ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

advertisement
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BATIK
BOGOR PADA UKM BATIK TRADISIKU BOGOR
Oleh
AMELIA PUTRI SAADIAH
H24080107
DEPERTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BATIK
BOGOR PADA UKM BATIK TRADISIKU BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Eknomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
AMELIA PUTRI SAADIAH
H24080107
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi
: Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Batik Bogor
pada UKM Batik Bogor Tradisiku
Nama
: Amelia Putri Saadiah
NIM
: H24080107
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto,M.Sc.)
NIP 19491210 197803 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Manajemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.)
NIP 19610123 198601 1 002
Tanggal lulus:
RINGKASAN
AMELIA PUTRI SAADIAH. H24080107. Analisis Kelayakan Pengembangan
Usaha Batik Bogor pada UKM Batik Tradisiku Bogor. Di bawah bimbingan
ABDUL KOHAR IRWANTO.
Usaha Kecil dan Menengah yang biasa disingkat UKM memiliki peranan
yang baik yaitu dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung
pendapatan rumah tangga. Batik merupakan warisan Indonesia yang sangat perlu
dilestarikan karena batik merupakan tekstil khas Indonesia yang memiliki motif
yang memiliki nilai seni yang tinggi. Perkembangan unit usaha, nilai produksi,
dan nilai ekspor batik Indonesia menunjukan terjadinya peningkatan yang
signifikan. Tidak hanya itu, pertumbuhan industri tekstil mengalami tren yang
meningkat walaupun pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan tetapi
meningkat lagi pada tahun selanjutnya. Hal tersebut menunjukan bahwa peluang
Batik Bogor Tradisiku untuk mengembangan usahanya cukup besar. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah 1) Menganalisis kelayakan pengembangan
usaha UKM Batik Tradisiku bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial
yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan
aspek ekonomi dan sosial. 2) Menganalisis sensitivitas UKM Batik Tradisiku
terhadap perubahan yang terjadi. 3)Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik
Tradisiku pada kondisi normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari pemilik usaha Batik Tradisiku dengan teknik
wawancara langsung dan pengamatan (observasi) langsung di tempat usaha.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan dan dokumen-dokumen
perusahaan serta literatur yang relevan dengan peneliti berupa buku-buku, hasil
penelitian terdahulu, dan publikasi elektronik (internet). Analisis yang digunakan
adalah analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas dengan menggunakan
Microsoft Exel dan perhitungan kapasitas optimum produksi menggunakan
software Lindo dan forecasting menggunakan software Minitab.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan analisis kriteria investasi
NPV sebesar Rp 778.901.000, IRR sebesar 41,97 persen, Net B/C sebesar 3,729,
Gross B/C sebesar 1,174, PI sebesar 6,341, dan PBP selama 3 tahun 9 bulan. Pada
hasil kriteria investasi pada saat kondisi normal tanpa pengembangan diperoleh
nilai NPV sebesar Rp 222.947.000, IRR sebesar 23,9 persen, Net B/C sebesar
1,804, Gross B/C sebesar 1,057, PI sebesar 2,774, dan PBP selama 4 tahun 11
bulan 22 hari. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa tingkat
sensitivitas usaha terhadap kenaikan inflasi berada pada batas 23,29 persen pada
kondisi pengembangan dan 18,12 persen pada saat kondisi normal tanpa
pengembangan. Perbandingan antara kondisi normal tanpa pengembangan dengan
adanya pengembangan usaha diperoleh hasil melalui analisis kriteria investasi
adalah akan lebih baik jika Batik Bogor Tradisiku mengembangkan usahanya
karena lebih banyak mendapat keuntungan walaupun tanpa pengembangan usaha
tetap layak dijalankan. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa Batik
Bogor Tradisiku sebaiknya melakukan pengembangan usaha.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Amelia Putri Saadiah dilahirkan pada tanggal 25
Desember 1990 di Jakarta, merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak H. Ai
Djadja, SE dan Ibu Hj. Humani Tariana. Bersekolah di Sekolah Dasar Negeri
Cipinang Melayu 04 Pagi Jakarta Timur tahun 1996 hingga tahun 2002,
Sekolah Menengah Pertama Negeri 80 Jakarta Timur lulus pada tahun 2005,
Sekolah Menengah Atas Negeri 91 Jakarta Timur lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), diterima di
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah
aktif sebagai Vice Manager General Affair Unit Kegiatan Mahasiswa Music
Agricultural X-pression pada tahun 2010 dan sebagai anggota Departemen
Olahraga pada Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Manajemen pada tahun 2011. Berpartisipasi di beberapa kegiatan BEM FEM
dan BEM KM IPB, yaitu kepanitiaan Pujangga 2010, FEM Art Day 2010,
Tax Goes to Campus 2010, Sportakuler 2010, dan OMI 2010. Mengikuti
magang atau pelatihan kerja di bagian Keuangan, Badan Pengkajian
Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, Kementrian Perindustrian Jakarta.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya-Nya kepada penulis dalam menyusun
penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para
keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Terima kasih kepada Allah SWT atas segala kesempatan, kemudahan, dan
kelancaran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Batik Bogor pada UKM
Batik Bogor Tradisiku” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini.
Bogor, April 2012
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat tersusun tanpa
bantuan berbagi pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Abdul Basith, MS dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen
penguji sidang, yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji
sidang dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
4.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB
yang telah membantu memfasilitasi segala keperluan kuliah dan birokrasi
yang harus diselesaikan oleh penulis.
5.
Mama dan papa tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan
moral maupun materil, dan juga doa-doanya yang selalu dipanjatkan tiada
henti bagi ketiga anaknya.
6.
Kedua kakakku tersayang, Mas Aji dan Mbak Ajeng, yang selalu
mendukung, memberikan semangat, serta doa.
7.
Pemilik dan seluruh karyawan/wati di Batik Bogor Tradisiku yang membantu
dalam proses pembuatan skripsi khususnya Pak Siswaya, Bu Siswaya, Mbak
Lisa, Mbak Eva, Mas Ian, Le Oka, dan Mas Bana.
8.
Teman-teman seperjuangan satu tema penelitian NisaUl serta Ka Afif, Wita,
dan Rida serta teman-teman satu bimbingan Wirda, Sheila, Munsoy, dan Toe
atas semangat, bantuan, dan kebersamaannya.
9.
Teman seperjuangan satu tempat penelitian Ida dan Satriani yang selalu
menemani, mendukung, serta motivasinya selama pengambilan data.
10. Sahabat-sahabat GNBH tersayang Ida Nurul, Risyayana, Raysah, Fitriannisa,
Regita, Dewi Anugerah, Arni, dan Anggara Hidayat atas kebersamaan, canda
tawa, kasih sayang, serta dukungannya.
vii
11. Dara-dara Putri Bunda tersayang Ayu Sri, Mutia, Mafia, Dewi Anugerah,
Shiella Fanny, Dina Restiana, Gita Sugi, Denissa, Lutfah Jamila, Unni,
Teressa, Sagita Pinanti, dan Rini atas kebersamaan, canda tawa, kasih sayang,
serta dukungannya.
12. Teman-teman MAX!! terhebat Denden, Matot, Mephy, Laras, Syifa, Andra,
Ubur, Imo, Fikri, Wawan, Oka, dan Ibenk atas perjuangan serta canda
tawanya.
13. Sahabat Wasser tersayang Ayu Kartika, Inggrid Indah, Ririn, Anggia, dan
Amira atas kebersamaan, canda tawa, kasih sayang, serta dukungannya.
14. Tim Redaksi buku kenangan Management 45 Ardiansyah, Risya, Wirda, Ida,
Lina Zahira, Dewi Anugerah, dan Rida Akzar atas perjuangannya dan
pelajaran hidup selama penyusunan buku tersebut.
15. Teman-teman yang selalu membantu penulis Nabila, Antin, Sylvani Nugraha,
Fadli, Icha Anggita, Nika, Mia, Yuti, Mega, Dudi, Ray, Mahendra, Mitha,
dan Jejes.
16. Teman-teman BEM FEM IPB Kabinet Sinergi yang selama ini mendukung
dan memberikan semangat serta pelajaran hidup.
17. Keluarga besar Manajemen 45, terima kasih atas ceritanya selama 3 tahun ini.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................
vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
I.
II.
PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. Latar Belakang Penelitian ...........................................................
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
1
3
3
4
4
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
5
2.1. Usaha Kecil Menengah ...............................................................
2.1.1 Pengertian UKM ................................................................
2.1.2 Kriteria UKM ....................................................................
2.2. Batik............................................................................................
2.2.1 Pengertian Batik ................................................................
2.2.2 Sejarah Batik .....................................................................
2.2.3 Proses Pembuatan Batik ....................................................
2.3. Studi Kelayakan Bisnis ............................................................... .
2.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis .........................................
2.3.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis ................................
2.4. Analisis Sensitivitas ....................................................................
2.5. Studi Terdahulu ..........................................................................
5
5
5
6
6
6
7
8
8
9
18
18
III. METODE PENELITIAN................................................................
20
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data................................................................
