Masalah Etis Seputar Konsumen Konsumen merupakan stakeholder yg sangat hakiki dlm bisnis modern. Bisnis tdk mungkin berjalan kalau tdk ada konsumen yg menggunakan produk/jasa yg dibuat dan ditawarkan oleh bisnis. Supaya bisnis berkesinambungan, perlulah konsumen yg secara teratur membeli dan memakai produk/jasa tersebut dan dgn demikian menjadi pelanggan. Pelanggan menduduki posisi kunci utk menjamin sukses setiap bisnis. The customer is king. Pelanggan hrs dilayani dan dijadikan tujuan utama kegiatan produsen. Konsumen hrs diperlakukan dgn baik secara moral, tdk saja merupakan tuntutan etis, tp syarat mutlak utk mencapai keberhasilan bisnis. Dlm konteks modern, pelanggan justru mudah dimainkan dan dijadikan korban manipulasi produsen. Krn itu bisnis mempunyai kewajiban moral utk melindungi konsumen dan menghindari terjadinya kerugian bagi mereka. Perhatian untuk konsumen Prsiden John F. Kennedy pd thn 1962 mengirim surat kpd Kongres (DPR) Amerika, yg disebut Special Message on Protecting the Customer Interest, yg intinya ada 4 hak dimiliki setiap konsumen yg harus diperhatian: 1. The right to safety 2. The right to be informed 3. The right to choose 4. The right to be heard Hak atas keamanan Banyak produk mengandung risiko tertentu utk konsumen, khususnya risiko utk kesehatan dan keselamatan. Contoh; pestisida, obat2an, makanan, mainan anak2, kenderaan bermotor dan alat kerja. Hak atas informasi Konsumen berhak mengetahui segala informasi yg relevan mengenai produk yg dibelinya, baik apa sesungguhnya produk itu maupun bagaimana cara memakainya serta risiko yg menyertai pemakaiannya. Hak ini meliputi segala aspek pemasaran dan periklanan. Jika produk diberi garansi utk jk waktu tertentu segala syarat dan konsekwensinya hrs dijelaskan secara lengkap. Semua informasi yg disebut pd label harus benar, yaitu isi, berat, tanggal kedaluwarsa, ciri2 khusus dsb. Seperti: a. “makanan ini halal utk umat islam”, b. “makanan ini tidak mengandung kolestrol” Kedua contoh tersebut harus sesuai dgn kebenaran. Hak untuk memilih Dalam sistem ekonomi pasar bebas, persaingan merupakan unsur hakiki, dan konsumen berhak utk memilih antara berbagai produk/jasa yg ditawarkan. Kualitas dan harga produk bisa berbeda. Konsumen berhak utk membandingkannya, sebelum mengambil keputusan utk membeli. Hak untuk didengarkan Karena konsumen adalah orang yg menggunakan produk/jasa, maka konsumen berhak utk didengarkan dan dipertimbangkan, terutama keluhannya. Jika pemerintah hendak membuat peraturan atau UU yg menyangkut produk/jasa maka terlebih dahulu dikonsultansikan dgn konsumen atau pemakai. Hak lingkungan hidup Melalui produk yg digunakannya, konsumen memanfaatkan sumber daya alam dan berhak sedemikian rupa shg tdk mengakibatkan pencemaran lingkungan atau merugikan keberlanjutan proses2 alam. Konsumen boleh menuntut bahwa dgn memanfaatkan produk, tdk akan mengurangi kualitas kehidupan di bumi. Atau konsumen berhak bahwa produk tersebut ramah lingkungan Hak konsumen atas pendidikan Konsumen tidak cukup mempunyai hak tp menyadari haknya dan utk itu konsumen harus mengemukakan kritik atau keluhannya, bila haknya dilanggar. Oleh sebab itu konsumen melalui lembaga sekolah atau media masa, masyarakat harus dididik utk menjadi kritis dan sadar akan haknya. TANGGUNG JAWAB BISNIS UNTUK MENYEDIAKAN PRODUK YANG AMAN Dalam