BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan para pengusaha ingin mengelola perusahaannya di Indonesia hal ini dibuktikan dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi yang menyebabkan Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan pada perusahaan adalah sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka semakin baik bagi perusahaan. Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya, baik itu perusahaan kecil ataupun besar akan memerlukan modal untuk menunjang kegiatan usahanya. Modal tersebut bisa berasal dari dalam perusahaan (berupa modal yang disetor pemilik) dan berasal dari luar perusahaan (berupa pinjaman), tetapi perusahaan juga membutuhkan modal dengan melakukan penjualan saham kepada masyarakat (Abdul Dalimunthe, 2013). Fenomena yang ada, melalui (Wordpress, 2014) terjadi pada perusahaan PT. Malindo Feedmill yang tetap membagikan dividen meski mengalami penurunan laba bersih. PT. Malindo FeedMill Tbk (MAIN) akan mengalokasikan 15% dari total perolehan laba bersih di 2013 yang sebesar Rp241,25 miliar untuk dividen. Dengan demikian, total dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham kali ini sebesar Rp35,8 miliar. “Adapun nilai dividen per saham yang diberikan oleh 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 manajemen Malindo itu sebesar Rp20. Rudy menjelaskan bahwa pay out ratio dividen yang diberikan oleh perseroan pada tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan pay out ratio dividen yang dibagikan pada tahun sebelumnya yang mencapai 20% dari hasil laba bersih 2012. Pasalnya, penurunan laba bersih di 2013 dan rencana perseroan untuk selalu mengembangkan bisnis di masa mendatang, membuat manajemen MAIN lebih banyak menahan laba bersihnya. “Selain dividen, hasil laba bersih 2013 lebih banyak dibukukan sebagai laba ditahan. Hal itu guna menunjang bisnis perseroan di masa yang akan datang,” katanya. Fenomena serupa juga terjadi pada dua emiten kertas grup Sinarmas melalui (Kontan, 2013). PT Pabrik Kertas Tjiwi Tbk dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk punya rencana yang berbeda soal pembagian dividen. Tjiwi Kimia berencana membagi dividen, sedangkan Indah Kiat tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2012. Usai Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, Rabu (19/6), Direktur PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Arman Sutedja mengatakan perseroan akan membagikan dividen sebesar US$ 3,40 juta atau setara dengan Rp33,39 miliar. Jumlah dividen yang dibagikan ini merupakan 10% dari laba bersih perseroan pada tahun 2012 sebesar US$ 34,81 juta. Selain dibagikan sebagai dividen, laba bersih Pabrik Kertas Tjiwi Kimia akan ditetapkan sebagai cadangan sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 9,80 miliar. Sisanya dari laba bersih tersebut akan dimasukan sebagai saldo laba atau retained earning. Konversi dividen dari mata uang dollar Amerika Srikat ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) 21 Mei 2013. “Sehingga dividen tunai per lembar sahamnya sebesar Rp 25,” ujar Arman, Rabu (19/6). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 Sementara itu, lain halnya dengan Pabrik Kertas Tjiwi Tbk meskipun membukukan laba bersih sebesar US$ 49,60 juta pada tahun 2012, Indah Kiat Pulp & Paper tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Kurniawan Yuwono beralasan sehubungan dengan kondisi perseroan yang masih mengalami kerugian pada tahun-tahun sebelumnya, maka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, Rabu (19/6) menyetujui untuk tidak membagi dividen final untuk tahun buku 2012. Melalui jalan go public, perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja atau melaksanakan ekspansi usaha dalam rangka mengoptimalkan pasar yang memiliki potensi memperoleh keuntungan kompetitif guna mempertahankan going concern perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat. Bursa Efek Indonesia (BEI) berperan sebagai Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien, dimana investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan dipasar modal (Suardi Yakub, dkk. 2014). Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dividen yang diperoleh merupakan salah satu alasan investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Dividen merupakan salah satu motivasi untuk menanamkan dana di pasar modal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 (market security) bagi investor. Selain itu, investor dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen yang dipertahankan sebuah perusahaan akan berdampak meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, karena akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Umumnya investor dalam penerimaan dividen lebih menginginkan perusahaan melakukan pembayaran dividen dalam bentuk tunai, hal ini dikarenakan pembayaran dividen dalam bentuk tunai akan mengurangi risiko ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasi pada suatu perusahaan. Pentingnya dividen kas bagi para investor menyebabkan para investor memerlukan laporan keuangan agar dapat melihat prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga, dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau hutang. Dimana laporan keuangan merupakan media komunikasi antara perusahaan dengan investor dimana informasi dari laporan keuangan tersebut berguna untuk salah salah satu dasar pengambilan keputusan di pasar modal baik itu untuk membeli saham, menahan saham, ataupun menjual sahamnya. Dari laporan keuangan tersebut para investor dapat memprediksi, karena para investor maupun calon investor dapat membuat keputusan dalam berinvestasi atau tidak di dalam perusahaan. Umumnya perusahaan melakukan usahanya dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau laba. Laba yang diperoleh dapat ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) dan sisanya akan dibayar kepada investor berupa dividen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan dalam membayarkan dividen bagi pemegang saham. Biasanya perusahaan yang memiliki laba bersih yang tinggi akan membagikan dividen yang besar. Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran keberhasilan bagi sebuah perusahaan. Selain laba informasi penting yang ingin diketahui investor adalah arus kas. Arus kas operasi merupakan salah satu dari tiga aktivitas utama dalam aktivitas usaha yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap dividen kas, semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula dividen kas. Hal ini dikarenakan dalam arus kas operasi digambarkan kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba bersih yang tinggi sehingga perusahaan dapat meningkatkan pembayaran dividen kas. Dari arus kas operasi ini adalah arus kas operasi yang tidak dimanfaatkan untuk aktivitas operasi perusahaan yang dikenal dengan arus kas bebas. Arus kas bebas merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajemen biasanya lebih suka untuk menginvestasikan lagi dana tersebut pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan meningkatkan insentif yang diterimanya. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 Arus kas bebas menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan arus kas bebas kepada pemegang saham atau resiko akan kehilangan kendali terhadap perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakekatnya menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa banyak yang ditahan sebagai laba ditahan, sehingga kebijakan dividen perlu dinalisis dan diputuskan lebih bijaksana. Dalam penetapan kebijakan mengenai pembagian dividen, faktor yang perlu menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan tersedianya kas. Menurut Abdul Dalimunthe (2013) juga menuturkan bahwa faktor utama yang dipertimbangkan dalam membayar dividen adalah adanya ketersediaan kas. Apabila perusahaan memiliki arus kas bebas (free cash flow), perusahaan lebih baik membaginya dalam bentuk pembagian dividen untuk mengurangi kemungkinan dana tersebut diboroskan pada proyek yang tidak menguntungkan (Jurica Lucyanda dan Lilyana, 2012). Perusahaan yang memiliki arus kas bebas (free cash flow) yang besar akan mampu menyediakan pembayaran dividen kepada pemegang saham (Umi Mardiyati, dkk. 2014). Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang pro dan kontra tentang masalah pembagian dividen, seperti yang pernah dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang dikenal dengan teori dividen tidak relevan yang berpendapat bahwa “Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen, tapi ditentukan oleh laba bersih seblum pajak dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut Modigliani dan Miller, dividen adalah tidak relevan”. Ada juga pendapat dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Litzenberger dan Ramaswamy yang dikenal dengan teori perbedaan pajak yang menyatakan bahwa “Karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak”, serta pendapat yang disebut teori Signaling Hyipothesis yang menyatakan bahwa “Kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains”. Pendapat dari Gordon dan Lintner yang dikenal dengan teori The Bird in the Hand yang menyatakan bahwa “Pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal, karena dividen lebih pasti dari pada pendapatan modal”, dan yang terakhir teori yang disebut Clientele Effect yang menyatakan bahwa “Kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan tergantung dari kondisi perusahaan dan pemegang saham yang menginginkan besar atau kecilnya pembagian dividen”. Mengenai Laba Bersih dan Arus Kas Bebas terhadap Dividen Tunai dapat disimpulkan bahwa secara parsial laba bersih mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas bebas tidak berpengaruh, dan secara simultan laba bersih dan arus kas bebas berpengaruh terhadap dividen tunai. Kartini (2014). Terlepas dari pendapat para ahli tentang pembagian dividen yang pro dan kontra, keputusan akhir perusahaan dalam pembagian dividen kas dan berapa besar yang dibagikan serta berapa besar laba yang akan ditahan oleh perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 tergantung pada pemegang saham perusahaan yang tidak terlepas dari pertimbangan matang atas banyak faktor termasuk laba bersih yang dianggap sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Bursa Efek Indonesia (BEI) berperan sebagai Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien, dimana investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan dipasar modal (Suardi Yakub, dkk. 2014) dimana Kompas 100 merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Kompas 100 secara resmi di terbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bekerjasama dengan koran kompas, saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek indonesia berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Investor memerlukan informasi mengenai hasil kinerja perusahaan sebagai bahan evaluasi atas keputusan ekonomi yang diambil. Laporan keuangan merupakan merupakan sumber berbagai informasi bagi investor. Sebuah penelitian yang dilakukan Jen Surya (2010) yang menganalisis laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen kas studi pada emiten perusahaan manufaktur, penelitian ini menganalisa 11 perusahaan yang go public di BEI pada tahun 2001 – 2005. Berdasarkan penelitiannya bahwa hasil penelitian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 menunjukan secara parsial laba bersih, arus kas operasi dan arus kas bebas masingmasing berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen kas dengan melihat seberapa kuat pengaruhnya antara variabel-variabel tersebut. Periode penelitian yang dilakukan yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Penelitian ini memilih populasi pada perusahaan-perusahaan yang go public pada indeks Kompas 100 yang mengeluarkan dividen kas pada tahun tersebut secara berturut-turut dengan judul “Analisis Pengaruh Laba, Arus Kas Operasi dan Arus Kas Bebas Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Indeks Kompas 100”. Alasan obyek penelitian pada perusahaan Indeks Kompas 100 karena Kompas 100 merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan indeks Kompas 100 secara resmi di terbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bekerjasama dengan koran kompas, saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah Laba Bersih berpengaruh terhadap Dividen Kas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Dividen Kas. 3. Apakah Arus Kas Bebas berpengaruh terhadap Dividen Kas. C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji : a. Untuk mengetahui pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Kas. b. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas. c. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Dividen Kas. 2. Kegunaan Penelitian Beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kontribusi empiris, untuk memperkuat penelitian sebelumnya berkenaan dengan variabel Laba, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Dividen Kas. b. Kontribusi teori, diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan untuk menjadikan bahan pembelajaran dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi peneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/