BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam hal ini

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini peneliti mengambil jurnal internasional dan jurnal nasional
sebagai penelitian terdahulu yang relevan, antara lain:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama
penelitian
Judul
Penelitian
Ling Zhu
dan Sherry
M.B.
Thatcher
Institutional
Economics
Perspective
On Global ECommerce
Adoption
Paradigma
Positivis
Metode
Penelitian
Teori
Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan Dengan
Penelitian Saya
Publikasi
Jurnal
Studi
Korelasi
Kuantitatif
Teori
kelembagaan
ekonomi baru
institusional
(NIE) dan
aplikasi teori
dalam sistem
informasi;
yaitu teori
informasi
ekologi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengukuran yang
digunakan dalam analisis
sekunder untuk faktor
hukum, pemerintah dan
budaya yang konsisten dan
akurat di berbagai titik
waktu.
Hasil penelitian juga
mengungkapkan bahwa
adopsi e-commerce dan
lingkungan hukum
meningkat secara
signifikan selama empat
tahun terakhir di seluruh
dunia, sementara dukungan
pemerintah tidak
menunjukkan peningkatan
yang signifikan dan
infrastruktur sosial &
budaya telah ditemukan
secara signifikan kurang
kompatibel dengan adopsi
e-commerce antara 2003
dan 2007.
Dalam penelitian saya,
menggunakan metode
penelitian studi kasus
kualitatif. Yaitu
memberikan gambaran
bagaimana terbentuknya
aplikasi e-commerce dalam
menerapkan konsep bisnis
e-commerce pada
perusahaan jasa
transportasi GO-JEK,
untuk mengetahui dari
masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam
konsep bisnis e-commerce,
dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan
jasa transportasi GO-JEK
untuk ke depannya.
Namun berbeda penelitian
ini menyajikan bukti
bahwa ekologi informasi
nasional, dibentuk oleh
berbagai faktor lingkungan
kelembagaan, memberikan
pengaruh pada adopsi ecommerce suatu negara
pada berbagai tahap
pengembangan ecommerce. Ini adalah salah
satu studi lintas negara
pertama pada hubungan
antara lingkungan
kelembagaan nasional dan
adopsi e-commerce.
Journal of
Electronic
Commerce
Research,
suppl.
Special
Issue:
Global BCommerce
11.1 no 5372, 2010
11 12 2.
Saeed
Solaymani,
Kiomars
Sohaili, dan
Esmaeil
Akhlaghi
Yazdinejad
Adoption
And Use Of
E-Commerce
In Smes
Positivis
Studi Kasus
Kuantitatif
Teori
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
(TIK), mulai
dari adopsi ecommerce di
UKM, faktor
ekonomi
makro, PDB,
perdagangan,
dan
ketenagakerja
an tingkat
internasional.
Hasil Estimasi Probit dan
Logit model menunjukkan
bahwa kecenderungan
UKM untuk mengadopsi
dan menggunakan ecommerce berhubungan
positif dengan biaya
internet minimum tahunan.
Karena masalah keuangan
UKM yang dihadapkan
dengan itu, pemerintah
harus mendukung mereka
dalam kasus ini. Selain itu,
hasilnya menunjukkan
bahwa keakraban dari
perusahaan sampel dengan
Iran industri kecil dan
taman industri situs
organisasi (website UKM)
dapat mempengaruhi
motivasi UKM untuk
mengadopsi dan
menggunakan e-commerce.
3.
Aytac
Gokmen
Virtual
Business
Operations,
E-Commerce
& Its
Significance
And The Case
Of Turkey:
Current
Situation And
Its Potential
Post
Positivis
Studi Kasus
Kualitatif
Teori bisnis
virtual eorganisasi,
organisasi
dunia maya
atau eperusahaan
yang dapat
melakukan
tujuan bisnis
dan misi di
teknologi
jaringan.
Struktur bisnis harus
didesentralisasikan dan
organik dalam rangka
menanggapi selalu
perubahan permintaan
konsumen tepat waktu agar
tidak ketinggalan peluang
pasar dan menciptakan
kemampuan fleksibel
berdasarkan standarisasi
dan lokalisasi pada saat
yang sama. Struktur bisnis
Turki e-commerce harus
beradaptasi dan strategi
mereka untuk strategi
transnasional ketika bisnis
yang kuat dan siap untuk
go internasional dan
menghadapi persaingan
sengit di pasar global;
karena, melakukan bisnis
di berbagai belahan dunia
akan bermanfaat untuk
menembus ke pasar baru,
mengalokasikan risiko dan
menghindari kemungkinan
ketidaksempurnaan pasar
domestik.
4.
Yuliandre
Darwis
Urgensi
Komunikasi
Media (E-
Post
Positivis
Studi kasus
Kualitatif
Teori
komunikasi
bisnis
Dalam penelitian ini,
mencoba untuk
menjelaskan dan
Dalam penelitian saya,
menggunakan tipe
penelitian deskriptif dan
metode penelitian studi
kasus kualitatif.
Yaitu memberikan
gambaran bagaimana
terbentuknya aplikasi ecommerce dalam
menerapkan konsep bisnis
e-commerce pada
perusahaan jasa
transportasi GO-JEK,
untuk mengetahui dari
masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam
konsep bisnis e-commerce,
dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan
jasa transportasi GO-JEK
untuk ke depannya. Namun
berbeda penelitian ini
untuk menganalisis faktorfaktor penting yang
berdampak pada
kecenderungan usaha kecil
dan menengah (UKM)
untuk menggunakan
perdagangan elektronik di
salah satu taman industri di
provinsi Kermanshah Iran.
Dalam penelitian saya,
menggunakan tipe
penelitian dan metode
penelitian yang sama
dalam penelitian ini. Akan
tetapi dengan tujuan yang
berbeda yaitu memberikan
gambaran bagaimana
terbentuknya aplikasi ecommerce dalam
menerapkan konsep bisnis
e-commerce pada
perusahaan jasa
transportasi GO-JEK,
untuk mengetahui dari
masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam
konsep bisnis e-commerce,
dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan
jasa transportasi GO-JEK
untuk ke depannya. Dalam
penelitian ini
memfokuskan pada bisnis
virtual, e-commerce,
harmonisasi struktur bisnis
konvensional dengan ecommerce dan
menekankan pentingnya
aplikasi e-commerce di
Turki di publikasi nasional
dan data internasional
dapat diandalkan.
