BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam hal ini peneliti mengambil jurnal internasional dan jurnal nasional sebagai penelitian terdahulu yang relevan, antara lain: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. 1. Nama penelitian Judul Penelitian Ling Zhu dan Sherry M.B. Thatcher Institutional Economics Perspective On Global ECommerce Adoption Paradigma Positivis Metode Penelitian Teori Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Saya Publikasi Jurnal Studi Korelasi Kuantitatif Teori kelembagaan ekonomi baru institusional (NIE) dan aplikasi teori dalam sistem informasi; yaitu teori informasi ekologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran yang digunakan dalam analisis sekunder untuk faktor hukum, pemerintah dan budaya yang konsisten dan akurat di berbagai titik waktu. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa adopsi e-commerce dan lingkungan hukum meningkat secara signifikan selama empat tahun terakhir di seluruh dunia, sementara dukungan pemerintah tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dan infrastruktur sosial & budaya telah ditemukan secara signifikan kurang kompatibel dengan adopsi e-commerce antara 2003 dan 2007. Dalam penelitian saya, menggunakan metode penelitian studi kasus kualitatif. Yaitu memberikan gambaran bagaimana terbentuknya aplikasi e-commerce dalam menerapkan konsep bisnis e-commerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK, untuk mengetahui dari masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam konsep bisnis e-commerce, dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK untuk ke depannya. Namun berbeda penelitian ini menyajikan bukti bahwa ekologi informasi nasional, dibentuk oleh berbagai faktor lingkungan kelembagaan, memberikan pengaruh pada adopsi ecommerce suatu negara pada berbagai tahap pengembangan ecommerce. Ini adalah salah satu studi lintas negara pertama pada hubungan antara lingkungan kelembagaan nasional dan adopsi e-commerce. Journal of Electronic Commerce Research, suppl. Special Issue: Global BCommerce 11.1 no 5372, 2010 11 12 2. Saeed Solaymani, Kiomars Sohaili, dan Esmaeil Akhlaghi Yazdinejad Adoption And Use Of E-Commerce In Smes Positivis Studi Kasus Kuantitatif Teori Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mulai dari adopsi ecommerce di UKM, faktor ekonomi makro, PDB, perdagangan, dan ketenagakerja an tingkat internasional. Hasil Estimasi Probit dan Logit model menunjukkan bahwa kecenderungan UKM untuk mengadopsi dan menggunakan ecommerce berhubungan positif dengan biaya internet minimum tahunan. Karena masalah keuangan UKM yang dihadapkan dengan itu, pemerintah harus mendukung mereka dalam kasus ini. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa keakraban dari perusahaan sampel dengan Iran industri kecil dan taman industri situs organisasi (website UKM) dapat mempengaruhi motivasi UKM untuk mengadopsi dan menggunakan e-commerce. 3. Aytac Gokmen Virtual Business Operations, E-Commerce & Its Significance And The Case Of Turkey: Current Situation And Its Potential Post Positivis Studi Kasus Kualitatif Teori bisnis virtual eorganisasi, organisasi dunia maya atau eperusahaan yang dapat melakukan tujuan bisnis dan misi di teknologi jaringan. Struktur bisnis harus didesentralisasikan dan organik dalam rangka menanggapi selalu perubahan permintaan konsumen tepat waktu agar tidak ketinggalan peluang pasar dan menciptakan kemampuan fleksibel berdasarkan standarisasi dan lokalisasi pada saat yang sama. Struktur bisnis Turki e-commerce harus beradaptasi dan strategi mereka untuk strategi transnasional ketika bisnis yang kuat dan siap untuk go internasional dan menghadapi persaingan sengit di pasar global; karena, melakukan bisnis di berbagai belahan dunia akan bermanfaat untuk menembus ke pasar baru, mengalokasikan risiko dan menghindari kemungkinan ketidaksempurnaan pasar domestik. 4. Yuliandre Darwis Urgensi Komunikasi Media (E- Post Positivis Studi kasus Kualitatif Teori komunikasi bisnis Dalam penelitian ini, mencoba untuk menjelaskan dan Dalam penelitian saya, menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode penelitian studi kasus kualitatif. Yaitu memberikan gambaran bagaimana terbentuknya aplikasi ecommerce dalam menerapkan konsep bisnis e-commerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK, untuk mengetahui dari masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam konsep bisnis e-commerce, dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK untuk ke depannya. Namun berbeda penelitian ini untuk menganalisis faktorfaktor penting yang berdampak pada kecenderungan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menggunakan perdagangan elektronik di salah satu taman industri di provinsi Kermanshah Iran. Dalam penelitian saya, menggunakan tipe penelitian dan metode penelitian yang sama dalam penelitian ini. Akan tetapi dengan tujuan yang berbeda yaitu memberikan gambaran bagaimana terbentuknya aplikasi ecommerce dalam menerapkan konsep bisnis e-commerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK, untuk mengetahui dari masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam konsep bisnis e-commerce, dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK untuk ke depannya. Dalam penelitian ini memfokuskan pada bisnis virtual, e-commerce, harmonisasi struktur bisnis konvensional dengan ecommerce dan menekankan pentingnya aplikasi e-commerce di Turki di publikasi nasional dan data internasional dapat diandalkan. Dalam penelitian saya, menggunakan tipe penelitian dan metode Journal of Springer Science+Bu siness Media, LLC, Juli 2012 Journal