8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Penelitian Sebelumnnya

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Telaah Penelitian Sebelumnnya
Peninjauan terhadap penelitian sebelumnnya yang dimaksud adalah kajian
terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnnya.
Penelitian oleh Alimudin (2014) dengan judul “Manajemen Strategik
dalam Perusahaan Transportasi.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
cara mempertahankan standar kualitas pelayanan prima secara berkelanjutan dari
reputasi dan keberhasilan Blue Bird Group. Variabel-variabel yang digunakan
yaitu untuk mengetahui faktor internal dan eksternal maka digunakan variabel
pada bauran pemasaran (Marketing Mix) 7P yaitu Product, Price, Place,
Promotion, People, Physical Evidence, Process. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif
dipadukan dengan pendekatan SWOT dan kuntitatif berupa matrix internalexternal. Hasil penelitian yang didapat oleh Amiludin yaitu strategi yang harus
diterapkan pada Blue Bird Group strategi SO umum yang dapat dilakukan adalah
memperkenalkan produk melalui pelayanan terbaik yang aman dan handal yang
dapat memberikan rasa percaya bagi pelanggan dalam mempertahankan diri
menjadi pemimpin pasar. Strategi WO yaitu
mempermudah
pelanggan
dengan
terus
memberikan pelayanan yang
meningkatkan
teknologi
untuk
mendongkrak pasar. Strategi ST yaitu mengedepankan kualitas pelayanan
diferensiasi non harga, seperti kualitas, layanan, kecepatan, fleksibilitas, dan
sebagainya. Strategi WT yaitu perlu dilakukan strategi dalam bentuk kemudahan
mendapatkan produk dan penawaran harga murah, serta promosi-promosi yang
menarik.
8
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiludin
yaitu waktu penelitian, lokasi penelitian, tujuan penelitian dan ruang lingkup
permasalahan dimana penelitian ini mengangkat permasalahan yang lebih fokus
mengenai strategi pemasaran kendaraan sewa Transportasi Hotel di Hotel Melia
Bali, sedangkan penelitian sebelumnya mengangkat permasalahan yang mengarah
pada mempertahankan standar kualitas pelayanan prima secara berkelanjutan dari
reputasi dan keberhasilan Blue Bird Group serta analisis data yang menggunkan
deskriptif kuantitatif yang menggunakan matriks SWOT .
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Amiludin dengan penelitian ini
adalah penggunaan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakakan
pendekatan SWOT dalam menganalisis situasi atau keadaan objek yang diteliti
dan matrik internal eksternal dengan menggunakan komponen dari marketing mix.
Penelitian oleh Kogoya (2012) dengan judul “Strategi Pemasaran Pada
Inna Grand Bali Beach Hotel, Resort & Spa Sanur- Bali”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Inna Grand Bali
Beach Hotel, Resort & Spa. Variabel-variabel yang digunakan yaitu Segmenting,
Targeting, Positioning. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal maka
digunakan pula variabel- variabel pada bauran pemasaran (Marketing Mix) 7P
yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, Process.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode deskriptif dipadukan dengan pendekatan SWOT. Hasil penelitian yang
didapat oleh Kogoya yaitu strategi yang harus diterapkan pada Inna Grand Bali
Beach Resort & Spa, strategi SO: meningkatkkan promosi terhadap pasar sasaran
dengan memanfaatkan produk yang ditawarkan dan memanfaatkan komponen
10
komponen marketing mix salah satunya fisik bangunan serta keistimewaaan
pelayanan. Strategi ST: memberikan alasan bersaing dalam kegiatan publisitas
dengan memanfaatkan berbagai produk yang dimiliki untuk menghargai
konsumen
yang
selektif
terhadap
harga
produk.
Dan
meningkatkan
profesionalisme di bidang SDM lokal serta pelayanan yang prima sesuai dengan
kebutuhan
konsumen
dengan
memanfaatkan
produk.
Strategi
WO
:
mempromosikan kualitas produk yang baik untuk mengatasi harga produk relatif
tinggi dan memanfaatkan permintaan konsumen dengan harga yang pantas
terhadap produk yang berkualitas serta menyediakan brosur di relasi-relasi bisnis
seperti travel agent. Strategi WT: menjaga mutu produk dan pelayanan dalam
harga yang relative tinggi terhadap konsumen yang selektif.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kogoya dengan penelitian ini
adalah penggunaan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakakan
pendekatan SWOT dalam menganalisis situasi atau keadaan objek yang diteliti
dengan menggunakan komponen dari marketing mix.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Kogoya
adalah waktu penelitian, lokasi penelitian, tujuan penelitian dan ruang lingkup
permasalahan dimana penelitian ini mengangkat permasalahan yang lebih fokus
mengenai strategi pemasaran dengan menggunakan alat analisis berupa skala
likert matrik IFAS & EFAS.
Selain kedua penelitian di atas, Ada juga penelitian sebelumnya yang
dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Artini (2006) dengan judul “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Tingkat
Hunian Kamar Pada Hotel Menjangan Jungle & Beach Resort (Di Desa Pejarakan
11
Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng)”. Penelitian ini membahas tentang
strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan tingkat hunian
kamar. Dalam penelitian ini menggunakan propossive sampling dan data
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan rincian penjelasan
yang diperoleh dari pihak pengelola Hotel Menjangan Jungle & Beach Resort
yang bersifat deskriptif. Variabel-variabel yang digunakan adalah Segmenting,
Targetting dan Positioning dan menggunakan bauran pemasaran (Marketing
Mix)7P yaitu Product, Price, Promotion, Place, People, Process dan Physical
Evidence kemudian dipadukan pendekatan SWOT dengan menentukan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil penelitian yang dilakukan Artini adalah
diperoleh strategi yang diterapkan diantaranya strategi SO dengan meningkatkan
promosi berdasarkan produk yang ditawarkan, meningkatkan kualitas dan
profesionalisme SDM, meningkatkan kualitas pelayanan. Strategi WO dengan
pemasangan iklan di majalah dan brosur di tempat-tempat yang strategis. Strategi
WT dengan menjaga mutu pelayanan dalam harga yang relatif tinggi untuk
menghadapi konsumen yang selektif terhadap harga.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Artini dengan penelitian ini
adalah penggunaan variabel penelitian yang sama dan juga penggunaan analisis
deskriptif
kualitatif
dengan
menggunakakan
pendekatan
SWOT
dalam
menganalisis situasi atau keadaan objek yang diteliti dengan menggunakan
komponen dari marketing mix.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Artini
adalah waktu penelitian, lokasi penelitian, tujuan penelitian dan ruang lingkup
permasalahan dimana penelitian ini mengangkat permasalahan yang lebih fokus
12
mengenai strategi pemasaran dengan analisis skala likert dan Matrik IFAS &
EFAS
2.2 Tinjauan Konsep
2.2.1 Volume Penjualan
Dalam setiap usaha komersial, penjualan merupakan suatu yang
diusahakan untuk dapat dibeli oleh orang lain. Untuk mengetahui seberapa
banyak barang atau jasa yang sudah terjual maka tentu akan dihitung seberapa
banyak. Dalam hal ini kita akan berbicara tentang volume penjualan. Menurut
Tunggal (1995:140) menyatakan bahwa” Volume penjualan adalah ukuran fisik
unit atau rupiah dari pendapatan penjualan (sales revenue). Fisik unit yang
dimaksud dapat berupa keluaran atau unit yang dijual.”
