pengertian manajemen keuangan y

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Dra. Dewi Astuti, M.M (2004: 9), pengertian manajemen keuangan
yaitu :
Manajemen keuangan berkembang pesat karena terciptanya berbagai produk
keuangan dengan berbagai produk keuangannya, dan pada saat itu pula mulai
dipikirkan masalah inflasi. Beberapa teknik pembiayaan jangka panjang yang inovatif
muncul sebagai jawaban terhadap pembahasan keadaan ekonomi, misalnya teknik
pembiayaan dengan Junk Bond guna membiayai merger dan usaha manajemen
membeli kembali perusahaannya sendiri, utang dengan suku bunga mengambang
diperkenalkan untuk melindungi investor dari pengaruh buruk inflasi yang tinggi dan
suku bunga yang berfluktuasi.
2.2
Pengertian Investasi dan Kelayakan
Menurut Dra. Dewi Astuti, M.M (2004: 11), pengertian dari investasi adalah :
Para profesional yang memilih bergerak dalam bidang investasi banyak yang bekerja
di perusahaan pialang, baik sebagai tenaga penjual maupun analisis sekuritas. Mereka
juga banyak bekerja dibank, reksa dana atau perusahaan asuransi dalam bidang
manajemen portofolio investasi.
Mengenai
investasi,
Menurut
J.
Fred
Weston
dan
Copeland
(2003:365),usulan investasi dapat dikelompokan menjadi empat golongan :
a. Penggantian
Biasanya keputusan penggantian paling mudah dibuat, mesin yang sudah habis
penggunaannya habis penggunaannya dan dianggap usang diputuskan untuk
diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Hasil yang sudah
diperoleh dari keputusan penggantian, pada umumnya dapat diperkirakan
dengan tingkat keyakinan tinggi.
b. Perluasan
Golongan investasi ini adalah usulan untuk menambah jenis-jenis mesin
sedang dan sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk membuka cabang dari
usaha yang telah ada.
c. Pertumbuhan
Biasanya melalui lini produk baru. Dalam pertimbangan golongan investasi
ini, pengalaman perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan jika ada,
dapat dikatakan sedikit.
d. Lain-lain
Pada golongan ini termasuk investasi yang hasilnya tak terwujud. Yang
termasuk dalam jenis investasi lain-lain ini seperti rencana perluasan usaha
atau penggabungan usaha.
Definisi layak Menurut J.Fred Weston dan Thomas E.copeland dalam bukunya
yang berjudul “Manajemen Keuangan” adalah sebagai berikut :
1.
Tingkat Pengembalian Modal Investasi yang cepat (Payback Period).
2.
Nilai Net Present value (NPV) yang Positif.
3.
Nilai Internal Rate of Return (IRR) harus lebih besar dari cost of capital.
4.
Nilai Profitability index (PI) harus lebih dari satu.
2.3
Pengertian Penganggaran Modal
Menurut Dra.farah Margaretha (2004:36),pengertian penganggaran modal
adalah :
“Keseluruhan proses analisis proyek-proyek pengembangannya diharapkan akan
berlanjut lebih dari satu tahun dan menentukan proyek mana yang akan dimasukkan
dalam capital budget.”
Menurut Brigham dan Houston ( 2007 : 235) adalah : “ Capital Budgeting is the
whole process of analyzing project and deciding which one to include in the capital
budget, boeing,airbus and other companies use the techniques in this chapter when
deciding to accept or reject proposed capital expendicres.”
2.4
Pengertian Arus kas
Menurut Farah Margaretha (2007:183),pengertian arus kas adalah :
Arus kas harus diramalkan berdasarkan kenaikannya, bukan jumlah totalnya. Dasar
kenaikan (Incremental basis) berarti bahwa perubahan dalam arus kas disebabkan
oleh adanya investasi sebuah proyek. Jumlah total laba penjualan. Jumlah total laba
penjualan bukanlah merupakan jumlah yang berkaitan karena sebagian dari laba
penjualan akan tetap ada dengan atau tanpa dilakukannya perluasan tersebut.
Prinsip-Prinsip Dasar meramalkan Arus Kas.
1. Meramalkan arus kas berdasarkan kenaikannya memperhatikan perubahan dalam
arus kas yang disebabkannya oleh proyek anggaran modal bukan jumlah total arus
kas.
2. Arus kas harus diramalkan berdasarkan pada jumlah setelah pajak. Pajak adalah
biaya nyata dan memerlukan komitmen yang nyata dari kas. Pastikan agar selalu
memperhatikan dampak dari pajak.
