View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi
Dalam kehidupan bermasyarakat kita selalu berkomunikasi untuk
menjalin sebuah hubungan. Karena dengan adanya komunikasi kita akan
mengetahui tentang sesuatu hal masing-masing antara satu dengan yang
lainnya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Manusia akan selalu berhubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi
dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual
kita. Untuk berhubungan dengan orang lain itulah dibutuhkan komunikasi,
baik komunikasi secara verbal maupun komunikasi secara non verbal.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan
vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia
mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui
komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan
untuk
berkomunikasi
dengan
individu-individu
lainnya
sehingga
meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 2003:1).
Manusia berkomunikasi untuk berbagi pengetahuan, pesan, ataupun
pengalaman. Melalui komunikasi, perasaan dan sikap seseorang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi akan efektif apabila pesan
yang disampaikan dapat ditafsirkan dengan baik oleh penerima pesan.
20
1.
Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris
berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico,
ommunicaten, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin
lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2006 : 4). Oleh
karena itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
memahami satu dengan yang lain.
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita dituntut
untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu menerapkan
pengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila
komunikasi yang terjadi bersifat dua arah yaitu dimana makna yang
distimulasikan sama atau serupa dengan yang dimaksudkan oleh
komunikator atau pengirim pesan.
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam
Fisher adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan
seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain
(Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Effendy (1984 : 6), komunikasi
adalah peristiwa penyampaian ide manusia. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan
21
sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek
berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society
(dalam Effendy, 2005: 10), mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What in Which Channel To
Whom With What Effect” atau “Siapa yang menyampaikan, apa yang
disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,
yakni:
a.
Pengirim Pesan atau Komunikator (Communicator, source, sender)
b.
Pesan (Message)
c.
Media (Channel, media)
d.
Penerima Pesan atau Komunikan (Communicant, ommunicate,
receiver, recipient)
e.
Efek atau Umpan Balik (Effect, impact, influence, feedback)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. Untuk lebih jelasnya, selanjutnya
akan dibahas dalam proses komunikasi.
22
2.
Proses Komunikasi
Komunikator
Pesan
Gangguan
Media
Umpan Balik
Komunikan
Gangguan
Gambar 2. Proses Komunikasi
a.
Pengirim pesan (Komunikator)
Pengirim pesan atau komunikator adalah pihak yang bertindak
sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dengan
kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang
yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.
Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan
pesan
kepada
penerima,
namun
juga
memberikan
respon dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan
yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak
dari
proses
komunikasi
yang
berlangsung,
baik
secara langsung maupun tidak langsung. Komunikator merupakan
sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang
membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan komunikasi.
23
b.
Pesan (Message)
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan oleh pengirim pesan
atau komunikator. Pesan dapat berupa verbal atau non verbal. Pesan
verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan katakata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang
didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang
penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan
dapat
dipahami
isinya
oleh
penerima
berdasarkan gerak-
gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim
pesan. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.
c.
Media
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada komunikan. Media tersebut seperti: televisi,
radio, surat kabar, buku, poster dan lain sebagainya.
d.
Penerima pesan (Komunikan)
Penerima pesan atau Komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim oleh sumber pesan yang dapat memahami pesan
dari pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim. Penerima bisa
saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Penerima
adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, maka proses komunikasi itu tidak akan berlangsung.
24
e.
Umpan balik (feedback)
Umpan balik atau feedback adalah tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Umpan
balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan
gambaran kepada pengirim pesan tentang seberapa berhasil
komunikasi yang dilakukannya. Dengan mengetahui umpan balik
yang dikirimkan oleh penerima pesan, maka sebagai pengirim pesan,
kita akan dapat langsung mengetahui apakah tujuan dari pesan kita
tersampaikan atau tidak. Apakah umpan balik itu berupa respon
negatif ataupun respon positif. Tanpa umpan balik (feedback)
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
penerima pesan. Umpan balik yang disampaikan oleh penerima
pesan
pada
umumnya
merupakan
balikan
langsung
yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus apakah
pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Umpan balik yang diberikan
didapat dari pemberi umpan balik terhadap perilaku ataupun ucapan
penerima pesan.
f.
