TUGAS OSEANOGRAFI KIMIA LAUT NAMA : ARQI EKA PRADANA NIM : 115080201111007 KELAS :G FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang Air laut merupakan campuran dari : 96,5% air murni dan3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikelpartikel tak terlarut (Alifah, 2011). Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Beberapadanau garamdi daratan dan beberapa lautanmemiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh,Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memilikikadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang palingtawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dariLaut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi (Andika, 2012). Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas,kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksim um) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang s angatditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas)dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dansisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium danflorida. (Andika, 2012). Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Zat-zat kimia yang terbentuk dari berbagai proses pelapukan itu lama- lama akan terdekomposisi dan mengendap menjadi sedimen di dasar laut (Andika, 2012). Dua zat mancolok dalam laut adalah air dan garam.salinitas air laut menyatakan jumlah garam dalam jumlah air tertentu. Salinitas didefinisikan sebagai : jumlah (garam) zat yang terlarut dalam 1 kg air laut, di mana dianggap semua karbonat telah diubah menjadi oksida, kemudian brom dan jod diganti oleh khlor dan semua bahan organik telah dioksidasi secara sempurna. Satuan dari salinitas adalah gram per kilogram atau bagian per seribu. Knudsen (1902) memperkenalkan konsep air normal di mana konsentrasi khlornya diketahui. Jumlah konsentrasi khlor (garam) yang terdapat dalam 1 kg air laut berdasarkan anggapan bahwa semua brom dan jod telah diganti oleh khlor. Dari percobaan ditemukan hubungan empiris antara salinitas (S) dengan khlorinitas (Cl) (John, 2001). Istilah lain dari khloronitas adalah kholositas yang didefinisikan dengan cara seperti khlorositas. Khlorositas didefinisikan sebagai : jumlah semua khlor (garam) yang terdapat dalam 1 liter air laut pada temperatur 200C dengan anggapanbahwa semua brom dan jod telah diganti khlor. Khlorositas biasanya 2 0/0 sampai 3 0/0 lebih besar daripada khoronitas karena 1 liter air laut mempunyai massa lebih besar dari 1 liter air tawar (Nova, 2011). Rumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah yang diajukan untuk makalah oseanografi mengenai kimia laut : 1. Apa yang dimaksud kimia laut ? 2. Apakah yang dimaksud siklus karbon dan siklus fosfor di laut ? 3. Jelaskan mengenai pH, CO2, dan Nitrogen ? Tujuan Berikut ini adalah tujuan yang diharapkan dari makalah oseanografi mengenai kimia laut : 1. Untuk mengetahi apa yang di maksud kimia laut 2. Untuk mengetahui siklus karbon dan siklus fosfor di laut 3. Untuk mengetahui apa yang di maksud pH, CO2, dan Nitrogen PEMBAHASAN Kimia Laut Bagian penting dari gambaran oseanografi suatu perairan laut adalah deskripsi dari penyebaran atau distribusi secara spasial maupun temporal dari parameter temperature dan salinitas. Pengamatan temperature dan salinitas ini merupakan parameter yang tidak dapat ditinggalkan dalam hamper setiap penelitian di laut. Hal ini karena berbagai aspek distribusi parameter seperti: gas, reaksi kimia, dan proses biologi, kesemuanya merupakan fungsi dari temperatur, sehingga temperatur ini menjadi suatu variabel yang menentukan. Sedangkan salinitas adlah faktor penting bagi penyebaran organisme perairan laut. Dalam ekologi, aspek nyata salinitas seringkali dinyatakan dalam range nilai harian, mingguan atau musiman dan salinitas range ini berbeda di setiap perairan. Pada sisi lain arus mempunyai pengaruh substansial terhadap struktur vertikal dari temperatur dan berakibat pada stratifikasi perairan terutama pola penggambaran gradien vertikal dan horisontal dari temperatur. Gelombang laut permukaan juga berpotensi mempengaruhi struktur temperatur dalam kolom air suatu perairan (Lee & Prichard, 1996). Musim di wilayah perairan Indonesia juga menjadi faktor dominan untuk penelitian oseanografi, karena berpengaruh nyata terhadap distribusi