BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi dalam rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Kandida.6 Jamur Kandida sebenarnya merupakan flora normal mulut, namun berbagai faktor seperti adanya gangguan sistem imun maupun penggunaan obat-obatan seperti obat antibiotik dan steroid dapat menyebabkan flora normal tersebut menjadi patogen.4,13 Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai kandidiasis oral pada pasien tuberkulosis paru yang mengkonsumsi obat antibiotik dan steroid. 2.1 KANDIDIASIS ORAL 2.1.1 Pengertian Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Kandida terutama Kandida albikan.3 Kandida merupakan organisme komensal normal yang banyak ditemukan dalam rongga mulut dan membran mukosa vagina. Dalam rongga mulut, Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum.14 Selain Kandida albikan, ada 10 spesies Kandida yang juga ditemukan yaitu C.tropicalis, C.parapsilosis, C.krusei, C.kefyr, C. glabrata, dan C.guilliermondii, C.pseudotropicalis, C.lusitaniae, C.stellatoidea, dan C.dubliniensis, dengan C.albikan yang paling dominan dijumpai dan paling berperan dalam menimbulkan kandidiasis oral.2,3,14-16 Kandidiasis oral dapat menyerang semua usia Universitas Sumatera Utara baik usia muda, usia tua dan pada penderita defisiensi imun seperti AIDS.15 Pada pasien HIV/AIDS, Kandida albikan ditemukan paling banyak yaitu sebesar 95%.3 2.1.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi jamur yang umumnya disebabkan oleh jamur Kandida albikan. Faktor predisposisi terjadinya kandidiasis oral terdiri atas faktor lokal dan sistemik.3 Beberapa faktor lokal tersebut seperti penggunaan gigi tiruan, xerostomia, dan kebiasaan merokok. Penggunaan gigi tiruan dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur Kandida yaitu lingkungan dengan pH yang rendah, sedikit oksigen, dan keadaan anaerob.3 Faktor lokal seperti xerostomia juga dapat menimbulkan kandidiasis oral. Xerostomia merupakan suatu kondisi dimana mulut terasa kering. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya produksi saliva, penggunaan obat-obatan (obat antihipertensi), terapi radiasi dan kemoterapi.17,18 Adanya kebiasaan merokok dapat menyebabkan iritasi kronis dan panas yang mengakibatkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.19 Seperti yang diketahui, di dalam saliva terdapat komponen anti Kandida seperti lisozim, histatin, laktoferin, dan calprotectin,20 sehingga apabila produksi saliva berkurang seperti pada keadaan xerostomia dan perokok, maka Kandida dapat mudah berkembang. Selain faktor lokal, beberapa faktor sistemik seperti penyakit defisiensi imun (HIV/AIDS), kemoterapi, radioterapi, dan penggunaan obat antibiotik dan steroid juga dapat menyebabkan timbulnya kandidiasis oral.6,18 Pada penderita HIV/AIDS terjadi defisiensi imun yang mengakibatkan infeksi oportunistik seperti kandidiasis Universitas Sumatera Utara oral mudah terjadi.3 Di samping itu, terapi radiasi daerah kepala dan leher mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi kelenjar saliva mayor dan minor sehingga memudahkan terjadinya xerostomia. Prevalensi xerostomia setelah terapi radiasi dijumpai melebihi 90%. Pengobatan kemoterapi juga dapat berdampak pada berkurangnya aliran saliva.17,18 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keadaan xerostomia yang dapat timbul akibat radioterapi dan kemoterapi bisa memudahkan perkembangan jamur Kandida. Penggunaan obat antibiotik dan steroid juga dihubungkan dengan terjadinya kandidiasis oral.6 Adapun mekanisme infeksi Kandida Albikan pada sel inang sangat kompleks. Beberapa faktor yang berpengaruh pada patogenesis dan proses infeksi adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa (morfogenesis) dan produksi enzim hidrolitik ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida albikan ke sel inang. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa berhubungan dengan patogenitas dan proses penyerangan Kandida terhadap sel inang yang diikuti pembentukan lapisan biofilm sebagai salah satu cara spesies Kandida untuk mempertahankan diri dari obat antifungi. Ada keyakinan bahwa bentuk hifa adalah invasif dan patogen, sedangkan bentuk ragi tidak bersifat patogen. Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyl proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan.15,21 2.1.3 Klasifikasi dan Gambaran Klinis Secara umum, kandidiasis oral dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu: 3 Universitas Sumatera Utara 1. Akut , dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut Kandidiasis ini biasanya disebut juga sebagai thrush. Secara klinis, pseudomembranosus kandidiasis terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti cheesy material yang dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berwarna merah.4,22 Kandidiasis ini terdiri atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya dijumpai pada mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan periodontal dan orofaring.2,3 Thrush dijumpai sebesar 5% pada bayi bayu lahir dan 10% pada orang tua yang kondisi tubuhnya lemah.23 Keberadaan kandidiasis pseudomembranosus ini sering dihubungkan dengan penggunaan kortikosteroid, antibiotik, xerostomia, dan pada pasien dengan sistem imun rendah seperti HIV/AIDS.2,3,13 Diagnosa banding dari kandidiasis pseudomembranosus ini meliputi flek dari susu dan debris makanan yang tertinggal menempel pada mukosa mulut, khususnya pada bayi yang masih menyusui atau pada pasien lanjut usia dengan kondisi tubuh yang lemah akibat penyakit.24 Gambar 1. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut 25 Universitas Sumatera Utara b. Kandidiasis Atrofik Akut Tipe kandidiasis ini kadang dinamakan sebagai antibiotic sore tongue atau juga kandidiasis eritematus dan biasanya dijumpai pada mukosa bukal, palatum, dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak kemerahan.22-24 Penggunaan antibiotik spektrum luas maupun kortikosteroid sering dikaitkan dengan timbulnya kandidiasis atrofik akut.22 Pasien yang menderita kandidiasis ini mengeluh adanya rasa sakit seperti terbakar.4 Gambar 2. Kandidiasis Atrofik Akut 23 2. Kronik, dibedakan atas tiga jenis, yaitu : a. Kandidiasis Atrofik Kronik Kandidiasis atrofik kronik disebut juga denture sore mouth atau denture related stomatitis,13,22,23 dan merupakan bentuk kandidiasis paling umum yang ditemukan pada 24-60% pemakai gigi tiruan.23 Gambaran klinis denture related Universitas Sumatera Utara stomatitis ini berupa daerah eritema pada mukosa yang berkontak dengan permukaan gigi tiruan.13 Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari saliva menyebabkan daerah tersebut mudah terinfeksi jamur.22 Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi tiruan rahang atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga yaitu :13, 23 • Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir • Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi tiruan • Tipe III : tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang biasanya tampak pada bagian tengah palatum keras. Gambar 3. Denture Stomatitis tipe I 26 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Denture Stomatitis tipe II 26 Gambar 5. Denture Stomatitis tipe III 26 Universitas Sumatera Utara b. Kandidiasis Hiperplastik Kronik Kandidiasis ini sering disebut juga sebagai Kandida leukoplakia yang terlihat seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak bisa hilang bila dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan.3,22 Kandida leukoplakia ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok.3 Gambar 6. Kandidiasis Hiperplastik Kronik 4 c. Median Rhomboid Glositis Median Rhomboid Glositis merupakan bentuk lain dari atrofik kandidiasis yang tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah permukaan dorsal lidah, dan