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2008:141) menyatakan bahwa “
Volume Penjualan merupakan penjualan bersih dari laporan laba perusahaan.
Penjualan bersih diperoleh dari hasil penjualan seluruh produk(produk lain)selama
jangka waktu tertentu, dan hasil penjualan yang dicapai dari market Share(pangsa
pasar) yang merupakan penjualan potensial, yang terdiri dari kelompok teritorial
dan kelompok pembeli selama jangka waktu tertentu”.
Menurut Swastha dan Irawan (dalam Sudayat, 2009) menyatakan bahwa
“Permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan volume fisik maupun
volume rupiah. Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan tersebut, pengukuran
volume penjualan dapat dilakukan dengan dengan dua cara yaitu berdasarkan
jumlah unit penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan
nilai produk yang terjual (omzet penjualan ) yaitu jumlah penjualan nyata
perusahaan dalam suatu periode tertentu”.
Berdasarkan pengertian volume penjualan di atas dapat diartikan bahwa
volume penjualan merupakan jumlah pendapatan yang menggunakan ukuran fisik
atau unit selama jangka waktu tertentu.
2.2.2 Transportasi
Kata transportasi mungkin tidak asing di telinga kita, karena kemana pun
kita pergi berhubungan dengan transportasi. Kita pergi berbelanja ke pasar, ke
mall, ke kampus, ke sekolah atau ke tempat lain pasti membutuhkan transportasi
baik dengan sarana maupun tanpa sarana. Dengan sarana kita bisa menggunakan
sepeda motor, mobil, angkutan kota, taksi dan lain-lain. Tanpa sarana kita bisa
13
lakukan dengan jalan kaki. Transportasi berasal dari kata latin yaitu
“transportare” dima trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti
mengangkut atau membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa
(Sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lain (Gunawan:2014,1).
Dalam hal ini akan dikemukakan pengertian transportasi menurut pendapat para
ahli sebagai berikut :
1. Miro (2002) mengatakan bahwa transportasi adalah usaha memindahkan ,
menggerakkan , mengangkut , atau mengalihkan suatu objek dari suatu
tempat ke tempat yang lain, di mana ditempat lain ini objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
2. Soesilo (1999) mengatakan bahwa transportasi merupakan pergerakan
tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri
maupun membawa barang.
3. Nasution (1996) mengatakan bahwa transportasi merupakan pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
4. Steenbrink (1974) mengatakan bahwa transportasi merupakan perpindahan
orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke
tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
5. Morlok (1978) mengatakan bahwa transportasi merupakan kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain.
6. Bowersox (1981) mengatakan bahwa transportasi merupakan perpindahan
barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, di mana produk
dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara umum transportasi
14
adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ atau barang) dari
suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.
Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi
beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua
yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan
pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi
tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak
geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
2. Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya ,pelayanan
untuk perorangan atau kelompok, pertukaran atau penyampaian informasi,
Perjalanan untuk bersantai, Memendekkan jarak, Memencarkan penduduk.
3. Manfaat Politis
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara,
mengatasi bencana, dll.
4. Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.
Pengangkutan atau pemindahan orang/barang dengan transportasi adalah
untuk dapat mencapai tempat tujuan dan menciptakan /menaikkan utilitas atau
15
kegunaan dari barang yang diangkut. Berikut akan dijelaskan transportasi yang
ada di indonesia adalah:
1.
Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik
oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat
dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan,
jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan
kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi.
2.
Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang, perahu, rakit.
3.
Transportasi udara: pesawat terbang.
2.2.3 Angkutan Sewa
Salah satu transportasi jalan yang ada yaitu angkutan bermotor dimana alat
transportasi ini menggunakan kendaraan bermotor dengan fasilitas operasinya
yang
bergerak
di
jalan
raya
(Gunawan:2014,57).
Sedangkan
menurut
kegunaannya, angkutan bermotor diatur dalam undang-undang. Transportasi
Hotel yang dimiliki oleh Hotel Melia Bali Indonesia merupakan transportasi jalan
yang merupakan angkutan bermotor dan fungsinya adalah sebagai kendaraan sewa
yang mana diatur dalam keputusan menteri perhubungan nomor KM. 35 TAHUN
2003. Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang
umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi,
dalam wilayah operasi
yang tidak terbatas.
Sedangkan, Menurut SK
653/AJ.202/DRJD/2001
bahwa Angkutan sewa adalah angkutan dengan
menggunakan mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke
pintu dengan atau tanpa pengemudi. Adapun Jenis mobil penumpang yang
digunakan untuk angkutan sewa dan sewa khusus, terdiri dari :
16
1. Sedan adalah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang yang mempunyai
bentuk sedemikian rupa (mempunyai kepala dan bagasi tempat barang,
dilengkapi dengan 2 atau 4 pintu), yang diperuntukkan bagi pengangkutan
orang dengan kapasitas tempat duduk maksimum 4 orang, tidak termasuk
pengemudi
2. Van adalah kendaraan bermotor jenis penumpang yang mempunyai bentuk
sedemikian rupa (tidak mempunyai kepala dan bagasi tempat barang,
dilengkapi dengan 3, 4 atau 5 pintu), dimana tempat barang tersebut dibuka dan
ditutup dengan sistem hatch back dan atau pintu belakang, yang diperuntukkan
bagi pengangkutan orang dengan kapasitas tempat duduk maksimum 8 orang,
tidak termasuk pengemudi.
3. Station wagon adalah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang yang
mempunyai bentuk sedemikian rupa (mempunyai kepala, tidak mempunyai
bagasi tempat barang, dilengkapi dengan 3, 4 atau 5 pintu), dimana tempat
barang tersebut ditutup dengan sistem hach back dan atau pintu belakang, yang
diperuntukkan bagi pengangkutan orang dengan kapasitas tempat duduk
maksimum 8 (delapan) orang, tidak termasuk pengemudi.
4. Jeep adalah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang yang mempunyai
bentuk sedemikian rupa (mempunyai kepala, tidak mempunyai bagasi tempat
barang) dilengkapi dengan sistem hatch back dan atau pintu belakang, yang
diperuntukkan bagi pengangkutan orang dengan kapasitas tempat duduk
maksimum 8 (delapan) orang, tidak termasuk pengemudi.
17
Angkutan sewa juga termasuk angkutan tidak dalam trayek yang diatur
dalam bagian pertama pasal 28. Selanjutnya aturan yang mengatur kendaraan
sewa disyaratkan dengan beberapa point yang disebutkan pada keputusan menteri
perhubungan nomor KM. 35 Tahun 2003 bagian ketiga pasal 30 mengenai
angkutan sewa, yaitu :
1. Pelayanan angkutan sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b,
merupakan pelayanan angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi
yang tidak terbatas.