of Electronic Commerce Research 12.1 no 3151, Maret 2012 Internationa l Journal of Organizatio 13 Commerce) di Indonesia Industri Kreatif Sebagai Upaya 5. Pendefinisian Instrumen Evaluasi Website ECommerce Business to Consumer (B2C) Suci Lestarini Nurhayati dan Putu Wuri Handayani Positivis Metode Survei internasional, cross-budaya komunikasi, globalisasi, dunia perdagangan, dan bisnis internasional, peran teknologi informasi dalam bisnis global dunia, serta ecommerce sebagai bisnis komunikasi media. memeriksa pentingnya implementasi e-commerce media komunikasi oleh industri kreatif, khususnya di subsektor industri fashion sebagai faktor pendukung dalam persaingan bisnis internasional. Hasil penelitian ini yaitu dengan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada dan dengan dukungan dari pemanfaatan yang memadai dari teknologi, industri kreatif diharapkan mampu menunjukkan eksistensinya dan mendominasi pasar global, sehingga visi "bangsa Kualitas Indonesia dengan gambar kreatif di mata dunia" mungkin diwujudkan sesuai dengan program pemerintah dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif 2025. Teori instrumen evaluasi sebuah website ecommerce ditinjau dari sudut pandang pengunjung pertama, intermittent, dan frequent. Dalam penelitian ini membahas mengenai proses pendefinisian instrumen evaluasi sebuah website e-commerce ditinjau dari sudut pandang pengunjung pertama, intermittent, dan frequent. Hasil penelitian ini yaitu direkap berdasarkan jenis pengguna. Pada tabel website Amazon terdapat enam kolom dengan dua kolom pertama, dengan nomor 2–23 (kolom nomor pertanyaan dan nilai ratarata dari masing-masing pertanyaan) diperuntukkan bagi first time user, dua kolom kedua dengan nomor 24–47 untuk intermittent user, dan dua kolom berikutnya dengan nomor 48–68 diperuntukkan bagi frequent user. Pada tabel website Air Mac hanya terdapat empat kolom, di mana dua kolom pertama diperuntukkan bagi firsttime user dan dua kolom berikutnya diperuntukkan bagi intermittent user. Kolom frequent user pada website Air Mac tidak ada dikarenakan responden dari website Air Mac tidak ada yang memenuhi kriteria tersebut. penelitian yang sama dalam penelitian ini. Akan tetapi dengan tujuan yang berbeda yaitu memberikan gambaran bagaimana terbentuknya aplikasi ecommerce dalam menerapkan konsep bisnis e-commerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK, untuk mengetahui dari masing-masing ecommerce/fitur pada GOJEK termasuk dalam konsep bisnis e-commerce, dan pelaksanaan ecommerce pada perusahaan jasa transportasi GO-JEK untuk ke depannya. Dalam penelitian ini menyajikan pentingnya implementasi e-commerce media komunikasi oleh industri kreatif, khususnya di subsektor industri fashion sebagai faktor pendukung dalam persaingan bisnis internasional. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode penelitian studi kasus kualitatif. Yaitu memberikan gambaran bagaimana terbentuknya aplikasi ecommerce dalam menerapkan konsep ecommerce pada jasa transportasi Gojek, untuk mengetahui aktivitas khalayak dalam menggunakan e-commerce jasa transportasi Gojek, dan pelaksanaan ecommerce pada transportasi Gojek. Dalam penelitian ini memfokuskan untuk sebuah instrumen evaluasi terhadap website ecommerce perlu didefinisikan untuk meningkatkan kinerja website e-commerce. Dan tentu saja, jika dapat dikelola dengan baik, tentu saja website-website tersebut akan menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah bisnis B2C. nal Innovation (Online) 5.3 no 206220, Januari 2013 Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, vol 6 no 1, 2010 14 1. Judul: Institutional Economics Perspective On Global E-Commerce Adoption. Disusun oleh Ling Zhu dan Sherry M.B. Thatcher pada 2010. Penelitian ini menggunakan metode studi korelasi kuantitatif dengan menghubungkan adopsi e-commerce dan tiga komponen utama dari "ekologi informasi nasional" kebijakan-pemerintah, lingkungan hukum, dan infrastruktur sosial-budaya di negara lain. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa adopsi e-commerce dan lingkungan hukum meningkat secara signifikan selama empat tahun terakhir di seluruh dunia, sementara dukungan pemerintah tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dan infrastruktur sosial & budaya telah ditemukan secara signifikan kurang kompatibel dengan e-commerce adopsi antara 2003 dan 2007. Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas mempunyai jenis tipe penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode yang berbeda yaitu metode studi korelasi kuantitatif. 2. Judul: Adoption And Use Of E-Commerce In Smes. Disusun oleh Saeed Solaymani, Kiomars Sohaili, dan Esmaeil Akhlaghi Yazdinejad pada 2012. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kuantitatif dengan menggunakan model regresi variabel dependen. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa hasil estimasi probit dan logit model menunjukkan bahwa kecenderungan UKM untuk mengadopsi dan menggunakan ecommerce berhubungan positif dengan biaya internet minimum tahunan. 15 Dari penelitian jurnal internasional di atas mempunyai jenis tipe dan metode penelitian yang berbeda yaitu tipe eksplanatif dan metode studi kasus kuantitatif. 3. Judul: Virtual Business Operations, E-Commerce & Its Significance And The Case Of Turkey: Current Situation And Its Potential. Disusun oleh Aytac Gokmen pada 2012. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif menggunakan model bisnis virtual, e-commerce dan digital berarti bisa memperluas ke pasar yang lebih, meningkatkan volume perdagangan dan meningkatkan daya saing ekonomi Turki juga. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa struktur bisnis harus didesentralisasikan dan organik dalam rangka menanggapi selalu perubahan permintaan konsumen tepat waktu agar tidak ketinggalan peluang pasar dan menciptakan kemampuan fleksibel berdasarkan standarisasi dan lokalisasi pada saat yang sama. Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas mempunyai jenis tipe dan metode penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe deskriptif dan metode studi kasus kualitatif. 4. Judul: Urgensi Komunikasi Media (E-Commerce) di Indonesia Industri Kreatif Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Usaha Internasional: Studi Kasus Industri Fashion. Disusun oleh Yuliandre Darwis pada 2013. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif menggunakan dokumentasi, yaitu setiap bahan-bahan tertulis yang relevan dengan penelitian. Dokumen dalam bentuk arsip yang diperoleh dari 16 perusahaan atau informasi, berita dan artikel yang tersedia di media massa. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa pemanfaatan sumber daya lokal yang ada dan dengan dukungan dari pemanfaatan yang memadai dari teknologi, industri kreatif diharapkan mampu menunjukkan eksistensinya dan mendominasi pasar global, sehingga visi "kualitas bangsa Indonesia dengan gambar kreatif di mata dunia" mungkin diwujudkan sesuai dengan program pemerintah dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif 2025. Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas mempunyai jenis tipe dan metode penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe deskriptif dan metode studi kasus kualitatif. 5. Judul: Pendefinisian Instrumen Evaluasi Website E-Commerce Business to Consumer (B2C). Disusun oleh Putu Wuri Handayani dan Suci Lestarini Nurhayati pada 2010. Penelitian ini menggunakan metode survei berisikan pertanyaanpertanyaan seperti yang telah tercantum pada kerangka evaluasi website ecommerce. Responden diminta untuk mengisi survei tersebut dengan objek survei adalah website e-commerce yang telah dikenal keunggulannya yakni website Amazon (http://amazon.com) dan website e-commerce yang dinilai kurang baik yakni website Air Mac (http://airmac.com). Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa struktur bisnis harus didesentralisasikan dan organik dalam rangka menanggapi selalu perubahan permintaan konsumen tepat waktu agar tidak ketinggalan peluang pasar dan menciptakan kemampuan fleksibel berdasarkan standarisasi dan lokalisasi pada saat yang sama. 17 Dari penelitian jurnal internasional yang relevan di atas memiliki perbedaan karena menggunakan tipe penelitian yang berbeda yaitu tipe eksplanatif dan metode penelitian yang berbeda yaitu metode survei. 2.2 Kerangka Berpikir 2.2.1 Komunikasi Pemasaran 2.1.1 Pemasaran Via Internet Komunikasi pemasaran 12 dengan memanfaatkan internet dengan demikian telah memasuki ruang tanpa batas dan dalam waktu seketika. Penguasaan teknis menyangkut berbagai cara meraih konsumen melalui internet. Internet telah membawa media ke khalayak global. Sifatnya yang interaktif serta respons dan tanggapan cepat adalah kualitas dari media internet yang unik. Pemasaran internet kadang-kadang dianggap luas dalam lingkup karena tidak hanya merunjuk pada pemasaran di internet, tetapi juga mencangkup pemasaran yang dilakukan melalui e-mail dan media nirkabel. Pengelolaan data pelanggan digital dan sistem manajemen hubungan pelanggan secara elektronik (electronic customer relationship management⎯eCRM) juga sering dikelompokkan bersama di dalam pemasaran internet. Pemasaran internet (internet marketing), juga disebut sebagai pemasarani, web marketing, online marketing atau e-marketing, atau e-commerce adalah pemasaran dari produk atau jasa melalui internet. Pemasaran Internet menuntut 12 Hermawan, Agus, Komunikasi Pemasaran, Jakarta, Erlangga, 2012, hal 205‐227 18 adanya pengusahaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara bersama-sama, mencangkup desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan. Pemasaran internet juga mengacu pada penempatan media bersama berbagai tahapan dari siklus keterlibatan pelanggan melalui pemasaran mesin pencari (search engine marketing⎯SEM), optimasi mesin pencari (search engine optimation⎯SEO), banner iklan di situs web tertentu, pemasaran melalui email, dan strategi web 2.0. Pada tahun 2008, The New York Times, bekerja sama dengan comScore menerbitkan sebuah estimasi awal untuk menghitung data pengguna yang dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan berbasis internet yang besar. Dengan menghitung empat jenis interaksi dengan situs web perusahaan disamping hits pada iklan yang disajikan dari jaringan periklanan, mereka menemukan potensi untuk mengumpulkan data rata-rata 2.500 kali respons dari pengguna per bulan. 