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................
3.4.1 Analisis Kriteria Investasi .................................................
3.4.2 Analisis Sensitivitas ...........................................................
20
21
22
22
22
24
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................
25
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ....................................................
4.2. Analisis Kelayakan Usaha ..........................................................
25
26
IV.
ix
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ..............................................
4.2.2 Aspek Teknis .....................................................................
4.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum .........................................
4.2.4 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan .........................
4.2.5 Aspek Finansial .................................................................
4.3. Implikasi Manajerial ...................................................................
29
32
35
37
38
47
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
49
Kesimpulan .................................................................................................
Saran............................................................................................................
49
49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
51
LAMPIRAN ...............................................................................................
52
x
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Halaman
Data Pertumbuhan Industri ..................................................................
2
Contoh Alur Informasi Antar Aspek ....................................................
10
Kerangka Pemikiran Penelitian............................................................
21
Uji Stasioner dengan Autocorrelation .................................................
28
Model Tren Linear ...............................................................................
29
Tahap Proses Produksi Kain Batik ......................................................
33
Struktur Organisasi Usaha Batik Bogor Tradisiku ..............................
36
xi
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Perkembangan Unit Usaha, Nilai Produksi dan Nilai Ekspor Batik
Indonesia ..............................................................................................
2
2. Kapasitas Optimum Produksi ..............................................................
27
3. Metode Peramalan dan Nilai Kesalahan ..............................................
29
4. Ramalan Penjualan dan Kapasitas Optimum Produksi Batik Cap.......
31
5. Rencana Anggaran Biaya pada Batik Bogor Tradisiku .......................
40
6. Biaya Operasional Batik Bogor Tradisiku ...........................................
41
7. Perbandingan Kriteria Investasi pada Kondisi Normal dan
Kondisi Pengembangan Usaha Batik Bogor Tradisiku .......................
42
8. Hasil Rekapitulasi Aspek Finansial pada Kondisi Normal dan
Pengembangan Usaha Menggunakan Kriteria Investasi......................
46
9. Hasil Rekapitulasi Aspek Finansial pada Kondisi Normal dan
Pengembangan Usaha Menggunakan Analisis Sensitivitas .................
47
10. Implikasi Manajerial dalam Fungsi Manajemen pada Pengembangan
Usaha Batik Bogor Tradisiku...............................................................
48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Halaman
Perhitungan IRR menggunakan Gambar .............................................
52
Alur Pikir Penelitian ............................................................................
53
Program Linear Penentuan Kapasitas Optimum Produksi...................
54
Asumsi Peramalan Penjualan Batik Cap pada Pengembangan Batik
Bogor Tradisiku ...................................................................................
55
Kebutuhan Fisik Kondisi Normal ........................................................
58
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kondisi Normal ..............................
60
Perhitungan Penyusutan Kondisi Normal ............................................
63
Perhitungan Kredit ...............................................................................
65
Perhitungan Biaya Kondisi Normal .....................................................
67
Perhitungan Kriteria Investasi Kondisi Normal ...................................
68
Perhitungan Analisis Sensitivitas dengan Metode Switching Value
Kondisi Normal (tingkat inflasi) ..........................................................
72
Kebutuhan Fisik Kondisi Pengembangan ............................................
73
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kondisi Pengembangan ..................
75
Perhitungan Penyusutan Kondisi Pengembangan ................................
78
Perhitungan Biaya Kondisi Pengembangan .........................................
80
Perhitungan Kriteria Investasi Kondisi Pengembangan.......................
81
Perhitungan Analisis Sensitivitas dengan Metode Switching Value
Kondisi Pengembangan (tingkat inflasi) ..............................................
85
Dokumentasi ........................................................................................
86
xiii
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah yang biasa disingkat dengan UKM merupakan
bagian terpenting dalam suatu perekonomian suatu negara, UKM memiliki
peranan yang baik untuk meningkatkan lajunya perekonomian masyarakat.
Selain itu, UKM dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung
pendapatan rumah tangga. Maka dari itu, pengembangan UKM di Indonesia
perlu dilakukan dengan baik karena dapat mengatasi salah satu permasalahan
negara Indonesia.
Terbukti pada masa krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, usaha kecil
menengah justru dapat mempertahankan kelangsungan usahanya daripada
usaha besar. Sehingga pada saat krisis tersebut dapat menumbuhkan sikap
optimism bagi sebagian orang untuk dapat memulihkan ekonomi pada saat
itu. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan usaha kecil menengah di
Indonesia semakin kokoh sehingga kita perlu mempertahankan UKM.
Bogor merupakan salah satu kota pariwisata yang ramai didatangi oleh
berbagai pengunjung dari berbagai kota dan negara. Posisi kota Bogor yang
berbatasan langsung dengan Jakarta membuat Bogor menjadi kota yang
strategis. Banyak wisata yang ditawarkan oleh Bogor yaitu wisata budaya,
kuliner, belanja, dan ilmiah. Wisata kuliner merupakan alasan utama
banyaknya pengunjung yang datang. Kuliner asli Bogor yang ramai didatangi
pengunjung diantaranya adalah asinan Bogor, roti unyil, toge goreng, dan
talas Bogor.
Batik merupakan warisan Indonesia yang sangat perlu dilestarikan
karena batik merupakan tekstil khas Indonesia yang memiliki motif yang
memiliki nilai seni yang tinggi. Wisata Batik di Bogor perlu untuk
dikembangkan karena Batik Bogor memiliki potensi yang besar. Oleh karena
itu, batik Bogor perlu dikembangkan dan di publikasikan kepada masyarakat
2
khususnya masyarakat Bogor agar dapat melestarikan batik Bogor karena ada
kecenderungan menurunnya budaya batik.
Berdasarkan data perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai
ekspor batik Indonesia pada Tabel 1 menunjukkan terjadinya peningkatan
yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Batik Tradisiku Bogor
memiliki peluang dalam mengembangkan usahanya khususnya di Kota
Bogor.
Tabel 1. Perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik
Indonesia
Unit Usaha
Nilai Produksi
Nilai Ekspor
Tahun
(UU)
(Rp Juta)
(US$ Juta)
2005
31.077
3.318.716
105
2006
30.107
3.140.679
110
2007
38.155
3.458.615
125
2008
39.728
3.610.530
114
2009
41.124
3.940.625
120
Sumber: majalah GEMA 2011
Selain itu pada sektor industri tekstil berdasarkan data dari kementrian
perindustrian dijelaskan bahwa pertumbuhan industri tekstil mengalami tren
yang meningkat. Sehingga hal tersebut memberikan gambaran bahwa Batik
Tradisiku Bogor berpeluang untuk mengembangkan bisnis tekstil di Bogor.
Berikut data pertumbuhan industri tekstil dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Data pertumbuhan industri
3
UKM Batik Tradisiku merupakan UKM yang bergerak di bidang
produksi batik asli Bogor. Berdasarkan keputusan Walikota Bogor yang
mewajibkan pada seluruh dinas pemerintahan Kota Bogor untuk mengenakan
batik Bogor sebagai seragam membuat UKM tersebut optimis untuk
mengembangkan batik Bogor agar dapat melestarikannya, serta dapat
membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar tempat UKM tersebut.
Selain itu batik saat ini sangat trend dikalangan masyarakat Indonesia karena
sedang digembor-gemborkan pelestarian warisan budaya bangsa yang sangat
indah ini. Oleh karena itu, sangat diperlukannya penelitian mengenai analisis
kelayakan pengembangan usaha pada UKM Batik Tradisiku yang diharapkan
dapat berkembang di Bogor. Sehingga dapat dilihat kelayakan pengembangan
usahanya dan daya saing UKM tersebut bila ditinjau dari berbagai aspek
secara kualitatif dan kuantitatif.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Tradisiku bila
dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar,
aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan
sosial?
2. Bagaimana sensitivitas UKM Batik Tradisiku terhadap perubahan yang
terjadi?
3. Bagaimana perbandingan usaha UKM Batik Tradisiku pada kondisi
normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Tradisiku bila
dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar,
aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan
sosial.
4
2. Menganalisis sensitivitas UKM Batik Tradisiku terhadap perubahan yang
terjadi.
3. Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik Tradisiku pada kondisi
normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi beberapa pihak yang memerlukannya, diantaranya adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi
perusahaan sebagai dasar dan bahan dalam pengambilan keputusan UKM
Batik Tradisiku.
2. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai studi kelayakan pengembangan usaha dan sebagai
rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada usaha kecil menengah batik Bogor yaitu
UKM Batik Tradisiku dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha
yang melihat dari aspek finansial dan aspek non-finansial yaitu meliputi
aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek
ekonomi dan sosial, serta menganalisis sensitivitas UKM Batik Tradisiku
terhadap perubahan yang terjadi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Kecil Menengah
2.1.1 Pengertian UKM
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 pengertian Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
2.1.2 Kriteria UKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 kriteria Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. memiliki
hasil
penjualan
tahunan
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
paling
banyak
6
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2.2. Batik
2.2.1 Pengertian Batik
Batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara
khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain,
kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu, atau bisa
dikenal dengan kain batik (Balai Pustaka dalam Wulandari, 2011).