Gangguan
Gangguan adalah
komunikasi
hal yang
merintangi atau menghambat
sehingga penerima salah menafsirkan pesan
yang
diterimanya. Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam
proses
25
komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita.
3.
Tipe Komunikasi
Ada empat macam tipe komunikasi oleh Cangara (2007:30) yaitu
komunikasi
dengan
diri
sendiri
(intrapersonal
communication),
komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi
publik
(public
communication),
dan
komunikasi
massa
(mass
communication).
a.
Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang
terjadi dalam diri individu, atau dengan kata lain proses
berkomunikasi dengan diri sendiri.
Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang
memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbersit
dalam pikirannya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda,
kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti
bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di dalam diri
seseorang (Cangara, 2007:30).
b.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
Joseph A. Devito (Uchjana, 2003:60) mendefinisikan komunikasi
antarpribadi sebagai The process of sending and receiving messages
between two persons, or among a small group of persons, with some
effect and some immediate feedback (proses pengiriman dan
26
penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok
kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika).
c.
Komuniksi publik (public communication)
Komunikasi publik adalah suatu proses komunikasi di mana pesanpesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara
kontinu. Dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan
siapa pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima sangat
terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas. Hal ini disebabkan
karena waktu yang digunakan sangat terbatas, dan jumlah khalayak
relatif besar. Sumber sering kali tidak dapat mengindentifikasi satuper satu pendengarnya.
Pesan yang disampaikan dalam komunikasi publik tidak berlangsung
secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.
Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas
sepserti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah,
dan semacamnya.
d.
Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi
yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum,
27
dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Lazimnya
media massa modern menunjukkan seluruh sistem dimana pesanpesan diproduksikan, diplih, disiarkan, diterima, dan ditanggapi.
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh
lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator
yang menyampailan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada
saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk
memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan
yang bisa merenggangkan kelompok lainnya. Seorang komunikator
melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil
menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna
membina empati dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya.
Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang
fundamental adalah antara dua orang; benak komunikator harus
mengenai benak setiap komunikan. Komunikasi massa yang
berhasil ialah kontak-pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan
kali secara serentak.
Ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa. Pertama,
komunikator harus mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan.
Kedua, komunikator harus mengetahui bagaimana ia harus
menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi
28
kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan
dengan lemah pula disampaikan kepada jutaan orang, bisa
menimbulkan
pengaruh
yang
kurang
efektif
sama
sekali
dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada
komunikan yang jumlahnya kecil.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas komunikasi
antarpribadi (interpersonal comunication).
4.
Model Komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan
dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang
mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam
perkembangannya.
a.
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan
Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of
Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai
proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan
ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan
bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya
adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication
model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber
(source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear
berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu
29
saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap
partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.
b.
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada
tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di
antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung
dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima
kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa
komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut
model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan
potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini
menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang
sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah
umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
c.
Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada
tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan
pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode
komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses
kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab
terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model
transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan
30
dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan
nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator)
melakukan
proses
negosiasi
makna.
Dengan
transaksional
dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa
komponen-komponennya
saling
terkait,
dan
bahwa
para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau
keseluruhan.
5.
6.
Fungsi Komunikasi
a.
Menginformasikan (to inform)
b.
Mendidik (to educate)
c.
Menghibur (to entertain)
d.
Mempengaruhi (to influence)
Tujuan Komunikasi
Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan
di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga
tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka.
Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak.
Selanjutnya, meskipun. teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan
drastis (kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer,
misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun
hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan
datang. (Arnold dan Bowers, 1984; Naisbit.1984).
31
a.
Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri
(personal discovery). Bila anda berkomunikasi dengan orang lain,
anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain.
Kenyataannya, persepsi diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa
yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama
komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita
memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan,
pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita
menyadari, misalnya bahwa perasaan kita ternyata tidak jauh
berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan positif ini
membantu kita merasa "normal."
