1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakatdan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang
telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya
dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya
dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa
di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara
aktif siswa mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat,
mengembangkan
kehidupan
masyarakat
yang
lebih
sejahtera,
serta
mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Pendidikan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi siswa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga diharapkan siswa dapat
berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah berusaha memperbaiki mutu
pendidikan melalui pengembangan sistem pendidikan, diantaranya pada
kurikulum 2013 dan Undang-undang tentang sistem pendidikan.
BSNP (2006: 160) mengemukakan bahwa pembelajaran fisika di SMA
bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep fisika dan saling keterkaitannya.
Selain
itu,
pembelajaran
juga
ditujukan
untuk
mengembangkan
kemampuanberpikir analisis induktif dan deduktif dalam menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut terbentuk melalui
pengalaman dalam perumusan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis
melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan.
Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kurikulum 2013
2
menggunakan pola “pendekatan scientific”, yakni menggunakan pola mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan menyajikan. Di dalam pembelajaran peserta
didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di benaknya, dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai.
Trianto (2009: 103-104) menyatakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan
fenomena yang cukup memprihatinkan. Pertama, kebanyakan siswa tidak dapat
membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan
tersebut akan diaplikasikan dalam pengetahuan teknologi dan masyarakat. Kedua,
siswa menghadapi kesulitan memahami konsep akademik ketika pembelajaran
dilakukan dengan cara tradisional saja. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam
membuat sendiri hubungan-hubungan tersebut di luar kegiatan kelas.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan lembaga PISA (Programme for
International Study Assessment) kualitas pendidikan Indonesia menempati posisi
64 dari 65 negara anggota PISA. Hasil ini merupakan hasil studi yang dilakukan
lembaga PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan kata lain, kualitas
pendidikan Indonesia tergolong kurang dibandingkan dengan negara lain yang ada
di seluruh dunia.
Menurut M. Hosnan (2014: 18) pembelajaran merupakan suatu sistem,
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan
lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan metode, strategi, dan
pendekatan pembelajaran bertujuan untuk memilih dan merencanakan kegiatan
belajar berdasarkan bahan kajian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
sudah dibuat agar dapat dicapai hasil belajar yang maksimal. Pemilihan metode,
strategi, dan pendekatanpembelajaran harus memperhatikan karakteristik dari
suatu materi pembelajaran, hal ini dikarenakan karakteristik materi pembelajaran
sangat menentukan metode, strategi, dan pendekatan apa yang cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran guna meningkatkan minat dan motivasi siswa
3
dalam proses pembelajaran, karena minat dan motivasi belajar ini sangat
menentukan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran fisika.
Menurut Daryanto (2013: 5), “proses belajar mengajar hakekatnya adalah
proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima”. Dalam
proses komunikasi dapat terjadi informasi yang diberikan oleh guru ditafsirkan
secara berbeda oleh siswa sehingga menyebabkan kesalahan penerimaan konsep
pada siswa. Oleh karena itu, diperlukan alat bantu yang memperjelas pesan yang
disebut dengan media. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan
oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sekaligus
sebagai alat untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk
belajar.
Menurut pendapat Hamalik yang dituliskan oleh Arsyad (2011: 15-16)
pemakaian
media
pembelajaran
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data secara menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan memadatkan informasi. Dapat dikatakan bahwa media merupakan alat bantu
yang akan turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kominfo.go.id pengguna internet di
indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai 82 juta jiwa, atau 32,16 % dari populasi di
Indonesia di tahun 2015. Berdasarkan data tersebut memberikan gambaran bahwa
pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia berkembangan sangat pesat
dan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi setiap orang.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang pesat akhir-akhir ini,
menciptakan kultur baru bagi semua bidang di seluruh dunia, termasuk
pendidikan. Perkembangan TI seperti komputer dan internet dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai media pembelajaran. Media yang
memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet dikenal sebagai media elearning. Munir (2012: 170) mendefinisikan, “E-learning adalah program aplikasi
4
berbasis internet yang memuat semua informasi tentang seputar pendidikan yang
jelas, dinamis, dan akurat serta up to date memberikan kemudahan bagi para
pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online”. E-learning merupakan
pembelajaran secara online yang memanfaatkan komputer dan internet.