Dalam penelitian saya,
menggunakan tipe
penelitian dan metode
Journal of
Springer
Science+Bu
siness
Media,
LLC, Juli
2012
Journal of
Electronic
Commerce
Research
12.1 no 3151, Maret
2012
Internationa
l Journal of
Organizatio
13 Commerce)
di Indonesia
Industri
Kreatif
Sebagai
Upaya
5.
Pendefinisian
Instrumen
Evaluasi
Website ECommerce
Business to
Consumer
(B2C)
Suci
Lestarini
Nurhayati
dan Putu
Wuri
Handayani
Positivis
Metode
Survei
internasional,
cross-budaya
komunikasi,
globalisasi,
dunia
perdagangan,
dan bisnis
internasional,
peran
teknologi
informasi
dalam bisnis
global dunia,
serta ecommerce
sebagai bisnis
komunikasi
media.
memeriksa pentingnya
implementasi e-commerce
media komunikasi oleh
industri kreatif, khususnya
di subsektor industri
fashion sebagai faktor
pendukung dalam
persaingan bisnis
internasional. Hasil
penelitian ini yaitu dengan
pemanfaatan sumber daya
lokal yang ada dan dengan
dukungan dari
pemanfaatan yang
memadai dari teknologi,
industri kreatif diharapkan
mampu menunjukkan
eksistensinya dan
mendominasi pasar global,
sehingga visi "bangsa
Kualitas Indonesia dengan
gambar kreatif di mata
dunia" mungkin
diwujudkan sesuai dengan
program pemerintah dalam
rangka pengembangan
ekonomi kreatif 2025.
Teori
instrumen
evaluasi
sebuah
website ecommerce
ditinjau dari
sudut
pandang
pengunjung
pertama,
intermittent,
dan frequent.
Dalam penelitian ini
membahas mengenai
proses pendefinisian
instrumen evaluasi sebuah
website e-commerce
ditinjau dari sudut pandang
pengunjung pertama,
intermittent, dan frequent.
Hasil penelitian ini yaitu
direkap berdasarkan jenis
pengguna. Pada tabel
website Amazon terdapat
enam kolom dengan dua
kolom pertama, dengan
nomor 2–23 (kolom nomor
pertanyaan dan nilai ratarata dari masing-masing
pertanyaan) diperuntukkan
bagi first time user, dua
kolom kedua dengan
nomor 24–47 untuk
intermittent user, dan dua
kolom berikutnya dengan
nomor 48–68
diperuntukkan bagi
frequent user. Pada tabel
website Air Mac hanya
terdapat empat kolom, di
mana dua kolom pertama
diperuntukkan bagi firsttime user dan dua kolom
berikutnya diperuntukkan
bagi intermittent user.
Kolom frequent user pada
website Air Mac tidak ada
dikarenakan responden
dari website Air Mac tidak
ada yang memenuhi
kriteria tersebut.
penelitian yang sama
dalam penelitian ini. Akan
tetapi dengan tujuan yang
berbeda yaitu memberikan
gambaran bagaimana
terbentuknya aplikasi ecommerce dalam
menerapkan konsep bisnis
e-commerce pada
perusahaan jasa
transportasi GO-JEK,
untuk mengetahui dari
masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam
konsep bisnis e-commerce,
dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan
jasa transportasi GO-JEK
untuk ke depannya. Dalam
penelitian ini menyajikan
pentingnya implementasi
e-commerce media
komunikasi oleh industri
kreatif, khususnya di
subsektor industri fashion
sebagai faktor pendukung
dalam persaingan bisnis
internasional.
Dalam penelitian ini
menggunakan tipe
penelitian deskriptif dan
metode penelitian studi
kasus kualitatif.
Yaitu memberikan
gambaran bagaimana
terbentuknya aplikasi ecommerce dalam
menerapkan konsep ecommerce pada jasa
transportasi Gojek, untuk
mengetahui aktivitas
khalayak dalam
menggunakan e-commerce
jasa transportasi Gojek,
dan pelaksanaan ecommerce pada
transportasi Gojek.
Dalam penelitian ini
memfokuskan untuk
sebuah instrumen evaluasi
terhadap website ecommerce perlu
didefinisikan untuk
meningkatkan kinerja
website e-commerce. Dan
tentu saja, jika dapat
dikelola dengan baik, tentu
saja website-website
tersebut akan menjadi
salah satu faktor penentu
kesuksesan sebuah bisnis
B2C.
nal
Innovation
(Online)
5.3 no 206220,
Januari
2013
Jurnal
Sistem
Informasi
MTI-UI,
vol 6 no 1,
2010
14 1. Judul: Institutional Economics Perspective On Global E-Commerce
Adoption. Disusun oleh Ling Zhu dan Sherry M.B. Thatcher pada 2010.
Penelitian ini menggunakan metode studi korelasi kuantitatif
dengan menghubungkan adopsi e-commerce dan tiga komponen utama dari
"ekologi informasi nasional" kebijakan-pemerintah, lingkungan hukum, dan
infrastruktur
sosial-budaya
di
negara
lain.
Hasil
penelitian
juga
mengungkapkan bahwa adopsi e-commerce dan lingkungan hukum
meningkat secara signifikan selama empat tahun terakhir di seluruh dunia,
sementara dukungan pemerintah tidak menunjukkan peningkatan yang
signifikan dan infrastruktur sosial & budaya telah ditemukan secara
signifikan kurang kompatibel dengan e-commerce adopsi antara 2003 dan
2007.
Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas
mempunyai jenis tipe penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan
tipe penelitian deskriptif dan metode yang berbeda yaitu metode studi
korelasi kuantitatif.