literatur etika bisnis Amerika, topik ini disebut product liability. Masalahnya, apakah produsen bertanggungjawab, bila produknya mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Pertanyaan muncul, di mana kita dapat tarik garis pemisah antara tanggungjawab konsumen dan tanggungjawab produsen atas produknya. Utk mendasarkan tanggungjawab produsen, ada 3 teori yg mengandung nuansa yg berbeda; teori kontrak, teori perhatian semestinya dan teori biaya sosial. Teori kontrak Menurut pandangan ini, sebaiknya hubungan antara konsumen dgn produsen dilihat sbg semacam kontrak, dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak tersebut. Jika konsumen membeli sebuah produk konsumen se-olah2 mengadakan kontrak dgn perusahaan yg menjualnya. Utk menjadi sah, kontrak hrs memenuhi beberapa syarat, yaitu: 1. Kedua belah pihak hrs mengetahui betul baik arti kontrak maupun sifat2 produk. Misalnya, satu pihak mengatakan penyewaan sedangkan pihak lain mengartikan sama dgn penjualan maka kontrak menjadi tidak sah. 2. Kedua belah pihak hrs melukiskan dgn benar fakta yg menjadi obyek kontrak. Misalnya, mobil dijual dianggap penjual dlm keadaan baru pd hal yg dijual mobil bekas. 3. Tdk boleh terjadi, kontrak dibuat dlm keadaan dipaksa atau pengaruh yg kurang wajar spt ancaman. Bisnis berkewajiban menjamin agar produk mempunyai ciri yg diharapkan konsumen, yaitu: 1. Dapat diandalkan berfungsi sbgmn mestinya. 2. Dpt digunakan selama periode yg diharapkan. 3. Dapat dipelihara/diperbaiki bila rusak. 4. Aman dan tdk membahayakan kesehatan/keselamatan pemakai. Teori perhatian semestinya Dlm bhs Inggris, pandangan ini disebut the due care theory, terjemahannya”teori ttg perhatian yg semestinya” Pandangan tidak menyetarafkan produsen dan konsumen, melainkan bertolak dr kenyataan bahwa konsumen selalu dlm posisi lemah. Kepentingan konsumen di sini dinomor satukan, krn produsen berada dlm posisi yg lebih kuat dlm menilai produk dan mempunyai kewajiban menjagar agar konsumen tdk mengalami kerugian dr barang yg dibelinya. Pandangan perhatian semestinya tdk memfokuskan kontrak/persetujuan antara konsumen dan produsen, melainkan terutama kualitas produk serta tanggung jawab produsen. Teori biaya social Produsen bertanggungjawab atas semua kekurangan produk dan setiap kerugian yg dialami konsumen dlm memakai produk tersebut. Kalau teori ini benar maka produsen rokok harus dianggap bertanggungjawab atas terjadinya penyakit kanker paru-paru/jantung yg dialami perokok, walaupun telah memasang peringatan ttg bahaya merokok utk kesehatan. Menurut teori ini semua akibat negatif dr produknya harus dibebankan kpd produsen. TANGGUNJAWAB BISNIS LAINNYA TERHADAP KONSUMEN Tiga kewajiban moral yg masing2 berkaitan dgn: a. kualitas produk, b. harga, c. pemberian label dan pengemasan (labelling and packaging): Kualitas Produk Konsumen berhak atas produk yg berkualitas krn membayar utk itu. Bisnis berkewajiban utk menyampaikan produk yg berkualitas, misalnya produk yg tdk kedaluwarsa. Salah satu cara yg biasanya utk menjamin produk berkualitas adalah memberikan garansi (ada eksplisit dan implisit). Contoh pendingin yg bergaransi. Garansi eksplisit: ciri produk, masa pemakaian, kemampuan dsb. Garansi implisit: misalnya iklan pisau atau perabot rumah tangga bebas karat dan kalau berkarat uang dikembalikan. Contoh yg bagus