setiap parameter oaseanografi. Perubahan musim ini dapat mengakibatkan perubahan pola distribusi temperatur, salinitas maupun arus (Dewi, 2008). Seperti diketahui air laut asin rasanya karena mengandung garam. Menurut teori zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini terlarut pula hasil-hasil kikisan kerak bumi dan bersamasama garam-garam ini terembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin (Dewi, 2008). Zat-zatyang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan istilah salilitas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg 2. Gas terlarut : CO2, N2, dan O2 3. Unsur hara : Si, N dan P 4. Unsur runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg. Kontituen utama merupakan 99,7% dari seluuruh zat terlarut dalamair laut. Sedangkan sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Meskipun kelompok zat terakhir ini sangat kecil prosentasenya, mereka banyak menentukan kehidupan di laut. Sebaliknya kepekan zat-zat ini banyak ditentukan oleh aktivitas kehidupan di laut (Romimohtator, 2001). Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (vikositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis (Bowden, 1980). Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal di laut dalam(Romimohtator, 2001). Salinitas secara ideal merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman per kilo gram air laut. Salinitas dapat didefinisikan sebagai berat garam dalam gram per kilo gram air laut. Salinitas biasanya dinyatakan denganatuan ‰ (per mil, gram per liter) (Nontji, 1986). Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitas dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuruan konduktivitas. Di daerah sub polar rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500-1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah dibandingkan di kedalaman akibat tingginya presipitasi(curah hujan) (Romimohtator, 2001). Salinitas di daerah perairan pesisir cenderung berfluktuasi dan dipengaruhi topografi, pasang surut, serta jumlah air tawar yang masuk. Pasang surut dapat menyebabkan terjadinya perubahan salinitas karena terjadinya pengenceran misalnya karena pengaruh aliran sungai salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi (Cox et al, 1993). Menurut Lyman dan Fleming dalam Cox et al (1993) bahwa garam yang terkanding di dalam air laut itu terdiri dari : NaCl = 68,1 % HgCl2 = 14,4 % NaSO4 = 11,4 % CaCl2 = 3,2 % KCl = 3,9 % NaHCO3 = 0,6 % KBr = 0,3 % Lain-lain = 0,1 % Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Juniarti et al, 2009). Siklus Karbon dan Siklus Fosfor Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida (Jansen, 2004). Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Hughton, 2005). Siklus karbon dimulai dengan dilepaskannya CO2 oleh berbagai macam sumber seperti: Pengilangan minyak bumi. Asap pabrik dan kendaraan bermotor. Peristiwa alam seperti minyak bumi. Organisme laut Aktivitas manusia, hewan, dan tumbuhan Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik (Darmadi, 2010). Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi (Hughton, 2005). Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air (Darmadi, 2010). Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus (Titha, 2009). Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah (Effendi, 2003). Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan. Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat melimpah di kerak . Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam proses fotosintesis (Effendi, 2003). Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fostor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5). Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2). Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak (Hutagalung, 1997). Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)) adalah kalsium _uo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 _H2O), dan milisit (Na,K)CaAl6(PO4)4(OH)9_3H2O). Apatit memiliki struktur kristal heksagonal dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat _sik yang dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat jenis 3,15 .3,20, dan kekerasan 5. Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis batuan.beku, sedimen, dan metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatite dan urat- urat hidrotermal. Selain sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan berwarna bagus biasanya digunakan untuk batu permata (Seandy, 2010). Siklus fosfor sangat mudah terganggu oleh kultivasi tanah yang intensif. Fosfor masuk ke laut melalui sungai. Pelapukan kontinen dari materi kerak bumi, yang mengandung rata-rata 0,1% P2O4 merupakan sumber utama dari fosfor sungai (Sanusi, 2006). Pengertian pH, CO2, dan Nitrogen Secara rinci perputaran campuran organik –P yang ditunjukkan di permukaan air secara garis besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan inorganik fosfor seperti hasil ionisasi pada H3PO4 H3PO4 ..................................... H+ + H2PO4 H3PO4 ..................................... H+ + HPO42H3PO4 ..................................... H+ + PO43Pecahan pada bentuk ini dibatasi oleh pH dan komposisi pada air. Ionisasi konstan untuk tiga tahap penguraian dapat didefinikan sebagai : K1= [H+] [H2PO4] [H3PO4] K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4-] K3 = [H+] [PO33-] [HPO42-] Pehitungan persen pada beragam bentuk fosfat di H2O, NaCl, air laut, seperti sebuah fungsi pada pH. Di laut dalam ion fosfat bentuknya lebih penting (50% pada P= 1000 bar atau 10.000 m ). H2PO4- bebas adalah lebih besar dengan persentase 49%, MgPO4-, 46%, dan 5% CaHPO4. Sementara PO43- 27% seperti MgPO4- dan 73% seperti CaPO4 (Effendi,2003). Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk: CO2 + H2O ⇌ H2CO3 (Sanusi, 2006) Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH: H2CO3 ⇌ H+ + HCO3− (Sanusi, 2006). Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir, yang takarannya mencapai 78 persen volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang komplek, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air (Ergimuhammandur, 2010). Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan. Dapat terjadi perubahan global di lingkunganoleh adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan (Ergimuhammandur, 2010). Pengetahuan senyawa dan kandungan N di laut sangat penting untuk diketahui, hal ini mempunyai hubungan erat dengan kehidupan biota laut,dan berkaitan dengan nutrient untuk biota laut. Secara alamiah perkembangan konsentrasi dari nutrient sangat tergantungan dari hubungan antara kedalaman laut dan stok fitoplankton beserta aktivitasnya. Studi yang dilakukan di Guinea, Atlantic bagian timur menemukan adanya korelasi antara naiknya turunnya konsentrasi NO3- dengan kedalaman laut dan produksi fitoplankton (Herbland dan Voituriesa, 1979). Pada laut yangdalam Zn akan menjadi faktor pembuat masalah dalam hubungan antara kandungan oksigen dan klorofil, oleh karena itu sangat menentukan “batas kandungan nitrat” (nitracline) (Longhurst, 1988), mengingat kandungan N dalam air senentiasaa berbentuk ion nitrat dan ion ammonium (Ergimuhammandur, 2010). PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang di dapat dari makalah oseanografi mengenai kimia laut adalah sebagai berikut: 1. Air laut merupakan campuran dari : 96,5% air murni dan3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut 2. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam 3. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi 4. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah) 5. Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air Saran Seharusnya tugasseperti ini lebih diberikan waktu yang lama agar supaya lebih baik dan maksimal hasil yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Cox, D.R., Lee, R.S., M.L. and Nalty, C.R. Sydney deepwater Outfalls Environmental Monitoring Progamme: Post commissioning Phase-Sydney harbour Entrance Model Verification Experiment. Australian water and Coastal Studies Pty Ltd,1993. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Janzen, H. H. (2004). Carbon cycling in earth systems—a soil science perspective. In Agriculture, ecosystems and environment, 104, 399 – 417. Houghton, R. A. (2005). The contemporary carbon cycle. Pages 473-513 in W. H. Schlesinger, editor. Biogeochemistry. Elsevier Science. Romimohtator, Kasijan, Sri Juwana.2001.Biologi Laut.Jakarta: Djambatan Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Taty, alfiyah. 2011. Fisik – kimia laut. http://tatyalfiah.wordpress.com.Di akses tanggal 29 Maret 2012 pukul 20.00 WIB