BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Demografi Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti : “Demos” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya. Sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial (Donal J dalam lembaga Demografi Fakultas Kedokteran UI, 2004). Demografi merupakan studi ilmiah tentang kependudukan, utamanya yang berkaitan dengan jumlah/size penduduk, struktur serta perkembangannya. Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan (Ketut, 2009). Komposisi penduduk berdasarkan ciri-cirinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin. 2. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. 4. Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi, dan kabupaten. Berikut akan dijelaskan karakteristik demografi berdasarkan komposisi penduduk. : a. Biologis Umur dan jenis kelamin merupakan karakterisitik penduduk yang pokok. Strukutur ini mempunyai pengaruh yang penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi. 1. Umur Umur merupakan karakterisitik penduduk yang pokok. Strukutur ini mempunyai pengaruh yang penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi. Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. misal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin adalah istilah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan secara biologis, dan dibawa sejak lahir dengan sejumlah sifat yang diterima orang Universitas Sumatera Utara sebagai karakteristik laki-laki dan perempuan (Dian, 2005). Jenis kelamin secara umum dibagi dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. b. Sosial 1. Tingkat pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan pembelajaran potensi dirinya agar untuk peserta didik memiliki secara kekuatan aktif spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tingkat pendidikan tercermin pada dua hal yaitu : a. Kepandaian membaca dan menulis Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana, membaca dan menulis huruf Braile, orang cacat yang pernah bisa membaca dan menulis. Sedangkan orang tergolong buta huruf jika mereka tidak bisa membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa menulis. b. Tingkat pendidikan yang ditamatkan. Yang dimaksud dengan “tamat” adalah mereka yang meninggalkan sekolah setelah mengikuti pelajaran kelas tertinggi sampai akhir mendapatkan tanda tamat/ ijazah, baik dari sekolah negeri maupun sekolah swasta. Penggolongan penduduk berdasarkan atas tingkat pendidikan yang ditamatkan adalah sebagai berikut : tidak sekolah, belum tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Status perkawinan Perkawinan adalah hubungan yang sah dari dua orang yang berlainan jenis kelamin (Lembaga Demografi Fakultas Kedokteran UI, 2004). Sedangkan di Indonesia perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Status perkawinan adalah waktu dari usia pernikahan mereka dihitung sejak tahun pertama menikah sampai sekarang. Berdasarkan status perkawinannya penduduk berumur 10 tahun keatas dapat dikelompokkan sebagai berikut : belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda. 3. Suku Suku adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Batak, Jawa, Melayu, Minang, Mandailing, Aceh, dan Tionghoa 4. Agama Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Universitas Sumatera Utara Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. c. Ekonomi Ekonomi meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. 1. Lapangan Pekerjaan Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI (2004), lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan, instansi, dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan pekerjaan/ usaha dibagi dalam 10 golongan yaitu : a) Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan perikanan b) Pertambangan dan Penggalian c) Industri pengolahan d) Listrik, Gas, dan Air e) Bangunan f) Perdagangan, Rumah makan, dan Hotel g) Angkutan, Penyimpanan, dan Komunikasi h) Keuangan, Asuransi, dan Perdagangn benda tak bergerak i) Jasa-jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Pribadi j) Kegiatan yang tidak/ belum jelas Universitas Sumatera Utara 2. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan adalah pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang termasuk dalam golongan bekerja atau orang-orang yang mencari pekerjaan atau pernah bekerja. Jenis. Jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan yaitu: a) Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain. b) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c) Tenaga administrasi, tenaga tata usaha d) Tenaga penjualan e) Tenaga usaha jasa f) Tenaga usaha pertanian g) Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan h) Lain-lain (termasuk ABRI dan Polisi). 