12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan yang ada didalam manajemen itu sendiri. Jadi manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan, dimana hal yang diatur tersebut yaitu semua unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan 6M yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, dan market juga semua aktifitas yang dibutuhkan dalam proses manajemen tersebut. Hasibuan (2003 : 1) Menurut Griffin (2004:7) manajemen adalah suatu rangkaian aktifitas (termasuk perencanaan, dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi dengan aktif dan efisien. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus dapat menyatukan berbagai unsure manajemen tersebut, termasuk fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut kreitner (2007 : 14) yaitu : 1. Planning Perencanaan adalah suatu bentuk perumusan dari tindakan yang akan dibuat oleh perusahaan nantinya. Perencanaan dan tujuan adalah dasar dalam memberikan maksud dan arah kepada perusahaan, subunit dan individu. 13 2. Decision Making Para manajer memilih dari beberapa alternative keputusan saat mengambil keputusan. 3. Organizing Kepentingan struktural seperti “chain of command”, divisi buruh, dan tanggung jawab penugasan adalah bagian dari fungsi organisasi. Pengorganisasian secara lebih teliti dapat menjamin penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien. 4. Staffing Baik tidaknya organisasi ditentukan oleh orang-orang yang ada didalamnya, staffing terdiri dari recruiting, training, dan mengembangkan orang-orang yang dapat mendukung usaha dari organisasi. 5. Communicating Manajer bertanggung jawab untuk menyampaikan pada pegawainya mengenai pengetahuan teknis, intruksi, peraturan dan informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. 6. Motivating Aspek ini berperan penting dalam memotivasi tiap individu untuk dapatmencapai tujuan dengan memuaskan kebutuhan dan sesuai dengan harapan dengan pekerjaan yang berarti dan penghargaan yang bernilai. 7. Leading Manajer menjadi pemimpin yang memberikan inspirasi dengan menjadi panutan dan mengadaptasi cara manajemen mereka sesuai dengan situasi. 14 8. Controlling Saat manajer membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya dan membuat tindakan koreksi yang diperlukan, manajer menjaga agar semua tetap pada jalurnya melalui fungsi pengawasan. 2.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang timbul karena asanya kebutuhan untuk saling melengkapi,dimana pada kenyataannya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, namun dipihak lain sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut keberadaannya terbatas. Oleh karena itu, munculah adanya permintaan dan penawaran yang bisa saling memenuhi satu dan lainnya. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan merupakan hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebutuhan manusia merupakan keadaan dimana manusia merasa kekurangan akan sesuatu. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar namun sudah ada pada sifat dasar manusia sebagai mahluk hidup. Ketika adanya kebutuhan dan keinginan tersebut yang membuat perusahaan ingin memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut pemasaran merupakan kunci yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih jelas mengenai definisi pemasaran, beberapa pakar menjelaskan tentang teori pemasaran. Menurut Charles dan Delbert yang dikutip oleh Buchari Alma (2007:1) adalah sebagai berikut: “marketing which is often reffered to as “distribution” by businessmanincludes the activities necessary to place tangible goods in the hand of house hold consumer and user.” Marketing oleh para pedagang diartikan sama dengan distributor dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen industri. 15 Definisi pemasaran menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Molan (2005;10) adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. Walaupun para ahli memaparkan pengertian yang berbeda-beda, namun dapat disimpulan bahwa pengertian pemasaran adalah merupakan suatu proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok yang meliputi pendistibusian barang atau jasa dari konsumen ke konsumen industri yang dilakukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. 