh lebih sulit diolah
karena harus dikelompokkan menurut kategori
tertentu
Pertanyaan dalam KUESIONER (1)
 Harus disusun secara logis dan sistematis untuk
memperlancar wawancara dan mengurangi kesalahan.
 Keterangan Demografi dan Sosiografi
 Keterangan demografi terutama mencakup umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status perkawinan,
jumlah anak.
 Keterangan sosio-ekonomi mencakup kegiatan pada waktu
luang, keanggotaan dalam organisasi sosial, kegiatan olah
raga, bacaan, pendapatan, pemilikan alat rumah tangga dan
sebagainya.
 Dapat diletakkan pada permulaan kuesioner kalau
informasi tersebut digunakan sebagai filter bagi pertanyaan
selanjutnya.
 Diletakkan pada bagian akhir keusioner bila hanya untuk
mengetahui profil konsumen.
Pertanyaan dalam KUESIONER (2)
 Pertanyaan yang peka?
 Pertanyaan yang peka, dapat menyinggung perasaan
atau membuat malu sebaliknya diletakkan di bagian
akhir.
 Pertanyaan yang saling berkaitan.
 Kuesioner sebaiknya dibagi menjadi beberapa topik
masalah.
 Pertanyaan untuk topik yang sama diletakkan
berdekatan.
 Dalam tiap topik, pertanyaan yang bersifat umum
didahulukan dari yang spesifik.
PENAMPILAN DAN
LAY OUT KUESIONER
• Mempengaruhi kemauan responden untuk
menjawab (terutama lewat pos).
• Harus menarik, bersih, rapi, mudah dibawa,
mudah dibaca, mudah diisi.
• Perhatikan jenis dan ukuran kertas, bentuk
dan ukuran huruf, kualitas cetak.
• Draft kuesioner perlu diuji coba dulu, untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan kuesioner.
PENGUKURAN SIKAP KONSUMEN
SIKAP KONSUMEN
 Mengetahui sikap konsumen dari berbagai segmen pasar
yang berbeda sangat berguna dalam memposisikan produk
secara tepat.
 Respons konsumen : komponen Kognitif, Afektif, dan
Perilaku
 Komponen Kognitif berkenaan dengan “kesadaran”
(awareness) dan pengetahuan (knowledge) konsumen akan
suatu produk.
 Komponen Afektif berkenaan dengan perasaan konsumen
terhadap produk tertentu seperti rasa suka, senang, doyan,
gemar, puas.
 Komponen Perilaku berkenaan dengan niat dan tindakan
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI
•
•
•
•
•
•
Kesadaran (awareness)
Pengetahuan (knowledge)
Suka (liking)
Lebih suka dari yang lain (preference)
Niat membeli (intention to buy)
Tindakan membeli (purchase)
JENIS SKALA
Jawaban responden terhadap pertanyaan yang berkenaan
dengan sikap, pendapat, perasaan, perlu dicatat dengan
menggunakan teknik tertentu yaitu menggunakan angka
berupa skala pada tiap jawaban.
Terdapat 4 Jenis Skala :
a.Skala Nominal
b.Skala Ordinal
c.Skala Interval
d.Skala Ratio
SKALA LIKERT
• Merupakan skala Multiple Item.
• Dikembangkan oleh Rensis Likert.
• Untuk mengukur sikap terhadap suatu obyek
dengan cara mengajukan sejumlah pernyataan /
statement.
• Banyak digunakan untuk mengukur Company
Image atau Brand Image.
• Umumnya memiliki 5 skala yang menyatakan
setuju atau tidak setuju terhadap statement
tersebut.
CONTOH PENGGUNAAN SKALA LIKERT
No. Pertanyaan
1.
Kasir sangat ramah
2.
Antrian pada Kassa
cukup panjang
3.
Harga cukup murah
4.
Jenis barang yang dijual
banyak sekali
5.
Jam buka toko terlalu
siang
6.
Tata letak barang
membingungkan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Tidak
Berpenda
pat
Setuju
Sangat
Setuju
MODIFIKASI SKALA LIKERT
•
•
•
Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Dapat menunjukkan sikap :
– Penting atau tidak penting
– Sesuai atau tidak sesuai
– Sama atau tidak sama
Contoh
Atribut Bedak
Menyejukan
Mengharumkan
Lembut
Menyerap Keringat
Sangat
Penting
Penting
Kurang
Penting
Tidak
Penting
APLIKASI RISET PEMASARAN
RISET PENGEMBANGAN PRODUK
Pengembangan produk merupakan bentuk
strategi pemasaran yang sangat penting dan
beresiko tinggi.
Biaya pengembangan produk yang sangat besar.
Melalui beberapa tahap yaitu penggalian ide,
pengujian konsep produk, analisa kelauakan
bisnis dan komersialisasi.
Untuk mengetahui apakah dari segi fisik dan
penampilan mempunyai perbedaan dan
keunggulan dibandingkan produk versi lama atau
produk kompetitor.
TAHAP PENGGALIAN IDE
A. Tujuan Riset
• Mencari bentuk atau jenis produk yang sama
sekali baru.
• Mencari feature, attribute atau manfaat baru
dari produk yang ada.
B. Jenis Riset
• Riset eksploratori, khususnya focus group.
(Brainstorming, sebanyak mungkin ide
ditampung dan didiskusikan sampai didapat
beberapa alternatif pengembangan produk).
TAHAP PENGUJIAN KONSEP PRODUK
Konsep yang diuji dapat berupa deskripsi tertulis
dalam beberapa paragraf yang menjelaskan
nama, warna, rasa, bentuk dan spesifikasi lain
serta perkiraan harganya. Bila mungkin deskripsi
dilengkapi dengan gambar/foto dan prototipe
produk.
TAHAP PENGUJIAN KONSEP PRODUK
Tujuan Riset
 Mengetahui reaksi dan pandangankonsumen mengenai
konsep produk.
 Memperkirakan prospek pemasaran dan segmen pasar.
 Mengetahui kelemahan konsep produk sebagai input
bagi pengembangan selanjutnya.
 Memilih konsep produk yang terbaik.
Metode Sampling
 Metode Sampling yang digunakan biasanya sampling
non probabilita berskala kecil yaitu judgement sampling
dan quota sampling.
RISET SALURAN DISTRIBUSI
• Untuk mengetahui efektivitas dan kinerja tiap
rantai saluran distribusi mengenai berbagai
aspek penanganan dan kegiatan saluran
distribusi seperti arus barang dan kualitas
pelayanan yang diberikan dan diterima.
• Data arus barang dapat diperoleh dari catatan
administrasi dan opname stok, sedangkan
kualitas pelayanan diketahui dari survei
terhadap outlet dan pelanggan.
RISET OUTLET DILAKUKAN UNTUK
MENGETAHUI :
 Ketersediaan stok (Stock availibility) produk yang diteliti
dan produk kompetitornya pada tingkat outlet.
 Gambaran tingkat penjualan secara periodik.
 Frekuensi kunjungan salesman.
 Tenggang waktu antara order dan delivery.
 Strategi pemasaran kompetitor yang dirasakan
pengelola outlet.
 Sikap dan perilaku pengelola outlet terhadap produk
yang diteliti.
 Keberatan terhadap persyaratan pembayaran.
 Pengaruh bonus dan komisi.
Download