Hubungan Antara Karakteristik Responden dengan Persepsi Suami

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Karakteristik Demografi
Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti : “Demos” adalah
rakyat atau penduduk dan “Grafein” adalah menulis. Jadi demografi adalah
tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik
tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya.
Sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial
(Donal J dalam lembaga Demografi Fakultas Kedokteran UI, 2004).
Demografi merupakan studi ilmiah tentang kependudukan, utamanya yang
berkaitan dengan jumlah/size penduduk, struktur serta perkembangannya.
Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan, meliputi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan (Ketut,
2009).
Komposisi penduduk berdasarkan ciri-cirinya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin.
2. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan
pekerjaan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
4. Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan,
provinsi, dan kabupaten.
Berikut akan dijelaskan karakteristik demografi berdasarkan komposisi
penduduk. :
a. Biologis
Umur dan jenis kelamin merupakan karakterisitik penduduk yang pokok.
Strukutur ini mempunyai pengaruh yang penting baik terhadap tingkah laku
demografis maupun sosial ekonomi.
1. Umur
Umur merupakan karakterisitik penduduk yang pokok. Strukutur ini
mempunyai pengaruh yang penting baik terhadap tingkah laku demografis
maupun sosial ekonomi.
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. misal, umur
manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur
itu dihitung.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu
spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi
seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin
adalah istilah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan secara
biologis, dan dibawa sejak lahir dengan sejumlah sifat yang diterima orang
Universitas Sumatera Utara
sebagai karakteristik laki-laki dan perempuan (Dian, 2005). Jenis kelamin
secara umum dibagi dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan.
b. Sosial
1. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
mengembangkan
pembelajaran
potensi
dirinya
agar
untuk
peserta
didik
memiliki
secara
kekuatan
aktif
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tingkat pendidikan
tercermin pada dua hal yaitu :
a. Kepandaian membaca dan menulis
Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat
membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana, membaca dan menulis
huruf Braile, orang cacat yang pernah bisa membaca dan menulis.
Sedangkan orang tergolong buta huruf jika mereka tidak bisa membaca
dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa menulis.
b. Tingkat pendidikan yang ditamatkan.
Yang dimaksud dengan “tamat” adalah mereka yang meninggalkan
sekolah setelah mengikuti pelajaran kelas tertinggi sampai akhir
mendapatkan tanda tamat/ ijazah, baik dari sekolah negeri maupun sekolah
swasta. Penggolongan penduduk berdasarkan atas tingkat pendidikan yang
ditamatkan adalah sebagai berikut : tidak sekolah, belum tamat SD, tamat
SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Status perkawinan
Perkawinan adalah hubungan yang sah dari dua orang yang berlainan jenis
kelamin (Lembaga Demografi Fakultas Kedokteran UI, 2004). Sedangkan
di Indonesia perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Status perkawinan adalah waktu dari usia pernikahan mereka dihitung
sejak tahun pertama menikah sampai sekarang. Berdasarkan status
perkawinannya penduduk berumur 10 tahun keatas dapat dikelompokkan
sebagai berikut : belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda.
3. Suku
Suku
adalah
suatu
golongan
manusia
yang
anggota-anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan
garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh
pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh
kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Batak, Jawa,
Melayu, Minang, Mandailing, Aceh, dan Tionghoa
4. Agama
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi".
sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare
yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan. Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Universitas Sumatera Utara
Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian
dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
c. Ekonomi
Ekonomi meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan,
jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
1. Lapangan Pekerjaan
Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI (2004), lapangan
pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan, instansi, dimana
seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan/ usaha dibagi dalam 10 golongan yaitu :
a) Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan perikanan
b) Pertambangan dan Penggalian
c) Industri pengolahan
d) Listrik, Gas, dan Air
e) Bangunan
f) Perdagangan, Rumah makan, dan Hotel
g) Angkutan, Penyimpanan, dan Komunikasi
h) Keuangan, Asuransi, dan Perdagangn benda tak bergerak
i) Jasa-jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Pribadi
j) Kegiatan yang tidak/ belum jelas
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh
orang-orang yang termasuk dalam golongan bekerja atau orang-orang
yang mencari pekerjaan atau pernah bekerja.
Jenis. Jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan yaitu:
a) Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
b) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c) Tenaga administrasi, tenaga tata usaha
d) Tenaga penjualan
e) Tenaga usaha jasa
f) Tenaga usaha pertanian
g) Tenaga
produksi
dan
sejenisnya,
dan
operator
alat-alat
pengangkutan
h) Lain-lain (termasuk ABRI dan Polisi).
3. Tingkat Pendapatan/ penghasilan
Hasil yang diperoleh/didapatkan dari pekerjaan yang dilakukan. Tingkat
pendapatan atau penghasilan dalam kata lain yaitu gaji, berupa uang
imbalan dari hasil jerih payah dalam bekerja.
d. Geografis
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan
di permukaan bumi. Geografis dibagi berdasarkan tempat tinggal, daerah
pedesaan, perkotaan, kabupaten dan provinsi.