2.1.2 Pemasaran Internet Pemasaran yang menggunakan internet sebagai saluran penyampaian isi pemasaran inilah yang kemudian disebut sebagai pemasaran internet. Pemasaran internet bukanlah upaya pemasaran yang menjual penyedia layanan (hubungan/koneksi) internet. Namun seorang pemasar melalui internet tidak cukup hanya mengetahui kiat-kiat pemasaran konvensional, ia juga harus memahami dan mendalami karakteristik internet sebagai media yang akan membantunya dalam pemasaran. Pemasaran melalui internet sebenarnya sederhana dalam makna namun kompleks dalam implementasinya. Dengan 19 internet pemasaran produk dapat lebih terbantu, karena internet memungkinkan proses pemasaran yang lebih efektif, respons yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Basis utama pemasar dalam pemasaran internet adalah dengan menggunakan dan memanfaatkan web, dengan tetap berorientasi pada prinsip pemasaran konvensional yang harus menerapkan 3 hal menurut Zaki dan Smitdev 13 , antara lain: 1. Tujuan pemasaran 2. Pasar sasaran 3. Produk atau jasa yang ditawarkan Pemasaran internet yang dilakukan pemasar tidak harus selalu terpaku pada desain web, melainkan harus memperhatikan tujuan awal yang ditetapkan sebagai bagian penting pemasaran. Pemasar harus menyadari juga bahwa desain web yang baik tidak harus digarap sendiri melainkan bisa dikerjakan oleh mereka yang profesional, meskipun untuk membuat desain web pemasar juga bisa belajar dari panduan situs-situs yang ada. Pemasaran internet menjadi isu paling penting dalam dunia pemasaran saat ini. Harden dan Heyman 14 mengatakan bahwa menggunakan istilah red-hot, untuk menggambarkan peluang pasar yang sedemikian besar dalam pemasaran via internet. Perangkat bisnis mereka yang mampu menopang pemasaran internet dengan kampanye email (email campaign) yang menyebarkan pesan langsung ke email pribadi dengan memanfaatkan search engine yang dikenal dengan search engine optimizer⎯SEO, membuat situs jejaring sosial menjadi pilihan utama, 13 14 Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227 Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227 20 apalagi didukung dengan banyaknya mailing list, blog, dan business directory yang bersifat gratis. Web 2.0 yang menopang jejaring sosial, berbagai wiki, dunia virtual, mobile video search, text message advertising (pesan iklan berupa teks) dan web log (blog) telah membawa pemecahan masalah pemasaran bisnis. Teknologi-teknologi ini telah membawa keuntungan untuk tetap dilihat sebagai peluang dan alternatif dalam penyampaian pesan dari pemasar kepada konsumen. Pemasar pun dapat menjadi netpreuner⎯yakni mereka yang berbisnis sepenuhnya menggunakan internet sebagai sarana komunikasi pemasaran. Pemasar internet yang berorientasi pada pasar sasaran (konsumen) dalam kenyataannya juga harus cermat dalam menyikapi konsumen. Setiap konsumen memiliki hak untuk mengambil keputusan dan menentukan pilihannya. Pilihan mana yang konsumen ambil tergantung pada referensi yang dimilikinya ketika mengakses internet. Mengingat pemasaran via internet tidak saja hanya sebatas adanya kepemilikan tetapi juga adanya persyaratan lain yakni kepercayaan, dan tata cara pembayaran melalui internet. 2.1.3 Peranan Internet dalam E-Commerce Peran internet dalam perdagangan secara elektronik/e-commerce sangat urgent. Internet sudah menjadi sarana utama dalam proses transaksi. Tanpa internet, maka perdagangan secara elektronik ini tidak akan pernah terlaksana. Secara umum peranan internet dalam e-commerce 15 , yaitu: 1. Media utama untuk terjadinya transaksi bisnis secara online. 15 Sarwono, Jonathan dan Tutty Martadiredja, Teori E-Commerce Kunci Sukses Perdagangan di Internet, Yogyakarta, Gava Media, 2008, hal 17 21 2. Memungkinkan website perusahaan dapat diketahui oleh konsumen di seluruh dunia. 3. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk atau jasa secara online. 4. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk atau jasa mempunyai pasar global. 5. Memungkinkan pihak menchant/perusahaan/instansi yang menjual produk atau jasa berkomunikasi secara cepat dengan konsumen. 2.2.2 Periklanan Sebagai titik perdagangan, menurut Hunt 16 mengungkapkan bahwa internet memiliki sejumlah fitur unik yang harus diperhitungkan agar perusahaan mampu bersaing. Hal yang terpenting adalah bahwa pelanggan, baik individu maupun bisnis, cenderung mengasosiasikan nilai dan harapan yang berbeda-beda terkait perdagangan online versus perdagangan konvensional. Nilai dapat hadir dalam berbagai bentuk, seperti: 1. Kenyamanan yang lebih besar, 2. Informasi yang lebih baik tentang pembelian, 3. Keandalan pelayanan, 4. Personalisasi/penyesuaian secara personal (customization), 5. Keamanan transaksi, dan 6. Biaya yang lebih rendah 16 Hermawan, Agus,Ibid hal 221 22 Jika pemasar online gagal memberikan penawaran yang lebih baik sebagai alternatif, maka pilihan untuk memasarkan melalui internet mungkin akan sulit untuk mencapai keberhasilan. Penciptaan nilai tambah (added value) hanyalah salah satu dari beberapa aspek pemasaran internet. Efektivitas perencanaan bisnis via internet juga harus mengidentifikasi kebutuhan pasar yang jelas, sikap yang sangat sensitif terhadap persaingan dari semua sumber, mengartikulasikan proposisi nilai yang kuat bagi pelanggan, dan fleksibel untuk merespons perubahan pasar. Fungsi iklan pada era digital sangat berbeda dibandingkan sebelumnya. Banyak sekali faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan iklan yang didasarkan pada produk, tujuan kampanye iklan, alam dan lokasi pasar sasaran, anggaran, dan persaingan. Salah satu yang membedakan strategi iklan digital 17 adalah mempertimbangkan apakah mereka akan melibatkan media yang dibayar, memiliki media sendiri, atau memanfaatkan media. Antara lain: 1. Media yang dibayar (paid media) adalah praktik periklanan tradisional, di mana pengiklan membeli ruang dan waktu khusus pada media tertentu. 2. Memiliki media sendiri (owned media) berarti pengiklan membuat media sendiri dan memenuhinya dengan produk dan jasa mereka, atau membuat situs web khusus untuk produk perusahaan. 3. Media yang didapatkan (earned media) berarti mendiskusikan mereka pada outlet publik. 