2.2.2 Sejarah Batik
Di Indonesia, batik memiliki sejarah dan riwayat yang panjang.
Di setiap wilayah di Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah
yang menarik. Keberadaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang
besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama beberapa abad
telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah
Nusantara, termasuk diantaranya seni batik.
Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan
wilayah dan kekuasaan yang sangat luas. Namun data yang lebih pasti
tentang sejarah dan perkembangan batik di Indonesia mulai terekam
7
jelas sejak masa kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton,
seperti motif parang, rusak, semen rama, dan lain-lain.
Awalnya batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang
berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring
perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka
mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan
sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional,
khususnya digunakan di kalangan ningrat keratin.
Beberapa literatur, sejarah pembatikan di Indonesia sering
dikaitkan dengan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di
Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi
Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya,
raja pertama Majapahit (memerintah 1294-1309), memakai kain batik
bermotif kawung. Oleh sebab itu, kesenian batik diyakini telah dikenal
sejak zaman kerajaan Majapahit secara turun-temurun.
2.2.3 Proses Pembuatan Batik
Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional
yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana
asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka
ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Adapun
peralatan yang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul,
wajan, kompor, taplak, saringan malam, canting, mori, malam (lilin),
dhingkik, dan pewarna alami.
Berikut adalah proses pembuatan batik dari awal hingga akhir
adalah sebagai berikut:
1. Ngemplong, merupakan tahap paling awal, yaitu kain mori dipalu
untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
2. Nyorek atau Memola, adalah proses menjiplak atau membuat pola
di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada.
3. Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik ke kain mori.
4. Nembok, adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh
terkena warna dasar dengan menggunakan malam.
8
5. Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan
warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang
diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah, yaitu malam pada kain dikerok secara hati-hati
dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibolas
dengan air bersih.
7. Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang
berupa titik dengan menggunakan malam.
8. Menyoga, adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran
warna cokelat.
9. Ngelorod, merupakan tahap akhir dalam proses pembutan batik,
yaitu melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukan
kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih.
2.3. Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh
orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen,
pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar, 2009).
Bisnis didefinisikan setiap kegiatan atau aktifitas yang menggunakan
sumber daya modal baik dengan jumlah modal kecil, sedang, maupun dalam
jumlah modal yang sangat besar, dengan maksud untuk menghasilkan dan
atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen
untuk memenuhi kebutuhannya, dan dari kegiatan tersebut diharapkan akan
diperoleh keuntungan (Sinaga, 2009).
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi
juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan
yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana
peluncuran produk baru (Umar, 2009).
2.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum menjalankan sebuah bisnis perlu untuk melakukan studi
kelayakan bisnis terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan
9
mengenai definisi studi kelayakan bisnis bahwa suatu bisnis perlu
dilihat apakah memiliki potensi dan prospek yang baik bila dijalankan.
Tujuan mengapa suatu bisnis dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu:
1. Menghindari
resiko
kerugian.
Masa
depan
penuh
dengan
ketidakpastian. Untuk menimalisir resiko kerugian dimasa depan
perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis, baik resiko yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Jika sudah melakukan peramalan untuk
masa
depan,
maka
akan
mempermudah
dalam
melakukan
perencanaan. Perencanaan meliputi jumlah dana yang diperlukan,
lokasi usaha, siapa saja yang melaksanakannya, bagaimana cara
menjalankannya, berapa keuntungan yang didapat, serta bagaimana
mengawasi jika terjadinya penyimpangan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya perencanaan
yang sudah dibuat akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Pelaksana
bisnis dalam menjalankan bisnis telah memiliki pedoman yang harus
dilakukan. Kemudian pelaksanaan bisnis dilakukan secara sistematik
sesuai dengan rencana sehingga perencanaan yang telah disusun
dijadikan acuan dalam melaksanakan bisnis.
4. Memudahkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar kegiatan
pelaksana bisnis tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah
disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Setelah dilakukan pengawasan, apabila
terdapat
penyimpangan
akan
mudah
terdeteksi
dan
segera
dilakukannya pengendalian terhadap penyimpangan tersebut. Tujuan
pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan
yang melenceng ke tempat yang sesungguhnya.
2.3.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu
aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut
menjadi terintegrasi. Alur informasi antar aspek adalah sebagai berikut:
10
Aspek Pasar
Fakta
Lapangan
Aspek
Pemasaran
Aspek
Keuangan
Aspek
Lainnya
Gambar 2. Contoh alur informasi antar aspek
Disesuaikan dengan tahapan studi kelayakan diatas, dijelaskan
bahwa pada tahap penelitian ada beberapa aspek yang akan dinilai
dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek finansial dan non-finansial
meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen,
aspek ekonomi dan sosial, aspek yudiris, dan aspek lingkungan.
1. Aspek Pasar
Pasar, menurut salah satu ahli pemasaran, Stanton dalam Umar
(2009), merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya. Tiga faktor yang menunjang terjadinya pasar,
yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah
laku dalam pembeliannya.
Aspek pasar merupakan aspek yang paling perlu untuk dikaji
pertama karena jika aspek pasarnya saja tidak jelas maka prospek
bisnis ke depan pun tidak jelas. Sehingga resiko kegagalan bisnis
menjadi besar bila aspek pasar tidak jelas. Hal-hal pokok dalam
aspek pasar, diantaranya adalah:
a. Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang
diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu
11
tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2009). Secara umum faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah
harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki
hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor
khusus (akses).
b. Penawaran
Penawaran adalah jumalah barang atau jasa yang ditawarkan
produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu
(Kasmir dan Jakfar, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri,
harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input
(ongkos produksi), tujuan perusahaan, dan faktor khusus (akses).
c. Bentuk pasar
Adapun beberapa bentuk pasar yaitu pasar persaingan sempurna,
pasar
monopoli,
pasar
oligopoli,
dan
pasar
persaingan
monopolistik.
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana terdapat
sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual
secara individu tidak dapat mempengaruhi harga barang di pasar.
Produknya relatif homogen.
Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh
seorang penjual saja. Tidak ada barang substitusi dari barang yang
yang dijual oleh penjual tersebut, serta terdapat hambatan untuk
masuknya penjual dari luar. Hal tersebut dikarenakan penguasaan
bahan mentah, penguasaan teknik produksi, tindakan yudiris
dalam perolehan hak paten, serta karena luas pasar yang tak
cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen.
Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli, sebuah
struktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Hambatan
untuk masuk industri sedikit sulit hal ini disebabkan modal yang
diperlukan relatif besar. Perusahaan dalam pasar ini jarang
12
bersaing mengenai harga, tetapi bersaing pada faktor lain seperti
kualitas atau desain.
Pasar persaingan monopolistik adalah bentuk campuran antara
pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Dikatakan
mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi
perusahaan untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang
dijual tidak homogeny. Oleh karena barang-barang yang
heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar
ini mirip dengan monopoli.
2. Aspek Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler dalam Kasmir dan Jakfar (2009)
merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai
dengan pihak lain.
Aspek pemasaran merupakan aspek yang diteliti untuk
mengetahui posisi produk di pasar, layak atau tidak produk bila
diluncurkan ke pasar. Hal-hal pokok dalam aspek pemasaran yang
perlu dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Segmentasi
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa
kelompok pembeli yamg berbeda yang mungkin memerlukan
produk atau marketing mix yang berbeda pula. Pasar terdiri dari
banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,
misalnya
keinginan,
kemampuan
keuangan,
lokasi,
sikap
pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaanperbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek
utama untuk mensegmentasikan pasar adalah aspek geografis,
aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku.
b. Targeting
Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perlu melakukan
analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan
13
dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis
dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan
pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, dan
sasaran dan sumberdaya.
c. Positioning
Selanjutnya harus diputuskan adalah posisi produk yang ingin
ditempati dalam segmen tersebut. Menentukan posisi pasar yaitu
menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu
pasar. Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang
didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-atributnya. Untuk
menentukan
posisi
pasar,
terdapat
tiga
langkah,
yaitu
mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih keunggulan
kompetitif, dan mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi.
d. Bauran Pemasaran (4P)
Bagi pemasaran bentuk barang, manajemen pemasaran perlu
menganalisis bauran pemasaran dari produk yang akan dipasarkan
tersebut. Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing
Mix (4P) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu product (produk),
price (harga), place (distribusi/lokasi), dan promotion (promosi).
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat memiliki dan menggunakan produk yang nilainya
ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
Lokasi dan distribusi serta saran dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah
menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang
atau jasa serta memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada
seluruh konsumennya. Strategi jalur distribusi digunakan untuk
14
menentukan bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana
untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi distribusi yang berbedabeda.
Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang penting juga
karena bila tidak ada promosi maka konsumen tidak akan
mengenal produk yang kita tawarkan. Ada empat macam sarana
promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan produknya
yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan
pribadi.
