RINGKASAN YUDI ADITYA. Analisis Pengaruh

advertisement
RINGKASAN
YUDI ADITYA. Analisis Pengaruh Perubahan Indikator Makroekonomi
Terhadap Perdagangan Tekstil Indonesia di Pasar Internasional. Dibimbing Oleh
DEDI BUDIMAN HAKIM.
Industri tekstil sebagai sebuah sektor industri manufaktur merupakan
sektor yang dapat diunggulkan karena berkaitan dengan peranannya dalam
memberikan sebuah kontribusi yang besar terhadap tingkat Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia. Salah satu keunggulan dari sektor industri tekstil ini
sendiri adalah dikarenakan permintaan yang masih cukup tinggi melihat dari
kebutuhan manusia akan hasil dari produk tekstil, yaitu kebutuhan sandang.
Disamping sebagai kebutuhan primer, ternyata produk tekstil juga masih
dibutuhkan dalam industri-industri lainnya. Dengan kata lain, sektor industri
tekstil masih sangat signifikan berpengaruh jika dikaitkan dengan hubungannya
terhadap tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun ternyata,
tingkat volume ekspor tekstil Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap
beberapa indikator makroekonomi lainnya seperti tingkat nilai tukar rupiah, suku
bunga, dan tingkat inflasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perubahan
indikator makroekonomi terhadap perdagangan tekstil Indonesia di pasar
internasional, dan mengidentifikasikan sifat dari hubungan antara perubahan
indikator makroekonomi terhadap perdagangan tekstil Indonesia di pasar
internasional. Beberapa indikator yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
perubahan yang terjadi pada nilai tukar, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan
perubahan pada Produk Domestik Bruto terhadap perubahan volume ekspor tekstil
Indonesia di pasar internasional.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang di dapat dari
beberapa instansi, seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Asosiasi
Pertekstilan Indonesia, Kementrian Perindustrian, Kementrian Perdagangan,
WTO, dan lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah data tentang nilai tukar,
volume ekspor tekstil Indonesia, suku bunga, inflasi, dan PDB Indonesia dari
tahun 2003 hingga tahun 2010 dengan bentuk data time series triwulanan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregression
(VAR) dengan menggunakan software E-Views 6. Dalam metode pengolahan
data, variabel berupa volume ekspor tekstil Indonesia digunakan sebagai variabel
dependen, sedangkan variabel seperti nilai tukar, suku bunga, inflasi dan PDB
digunakan sebagai variabel independen.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada
periode triwulanan dari tahun 2003 hingga 2010 terdapat hubungan kausalitas
Granger satu arah antara perubahan nilai tukar dengan tingkat volume ekspor
tekstil Indonesia pada lag 1. Hal tersebut mengandung arti bahwa perubahan yang
terjadi pada variabel nilai tukar hanya mempengaruhi tingkat volume ekspor
tekstil Indonesia, dan tidak sebaliknya volume ekspor tekstil Indonesia
mempengaruhi nilai tukar. Hubungan kausalitas Granger juga terjadi antara
perubahan antara suku bunga dengan inflasi pada lag 1. Disamping itu, hasil
lainnya dalam uji kointegrasi, menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi antara
variabel yang digunakan tidak memiliki hubungan jangka panjang, melainkan
hanya terdapat hubungan jangka pendek saja. Hal ini berkaitan erat dengan sifat
dari pergerakan fluktuasi nilai tukar itu sendiri yang bergerak secara mingguan
bahkan harian. Oleh karena itu, dengan pergerakan nilai tukar yang terjadi
tersebut, akan menyulitkan seseorang dalam memproyeksikan tingkat perubahan
yang terjadi pada volume ekspor tekstil Indonesia, tingkat suku bunga, tingkat
inflasi, dan juga tingkat Produk Domestik Bruto Indonesia.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut juga terdapat upaya yang
semestinya dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan volume ekspor tekstil
di Indonesia dilihat dari kaitannya terhadap beberapa indikator makroekonomi.
Seperti peran intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,
dengan nilai tukar rupiah yang bersifat stabil pada level tertentu, maka volume
ekspor tekstil Indonesia akan dapat dengan mudah dikontrol. Namun, terlepas dari
itu, pemerintah juga harus menjaga ketersediaan produk tekstil untuk pasar
domestik. Disamping dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, indikator
lainnya dalam menjaga tingkat volume ekspor tekstil Indonesia di pasar
internasional seperti penetapan tingkat suku bunga, intervensi dalam menjaga
tingkat inflasi Indonesia juga patut menjadi sebuah pertimbangan. Kaitannya
dalam perubahan tingkat suku bunga dan tingkat inflasi lebih mempertimbangkan
pandangan pasar yang akan digarap. Pemerintah dalam hal ini dituntut untuk
menjaga ketersediaan produk tekstil tidak hanya untuk pasar internasional saja,
melainkan untuk pasar domestik juga harus menjadi sebuah pertimbangan
tersendiri. Karena kelangkaan akan terjadi apabila pemerintah hanya
memfokuskan tingkat volume ekspor tekstil Indonesia di pasar internasional
dibandingkan ketersediaannya untuk pasar domestik itu sendiri yang berpotensi
dalam meningkatkan tingkat inflasi Indonesia.
Download