159 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dua kesimpulan yang dapat penulis tarik dari penelitian ini yaitu berikut: 1. Pertanggungjawaban pidana pengganti berdasarkan hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum) Konsepsi pertanggungjawaban pidana pengganti berdasarkan hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum) diatur dalam dua hal. Pertama, yaitu dalam pertanggungjawaban komando pada pelanggaran HAM yang berat (genosida dan kejahatan kemanusiaan). Kedua, yaitu dalam pertanggungjawaban pidana korporasi. Pada pertanggungjawaban komando, seorang komandan atau atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana terhadap perbuatan yang dilakukan oleh bawahannya apabila sebagai berikut. Pertama, komandan atau atasan dituntut untuk kejahatan yang dilakukan oleh pasukan bawahannya, bila komandan atau atasan tersebut memerintahkan pasukannya yang berada di bawah komando dan kendali efektifnya untuk melakukan suatu kejahatan (crimes by commission). Kedua, komandan atau atasan dituntut atas kejahatan yang dilakukan oleh pasukan bawahannya, bila komandan atau atasan tersebut mengetahui bahwa pasukannya tersebut melakukan atau hendak melakukan kejahatan, tetapi yang bersangkutan 160 tidak mencegahnya (crimes by omission). Ketiga, komandan atau atasan dituntut atas kejahatan yang dilakukan oleh pasukan bawahannya, bilamana dia tidak menindak pasukan yang berada dibawah komando dan kendali efektifnya yang telah melakukan kejahatan yang dalam hal ini berupa pelanggaran HAM berat utamanya kategori kejahatan terhadap kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM. Pada pertanggungjawaban pidana korporasi, korporasi dipandang sebagai majikan yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukan oleh pengurusnya dalam hal. Pertama, pengurus tersebut bertindak atas nama korporasi. Kedua, adanya hubungan kerja atau hubungan lainnya. Ketiga, bertindak dalam lingkungan korporasi. Ketiga unsur ini harus terpenuhi secara akumulatif apabila memandang suatu perbuatan pengurus sebagai perbuatan korporasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan dan pasal 116 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Pertanggungjawaban pidana pengganti dalam kecelakaan lalu lintas oleh anak yang mengakibatkan kematian dalam hukum pidana Indonesia di masa akan datang (ius constituendum) Konsep pertanggungjawaban pidana pengganti pada dasarnya diatur dalam RUU KUHP sebagai ius constituendum. Hal ini sesuai dengan