3. Aspek Teknis
Aspek teknis dilakuakan untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas
produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah:
a. Penentuan lokasi, pemilihan lokasi perlu dilakukan dengan
pertimbangan yang sangat matang. Pemilihan lokasi terdiri dari
lokasi kantor, lokasi gudang, dan lokasi pabrik. Dalam
menganalisis lokasi harus sangat teliti karena dapat berakibat
meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nanti.
b. Luas produksi, penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan
jumlah produksi yang akan dihasilkan dalam waktu tertentu
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang
dimiliki serta biaya yang paling efisien.
c. Tata letak (layout), merupakan suatu proses dalam penentuan
bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi
produksi/operasi. Layout dirancang berkenaan dengan produk,
proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga da[at tercapai
efisiensi operasi.
d. Pemilihan teknologi, merupakan seberapa jauh derajat mekanisasi
yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan.
15
4. Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek hukum digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Jika
suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis
berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau protes
masyarakat (Umar, 2009).
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian pada aspek hukum ini sangat penting dilakukan mengingat
sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang yang
berkaitan dengan izin usaha atau berbagai persyaratan harus
terpenuhi terlebih dahulu (Kasmir dan Jakfar, 2003)
Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui
apakah pembangunan dan implimentasi bisnis yang direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen merupakan
aspek yang cukup penting untuk dianalisis karena suatu usaha bila
sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung oleh
manajemen yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami
kegagalan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen yang harus dianalisis agar
bisnis dapat dijalankan dengan baik. Setiap fungsi dapat berjalan
sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan, adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh
dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
telah ditetapkan.
b. Pengorganisasian, adalah proses mengelompokan kegiatankegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya
agar tertata dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
16
c. Pelaksanaan, adalah proses menjalankan kegiatan atau pekerjaan
dalam organisasi. Dalam suatu organisasi para pemimpin/manajer
harus dapat menggerakan bawahannya untuk melaksanakan tugas
sesuai yang telah ditentukan.
d. Pengawasan, adalah proses untuk mengukur dan menilai
pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam
proses terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
5. Aspek Ekonomi dan Sosial
Dalam
aspek
ekonomi
dampak
yang
diberikan
lebih
ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada
umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek
ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak yang diperoleh
dari adanya bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah dapat
memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
Jika dilihat dari aspek sosial, dampak bagi masyarakat adalah
tersedianya
sarana dan
prasarana
yang dibutuhkan,
seperti
pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian
bagi pemerintah dampaknya adalah perubahan demografi, perubahan
budaya, dan kesehatan masyarakat.
6. Aspek Finansial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi
kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan
biaya
dan
manfaat
yang
diharapkan,
dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
kesediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar
kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan
menilai apakah bisnis akan dapat berkembang terus (Umar, 2009).
Penentuan layaknya suatu bisnis dijalankan dapat dilihat dari
beberapa kriteria. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan
masing-masing bisnis dan metode mana yang akan digunakan. Setiap
17
metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sebaiknya menggunakan
beberapa metode sekaligus. Adapun kriteria yang biasa digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu bisnis adalah sebagai berikut:
a. Payback Period (PBP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash
inflow-nya yang hasilnya merupakan suatuan waktu. Selanjutnya
nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period
yang dapat diterima (Umar, 2009).
b. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih
antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang
(Umar,2009).
c. Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan
mengeluarkan investasi awal (Umar, 2009). Perhitungan IRR
dengan menggunakan gambar dapat dilihat pada Lampiran 1.
d. Profitability Index (PI)
Metode Profitability Index digunakan dengan cara menghitung
melalui perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi
dan
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
jumlah
investasi
(Ibrahim, 2003).
e. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara
net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang
telah di discount negatif (Ibrahim, 2003).
18
f. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) merupakan perbandingan
antara benefit kotor yang telah di discount dengan cost secara
keseluruhan yang telah di discount (Ibrahim, 2003).
2.4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas yaitu untuk mengetahui altertnatif kemungkinan
hasil studi kelayakan yang diperoleh sehubungan dengan dilakukannya
berbagai kemungkinan perubahan atas salah satu atau beberapa komponen
yang menyangkut pelaksanaan bisnis (Sinaga, 2009).
Analisis sensitivitas ini sangat perlu dilakukan dalam studi kelayakan
yang didasarkan pada asumsi dan proyeksi atas komponen-komponen yang
berkaitan dengan pelaksanaan bisnis dimasa depan, sedangkan asumsi atau
proyeksi tersebut mengandung ketidakpastian. Adapun perubahan-perubahan
atas komponen-komponen, dapat disebabkan karena beberapa hal, yaitu
terjadinya cost overrun, perubahan harga, waktu pelaksanaan.
Tujuan utama dilakukannya analisis sensitivitas tersebut adalah 1)
untuk memperbaiki desain dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat
meningkatkan IRR dan 2) untuk mengurangi resiko kerugian, dengan cara
melakukan tindakan-tindakan pencegahan yang dianggap perlu pada saat
pelaksanaan pembangunan proyek.
2.5. Studi Terdahulu
Chaerunnisa (2007) meneliti Studi Kelayakan Pendirian Usaha
Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang. Hasil studi kelayakan usaha
penggilingan gabah layak didirikan dapat dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran yang mencakup peluang pasar yang tersedia, permintaan, pesaing,
dan strategi pemasaran. Aspek teknis dan teknologis mencakup kapasitas
produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan
proses produksi serta quality control. Aspek manajemen operasional terdiri
dari struktur organisasi, pembagian tugas, kepemilikan dan legalitas serta
gaji/upah. Aspek dampak usaha mencakup dampak manfaat dan lingkungan
dari adanya penggilingan gabah tersebut. Analisis finansial mencakup
19
kebutuhan
modal
investasi
dan
kerja,
sumber
modal,
identifikasi
manfaat,criteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.
Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV usaha bernilai
Rp.254.889.000,00, IRR 40,58 persen, Net B/C atau PI adalah 8,54 dan PBP
adalah 0,8 tahun. Nilai diatas menunjukkan kelayakan dari suatu usaha.
Usaha layak jika NPV> 0, IRR lebih dari tingkat suku bunga pinjaman, PI> 1,
dan PBP kurang dari periode analisis. Analisis sensitivitas menunjukkan
bahwa tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10
persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen.
Irfani (2011) meneliti Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel
Laptop di UKMK Yogi Tas Desa Laladon. Hasil analisis menunjukkan bahwa
1) pengembangan usaha layak dilakukan jika dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran dengan mempertimbangkan hasil forecasting yang dilakukan, 2)
pengembangan usaha layak dari aspek teknis dan operasi dengan
memepertimbangkan proses produksi, lokasi usaha, dan teknologi yang
digunakan, 3) pengembangan usaha layak dari aspek hukum dan manajemen
dengan mempertimbangkan ijin-ijin usaha, pembagian tugas yang jelas, serta
sistem kompensasi, 4) pengembangan usaha layak dari aspek sosial ekonomi
dengan pertimbangan penyerapan tenaga kerja walaupun kecil, 5)
pengembangan usaha layak dilakukan dari aspek lingkungan karena tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, 6) pengembangan usaha
layak dilakukan dari aspek finansial dengan menghasilkan kriteria investasi
berupa NPV sebesar Rp.251.207.000, IRR sebesar 28,4 persen, Net B/C
sebesar 1,79, Gross B/C sebesar 1,23, PI sebesar 2,52, dan PBP selama 2
tahun 10 bulan 27 hari, 7) analisis sensitivitas dengan metode switching value
menggunakan parameter inflasi menunjukkan usaha masih layak dijalankan
hingga angka maksimum inflasi menyentuh 14,37 persen. Lebih dari itu
usaha tidak layak untuk dijalankan lagi.
20
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan
wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan
Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya dengan
mengembangkan batik Bogor sebagai salah satu kekayaan Indonesia.
UKM Batik Tradisiku merupakan usaha yang bergerak di bidang batik
khas Bogor. Pendiri Batik Tradisiku yaitu seorang yang memiliki kecintaan
terhadap seni dan budaya Bogor, beliau mulai melirik usaha Batik yang
memang belum ada di Bogor saat itu. Adanya keputusan walikota Bogor,
peningkatan perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai eksport batik
di Indonesia, serta kecenderungan menurunnya budaya batik membuat
pemilik UKM Batik Tradisiku mencari peluang yang ada untuk membuat
usaha Batik. Selain itu dengan adanya tren Batik saat ini, Bogor memiliki
potensi dalam mengembangkan batiknya, sehingga masyarakat Bogor juga
mengetahui keberadaan batik Bogor tersebut.
Terlebih dahulu perlu dilakukan berbagai perencanaan yang matang
dalam membuat suatu bisnis. Rencana pengembangan usaha batik Bogor akan
terwujud apabila seorang pemilik usaha Batik Tradisiku perlu melakukan
studi berupa analisis kelayakan pengembangan usaha.