3. Tingkat Pendapatan/ penghasilan Hasil yang diperoleh/didapatkan dari pekerjaan yang dilakukan. Tingkat pendapatan atau penghasilan dalam kata lain yaitu gaji, berupa uang imbalan dari hasil jerih payah dalam bekerja. d. Geografis Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Geografis dibagi berdasarkan tempat tinggal, daerah pedesaan, perkotaan, kabupaten dan provinsi. Universitas Sumatera Utara 1. Tempat Tinggal Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Istilah ini dapat digunakan untuk rupa-rupa tempat tinggal, mulai dari tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah, kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain. 2. Perkotaan Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk diatas satu juta orang dan berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai metropolitan. 3. Pedesaan Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Universitas Sumatera Utara 4. Kabupaten Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri. 5. Provinsi Provinsi adalah nama sebuah pembagian wilayah administratif di bawah wilayah nasional. Kata ini merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda "provincie" yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya digunakan di Kekaisaran Romawi. Kemungkinan kata ini berasal dari kata "provincia", yang berarti daerah kekuasaan. 2.2 Persepsi 2.2.1 Defenisi Persepsi berasal dari bahasa latin yaitu persipere : menerima, perceptio : pengumpulan, penerimaan, pandangan dan pengertian. Persepsi adalah kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu (Komaruddin, 2000). Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus Universitas Sumatera Utara mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium (Slameto, 2003) Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu struktur, hasil persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya sangat subjektif (Roger, 1965 dikutip dari walgito 2004). 2.2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang Secara umum ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang (Siagian, 1995) yaitu : pertama, dari diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia pasti dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, pengalaman, dan harapannya. Kedua, sasaran persepsi tersebut berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat- sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi seseorang yang melihatnya, misalnya kehadiran orang yang sangat cantik atau sebaliknya yang penampilannya sangat ‘ mecolok” akan lebih menarik perhatian daripada dengan orang yang “biasa saja”. Dengan kata lain gerakan suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari persepsi turut menentukan cara pandang orang yang melihatnya. Ketiga adalah faktor situasi. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi Universitas Sumatera Utara yang mana persepsi timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi seseorang. Misalnya seorang anak akan menunjukkan suatu pola perilaku tertentu bila berhadapan dengan orangtua seperti sopan, tertib, dan sejenisnya, berbeda dengan perilakunya apabila berada diantara temantemannya. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang antara lain : 1. Kontras : cara termudah untuk menarik perhatian adalah membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan. 2. Perubahan intensitas : Suara yang berubah dari pelan menjadi keras atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian kita 3. Pengulangan (repetition) : iklan yang ditayangkan berulang-ulang akan lebih menarik perhatian seseorang, walaupun seringkali membuat kesal. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tidak termasuk dalam rentang perhatian seseorang tetapi pada akhirnya akan dapat perhatian. 4. Sesuatu yang baru : Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian seseorang daripada sesuatu yang telah diketahui sebelumnya. 5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak : Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang. Universitas Sumatera Utara 6. Kebutuhan : Kebutuhan akan membuat stimulus itu dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang menyebabkan seseorang dan kebutuhan ini akan menginterpretasikan stimulus secara berbeda. 7. Motivasi : Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang yang ingin lulus cum laude maka angka B akan diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, sebaliknya jika seseorang yang ingin lulus cepat angka B diinterpretasikan sebagai nilai yang sudah baik. 8. Emosi : Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. Sebagai contoh seorang pasien yang akan dioperasi tapi merasa takut akan lebih merasa sakit setelah operasi dibandingkan dengan pasien yang menghadapi operasi tanpa rasa takut. 