2.3 Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi menurut kotler dan Armstrong(1996) yang dikutip oleh Nembah F. Hartimbul Ginting (2011;23) adalah sebagai berikut: “manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang dalam menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mewujudkan tujuan organisasi.” definisi lain mengenai manajemen menurut Alma (2004:130) : “Manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan”. Sedangkan definisi lain mengenai manajemen pemasaran menurut Boyd, Walker, Mullins, Larreche (2002 : 14) : “Marketing management is the process of analizying, implementation, coordinating, and controlling program involving 16 the conception, pricing, promotion and distribution of products, service an ideas designed to create and maintain beneficial exchange with target markets for the purpose of achieving organizational objectives”. Jadi manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu dalam memilih, mendapatkan, dan mempertahankan dan memperbanyak target pasar. Manajemen pemasaran dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan menggunakan proses analisis, implementasi, koordinasi, dan program pengawasan termasuk membuat gambaran mengenai pemberian harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan ide yang dibuat untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pasar untuk mrncapai tujuan perusahaan. 2.4 Pengertian Bauran Pemasaran Setiap perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya selalu berkeinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya serta mampu bersaing dengan perusahaan lain sejenis. Untuk itu suatu perusahaan harus mampu menciptakan formula agar dapat menyakini konsumen dan memakai produk yang kita tawarkan, formula tersebut berupa variable-variabel yang dapat dikendalikan yang disebut bauran pemasaran. “bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakanperusahaan untuk terus menerut mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.” (Kotler, 2005:17) Definisi diatas menjelaskan bila suatu program pemasaran ingin dilaksanakan dengan efektif, maka program pemasaran tersebut harus bisa meramu semua unsureunsur yang ada didalam bauran pemasaran perusahaan. 17 Variabel-variabel dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Product (produk) Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Price (Harga) Dalam menentukan harga, manajemen harus menentukan harga dasar yang tepat bagi Manajemen harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variable bersangkutan. 3. Place (Tempat) Meskipun perantara pemasaran pada dasarnya merupakan faktor lingkungan yang berasal dari luar jangkauan perusahaan, seorang eksekutif perusahaan tetap mempunyai ruang gerak yang besar saat berhubungan dengan mereka. Tanggung jawab perusahaan adalah memilih dan mengelola saluran perdagangan mana yang dipakai untuk menyalurkan produk agar dapat mencapai pasar yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula. 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. 5. People (Orang) Orang-orang yang terlibat dengan perusahaan. 18 6. Physical Evidence Segala sesuatu yang berkaitan dari segi fisik dari perusahaan, dimana produk atau jasa tersebut dihasilkan, dikonsumsi dan diciptakan suatu environment/ lingkungan dan atmosfir yang mendukung terjadinya pembelian. 7. Process Proses adalah bagaimana perusahaan menyampaikan jasa tersebut kepada konsumennya. pelaksanaan proses ini akan mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap kualitas perusahaan. 2.5 Ritel Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer, dalam kegiatan pemasaran terdapat proses pertukaran barang dan jasa dimana dilakukan oleh organisasi apapu yang melakukan proses pertukaran atau menjual barang dan jasa tersebut kepada konsumen akhir baik produsen, grosir dan pengecer yang disebut melakukan usaha eceran. Menurut Philip Kotler (2009:140), pengecer (retailer) adalah “semua kativitas dalam menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi dan nonbisnis. Pengecer atau took eceran adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.” 2.5.1 Jenis-jenis Toko Eceran Menurut Phili Kotler (2009:141) berdasarkan jenisnya retailer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Pengecer toko (store retailer) Pengecer toko yaitu retailer yang bentuknya merupakan sebuah bangunan berdasarkan lini produknya pengecer toko ini terdiri dari: 19 a) Toko barang khusus, yaitu toko yang menjual lini produk yang sepit atau lebih spesifik. b) Department store, toko yang menjual berbagai macam lini produk biasanya pakaian dan peralatan rumah tangga c) Pasar swalayan, yaitu toko yang berbiaya rendah dan bervolume tinggi yang dirancang untuk memenuhi semua kebutuhan untuk produk makanan dan rumah tangga d) Toko kelontong, yaitu toko didaerah perumahan biasanya buka 24jam, lini produknya terbatas dengan perputaran tinggi. e) Toko diskon, yaitu toko yang terdapat barang standar atau barang khusus dengan harga murah. f) Pengecer off-price, yaitu toko yang menjual produk sisa atau produk yang berlebihan dengan harga lebih rendah dari harga eceran. g) Super store, yaitu toko yang menjual makanan dan peralatan rumah tangga yang dibeli secara rutin dengan ruang penjualan yang besar. h) Ruang pamer catalog, yaitu toko yang menjual berbagai pilihan barang bermerk dengan harga markup tinggi, dan pergerakan cepat yang dijual melalui catalog dengan harga diskon. 