Analisis kelayakan pengembangan usaha akan menganalisis kelayakan
usahanya dan daya saing UKM tersebut bila ditinjau dari berbagai aspek
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan pada
aspek pasar, pemasaran, teknis, manajemen, serta ekonomi dan sosial.
Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakuakn pada aspek finansial. Dari
hasil analisis ini akan diberikan rekomendasi apakah rencana pengembangan
usaha layak untuk dijalankan.
Kerangka Pemikiran Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 dan Alur
Pikir Penelitian yang memperlihatkan alur dari penelitian ini dari awal hingga
akhir yang menunjukkan hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran
2.
21
Usaha Batik Bogor pada UKM Batik Tradisiku
Identifikasi kondisi yang ada:
1. Keputusan pemerintah kota Bogor
2. Peningkatan perkembangan unit usaha, nilai
produksi, dan nilai ekspor batik di Indonesia
3. Adanya kecenderungan menurunnya budaya
batik
Pengembangan dengan meningkatkan
kapasitas optimum produksi
Analisis Kelayakan Pengembangan
Usaha Batik Bogor
Aspek non-finansial:
1. Aspek pasar
2. Aspek pemasaran
3. Aspek teknis
4. Aspek manajemen
5. Aspek ekonomi dan sosial
Aspek finansial:
1. Kriteria investasi (PBP, NPV, IRR, PI, Net
B/C, Gross B/C)
2. Analisis sensitivitas
Layak
Tidak Layak
Implementasi
Evaluasi
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan UKM Batik Tradisiku, yang merupakan salah
satu UKM di Bogor yang bergerak di bidang industri kerajinan batik. Batik
Tradisiku berada di wilayah Kabupaten Bogor dan berlokasi di jalan Jalak
No. 2 Tanah Sareal Bogor. Penelitian dilakukan secara sengaja dengan
22
persetujuan pemilik yang dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai Maret
2012.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari pemilik usaha Batik Tradisiku dengan
teknik wawancara langsung dan pengamatan (observasi) langsung di tempat
usaha. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan dan dokumendokumen perusahaan serta literatur yang relevan dengan penelitian berupa
buku-buku, hasil penelitian terdahulu, dan publikasi elektronik (internet).
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang didapat dari hasil penelitian terdiri dari data kualitatif dan
kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis
data kualitatif dilakukan pada aspek pasar, pemasaran, teknis, manajemen,
serta ekonomi dan sosial. Analisis data kuantitatif dilakukan pada aspek
finansial. Kemudian hasil dari pengolahan data ini diinterpretasikan secara
deskriptif untuk menggambarkan kelayakan usaha dari bisnis tersebut.
Analisis kuantitatif dari aspek finansial dengan menghitung Payback Period
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability
index (PI), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross
B/C), serta analisis sensitivitas dengan bantuan komputer Microsoft Exel
2007. Selain itu melakukan perhitungan kapasitas optimum produksi dengan
menggunakan software Lindo dan forecasting menggunakan Minitab.
3.4.1 Analisis Kriteria Investasi
1. Payback Period (PBP)
Rumus:
Kriteria:
PBP > periode maksimum, maka usaha tidak layak
PBP < periode maksimum, maka usaha layak
2. Net Present Value (NPV)
23
Rumus:
dimana:
= aliran kas pertahun pada periode t
= investasi awal pada tahun 0
K
= suku bunga (discount rate)
Kriteria:
NPV > 0, maka usaha layak
NPV = 0, maka usaha tidak untung atau rugi
NPV < 0, maka usaka tidak layak
3. Internal Rate of Return (IRR)
Rumus:
dimana:
= NPV positif
= NPV negatif
= discount rate yang menghasilkan NPV positif
= discount rate yang menghasilkan NPV negatif
Kriteria:
IRR ≥ discount rate, maka usaha layak
IRR ≤ discount rate, maka usaha tidak layak
4. Profitability index (PI)
Rumus:
Kriteria:
PI > 1, maka usaha layak
PI < 1, maka usaha tidak layak
5. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Rumus:
24
NB i
(+) = net benefit yang telah didiscount positif
NB i
(-) = biaya pada tahun t
t
= tahun
I
= discount rate (%)
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak
6. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Rumus:
B t = manfaat pada tahun t
C t = biaya pada tahun t
n
= umur bisnis
i
= discount rate (%)
Kriteria:
Gross B/C > 1, maka usaha layak
Gross B/C < 1, maka usaha tidak layak
3.4.2 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan hasil
bisnis, bila salah satu atau beberapa variabel komponen bisnis
mengalami perubahan dimasa depan, dan tindakan apa yang perlu
dilakukan. Analisis sensitivitas dapat menggunakan menggunakan
metode switching value yaitu mencari nilai maksimal dari perubahan
variabel yang mempengaruhi usaha. Dengan demikian analisis
sensitivitas tersebut dapat membantu manajemen sehubungan dengan
keputusan yang akan diambil berdasarkan evaluasi akhir hasil
perhitungan analisis pengembangan kelayakan yang dilakukan, yaitu
untuk menentukan apakah rencana pengembangan disetujui atau
ditolak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
UKM Batik Bogor Tradisiku memiliki tempat produksi di dua tempat
yang berbeda, tempat pertama terletak di Neglasari 1 RT 03/04 No.69
Cibuluh Bogor Utara sedangakan tempat kedua berada di jalan Jalak no. 2 RT
04/02 Tanah Sareal Bogor. Selain digunakan untuk produksi, tempat kedua
juga digunakan sebagai Gallery untuk menjual produk yang diproduksi.
Lokasi kedua tempat produksi UKM Batik Bogor Tradisiku ini berada di
tempat yang cukup strategis dimana dapat dicapai dengan transportasi yang
mudah serta letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Bogor. Jaringan listrik
dan air juga sudah baik untuk menunjang kegiatan usaha, sehingga menjadi
keuntungan sendiri bagi Batik Bogor Tradisiku untuk memasarkan hasil
produksi.
Batik Bogor Tradisiku telah didaftarkan sebagai perusahaan yang
memiliki nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10.04.5.17.06359, pada
tanggal 15 Januari 2009. Penanggung jawab Batik Tradisiku adalah
pendirinya yaitu Bapak Siswaya, dengan nomor NPWP 59.202.841.9404.000. Batik Tradisiku juga telah mengantongi Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dengan nomor 517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan
Tanda Daftar Industri (TDI) dengan nomor 534/03.TDI-Diperindagkop pada
tanggal 15 Januari 2009.
UKM Batik Bogor Tradisiku didirikan pada tanggal 13 Januari 2008
oleh pendirinya Bapak Siswaya. Pria yang dilahirkan di Sleman-Yogyakarta
ini telah melanglangbuana di Bogor selama lebih dari 26 tahun sehingga
tumbuh rasa kecintaan beliau terhadap kota yang kerap dijuluki sebagai Kota
Hujan ini dengan memberikan sesuatu untuk mengharumkan Kota Bogor ini.
Gagasannya membuat Batik Bogor Tradisiku yang mengambil ikon-ikon khas
Kota Bogor ini bertujuan untuk melestarikan budaya Batik dan untuk
menumbuhkan kecintaan masyarakat Bogor terhadap Batik Bogor serta
membawa nama harum Kota Bogor ke seluruh penjuru Nusantara hingga ke
dunia Internasional. Alasan pemilik mendirikan Batik Bogor Tradisiku, yaitu:
26
1. Sebagai bentuk kecintaannya kepada Kota Bogor yang telah memberikan
warna kehidupan selama 26 tahun.
2. Rasa ingin melestarikan budaya Indonesia yaitu Batik yang seyogyanya
merupakan khasanah budaya Bangsa Indonesia yang telah turun temurun
diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia yang memang sudah diakui
UNESCO pada 2 Oktober 2009.
3. Jiwa sosialnya yang tinggi membuatnya ingin membantu para pembatik
Yogya yang kehilangan pekerjaan karena benca Gempa Bumi 2006 silam
dan juga tentunya menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar
UKM yang membutuhkan pekerjaan.
Awalnya berdirinya Batik Bogor Tradisiku memiliki motif yang
memang membawa ikon kedaerahan Bogor seperti kijang, kujang, bunga
teratai, dan lainnya. Kemudian pada 4 Juni 2009 sebagai peringatan Ulang
Tahun Bogor ke-527 motif kujang kijang di launching oleh Walikota Bogor
sendiri. Setelah itu motif tersebut di patenkan bersama dua motif batik
Pakuan Pajajaran, yaitu Ragen Panganten dan Banyak Ngantrang, yang hak
ciptanya dimiliki Pemda Kota Bogor.
Batik Bogor Tradisiku dalam perjalanannya kembali mengeluarkan
motif-motif yang membawa ikon Kota Bogor, salah satunya yang paling laris
adalah motif Hujan Gerimis yang merupakan julukan Kota Bogor yaitu Kota
Hujan yang airnya membawa berkah dan sebagai sumber kehidupan. Melihat
dari segi pemsarannya, dalam waktu 4 tahun ini, Batik Bogor Tradisiku sudah
mengalami perkembangan
yang pesat. Masyarakat mulai mengenal
keberadaan reputasi akan kekhasan dan kualitas Batik Bogor Tradisiku
menunjukkan eksistensinya di dunia batik, tidak hanya di Bogor atau Jawa
Barat saja, tetapi Batik Bogor Tradisiku turut menopang mahakarya Batik
Indonesia.