Universitas Sumatera Utara
1. Tempat Tinggal
Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat
berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia
tinggal. Istilah ini dapat digunakan untuk rupa-rupa tempat tinggal, mulai
dari tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam
konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah,
kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain.
2. Perkotaan
Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan
perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk diatas satu juta orang dan
berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai metropolitan.
3. Pedesaan
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Desa adalah
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat
dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
4. Kabupaten
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah
provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian
wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik
kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah
bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung
jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah
otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri.
5. Provinsi
Provinsi adalah nama sebuah pembagian wilayah administratif di bawah
wilayah nasional. Kata ini merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda
"provincie" yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya digunakan
di Kekaisaran Romawi. Kemungkinan kata ini berasal dari kata
"provincia", yang berarti daerah kekuasaan.
2.2
Persepsi
2.2.1 Defenisi
Persepsi berasal dari bahasa latin yaitu persipere : menerima,
perceptio : pengumpulan, penerimaan, pandangan dan pengertian. Persepsi
adalah kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau
kepercayaan langsung terhadap sesuatu (Komaruddin, 2000).
Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam
otak
manusia.
Melalui
persepsi
manusia
terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui indera penglihat,
pendengar, peraba, perasa, dan pencium (Slameto, 2003)
Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas
yang terintegrasi dalam individu, maka apa yang ada dalam diri individu
akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka persepsi
dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman
individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu struktur, hasil
persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya
sangat subjektif (Roger, 1965 dikutip dari walgito 2004).
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
Secara umum ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
(Siagian, 1995) yaitu : pertama, dari diri orang yang bersangkutan sendiri.
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
tentang apa yang dilihatnya itu, ia pasti dipengaruhi oleh karakteristik
individual yang turut berpengaruh seperti sikap, pengalaman, dan
harapannya. Kedua, sasaran persepsi tersebut berupa orang, benda atau
peristiwa. Sifat- sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi
seseorang yang melihatnya, misalnya kehadiran orang yang sangat cantik
atau sebaliknya yang penampilannya sangat ‘ mecolok” akan lebih menarik
perhatian daripada dengan orang yang “biasa saja”. Dengan kata lain
gerakan suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari persepsi turut
menentukan cara pandang orang yang melihatnya. Ketiga adalah faktor
situasi. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi
Universitas Sumatera Utara
yang mana persepsi timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi
merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi
seseorang. Misalnya seorang anak akan menunjukkan suatu pola perilaku
tertentu bila berhadapan dengan orangtua seperti sopan, tertib, dan
sejenisnya, berbeda dengan perilakunya apabila berada diantara temantemannya.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang antara lain :
1. Kontras : cara termudah untuk menarik perhatian adalah membuat
kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
2. Perubahan intensitas : Suara yang berubah dari pelan menjadi keras
atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik
perhatian kita
3. Pengulangan (repetition) : iklan yang ditayangkan berulang-ulang
akan lebih menarik perhatian seseorang, walaupun seringkali
membuat kesal. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya
stimulus tidak termasuk dalam rentang perhatian seseorang tetapi
pada akhirnya akan dapat perhatian.
4. Sesuatu yang baru : Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik
perhatian
seseorang
daripada
sesuatu
yang
telah
diketahui
sebelumnya.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak : Suatu stimulus yang
menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang.
Universitas Sumatera Utara
6. Kebutuhan : Kebutuhan akan membuat stimulus itu dapat masuk
dalam rentang perhatian seseorang
menyebabkan
seseorang
dan kebutuhan ini akan
menginterpretasikan
stimulus
secara
berbeda.
7. Motivasi : Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika
seseorang yang ingin lulus cum laude
maka angka B akan
diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, sebaliknya jika seseorang
yang ingin lulus cepat angka B diinterpretasikan sebagai nilai yang
sudah baik.
8. Emosi : Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada. Sebagai contoh seorang pasien yang akan
dioperasi tapi merasa takut akan lebih merasa sakit setelah operasi
dibandingkan dengan pasien yang menghadapi operasi tanpa rasa
takut.
9. Budaya : seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan
berbeda,
namun
orang-orang
akam
dalam
mempersepsikan
kelompoknya
secara
orang-orang
diluar
kelompoknya secara sama saja.
Untuk mengukur atau menilai persepsi digunakan skala Likert
(Nursalam, 2008). Bentuk jawaban pertanyaan atau pertanyaan yang masuk
dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Positif
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Pernyataan Negatif
Nilai
: SS
4
Tidak Tahu
: TT
O
:S
3
Sangat Setuju
: SS
1
: TS
2
:S
2
: TS
3
Sangat tidak Setuju : STS
Tidak Tahu
Nilai
: TT
1
0
Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak Setuju :
4
STS
2.3
Kontrasepsi
2.3.1 Defenisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “ mencegah” atau
“ melawan” dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi
adalah menghindari terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur matang
dengan sperma (BKKBN, 2005).
Kontrasepsi secara harfiah diartikan sebagai suatu metode yang
digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2007).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan
usaha-usaha itu bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen
(Winkjosastro.2005).
Program keluarga berencana yaitu usaha langsung untuk mengurangi
angka kematian mengatur jarak kelahiran yang bertujuan untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian bayi, ibu dan anak serta
penangulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas ( Arum & Sujiyatini, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi
Dorongan untuk menggunakan KB memerlukan dorongan baik dari
pihak suami maupun istri. Dalam memilih KB masyarakat umumnya
dipengaruhi oleh pandangan tentang dirinya sendiri dan atau pergaulannya,
serta susila dan agama. Selain itu, masyarakat dipengaruhi pula oleh prilaku
pribadi dan prilaku masyarakat yang baku yang berlaku di lingkungannya,
pendapat, tentang peran wanita dan pria yang dianut dan kaidah sosial
budaya lainnya (Sugito, 1991).
Ada beberapa faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih
kontrasepsi yaitu faktor pasangan, Faktor kesehatan, dan metode
kontrasepsi. Dalam faktor pasangan, harus mempertimbangkan dari segi
umur, gaya hidup, frekuensi senggama, dan jumlah anak yang diinginkan.
Dalam faktor kesehatan, mempertimbangkan status kesehatan, riwayat
keluarga, dan pemeriksaan fisik. Sedangkan dalam faktor alat kontrasepsi,
harus mempertimbangkan efektifitas, dapat dipakai untuk jangka yang
panjang, komplikasi atau tidak menambah kelainan yang ada dan biaya
(Saroha, 2009).
Sedangkan menurut Bertrand (1980) yang dikutip dalam Fiona
(2006), menyatakan ada tiga hal yang mempengaruhi pemakaian kontrasepsi
yaitu faktor sosio demografi, sosio psikologi, serta pemberi pelayanan KB.
Yang termasuk dalam sosio demografi adalah umur, tingkat pendidikan,
jenis kelamin, agama, pekerjaan, tempat tinggal dan jumlah anak. Faktor
sosio psikologi adalah kepercayaan dan kepuasaan terhadap pelayanan KB.
Universitas Sumatera Utara
Pemberi pelayanan KB termasuk didalamnya keterampilan petugas
pelayanan KB.
Rezky (2009) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi sosial di masyarakat mengatakan sosial demografi
ikut mempengaruhi persepsi seseorang. Seperti halnya suku, saat seseorang
akan bertemu dengan orang lain yang berbeda suku dengannya, biasanya
sebelum bertemu seseorang akan membayangkan seperti apa sifat/karakter
orang yang akan dijumpainya. Dalam persepsi kita ada perbedaan sifat
antara orang yang berbeda suku, contoh lainnya adalah jenis kelamin dan
usia seseorang, perempuan dinilai lebih kemampuannya dibanding laki-laki
dalam pekerjaan tertentu. Seseorang akan lebih mudah percaya kepada orang
yang umurnya lebih tua atau setara dengannya daripada orang yang umurnya
jauh lebih muda.
2.3.3 Jenis Alat Kontrasepsi pada Laki-laki
Menurut Winkjosastro (2005), jenis-jenis alat kontrasepsi pada lakilaki terbagi atas 2 yaitu pertama kontrasepsi tanpa menggunakan alatalat/obat yaitu pantang berkala dan senggama terputus. Kedua kontrasepsi
secara mekanis yaitu kondom dan vasektomi.
Pantang berkala yakni metode KB yang mempertimbangkan masa
subur wanita yang berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Prinsip pasangan
adalah tidak melakukan hubungan saat masa subur istri. Keuntungan dalam
menggunakan cara ini adalah : hubungan seksual yang alami dan kepuasan
Universitas Sumatera Utara
seksual tidak terganggu, sedangkan kelemahannya adalah : kegagalan tinggi
bila siklus menstruasi istri tidak teratur.
Senggama terputus (coitus interuptus) merupakan metode KB secara
tradisional dimana suami mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari dalam
vagina sebelum pria mencapai orgasme. Efektivitas dalam pemakaian
metode ini bervariasi, pada penggunaan yang cermat dan konsisten
efektivitas sampai 96 % untuk pencegahan kehamilan. Namun angka
tersebut dapat menurun 81% pada penggunaan yang kurang cermat dan
kurang komitmen (clubb & knight, 1996 dikutip dari Saroha, 2009).
Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek
samping, dan tidak menggunakan zat-zat kimiawi, dapat digunakan setiap
waktu, dan dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
Sedangkan kelemahan metode senggama terputus ini adalah tingkat
kegagalan tinggi dan kepuasan melakukan hubungan seksual berkurang
tidak terlindung dari penularan HIV atau penyakit menular seksual lainnya.
Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan pada
suatu kegiatan senggama dengan menggunakan alat berbentuk kantong tipis
yang terbuat dari lateks (karet), plastik (vinyl), atau bahan alami. Yang
dikenakan pada alat kelamin laki-laki. Cara kerja kondom adalah
menghalangi pertemuan antara sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak dapat masuk kedalam saluran reproduksi wanita. Efektivitas
penggunaan kondom bervariasi, pada pemakaian yang cermat dan konsisten
efektivitasnya dapat mencapai 98 % serendah-rendahnya 85 %. Efektivitas
Universitas Sumatera Utara
yang rendah cenderung terjadi pada pria dan wanita yang berusia muda dan
lebih subur dan kurang pengalaman dalam menggunakan metode ini
(Saroha, 2009). Keuntungan penggunaan kondom yaitu dapat bertindak
efektif sebagai alat kontrasepsi, murah dan mudah didapatkan, tidak
memerlukan pengawasan medis, dapat mencegah PMS dan hepatitis B, serta
sebagai penghambat orgasme bagi pria yang mengalami kelemahan ejakulasi
dini. Sedangkan kelemahan penggunaan kondom yaitu sedikit sulit dalam
pemakaiannya, dapat mengakibatkan alergi pada jeli spermisida pada
beberapa wanita sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi, serta dapat
mengganggu kenikmatan pada saat berhubungan seksual
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan
saluran yang mengangkut sperma dari epididimis didalam testis ke vesikula
seminalis. Dengan memotong vas deferens sperma tidak mampu di
ejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah vas deferens bersih
dari sperma yang memakan waktu sekitar
tiga bulan (Saroha, 2009).
Vasektomi merupakan bentuk kontrasepsi yang efektif. Angka kegagalan
langsungnya adalah 1 dalam 1000 orang. Keuntungan dalam metode
vasektomi ini adalah metode permanen, efektivitas tinggi, menghilangkan
kecemasan akan kehamilan yang tidak diinginkan, dan prosedur aman serta
sederhana. Kerugiannya adalah kemungkinan komplikasi yang terjadi pada
saat pembedahan yang menyebabkan perdarahan, rasa nyeri dan infeksi
ringan.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Persepsi Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Laki-laki
Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya persepsi, sikap dan perilaku seseorang (over
behavior). Persepsi, sikap, dan perilaku yang didasari oleh kesadaran dan
pengetahuan, akan menghasilkan sebuah perilaku yang akan bertahan lama atau
melekat pada individu tersebut. Seseorang yang memiliki persepsi positif terhadap
sesuatu, maka individu tersebut akan berperilaku atau menunjukkan partisipasi
yang lebih positif terhadap hal tersebut.
Pria atau suami, memiliki peran yang lebih dominan dalam mengambil
keputusan terhadap kesehatan reproduksi wanita. Namun, informasi yang benar
tentang kesehatan reproduksi bagi pria di Indonesia masih sangat kurang, terutama
kurang tersedianya metode kontrasepsi yang digunakan oleh laki-laki. Memasuki
awal perkawinan, suami memiliki peran penting dalam menentukan kelahiran
anak. Dari perencanakan keluarga yang meliputi penentuan jumlah anak, kapan
istri hamil, dimana istri akan melahirkan, ditolong oleh siapa dan sebagainya,
merupakan peran suami dalam menjaga kesehatan reproduksi. Ketika istri hamil,
suami bisa menjamin bahwa istri melakukan pemeriksaan yang baik dan teratur,
memperoleh makanan bergizi, merasa tenang dan bahagia. Begitupun saat istri
melahirkan, suami memastikan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan.
Tidak cukup hanya itu, setelah bayi lahir suami pun sangat berperan penting
mendorong istri untuk segera menyusui bayinya, menjamin tersedianya mekanan
bergizi, membantu pekerjaan rumah tangga, membantu memelihara bayi dan
segera memilih metode kontrasepsi (BKKBN, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mewujudkan partisipasi suami
dalam penggunaan alat kontrasepsi pada laki-laki. Beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi antara lain adalah : pengetahuan, sikap dan praktek serta kebutuhan
klien, faktor lingkungan : sosial, budaya masyarakat (Agama) dan keluarga/isteri,
keterbatasan informasi dan aksesibilitas terhadap pelayanan kontrasepsi pria, dan
keterbatasan jenis kontrasepsi pria (BKKBN, 2007).
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Agama Islam, bahkan KB dengan
maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu
mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah
manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudaratan
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya
mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan
dapat dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak
haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh
memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan
pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak
menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudarat) bagi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Download