Cara lain dimana kita melakukan penemuan diri adalah melalui
proses perbandingan sosial, melalui perbandingan kemampuan,
prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan kita dengan orang lain.
Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan cara
membandingkan diri kita dengan orang lain.
Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri
kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi,
komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar
yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain. Sekarang ini, kita
mengandalkan beragam media komunikasi untuk mendapatkan
32
informasi tentang hiburan, olahraga, perang, pembangunan ekonomi,
masalah kesehatan dan gizi, serta produk-produk baru yang dapat
dibeli. Banyak yang kita peroleh dari media ini berinteraksi dengan
yang kita peroleh dari interaksi antarpribadi kita. Kita mendapatkan
banyak informasi dari media, mendiskusikannya dengan orang lain,
dan akhirnya mempelajari atau menyerap bahan-bahan tadi sebagai
hasil interaksi kedua sumber ini.
b.
Untuk berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan
dengan orang lain (membina dan
memelihara hubungan dengan
orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, dan kemudian
kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain. Kita
menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk
membina dan memelihara hubungan sosial. Anda berkomunikasi
dengan teman dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui
telepon. Anda berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan
saudara anda. Anda berinteraksi dengan mitra kerja.
c.
Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar
mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya
dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli
berbagai produk. Sekarang ini mungkin anda lebih banyak bertindak
sebagai konsumen ketimbang sebagai penyampai pesan melalui
33
media, tetapi tidak lama lagi barangkali anda-lah yang akan
merancang pesan-pesan itu bekerja di suatu surat kabar, menjadi
editor sebuah majalah, atau bekerja pada biro iklan, pemancar
televisi, atau berbagai bidang lain yang berkaitan dengan
komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk
melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun
sebagai penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita
berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita berusaha
mengajak mereka melakukan sesuatu, mencoba cara yang baru,
membeli
produk
tertentu,
menonton
film,
membaca
buku,
rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa sesuatu itu salah
atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, dan
sebagainya. Daftar ini bisa sangat panjang. Memang, sedikit saja dari
komunikasi antarpribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap
atau perilaku.
d.
Untuk bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain
dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan,
musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula
banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur
orang lain (menceritakan lelucon mengutarakan sesuatu yang baru,
dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik). Terkadang hiburan ini
merupakan tujuan akhir, tetapi terkadang ini merupakan cara untuk
34
mengikat perhatian orang lain sehingga kita dapat mencapai tujuantujuan lain.
Tentu saja tujuan komunikasi bukan hanya ini, masih banyak tujuan
komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas
tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang utama. Selanjutnya tidak
ada tindak komunikasi yang didorong hanya oleh satu faktor, sebab
tunggal tampaknya tidak ada dunia ini. Oleh karenanya, setiap
komunikasi barangkali didorong oleh kombinasi beberapa tujuan
bukan hanya satu tujuan.
B. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Comunication)
1.
Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999). Bentuk khusus
dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang
melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua
sahabat dekat, seorang pelatih dengan atletnya, dan sebagainya.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan
fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk
orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk
mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada
komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling
35
sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi
tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya,
berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar,
televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi tatap muka,
karena itu kemungkinan umpan balik besar sekali. Dalam komunikasi itu,
penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan
umpan balik. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan
terjadi interaksi yang satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya
saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak.
Para
ahli
teori
komunikasi
mendefinisikan
komunikasi
antarpribadi secara berbeda-beda, Bochner, Capella, dan Miller (dalam
De Vito 1997:259). Definisi berdasarkan komponen menjelaskan
komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Sedangkan
dalam
definisi
berdasarkan
hubungan,
komunikasi
antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung diantara dua orang
yang mempunyai hubungan yang jelas.
Carl
I.
Hovland
dalam
Effendy (1983:12),
memandang
komunikasi sebagai “The process by which and individual (the
36
communication) transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify the
behaviour
of
other
individuals
(communicates)”.