2. Pelayanan
angkutan
sewa
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(1)
diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pelayanan angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi yang tidak
dibatasi oleh wilayah administratif;
2. Dilayani dengan mobil penumpang umum;
3. Tarif angkutan ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa
dengan penyedia jasa;
4. Tidak berjadwal.
3. Mobil penumpang umum yang dioperasikan untuk angkutan sewa harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Dilengkapi tanda nomor kendaraan dengan warna dasar plat hitam dengan
tulisan putih dan diberi kode khusus;
2. Dilengkapi dokumen perjalanan yang sah, berupa surat tanda nomor
kendaraan, buku uji dan kartu pengawasan.
2.2.3 Tinjauan Tentang Pemasaran
Menurut Dr. P.Kotler,Prof of Marketing North Western Univ (2000:
70)“Marketing is the analysing, organizing, planning, and controlling of the
18
firm’s customer-impiring resources, polices, and activities with a. View to
satisfying the needs and wants of chosen customer groups at a.profit”.
“Pemasaran adalah analisis, perencanaan, dan pengawasan mengenai sumbersumber kebijakan dan kegiatan yang berkenaan dengan pelanggan perusahaan,
yang maksudnya ingin memuaskan kebutuhan dan harapan dari kelompok
pelanggan tertentu yang dipilih, agar dapat memperoleh keuntungan.
Menurut Dr. William H. Kaven, Profesor of Economic and Marketing the
School of Hotel Administration-Cornell University (2000: 70) : “Marketing is the
business process by which the existing and potential demand for goods and
services is determined, cultivated, and ten supplied by the seller. The process
includes the efforts of all functional areas of the seller working in consert to
produce at the right price, time, and place the service or product that meets the
market’s demand and the marketer’s profit goals”. Pemasaran adalah proces
usaha, baik dengan permintaan yang nyata maupun yang masih potensial akan
barang-barang dan jasa-jasa diformulasikan, diusahakan dan disediakan oleh
penjual. Proses itu mencakup upaya semua bidang fungsi penjual yang bekerja
sama untuk menghasilkan jasa-jasa atau produk yang harganya tepat, waktunya
pasti, tempatnya jelas sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan mencapai
tingkat keuntungan pemasaran itu.
Menurut William J. Shultz (2002: 2) dalam bukunya “Outlines of
Marketing” menyebutkan bahwa marketing or distribution is the performance of
business activities that direct the flow of goods and services from producers to
consumers or users. Marketing atau distribusi adalah usaha atau kegiatan yang
menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Charles F. Philips and Delbert J. Duncan (2002:1), “Marketing which is
often referred to as “distribution” by businessmen- includes all the activities
necessary to place tangible goods in the hands of house hold consumers and
users. Artinya, marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan
distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke
tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri.
Jadi dapat disimpulkan dari para ahli pemasaran merupakan aktivitas
dunia usaha yang saling berhubungan dan di targetkan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2.4 Tinjauan Tentang Strategi Pemasaran
Menurut
Assauri
(2007:168) Strategi pemasaran adalah serangkaian
tujuan, dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
19
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan
acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berubah.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012: 193) Startegi pemasaran merupakan
rencana yang menjabarkan ekspetasi perusahaan akan dampak dari berbagai
aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya
di pasar sasaran tertentu.
Menurut Budi (2013: 120) startegi pemasaran adalah suatu cara yang
dirancang
oleh
memenangkan
perusahaan
persaingan
untuk
untuk
dapat
mencapai
memasarkan
tujuan
produknya
perusahaan
dan
dengan
memperhitungkan peluang dan acaman eksternal yang dihadapi dan juga dengan
memanfaatkan sumber dayanya semaksimal mungkin dalam lingkungan yang
berubah-ubah.
Menurut Kotler (2013: 119) strategi pemasaran adalah logika pemasaran
yang dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran pemasaran.
Jadi dari definisi para ahli yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah suatu
cara yang digunakan untuk dapat memasarkan produknya dan memenangkan
persaingan serta mencapai tujuan dengan memperhitungkan peluang dan ancaman
yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah suatu cara yang
menggunakan logika pemasaran yang dirancang oleh perusahaan untuk
memasarkan produknya dengan memperhitungkan peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi dan juga memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin yang
akan dihadapi perusahaan.
20
2.2.5 Tinjauan Segmenting, Targetting dan Positioning
Tujuan pokok strategi segmenting , targeting, dan positioning adalah
memposisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga
merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan. Sebuah
produk akan dimiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan
atribut-atribut determinan (yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan).
Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan segmentasi
pasar secara cermat.
2.2.5.1 Tinjauan Tentang Segmenting
Menurut Assauri (2010:144) segmentasi pasar merupakan suatu strategi
yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi pada
konsumen.
Sedangkan menurut Budi (2013: 83) menyatakan segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan,
karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang
berbeda. Maksud dan definisi pasar yang ingin dimasuki adalah kelompok
pelanggan tertentu yang spesifik yang ingin dijadikan perusahaan sebagai pasar
bagi jasa yang ditawarkannya. Pilihan akan pasar yang dituju bisa berdasarkan
luasnya jaringan jasa, jenis pelanggan, lingkup geografis, ataupun area tertentu
dimana perusahaan jasa tersebut memutuskan untuk bergerak.
Menurut Tjiptono (2012: 150) segmentasi pasar merupakan konsep pokok
yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya
yang harus dilakukan dalam rangka mengimplemetasikan program pemasaran.
21
Alasan kenapa harus diadakan market segmentation ini dinyatakan oleh Philip
Kotler (2002: 160):
“Market consist of buyers, and buyers differ in one or more ways. They may
differ in their wants, resources, location, buying attitude,and buying
practices. Any of these variables can be used to segment a.market”.
“Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam satu atau lebih cara.
Mereka mungkin berbeda dalam setiap keinginan mereka, sumber daya,
lokasi, membeli sikap, dan membeli praktek. Setiap variabel tersebut dapat
digunakan untuk segmen market.”
Menurut Budi (2013: 84) ada berbagai cara untuk menyusun segmen pasar,
antara lain :
1. Berdasarkan Geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan, provinsi,
kota, dan sebagainya. Produsen bisa masuk kedalam semua pasar atau
dibagi-bagi menurut kemauan produsen. Untuk mencapai sasaran
geografis tersebut maka disusunlah iklan, promosi dan usaha penjualan
lainnya yang mengarah kepada lokalisasi tertentu. Sebagai contoh,
penjualan jenis hotel tertentu atau bermacam-macam makanan lebih baik
di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya pasar Asia lebih
condong menyukai hotel di pusat kota, pasar Eropa dan Rusia condong
menyukai hotel kelas resort, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Demografis
Dalam hal ini pasar dibagi atas variabel-variabel jenis kelamin, umur,
jumlah anggota keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama, suku
dan sebagainya. Faktor demografis ini sangat banyak digunakan dalam
menyusun segmentasi pasar.Informasi demografis merupakan cara yang
paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali
22
target. Alasan banyak digunakan segmentasi ini ialah kebutuhan dan
keinginan konsumen sangat erat hubungannya dengan demografis.
3. Berdasarkan Psikografis
Dalam hal ini pasar dipilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas
sosial, gaya hidup, kepribadian. Walaupun konsumen berasal unsur
demografis yang sama namun dalam psikografis dapat berbeda. Kelas
sosial akan membuat konsumen yang kuat dan yang lemah. Konsumen
yang kuat akan berbeda dalam pemilihan mobil, pakaian, perabot, kegiatan
mengisi waktu senggang, kebiasaan membaca, dan tempat belanja.