17 Hermawan, Agus,Ibid hal 205-227 23 Aktivitas jejaring sosial dan blog juga termasuk dalam earned media. Pada abad 21 owned media dan earned media meningkat secara substansial, khususnya dari pemasar yang percaya bahwa konten editorial lebih dipercaya dibandingkan iklan. Beberapa bahkan menyatakan bahwa segala sesuatu mulai dari jurnalisme profesional hingga jejaring sosial lebih dipercaya dibandingkan iklan. Namun model bisnis online juga cukup kuat mendukung jika awalnya tidak menguntungkan untuk diadopsi perusahaan di bidang lainnya. Adapun model bisnis dalam pemasaran internet di e-commerce 18 mengenal dua jenis, antara lain: 1. Perusahaan berbasis website. Sebuah organisasi (perusahaan) yang memang mendesain web dengan tujuan utama memasarkan produk sehingga menghasilkan nilai tambah dengan memperoleh penjualan dari situs webnya. 2. Afiliasi pemasaran. Adalah proses di mana suatu produk atau layanan yang dikembangkan dalam satu kesatuan (bisnis e-commerce, orang per orang, atau kombinasi) yang dijual oleh penjual aktif lainnya dengan pembagian keuntungan. Entitas produk dapat memberikan beberapa materi pemasaran (surat penjualan, link afiliasi, fasilitas pelacakan). Namun sebagian besar hubungan pemasaran afiliasi berasal dari bisnis e-commerce yang menawarkan program afiliasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki model bisnis 18 Hermawan, Agus, Ibid. hal 205-227 24 periklanan dalam pemasaran internet di e-commerce yang sesuai dengan teori tersebut. 2.2.3 Jasa Kotler & Keller 19 mendefinisikan jasa/layanan (service) adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Jadi layanan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Sehingga pelayanan itu sendiri memiliki nilai tersendiri bagi pelanggan dalam hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai pelanggan. Dalam mengelola pertumbuhan bisnis jasa memiliki sebuah jangkauan pilihan strategi pertumbuhan sewaktu melakukan keputusan produk/jasa. Strategi pertumbuhan ini dapat dijabarkan dengan matriks produk/jasa. Menurut Lupiyoadi 20 menjelaskan matriks produk/jasa memuat 4 pilihan pertumbuhan fundamental bagi penyedia jasa, yaitu: 1. Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar memaparkan cara meningkatkan posisi sekarang dipasar dengan lebih baik. Penetrasi pasar berupaya meningkatkan 19 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 2, Jakarta, Erlangga, 2008, hal 26 20 Hidayat, Nanang Choirul, Strategi Memasarkan Produk Jasa, Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, vol. 9 no 25, April 2012:119-121 25 produktivitas dan unsur bauran pemasaran dan meningkatkan pangsa pasar atas pesaing. 2. Pengembangan Produk/Jasa Baru Pengembangan produk yang ditunjukan pasar baru, dengan harapan saat berhasil dapat memberikan keuntungan yang sangat besar. 3. Pengembangan Pasar Pengembangan pasar yaitu mencari kelompok/segmen pembeli baru dengan tawaran jasa yang ada sekarang. 4. Diversivikasi Diversivikasi adalah strategi yang paling beresiko karena perusahaan tidak membangun sesuatu yang baru berdasarkan kekuatan yang sudah dimiliki. Pada strategi pertumbuhan fundamental teori Lupiyoadi yang telah dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tidak hanya pada produk atau jasa yang menggunakan matriks produk dan jasa. Namun, pada layanan jasa ojek online pun juga menggunakan strategi pertumbuhan bagi penyedia jasa untuk mampu bersaing dengan penyedia jasa lainnya. Contohnya pada GO-JEK yang menggunakan startegi pertumbuhan bagi penyedia jasa seperti pengembangan produk/jasa baru. 26 2.3.1 Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis 21 mengatakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sementara itu, menurut Philip Kotler 22 mendefinisikan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Melalui pengertian di atas terlihat bahwa kualitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Namun, keputusan-keputusan seorang pelanggan untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu barang/jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Pernyataan ini menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara “keputusan pelanggan” dengan “kualitas pelayanan”. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh pelanggan, Zeithaml-Parasuraman-Berry23 memberikan indikator ukuran kepuasan pelanggan yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan menurut yang dikatakan pelanggan, yaitu: 1. Tangibles: kualitas komputerisasi pelayanan administrasi, berupa ruang sarana tunggu, fisik tempat perkantoran, informasi, dan sebagainya. 21 Arief, Muhtosim, Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan (Bagaimana Mengelola Kualitas Pelayanan Agar Memuaskan Pelanggan), Malang, Bayumedia Publishing, 2006, hal 117 22 Arief, Muhtosim, Ibid hal 117 23 Arief, Muhtosim, Ibid hal 135 27 2. Reliability: kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya. 3. Responsiveness: kesanggupan untuk membantu menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat serta tanggap terhadap keinginan pelanggan. 4. Assurance: kemampuan dan keramahan, serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan pelanggan. 5. Empathy: sikap tegas tetapi perhatian dari pegawai terhadap pelanggan. Oleh sebab itu, kualitas pelayanan merupakan senjata ampuh dalam keunggulan perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Dengan kata lain, kualitas pelayanan harus menjadi fokus perhatian dan sebagai isu strategi manajemen perusahaan dalam menjalankan usaha. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Zeithaml-ParasuramanBerry sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria kualitas pelayanan yang sesuai dengan teori tersebut. 