cenderung dihubungkan dengan perokok dan penggunaan obat steroid yang dihirup.2,4 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Median Rhomboid Glositis 2 3. Keilitis Angularis Keilitis Angularis atau disebut juga angular stomatitis atau perleche merupakan infeksi campuran bakteri dan jamur Kandida yang umumnya dijumpai pada sudut mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut yang terinfeksi tampak merah dan sakit.3,4,23 Keilitis angularis dapat terjadi pada penderita anemia defisiensi besi, defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan dengan vertikal dimensi oklusi yang tidak tepat.23 Gambar 8. Keilitis Angularis 4 Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Diagnosa Diagnosa yang tepat diperoleh dari pemeriksaan yang teliti. Diagnosa kandidiasis oral yang dapat dilakukan meliputi anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaaan penunjang seperti pemeriksaan sitologi eksfoliatif, metode kultur swab, uji saliva, dan biopsi.22 Berdasarkan hasil anamnesa dapat diperoleh informasi mengenai keadaan rongga mulut yang dialami pasien. Pasien yang menderita kandidiasis oral bisa mempunyai keluhan terhadap keadaan rongga mulutnya, namun ada juga yang tidak menyatakan adanya keluhan pada rongga mulutnya. Keluhan yang bisa terjadi pada kandidiasis oral seperti adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih pada rongga mulut.4 Pemeriksaan klinis dilakukan dengan melihat gambaran klinis lesi yang terdapat pada rongga mulut. Gambaran klinis kandidiasis oral yang terlihat bisa berbeda-beda sesuai dengan tipe kandidiasis yang terjadi pada rongga mulut pasien. Di samping itu, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi sangat diperlukan dalam mendukung diagnosa kandidiasis oral.22 2.1.5 Perawatan Perawatan kandidiasis oral dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut, pemberian obat-obatan antifungal, dan sebisa mungkin menghilangkan faktor predisposisi penyebab kandidiasis oral.2,3,22 Kebersihan rongga mulut dapat dijaga dengan membersihkan daerah mukosa bukal, menyikat gigi, lidah, dan membersihkan gigi tiruan bagi yang memakainya. Universitas Sumatera Utara Gigi tiruan harus dibersihkan dan direndam dalam larutan pembersih seperti klorheksidin yang efektif dalam menghilangkan Kandida dibanding dengan hanya menyikat gigi tiruan. Ketika membersihkan mulut dengan antifungal topikal, gigi tiruan harus dilepaskan sehingga terjadi kontak antara mukosa dengan antifungal. Di samping itu, pemakai gigi tiruan disarankan untuk melepas gigi tiruan pada malam hari atau setidaknya enam jam sehari.3 Pengobatan farmakologis kandidiasis oral dikelompokkan dalam tiga kelas agen antifungal yaitu: polyenes, azoles, dan echinocandins. Antifungal Polyenes mencakup Amphotericin B dan Nystatin. Amphotericin B dihasilkan oleh Streptomyces nodosus dan memiliki aktivitas antijamur yang luas. Di samping keuntungannya, antifungal ini dapat menimbulkan efek nefrotoksik. Obat antifungal lain yang sekarang banyak digunakan adalah Nystatin. Azoles dibagi dalam dua kelompok yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan menghambat ergosterol yang merupakan unsur utama sel membran jamur. Sedangkan, Caspofungin termasuk golongan antifungal echinocandins yang digunakan untuk pengobatan terhadap infeksi jamur Kandida dan spesies aspergillus.22 Umumnya kandidiasis oral merupakan infeksi lokal, maka pengobatan secara topikal merupakan terapi yang pertama kali dilakukan, terutama pada kandidiasis pseudomembranosus dan eritematus.22 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merokok, konsumsi obat antibiotik dan steroid, penggunaan gigi tiruan, dan penyakit HIV merupakan faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis oral. Oleh karena itu, mengurangi kebiasaan merokok, meminimalkan penggunaan obat antibiotik dan steroid, Universitas Sumatera Utara mengurangi konsumsi