Demikian gaya hidup membuat konsumen berbeda dalam mengkonsumsi
barang. Segmentasi yang menyangkut kepribadian misalnya dilakukan
oleh produk kosmetik, rokok, asuransi, dan minuman. Jadi istilah
psikografis memusatkan perhatian terhadap gejala kegiatan (perilaku),
minat dan opini konsumen, ini terkenal sebagai AIO.
Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis ,Budi (2013:
86), di antaranya :
Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua
belah pihak di pasar, para pemasar barang-barang konsumen menjadi bergairah
untuk melaksanakannya. Hotel-hotel membagi pasar mereka dan menargetkan
jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda. Segmentasi
merupakan hal yang penting bagi perusahaan di masa sekarang, termasuk bagi
perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor jasa. Beberapa alasan mengapa
segmentasi merupakan hal yang sangat penting, antara lain:
23
1. Semakin majunya kehidupan manusia, semakin heterogen masyarakat,
semakin beragam pula kebutuhan dan selera masyarakat. Tidak mungkin
ada satu produk yang dapat memuaskan secara tepat seluruh kebutuhan
masyarakat.
2. Semakin maju perekonomian, akan semakin banyak kompetitor yang
harus dihadapi oleh perusahaan. Segmentasi akan mencegah perusahaan
membuang-buang sumber dayanya di tempat yang tidak tepat. Segmentasi
membantu perusahaan untuk menyimpan sumber dayanya secara tepat di
tempat yang tepat.
3. Segmentasi membantu perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif
(competitive advantage) terhadap pesaingnya melalui diferensiasi produk.
4. Sebuah produk mungkin tidak dapat memuaskan semua kelompok
masyarakat, tetapi mungkin dapat memuaskan suatu golongan masyarakat
yang homogen. Segmentasi akan membantu perusahaan menemukan
segmen-segmen yang dapat dilayani secara maksimal oleh perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan konsep pokok yang
mendasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya yang
dibedakan
menurut
kebutuhan,
karakteristik
atau
tingkah
laku,
yang
membutuhkan produk yang berbeda.
2.2.5.2 Tinjauan Tentang Targeting
Menurut Rangkuti (2009: 49) adalah suatu tindakan memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Menurut Tjiptono (2012: 158) setelah
mengidentifikasi segmen pasar potensial dan memilih satu atau beberapa di
antaranya untuk dijadikan pasar sasaran. Menurut Budi (2013: 89) setelah
24
mengevaluasi berbagai segmen pasar yang ada, perusahaan harus memutuskan
segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani. Ini merupakan seleksi pasar
target. Pasar target terdiri atas kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau
karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan.
1. Pemasaran tanpa pembedaan
Strategi ini perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan
segmen pasar dan menawarkan satu macam produk kepada seluruh pasar.
Tawaran ini berfokus pada “apa yang serupa” dalam kebutuhan konsumen
dan bukan pada “apa yang berbeda”.
2. Pemasaran dengan pembedaan
Strategi ini perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen dan
merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen.
3. Pemasaran terkonsentrasi
Strategi ini perusahaan mencoba untuk mencari pangsa pasar besar dalam
satu atau beberapa sub pasar. Daripada mencari pangsa pasar kecil dari
pasar yang besar, perusahaan lebih baik mencari pangsa pasar besar dalam
satu atau beberapa sub pasar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pencakupan
pasar, adalah :
1. Sumber daya perusahaan
Sumber daya yang memadai dapat mendukung perusahaan yang
memilih strategi pemasaran tanpa pembedaan atau pemasaran dengan
pembedaan. Sedangkan perusahaan dengan sumber daya yang terbatas
25
umumnya memilih strategi pemasaran terkonsentrasi untuk mencari
pangsa pasar yang terlupakan pesaing.
2. Variabilitas produk
Pemasaran tanpa pembedaan cocok untuk produk yang cenderung
seragam, misalnya pelayanan dan jasa addministrasi. Sedangkan
produk dengan variasi yang tinggi lebih cocok menggunakan
pemasaran dengan pembedaan.
3. Tahapan produk dalam daur hidup
Perusahaan yang baru meluncurkan sebuah produk baru umumnya
memilih pemasaran tanpa pembedaan atau pemasaran terkonsentrasi.
Pemasaran dengan pembedaan umumnya digunakan pada saat produk
memasuki daur hidup tingkat dewasa (manurity).
4. Variabilitas pasar
Bila masyarakat yang dihadapi cenderung homogen, dengan selera dan
karakteristik yang cenderung sama, maka pemasaran tanpa pembedaan
dapat menjadi pilihan yang tepat.
5. Strategi pesaing
Strategi pemasaran perusahaan harus mengikuti atau bahkan melebihi
strategi pemasaran pesaing. Bila pesaing menggunakan strategi
pemasaran tanpa pembedaan, maka strategi pemasaran dengan
pembedaan akan membuat perusahaan lebih dihargai konsumen.
6. Variabilitas pasar
Bila perusahaan memutuskan melakukan strategi pembedaan dan
memutuskan akan berfokus pada segmen tertentu, maka ada beberapa
26
karakteristik yang dapat dilihat dari sebuah segmen yang akan dipilih
secara tepat:
1. Dapat diukur: ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
2. Dapat dijangkau: segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
3. Cukup besar segmen pasarnya dan cukup memberi laba, apabila
dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang
homogen yang cukup bernilai untuk dilayani dengan program
pemasaran yang disesuaikan.
4. Dapat dilaksanakan: program yang efektif dapat dirancang untuk
menarik dan melayani segmen tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa targeting merupakan suatu tindakan untuk
memilih segmen pasar yang dipilih untuk dijadikan pasar sasaran dari suatu
perusahaan.
2.2.5.3 Tinjauan Tentang Positioning
Menurut Rangkuti (2009: 49) adalah penetapan posisi pasar. Tujuan
positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan
bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. Menurut Tjiptono
(2012: 158) yang dimaksud dengan posisi (position) dalam konteks pemasaran
adalah produk, merek atau organisasi perusahaan dipresepsikan secara relatif
dibandingkan dengan produk, merek atau organisasi para pesaing oleh pelangan
saat ini maupun calon pelanggan.
Dalam rangka menciptakan positioning yang tepat untuk suatu produk,
pemasar harus mengkomunikasikan dan memberikan manfaat-manfaat tertentu
27
yang dibutuhkan pasar sasaran. Bentuk-bentuk spesifik strategi positioning
mencakup attribute positioning, use positioning, user positioning, competitor
positioning, product category positioning, quality or price positioning, parentage
positioning,
manufacturing
process
positioning,
ingredient
positioning,
endorsement positioning, proenvironment positioning, dan country positioning.
Dimensi pembeda yang berperan sebagi basis positioning terdiri atas produk,
layanan, personalia atau staff, saluran distribusi, dan citra.
Menurut Budi (2013: 94) positioning merupakan konsep psikologis yang
terkait dengan bagaimana konsumen yang ada ataupun calon konsumen dapat
menerima perusahaan tersebut dan produknya dibandingkan dengan produk lain.