2. Pengecer nontoko Non store retailer ini terdiri dari 4 (empat) macam yaitu: a) Penjualan langsung, yaitu kegiatan penjualan dari pintu ke pintu atau penjualan di rumah. b) Pemasaran langsung, yaitu pemasaran yang mencakup pemasaran jarak jauh atau telemarketing. c) Mesin otomatis, yaitu benda yang menawarkan berbagai barang secara tiba-tiba, mereka menawarkan penjualan 24jam, pelayanan sendiri dan barang yang selalu segar. Contohnya: mesin coca-cola. 20 d) Layanan pembelian, yaitu pengecer tanpa toko yang melayani klien tertentu, biasanya karyawan organisasi besar. 3. Organisasi eceran Organisasi eceran tersebut terdapat 6 (enam) macam, yaitu: a) Toko rantai korporat, yaitu dua atau lebih gerai yang dimiliki dan dikendalikan, menerapkan pembelian dan pengadaan barang terpusat b) Rantai sukarela, yaitu kelompok pengecer independen yang disponsori pedagang grosir yang terlibat dalam pembelian jumlah besar dan barang umum. c) Koperasi pengecer, yaitu pengecer independen menggunakan organisasi pembelian pusat dan usaha promosi gabungan. d) Koperasi konsumen, yaitu perusahaan eceran yang dimiliki olh pelanggannya, anggota menyumbangkan uang untuk membuka toko mereka sendiri. e) Organisasi waralaba, yaitu asosiasi kontraktual antara pewaralaba dan terwaralaba, terkenal disejumlah bidang produk dan jasa. f) Konglomerat pedagang, yaitu korporasi yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk eceran berbeda dibawah kepemilikan terpusat, dengan beberapa intergrasi distribusi dan manajemen. 2.5.2 Bauran Ritel Menurut Christina Widya Utami (2010:86) bauran pengecer terdiri dari: 1. Produk produk adalah keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen dalam memberikan pelayanan, letak toko, dan nama barang dagangannya. Faktpr yang harus diperhatikan dalam memilih produk yang dijual yaitu: 21 a) Variety, kelengkapan produk yang dijual dapat memenuhi pertimbangan konsumen dalam memilih suatu toko atau department store. b) Width or breath, tersedianya produk-produk pelengkap dari produk utama yang ditawarkan. c) Depth, merupakan macam dan jenis karakteristik dari suatu produk. d) Consistency, produk yang sudah sesuai keinginan konsumen harus teteap dijaga keberadaannya dengan cara menjaga kelengkapannya di toko tersebut. Balance, berkaitan erat dengan usaha untuk menyesuaikan jenis dan macam-macam produk yang dijual dengan pasar sasaran. 2. Harga Harga sangat berhubungan dengan nilai dasar dari persepsi konsumen berdasarkan dari keseluruhan unsure bauran ritel dalam menciptakan suatu gambaran dan pengalaman bertransaksi. Terdapat tiga macam strategi harga yang biasanya digunakan sebagai dasar oleh para peritel yaitu: penetapan harga dibawah harga pasar, umumnya dilakukan oleh peritel yang mempunyai biaya operasional yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi. a) penetapan harga sesuai harga pasar, umumnya dilakukan oleh peritel untuk memperluas pangsa pasarnya dengan menawarkan kepada konsumen mengenai kualitas produk, harga, dan layanan yang baik. b) Penetapan harga diatas harga pasar, biasanya dilakukan oleh toko yang mempunyai reputasi yang baik atau udah terkenal. 22 3. Promosi Promosi merupakan kegiatan yang mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku konsumen terhadap suatu toko ritel dengan segala penawarannya. Ada tiga macam promosi yang sering dilakukan oleh peritel, yaitu: a) Iklan, segala bentuk presentasi non personal dan promosi dari barangbarang serta pelayanan oleh sebuah sponsor tertentu yang dapat dilakukan melalui berbagai media b) Penjualan langsung, bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan untuk mencapai suatu kesepakatan pembelian. c) Promosi penjualan, merupakan aktivitas yang dapat merangsang konsumen untung membeli yang meliputi pemajangan, pameran, petunjuk, dan demonstrasi. 4. Pelayanan Pelayanan merupakan suatu keinginan konsumen untuk dilayani, dan pelayanan tersebut tentunya berhubungan dengan penjualan produk yang akan dibeli konsumen,misalnya pemberian fasilitas alternative pembayaran, pemasangan perlengkapan, merubah model untuk pakaian dan sebagainya. 5. Fasilitas fisik (Store Atmosphere) Fasilitas fisik merupakan faktor penentu dalam mendominasi pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar dapat dicapai apabila perusahaan mempunyai kedudukan yang baik sehingga dapat menciptakan citra perusahaan bagi para konsumennya. Fasilitas fisik dibagi kedalam tiga bagian, yaitu: 23 a) Lokasi toko, mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas yang paling penting, karena merupakan kunci kesuksesan suatu bisnis. b) Tata letak toko, penataan toko yang dirancang dan dibuat sedemikian rupa bertujuan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi konsumen. c) Desain toko, desain dari sebuah toko dibagi kedalam dua bagian: • Desain eksterior, merupakan penampilan luar dari sebuah toko yang harus dapat menarik sebuah konsumen untuk melakukan pemberian. • Desain interior, merupakan penampilan bagian di dalam suatu toko yang tidak kalah pentingnya untuk menarik konsumen. Faktor-faktor desain interior ini meliputi ketinggian langitlangit, penerangan toko, warna, dan temperature dalam ruangan. 