2. Judul: Adoption And Use Of E-Commerce In Smes. Disusun oleh Saeed
Solaymani, Kiomars Sohaili, dan Esmaeil Akhlaghi Yazdinejad pada 2012.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kuantitatif dengan
menggunakan model regresi variabel dependen. Hasil penelitian ini
mengindikasi bahwa hasil estimasi probit dan logit model menunjukkan
bahwa kecenderungan UKM untuk mengadopsi dan menggunakan ecommerce berhubungan positif dengan biaya internet minimum tahunan.
15 Dari penelitian jurnal internasional di atas mempunyai jenis tipe
dan metode penelitian yang berbeda yaitu tipe eksplanatif dan metode studi
kasus kuantitatif.
3. Judul: Virtual Business Operations, E-Commerce & Its Significance And
The Case Of Turkey: Current Situation And Its Potential. Disusun oleh
Aytac Gokmen pada 2012.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif
menggunakan model bisnis virtual, e-commerce dan digital berarti bisa
memperluas ke pasar yang lebih, meningkatkan volume perdagangan dan
meningkatkan daya saing ekonomi Turki juga. Hasil penelitian ini
mengindikasi bahwa struktur bisnis harus didesentralisasikan dan organik
dalam rangka menanggapi selalu perubahan permintaan konsumen tepat
waktu agar tidak ketinggalan peluang pasar dan menciptakan kemampuan
fleksibel berdasarkan standarisasi dan lokalisasi pada saat yang sama.
Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas
mempunyai jenis tipe dan metode penelitian yang sama yaitu sama-sama
menggunakan tipe deskriptif dan metode studi kasus kualitatif.
4. Judul: Urgensi Komunikasi Media (E-Commerce) di Indonesia Industri
Kreatif Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Usaha Internasional: Studi
Kasus Industri Fashion. Disusun oleh Yuliandre Darwis pada 2013.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif
menggunakan dokumentasi, yaitu setiap bahan-bahan tertulis yang relevan
dengan penelitian. Dokumen dalam bentuk arsip yang diperoleh dari
16 perusahaan atau informasi, berita dan artikel yang tersedia di media massa.
Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa pemanfaatan sumber daya lokal
yang ada dan dengan dukungan dari pemanfaatan yang memadai dari
teknologi, industri kreatif diharapkan mampu menunjukkan eksistensinya
dan mendominasi pasar global, sehingga visi "kualitas bangsa Indonesia
dengan gambar kreatif di mata dunia" mungkin diwujudkan sesuai dengan
program pemerintah dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif 2025.
Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas
mempunyai jenis tipe dan metode penelitian yang sama yaitu sama-sama
menggunakan tipe deskriptif dan metode studi kasus kualitatif.
5. Judul: Pendefinisian Instrumen Evaluasi Website E-Commerce Business to
Consumer (B2C). Disusun oleh Putu Wuri Handayani dan Suci Lestarini
Nurhayati pada 2010.
Penelitian ini menggunakan metode survei berisikan pertanyaanpertanyaan seperti yang telah tercantum pada kerangka evaluasi website ecommerce. Responden diminta untuk mengisi survei tersebut dengan objek
survei adalah website e-commerce yang telah dikenal keunggulannya yakni
website Amazon (http://amazon.com) dan website e-commerce yang dinilai
kurang baik yakni website Air Mac (http://airmac.com). Hasil penelitian ini
mengindikasi bahwa struktur bisnis harus didesentralisasikan dan organik
dalam rangka menanggapi selalu perubahan permintaan konsumen tepat
waktu agar tidak ketinggalan peluang pasar dan menciptakan kemampuan
fleksibel berdasarkan standarisasi dan lokalisasi pada saat yang sama.
17 Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas memiliki
perbedaan karena menggunakan tipe penelitian yang berbeda yaitu tipe
eksplanatif dan metode penelitian yang berbeda yaitu metode survei.
2.2 Kerangka Berpikir
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
2.1.1 Pemasaran Via Internet
Komunikasi pemasaran 12 dengan memanfaatkan internet dengan demikian
telah memasuki ruang tanpa batas dan dalam waktu seketika. Penguasaan teknis
menyangkut berbagai cara meraih konsumen melalui internet. Internet telah
membawa media ke khalayak global. Sifatnya yang interaktif serta respons dan
tanggapan cepat adalah kualitas dari media internet yang unik. Pemasaran internet
kadang-kadang dianggap luas dalam lingkup karena tidak hanya merunjuk pada
pemasaran di internet, tetapi juga mencangkup pemasaran yang dilakukan melalui
e-mail dan media nirkabel. Pengelolaan data pelanggan digital dan sistem
manajemen hubungan pelanggan secara elektronik (electronic customer
relationship management⎯eCRM) juga sering dikelompokkan bersama di dalam
pemasaran internet.
Pemasaran internet (internet marketing), juga disebut sebagai pemasarani, web marketing, online marketing atau e-marketing, atau e-commerce adalah
pemasaran dari produk atau jasa melalui internet. Pemasaran Internet menuntut
12
Hermawan, Agus, Komunikasi Pemasaran, Jakarta, Erlangga, 2012, hal 205‐227 18 adanya pengusahaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara bersama-sama,
mencangkup desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan.
Pemasaran internet juga mengacu pada penempatan media bersama
berbagai tahapan dari siklus keterlibatan pelanggan melalui pemasaran mesin
pencari (search engine marketing⎯SEM), optimasi mesin pencari (search engine
optimation⎯SEO), banner iklan di situs web tertentu, pemasaran melalui email,
dan strategi web 2.0. Pada tahun 2008, The New York Times, bekerja sama dengan
comScore menerbitkan sebuah estimasi awal untuk menghitung data pengguna
yang dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan berbasis internet yang besar.
Dengan menghitung empat jenis interaksi dengan situs web perusahaan disamping
hits pada iklan yang disajikan dari jaringan periklanan, mereka menemukan
potensi untuk mengumpulkan data rata-rata 2.500 kali respons dari pengguna per
bulan.