3. Dampak dari pengaruh tidak langsung harus juga diramalkan.jika sebuah
rancangan akan mendatangkan lebih banyak pelanggan ke lini bisnis anda yang
lain atau memakan lini bisnis anda yang lain, hal ini akan mengubah arus kas
perusahaan secara keseluruhan.
Pengertian penganggaran modal menurut Margaretha ( 2004 : 145) adalah : “
keseluruhan proses analisis proyek – proyek pengembangannya di harapkan akan
berlanjut lebih dari satu tahun dan menentukan proyek mana yang akan dimasukan
dalam capital budget.”
Sedangkan menurut Atmaja ( 2008 : 135 ) penganggaran modal adalah :
keseluruhan proses menganalisis proyek - proyek dan menentukan apakah proyek –
proyek tersebut harus di masukan dalam anggaran modal.
Dari keseluruhan definisi yang dikemukakan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa penganggaran modal adalah keseluruhan proses indentifikasi, analisis dan
seleksi atau pengembalian keputusan mengenai pengeluaran dana untuk investasi
jangka panjang. Dalam hal ini aktiva tetap di mana hasil pengembaliannya
diharapkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dan tercapainya tujuan
perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan pemiliknya.
2.5
Pengertian Incremental Cash Flow
Arus kas dalam penganggaran modal adalah arus kas incremental (biaya
tambahan ) yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek baru.
Menurut Joesoef ( 2008 : 135) Arus kas ( Cash Flow ) dalam konteks bisnis
internasional adalah “ keluar dan masuknya kas atau dana dalam berbagai satuan
mata uang.”
Arus kas secara sederhana dapat dipahami sebagai keluar dan masuknya kas.
2.6
Pengertian Modal Rata-Rata Tertimbang(Weighted Average Cost of Capital)
Dalam melakukan penilaian terhadap kelayakan suatu proyek investasi
digunakan suatu tingkat bunga yang biasanya merupakan biaya modal rata-rata dari
perusahaan.
Pengertian biaya modal menurut Farah Margaretha (2007 :152) adalah :
Rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) suatu perusahaan sangat memerlukan
tingkat laba minimum yang dikehendaki dan investasi suatu perusahaan. Biaya modal
diukur sebagai tingkat persentase. Secara tidak langsung, WACC adalah suatu ratarata berbagai sumber dana yang dipakai perusahaan. Sumber dana ini disebut
“komponen modal”. Komponen modal dapat termasuk dana-dana yang terdiri dari
utang usaha, saham preferen, laba ditahan, dan saham biasa.
Pengertian biaya modal menurut Astuti ( 2004 : 138 ) adalah pemakaian sejumlah
modal untuk suatu usaha atau kegiatan.
Sedangkan menurut Horne dan Wachowich ( 2007 : 133 ) adalah tingkat
pengembalian yang diminta perusahaan yang akan memuaskan semua penyedia
modal.
Rumus WACC :
Ka
= ( Wd x Kd ) ( 1- T ) + ( Wps x Kps ) + ( Ws x Ks )
Keterangan :
2.7
Ka
= Weighted Average Cash of Capital ( WACC )
Kd
= Suku bunga hutang jangka pendek
T
= Pajak
Kps
= Biaya Saham Preferen
Ks
= Biaya Saham biasa
Wd
= Presentase hutang jangka panjang
Wps
= Presentase saham Preferen
Ws
= Presentase Saham biasa
Tujuan dan Pentingya Investasi
Menurut Jones (2005 : 3) tujuan investasi antara lain :
“We invest to take money. We invest to improve our welfare, whice for our purpose
can be defined as monetary wealth, both current and future.Investor also seek to
manage their wealth effectively, obtaining the form it while protecting it from
inflation, taxes, and other facts to accomplish both objectives,people invest.”
Orang melakukan investasi untuk meningkatkan kesejahteraan, dimana tujuannya
dapat didefinisikan sebagai kesejahteraan mereka, baik masa sekarang maupun masa
depan. Investor juga mengatur kesejahteraan mereka secara objektif, sekaligus
melindunginya dari inflasi, pajak, dan fakta lainnya untuk memenuhi kedua sasaran
tersebut, maka orang berinvestasi.
Jadi tujuan investasi adalah meningkatkan kekayaan yang dimiliki di masa
sekarang yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan
datang dengan tetap memperhatikan resiko yang akan terjadi.
2.8
Pentingnya Penganggaran Modal dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen keuangan harus mempertimbangkan alternatif keputusan yang
ada, membandingkannya kemudian memilih yang terbaik bagi perusahaan. Bila
perusahaan terlalu banyak menginvestasikan modalnya dalam aktiva tetap, akan
timbul beban-beban yang akan memberatkan perusahaan karena modal yang
dikeluarkan besar. Sebaliknya apabila investasi tidak mencukupi, maka kekurangan
kapasitas akan menyebabkan hilangnya pangsa pasar yang akan direbut perusahaan
lain, sehingga untuk mendapatkan kembali pelanggan yang telah hilang maka
perusahaan memerlukan beban penjualan yang tinggi, penurunan harga, perbaikan
produk, dan sebagainya.