2.6 Suasana Dalam Toko ( Atmosphere ) Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang dirasakan konsumen pada saat berbelanja. Jika setting dari suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang dikunjungi konsumen) akan dapat menyentuh emosi konsumen dan member pengalaman pada saat berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk dating, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu gerai atau toko. Menurut Berman & Evans (2004;105) dalam buku Foster (2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan store based retail terdapat strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi department store (store location) prosedur pembelian atau pelayanan (operating procedures), suasana toko (store atmosphere), karyawan (costumer services), dan metode promosi (promotional methods) 24 2.6.1 Atmosphere Toko Melalui suasana lingkungan, sebuah retailer/pengecer dapat memberikan informasi mengenai harga barang yang ditawarkasn, kualitas serta ragam baran yang ditawarkan kepada konsumen seperti yang dikemukakan Levy & weitz (2007:378) bahwa: “ The atmosphere communication information about the store’s service pricing fashionability of merchandise”. Atmosphere merupakan salah satu elemen penting lainnya yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan pengecer, seperti yang dikemukakan oleh Levy and Weitz (2007:556); “ customer purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere”. Menurut Levy and weitz (2007:576) pengertian atmosphere toko yaitu “Design of environment via visual communication, lighting, colour, music and scent to stimulate customer perceptual and emotional response and ultimatel to effect their purchase behavioral”. Dari definisi tersebut dapat diartikan, rancangan suatu desain lingkungan melalui beberapa hal.Adapun hal tersebut adalah komunikasi visual, pencahayaan, warna, music dan penciuman untuk merancang persepsi dan emosi dari pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Utami (2006:238) Atmosphere toko adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan wangi-wangian untuk merangsang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. 25 2.6.2 Elemen-elemen store atmosphere 1. Komunikasi Visual • Keunikan dan kemenarikan desain interior ruangan • Daya tarik dan kejelasan papan nama toko • Penataan layout toko 2. Pencahayaan • Kesesuaian pencahayaan di dalam ruangan 3. Warna • Daya tarik warna interior warna dinding toko 4. Musik • Kejelasan volume musik • Kesesuaian musik latar 5. Aroma / Wangi-wangian • Kenyamanan temperature suhu udara di dalam ruangan • Aroma suasana toko • Kebersihan suasana toko 2.7 Keputusan pembelian 2.7.1 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian Menurut James F. Engel-Roger D. Blackwell-Paul W. Miniard, yang dikutip oleh Djaslim saladin (2007:19) ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: 26 1. Pengaruh Lingkungan Terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen, adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk dan menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. 2. Perbedaan dan pengaruh individu Terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi, dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi 3. Proses psikologi Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga factor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan membeli. Sedangkan Philip Kotler (2001:183) mengemukakan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: 1) Faktor budaya Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social yang merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku konsumen. (a) Budaya, merupakan penentu keinginan dan merupakan perilaku yang paling mendasar. Seseorang akan mendapat nilai, persepsi dan perilaku dari kebiasaan orang sekitarnya. (b) Sub budaya, terdiri dari kebangsaan, agama, bahasa, kelompok, ras, dan daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. (c) Kelas sosial, adalah kelompok-kelompok yang relative homogen dan bertahan lama dalam masyarakat dan tersusun hirarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku serupa. 27 2) Faktor sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi juga oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status. (a) Kelompok acuan, seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. (b) Keluarga, anggota keluargapembeli dapat menanamkan suatu pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian. Pengaruh keluarga terhadap seseorang dapat dibedakan menjadi: • Keluarga orientasi, terdiri dari orang tuan. Dari orang tuan seseorang memperoleh orientasi ke arah agama, politik, ekonomi, dan suatu perasaan akan ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. • Keluarga prokreasi, terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang mempunyai suatu pengaruh langsung terhadap perilaku seseorang sehari-hari. (c) Peran dan status, seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidupnya (keluarga, klub, organisasi). Kedudukan orang dimasingmasing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. 