2.1.2 Pemasaran Internet
Pemasaran yang menggunakan internet sebagai saluran penyampaian isi
pemasaran inilah yang kemudian disebut sebagai pemasaran internet. Pemasaran
internet
bukanlah
upaya
pemasaran
yang
menjual
penyedia
layanan
(hubungan/koneksi) internet. Namun seorang pemasar melalui internet tidak
cukup hanya mengetahui kiat-kiat pemasaran konvensional, ia juga harus
memahami dan mendalami karakteristik internet sebagai media yang akan
membantunya dalam pemasaran. Pemasaran melalui internet sebenarnya
sederhana dalam makna namun kompleks dalam implementasinya. Dengan
19 internet pemasaran produk dapat lebih terbantu, karena internet memungkinkan
proses pemasaran yang lebih efektif, respons yang lebih cepat dan biaya yang
lebih murah. Basis utama pemasar dalam pemasaran internet adalah dengan
menggunakan dan memanfaatkan web, dengan tetap berorientasi pada prinsip
pemasaran konvensional yang harus menerapkan 3 hal menurut Zaki dan
Smitdev 13 , antara lain:
1. Tujuan pemasaran
2. Pasar sasaran
3. Produk atau jasa yang ditawarkan
Pemasaran internet yang dilakukan pemasar tidak harus selalu terpaku
pada desain web, melainkan harus memperhatikan tujuan awal yang ditetapkan
sebagai bagian penting pemasaran. Pemasar harus menyadari juga bahwa desain
web yang baik tidak harus digarap sendiri melainkan bisa dikerjakan oleh mereka
yang profesional, meskipun untuk membuat desain web pemasar juga bisa belajar
dari panduan situs-situs yang ada.
Pemasaran internet menjadi isu paling penting dalam dunia pemasaran saat
ini. Harden dan Heyman 14 mengatakan bahwa menggunakan istilah red-hot, untuk
menggambarkan peluang pasar yang sedemikian besar dalam pemasaran via
internet. Perangkat bisnis mereka yang mampu menopang pemasaran internet
dengan kampanye email (email campaign) yang menyebarkan pesan langsung ke
email pribadi dengan memanfaatkan search engine yang dikenal dengan search
engine optimizer⎯SEO, membuat situs jejaring sosial menjadi pilihan utama,
13
14
Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227
Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227
20 apalagi didukung dengan banyaknya mailing list, blog, dan business directory
yang bersifat gratis. Web 2.0 yang menopang jejaring sosial, berbagai wiki, dunia
virtual, mobile video search, text message advertising (pesan iklan berupa teks)
dan web log (blog) telah membawa pemecahan masalah pemasaran bisnis.
Teknologi-teknologi ini telah membawa keuntungan untuk tetap dilihat sebagai
peluang dan alternatif dalam penyampaian pesan dari pemasar kepada konsumen.
Pemasar pun dapat menjadi netpreuner⎯yakni mereka yang berbisnis
sepenuhnya menggunakan internet sebagai sarana komunikasi pemasaran.
Pemasar internet yang berorientasi pada pasar sasaran (konsumen) dalam
kenyataannya juga harus cermat dalam menyikapi konsumen. Setiap konsumen
memiliki hak untuk mengambil keputusan dan menentukan pilihannya. Pilihan
mana yang konsumen ambil tergantung pada referensi yang dimilikinya ketika
mengakses internet. Mengingat pemasaran via internet tidak saja hanya sebatas
adanya kepemilikan tetapi juga adanya persyaratan lain yakni kepercayaan, dan
tata cara pembayaran melalui internet.
2.1.3 Peranan Internet dalam E-Commerce
Peran internet dalam perdagangan secara elektronik/e-commerce sangat
urgent. Internet sudah menjadi sarana utama dalam proses transaksi. Tanpa
internet, maka perdagangan secara elektronik ini tidak akan pernah terlaksana.
Secara umum peranan internet dalam e-commerce 15 , yaitu:
1. Media utama untuk terjadinya transaksi bisnis secara online.
15
Sarwono, Jonathan dan Tutty Martadiredja, Teori E-Commerce Kunci Sukses Perdagangan di
Internet, Yogyakarta, Gava Media, 2008, hal 17
21 2. Memungkinkan website perusahaan dapat diketahui oleh konsumen di
seluruh dunia.
3. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk
atau jasa secara online.
4. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk
atau jasa mempunyai pasar global.
5. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk
atau jasa berkomunikasi secara cepat dengan konsumen.
2.2.2 Periklanan
Sebagai titik perdagangan, menurut Hunt 16 mengungkapkan bahwa
internet memiliki sejumlah fitur unik yang harus diperhitungkan agar perusahaan
mampu bersaing. Hal yang terpenting adalah bahwa pelanggan, baik individu
maupun bisnis, cenderung mengasosiasikan nilai dan harapan yang berbeda-beda
terkait perdagangan online versus perdagangan konvensional. Nilai dapat hadir
dalam berbagai bentuk, seperti:
1. Kenyamanan yang lebih besar,
2. Informasi yang lebih baik tentang pembelian,
3. Keandalan pelayanan,
4. Personalisasi/penyesuaian secara personal (customization),
5. Keamanan transaksi, dan
6. Biaya yang lebih rendah
16
Hermawan, Agus,Ibid hal 221
22 Jika pemasar online gagal memberikan penawaran yang lebih baik sebagai
alternatif, maka pilihan untuk memasarkan melalui internet mungkin akan sulit
untuk mencapai keberhasilan. Penciptaan nilai tambah (added value) hanyalah
salah satu dari beberapa aspek pemasaran internet. Efektivitas perencanaan bisnis
via internet juga harus mengidentifikasi kebutuhan pasar yang jelas, sikap yang
sangat sensitif terhadap persaingan dari semua sumber, mengartikulasikan
proposisi nilai yang kuat bagi pelanggan, dan fleksibel untuk merespons
perubahan pasar.
Fungsi iklan pada era digital sangat berbeda dibandingkan sebelumnya.
Banyak sekali faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan iklan
yang didasarkan pada produk, tujuan kampanye iklan, alam dan lokasi pasar
sasaran, anggaran, dan persaingan. Salah satu yang membedakan strategi iklan
digital 17 adalah mempertimbangkan apakah mereka akan melibatkan media yang
dibayar, memiliki media sendiri, atau memanfaatkan media. Antara lain:
1. Media yang dibayar (paid media) adalah praktik periklanan tradisional, di
mana pengiklan membeli ruang dan waktu khusus pada media tertentu.