Menurut Kotler (dalam Budi, 2013: 94), setidaknya ada tiga langkah dalam
melakukan positioning, yaitu :
1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan
dalam hubungan dengan pesaing.
2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif pada target pasar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa positioning adalah strategi yang berusaha
menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak langganan sasaran, sehingga
terbentuk image atau citra merk atau produk yang lebih unggul dibandingkan
dengan merk pesaing.
2.2.6 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kombinasi variable atau kegiatan yang
merupakan intisari dari sistem pemasaran, variable yang dapat dikendalikan oleh
28
perusahaan
untuk
dapat
mempengaruhi
para
pembeli/konsumen.(Assauri
2010:198)
Menurut Yoeti (2003:237) marketing mix dapat dikatakan sebagai suatu
strategi untuk mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian.
Marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan inti
yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, stuktur harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi (Tan:2010,121).
Marketing mix mengembangkan dan menerapkan bauran aktivitas
marketing yang disesuaikan dengan segmen pasar dan sasaran pasar yang dituju.
Aktivitas menyusun bauran pemasaran ini termasuk juga menciptakan dan
mempresentasikan barang dan jasa, menerapkan metode metode untuk
menetapkan harga agar konsumen bersedia membayar, tempat tempat dimana
produk dapat diperoleh, serta penerapan berbagai macam teknik untuk
berkomunikasi dengan konsumen.
Marketing mix adalah adalah strategi pemasaran yang langsung
mempengaruhi konsumen dalam bentuk aktivitas yang dapat dikontrol oleh
perusahaan secara langsung.
Menurut Budi (2013: 97) bauran pemasaran (marketing mix) merupakan
alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang
perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan berjalan sukses.
Menurut Assauri (2007: 198) marketing mix merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
29
pembeli. Menurut Alma (2002: 62) bauran pemasarann (marketing mix)
merupakan strategi kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal
sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.
Bauran pemasaran pada produk yang kita kenal selama ini berbeda dengan
bauran pemasaran produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa
dan barang sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Bauran pemasaran
produk barang mencakup 4P, yaitu product, price, place dan promotion. Keempat
hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar menambahkan tiga unsur
lagi, yaitu : people, process, dan physical evidence. Dengan demikian, unsur
bauran pemasaran jasa terdiri atas tujuh :
1. Produk (product) : jasa seperti apa yang ingin ditawarkan.
2. Harga (price) : strategi penentuan harga.
3. Promosi (promotion) : promosi yang harus dilakukan.
4. Tempat (place) :
5. Personal (people) : jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat
dalam pemberian jasa.
6. Proses (process) : bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut.
7. Bentuk fisik (Physical evidence) : bentuk fisik dari bangunan atau design
jasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah
kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang
digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuann pemasaran dalam
pasar sasaran.
30
2.2.6.1 Produk (Product)
Menurut Assauri (2010: 200) produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat,
organisasi dan gagasan atau buah pikiran. Menurut Tan (2010:123) , produk
merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut Budi (2013: 99) produk merupakan suatu yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumennya baik itu secara nyata (tangible) maupun tidak
nyata (intangible) untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu
produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya tetapi pada jasa yang
diberikannya, sehingga produk dalam industri perhotelan mengandung suatu
konsep yang menyeluruh atas objek fisik dan proses yang memberikan sejumlah
nilai kepada konsumen. Produk terdiri dari berbagai macam lapisan yang terdiri
atas :
1. Produk inti (core product) yaitu manfaat dasar yang dibutuhkan oleh
konsumen atas produk tersebut. Seperti halnya konsumen membutuhkan
hotel untuk hanya menyewa kamar sehingga hotel menyediakan kamar
sebagai core produknya.
2. Produk yang diharapkan (expected product) produk inti yang ditawarkan
kepada konsumen dengan berbagai macam atribut dengan yang kondisi
layak sehingga ada kesepakatan bersama dalam pembelian, untuk di hotel
kamar yang disewakan kepada konsumen dengan fasilitas kamar yang rapi
dan bersih.
31
3. Produk pelengkap (augmented product) produk yang dilengkapi layanan
tambahan sehingga akan menambah kepuasan konsumen, seperti ada
fasilitas antar barang atau layanan bell boy, layanan kamar atau room
service.
4. Potensial produk (potencial product) yaitu segala macam tambahan dan
perubahan yang mungkin dikembangkan hotel untuk suatu produk dimasa
mendatang.
Pada dasarnya produk atau jasa pelayanan hotel mulai dinikmati tamu
pada saat check-in sampai dengan check-out. Hotel biasanya memberikan
kemudahan bagi konsumennya atau wisatawan sebagai pemakai jasa, dengan
menjual produk dalam bentuk paket dengan memberikan pelayanan terpadu
(integrated service), produk yang ditawarkan tentulah harus yang berkualitas
karena di era horisontal sekarang ini, para pelanggan lebih cerdas dalam memilih
suatu produk. Dalam industri perhotelan Yoeti (2007: 184), produk utama adalah
penyedia kamar dan layanan makanan dan minum serta fasilitas lainnya.
Penyediaan kamar dan layanan makan dan minum serta fasilitas lainnya itu
tentunya sangat erat denga target market yang hendak diraih.
Tiga produk hotel yang penting, yaitu: unsur fisik, unsur jasa dan unsur
nonfisik. Produk fisik termasuk kamar hotel dan restoran, sedangkan produk yang
merupakan unsur jasa adalah semua bentuk layanan yang diperuntukkan untuk
menunjang produk fisik. Adapun produk nonfisik ada dua yang penting, yaitu:
citra (image) dan suasana (atmosphere). Ketiga bentuk produk tersebut tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena pada dasarnya ketiga unsur itu
berbaur membentuk produk sebuah hotel secara utuh. Jadi dapat disimpulkan
32
bahwa produk merupakan suatu yang dapat ditawarkan kepada calon konsumen
yang dapat berupa barang maupun berupa jasa.
2.2.6.2 Harga (Price)
Menurut
Assauri(2010:223)
harga
merupakan
satu-satunya
unsur
marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan. Menurut Yoeti
(2003:249), Harga merupakan sebagai suatu jumlah uang yang harus dipersiapkan
seseorang untuk membeli atau memesan suatu pruduk yang diperlukan atau
diinginkan.
Menurut Budi (2013: 100) harga merupakan salah satu indikator yang
dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih suatu produk oleh konsumen
dimana harga mampu merebut hati para konsumen dan calon konsumen dalam
mengambil suatu keputusan. Strategi penentuan harga juga dapat menciptakan
suatu nilai dalam benak kosumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan sama dengan istilah jargon konsumen yaitu “harga itu tidak akan
menipu”, hal ini berarti semakin baik kualitas produk atau jasa yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan maka harga yang ditetapkan juga semakin tinggi.