3) Faktor pribadi Keputusan membeli juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. (a) Usia dan tahap siklus hidup Konsumen membeli barang dan jasa sesuai dengan umur dan tingkat pertumbuhan seseorang dimana keinginan akan suatu produk juga berubah sesuai pertumbuhan secara relative. 28 (b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pilihan akan suatu produk juga dipengaruhi oleh pekerjaan dan keadaan ekonomi seseorang baik untuk dibelanjakan, tabungan, kemampuan meminjam, dan sikap dalam memilih jumlah yang dibelanjakan. (c) Gaya hidup Masyarakat dengan kebudayaan kelas social serta pendapatan yang sama bisa jadi mempunyai gaya hidup yang berbeda. Ini disebabkan karena pola piker setiap orang berbeda, gaya hidup biasanyadiekspresikan seseorang melalui aktivitas serta pengkonsumsian suatu produk. (d) Kepribadian dan konsep diri Kepribadian setiap orang berbeda, yang biasanya dijabarkan dengan beberapa sifat seperti: percaya diri, kekuasaan, rasa hormat, kelemahan, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian ini bisa dijadikan variabel yang berguna dalam menganalisa perilaku konsumen untuk mengetahui suatu hubungan yang kuat antara kepribadian dengan pilihan produk tertentu. 4) Faktor psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. (a) Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan lain bersifat psikogenis, kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Ada beberapa teori mengenai motivasi diri yang dikemukakan oleh para ahli psikologis yang mana telah memberikan implikasi yang berbeda terhadap analisa konsumen dan strategi pemasaran. 29 • Teori Freud, Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membenttuk prilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh. • Teori Maslow, Abraham Maslow berusaha menjelaskan tentang kebutuhan manusia yang tersusun secara menjenjang mulai dari yang paling sedikit memberikan dorongan. Yang terdiri dari: kebutuhan psikologis, rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. 2.7.2 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan pembeliannya. Menurut Nugroho J. Setiadi (2010:332) yang mnejelaskan bahwa: “proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu diantaranya.” Proses yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahapketertarikan (interest) mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat kemudian berlanjut ketahap berhasrat atau berminat (desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari luar maka konsumenatau pmbeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan. 30 Philip Kotler (2001:161) mengemukakan keputusan pembelian adalah perilaku yang timbul karena adanya rangsangan atau pengaruh dari pihak lain. Pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain adalah: 1. Pengenalan masalah (problem recognition) Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. 2. Pencarian informasi Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan akan suatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari: • Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan. • Sumber niaga/komersial: iklan, tenaga penjual, kemasan, dan pemajangan • Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen. • Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi alternative (evaluation of alternative) Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternative pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, untuk menilai alternative pilihan konsumn terdapat 5 (lima) konsep dasar yang dapat digunakan yaitu: 31 • Sifat-sifat produk (product attributes) apa yang menjadi cirri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk tersebut. • Nilai kepentingan (importance weight) Kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai kepentingan yang berbeda-beda pada setiap atribut produk yang dianggap lebih menonjol untuk diperhatikan. • Kepercayaan terhadap merek (brand belief) Kecenderungan konsumen mudah memperhatikan merek suatu produk yang memang meninjol menurut pandangannya, sehingga mencipyakan brand image pada konsumen tersebut. • Fungsi kegunaan (utility function) Bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan atas produk, yang bervariasi pada tingkat pilihan untuk setiap produk. • Tingkat kesukaan (preference attitudes) Bagaimana konsumen memberikan sikap freferensi (tingkat kesukaan) terhadap merek-merek alternative melalji prosedur penilaian yang dilakukan konsumen. 