H HA ASSIILL PPEEN NEELLIITTIIA AN N PENGETAHUAN DAN PERILAKU SEKS WANITA (STUDI PENDAHULUAN UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYEBARAN HIV/AIDS DI KOTA KENDARI) Fitrilailah Mokui Jurusan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo ABSTRACT The objectives of this research namely to analyze the level of women’s knowledge with regard to HIV/AIDS, to get the picture of women’s sexual behavior contributing to the increasing of HIV/AIDS cases and kinds of effort that have been performed by women in order to diminish the spread of HIV/AIDS in Kendari Municipality. The kind of study is analytic study with cross sectional study approach. The targets of this research are as many as 378 appropriate women. The result shows that the level of women’s knowledge in relation to HIV/AIDS was still deficient, however safe sex behavior had been implemented, and eradicable attempts performed by governments yet to be maximum. As stated by conclusion, it is proposed to put reproduction health education for women into action, to maximize governments’ efforts especially in the form extensions and to elevate cross program and cross sector cooperation. Keywords: Knowledge, Sex attitude, HIV/AIDS PENDAHULUAN Epidemi HIV/AIDS global sampai saat ini masih mengancam dunia, kasuskasus baru meningkat pesat. Sebelum tahun 2004, data tentang penderita HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan tidak ada tahun 2005 melalui sero survey tahun 2005 terdeteksi 9 penderita HIV positif. Secara global, perempuan dan remaja putri lebih rentan tertular HIV/AIDS dari pada laki-laki. Separuh dari jumlah odha di seluruh dunia adalah perempuan. Menurut data subdit PMS & AIDS, Depkes RI, proporsi kasus HIV/AIDS pada perempuan semakin lama semakin meningkat. Selain lebih berisiko, perempuan dan remaja putri mendapatkan beban ganda karena di samping harus merawat dirinya sebagai odha juga suami/anggota keluarga lainnya, yang pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi. Pengetahuan perempuan yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang salah tentang masalah seksual merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kasus HIV/AIDS. Untuk itu upaya pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan obat seperti penyakit lainnya. Kasus HIV positif yang terdeteksi di Kota Kendari Sulawesi Tenggara merupakan masalah yang membutuhkan perhatian untuk segera ditanggulangi penyebarannya. BAHAN DAN CARA KERJA Jenis penelitan yang akan digunakan adalah yaitu survai analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perempuan yang bermukim di wilayah administrative Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005. Sampel diambil secara bertingkat (Stratified Random Sampling) atau proportional Stratified Sampling yaitu mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi 115 Universitas Sumatera Utara dan kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut dan agar perimbangan sampel merata, maka dilakukan perimbangan jumlah. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumusan Soekidjo Notoatmodjo didapatkan besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 378 orang. HASIL Pentingnya Peningkatan Pengetahuan tentang HIV/AIDS Seluruh responden (100%) yang diwawancarai dalam penelitian ini menyatakan pernah mendengar istilah HIV/AIDS. Sebagian besar dari mereka yaitu sebanyak 86,50%. memperoleh informasi dari media massa. Paling banyak menyatakan bahwa cara Penularan HIV/AIDS Hubungan seks bebas yaitu 57,94%. Yang menyatakan bahwa orang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit adalah pekerja seks yaitu 98,15%. Responden yang mengetahui bahwa HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan sebanyak 89,15%. Perilaku Seks yang Aman Mencegah HIV/AIDS Sebagian besar responden tidak setuju dengan pernyataan pentingnya kebebasan seks bagi masyarakat yaitu 91,27%. Yang tidak setuju dengan hubungan seks dengan bukan pasangan sah sebanyak 96,03%. Perilaku wanita yang mengkonsumsi narkoba sebagian besar menyatakan tidak yaitu 96,03%. Dari 9 responden wanita yang mengkonsumsi sebagian besar mengkonsumsi jenis bubuk yaitu 55,56%. Tabel 1. Distribusi responden yang mendengar informasi tentang HIV/AIDS No Informasi HIV/AIDS N 1. Pernah Mendengar 378 2. Tidak Pernah 0 Total 378 Sumber: Data Primer Tabel 2. Distribusi responden menurut sumber informasi HIV/AIDS No Sumber Informasi N HIV/AIDS 1. Media Massa 327 2. Orang Tua 3 3. Teman 2 4. Seminar 35 5. Lainnya 11 Total 