2.3.2 Kualitas Layanan Menurut Harapan Pelanggan Menurut Zeithaml et al 24 menjelaskan bahwa harapan pelanggan/tingkat kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikan standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut. Meskipun demikian dalam beberapa hal belum tercapai kesepakatan, misalnya mengenai sifat standar harapan yang spesifik, jumlah standar yang digunakan, maupun sumber harapan. Akan tetapi 24 Arief, Muhtosim, Ibid hal 153 28 Zeithaml et al 25 mengemukakan model yang sederhana, ada dua tingkatan harapan pelanggan yaitu adequate service dan desired service. Antara lain: 1. Adequate service Adalah tingkat kinerja jasa minimal yang masih dapat diterima berdasarkan perkiraan kepada jasa apa yang mungkin akan diterima dan tergantung kepada alternatif yang tersedia. 2. Desired service Adalah tingkat kinerja jasa yang ingin diterima oleh pelanggan sebagai gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Zeithaml et al sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria kualitas layanan menurut harapan pelanggan yang sesuai dengan teori tersebut. Contohnya pada GO-JEK yang menggunakan teori kualitas layanan menurut harapan pelanggan seperti desired service. 2.2.4 E-Commerce Perdagangan Elektronik (E-Commerce=electronic commerce) adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut tempat mana pun 26 . Sedangkan menurut Laudon 27 menjelaskan bahwa e-commerce ialah penggunaan internet dan Web untuk transaksi bisnis atau 25 Arief, Muhtosim, Ibid hal 157 Hidayat, Taufik, Panduan Membuat Toko Online dengan OSCommerce, Jakarta, Mediakita, 2008, hal 5 27 Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Perdagangan Online: Cara Bisnis di Internet, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2012, hal 1 26 29 secara lebih formal e-commerce didefinisikan sebagai transaksi perdagangan yang dimungkinkan secara digital antar organisasi dengan organisasi atau dengan individual serta antar individual dengan individual. Menurut Vermaat 28 ecommerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun yang mempunyai jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan e-commerce. Menurut Kalakota dan Winston 29 , definisi e-commerce dapat ditinjau dari beberapa perspektif, yaitu: 1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya. 2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja. 3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman. 4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya. 28 Varmaat, Shelly Cashman, Discovering Computers: Menjelajah Dunia Komputer Fundamental Edisi 3, Jakarta, Salemba Infotek, 2007, hal 83 29 Suyanto, M, Strategi Periklanan pada e-Commerce Perusahaan Top Dunia, Yogyakarta, Andi, 2003, hal 11 30 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Kalakota dan Winston sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria dalam kegiatan e-commerce yang sesuai dengan teori tersebut. 2.4.1 Konsep Dasar Dalam E-Commerce Terdapat beberapa konsep dasar mengenai e-commerce yang menunjukkan proses perkembangan proses organisasi bisnis yang bersifat konvesional sampai dengan yang benar-benar bersifat digital/online 30 antara lain: 1. Organisasi Brick and Mortar: Organisasi bisnis konvensional yang melakukan bisnis secara tradisional (offline) dengan menjual produkproduk fisik dengan melalui agen-agen fisik. 2. Organisasi Maya (Virtual Organization): Organisasi bisnis yang melakukan kegiatan bisnis hanya melalui internet/secara online saja. 3. Organisasi Click and Mortar: Organisasi bisnis yang melakukan perdagangan tertentu secara online, umumnya hanya sebagai tambahan saluran pemasaran, sedang kegiatan bisnis utamanya tetap dilakukan secara konvensional. 4. Pasar Elektronik (E-marketplace): Pasar online dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan pertukaran barang, jasa, uang, atau informasi. 30 Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Ibid, hal 1-3 31 5. Sistem Informasi Antar-Organisasi (Interorganizational Information System): Sistem komunikasi yang memungkinkan proses transaksi rutin dan aliran informasi antara dua organisasi atau lebih. 6. Sistem Informasi dalam Organisasi (Intraorganizational Information System): Sistem komunikasi yang memungkinkan kegiatan e-commerce berjalan dalam organisasi-organisasi individual. 7. Intranet: Jaringan komunikasi dalam suatu organisasi bisnis yang digunakan untuk berkomunikasi antar pegawai dalam menunjang bisnis utama mereka. 8. Extranet: Jaringan-jaringan yang menggunakan internet untuk menghubungkan beberapa internet. 9. Internet: Jaringan global yang menghubungkan jaringan-jaringan lokal di seluruh dunia. 10. Business to Business (B2B): Model e-commerce dimana semua partisipan merupakan organisasi bisnis. 11. Business to Consumer (B2C): Model e-commerce dimana organisasi bisnis menjual ke pembeli individual. 12. E-tailing: Pengecer yang melakukan kegiatannya secara online. 13. Business to Business to Consumer (B2B2C): Model e-commerce dimana organisasi bisnis menyediakan produk atau jasa untuk bisnis klien yang digunakan pelanggan klien tersebut. 14. Consumer to Business (C2B): Model e-commerce dimana individuindividu menggunakan internet untuk menjual produk atau jasa kepada 32 organisasi atau individu yang mencari penjual untuk menawar produk atau jasa yang mereka perlukan. 15. Consumer to Consumer (C2C): Model e-commerce dimana konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya. 16. Collaborative Commerce (c-commerce): Model e-commerce dimana individual-individual atau kelompok berkomunikasi atau bekerja sama. 17. E-learning: Penghantaran informasi secara online untuk tujuan pelatihan atau pendidikan. 18. E-government: Model e-commerce dimana suatu organisasi pemerintah membeli atau menyediakan barang, jasa, atau informasi dari atau untuk organisasi bisnis atau individu. 