Menurutnya,
komunikasi merupakan proses penyampaian stimuli dari seseorang
(komunikator) biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah
laku orang (communicate atau sering disebut sebagai komunikan).
Definisi ini memberikan pengertian komunikasi yang mennjadi garapan
ilmu komunikasi adalah mempunyai tujuan untuk mengubah tingkah laku
(to modify behaviour).
Sedangkan
menurut
Anderson
dalam
Effendy (1981:12),
komunikasi adalah “Proses kita memahami orang lain, dan pada
gilirannya kita dipahami orang lain”. Keadaan tersebut adalah dinamis,
dimana pertukaran dan giliran merespon ada dalam situasi total dan
konstan. Definisi ini menekankan dalam segi pemahaman atau pengertian
(undestanding) antara dua orang yang berkomunikasi.
Effendy (1981:47) mengartikan komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar dua orang dimana terjadi kontak langsung dalam
bentuk percakapan. Dan J. Rothwell dalam Effendy (1981:50)
mengatakan bahwa komunikasi antapribadi adalah interaksi antara
individu-individu yang dilakukan secara langsung, sadar dan tatap muka
dalam situasi dialogis. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam komunikasi
antarpribadi termasuk juga komunikasi diadik dan komunikasi kelompok
kecil. Komunikasi diadik, melibatkan dua orang yang saling berinteraksi
secara sadar, langsung dan tatap muka. Sedangkan dalam komunikasi
37
kelompok kecil, pengertian antarpribadi adalah selama anggota-anggota
kelompok dapat saling berinteraksi secara tatap muka dan langsung.
Sedangkan, yang dimaksud dengan situasi yang dialogis adalah situasi
yang saling berbagi dalam banyak hal.
Joseph A. Devito (Uchjana, 2003:60) mendefinisikan komunikasi
antarpribadi sebagai The process of sending and receiving messages
between two persons, or among a small group of persons, with some
effect and some immediate feedback (proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orangorang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika).
Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi antarpribadi dapat
berlangsung antara dua orang seperti suami istri yang sedang bercakapcakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara
penyaji makalah dengan seorang peserta seminar.
Dibandingkan
bentuk
komunikasi
lainnya,
komunikasi
antarpribadi dinilai paling efektif dalam mengubah sikap, kepercayaan,
opini, dan perilaku komunikan karena efek atau timbal balik yang
ditimbulkan dari proses komunikasi tersebut dapat langsung dirasakan.
Hal ini dikarenakan komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung tatap
muka. Ketika seseorang atau komunikator menyampaikan pesan, maka
pada saat itu juga komunikator tersebut dapat mengetahui tanggapan
komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Apabila umpan baliknya
positif dalam artian tanggapan komunikan sesuai dengan keinginan
38
komunikator,
maka
komunikator
akan
mempertahankan
gaya
komunikasinya tetapi jika tanggapan komunikan negatif, maka
komunikator
harus
mengubah
gaya
komunikasinya
sampai
komunikasinya berhasil.
Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi
dua jenis menurut sifatnya yaitu :
a.
Komunikasi diadik (Dyadic communication)
Komunikasi
diadik
adalah
komunikasi
antarpribadi
yang
berlangsung antara dua orang secara tatap muka misalnya dialog,
atau wawancara.
b.
Komunikasi triadik (Triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelaku
komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang komunikator
dan dua orang komunikan.
Apabila
dibandingkan
dengan
komunikasi
triadik,
maka
komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan
perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya, sehingga ia dapat
menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik
yang berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif
tidaknya proses komunikasi.
Melalui komunikasi antarpribadi kita berinteraksi dengan orang
lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri
sendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja,
39
teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi
antar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan
ada kalangnya memperbaiki) hubungan pribadi kita.
Devito
(1997:259)
dalam
bukunya
mengatakan
bahwa
keberhasilan dalam menyampaikan informasi sangatlah ditentukan oleh
sifat dan mutu hubungan diantara pribadi yang terlibat dan mengandung
lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu: keterbukaan (opennes),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality).
1.
Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang
efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Hal
ini tidak berarti bahwa orang harus membuka semua riwayat tentang
hidupnya namun harus ada kesediaan untuk mengungkapkan
informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
ini patut. Kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek ketiga
menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Artinya terbuka
adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang orang lontarkan
adalah memang miliknya dan harus dipertanggungjawabkan.
40
2.
Empati
Henry Backrack (dalam Devito, 1997:260) mendefinisikan empati
sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang
lain itu. Orang yang empati mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
dan keinginan mereka di masa mendatang. Pengertian yang empati
ini
akan
membuat
seseorang
lebih
mampu
menyesuaikan
komunikasinya.
3.
Sikap Mendukung
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung (supportivess). Sikap mendukung ditandai
dengan sikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategik, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
a) Deskriptif adalah mempersepsikan suatu komunikasi sebagai
permintaan akan informasi atau uraian mengenai suatu kejadian
tertentu dan tidak merasakannya sebagai ancaman. Sebaliknya
sikap evaluatif seringkali membuat orang bersikap defensif.
b) Spontan. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus
terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya
memperoleh reaksi yang sama. Sebaliknya, bila seseorang
menyembunyikan
perasaannya
yang
orangpun akan bereaksi secara defensif.
sebenarnya,
maka
41
c) Provisional. Bersikap provisional artinya bersikap tentatif dan
berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang
berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan
mengharuskannya.
Bila
seseorang
bersikap
yakin
tak
tergoyahkan dan berpikiran tertutup, akan mendorong perilaku
defense pada diri pendengar.
4.
Sikap Positif
Sikap positif dalam komunikasi antarpribadi ada dua cara yaitu: (1)
menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang
yang menjadi teman kita berinteraksi.
a) Sikap. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi
terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada
umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
b) Dorongan positif umumnya berbentuk pujian atau penghargaan,
dan terdiri atas perilaku yang biasanya kita harapkan. Dorongan
positif ini mendukung citra pribadi seseorang dan membuatnya
merasa lebih baik.
5.
Kesetaraan
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak
42
sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
atau hubungan emosional yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi
apabila isi pesan kita pahami, tetapi hubungan diantara komunikan
menjadi rusak. Bila seseorang berkumpul dalam satu kelompok yang
memiliki kesamaan dengan dirinya, maka seseorang tersebut akan merasa
gembira, dan terbuka. Sebaliknya bila ia berkumpul dengan orang-orang
yang ia benci, maka itu akan membuatnya merasa tegang, resah, dan
tidak enak. Dengan demikian seseorang tersebut akan menutup diri dan
menghindari komunikasi atau ingin segera mengakhiri komunikasi
tersebut (Rakhmat: 2003:119).
2.
Ciri-ciri Komunkasi Antarpribadi
Komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang
dekat.
Pihak
yang dapat
dikatakan
melakukan komunikasi
interpersonal harus tidak berada dalam jarak jauh melainkan saling
berdekatan/face
to
face.
Apabila
salah
satu
lawan
bicara
menggunakan media dalam penyampaian pesan karena perbedaan
jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal.
2.
Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan
secara spontan baik secara verbal maupun non verbal. Di dalam
komunikasi interpersonal feed back yang diberikan oleh komunikan
43
biasanya secara spontan begitu juga dengan tanggapan dari
komunikator. Dengan respon yang diberikan secara spontan dapat
mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat
gerak gerik ketika sedang berkomunikasi.
3.
Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta
komunikasi.
Mutual
understanding
akan
diperoleh
dalam
komunikasi interpersonal ini, apabila diantara kedua belah pihak
dapat menjalankan dan menerapkan komunikasi ini dengan melihat
syarat-syarat yang berlaku seperti, mengetahui waktu, tempat dan
lawan bicara.
4.
Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada
jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan,
tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat. Kita dapat
membedakan seberapa dekat hubungan seseorang dengan lawan
bicaranya, hal ini dapat dilihat dari respon yang diberikan. Misalnya
kedekatan dalam berkomunikasi antara sepasang kekasih dengan
sepasang persahabatan, melalui respon nonverbal kita dapat melihat
mereka sepasang kekasih atau hanya teman biasa.