Menurut Atmaja ( 2008 : 131) keputusan – keputusan penganggran modal
sangat penting karena :
a.
Implikasi dari keputusan tersebut akan berlangsung terus sehingga suatu
periode yang cukup lama atsu memiliki konsekuensi jangka panjang.
b.
Menentukan bentuk – bentuk aktiva yang dimiliki perusahaan.
c.
Melibatkan pengeluaran yang besar.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston ( 2007 : 135) penganggaran modal
menjadi salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan, karena hasil dari
keputusan penganggaran modal akan tetap berlangsung
lama / berlangsung selama
bertahun – tahun, perusahaan akan kehilangan sebagian fleksibilitasnya. Sebagai
contoh pembelian sebuah aktiva tetap yang memiliki umur ekonomis selama 10
tahun akan “ mengnci “ perusahaan tersebut selama jangka waktu 10 tahun. Lebih
jauh, karena ekspansi suatu aktiva didasarkan pada ekspektasi hasi penjualan di
masa depan, suatu keputusan untuk membeli sebuah aktiva tetap yang diharapkan
akan bertahan hingga 10 tahun akan membutuhkan peramalan penjualan untuk 10
yahun juga. Akhirnya keputusan penganggran modal oleh suatu perusahaan akan
menentukan arah startegisnya, karena pergerakan ke arah produk, layanan atau pasar
yang baru akan harus diawali dengan pengeluaran modal terlebih dahulu.
2.8.1
langkah – langkah dalam Penganggaran Modal
a.
Merumuskan usulan proyek investasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
b.
Meramalkan arus kas operasi sesudah pajak untuk proyek investasi.
c.
Seleksi proyek berdasarkan suatu kriteria penerimaan yang maksimal.
d.
Evaluasi kembali secara berkesinambungan terhadap proyek investasi setelah
diterima.
2.8.2
Proses dalam Penganggaran Modal
a.
Arus kas proyek diperkirakan.
b.
Resiko dari arus kas proyek ditentukan dan digunakan bersama WACC
peusahaan untuk memperkirakan tingkat diskonto ( Discount Rate ) proyek,
yang disebut “ Biaya Modal Proyek “ atau project cost of capital.
c.
Arus kas diskonto untuk menghitung present Value-nya.
2.9
Komponen Arus Kas
Menurut Atmaja ( 2008: 145 ) ada tiga aliran kas yang berhubungan dengan suatu
proyek, yaitu :
a. Arus kas Permulaan ( Initial Cash Flows )
Yaitu pengeluaran-pengeluaran yang terjadi untuk investasi pada awal periode.
Untuk menentukan initial cash flow, pola aliran kas yang berhubungan dengan
pengeluaran investasi harus diidentifikasikan sebagai tambahan pengeluaran
biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi dilaksanakan, termasuk juga
penyediaan modal kerja yang perlu dimasukan, dalam hal ini, segala macam
biaya berhubungan dalam membeli aktiva tetap, misalnya pembelian mesin
produksi dan biaya pemasangan komponennya, juga harus diperhitungkan.
b. Arus Kas Operasi ( Operating Cash Flow )
Yaitu aliran kas yang muncul selama operasi proyek. Penentuan tentang besarnya
operasional cash flow setiap tahunnya merupakan titik pemulaan untuk penilaian
profitabilitas usulan investasi tersebut. Pada umunya, cara yang digunakan untuk
memperkirakan
operational
cash
flow
setiap
tahunya
adalah
dengan
menyesuaikan taksiran rugi/laba yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi dan menambahkan dengan biaya-biaya yang sifanya bukan tunai,
seperti penyusutan.
Rumus operational cash flow adalah sebagai berikut:
OCF = EBIT ( I-T ) + Depreciation
Keterangan :
OCF = Operational Cash Flow
EBIT = Earning Before Interest and Tax
T
= Tax
c. Arus Kas Terminal ( Terminal Cash Flow )
Yaitu arus kas yang diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir. Terminal
cash flow, biasanya terdiri dari nilai sisa aktiva tetap dan pengembalian modal
kerja.
Rumus :
TCF = Nilai sisa + modal kerja
2.10
Depresiasi
Menurut Farah Margaretha (2007:199) :
Penyusutan memiliki dua fungsi utama.satu adalah untuk tujuan pelaporan keungan
dan fungsi lainnya adalah untuk menghitung pengeluaran dipotong pajak (taxdeductable expense) dan seseudah itu perusahaan dikenakan pajak pendapatan.