2. Memiliki media sendiri (owned media) berarti pengiklan membuat media
sendiri dan memenuhinya dengan produk dan jasa mereka, atau membuat
situs web khusus untuk produk perusahaan.
3. Media yang didapatkan (earned media) berarti mendiskusikan mereka pada
outlet publik.
17
Hermawan, Agus,Ibid hal 205-227
23 Aktivitas jejaring sosial dan blog juga termasuk dalam earned media. Pada
abad 21 owned media dan earned media meningkat secara substansial, khususnya
dari pemasar yang percaya bahwa konten editorial lebih dipercaya dibandingkan
iklan. Beberapa bahkan menyatakan bahwa segala sesuatu mulai dari jurnalisme
profesional hingga jejaring sosial lebih dipercaya dibandingkan iklan.
Namun model bisnis online juga cukup kuat mendukung jika awalnya
tidak menguntungkan untuk diadopsi perusahaan di bidang lainnya. Adapun
model bisnis dalam pemasaran internet di e-commerce 18 mengenal dua jenis,
antara lain:
1. Perusahaan berbasis website. Sebuah organisasi (perusahaan) yang memang
mendesain web dengan tujuan utama memasarkan produk sehingga
menghasilkan nilai tambah dengan memperoleh penjualan dari situs
webnya.
2. Afiliasi pemasaran. Adalah proses di mana suatu produk atau layanan yang
dikembangkan dalam satu kesatuan (bisnis e-commerce, orang per orang,
atau kombinasi) yang dijual oleh penjual aktif lainnya dengan pembagian
keuntungan. Entitas produk dapat memberikan beberapa materi pemasaran
(surat penjualan, link afiliasi, fasilitas pelacakan). Namun sebagian besar
hubungan pemasaran afiliasi berasal dari bisnis e-commerce yang
menawarkan program afiliasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki model bisnis
18
Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227
24 periklanan dalam pemasaran internet di e-commerce yang sesuai dengan teori
tersebut.
2.2.3 Jasa
Kotler & Keller 19 mendefinisikan jasa/layanan (service) adalah semua
tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang
pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Jadi
layanan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan
manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam
diri atau atas nama penerima. Sehingga pelayanan itu sendiri memiliki nilai
tersendiri bagi pelanggan dalam hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai
pelanggan.
Dalam mengelola pertumbuhan bisnis jasa memiliki sebuah jangkauan
pilihan strategi pertumbuhan sewaktu melakukan keputusan produk/jasa. Strategi
pertumbuhan ini dapat dijabarkan dengan matriks produk/jasa. Menurut
Lupiyoadi 20 menjelaskan matriks produk/jasa memuat 4 pilihan pertumbuhan
fundamental bagi penyedia jasa, yaitu:
1. Penetrasi Pasar
Strategi penetrasi pasar memaparkan cara meningkatkan posisi
sekarang dipasar dengan lebih baik. Penetrasi pasar berupaya meningkatkan
19
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 2,
Jakarta, Erlangga, 2008, hal 26
20
Hidayat, Nanang Choirul, Strategi Memasarkan Produk Jasa, Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, vol.
9 no 25, April 2012:119-121
25 produktivitas dan unsur bauran pemasaran dan meningkatkan pangsa pasar
atas pesaing.
2. Pengembangan Produk/Jasa Baru
Pengembangan produk yang ditunjukan pasar baru, dengan
harapan saat berhasil dapat memberikan keuntungan yang sangat besar.
3. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar yaitu mencari kelompok/segmen pembeli
baru dengan tawaran jasa yang ada sekarang.
4. Diversivikasi
Diversivikasi adalah strategi yang paling beresiko karena
perusahaan tidak membangun sesuatu yang baru berdasarkan kekuatan yang
sudah dimiliki.
Pada strategi pertumbuhan fundamental teori Lupiyoadi yang telah
dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tidak hanya pada produk atau
jasa yang menggunakan matriks produk dan jasa. Namun, pada layanan jasa ojek
online pun juga menggunakan strategi pertumbuhan bagi penyedia jasa untuk
mampu bersaing dengan penyedia jasa lainnya. Contohnya pada GO-JEK yang
menggunakan startegi pertumbuhan bagi penyedia jasa seperti pengembangan
produk/jasa baru.
26 2.3.1 Kualitas Pelayanan
Menurut Goetsh dan Davis 21 mengatakan bahwa kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sementara itu, menurut Philip
Kotler 22 mendefinisikan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Melalui pengertian di atas terlihat
bahwa kualitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
Namun, keputusan-keputusan seorang pelanggan untuk mengkonsumsi
atau tidak mengkonsumsi suatu barang/jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Pernyataan ini
menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara “keputusan pelanggan” dengan
“kualitas pelayanan”. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara
nyata oleh pelanggan, Zeithaml-Parasuraman-Berry23 memberikan indikator
ukuran kepuasan pelanggan yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan
menurut yang dikatakan pelanggan, yaitu:
1. Tangibles:
kualitas
komputerisasi
pelayanan
administrasi,
berupa
ruang
sarana
tunggu,
fisik
tempat
perkantoran,
informasi,
dan
sebagainya.
21
Arief, Muhtosim, Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan (Bagaimana Mengelola Kualitas
Pelayanan Agar Memuaskan Pelanggan), Malang, Bayumedia Publishing, 2006, hal 117
22
Arief, Muhtosim, Ibid hal 117
23
Arief, Muhtosim, Ibid hal 135 27 2. Reliability: kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang
terpercaya.
3. Responsiveness: kesanggupan untuk membantu menyediakan pelayanan
secara cepat dan tepat serta tanggap terhadap keinginan pelanggan.
4. Assurance: kemampuan dan keramahan, serta sopan santun pegawai dalam
meyakinkan kepercayaan pelanggan.
5. Empathy: sikap tegas tetapi perhatian dari pegawai terhadap pelanggan.
Oleh sebab itu, kualitas pelayanan merupakan senjata ampuh dalam
keunggulan perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Dengan kata lain, kualitas pelayanan harus menjadi fokus perhatian dan sebagai
isu strategi manajemen perusahaan dalam menjalankan usaha.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Zeithaml-ParasuramanBerry sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria
kualitas pelayanan yang sesuai dengan teori tersebut.
2.3.2 Kualitas Layanan Menurut Harapan Pelanggan
Menurut Zeithaml et al 24 menjelaskan bahwa harapan pelanggan/tingkat
kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan sebelum
mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikan standar acuan
dalam menilai kinerja produk jasa tersebut. Meskipun demikian dalam beberapa
hal belum tercapai kesepakatan, misalnya mengenai sifat standar harapan yang
spesifik, jumlah standar yang digunakan, maupun sumber harapan. Akan tetapi
24
Arief, Muhtosim, Ibid hal 153 28 Zeithaml et al 25 mengemukakan model yang sederhana, ada dua tingkatan harapan
pelanggan yaitu adequate service dan desired service. Antara lain:
1. Adequate service
Adalah tingkat kinerja jasa minimal yang masih dapat diterima
berdasarkan perkiraan kepada jasa apa yang mungkin akan diterima dan
tergantung kepada alternatif yang tersedia.
2. Desired service
Adalah tingkat kinerja jasa yang ingin diterima oleh pelanggan
sebagai gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa yang dapat dan
harus diterimanya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Zeithaml et al sebagai
acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria kualitas layanan
menurut harapan pelanggan yang sesuai dengan teori tersebut. Contohnya pada
GO-JEK yang menggunakan teori kualitas layanan menurut harapan pelanggan
seperti desired service.
2.2.4 E-Commerce
Perdagangan Elektronik (E-Commerce=electronic commerce) adalah
bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan secara
online dari sudut tempat mana pun 26 . Sedangkan menurut Laudon 27 menjelaskan
bahwa e-commerce ialah penggunaan internet dan Web untuk transaksi bisnis atau
25
Arief, Muhtosim, Ibid hal 157 Hidayat, Taufik, Panduan Membuat Toko Online dengan OSCommerce, Jakarta, Mediakita,
2008, hal 5
27
Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Perdagangan Online: Cara Bisnis di Internet, Jakarta,
Elex Media Komputindo, 2012, hal 1
26
29 secara lebih formal e-commerce didefinisikan sebagai transaksi perdagangan yang
dimungkinkan secara digital antar organisasi dengan organisasi atau dengan
individual serta antar individual dengan individual. Menurut Vermaat 28 ecommerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik
seperti internet. Siapapun yang mempunyai jaringan internet dapat berpartisipasi
dalam kegiatan e-commerce.
Menurut Kalakota dan Winston 29 , definisi e-commerce dapat ditinjau dari
beberapa perspektif, yaitu:
1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau
melalui peralatan elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi
yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya
layanan
(service
cost)
ketika
meningkatkan
kualitas
barang
dan
meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana
online lainnya.
28
Varmaat, Shelly Cashman, Discovering Computers: Menjelajah Dunia Komputer Fundamental
Edisi 3, Jakarta, Salemba Infotek, 2007, hal 83
29
Suyanto, M, Strategi Periklanan pada e-Commerce Perusahaan Top Dunia, Yogyakarta, Andi,
2003, hal 11
30 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Kalakota dan Winston
sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria dalam
kegiatan e-commerce yang sesuai dengan teori tersebut.
2.4.1 Konsep Dasar Dalam E-Commerce
Terdapat beberapa konsep dasar mengenai e-commerce yang menunjukkan
proses perkembangan proses organisasi bisnis yang bersifat konvesional sampai
dengan yang benar-benar bersifat digital/online 30 antara lain:
1.
Organisasi Brick and Mortar: Organisasi bisnis konvensional yang
melakukan bisnis secara tradisional (offline) dengan menjual produkproduk fisik dengan melalui agen-agen fisik.
2.
Organisasi Maya (Virtual Organization): Organisasi bisnis yang
melakukan kegiatan bisnis hanya melalui internet/secara online saja.
3.
Organisasi Click and Mortar: Organisasi bisnis yang melakukan
perdagangan tertentu secara online, umumnya hanya sebagai tambahan
saluran pemasaran, sedang kegiatan bisnis utamanya tetap dilakukan
secara konvensional.
4.
Pasar Elektronik (E-marketplace): Pasar online dimana penjual dan
pembeli bertemu untuk melakukan pertukaran barang, jasa, uang, atau
informasi.
30
Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Ibid, hal 1-3
31 5.
Sistem Informasi Antar-Organisasi (Interorganizational Information
System): Sistem komunikasi yang memungkinkan proses transaksi rutin
dan aliran informasi antara dua organisasi atau lebih.
6.
Sistem Informasi dalam Organisasi (Intraorganizational Information
System): Sistem komunikasi yang memungkinkan kegiatan e-commerce
berjalan dalam organisasi-organisasi individual.
7.
Intranet: Jaringan komunikasi dalam suatu organisasi bisnis yang
digunakan untuk berkomunikasi antar pegawai dalam menunjang bisnis
utama mereka.
8.
Extranet:
Jaringan-jaringan
yang
menggunakan
internet
untuk
menghubungkan beberapa internet.
9.
Internet: Jaringan global yang menghubungkan jaringan-jaringan lokal di
seluruh dunia.
10. Business to Business (B2B): Model e-commerce dimana semua partisipan
merupakan organisasi bisnis.
11. Business to Consumer (B2C): Model e-commerce dimana organisasi bisnis
menjual ke pembeli individual.
12. E-tailing: Pengecer yang melakukan kegiatannya secara online.
13. Business to Business to Consumer (B2B2C): Model e-commerce dimana
organisasi bisnis menyediakan produk atau jasa untuk bisnis klien yang
digunakan pelanggan klien tersebut.
14. Consumer to Business (C2B): Model e-commerce dimana individuindividu menggunakan internet untuk menjual produk atau jasa kepada
32 organisasi atau individu yang mencari penjual untuk menawar produk atau
jasa yang mereka perlukan.
15. Consumer to Consumer (C2C): Model e-commerce dimana konsumen
menjual secara langsung ke konsumen lainnya.
16. Collaborative Commerce (c-commerce): Model e-commerce dimana
individual-individual atau kelompok berkomunikasi atau bekerja sama.
17. E-learning: Penghantaran informasi secara online untuk tujuan pelatihan
atau pendidikan.
18. E-government: Model e-commerce dimana suatu organisasi pemerintah
membeli atau menyediakan barang, jasa, atau informasi dari atau untuk
organisasi bisnis atau individu.
19. Call to Action (CTA): Pesan dalam kaitannya dengan pemasaran yang
mencoba untuk membujuk seseorang yang membaca sehingga yang
bersangkutan akan melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan
tersebut.
20. Conversion Rate: Persentase pengunjung yang mengambil tindakan yang
diinginkan (melalui CTA).
21. Google Checkout: Sistem pembayaran online yang didukung oleh Google,
dimana para pengguna menyimpan informasi kartu kredit mereka dalam
Google account sehingga mereka dapat dengan cepat melakukan
pembelian secara online pada situs-situs yang menyediakan layanan
tersebut.
33 22. PayPal: Jasa layanan pembayaran online yang memungkinkan para
pengguna melakukan pembelian dan menerima pembayaran melalui
alamat email yang sudah didefinisikan sesuai dengan pengguna.
23. Shopping Cart: Perangkat lunak yang digunakan untuk menyediakan
katalog produk tersedia untuk dipesan dimana pengunjung dapat memilih,
melihat, menambah atau menghapus serta membeli barang-barang yang
ditawarkan pada suatu web tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut. Contohnya GO-JEK apakah menggunakan konsep
dasar dalam e-commerce seperti B2B atau B2C atau B2B2C.
2.4.2 Komponen E-Commerce
E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak
dimiliki transaksi bisnis yang dilakukan secara offline 31 , yaitu:
1. Produk: Banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti
komputer, buku, musik, pakaian, mainan, dan lain-lain.
2. Tempat menjual produk (a place to sell): tempat menjual adalah internet
yang berarti harus memiliki domain dan hosting.
3. Cara menerima pesanan: email, telepon, sms dan lain-lain.
4. Cara pembayaran: Cash, cek, bankdraft, kartu kredit, internet payment
(misalnya paypal).
31
Suyanto, M, Ibid hal 11
34 5. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui paket, salesman,
atau di-download jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu
(misalnya software).
6. Customer service: email, formulir on-line, FAQ, telepon, chatting, dan lainlain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut.
2.4.3 Manfaat E-Commerce
E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik itu organisasi, perusahaan
dan masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari e-commerce 32 yaitu:
1. Bagi Organisasi Pemilik e-commerce
a. E-commerce memperluas market place hingga kepasar nasional dan
internasional. Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaan
dapat secara mudah menemukan lebih banyak pelanggan, suplier yang
lebih baik, dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.
b. E-commerce
pendistribusian,
menurunkan
penyimpanan,
biaya
dan
pembuatan,
pencarian
pemrosesan,
informasi
yang
menggunakan kertas.
c. E-commerce memungkinkan pengurangan inventory dan overhead
dengan menyederhanakan supply chain management tipe “pull”. Dalam
32
Suyanto, M, Ibid. hal 11
35 supply chain management tipe pull, proses dimulai dari pesanan
pelanggan serta digunakan manufakturing just-in-time.
d. Pemrosesan pull-type memungkinkan customization produk dan
layanan yang sebetulnya mahal menjadi lebih memiliki keunggulan
komparatif bagi yang menerapkan.
e. E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan
produk dan jasa
f. E-commerce mendukung upaya-upaya business process reegineering.
Dengan mengubah prosesnya, maka produktivitas sales-people,
pegawai yang berpengetahuan, dan administrator bisa meningkat 100%
atau lebih.
g. E-commerce memperkecil biaya telekomunikasi-internet lebih murah
dibanding VAN.
h. Keuntungan lain meliputi: layanan konsumen dan citra perusahaan
menjadi lebih baik, menemukan patner bisnis baru, proses menjadi
sederhana, waktu bisa dipadatkan, produktivitas meningkat, kertas bisa
dihindari, akses informasi menjadi cepat, biaya transportasi berkurang,
dan fleksibilitas bertambah.
2. Bagi Konsumen
a. E-commerce
memungkinkan
pelanggan
untuk
berbelanja
atau
melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir
setiap lokasi.
36 b. E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan,
mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
c. E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada
pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan
perbandingan secara cepat.
d. E-commerce menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.
e. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam
hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
f. E-commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual
auction).
g. E-commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi
dengan pelanggan lain di electronic community dan bertuker pikiran
serta pengalaman.
h. E-commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan
menghasilkan diskon secara substansial.
3. Bagi Masyarakat
a. E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan
tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan
arus kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi polusi udara.
b. E-commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan
harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli
lebih banyak yang pada gilirannya akan meningkatkan taraf hidup
mereka.
37 c. E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan
wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan
susah mereka dapatkan tanpa e-commerce.
d. E-commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan,
pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan
pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan atau dengan kualitas
yang lebih baik.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut.
2.4.4 Proses Transaksi E-Commerce
Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan,
maka harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi e-commerce 33 bisa
mencakup tahap-tahap sebagai berikut:
1. Show. Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki,
lengkap dengan detail spesifikasi produk dan harganya.
2. Register. Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data
identitas, alamat pengiriman dan informasi login.
3. Order. Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun
selanjutnya melakukan order pembelian.
4. Payment. Konsumen melakukan pembayaran.
33
Suyanto, M, Ibid, hal 11
38 5. Verification. Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No.
rekening atau kartu kredit).
6. Deliver. Produk yang dipesan pembeli kemudian dikirimkan oleh penjual ke
konsumen.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut.
2.4.5 Model-model Transaksi Keuangan
Terdapat beberapa model transaksi keuangan dalam e-commerce 34 antara
lain:
1.