Dalam industri perhotelan, strategi penetapan harga dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain, biaya riil untuk menghasilkan suatu produk, kondisi
persaingan, permintaan pasar. Beberapa strategi untuk menentukan harga pada
hotel dimana menggunakan berbagai macam strategi, antara lain yaitu:
1. Premium Pricing
Harga ditetapkan diatas harga pasar yang merupakan posisioning dari
produk hotel tersebut, dengan disertai fitur produk yang mewah dengan
33
layanan yang personal. Hotel yang masuk dalam kategori ini adalah hotel
mewah yang berbintang lima dan memiliki Brand Image yang kuat.
2. Value for Money Pricing
Harga ditetapkan berdasarkan pada pasar menengah yang menekan pada
value for money.
3. Cheap Value Pricing
Tujuannya adalah untuk melemahkan persaingan dengan menggunakan
strategi penetapan harga yang lebih murah. Juga untuk meningkatkan
pembelian dari kosumen, di mana unit profit kecil, tapi keuntungan secara
keseluruhan akan memuaskan melalui pencapaian omset yang tinggi.
Dalam kategori ini hotel budget senantiasa menerapkan harga murah
dengan asumsi tingkat hunian yang tinggi menyebabkan profit merekan
akan tinggi.
Dari penjelasan di atas, maka masing-masing hotel mempunyai tujuan dan
orientasi pemasaran yang berbeda, dengan mempunyai strategi dalam melakukan
penetapan harga. Sebagai contoh pada harga kontrak suatu hotel tentu
berlangsung tentative yang didasarkan para productivity agent dan issue pada
setiap segmen market dan terakhir adalah mengantisipasi gap harga sehingga
harus ditetapkan satu jenis harga. Menurut Assauri (2007: 223) harga merupakan
satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan,
sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.
2.2.6.3 Promosi (Promotion)
Menurut Alma (2002: 169) promosi ini adalah kegiatan-kegiatan
periklanan, personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh
34
perusahaan dipergunakan untuk meningkatkan penjualan. Menurut Budi (2013:
102) promosi adalah salah satu elemen penting dalam proses pemasaran karena
promosi merupakan salah satu cara atau bentuk komunikasi perusahaan kepada
target market yang akan dituju. Strategi perancangan yang akan dilakukan untuk
membuat media promosi meliputi:
1. Strategi Perancangan
1. Materi pesan, materi pesan adalah penjelasan dari produk atau jasa
hotel yang akan disampaikan kepada konsumen baik itu berupa,
penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), humas (public relation), surat pemberitahuan langsung
(direct mail).
2. Tujuan perancangan komunikasi, ,memberikan visualisasi kepada
target tujuan agar bisa dikenal biasanya melalui iklan (advertising).
3. Tema atau pesan utama, penyampaian kepada masyarakat akan
keberadaan sebuah hotel biasanya diiringi dengan slogan yang
menarik emosi.
4. Posisioning, proses penempatan produk dan jasa yang ditawarkan oleh
hotel agar dikenal dan menancap dibenak konsumen yang dituju.
2. Pendekatan komunikasi
1. Pendekatan verbal
Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan atau tujuan dari
komunikasi
yang
ingin
disampaikan
tepat
sasaran
biasanya
menampilkan tagline, headline, sub headline, bodycopy dengan
memakai gaya bahasa disesuaikan dengan target masyarakat.
35
2. Pendekatan visual
Lebih menekankan penggunaan grafis seperti garis dan latar belakang
sesuai dengan desain agar terlihat lebih menarik. Termasuk ilustrasi
sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa mengurai cerita
sehingga pesan dapat lebih berkesan dan mampu menarik emosi dari
target market yang diharapkan.
3. Strategi kreatif
Kreatifitas dari sebuah iklan yang harus ditonjolkan melalui pesan singkat
yang disebut dengan tagline atau slogan dalam kemasan promosi.
4. Strategi media
Banyak jenis media yang bisa digunakan dalam melakukan promosi
seperti brosur, email, kartu ucapan, dan lain-lain. Biasanya media yang
paling banyak dipakai adalah melalui brosur yang langsung dibagikan ke
konsumen yang dituju. Dan ditambah berbagai fasilitas media penunjang
seperti : flyer, X banner, kartu identitas hotel, poster, iklan majalah, post
card, katalog, pamflet, leaflet, bros, pin, video tv, dan lai-lain. Hotel
menyediakan kepingan DVD yang berisikan video maupun slide show
gambar kepada para konsumennya dalam rangka promosi.
5. Strategi distribusi promosi melalui pemanfaatan media
Strategi distribusi lebih kepada waktu ditentukan sesuai dengan kegiatan
promosi tersebut, sehingga produk tersebut dapat sampai ke tangan
konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu
diperlukan, dan ditempat yang tepat. Biasanya disesuaikan dengan
kalender promosi hotel tersebut.
36
Menurut Assauri (2007: 269) acuan atau bauran promosi adalah kombinasi
strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut, maka untuk dapat
efektifnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan, perlu ditentukan terlebih
dahulu peralatan atau unsur promosi apa yang sebaiknya digunakan dan
bagaimana pengkombinasian unsur-unsur tersebut, agar hasilnya dapat optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan berbagai kegiatan perusahaan
untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran yang
dituju, yang dapat dilakukan dengan periklanan (advertising),brosur, web dan
lain-lain.
2.2.6.4 Tempat (Place)
Menurut Yoeti (2003:241) untuk menawarkan atau menjual produk kepada
target pasar, kita harus terlebih dahulu menetapkan dimana saja tempat-tempat
penjualan produk tersebut. Menurut Tan(2010:139) jika kita membahas place atau
distribusi, maka kita dihadapkan pada dua masalah yaitu keterjangkauan dan
mudah diperolehnnya produk-produk yang dipasarkan. Distribusi bukan saja
berkaitan dengan pemindahan fisik barang barang barang dagangan, tetapi
berkaitan juga dengan tempat penjualan agen pengecer dan sebagainya.
Menurut Budi (2013: 104) saluran distribusi dalam pemasaran merupakan
suatu keputusan yang paling kritis, karena akan mempengaruhi keputusan
pemasaran lainnya.
Menurut
Assauri
(2007:
233)
penyaluran
merupakan
kegiatan
penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu
yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup
37
penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical
distribution).
Menurut Yoeti (2007: 189) pada perusahaan manufaktur , agar suatu
barang dapat sampai pada konsumen biasanya melalui proses: penggudangan
(warehousing), pengiriman (transportation), atau penunjukan agen tunggal
(dealer) dan selanjutnya baru dijual langsung kepada konsumen. Jadi konsumen
dapat membeli barang di toko atau warung menjadi pelanggannya. Hal yang
demikian tidak berlaku pada hotel. Seperti kita ketahui, produk perhotelan
memiliki ciri yang khusus seperti halnya produk industri pariwisata, antara lain:
1. Proses produksi bersamaan dengan konsumsi.
2. Produk tidak dapat dipindahkan ke tempat konsumen.
3. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli.
4. Hubungan konsumen dan produsen sangat erat.
Jalan satu-satunya ialah konsumen sendiri harus datang ke tempat di mana
produk dihasilkan. Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka diperlukan usaha
untuk mendatangkan tamu (wisatawan) ke hotel yang bersangkutan. Dalam
rangka usaha menarik dan mendatangkan tamu biasanya suatu hotel mengadakan
kerja sama dengan pihak ketiga lainnya seperti :
1) Hotel reservation service.