378 Sumber: Data Primer % 86,50 0,79 0,53 9,26 2,91 100,0 Tabel 3. Distribusi pengetahuan responden tentang cara penularan HIV/AIDS No Cara Penularan HIV/AIDS N 1. Hubungan seks bebas 219 2. Tranfusi Darah 6 3. Alat Suntikan 5 4. Keringat,ludah, dll 125 5. Tidak Tahu 23 Total 378 Sumber: Data Primer Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui % 100,0 0,0 100,0 % 57,94 1,59 1,32 33,07 6,09 100,0 116 Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Distribusi pengetahuan responden tentang risiko tinggi HIV/AIDS No Risiko Tinggi HIV/AIDS N 1. Pekerja seks (WTS) 371 2. Pecandu narkoba 3 3. Tranfusi darah 4 4. Bayi dari ibu 0 Total 378 Sumber: Data Primer Tabel 5. Distribusi pengetahuan responden tentang kesembuhan HIV/AIDS No Kesembuhan Penderita n HIV/AIDS 1. Dapat sembuh 41 2. Tidak dapat sembuh 337 Total 378 Sumber: Data Primer Tabel 6. Distribusi sikap responden tentang kebebasan seks No Sikap terhadap kebebasan N seks 1. Ya 21 2. Tidak 345 3. Ragu-ragu 12 Total 378 Sumber: Data Primer % 98,15 0,80 1,06 0,00 100,0 % 10,85 89,15 100,0 % 5,56 91,27 3,17 100,0 Tabel 7. Distribusi perilaku responden tentang hubungan seks dengan bukan pasangan sah No Perilaku Seks dengan bukan N % pasangan sah 1. Ya 10 2,65 2. Tidak 363 96,03 3. Ragu-ragu 5 1,32 Total 378 100,0 Tabel 8. Distribusi perilaku responden tentang konsumsi narkoba No Konsumsi Narkoba N 1. Pernah 9 2. Tidak Pernah 369 Total 378 Sumber: Data Primer % 2,38 97,62 100,0 Tabel 9. Distribusi responden tentang jenis narkoba yang dikonsumsi No Jenis Narkoba N 1. Pil 4 2. Bubuk 5 3. Cairan/suntik 0 4. Lain-lain 0 Total 9 Sumber: Data Primer % 44,44 55,56 0,00 0,00 100,0 Upaya Penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS Sebanyak 61,38% setuju untuk menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Jika mereka mempunyai anggota keluarga yang menderita HIV/AIDS, sebanyak 49,47% menyatakan akan menempatkannya dalam ruangan khusus. 117 Sebanyak 96,56% wanita responden pernah mendapatkan penyuluhan tentang HIV/AIDS. Sebagian besar wanita responden yaitu 81,48% menyatakan bahwa mereka mendapatkan penyuluhan HIV/AIDS dari berbagai kegiatan pengajian, media massa. Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Distribusi upaya responden untuk mencegah penularan HIV/AIDS No Upaya Mencegah n 1. Kondom untuk seks bebas 232 2. Alat suntik steril untuk narkoba 2 3. Menghidari narkoba dan seks bebas 144 Total 378 Sumber: Data Primer Tabel 11. Distribusi upaya responden jika anggota keluarga menderita HIV/AIDS No Upaya Jika Keluarga Menderita n 1. Tidak perlu beri perhatian 113 2. Beri Perhatian 71 3. Ditempatkan di ruangan khusus 187 4. Tidak tahu 7 Total 378 Sumber: Data Primer % 61,38 0,52 38,10 100,0 % 29,89 18,78 49,47 1,85 100,0 Tabel 12. Distribusi responden yang pernah mengikuti penyuluhan tentang HIV/AIDS No Penyuluhan HIV/AIDS N % 1. Ya 13 3,44 2. Tidak 365 96,56 Total 378 100,0 Sumber: Data Primer Tabel 13. Distribusi pendapat responden menurut pemberi penyuluhan No Pemberi Penyuluhan HIV/AIDS N 1. Pemerintah Kota Kendari 11 2. Dinas Kesehatan 13 3. Organisasi Kemasyarakatan 40 4. Sekolah 6 5. Lainnya, pengajian, dll 308 Total 378 Sumber: Data Primer PEMBAHASAN Data HIV positif di Sulawesi tenggara melalui sero survey pada tempattempat hiburan malam menunjukkan bahwa sebagian besar yang mengalaminya adalah wanita. Wanita yang bekerja sebagai wanita penghibur sangat rentan atau memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit tersebut. Di lain pihak para suami yang mendapatkan penyakit tersebut di luar rumah, jika kembali kepada isteri maka akan menularkannya kepada isteri yang tidak dapat mengetahuinya karena secara hukum syah dan halal untuk berhubungan seks. Selain melalui hubungan kelamin, penyakit ini juga banyak ditularkan melalui jarum suntik. Wanita yang secara psikologis mengukur sesuatu hal lebih banyak melalui perasaan cenderung untuk mengalami stres yang mengarahkannya untuk menggunakan narkoba khususnya jarum suntik. Hal ini juga 118 % 2,91 3,44 10,58 1,59 81,48 100,0 akan meningkatkan kejadian penyakit HIV/AIDS. Wanita di Kota Kendari seperti kebanyakan wanita di dunia dan di daerah lain di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk tertular HIV/AIDS. Penemuan kasus yang didapatkan oleh pemerintah telah menyentak seluruh elemen masyarakat a. Pentingnya Peningkatan Pengetahuan tentang HIV/AIDS Rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS serta perilaku seks yang tidak sehat meningkatkan tingginya