Metode penyusutan berbeda-beda, tergantung pada tujuannya.
Meskipun depresiasi bukan merupakan pengeluaran dalam bentuk kas, namun
dalam sistem akuntasi depresiasi diperlakukan sebagai biaya yang bertujuan untuk
mengurangi pajak yang harus dibayarkan. Depresiasi pada aktiva tetap harus tetap
diperhitungkan karena hal ini digunakan sebagai dasar bagi perusahaan untuk
membeli mesin baru apabila umur ekonomis aktiva lama sudah habis.
Rumus dalam menghitung depresiasi :
Harga Perolehan – Nilai Sisa
Penyusutan per Tahun =
Umur Ekonomi
2.11
Metode Penilaian Investasi
Terdapat beberapa metode Capital Budgeting, yaitu:
a.
Metode Net Present value (NPV)
Pengertian dari Net Present value dari suatu proyek menurut Arthur J.Keown,
John D.Martin, J.William Petty, dan David F.Scott (2008 : 307) adalah :
Nilai Bersih Sekarang (NPV) dari suatu usulan investasi sama dengan nilai
sekarang dari arus kas bebas dikurangi pengeluaran investasi awal.
Nilai
bersih sekarang dapat dihitung sebagai berikut :
n
NPV
FCF
t
t 1 (1 K )
IO
Di mana
FCFt
= arus kas bebas tahunan pada periode waktu t
(ini dapat diambil dari nilai positif dan negatif)
K
= tingkat diskonto yang tepat ; yaitu tingkat pengembalian yang diisyaratkan
atau biaya modal.
IO
= penegeluaran kas awal
n
= usia proyek yang diharapkan
b. Metode Discounted Payback Period (DPP)
Pengertian Discount Payback
Periode ( DPP ) menurut Atmaja ( 2008 : 175 )
adalah :
“ Periode waktu utang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada proyek.”
Kelebihan dari metode Discounted Payback Period adalah :
1. Mudah dimengerti oleh semua pihak.
2. Secara konseptual lebih baik daripada metode payback period.
3. Memperhatikan nilai waktu uang.
4. Berasumsi semakin lama waktu pengembaliannya, semakin tinggi resikonya.
sedangkan kekurangan metode Discounted Payback Period:
1. Tidak memperhatikan seluruh aliran kas setelah periode kembali.
2. Tidak membedakan antara investasi yang mempunyai biaya investasi yang
berbeda.
3. Dapat dipercepat dengan menunda penggantian suku cadang yang sudah
usang.
4. Menitikberatkan pada keuntungan jangka pendek, bukan keuntungan jangka
panjang.
c.
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
dari aliran kas keluar yang diharapkan dengan nilai sekarang aliran kas masuk
yang diharapkan.
Menurut Atmaja ( 2008 : 235 ) pengertian dari Metode Internal of Return
adalah:
“ suatu tingkatan diskonto ( discount rate ) yang menyamakan present value cash
inflow dengan present value cash outflow atau suatu tingkat diskonto yang membuat
NPV = 0.”
IRR juga dapat diartikan sebagai “ Tingkatan keuntungan yang diperkirakan akan
dihasilkan oleh proyek “ atau “ Expected rate of return.
Kelebihan metode Internal Rate of Return ini antara lain :
1. Secara konseptual adalah lebih baik dibandingkan dengan metode payback
period.
2. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek.
3. Memperhitungkan nilai waktu uang.
4. Mengutamakan aliran kas awal daripada kas akhir.
5. Alat yang berguna untuk menganalisis investasi dari beberapa alternatif
investasi.
Sedangkan metode Internal Rate of Return kekurangan antara lain :
1. Perhitungan lebih sulit dilakukan.
2. Sering menghasilkan lebih dari satu tingkat diskonto.
3. Tidak membedakan proyek yang mempunyai ukuran yang berbeda dan
umur investasi yang berbeda.
d. Metode Profitability Index (PI)
Pengertian profitability Index menurut Farah Margaretha (2007:213)
adalah
serupa
dengan
NPV
proyek
sebab
metode
kedua-duanya
membandingkan suatu proyek kepada manfaatnya. NPV yang menggunakan
pengurangan biaya (investasi bersih) dari manfaat (penjumlahan nilai sekarang
arus kas). PI dihitung dengan perbandingan manfaat kepada biaya itu. Dengan
kata lain, penjumlahan dari nilai-nilai arus kas saat ini dibagi oleh investasi itu.
Penjumlahan nilai arus kas sekarang
PI =
Investasi saat ini
Download