2) Tour operator atau travel agency lainnya.
3) Maskapai penerbangan.
4) Chains hotel services.
38
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
tempat
(place)
adalah
kegiatan
penyampaian produk sampai ketangan pemakai atau konsumen pada waktu yang
tepat yang harus dilakukan secara hati-hati.
2.2.6.5 Personal (People)
Menurut Budi (2013: 105) “people” adalah salah satu dari beberapa
elemen layanan, perekrutan dan pelatihan staff yang tepat diperlukan untuk
menciptakkan keunggulan kompetitif. Pelanggan membuat penilaian tentang
penyediaan layanan dan pengiriman didasarkan pada orang yang mewakili suatu
perusahaan atau organisasi. Bagaimana sebuah hotel dalam memilih karyawan
dan melayani wisatawan, bisa memberikan dampak yang sangat besar pada
kefektivitasan dari pemasaran.
Hotel dan organisasi harus melakukan dua hal yang baik untuk bisa
memuaskan wisatawan yaitu: menyediakan sebuah produk yang bagus (kamar,
makanan, paket liburan, transportasi, dan lain sebagainya), menyediakan
pelayanan yang bagus. Salah satu unsur marketing mix yaitu “people” adalah
salah satu dari beberapa elemen layanan yang pelanggan dapat melihat dan
berinteraksi dengannya. Para staff hotel harus mempunyai pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku yang baik yang sesuai dengan interpersonal, attitude,
dan pengetahuan layanan dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas. Untuk mencapai kualitas terbaik maka karyawan harus dilatih untuk
menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan
dalam memenuhi kebutuhannya. Karyawan khususnya dibagian front-line yang
menyediakan pelayanan terdepan dalam menghadapi wisatawan memegang
39
peranan penting dalam industri perhotelan, strategi dalam mempengaruhi
konsumen dari aspek people yaitu :
1. Commucation development, selalu membangun komunikasi dua arah yang
berkualitas.
2. Understanding of importance customer, mengerti dengan kebutuhan
konsumen karena sangat spesifik kebutuhan dan keinginan dari konsumen
hotel.
3. Customers service quality relationship, hubungan kualitas pelanggan yang
baik.
4. Employee relationshipi, adanya hubungan yang baik antara staff pada
suatu perusahaan atau organisai.
5. Competency development, pengembangan keahlian, pengetahuan, dan
sikap.
6. Employee recognation program, memperkenalkan berbagai macam
program yang ada di hotel kepada wisatawan.
7. Employee welfares.
Pentingnya “people” dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan
peemasaran internal, diman interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan
departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai
konsumen internal dan pemasok internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut
adalah untuk mendorong “people” memberikan kepuasan kepada konsumen.
Bahwa esensi dan pemasaran jasa adalah pelayanan dan kualitas pelayanan
merupakan pondasi dari pemasaran jasa.
40
Menurut Assauri (2007: 278) sebagai hubungan antara dua orang atau
lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik dalam
rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan
komunikasi antara produsen dengan konsumen. Jadi dapat disimpulkan bahwa
personal (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian
jasa sehingga dapat mempengaruhi pembeli.
2.2.6.6 Proses (Process)
Menurut Budi (2013: 106) merupakan gabungan semua aktivitas,
umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan mekanisme pekerjaan, aktivitas
dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan pada konsumen.
Dengan kata lain proses berarti bahwa semua orang yang tahu apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dengan kata lain proses dalam suatu
hotel adalah:
1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya, peningkatan
produktivitas, dan kemudahan distribusi layanan tersebut.
2. Menambah
keragaman,
berarti
memperbanyak
kustomisasi
dan
fleksibilitas dalam penyampaian layanan tersebut.
3. Mengurangi kompleksitas, berarti cenderung lebih terspesialisasi.
4. Menambah kompleksitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar
dengan cara menambah jasa yang diberikan.
Proses merupakan suatu sistem yang mendukung pengiriman layanan
kepada konsumen untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen sehingga
diharapkan akan melampaui harapan konsumen terhadap yang diberikan. Proses
yang buruk dapat merusak aspek positif dari marketing mix lainnya. Seperti
41
budget hotel menawarkan harga murah di awal kepada konsumennya dan pada
akhirnya harganya akan bertambah sesuai dengan tambahan yang diminta oleh
konsumen seperti layanann bagasi, biaya administrasi, makan pagi, dan lain-lain.
Dan itu semua dibebankan kepada konsumennya, sehingga konsumen merasa
dirugikan dengan harga yang ditetapkan oleh pihak hotel.
Menurut Yazid (2003: 19) merupakan semua prosedur aktual, mekanisme
dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan dan merupakan sistem
penyajian atau operasi jasa. Jadi dapat disimpukan bahwa proses merupakan
(process) merupakan seluruh aktivitas kerja yang melibatkan prosedur-prosedur
tugas, jadwal – jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas
dengan mana jasa disampaikan.
2.2.6.7 Bukti Fisik (Physical evidence)
Menurut Budi (2013: 107) merupakan lingkungan fisik tempat jasa
diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Bukti fisik merupakan
salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu perusahaan pasti memiliki
bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik sebuah usaha bisa dijadikan
sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan
tersebut. Pelanggan akan membuat penilaian tentang perusahaan atau organisasi
berdasarkan bentuk fisik. Adapun beberapa bukti fisik itu antara lain seperti:
1) Presentation of product & service. Konsumen pasti akan menilai
bagaimana kondisi dari produk maupun jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan atau organisasi.
2) Quality of product & service. Kualitas produk dan jasa ditawarkan oleh
perusahaan atau organisasi.
42
3) Physical surrounding. Atmosfer dari hotel mempengaruhi minat dari
konsumen, apakah hotel itu terletak dipinggir pantai, ditengah kota, dan
sebagainya.
4) Set-up service area. Bagaimana penempatan dan layout dari bangunan,
maupun lokasi dari hotek tersebut.
5) Comfortable product. Kenyamanan dalam memakai produk dan jasa yang
diberikan oleh hotel kepada konsumen.
6) Value product to customers. Manfaat dari produk dan jasa dari konsumen
apakah sudah dinikmati? Dalam hal ini konsumen tidak hanya enjoy
terhadap produk dan jasa yang ditawarkan tapi juga harus merasakan
engage terhadap produk dan jasa tersebut.
7) Place & esthetical area. Beberapa area hotel yang akan menarik minat
konsumen dalam melakukan pembelian, seperti dipinggir pantai, di
pegunungan, di lembah dan sebagainya.
Promotional Materials. Bagaimana jenis maupun bahan dari promosi
yang ditawarkan oleh hotel kepada konsumen.
2.2.7 Hotel dan Pengklasifikasiannya
Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang paling banyak di dunia
terbukti jumlah kamar yang terbanyak dari semua jenis akomodasi yang ada. Ada
dua definisi tentang Hotel yaitu :
Menurut buku Managing Front Office operation dari AHMA(American
Hotel and motel association) adalah “a Hotel may be defined as an establishment
whose primary business is providing lodging facilities for general public and
which furnishes one or more of the following service, room attendant service,
43
uniformed service, laundering of linen, and use of furniture and fixtures”.Yang
artinya:
Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
komersil dengan memberikan penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan
sebagai berikut: pelayanan makan dan minum,pelayanan kamar ,pelayanan barang
bawaan , pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan
menikmati hiasan hiasan yang ada didalamnya.