karbohidrat dan alkohol, membersihkan gigi tiruan dan merendamnya dalam cairan klorheksidin, dan menanggulangi penyakit HIV sangatlah disarankan dalam mengatasi kandidiasis oral. 2.2 KANDIDIASIS ORAL AKIBAT PEMAKAIAN OBAT-OBATAN 2.2.1 Antibiotik Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis oral. Obat antibiotik sudah sejak lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang disebabkan infeksi bakteri dan obat ini ada beberapa macam, salah satunya adalah yang digunakan sebagai obat antituberkulosis. Berikut akan dijelaskan indikasi, klasifikasi, efek samping obat, dan patogenesis obat antibiotik terhadap timbulnya kandidiasis. 2.2.1.1 Indikasi dan Klasifikasi Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri misalnya, tuberkulosis, salmonella (keracunan makanan), sifilis, pneumonia, tonsillitis (inflamasi pada tonsil), dan impetigo (infeksi kulit).7 Obat antituberkulosis merupakan golongan obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri penyebab tuberkulosis paru yaitu Mycobacterium tuberculosis.8 Berdasarkan cara kerjanya, antibiotik dibedakan atas antibiotik bakterisidal dan bakteriostatik. Antibiotik bakterisidal seperti penisilin bekerja dengan membunuh bakteri, sedangkan antibiotik yang bakteriostatik seperti eritromisin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan dan multiplikasi bakteri. Antibiotik juga dibedakan Universitas Sumatera Utara berdasarkan efek kerjanya terhadap bakteri yaitu antibiotik spektrum luas yang digunakan pada infeksi bakteri yang luas dan antibiotik spektrum sempit yang hanya diindikasikan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh beberapa bakteri. Di samping itu, ada juga antibiotik yang bekerja membunuh bakteri aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen dalam hidupnya) dan bakteri anaerob (bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya).7 2.2.1.2 Efek Samping Di samping kegunaannya, obat antibiotik memilki efek samping yang luas baik pada tubuh maupun rongga mulut. Efek samping yang umumnya dijumpai akibat pemakaian obat antibiotik seperti diare, muntah, dan infeksi jamur pada mulut, sistem pencernaan dan vagina. Adapun beberapa efek samping lain yang bisa terjadi seperti pada penggunaan obat antibiotik sefalosporin dapat menyebabkan peningkatan enzim hati, antibiotik tetrasiklin dapat menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya matahari dan diskolorasi gigi, dan antibiotik aminoglikosid dapat menimbulkan ketulian. Penggunaan antibiotik penisilin dapat menimbulkan reaksi alergi berupa urtikaria pada kulit. Di samping itu, obat antituberkulosis yang sering digunakan seperti rifampisin, isoniazid dan pirazinamid memiliki efek hepatotoksik.7,27 Oleh karena adanya efek-efek samping tersebut di atas, hendaklah kita lebih berhati-hati dalam pemakaian obat antibiotik. 2.2.1.3 Patogenesis Timbulnya Kandidiasis Oral Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obat antibiotik mempunyai efek samping pada rongga mulut berupa timbulnya kandidiasis oral. Mekanisme obat Universitas Sumatera Utara antibiotik dalam menimbulkan kandidiasis oral adalah melalui aksi kerjanya dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam rongga mulut manusia terdapat flora normal yaitu bakteri dan jamur dimana jamur yang dominan ditemukan adalah jamur Kandida albikan.14 Pada keadaan normal, Kandida albikan tidak berbahaya bagi kehidupan manusia dan hidup bersama dengan bakteri dalam keadaan seimbang. Namun beberapa keadaan seperti penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan ketidakseimbangan diantara flora normal tersebut.4,28 Obat antibiotik walaupun sangat bermanfaat bagi pengobatan terhadap infeksi bakteri, namun cara kerja obat tersebut penting untuk diperhatikan. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri yang ada pada seseorang, baik bakteri penyebab penyakit maupun bakteri normal yang berguna bagi manusia, sementara jamur Kandida tidak dibunuh oleh obat antibiotik. 