ttg garansi implisit adalah instant camera dr Kodak di Amerika. Krn Polaroid merasa memiliki paten atas sistem kamera itu, mengajukan Kodak ke Pengadilan dan menang. Kodak dihukum utk menarik kamera dr pasaran dan serantak pula Kodak hrs memberi kompensasi kpd orang yg sdh membeli krn tdk dapat lagi memperoleh film. Harga Harga merupakan buah hasil perhitungan faktor2 spt biaya produksi, investasi, promosi, pajak ditambah laba yg wajar. Kesan spontan bahwa harga yg adil dihasilkan oleh tawar menawar sbgmn dilakukan di pasar tradisionil. Agar menjadi adil, harga tdk boleh merupakan buah hasil mekanisme pasar secara murni. Ada beberapa alasan mengapa prinsip pasar tdk cukup; 1. Pasar praktis tdk pernah sempurna. 2. Konsumen seringkali dlm posisi lemah utk membandingkan harga serta menganalisis semua faktor yg menentukan harga. 3. Cara menentukan harga menurut mekanisme pasar saja bisa mengakibatkan fluktuasi harga terlalu besar. Menurut Garnet & Klonoski: harga menjadi tdk adil paling tdk ada 4 faktor. 1. Penipuan; a. Terjadi bila beberapa produsen atau distributor berkolusi utk menentukan harga (conspiratorial price fixing). Perilaku bisnis ini bertentangan dgn etika pasar bebas. b. Penipuan spt ini dilakukan dgn maksud mencari untung yg tdk wajar. Ttp bila dilakukan dgn maksud baik utk melindungi pengusaha kecil, praktek ini dianggap kurang etis krn penentuan harga dilakukan secara sembunyi2. 2. Ketidaktahuan; a. Ketidaktahuan pd pihak konsumen bisa mengakibatkan harga menjadi kurang adil. b. Transaksi jual beli merupakan suatu persetujuan yg mengandaikan kebebasan pd kedua belah pihak yg terlibat di dlmnya dan kebebasan menuntut agar konsumen tahu ttg unsur2 yg relevan dlm keputusan yg mereka ambil. c. Contoh harga dapat menjadi kurang adil, krn faktor ketidaktahuan: Pd kemasan dicetak harga lebih tinggi dr kenyataan supaya pengecer menjual brg dgn harga lebih rendah. Pembeli medapat kesan memperoleh produk dgn harga murah pdhal pembeli membayar dgn harga biasa. Toko menawarkan barang dgn harga obral (sales), padahal harga tsb adalah harga normal. Toko memberi potongan harga sekian % utk brg tertentu, pd hal harga sebelumnya dinaikkan dulu. Menjual produk dgn slogan ”bayar satu, bawa dua” ttp harga sebenarnya sama dgn dua potong tsb. Menjual produk yg sama dgn menggunakan dua merk, kemasan dan harga berbeda, dgn pertimbangan konsumen akan berpendapat bahwa barang lebih mahal adalah barang berkualitas. Restoran tdk mencetak harga pd daftar menu/makanan, pura2 krn alasan bahwa banyak orang merasa tdk enak bila mengajak tamunya ke restoran dgn daftar harga yg tertera. Padahal dgn tdk terteranya harga maka harga bisa dibebankan seenaknya. 3. penyalahgunaan kuasa; Terjadi dgn banyak cara: a. Pengusaha besar yg - justru krn ia merasa dirinya kuat – memasang harga murah hingga saingannya (produsen kecil yg tdk bisa bertahan dgn harga semurah itu) tergeser dr pasaran. Dgn demikian dia memperoleh monopoli dan bisa memasang harga dgn seenaknya. b. Di Uni Eropa ada peraturan yg melarang pengusaha besar menyalahgunakan posisinya yg dominan di pasar, dan yg melakukan hal itu bisa dihukum. 4. Manipulasi emosi. Memanipulasi keadaan emosional seseorang utk memperoleh keuntungan besar melalui harga tinggi tak lain adalah mempermainkan orang itu sendiri dan krn alasan itu harus dianggap kurang etis.