Transaksi Credit Card
Transaksi secara online bergantung dengan kartu kredit karena
hampir semua teknologi yang tersedia menghendaki transaksi yang
dilakukan lewat kartu kredit.
2.
E-Wallets
Electronic wallet merupakan sarana yang dapat digunakan dalam
transaksi online dengan menggunakan teknologi yang disebut Electronic
Commerce Modeling Language (ECML).
3.
Alternate Consumer Payment Options
Masih ada juga pihak merchant yang tidak mau menerima
penggunaan kartu kredit. Mereka menggunakan cara-cara pembayaran
34
Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Ibid, hal 126-131 39 model lama misalnya menggunakan cek, transfer dan juga cash on delivery
(COD).
4.
Digital Currency
Digital currency merupakan sarana pembayaran di internet yang
menggunakan model seperti cara kerja bank tradisional. Salah satu bentuk
digital currency ialah digital cash.
5.
Peer to Peer Payment
Model pembayaran ini memungkinkan antar konsumen dapat
melakukan transaksi pengiriman uang melalui digital cash dengan
menggunakan email dengan ketentuan konsumen-konsumen tersebut
mempunyai rekening di bank-bank mitra www.ecash.com.
6.
Smart Cards
Smart card merupakan kartu elektronik yang menggunakan chip
komputer sehingga dapat menyimpan data atau informasi lebih banyak
dibandingkan dengan kartu kredit biasa.
7.
Micro-payments
Micro-payment merupakan alat pembayaran di internet untuk
transaksi yang tidak boleh lebih besar dari 10$US.
8.
B2B Transaction
Transaksi B2B secara online melibatkan perusahaan dengan
perusahaan atau merchant dengan merchant lainnya.
40 9.
E-Billing
E-Billing yang merupakan kependekan dari Electronic Bill
Presentment and Payment (EBPP), menawarkan kemampuan untuk
melakukan tagihan dan pembayaran dalam berbagai platform.
10. Online Banking
Online banking merupakan model transaksi perbankan tradisional
yang dilakukan secara online atau menggunakan teknologi internet.
11. Digital Cash
Sistem pembayaran alternatif yang dikembangkan dalam ecommerce dimana tanda otentikasi dalam bentuk angka-angka khusus yang
sudah dienkripsi yang mewikili nilai cash yang dapat dipindahkan dari
pihak konsumen ke pihak merchant.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut. Contohnya GO-JEK apakah menggunakan model
transaksi keuangan dalam e-commerce seperti e-wallets.
2.4.6 Aplikasi E-Commerce
Terdapat aplikasi-aplikasi e-commerce secara umum yang bersifat sistem
terbuka (open source), memungkinkan kita untuk mengakses kode sumber
sehingga lebih mudah saat melakukan customize dan modifikasi. Aplikasi ecommerce menyediakan berbagai fitur yang dibutuhkan dalam bisnis online.
Fitur-fitur dapat ditambahkan, dikurangi dan diedit sesuai dengan kebutuhan dan
41 perkembangan bisnis. Ada beberapa aplikasi e-commerce 35 yang tersedia di
Internet dan bisa didapat secara gratis, antara lain:
1. Magento. Aplikasi e-commerce bersifat sumber terbuka yang dilengkapi
dukungan profesional. Aplikasi ini mendukung clean URL (tampilan URL
yang sederhana dan mudah dibaca), dan optimalisasi mesin pencari (search
engine optimization/SEO).
2. OpenCart. Aplikasi e-commerce sumber terbuka yang berbasis PHP.
Aplikasi ini dirancang agar mudah digunakan dan mendukung optimalisasi
mesin pencari, mendukung berbagai mata uang, pilihan bahasa, pilihan jalur
pembayaran, dan metode pengiriman. Fitur-fiturnya cukup lengkap,
mencakup pencetakan faktur, pemberian kupon diskon, fasilitas “review”.
3. PrestaShop. Aplikasi e-commerce yang bisa di download dan dipakai secara
gratis, terdiri dari sistem front office dan back office. Fitur yang tersedia
cukup lengkap, diantaranya mendukung pengelolaan inventaris, pesanan,
pembayaran, dan pengiriman secara real time. Aplikasi ini juga
memungkinkan pembuatan program keanggotaan karena memiliki fasilitas
pendaftaran pelanggan.
4. ZenCart. Aplikasi e-commerce yang bisa didapat secara gratis dan bersifat
sumber terbuka, dengan dukungan teknologi PHP dan MySQL. Aplikasi ini
mudah di-install, menyediakan fitur yang cukup lengkap di antaranya kupon
diskon dan diskon berdasarkan kuantitas, beragam pilihan cara pembayaran
35
Works, IT, Cara Gampang Bikin Toko Online, Jakarta, Grasindo, 2010, hal 15-17
42 dan pengiriman, fitur produk andalan, serta kemudahan penambahan
notifikasi, pengumuman atau biaya-biaya.
5. StoreSprite. Mengusung slogan “e-commerce for web designers”, aplikasi
ini ditujukan untuk para pengembang web yang ingin membuat toko online
untuk klien mereka. Aplikasi ini tersedia gratis, tapi akan ada label hak cipta
StoreSprite tertera di situs.
6. osCommerce. Aplikasi ini menawarkan banyak sekali fitur, yang
memungkinkan pembuatan toko online dengan proses setup secara cepat
dan mudah.
7. CubeCart. Aplikasi e-commerce ini cukup populer, mendukung PHP dan
MySQL untuk versi 3, aplikasi ini tersedia gratis dengan catatan akan ada
keterangan hak cipta di bagian footer, atau bayar USD 90 jika ingin
menghilangkan keterangan hak cipta tersebut.
8. AgoraCart. Aplikasi ini juga tak kalah populer, dibuat dengan Perl/MySQL
Agora mendukung CSS Manager yang memungkinkan kita melakukan
perubahan tampilan toko secara online.
9. WordPress + Plugin e-commerce. Aplikasi ini lebih dikenal sebagai aplikasi
blogging. Meski begitu, WordPress sebenarnya bisa dipakai untuk membuat
toko online, jika ditambahkan dengan plugin e-commerce.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di
atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang
sesuai dengan teori tersebut.
Download