28,29 Dengan tidak adanya lagi bakteri yang secara normal hidup dalam keadaan seimbang dengan Kandida, maka Kandida dapat tumbuh subur dan melakukan multiplikasi sehingga terjadilah pertumbuhan berlebihan dari Kandida pada rongga mulut yang kita kenal dengan kandidiasis oral.29 Adapun bakteri normal yang berguna bagi manusia seperti Lactobacillus acidophilus berperan dalam menjaga pertumbuhan jamur Kandida agar tetap seimbang.29,30 Pada manusia, Lactobacillus acidophilus ditemukan pada sistem pencernaan, mulut, dan vagina.30 Bakteri Lactobacillus dapat mengurangi perlekatan Kandida albikan pada sel epitel inang. Lactobacillus juga melepaskan hidrogen peroksida dan asam laktat yang dapat menghambat proliferasi dan invasi jamur Kandida albikan. Substansi bakteriocin yang diproduksi Lactobacillus dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi jumlah jamur Kandida.31 Dengan adanya aksi Universitas Sumatera Utara obat antibiotik dalam membunuh bakteri, maka Lactobacillus acidophilus juga akan ikut hilang. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jamur Kandida semakin meningkat karena keberadaan bakteri yang hidup seimbang dengan Kandida dan dapat menekan pertumbuhan abnormal jamur Kandida telah tereleminasi akibat pemakain obat antibiotik. 2.2.2 Steroid Seperti halnya obat antibiotik, steroid sebagai salah satu obat yang sekarang banyak digunakan juga memiliki efek samping terhadap rongga mulut. Obat steroid kadang juga dikenal dengan sebutan kortikosteroid. Berikut akan dijelaskan mengenai indikasi, efek samping obat, dan patogenesis obat steroid dalam menimbulkan kandidiasis oral. 2.2.2.1 Indikasi Secara umum, penggunaan obat steroid diindikasikan dalam mengobati berbagai penyakit seperti asma, rheumatoid arthritis, dan juga pada beberapa kondisi lainnya.10,32 Penyakit asma merupakan suatu penyakit kronik pada sistem pernafasan paruparu manusia. Penyakit ini biasanya bersifat herediter, dan kadang lebih dari satu orang dalam suatu keluarga bisa mengalami penyakit asma ini. Pada penyakit asma terjadi inflamasi dan pembengkakan pada sistem pernafasan manusia.33 Penggunaan steroid dalam mengobati penyakit ini adalah melalui aksi antiinflamasi obat ini yang mampu mengurangi inflamasi dan pembengkakan yang terjadi pada pasien asma. Steroid bekerja mengurangi pembentukan mediator proinflamasi seperti Universitas Sumatera Utara prostaglandin, leukotrien, dan platelet activating factor (PAF) serta menekan semua respon inflamasi termasuk pembengkakan dini, kemerahan, nyeri, panas, dan gangguan fungsi.11,32 Rheumatoid arthritis merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, kekakuan, dan disfungsi pada sendi. Arthritis ini dapat terjadi pada semua sendi tubuh, terutama pada pergelangan tangan dan jari serta bersifat simetris, misalnya bila arthritis terjadi pada tangan kiri, maka tangan kanan akan mengalami hal yang sama.34 Penggunaan obat steroid dapat mengurangi gejala penyakit ini. Penyakit lain seperti Addison juga memerlukan obat steroid dalam pengobatannya. Penyakit Addison disebabkan oleh adanya kerusakan pada kelenjar adrenal dan ketidakmampuannya dalam memproduksi hormon kortisol dan hormon aldosteron. Kortisol yang tidak mampu diproduksi digantikan dengan kortikosteroid sintetik seperti hidrokortison, prednison, atau deksametason, sedangkan kekurangan aldosteron dibantu dengan steroid fludokortison.35 Selain itu, steroid juga banyak digunakan oleh para olahragawan dengan tujuan untuk meningkatkan massa otot. Steroid jenis ini dikenal dengan sebutan steroid anabolik androgenik. Penggunaan steroid ini oleh para atlit memperoleh banyak perhatian. Sebagian besar atlit dan pelatihnya percaya bahwa steroid dapat meningkatkan kekuatan dan agresivitas sehingga bermanfaat dalam meningkatkan stamina seseorang.11 Dalam bidang kedokteran gigi, obat