4.2. Analisis Kelayakan Usaha
Dalam melakukan pengembangan usaha, Batik Bogor Tradisiku
melakukan pengembangannya dengan meningkatkan jumlah produksi dan
meningkatkan pasar yang telah ada selama ini. Hal tersebut dilakukan untuk
melihat apakah selama ini jumlah produksi yang dilakukan oleh UKM sudah
27
mencapai titik optimum. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan
kapasitas optimum produksi dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dimiliki dan melakukan peramalan penjualan terhadap pengembangan
produksi yang akan dilakukan berdasarkan deret waktu (time series).
Perhitungan untuk mengetahui banyaknya kapasitas produksi optimum
yang
perlu
dikembangkan
oleh
Batik
Bogor
Tradisiku
dilakukan
menggunakan aplikasi Lindo dengan membuat model linear. Model linear
dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3. Penentuan formulasi persamaan
linear tersebut berdasarkan margin laba, harga pokok produksi, modal, dan
waktu pengerjaan sehingga menghasilkan formulasi yang disajikan pada
Lampiran 3. Berdasarkan dari data yang telah diolah, didapat kapasitas
optimum produksi sebesar 34 unit per bulan untuk batik tulis, 242 unit per
bulan untuk batik cap, dan 325 unit per bulan untuk kain printing. Dapat
dilihat pada Tabel 2 Kapasitas optimum produksi Batik Bogor Tradisiku.
Tabel 2. Kapasitas optimum produksi
Jenis Batik
Batik Tulis
Batik Cap
Kain Printing
Total
Kondisi Normal
(unit/bulan)
Kapasitas Optimum
(unit/bulan)
34
224
325
583
34
242
325
601
Penambahan
produksi
(unit/bulan)
0
18
0
18
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas optimum diperoleh bahwa
hanya batik cap saja yang mengalami peningkatan produksi. Hal tersebut
dikarenakan dalam penentuan kapasitas optimum yang dilakukan pada tiga
jenis batik yang berbeda terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
perhitungan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah laba yang
dihasilkan, harga pokok produksi, dan waktu pengerjaannya. Pada batik cap
akan lebih menguntungkan untuk ditingkatkan produksinya bila dilihat dari
margin laba yang dihasilkan dengan waktu pengerjaannya yang tidak terlalu
lama bila dibandingkan dengan batik tulis yang memerlukan waktu yang
lebih lama dalam pengerjaannya walaupun memiliki margin laba yang lebih
besar. Selain itu bila dilihat dari sisi penjualan, batik cap lebih banyak dipilih
atau dibeli oleh konsumen dibandingkan dengan batik tulis.
28
Setelah
dilakukan
perhitungan
kapasitas
optimum
produksi,
diperlukannya peramalan penjualan pada batik cap agar dapat dilihat apakah
pasar dapat menyerap produksi batik cap yang bertambah dalam
pengembangan usaha yang dilakukan UKM. Data yang dibutuhkan untuk
melakukan peramalam penjualan adalah data penjualan pada batik cap selama
48 bulan (4 tahun, Januari 2008-Desember 2011) dan menggunakan aplikasi
Minitab. Diperlukan uji stasioner terlebih dahulu untuk menentukan jenis
peramalan yang tepat. Berdasarkan hasil yang telah diolah, data penjualan
Batik Cap menunjukkan tidak stasioner maka jenis peramalan yang tepat
adalah Analisis Tren Linear, Analisis Tren Kuadratik, dan Double
Exponential Smoothing. Tidak stasioner dimaksud bahwa pada data
menunjukkan adanya tren atau seasonal (Santoso, 2009). Hasil dari uji
stasioner menggunakan aplikasi Minitab dapat dilihat pada Gambar 4.
Hasil peramalan dengan menggunakan ketiga metode Analisis Tren
Linear, Analisis Tren Kuadratik, dan Double
Exponential Smoothing
menunjukkan bahwa metode yang paling tepat adalah metode Analisis Tren
Linear karena metode ini menunjukkan tingkat kesalahan yang paling kecil.
Metode peramalan yang tepat adalah yang memiliki tingkat kesalahan yang
paling kecil. Hasil tingkat kesalahan dari jenis peramalan yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Autocorrelation Function for SALES
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0
0,8
Autocorrelation
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lag
Gambar 4. Uji Stasioner dengan Autocorrelation
11
12
29
Tabel 3. Metode peramalan dan nilai kesalahan
Jenis Peramalan
Analisis Tren Linear
Analisis Tren Kuadratik
Double Exponential Smoothing
MAPE
103,95
111,07
105,23
MAD
59,47
59,75
59,60
MSD
6893,71
6407,91
7539,65
Berikut hasil analisis tren menggunakan metode analisis tren linear
sehingga menghasilkan peramalan penjualan yang menggunakan aplikasi
minitab dapat dilihat pada Gambar 5.
TREND ANALISIS LINEAR
Linear Trend Model
Yt = 19.8014 + 5.28957*t
400
Variable
Actual
Fits
Forecasts
SALES
300
Accuracy Measures
MAPE
103,95
MAD
59,47
MSD
6893,71
200
100
0
1
6
12
18
24
30
36
Index
42
48
54
60
Gambar 5. Model Tren Linear
Pada studi kelayakan pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku
aspek yang perlu dikaji untuk menentukan bahwa usaha tersebut layak atau
tidak layak untuk dikembangkan adalah dengan memperhatikan aspek
finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial.
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku memiliki prospek
yang cukup potensial di daerah Bogor. Hal tersebut dididasarkan pada
ketentuan Walikota Bogor yang mewajibkan kepada seluruh Dinas di
wilayah Bogor untuk mengenakan Batik Bogor pada hari-hari tertentu.
Pada tahun 2011 sudah hampir semua dinas di wilayah Bogor memesan
Batik Bogor di Batik Bogor Tradisiku sehingga memiliki potensi untuk
seluruh Dinas di wilayah Bogor memesan Batik Bogor tersebut. Selain
30
itu, permintaan Batik Bogor untuk Dinas di Bogor berpotensi untuk
naik karena setiap tahun Dinas selalu memesan Batik untuk seragam
yang mereka kenakan setiap minggunya. Tidak hanya itu saja, sekolahsekolah di wilayah Bogor sudah ikut memesan batik Bogor.
Penjualan Batik Bogor sendiri menunjukkan tren yang cenderung
meningkat tiap tahunnya, walaupun pada tahun 2011 cenderung turun
tetapi meningkat kembali dengan peramalan yang telah dilakukan untuk
satu tahun kedepan. Dengan mempertimbangkan peramalan yang
meningkat dan kapasitas optimum yang produksi, maka ditetapkan
penjualan untuk tahun kedepan sebesar 7212 unit batik/tahun dan
penjualan pakaian jadi serta seragam sebesar 4044 unit/tahun sehingga
penjualan total sebesar 11256 unit/tahun.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
kapasitas
optimum
bahwa
kenaikan penjualan hanya terlihat pada penjualan Batik Cap saja
sehingga peramalan penjualan juga dilakukan untuk Batik Cap saja.
Dapat dilihat perbandingan ramalan penjualan dan kapasitas optimum
produksi Batik Cap per bulan pada Tabel 4. Melihat dari Tabel 4
tersebut dapat dilihat bahwa peramalan penjualan Batik Cap sebesar
3691 unit/bulan. Dengan kapasitas sebesar 2904 dapat diasumsikan
bahwa produksi sebesar 2904 dapat diserap oleh pasar seluruhnya.
Batik Bogor Tradisiku memiliki satu pesaing di industri Batik
Bogor. Pesaingnya yaitu Batik Bogor Handayani Geulis yang baru
mulai merintis usahanya pada awal tahun 2012. Posisi Batik Bogor
Tradisiku masih berada diatas pesaingnya dikarenakan Batik Bogor
Tradisiku sudah merintis usahanya lebih lama, yaitu sudah berjalan 4
tahun dan sudah memiliki banyak pelanggan sehingga cukup susah
pelanggan untuk beralih ke pesaingnya. Selain itu, Batik Bogor
Tradisiku memiliki hubungan yang sangat baik dengan pelanggannya.
Dengan menambahkan pelayanan yang lebih baik lagi kepada
pelanggan tidak akan mudah pelanggan berpaling ke tempat lain.