Menurut pendapat Sondang P. Siahaan yang dituliskan oleh Prasojo &
Riyanto (2011: 223-225), ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu: 1) sebagai tambahan (suplemen), e-learning
berfungsi sebagai penambah wawasan dan bersifat opsional; 2) pelengkap
(komplemen), e-learning berfungsi sebagai media pengayaan (enricment) dan
remedial bagi siswa; 3) sebagai pengganti (substitusi), e-learning digunakan
sebagai ganti dari kegiatan belajar di kelas.
Rahmasari & Rismiati (2013: 40-42) menyatakan bahwa secara garis besar
e-learning dibangun oleh tiga komponen yaitu konten e-learning, content
management system (CMS) dan learning management system (LMS). Konten elearning merupakan informasi online yang ada di e-learning. CMS merupakan
aplikasi yang memfasilitasi dan mengelola prosesengunggahan, penempatan,
pengarsipan, pencarian, dan penghapusan konten secara langsung, mudah, dan
sistematis. LMS merupakan software yang berfungsi untuk membuat dan
mengatur suatu pembelajaran secara online. Sekarang ini banyak tersedia hosting,
software, dan LMS yang sifatnya gratis atau open source, salah satunya adalah
Moodle.
“Istilah Moodle diambil dari singkatan Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment, yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan
model berorientasi objek” (Munir, 2008: 211). Moodle adalah sebuah nama untuk
program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke dalam
bentuk web. Moddle memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam ruang kelas
digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran secara online. Dengan
menggunakan Moodle, guru dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal
elektronik dan lain-lain secara online.
Moodle merupakan salah satu LMS open source yang dapat diperoleh secara
bebas melalui http://Moodle.org. “Moodle merupakan program open source yang
5
paling terkenal diantara program-program e-learning yang ada, misalnya Atutor,
eLeaPTM LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS, dan seterusnya. Aplikasi
Moodle dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002
dengan Moodle versi 1.0.”(Amiroh, 2012: 1).
Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran memungkinkan
terjadinya pembelajaran yang tidak sepenuhnya konvensional. Maksud dari
konvensional adalah guru dan siswa harus sepenuhnya bertatap muka selama
proses pembelajaran. Menurut Sihabudin (2009), ada tiga macam sistem
pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web
enhanced course. Dalam web course, seluruh kegiatan belajar sepenuhnya
disampaikan melalui web. Guru dan siswa sepenuhnya terpisah, namun
komunikasi dapat dilakukan setiap saat secara online. Dalam pembelajaran
dengan sistem web centric course, sebagian kegiatan belajar dilakukan melalui
web, sedangkan sebagian lagi secara tatap muka. Sedangkan dalam pembelajaran
dengan sistem web enhanced course, internet dimanfaatkan sebagai pelengkap
kegiatan belajar untuk memberikan pengayaan yang menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
fisika di SMA, sistem yang paling cocok untuk dikembangkan adalah web
enhanced course. Hal ini mengingat tingkat perkembangan kemampuan siswa
SMA yang belum memungkinkan dilakukan pembelajaran yang sepenuhnya
dilakukan mandiri oleh siswa. Guru masih diperlukan sebagai fasilitator,
pengarah, dan pengoreksi jika terjadi kesalahan dalam proses maupun
penyimpulan hasil belajar siswa. Pembelajaran secara konvensional masih
diperlukan, sedangkan e-learning berfungsi sebagai pelengkap yang menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran.
Pemanfaatkan e-learning sebagai media pembelajaran fisika diharapkan
dapat membuat kegiatan belajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Pemanfaatan TI
dalam pembelajaran diharapkan dapat menciptakan siswa yang melek IPA dan
Teknologi (Puskur, 2006), sehingga siswa bukan hanya sekedar menguasai ilmu
6
pengetahuan tetapi juga menguasai teknologi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya.
Perkembangan teknologi informasi baik audio, visual maupun audio visual
telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknologi
informasi memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis, perubahan
sturktur organisasi, dan manajemen organisasi. Dilain pihak, teknologi informasi
juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi
sarana utama dalam suatu institusi akademik. Kehadiran teknologi informasi telah
memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar bila dimanfaatkan dengan
baik.
Teknologi informasi sangat penting, khususnya internet memiliki peranan
yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan
kontribusi yang sangat besar untuk membantu setiap dimensi yang ada. Untuk
selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah
satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan
teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia,
sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat
dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, dengan
adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan
untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan
kebutuhan.
Pemanfaatan internet masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun
belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMA/SMK, pemanfaatan
internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang sudah
memiliki jaringan atau koneksi internet. Diketahui dalam dunia pendidikan,
dihadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional yang
diterapkan sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang ada.
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, disimpulkan bahwa
teknologi informatika sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran jadi proses
pembelajaran tidak berlangsung secara konvesional lagi, maka dirumuskan judul
penilitian sebagai berikut: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
7
Dengan Pendekatan Scientific Sebagai Alat Bantu Pembelajaran di Laboratorium
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Alat Optik”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang berlangsung belum terlihat adanya penggunaan
media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific di
SMA.
2. Belum didapatkannya desain media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pedekatan scientific yang efisien dan efisien untuk digunakan dalam
pembelajaran di SMA.
3. Belum banyak sekolah-sekolah memanfaatkan media pembelajaran fisika
berbasis ICT di SMA.
4. Proses pembelajaran pada umumnya masih berlangsung secara konvensional
dan belum memanfaatkan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pendekatan scientific dalam proses pembelajarannya.
5. Belum banyaknya guru-guru yang menggunakan media pembelajaran fisika
berbasis ICT dengan pendekatan scientific.
6. Belum diketahui seberapa efektif dan efisien penggunaan media pembelajaran
fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
fisika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan
masalah agar dalam penelitian lebih efektif dan efisien serta terarah, maka peneliti
membatasi masalah yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membuat media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan
scientific peneliti mengunakan CMS (Content Management Sistem) Moodle
v2.0.
8
2. Materi yang dibahas dalam media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pendekatan scientific pada materi pokok alat optik.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis ICT
dengan pendekatan scientific pada materi alat optik di SMA?
2. Apakah media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific
pada materi alat optik di SMA yang dikembangkan memenuhi kriteria baik?
3. Apakah penggunaan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pendekatan scientific pada materi alat optik dapat meningkatkan motivasi
belajar dan kemampuan kognitif siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
1. Mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan
scientific pada materi alat optik di SMA.
2. Mengetahui media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific
pada materi alat optik di SMA yang dikembangkan memenuhi kriteria baik.
3. Mengetahui peningkatan motivasi belajar dan kemampuan kognitif siswa
setelah menggunakan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pendekatan scientific pada materi alat optik.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian berupa media
pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific. Media ini
menggunakan LSM Moodle yang disusun sebagai e-learning merupakan
pengembangan Moodle 2.0. Media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk CD
9
yang dapat diakses secara online. Desain e-learning berbasis Moodle yang
dikembangkan memiliki berbagai fasilitas resources dan activities.
1. Resource
a. Peta konsep
b. Panduan cara menggunakan media pembelajaran
c. Tujuan pembelajaran
d. Proses scientific untuk setiap sub materi alat optik
e. Materi alat-alat optik
f. Tes offline dengan menggunakan powerpoint yang terintegrasi visual
basic
2. Activities
a.
Chats yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antar siswa dan antara
siswa dengan guru
b. Forums yang diperuntukkan bagi siswa guna mendiskusikan materi yang
dianggap sukar bersama guru
c. Quizzes yang berisi soal kuis per sub materi dan tes sumatif dengan format
soal yang bervariasi.
d. Video converence yang berfungsi untuk melakukan pembelajaran jarak
jauh.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam
belajar menyelesaikan masalah-masalah sehingga dapat meningkatkan sikap
positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu,
merangsang siswa agar lebih memanfaatkan media-media yang ada
disekitarnya terkhusus adalah internet.
2. Bagi Guru
10
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois
dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Selain itu, guru bisa memanfaatkan
media internet agar lebih berkembang dalam proses pembelajaran jadi proses
pembelajaran tidak berlangsung secara konvensional lagi tetapi sudah berbasis
teknologi informatika.
3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan media pembelajaran yang baru demi
kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.
4. Bagi Peneliti
Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis ICT akan sangat
bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh
model pengembangan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan
pendekatan scientific efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
pokok bahasan alat optik kelas X semester II di SMA.
Download