kejadian penyakit tersebut dari tahun ke tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus HIV positif semakin bertambah pada tahun 2006 di Sulawesi Tenggara dan teridentifikasi 2 kasus AIDS. Salah satu diantaranya telah meninggal tetapi keluarga malu untuk menyatakan bahwa yang bersangkutan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Aktivitas Cholinesterase Darah (24– 32) Indra Chahaya S. dan Evi Naria Universitas Sumatera Utara mengidap penyakit AIDS. Hal ini akan menyulitkan tenaga kesehatan untuk mendeteksi lebih jauh serta masyarakat yang pernah berhubungan seks dengan penderita tidak akan menyadari kemungkinan mereka telah terinfeksi penyakit tersebut. Pengetahuan perempuan terhadap reproduksi sehat dan HIV/AIDS sangat tergantung pada informasi yang diterimanya baik dari penyuluhan maupun dari media massa serta kemampuan untuk menyerap dan menginterpretasikan informasi tersebut. Pengetahuan akan terbentuk jika seseorang pernah mendengar tentang suatu hal yang akan menarik orang tersebut untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu hal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh wanita yang menjadi responden di Kota Kendari pernah mendengar istilah HIV/AIDS. Namun, demikian pengetahuan yang benar diawali dari mendengar dari sumber informasi yang akurat. Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka mendengar istilah HIV/AIDS melalui media massa terutama media elektronik. Hal ini disebabkan sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang aktifitas keseharian mereka sebagian besar di rumah dan media elektronik yang paling mereka senangi adalah televisi. Informasi lain mereka dapatkan di stiker dan pamplet. Sebagian besar responden menyatakan bahwa penularan HIV/AIDS hanya melalui hubungan seks dengan yang bukan pasangan sah. Hal ini disebabkan sebagian besar informasi yang mereka dapatkan baik yang mereka dengar maupun melihat dari iklan dan pamplet hanya menayangkan larangan untuk melakukan seks bebas. Pengetahuan mereka tentang bahaya jarum suntik bagi penularan HIV/AIDS sangat minim. Hal ini akan berdampak pada informasi yang akan mereka berikan kepada anak-anak mereka agar tidak menggunakan narkoba terutama jarum suntik. Menurut penelitian, sebagian besar HIV/AIDS ditularkan melalui jarum suntik saat menggunakan narkoba. Namun demikian beberapa responden menyatakan bahwa HIV/AIDS juga ditularkan oleh keringat, air ludah, air mata dan cairan tubuh lain. Sebagian kecil responden tidak mengetahui cara penularan disebabkan 119 tingkat pendidikan mereka yang relatif rendah yaitu tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Menurut pengetahuan sebagian besar wanita di Kota Kendari bahwa risiko tinggi untuk menderita HIV/AIDS adalah pekerja seks bebas seperti wanita tuna susila (WTS) dan pria gay. Hal ini disebabkan informasi yang mereka dapatkan sebagian besar menyatakan bahwa penderita HIV positif dan AIDS yang terdeteksi di Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara melalui sero survey pada tempat hiburan malam. Penderita AIDS yang telah diberitakan di media cetak dan elektronik di Sulawesi Tenggara adalah dari kalangan WTS. Hanya sebagian kecil dari mereka yang mengetahui bahwa orang yang paling berisiko tinggi untuk terkena penyakit ini adalah pengguna narkoba khususnya jarum suntik. Namun demikian jarum suntik yang dipakai di Puskesmas, rumah sakit atau klinik kesehatan lainnya tetap mempunyai risiko untuk menularkan penyakit ini. Sesuai dengan teori, sebagian besar responden menyatakan bahwa orang yang menderita HIV/AIDS tidak akan sembuh karena sampai saat ini belum ada obat untuk penyakit tersebut. Selain itu penyakit ini dianggap merupakan penyakit kutukan dari Tuhan karena melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan bertentangan dengan norma-norma sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Teori ini sesuai dengan pendapat sebagian besar wanita yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka tidak setuju tentang adanya kebebasan seks yang kini marak di tengah masyarakat. Mereka berpendapat bahwa kebebasan seks ini akan memicu peningkatan kasus penyakit kelamin terutama HIV/AIDS. Responden sebagian besar menyatakan bahwa seorang perempuan sebaiknya seorang gadis ketika menikah masih dalam keadaan perawan. Hal ini menjadi simbol bahwa seorang gadis yang masih perawan adalah merupakan gadis yang baik-baik dan bukan murahan. Wanita boleh melakukan hubungan seks jika telah menikah secara sah, dan saling mencintai. Wanita yang baik juga diindikasikan jika tidak menggugurkan kandungan jika hamil di luar nikah. Oleh karena itu, sebaiknya seorang wanita melakukan hubungan seks hanya dengan pasangan sah. Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan pernyataan responden, sebagian besar menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengkonsumsi narkoba. Data ini dapat bersifat subyektif karena wawancara yang dilakukan bersifat langsung dimana pertanyaan ini sensitif. Oleh karena itu sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah melalui jarum suntik narkoba. Bagi responden yang menggunakan narkoba sebagian besar menggunakan obat berupa pil penenang dan bubuk seperti shabu-shabu. Pengguna narkoba ini merupakan wanita yang bekerja di tempat hiburan malam. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyebaran kasus HIV/AIDS adalah upaya internal bagi setiap individu dan upaya eksternal yang dapat dilakukan untuk memperkuat kemauan individu untuk menghindari penyakit yang berbahaya ini. Upaya internal individu erat kaitannya dengan pengetahuan dan perilaku seks yang sehat yang dipraktekkan oleh individu. Upaya yang dilakukan individu untuk mencegah penularan HIV/AIDS sebagian besar dilakukan dengan menggunakan kondom bagi yang melakukan seks bebas. Hal ini sesuai dengan pengetahuan mereka bahwa orang yang berisiko tinggi untuk menderita penyakit ini adalah yang berhubungan seks dengan yang bukan pasangan sah. Seorang wanita harus mampu mengambil sikap yang bijaksana jika ada anggota keluarga yang menderita HI/AIDS. Hal ini bertentangan dengan pernyataan sebagian besar responden bahwa jika ada anggota keluarga atau kerabat yang menderita penyakit ini maka mereka harus ditempatkan dalam ruangan khusus dengan fasilitas yang khusus pula. Seperti alat makan dan minum, serta alat mandi yang terpisah dari anggota keluarga lainnya. Hal ini diakibatkan anggapan sebagian besar dari responden bahwa penyakit ini dapat menular melalui cairan air mata dan alat-alat rumah tangga. Pendapat dan pandangan yang keliru ini dapat diluruskan dengan pemberian informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat. Informasi yang akurat ini penting untuk mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS yang terjadi. Oleh karena itu Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui semua elemen masyarakat harus didorong untuk mengambil peran dalam mencegah serta menanggulanginya. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Sulawesi Tenggara telah terbentuk demikian pula dengan KPAD Kota Kendari. Lembaga ini dibentuk dari berbagai elemen masyarakat, baik pemerintah, institusi, swasta maupun organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan. Tujuan nyata dari lembaga ini adalah untuk merumuskan langkah-langkah konkrit dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Kendari. Kegiatan ini dilakukan dapat berupa pemberian pendidikan kesehatan resproduksi terutama terhadap kaum wanita yang merupakan komunitas terbesar dalam masyarakat sekaligus memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Pendidikan kesehatan ini diberikan melalui ceramah keagamaan seperti program Badan Kontak Majelis Taklim Kota Kendari yang secara rutin mengadakan ceramah Agama Islam bagi ibu-ibu dan remaja putri di seluruh masjid Kota Kendari dengan program “Suara di balik Surau”. Kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh KPAD adalah memfasilitasi LSM lokal yang bergerak di bidang kesehatan umumnya dan penanggulangan HIV/AIDS pada khususnya. KPAD juga dapat memberikan justifikasi kepada pemerintah lokal untuk menganggarkan dan memprogramkan kegiatan yang dapat membantu penanggulangan HIV/AIDS di segala sektor. Namun demikian, berdasarkan hasil wawancara dengan para responden wanita, sebagian besar dari mereka tidak pernah mengikuti mendengar ataupun mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kebanyakan informasi mereka dapatkan hanya dari televisi yang disiarkan oleh pemerintah pusat. Pendidikan kesehatan yang bersifat non formal kebanyakan mereka dapatkan melalui seminar yang diadakan oleh LSM ataupun informasi di Televisi Swasta yang bersifat lokal seperti Kendari TV dan radio swasta yang berisi dialog interaktif para remaja. Ibu-ibu yang sering mengikuti pengajian juga menyatakan bahwa informasi penyakit HIV/AIDS dan penyakit kelamin terkadang disampaikan pada saat pengajian. 