Sedangkan definisi Hotel menurut SK Menparpostel Nomor: KM 34/HK
103 /MPPT-87 , adalah sebagai berikut :
“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan , makanan dan
minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta
memenuhi ketentuan persyartan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah”.
Klasifikasi Hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan
pemerintah di bawah deparpostel yang dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK :
Kep-22/U/VI/78.untuk pengklasifikasian sebuah Hotel dapat ditinjau dari
berbagai faktor yang satu sama lain ada kaitannya. Faktor faktor pengklasifikasian
tersebut antara lain (Sugiarto&Sulartiningrum, 2001:8):
2.2.7.1 Faktor Tingkatan atau Bintang dari Hotel
Tingkatan atau kelas Hotel dilambangkan dengan bintang. Semakin
banyak jumlah bintang maka persyaratannya ,fasilitas dan pelayanan akan dituntut
semakin banyak dan baik.
1. Hotel berbintang satu
(*)
44
2. Hotel berbintang dua
(**)
3. Hotel berbintang tiga
(***)
4. Hotel berbintang empat
(****)
5. Hotel berbintang lima
(*****) khusus Hotel berbintang lima ada
tiga tingkatan yaitu palm, bronze, diamond.
2.2.7.2 Faktor Tujuan Penggunaan Hotel Selama Menginap
1. Recreation Hotel adalah Hotel yang digunakan untuk tujuan orang
bersantai dan berekreasi.
2. Business Hotel adalah Hotel yang digunakan oleh para usahawan dan
Hotel ini biasanya memiliki fasilitas lengkap untuk para businessman.
2.2.7.3 Faktor Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasinnya
1. City Hotel adalah Hotel yang letaknnya di tengah perkotaan.
2. Resort Hotel adalah Hotel yang berlokasi di kawasan wisata, sebagian
besar tamu tidak melakukan kegiatan usaha,macam macam resort
Hotel berdasarkan lokasi yaitu: mountain Hotel,hill Hotel,lake
Hotel,forest Hotel, beach Hotel.
3. Suburb Hotel adalah Hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yakni
kota satelit yang berada diantara kota madya.
4. Urban Hotel adalah Hotel yang letaknnya di tengah desa yang jauh
dari kota besar, atau Hotel yang letaknnya di kota yang dulunnya desa.
5. Airport Hotel adalah Hotel yang berada di dalam satu kompleks
bandara atau di sekitar bandara atau pelabuhan.
45
2.2.7.4 Faktor Klasifikasi Hotel Berdasarkan Daya Jual dan Rencana
Penjualan.
1. Europan Plan adalah Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa kamar
hanya untuk harga kamar saja. keistimewaan dari European plan
adalah praktis banyak digunakan di Hotel Hotel,memudahkan sistem
billing,banyak sistem pemasaran kamar menggunakan metode ini.
2. American Plan adalah Sistem perencanaan harga kamar dimana harga
yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri di tambah
dengan harga makanan. American plan dibagi menjadi dua yaitu:
3. Full American plan: yaitu harga kamar sudah termasuk dengan tiga
kali makan.
4. Modified American plan,yaitu harga kamar sudah termasuk 2 kali
makan dimana salah satunnya harus makan pagi, sisanya 1 lagi boleh
makan siang atau makan malam.
2.2.7.5 Faktor Pengklasifikasian Hotel Berdarkan Jumlah Kamar dan
Persyaratan Lainnnya.
1. Klasifikasi Hotel berbintang satu(*). Persyaratannya: jumlah kamar
standar minimum 15 kamar,kamar mandi dalam, luas kamar standar
minimum 20 meter persegi.
2. Klasifikasi Hotel berbintang dua (**) Persyaratannya: jumlah kamar
standar minimum 20 kamar,kamar suite minimum 1 kamar,kamar
mandi di dalam, luas kamar standar minimum 22 meter persegi, luas
kamar suite minimum 44 meter persegi.
3. Klasifikasi Hotel berbintang tiga (***) Persyaratan: jumlah kamar
standar minimal 30 kamar, jumlah kamar suite minimal 2
46
kamar,kamar mandi di dalam,luas kamar standar minimum 24 meter
persegi, luas kamar suite minimal 48 meter persegi.
4. Klasifikasi Hotel berbitang empat (****). Persyaratan: jumlah kamar
standar minimal 50 kamar,jumlah kamar suite minimal 3 kamar,kamar
mandi di dalam,luas kamar standar minimal 24 meter persegi, luas
kamar suite minimal 48 meter persegi.
5. Klasifikasi Hotel berbintang lima (*****). Persyaratan: jumlah kamar
standar minimal 100 kamar,jumlah kamar suite minimal 4 kamar,
kamar mandi di dalam,luas kamar standar minimal 26 meter persegi,
luas kamar suite minimal 52 meter persegi.
2.2.7.6 Faktor Pengklasifikasian Hotel Berdasarkan Ukuran Hotel
1. Small Hotel adalah Hotel kecil yang jumlah kamarnnya kurang dari 150
kamar.
2. Medium Hotel adalah Hotel dengan ukuran sedang di mana ada dua
kategori yaitu: average Hotel yaitu jumlah kamar antara 150 hingga 299
kamar, above average Hotel yaitu jumlah kamar antara 300 hingga 600
kamar.
3. Large Hotel adalah Hotel besar yang jumlah kamarnnya minimal 600
kamar.
2.2.7.7 Faktor Pengklasifikasian Hotel Berdasarkan Lama Tamu Menginap.
1. Transit Hotel adalah Tamu yang menginap dalam waktu singkat,
biasanya satu malam saja.
47
2. Semi-residential Hotel adalah Tamu yang menginap lebih dari satu
malam,tetapi jangka waktu menginap tetap pendek. Kira kira berkisar
antara 2 minggu sampai 1 bulan.
3. Residential Hotel adalah Tamu yang menginap dalam waktu lama ,kira
kira paling sedikit 1 bulan.
2.2.7.8 Faktor Pengklasifikasian Hotel Berdasarkan Kegiatan Tamu Selama
Menginap.
1. Sport Hotel adalah Hotel yang berada di kompleks kegiatan olahraga.
Ski Hotel adalah Hotel yang menyediakan tempat bermain ski,biasanya
terdapat di Negara yang memiliki 4 musim.
2. Business Conference Hotel adalah Hotel yang menyediakan fasilitas
lengkap untuk konferensi. Convention Hotel adalah Hotel sebagai
bagian dari kompleks kegiatan konvensi.
3. Pilgrim Hotel adalah Hotel yang sebagian tempatnnya berfungsi
sebagai fasilitas beribadah.seperti Hotel di arab dan loudres di perancis.
2.2.7.9 Faktor Pengklasifikasian Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu
1. Family Hotel adalah kebanyakan tamu yang menginap bersama
keluargannya.
2. Business Hotel kebanyakan tamu yang menginap adalah usahawan
3. Tourist Hotel tamu yang menginap kebanyakan adalah wisatawan,
domestic maupun mancanegara.
Download