4. Keputusan pembelian (purchase decision) Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative biasanya membeli produk yang paling disukai , yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli yaitu: • Sikap orang lain: keluarga, tetangga, teman, orang kepercayaan. Dll • Situasi tak terduga: harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan. 32 • Faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen. 5. Perilaku pasca pembelian (past purchase behavior) Kepuasan atau ketidak puasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian berikutnya. Jika konsumen puas, kemingkinan besar konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang begitu juga sebaliknya. Ketidak puasan konsumen terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tidak terpenuhi. Sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik. 2.8 Hubungan Antara Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Store Atmosphere merupakan kegiatan merancang lingkungan pembelian melalui perantara barang-barang dan fasilitas fisik lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen agar melakukan pembelian produk. pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen didukung oleh pendapat dari Bearman dan Evans dalam buku Retail Management: A Strategic Approach (2002:554) yang menyatakan bahwa “store atmosphere merupakan salah satu bentuk komunikasi toko kepada pengunjungnya, dimana pemilik toko bisa mengungkapkan tokonya sedemikian rupa agar dapat menarik minat beli pengunjung dan pada akhirnya melakukan pembelian”. Dibawah ini beberapa definisi mengenai store atmosphere : Hendra Ma’ruf(2005;201), “Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikatpembelian, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki, baik untuk keperluan pribadi,maupun untuk keperluan rumah tangga.” 33 Berman&Evans (2002:551), “Store atmosphere adalah salah satu bentuk komunikasi toko kepada pengunjungnya”. Levy dan Weitz (2001:418) : “Store atmosphere adalah penciptaan suasana toko melalui komunikasi visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman, sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian”. Indikator yang dapat mempengaruhi Store atmosphere menurut Berman dan Evan (2007;545), adalah sebagai berikut: 1. Exterior (bagian luar toko) 2. General Layout (bagian dalam tokko) 3. Store Layout (tata letak toko) 4. Interior Display (pemajangan) Konsumen memegang peran penting dalam memperhatian, menilai, merasakan serta menentukan apakah store atmosphere yang ada telah sesuai dengan harapan atau kebutuhan yang mereka inginkan. Keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2001:161) dapat didefinisikan sebagai berikut: “ keputusan pembelian adalah perilaku yang timbul karena adanya rangsangan atau pengaruh dari pihak lain.” ada lima tahapan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan, Phillip Kotler (2005;224) . Tahapan tersebut antara lain: 6. Pengenalan masalah Proses membeli diawali saat menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. 34 7. Pencarian informasi Seorang konsumen yang timbul minatnya akan mendorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, pencarian informasi tersebut dapat berupa pencarian informasi yang sedang-sedang saja atau mencari informasi secara aktif. 8. Evaluasi alternatif Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternative pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. 9. Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merekmerek yang terdapat pada perangkat pilihan. 10. Perilaku sesudah pembelian Kepuasan atau ketidak puasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya, jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Keputusan pembelian konsumen timbul selain dari keinginan dan kebutuhan atas suatu produk tertentu juga karena dukungan store atmosphere toko tersebut yang mempengaruhi emosi dan merangsang untuk melakukan pembelian. Hubungan antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen didukung oleh pendapat dari Berman&Evans (2002:551), “Store atmosphere adalah salah satu bentuk komunikasi toko kepada pengunjungnya, dimana pemilik toko bisa mengungkapkan tokonya sedemikian rupa agar dapat menarik minat beli pengunjung dan pada akhirnya melakukan pembelian.” Levy dan Weitz (2001:418) : “Store atmosphere adalah penciptaan suasana toko melalui komunikasi visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat 35 menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman, sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian”. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jika store atmosphere yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan konsumen maka pengelola dapat mewujudkan tujuan dari Subzero Frozen Ice Cream, yaitu menentukan keputusan pembelian konsumen. VARIABEL X Store Atmosphere VARIABEL Y Keputusan Pembelian Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Terdapat pengaruh yang positif antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen”