B. Pembahasan Auditor internal merupakan kunci utama sukses dalam pengelolaan organisasi, karena menjadi pengendali internal yang berfungsi melakukan pencegahan secara dini terhadap gejala-gejala permasalahan yang muncul. Tujuan utama dari auditor internal tersebut yaitu (a) efektivitas dan efisiensi operasi, (b) keandalan laporan keuangan, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kuesioner yang peneliti sebar kepada auditee dengan jumlah 60 responden dari 80 kuesioner yang disebar, untuk kategori auditor internal RSUD Wates dan hubungannya dengan manajemen masuk dalam kategori layak, auditor internal RSUD Wates di anggap telah mampu menjaga independensinya meskipun posisinya di bawahi langsung oleh Direktur RSUD Wates. Auditor dalam hal ini menyangkut mengenai konsep kompetensi, yang mana setiap auditor harus memiliki keahlian dan kecermatan profesional. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi auditor dapat dicapai dengan mengikuti program pengembangan profesional yang berkelanjutan di bidang audit internal yaitu program sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) dan pelatihan audit internal hal ini telah dilaksanakan oleh auditor internal RSUD Wates, sehingga sebagian besar auditee memberikan pendapat baik sekali terhadap auditor internalnya. Lingkup kerja audit menekankan kepada kemampuan auditor menentukan tingkat risiko serta gejala yang akan timbul untuk tujuan perbaikan departemennya, kemudian dari hasil kuesioner pada lingkup kerja audit diperoleh hasil yang menyatakan puas pada kinerja auditor internal RSUD Wates. Diperlihatkan dengan 52% responden merasa cukup puas. Auditor internal RSUD Wates dalam proses melakukan auditnya dimulai dengan menentukan tingkat risiko dari unit-unit yang ada pada RSUD Wates. 10 Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan rencana auditnya yang umumnya disusun pada akhir tahun. Proses tersebut menggunakan skala prioritas berdasarkan penilaian risiko unit-unitnya lalu akan dilakukan reviu tentang pencapaian yang telah dilakukan hal tersebut masuk dalam kategori layak. Manajemen aktivitas audit internal dan nilai tambah yang diberikan oleh auditor internal RSUD Wates sudah cukup memadai dalam proses pelaksanaannya. Proses penambahan nilai tambah tersebut berkaitan erat dengan proses pengidentifikasian dan evaluasi operasional untuk dapat menganalisis risiko usaha yang mungkin muncul dan meminimalisasikannya. VII. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Auditor internal RSUD Wates sebagai pengendali internal dalam rumah sakit mampu memberikan rekomendasi-rekomendasi dalam hal perbaikan untuk meningkatkan keefektivan kinerja RSUD Wates. Rekomendasi tersebut dimulai dari penilaian risiko yang menjadi gejala awal timbulnya permasalahan, kemudian mengkomunikasikan hasil temuannya tersebut dengan auditee untuk dilakukan perbaikan. hal tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh auditor internal RSUD Wates yang bisa dilihat dari hasil kuesioner mengenai kualitas auditor internal, dengan kategori layak. Dilihat dari hasil evaluasi kinerja standar pengendalian mutu RSUD Wates, yang berisi mengenai standar, hambatan dan hasil kinerja tahun 2012/2013 pada bidang farmasi, bahwa dengan adanya auditor internal pada RSUD Wates mampu meningkatkan keefektivan kinerja khususnya pada bidang farmasi, dilihat dari tingkat pencapaian yang sudah memenuhi standar pengendalian mutu RSUD Wates. 11 B. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat bertemu dengan responden secara langsung yang menjadi penyebab adanya kuesioner yang tidak dapat kembali serta ada beberapa kuesioner yang belum ditemukan dikarenakan penulis menyebarkan kuesioner dengan menitipkan sebagian kuesioner kepada salah satu pegawai yang termasuk dalam unit yang diaudit oleh auditor internal RSUD Wates. Peneliti hanya melakukan analisis dari data-data yang peniliti dapatkan melalui proses kuesioner kepada unit-unit yang diaudit serta dokumen dari bagian pelayanan RSUD Wates yang berupa daftar tenaga kerja, standar pengendalian mutu serta evaluasi kinerja standar pengendalian mutu RSUD Wates. Masalah birokrasi juga menjadi penyebab sebagian kuesioner yang tidak kembali, peneliti tidak bisa bertemu Direktur RSUD Wates serta wakil direktur dan staf ahli dibawahnya dikarenakan kesibukan mereka yang cukup padat. Keterbatasan yang lain adalah masalah waktu karena bertepatan dengan dilakukannya audit kinerja dan pembuatan laporan akhir periode bagi RSUD Wates yang menjadi penyebab peneliti tidak bisa bertemu langsung dengan auditor internal RSUD Wates. Ketidak mampuan peneliti bertemu dengan auditor internal ini menyebabkan peneliti tidak mendapatkan prosedur audit, kertas kerja audit dan dokumen lain yang dirasa perlu untuk menambah proses analisis dalam penelitian ini. C. REKOMENDASI 1. Bagi Auditor Internal RSUD Wates Dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses audit pada RSUD Wates serta mengkomunikasikannya dengan pihak-pihak auditee yang menjadi bagian unit yang diaudit oleh auditor internal saat proses audit 12 dilaksanakan maupun pada saat tindak lanjut rekomendasi hasil audit, demi keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan fungsi audit internal yang berdampak juga kepada peningkatan keefektivan kinerja RSUD Wates. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat meneliti evaluasi kinerja auditor internal dalam meningkatkan keefektivan kinerja pada RSUD Wates, serta pemilihan waktu pelaksanaan penelitian yang tepat. Selain itu juga perlu diperhatikan pada jumlah responden agar validitas data yang diperoleh dapat ditingkatkan. 13