19. Call to Action (CTA): Pesan dalam kaitannya dengan pemasaran yang mencoba untuk membujuk seseorang yang membaca sehingga yang bersangkutan akan melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan tersebut. 20. Conversion Rate: Persentase pengunjung yang mengambil tindakan yang diinginkan (melalui CTA). 21. Google Checkout: Sistem pembayaran online yang didukung oleh Google, dimana para pengguna menyimpan informasi kartu kredit mereka dalam Google account sehingga mereka dapat dengan cepat melakukan pembelian secara online pada situs-situs yang menyediakan layanan tersebut. 33 22. PayPal: Jasa layanan pembayaran online yang memungkinkan para pengguna melakukan pembelian dan menerima pembayaran melalui alamat email yang sudah didefinisikan sesuai dengan pengguna. 23. Shopping Cart: Perangkat lunak yang digunakan untuk menyediakan katalog produk tersedia untuk dipesan dimana pengunjung dapat memilih, melihat, menambah atau menghapus serta membeli barang-barang yang ditawarkan pada suatu web tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut. Contohnya GO-JEK apakah menggunakan konsep dasar dalam e-commerce seperti B2B atau B2C atau B2B2C. 2.4.2 Komponen E-Commerce E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak dimiliki transaksi bisnis yang dilakukan secara offline 31 , yaitu: 1. Produk: Banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti komputer, buku, musik, pakaian, mainan, dan lain-lain. 2. Tempat menjual produk (a place to sell): tempat menjual adalah internet yang berarti harus memiliki domain dan hosting. 3. Cara menerima pesanan: email, telepon, sms dan lain-lain. 4. Cara pembayaran: Cash, cek, bankdraft, kartu kredit, internet payment (misalnya paypal). 31 Suyanto, M, Ibid hal 11 34 5. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui paket, salesman, atau di-download jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu (misalnya software). 6. Customer service: email, formulir on-line, FAQ, telepon, chatting, dan lainlain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut. 2.4.3 Manfaat E-Commerce E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik itu organisasi, perusahaan dan masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari e-commerce 32 yaitu: 1. Bagi Organisasi Pemilik e-commerce a. E-commerce memperluas market place hingga kepasar nasional dan internasional. Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaan dapat secara mudah menemukan lebih banyak pelanggan, suplier yang lebih baik, dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia. b. E-commerce pendistribusian, menurunkan penyimpanan, biaya dan pembuatan, pencarian pemrosesan, informasi yang menggunakan kertas. c. E-commerce memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan menyederhanakan supply chain management tipe “pull”. Dalam 32 Suyanto, M, Ibid. hal 11 35 supply chain management tipe pull, proses dimulai dari pesanan pelanggan serta digunakan manufakturing just-in-time. d. Pemrosesan pull-type memungkinkan customization produk dan layanan yang sebetulnya mahal menjadi lebih memiliki keunggulan komparatif bagi yang menerapkan. e. E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan jasa f. E-commerce mendukung upaya-upaya business process reegineering. Dengan mengubah prosesnya, maka produktivitas sales-people, pegawai yang berpengetahuan, dan administrator bisa meningkat 100% atau lebih. g. E-commerce memperkecil biaya telekomunikasi-internet lebih murah dibanding VAN. h. Keuntungan lain meliputi: layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi lebih baik, menemukan patner bisnis baru, proses menjadi sederhana, waktu bisa dipadatkan, produktivitas meningkat, kertas bisa dihindari, akses informasi menjadi cepat, biaya transportasi berkurang, dan fleksibilitas bertambah. 2. Bagi Konsumen a. E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi. 36 b. E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor. c. E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat. d. E-commerce menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat. e. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu. f. E-commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction). g. E-commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertuker pikiran serta pengalaman. h. E-commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial. 3. Bagi Masyarakat a. E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi polusi udara. b. E-commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak yang pada gilirannya akan meningkatkan taraf hidup mereka. 37 c. E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa e-commerce. d. E-commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan atau dengan kualitas yang lebih baik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut. 2.4.4 Proses Transaksi E-Commerce Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan, maka harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi e-commerce 33 bisa mencakup tahap-tahap sebagai berikut: 1. Show. Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki, lengkap dengan detail spesifikasi produk dan harganya. 2. Register. Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data identitas, alamat pengiriman dan informasi login. 3. Order. Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun selanjutnya melakukan order pembelian. 4. Payment. Konsumen melakukan pembayaran. 33 Suyanto, M, Ibid, hal 11 38 5. Verification. Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No. rekening atau kartu kredit). 