120 Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN Dari uraian di atas kita dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu: Sebagian besar wanita di Kota Kendari telah mendengar tentang istilah HIV/AIDS melalui media massa baik media elektronik (televisi, radio) maupun media cetak seperti majalah dan surat kabar, tetapi pengetahuan tentang cara penularan, kelompok yang berisiko tinggi masih rendah. Hal ini diindikasikan dengan masih rendahnya pengetahuan tentang penyebab HIV/AIDS, orang yang berisiko tinggi untuk mengidap HIV AIDS, dll. Sebagian besar mereka tidak mengetahui bahwa penyebab utama penularan penyakit ini melalui jarum suntik narkoba. Perilaku seks yang berisiko sebagian besar responden rendah, hal ini disebabkan sebagian besar responden yang diwawancarai adalah wanita yang telah menikah dan memiliki pasangan yang sah. Upaya individu yang dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran HIV/AIDS di Kota Kendari sebagian besar dilakukan dengan menghindari seks bebas dan penggunaan narkoba serta jarum suntik. Upaya pemerintah khususnya Pemerintah Kota Kendari berupa penyuluhan dan bimbingan serta pendidikan kesehatan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS masih sangat kurang. Hal ini diakui oleh sebagian besar responden dimana mereka sebagian besar tidak pernah mendapatkan informasi dari kegiatan penyuluhan oleh pemerintah baik melalui simposium, seminar maupun melalui media cetak. SARAN Berdasarkan kesimpulan maka disarankan: 1. Pendidikan kesehatan reproduksi khususnya terhadap wanita dan remaja putri harus segera dilaksanakan mengingat akses remaja putri khususnya terhadap informasi yang tidak akurat masih ada. 2. Pemerintah harus tetap menggalakkan penyuluhan bagi masyarakat pada umumnya dan menyediakan fasilitas bagi para penderita HIV/AIDS berupa perbaikan pelayanan Voluntary and Conseling HIV/AIDS.Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan kinerja KPAD (Komisi Pemberantasa AIDS Daerah). 121 3. Kerja sama pihak terkait, baik dari kalangan pemerintah, akademik maupun lembaga swasta/Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi cepatnya penyebaran kasus HIV/AIDS. DAFTAR ACUAN Adi Utarini, Dr., dalam Marge Koblinsky, at all, 1997, Kesehatan Perempuan: Sebuah Perspektif Global, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2004, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2004, BPS, Kendari. Bhisma Murti., 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Depkes RI Dirjen P2M dan PLP, 1997, AIDS: Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Depkes, Jakarta. ________________________, 1999, Surveilans AIDS, Depkes, Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara, 2004, Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara, Dinkes, Kendari. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Dirjen Dikti, 2002, Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti, Jakarta. Hutapea, Ronald, 1995, AIDS, PMS dan Perkosaan, Rineka Cipta, Jakarta. Kantor Menteri pemberdayaan perempuan RI, UNFPA Dan BKKBN, 2001, Panduan Pelatihan Regional Pengarusutamaan Jender Di Bidang Kesehatan Reproduksi dan Kependudukan, Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Program BKKBN, Jakarta. Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2004, Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan di Berbagai Bidang, Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Jakarta. Panitia Nasional Kampanye AIDS Sedunia Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, 2004, Dukung Perempuan Melawan HIV/AIDS, Pelita Mandiri, Jakarta. Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui Universitas Sumatera Utara Siswandi Suarta, 2002, AIDS Dalam Pandangan Islam, Majalah “Kabar” Media Informasi Jender dan Kesehatan, Edisi XV/November 2002, Jambi. Soekidjo Notoatmodjo, Prof, Dr., 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. __________________________, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta. Soekidjo Notoatmodjo, Dr., 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (115–122) Fitrilailah Mokui Sudarsono, Drs, SH., 1990, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta. Su’udan M.D, Dr., SKM., 1997, Al Qur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta. Teguh Pramono, MA., dkk, 2002, Profil Statistik dan Indikator Gender Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2000, CV Sabena Utama, Jakarta. Thowaf, 2004, Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia, Embrio: Buketin Kesehatan Reproduksi Berperspektif Gender, Edisi 19 September 2004. 122 Universitas Sumatera Utara