9. Budaya : seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan berbeda, namun orang-orang akam dalam mempersepsikan kelompoknya secara orang-orang diluar kelompoknya secara sama saja. Untuk mengukur atau menilai persepsi digunakan skala Likert (Nursalam, 2008). Bentuk jawaban pertanyaan atau pertanyaan yang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Pernyataan Positif Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Pernyataan Negatif Nilai : SS 4 Tidak Tahu : TT O :S 3 Sangat Setuju : SS 1 : TS 2 :S 2 : TS 3 Sangat tidak Setuju : STS Tidak Tahu Nilai : TT 1 0 Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju : 4 STS 2.3 Kontrasepsi 2.3.1 Defenisi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “ mencegah” atau “ melawan” dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur matang dengan sperma (BKKBN, 2005). Kontrasepsi secara harfiah diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2007). Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan usaha-usaha itu bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Winkjosastro.2005). Program keluarga berencana yaitu usaha langsung untuk mengurangi angka kematian mengatur jarak kelahiran yang bertujuan untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian bayi, ibu dan anak serta penangulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas ( Arum & Sujiyatini, 2009). Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Dorongan untuk menggunakan KB memerlukan dorongan baik dari pihak suami maupun istri. Dalam memilih KB masyarakat umumnya dipengaruhi oleh pandangan tentang dirinya sendiri dan atau pergaulannya, serta susila dan agama. Selain itu, masyarakat dipengaruhi pula oleh prilaku pribadi dan prilaku masyarakat yang baku yang berlaku di lingkungannya, pendapat, tentang peran wanita dan pria yang dianut dan kaidah sosial budaya lainnya (Sugito, 1991). Ada beberapa faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi yaitu faktor pasangan, Faktor kesehatan, dan metode kontrasepsi. Dalam faktor pasangan, harus mempertimbangkan dari segi umur, gaya hidup, frekuensi senggama, dan jumlah anak yang diinginkan. Dalam faktor kesehatan, mempertimbangkan status kesehatan, riwayat keluarga, dan pemeriksaan fisik. Sedangkan dalam faktor alat kontrasepsi, harus mempertimbangkan efektifitas, dapat dipakai untuk jangka yang panjang, komplikasi atau tidak menambah kelainan yang ada dan biaya (Saroha, 2009). Sedangkan menurut Bertrand (1980) yang dikutip dalam Fiona (2006), menyatakan ada tiga hal yang mempengaruhi pemakaian kontrasepsi yaitu faktor sosio demografi, sosio psikologi, serta pemberi pelayanan KB. Yang termasuk dalam sosio demografi adalah umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, agama, pekerjaan, tempat tinggal dan jumlah anak. Faktor sosio psikologi adalah kepercayaan dan kepuasaan terhadap pelayanan KB. Universitas Sumatera Utara Pemberi pelayanan KB termasuk didalamnya keterampilan petugas pelayanan KB. Rezky (2009) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sosial di masyarakat mengatakan sosial demografi ikut mempengaruhi persepsi seseorang. Seperti halnya suku, saat seseorang akan bertemu dengan orang lain yang berbeda suku dengannya, biasanya sebelum bertemu seseorang akan membayangkan seperti apa sifat/karakter orang yang akan dijumpainya. Dalam persepsi kita ada perbedaan sifat antara orang yang berbeda suku, contoh lainnya adalah jenis kelamin dan usia seseorang, perempuan dinilai lebih kemampuannya dibanding laki-laki dalam pekerjaan tertentu. Seseorang akan lebih mudah percaya kepada orang yang umurnya lebih tua atau setara dengannya daripada orang yang umurnya jauh lebih muda. 2.3.3 Jenis Alat Kontrasepsi pada Laki-laki Menurut Winkjosastro (2005), jenis-jenis alat kontrasepsi pada lakilaki terbagi atas 2 yaitu pertama kontrasepsi tanpa menggunakan alatalat/obat yaitu pantang berkala dan senggama terputus. Kedua kontrasepsi secara mekanis yaitu kondom dan vasektomi. Pantang berkala yakni metode KB yang mempertimbangkan masa subur wanita yang berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Prinsip pasangan adalah tidak melakukan hubungan saat masa subur istri. Keuntungan dalam menggunakan cara ini adalah : hubungan seksual yang alami dan kepuasan Universitas Sumatera Utara seksual tidak terganggu, sedangkan kelemahannya adalah : kegagalan tinggi bila siklus menstruasi istri tidak teratur. Senggama terputus (coitus interuptus) merupakan metode KB secara tradisional dimana suami mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari dalam vagina sebelum pria mencapai orgasme. Efektivitas dalam pemakaian metode ini bervariasi, pada penggunaan yang cermat dan konsisten efektivitas sampai 96 % untuk pencegahan kehamilan. Namun angka tersebut dapat menurun 81% pada penggunaan yang kurang cermat dan kurang komitmen (clubb & knight, 1996 dikutip dari Saroha, 2009). Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek samping, dan tidak menggunakan zat-zat kimiawi, dapat digunakan setiap waktu, dan dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya. Sedangkan kelemahan metode senggama terputus ini adalah tingkat kegagalan tinggi dan kepuasan melakukan hubungan seksual berkurang tidak terlindung dari penularan HIV atau penyakit menular seksual lainnya. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan pada suatu kegiatan senggama dengan menggunakan alat berbentuk kantong tipis yang terbuat dari lateks (karet), plastik (vinyl), atau bahan alami. Yang dikenakan pada alat kelamin laki-laki. Cara kerja kondom adalah menghalangi pertemuan antara sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak dapat masuk kedalam saluran reproduksi wanita. Efektivitas penggunaan kondom bervariasi, pada pemakaian yang cermat dan konsisten efektivitasnya dapat mencapai 98 % serendah-rendahnya 85 %. Efektivitas Universitas Sumatera Utara yang rendah cenderung terjadi pada pria dan wanita yang berusia muda dan lebih subur dan kurang pengalaman dalam menggunakan metode ini (Saroha, 2009). Keuntungan penggunaan kondom yaitu dapat bertindak efektif sebagai alat kontrasepsi, murah dan mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan medis, dapat mencegah PMS dan hepatitis B, serta sebagai penghambat orgasme bagi pria yang mengalami kelemahan ejakulasi dini. Sedangkan kelemahan penggunaan kondom yaitu sedikit sulit dalam pemakaiannya, dapat mengakibatkan alergi pada jeli spermisida pada beberapa wanita sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi, serta dapat mengganggu kenikmatan pada saat berhubungan seksual Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis didalam testis ke vesikula seminalis. Dengan memotong vas deferens sperma tidak mampu di ejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah vas deferens bersih dari sperma yang memakan waktu sekitar tiga bulan (Saroha, 2009). Vasektomi merupakan bentuk kontrasepsi yang efektif. Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000 orang. Keuntungan dalam metode vasektomi ini adalah metode permanen, efektivitas tinggi, menghilangkan kecemasan akan kehamilan yang tidak diinginkan, dan prosedur aman serta sederhana. Kerugiannya adalah kemungkinan komplikasi yang terjadi pada saat pembedahan yang menyebabkan perdarahan, rasa nyeri dan infeksi ringan. Universitas Sumatera Utara 2.4 Persepsi Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Laki-laki Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya persepsi, sikap dan perilaku seseorang (over behavior). Persepsi, sikap, dan perilaku yang didasari oleh kesadaran dan pengetahuan, akan menghasilkan sebuah perilaku yang akan bertahan lama atau melekat pada individu tersebut. Seseorang yang memiliki persepsi positif terhadap sesuatu, maka individu tersebut akan berperilaku atau menunjukkan partisipasi yang lebih positif terhadap hal tersebut. Pria atau suami, memiliki peran yang lebih dominan dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan reproduksi wanita. Namun, informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi bagi pria di Indonesia masih sangat kurang, terutama kurang tersedianya metode kontrasepsi yang digunakan oleh laki-laki. Memasuki awal perkawinan, suami memiliki peran penting dalam menentukan kelahiran anak. Dari perencanakan keluarga yang meliputi penentuan jumlah anak, kapan istri hamil, dimana istri akan melahirkan, ditolong oleh siapa dan sebagainya, merupakan peran suami dalam menjaga kesehatan reproduksi. Ketika istri hamil, suami bisa menjamin bahwa istri melakukan pemeriksaan yang baik dan teratur, memperoleh makanan bergizi, merasa tenang dan bahagia. Begitupun saat istri melahirkan, suami memastikan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan. Tidak cukup hanya itu, setelah bayi lahir suami pun sangat berperan penting mendorong istri untuk segera menyusui bayinya, menjamin tersedianya mekanan bergizi, membantu pekerjaan rumah tangga, membantu memelihara bayi dan segera memilih metode kontrasepsi (BKKBN, 2004). Universitas Sumatera Utara Banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mewujudkan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pada laki-laki. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi antara lain adalah : pengetahuan, sikap dan praktek serta kebutuhan klien, faktor lingkungan : sosial, budaya masyarakat (Agama) dan keluarga/isteri, keterbatasan informasi dan aksesibilitas terhadap pelayanan kontrasepsi pria, dan keterbatasan jenis kontrasepsi pria (BKKBN, 2007). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Agama Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudaratan Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudarat) bagi kesehatan. Universitas Sumatera Utara