31
Tabel 4. Ramalan penjualan dan kapasitas optimum produksi batik
cap
Tahun 2011
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Ramalan Penjualan
Batik Cap (unit/bulan)
278
284
289
294
300
305
310
316
321
326
331
337
3691
Kapasitas Optimum
Produksi Batik Cap
(unit/bulan)
242
242
242
242
242
242
242
242
242
242
242
242
2904
Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix (4P),
yaitu Produk, Lokasi, Harga, dan Promosi menunjukkan produk yang
akan dipasarkan tersebut. Produk yang ditawarkan oleh Batik Bogor
Tradisiku adalah berupa batik tulis, batik cap, kain printing, batik dalam
bentuk pakaian jadi, dan seragam untuk siswa sekolah di wilayah Bogor
dan sekitarnya. Lokasi Batik Bogor Tradisiku berada di Jalan Jalak No.
2 Tanah Sareal Bogor dekat dengan pusat kota Bogor sehingga
konsumen mudah menjangkau dan fasilitas transportasi yang mudah
sehingga memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh
konsumen. Harga yang ditawarkan untuk Batik Tulis antara Rp
450.000,00 hingga Rp 1.500.000,00, Batik Cap antara Rp 200.000,00
hingga Rp 400.000,00, kain printing antara Rp 65.000,00 hingga Rp
120.000,00, pakaian jadi sekitar Rp 160.000,00 hingga Rp 400.000,00,
dan seragam Rp 39.000,00. Harga disesuaikan dengan tingkat kesulitan
dalam pembuatan batik. Bentuk promosi yang dilakukan Batik Bogor
Tradisiku adalah dengan mengikuti pameran yang ada di Bogor dan
juga diluar Bogor. Salah satu pameran yang selalu diikuti oleh Batik
Bogor Tradisiku adalah Ina Craft, Batik Bogor Tradisiku selalu
mengikuti pameran ini setiap tahunnya. Selain itu, bentuk promosi
lainnya adalah dengan membuat website Batik Bogor Tradisiku
sehingga tidak hanya penduduk lokal yang bisa memesan tetapi
32
penduduk nasional dapat memesan lewat website Batik Bogor
Tradisiku. Word of mouth dan pamflet juga digunakan sebagai bentuk
promosi yang dilakukan oleh Batik Bogor Tradisiku. Oleh karena itu,
dari aspek pasar dan pemasaran usaha pengembangan Batik Bogor
Tradisiku layak untuk dijalankan.
4.2.2 Aspek Teknis
Aspek teknis dimaksudkan apakah dari segi pembangunan usaha
dan segi implementasi rutin bisnis secara teknis dapat dilaksanakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah lokasi usaha,
kebutuhan bakan baku dan proses produksi.
1. Lokasi usaha
Faktor lokasi merupakan faktor yang secara langsung
mempengaruhi kegiatan usaha karena lokasi usaha erat hubungannya
dengan pemasran hasil produksi. Lokasi usaha Batik Bogor
Tradisiku berada di dua tempat, tempat produksi pertama yaitu
terletak di Neglasari 1 RT 03/04 No.69 Cibuluh Bogor Utara
sedangakan tempat kedua berada di jalan Jalak no. 2 RT 04/02
Tanah Sareal Bogor. Tempat pertama merupakan tempat yang
hampir seluruh proses produksi dilakukan disini kecuali proses
pembuatan batik tulis dan batik cap berada di tempat kedua yang
selanjutnya juga diproses di tempat pertama. Tempat kedua juga
digunakan sebagai tempat pemasaran hasil produksi yang siap
dipasarkan.
Tempat pertama cocok sebagai tempat produksi karena
lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk kota Bogor yang ramai
sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan baik. Selain itu
yang lokasinya dekat dengan hutan, maka dapat mencari kayu bakar
dengan mudah untuk tambahan bahan baku.
Awalnya tempat produksi batik bogor hanya di tempat pertama
saja tetapi agar tempat pemasaran dapat mudah dijangkau oleh
konsumen di Bogor, yang sejak awal target utama pemasarannya
adalah masyarakat Bogor, maka pemilik mulai mencari tempat yang
33
lebih tepat. Tempat kedua digunakan sebagai gallery dan proses
pembuatan batik tulis dan cap agar selain membeli konsumen dapat
melihat proses produksi batik. Selain itu tempat pertama merupakan
tempat yang cukup strategis dimana dapat dicapai dengan
transportasi yang mudah serta letaknya yang tidak jauh dari pusat
kota Bogor. Jaringan listrik dan air juga sudah baik untuk menunjang
kegiatan usaha, sehingga menjadi keuntungan sendiri bagi Batik
Bogor Tradisiku untuk memasarkan hasil produksi.
2. Kebutuhan bahan baku dan proses produksi
Bahan baku berasal dari beberapa tempat, ada dari Pekalongan
dan Bogor. Untuk pendistribusiannya dilakukan dengan sistem
pemesanan dan dipaket dari Pekalongan ke Bogor untuk menghemat
biaya distribusi. Untuk pembelian bahan baku di Bogor dilakukan
dengan sistem pembelian sendiri atau langsung ke tempat penjualan
karena lokasinya yang tidak jauh dari tempat produksi. Bahan baku
langsung dibeli di tempat yang kualitasnya lebih baik dari tempat
yang lain untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Berikut merupakan proses produksi kain batik yang merupakan
produk utama yang diproduksi oleh Batik Bogor Tradisiku. Tahapan
proses produksi kain batik dapat dilihat pada Gambar 6.
Membuat gambar
atau desain
Menyanting
Memberi warna
(pencelupan atau
pencoletan)
Perebusan atau
pelodoran
Gambar 6. Tahap Proses Produksi Kain Batik
34
a. Membuat gambar atau desain
Proses pertama dalam membuat batik adalah membuat gambar
atau desain dari batik bogor sendiri dengan menggunakan pinsil,
ini merupakan tahapan untuk batik tulis dan cap saja. Sedangkan
untuk kain printing tidak melewati tahapan ini.
b. Menyanting
Proses kedua adalah menyanting atau menggambar dengan
menggunkan malam untuk menutupi kain agar tidak terkena
warna saat proses pewarnaan. Batik tulis menggunakan canting
tulis, batik cap menggunakan canting cap, sedangkan pada kain
printing tidak melewati tahapan ini.
c. Memberi warna (pencelupan atau pencoletan)
Proses ketiga adalah memberi warna pada kain. Pada batik tulis
dan cap proses pemberian warna adalah dengan mencelupkan
kain ke air yang sudah diberi pewarna selama waktu yang
ditentukan. Pada kain printing proses pertama langsung pada
pemberian warna terhadap kain dengan menggunakan cetakan
warna yang disebut plangkan. Sebenarnya proses printing sama
dengan proses menyablon hanya saja pada kain printing di usaha
Batik Bogor Tradisiku menggunakan obat berkualitas yang baik.
Untuk batik tulis, cap, dan printing proses pewarnaan bisa
dilakukan berkali-kali tergantung berapa warna yang digunakan.
Pada kain printing warna yang berbeda digunakan pada plangkan
yang berbeda pula.
d. Perebusan atau pelodoran
Proses terakhir adalah perebusan atau pelodoran malam yang
tercetak di kain. Proses ini dilakukan kepada ketiga macam batik
yang diproduksi. Hanya saja pada obatnya saja yang berbeda
dalam setiap perlakuaan ketiga batik tersebut. Untuk batik tulis
dan cap perebusan dilakukan biasa saja menggunakan air yang
sudah diberi obat lalu malam akan luntur secara perlahan.
Sedangkan untuk kain printing setelah pemberian warna kain di
35
rebus di obat yang berbeda setelah itu diberi pelembut kain.
Setelah direbus lalu kain di angin-anginkan atau dijemur.
Untuk proses produksi pakaian jadi dan seragam setelah
membuat kain langsung dijait ke penjahit rekan dari usaha Batik
Bogor Tradisiku. Yang dimaksud rekan atau mitra usaha Batik
Bogor Tradisiku adalah Batik Bogor Tradisiku melakukan kerjasama
dengan beberapa penjahit untuk membuat baju ke para penjahit
tersebut. Tetapi Batik Bogor Tradisiku memiliki satu penjahit yang
stand by dan bekerja secara langsung dengan Batik Bogor Tradisiku
hanya saja segala kebutuhan bahan baku jahitan langsung
dibebankan kepada penjahit sehingga pembayaran jahitan langsung
diberikan kepada penjahit.
4.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum
Setelah membahas aspek pasar dan pemasaran serta aspek teknis,
selanjutnya akan membahas aspek manajemen dan hukum. Penilaian
kelayakan pengembangan usaha dalam aspek manajemen dan hukum
meliputi masalah perizinan dan legalitas, struktur organisasi, deskripsi
pekerjaan, dan tenaga kerja.
1. Perizinan dan Legalitas Badan Hukum Usaha
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki
(Kasmir dan Jakfar, 2003). Usaha Batik Bogor Tradisiku secara
resmi telah didaftarkan sebagai perusahaan yang memiliki nomor
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10.04.5.17.06359, pada tanggal 15
Januari 2009. Penanggung jawab Batik Tradisiku adalah pendirinya
yaitu Bapak Siswaya, dengan nomor NPWP 59.202.841.9-404.000.