Meskipun
pembicaraan,
setiap
akan
orang
tetapi
berhak
didalam
mengubah
kenyataannya
topik
dalam
komunikasi
antarpersonal bisa saja didominasi oleh satu pihak misalnya komunikasi
dosen-murid didominasi oleh dosen, komunikasi suami-istri didominasi
oleh suami.
44
Didalam komunikasi interpersonal sering kali kita menggangap
pendengaran dan penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan
dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan
bersifat intim. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi
interpersonal sangat pontensial dalam hal membujuk lawan bicara kita.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal
membujuk lawan bicara karena tanpa menggunakan media dalam
penyampaian pesannya serta dapat langsung melihat reaksi dari lawan
bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan oleh semua orang
dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Menurut Barnlund (dikutip dalam Liliweri: 1997), ciri-ciri
komunikasi antarpribadi sebagai berikut:
a.
Bersifat spontan.
b.
Tidak berstruktur.
c.
Kebetulan.
d.
Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
e.
Identitas keanggotaan tidak jelas.
f.
Terjadi sambil lalu.
Untuk memperjelas apakah suatu komunikasi merupakan
komunikasi antarpribadi, maka Everett M. Rogers (dalam Liliweri,
1997:13) mengemukakan beberapa ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang
membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lain. Ciri-cirinya
adalah:
45
1.
Arus pesan cenderung dua arah
2.
Konteks komunikasinya terbuka
3.
Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
4.
Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi
5.
Kecepatan jangkauan terhadap audiens besar
6.
Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
C. Softball
Olahraga softball adalah permainan yang mirip dengan permainan
kasti. Permainan ini merupakan permainan beregu terdiri dari dua tim. Dalam
satu tim minimal memiliki 9 orang pemain dan selebihnya merupakan
cadangan. Permainan ini pertama kali di temukan oleh George Hancock pada
tahun 1887 di kota Chicago, Amerika Serikat. Olahraga ini terdiri dari 9
babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang bertanding
masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk mencetak
angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran memukul, seorang
pelempar bola tim bertahan melemparkan bola ke arah penangkap bola
sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul. Tim yang mendapat
giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim
yang berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran
memukul. Tim yang mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali
mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan.
46
Sebelum perang kemerdekaan softball sudah ada yang memainkan
di Indonesia, namun sifatnya masih sangat terbatas. Yaitu hanya dimainkan di
sekolah-sekolah tertentu saja. Pada mulanya ada anggapan bahwa
permainan olahraga softball hanya pantas dimainkan oleh golongan wanita
saja. Hal ini terus berlangsung sampai tahun 1966. Oleh karenanya sampai
tahun itu, softball hanya dimainkan oleh putri. Ketika Asian Games Bangkok
pada tahun 1966, terbukalah mata kita bahwa sebenarnya olahraga softball itu
dapat dimainkan baik oleh putri maupun putra. Pada waktu itu putra-putra
kita, masih menyenangi olahraga baseball. Melihat perkembangan softball
sedemikan cepatnya dan adanya kompetisi antara negara setiap tahunnya.
Timbul perhatian kita terhadap cabang olahraga ini secara serius.
Mulanya softball hanya berkembang di Jakarta, Bandung, Palembang,
Semarang
dan
Surabaya.
Tetapi
kini
telah
menjadi
salah
satu
cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat, terutama para pelajar dan
mahasiswa. Untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan softball di Indonesia,
diperlukan suatu badan yang mengaturnya, maka dibentuklah organisasi
induk dengan nama PERBASASI (Perserikatan Baseball dan Softball Amatir
Seluruh Indonesia).
Dengan adanya wadah Pengurus Besar PERBASASI ini mulailah
diadakan kompetisi softball tingkat nasional. Kejuaraan Nasional I
diselenggarakan tahun 1967 di Jakarta. Di samping itu sejak PON VII
di Surabaya,
softball
dipertandingkan.
menjadi
salah
satu
cabang
olahraga
yang
Download