steroid umunya digunakan pada kasuskasus ulser di rongga mulut yang dilatarbelakangi oleh adanya reaksi hipersensitivitas Universitas Sumatera Utara seperti liken planus dan recurrent apthous stomatitis. Hal ini dihubungkan dengan kemampuan obat steroid sebagai antiinflamasi dan imunosupresan.27 2.2.2.2 Efek Samping Obat steroid dapat menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan pemakainya. Adapun beberapa efek samping tersebut seperti kerentanan seseorang terhadap infeksi, obesitas, osteoporosis, terhambatnya pertumbuhan, katarak, dan terjadinya sindrom Cushing (moon face, buffalo hump, dan peningkatan lingkaran perut).27,32,36 Pemberian obat steroid dapat menekan sistem imun sehingga seseorang menjadi mudah terkena infeksi misalnya infeksi oleh jamur Kandida pada rongga mulut.32 Obat steroid juga mampu meningkatkan selera makan pemakainya sehingga menyebabkan pertambahan berat badan yang bila tidak dikontrol dapat menimbulkan obesitas. Obesitas juga dapat dijumpai pada sindrom Cushing.32,36 Osteoporosis merupakan salah satu efek samping yang dapat dijumpai akibat pemakaian jangka panjang obat kortikosteroid, dimana obat ini mampu mengurangi kepadatan mineral tulang, menghambat osteoblast dan mengganggu keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang. Kortikosteroid juga mengurangi penyerapan kalsium dari usus dan meningkatkan pengeluaran kasium melalui ginjal yang berakibat terjadinya osteoporosis.32,36 Pertumbuhan yang terhambat dikaitkan dengan efek steroid dalam menghambat pertumbuhan tulang dan hormon pertumbuhan.36 Penggunaan obat steroid dalam jangka panjang juga dapat mengakibatkan terjadinya katarak, dimana dilaporkan sebesar 75% pasien mengalami katarak setelah beberapa tahun mengkonsumsi prednisolon sebanyak 15mg/hari, namun mekanisme terjadinya Universitas Sumatera Utara katarak akibat obat ini masih belum jelas diuraikan.32,36 Terjadinya sindrom Cushing pada pengguna steroid ditandai dengan adanya moon face, buffalo hump, dan peningkatan lingkaran perut.27,36 Hal ini terjadi karena efek steroid yang dapat menyebabkan redistribusi cadangan karbohidrat dan lemak ke wajah (moon face) dan perut (peningkatan lingkaran perut) sehingga pemakai obat ini akan terlihat gemuk pada daerah tersebut.32,37 Distribusi lemak tubuh juga dapat dijumpai pada belakang leher yang tampak membengkak (buffalo hump).27 2.2.2.3 Patogenesis Timbulnya Kandidiasis Oral Obat steroid seperti yang telah dibahas sebelumnya, memiliki efek imunosupresi. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan obat steroid dalam menghambat fungsi makrofag. Efek terhadap makrofag tersebut menandai dan membatasi kemampuannya untuk memfagosit dan membunuh mikroorganisme. Aktivasi limfosit T dan produksi limfosit B juga dihambat oleh obat steroid. Antibodi sebagai salah satu komponen penting dalam sistem imunitas manusia dapat ditekan produksinya oleh pemakaian obat steroid terutama apabila digunakan dalam dosis besar.11,27 Seperti yang kita ketahui, makrofag, limfosit T , limfosit B, dan juga antibodi merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai sistem pertahanan dan imunitas tubuh manusia yang juga terdapat dalam rongga mulut.38,39 Namun, komponen-komponen tersebut diatas dapat terganggu fungsinya akibat pemakaian obat steroid yang mana obat ini dapat menekan sistem imunitas manusia. Dalam keadaan imun yang lemah, maka infeksi akan mudah menyerang seseorang. Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam rongga mulut manusia terdapat banyak flora normal yang salah satunya adalah jamur Kandida. Pada keadaan sistem imun yang baik, jamur Kandida tidak menimbulkan penyakit. Namun, penggunaan obat steroid dapat menurunkan sistem imun dalam rongga mulut. Dengan sistem imun yang lemah, maka jamur Kandida dalam rongga mulut bisa menjadi patogen dan menimbulkan infeksi yang disebut kandidiasis. Universitas Sumatera Utara