6. Deliver. Produk yang dipesan pembeli kemudian dikirimkan oleh penjual ke konsumen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut. 2.4.5 Model-model Transaksi Keuangan Terdapat beberapa model transaksi keuangan dalam e-commerce 34 antara lain: 1. Transaksi Credit Card Transaksi secara online bergantung dengan kartu kredit karena hampir semua teknologi yang tersedia menghendaki transaksi yang dilakukan lewat kartu kredit. 2. E-Wallets Electronic wallet merupakan sarana yang dapat digunakan dalam transaksi online dengan menggunakan teknologi yang disebut Electronic Commerce Modeling Language (ECML). 3. Alternate Consumer Payment Options Masih ada juga pihak merchant yang tidak mau menerima penggunaan kartu kredit. Mereka menggunakan cara-cara pembayaran 34 Sarwono, Jonathan dan K. Prihartono, Ibid, hal 126-131 39 model lama misalnya menggunakan cek, transfer dan juga cash on delivery (COD). 4. Digital Currency Digital currency merupakan sarana pembayaran di internet yang menggunakan model seperti cara kerja bank tradisional. Salah satu bentuk digital currency ialah digital cash. 5. Peer to Peer Payment Model pembayaran ini memungkinkan antar konsumen dapat melakukan transaksi pengiriman uang melalui digital cash dengan menggunakan email dengan ketentuan konsumen-konsumen tersebut mempunyai rekening di bank-bank mitra www.ecash.com. 6. Smart Cards Smart card merupakan kartu elektronik yang menggunakan chip komputer sehingga dapat menyimpan data atau informasi lebih banyak dibandingkan dengan kartu kredit biasa. 7. Micro-payments Micro-payment merupakan alat pembayaran di internet untuk transaksi yang tidak boleh lebih besar dari 10$US. 8. B2B Transaction Transaksi B2B secara online melibatkan perusahaan dengan perusahaan atau merchant dengan merchant lainnya. 40 9. E-Billing E-Billing yang merupakan kependekan dari Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP), menawarkan kemampuan untuk melakukan tagihan dan pembayaran dalam berbagai platform. 10. Online Banking Online banking merupakan model transaksi perbankan tradisional yang dilakukan secara online atau menggunakan teknologi internet. 11. Digital Cash Sistem pembayaran alternatif yang dikembangkan dalam ecommerce dimana tanda otentikasi dalam bentuk angka-angka khusus yang sudah dienkripsi yang mewikili nilai cash yang dapat dipindahkan dari pihak konsumen ke pihak merchant. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut. Contohnya GO-JEK apakah menggunakan model transaksi keuangan dalam e-commerce seperti e-wallets. 2.4.6 Aplikasi E-Commerce Terdapat aplikasi-aplikasi e-commerce secara umum yang bersifat sistem terbuka (open source), memungkinkan kita untuk mengakses kode sumber sehingga lebih mudah saat melakukan customize dan modifikasi. Aplikasi ecommerce menyediakan berbagai fitur yang dibutuhkan dalam bisnis online. Fitur-fitur dapat ditambahkan, dikurangi dan diedit sesuai dengan kebutuhan dan 41 perkembangan bisnis. Ada beberapa aplikasi e-commerce 35 yang tersedia di Internet dan bisa didapat secara gratis, antara lain: 1. Magento. Aplikasi e-commerce bersifat sumber terbuka yang dilengkapi dukungan profesional. Aplikasi ini mendukung clean URL (tampilan URL yang sederhana dan mudah dibaca), dan optimalisasi mesin pencari (search engine optimization/SEO). 2. OpenCart. Aplikasi e-commerce sumber terbuka yang berbasis PHP. Aplikasi ini dirancang agar mudah digunakan dan mendukung optimalisasi mesin pencari, mendukung berbagai mata uang, pilihan bahasa, pilihan jalur pembayaran, dan metode pengiriman. Fitur-fiturnya cukup lengkap, mencakup pencetakan faktur, pemberian kupon diskon, fasilitas “review”. 3. PrestaShop. Aplikasi e-commerce yang bisa di download dan dipakai secara gratis, terdiri dari sistem front office dan back office. Fitur yang tersedia cukup lengkap, diantaranya mendukung pengelolaan inventaris, pesanan, pembayaran, dan pengiriman secara real time. Aplikasi ini juga memungkinkan pembuatan program keanggotaan karena memiliki fasilitas pendaftaran pelanggan. 4. ZenCart. Aplikasi e-commerce yang bisa didapat secara gratis dan bersifat sumber terbuka, dengan dukungan teknologi PHP dan MySQL. Aplikasi ini mudah di-install, menyediakan fitur yang cukup lengkap di antaranya kupon diskon dan diskon berdasarkan kuantitas, beragam pilihan cara pembayaran 35 Works, IT, Cara Gampang Bikin Toko Online, Jakarta, Grasindo, 2010, hal 15-17 42 dan pengiriman, fitur produk andalan, serta kemudahan penambahan notifikasi, pengumuman atau biaya-biaya. 5. StoreSprite. Mengusung slogan “e-commerce for web designers”, aplikasi ini ditujukan untuk para pengembang web yang ingin membuat toko online untuk klien mereka. Aplikasi ini tersedia gratis, tapi akan ada label hak cipta StoreSprite tertera di situs. 6. osCommerce. Aplikasi ini menawarkan banyak sekali fitur, yang memungkinkan pembuatan toko online dengan proses setup secara cepat dan mudah. 7. CubeCart. Aplikasi e-commerce ini cukup populer, mendukung PHP dan MySQL untuk versi 3, aplikasi ini tersedia gratis dengan catatan akan ada keterangan hak cipta di bagian footer, atau bayar USD 90 jika ingin menghilangkan keterangan hak cipta tersebut. 8. AgoraCart. Aplikasi ini juga tak kalah populer, dibuat dengan Perl/MySQL Agora mendukung CSS Manager yang memungkinkan kita melakukan perubahan tampilan toko secara online. 9. WordPress + Plugin e-commerce. Aplikasi ini lebih dikenal sebagai aplikasi blogging. Meski begitu, WordPress sebenarnya bisa dipakai untuk membuat toko online, jika ditambahkan dengan plugin e-commerce. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang telah dijelaskan di atas sebagai acuan untuk melihat apakah GO-JEK sudah memiliki kriteria yang sesuai dengan teori tersebut.