Batik Tradisiku juga telah mengantongi Surat Izin Usaha
Perdagangan
(SIUP)
dengan
nomor
517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan Tanda Daftar Industri (TDI)
dengan nomor 534/03.TDI-Diperindagkop pada tanggal 15 Januari
2009.
36
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat untuk menunjukkan kedudukan
struktural masing-masing individu serta menunjukkan tugas dan
fungsi mereka. UKM Batik Bogor Tradisiku dipimpin oleh seorang
direktur utama yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan UKM
seperti kegiatan produksi, operasional, pemasaran, keuangan, dan
SDM. Pada setiap kegiatan tersebut terdapat seorang supervisor yang
bertanggung jawab khusus untuk masing-masing kegiatan.
Penanggung
jawab
produksi
bertugas
untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan-kegiatan yang bersangkutan
dengan produksi yaitu diantaranya desain motif, proses pembatikan
tulis dan cap, proses printing, proses pewarnaan, dan proses
penjahitan. Penanggung jawab operasional bertanggung jawab dalam
kegiatan-kegiatan operasional Batik Bogor Tradisiku seperti dalam
hal transportasi dan belanja bahan baku batik. Penanggung jawab
pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan produk batik baik
itu pada galeri dan pameran. Penanggung jawab keuangan
bertanggung jawab atas pencatatan keuangan serta mengontrol arus
kas UKM Batik Bogor Tradisiku, sedangkan penanggung jawab
SDM bertanggung jawab atas sumber daya manusia yang dibutuhkan
oleh Batik Bogor Tradisiku.
Adapun struktur organisasi UKM Batik Bogor Tradisiku dapat
dilihat pada Gambar 7.
Direktur Utama
Penanggung
Jawab
Produksi
Penanggung
Jawab
Operasional
Penanggung
Jawab
Pemasaran
Penanggung
Jawab
Keuangan
Penanggung
Jawab
SDM
Gambar 7. Struktur Organisasi Usaha Batik Bogor Tradisiku
37
3. Tenaga Kerja
Tenaga
kerja
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
menjalankan suatu usaha. Jumlah semua tenaga kerja yang ada di
Batik Bogor Tradisiku berjumlah 22 orang. Jam kerja yang berlaku
bagi karyawan mulai dari jam 08.00 hingga 17.00 WIB atau sekitar 9
jam per hari. Pada awal pendirian tahun 2008, UKM Batik Tradisiku
Bogor hanya memiliki 8 karyawan yang terbagi ke beberapa
pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dari awal usaha dapat dilihat pada
Lampiran 5 yang menyajikan kebutuhan fisik dari tahun 0 (tahun
2008).
Sistem perekrutan tenaga kerja di Batik Bogor Tradisiku tidak
rumit. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan juga tidak ditetapkan
terlalu tinggi, tidak perlu juga mahir dalam membatik karena
sebelumnya ada pelatihan terlebih dahulu dari Batik Bogor
Tradisiku. Tenaga kerja yang direkrut juga tidak jauh dari orang
sudah dikenal oleh pemilik sehingga pemilik dapat mengontrol
karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Dengan sistem seperti itu
pemilik memiliki tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik.
Sistem pemberian gaji yang diterapkan di usaha Batik Bogor
Tradisiku adalah sistem bulanan dan sistem upah jika adanya kerja
tambahan seperti menjaga pameran. Karyawan hanya mendapatkan
libur seminggu sekali atau tergantung pesanan yang diterima. Selain
itu karyawan diperbolehkan untuk meminta kasbon untuk keperluan
mendadak dan mendapatkan bonus tambahan untuk tunjangan Hari
Raya Idul Fitri.
4.2.4 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
Pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menunjukkan apa
dampak yang diberikan usaha tersebut terhadap masyarakat pada
khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bila ditinjau dari aspek
ekonomi dampak yang diberikan usaha Batik Bogor Tradisiku akan
membuka peluang bertambahnya pendapatan bagi karyawan yang
hampir sebagian karyawannya berasal dari Bogor dan pendapatan bagi
38
masyarakat sekitar tempat usaha. Selain itu bagi pemerintah, dampak
yang dirasakan dari usaha Batik Bogor Tradisiku adalah memberikan
pemasukan bagi pemerintah dengan pembayaran pajak yang dibayarkan
Batik Bogor Tradisiku.
Ditinjau dari aspek sosial dampak yang diberikan Batik Bogor
Tradisiku akan membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat
sekitar sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka
pengangguran walaupun dalam jumlah kecil. Selain itu tersedianya
sarana dan prasarana berupa jalanan dan listrik bagi daerah sekitar
tempat usaha.
Bila dilihat dari aspek lingkungan, usaha Batik Bogor Tradisiku
memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dan dampak yang
ditimbulkan usaha tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari obat pewarna
yang digunakan oleh Batik Bogor Tradisiku ramah lingkungan karena
tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu pada usaha Batik Bogor
Tradisiku dapat dikatakan tidak menghasilkan limbah yang dapat
mengganggu lingkungan hanya kain hasil batik yang dapat diberikan
atau dijual kembali kepada orang lain yang akan menghasilkan barang
lain. Oleh karena itu, dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan usaha
pengembangan Batik Bogor Tradisiku layak untuk dijalankan.
4.2.5 Aspek Finansial
Analisis aspek keuangan diteliti untuk menentukan rencana
investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar,
2009). Penentuan layaknya suatu bisnis dapat dilihat dari beberapa
kriteria. Pada pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku
dilihat dari aspek finansial terdiri dari rencana kebutuhan fisik, rencana
anggaran biaya, biaya operasional, modal dan penerimaan, analisis
kriteria investasi, dan analisis sensitivitas.
Perhitungan kriteria investasi dilakukan dari awal usaha didirikan
yaitu tahun 2008. Tahun persiapan (tahun 0) adalah tahun 2008 dan
tahun pengembangan usaha (tahun 4). Hal tersebut dilakukan karena
39
pengembangan yang dilakukan UKM Batik Tradisiku Bogor berupa
peningkatan produksi dengan melihat kapasitas optimum yang dapat
dipenuhi dari sumber daya yang ada. Sehingga tidak memerlukan
investasi berupa mesin atau peralatan lainnya dalam pengembangan
yang dilakukan.
1. Rencana Kebutuhan Fisik
Rencana kebutuhan fisik pada pengembangan kelayakan usaha
Batik Bogor Tradisiku merupakan perencanaan kebutuhan fisik yang
dibutuhkan oleh usaha tersebut. Kebutuhan fisik ini berupa
kebutuhan bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan baku
produksi, dan tenaga kerja. Dalam pengembangan kelayakan usaha
ini yang meningkat adalah bahan baku dan peralatan yang
dibutuhkan dalam peningkatan produksi usaha tersebut. Peningkatan
bahan baku hanya terjadi pada bahan baku produksi kain batik cap
karena pada peningkatan kapasitas optimum yang meningkat hanya
pada batik cap saja.
Bahan baku yang meningkat adalah bahan baku pada aktivitas
produksi batik cap berupa kain prima, malam cap, obat pewarna cap,
soda ash, minyak tanah, gas kecil, blue gas, dan kayu bakar. Untuk
peralatan yang meningkat adalah pada canting cap saja karena
adanya peningkatan pada produksi batik cap juga. Tetapi
pengembangan usaha ini tidak menyebabkan pertambahan tenaga
kerja. Hal tersebut didasarkan pada pengoptimalan sumber daya
yang dimiliki usaha tersebut. Rincian kebutuhan fisik dapat dilihat
pada Lampiran 5 dan 12.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik
Bogor Tradisiku merupakan seluruh biaya yang diperlukan dalam
pengembangan usaha ini. Rencana anggaran ini merupakan biaya
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah
direncanakan. Biaya-biaya yang termasuk dalam dalam rencana
anggaran biaya adalah biaya bangunan, peralatan dan perlengkapan,
40
bahan baku, lain-lain, serta tenaga kerja langsung dan tidak
langsung. Pada pengembangan usaha ini, rencana anggaran biaya
yang diperlukan adalah biaya peralatan dan perlengkapan, biaya
bahan baku, biaya lain-lain, serta biaya upah tenaga kerja dan bonus.
Ringkasan rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik
Bogor Tradisiku dapat dilihat pada Tabel 5. Rencana anggaran biaya
lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 13.
Tabel 5. Rencana anggaran biaya pada Batik Bogor Tradisiku
Kondisi
Pengembangan
(Rp)
Kondisi Normal
(Rp)
Item
Biaya Peralatan dan
Perlengkapan
Biaya Bahan Baku Produksi
Biaya Lain-lain
Biaya Upah tenaga kerja
dan Bonus
Total
5.100.000
15.100.000
490.461.000
155.471.000
612.890.000
196.732.000
302.564.000
318.776.000
953.596.000
1.143.497.000
3. Biaya Operasional
Biaya operasional dalam pengembangan usaha Batik Bogor
Tradisiku terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variabel
cost).
pengembangan
Biaya
operasional
usaha
Batik
dan
pada
1.281.218.000,00
yang
Bogor
kondisi
dibutuhkan
dalam
Tradisiku
sebesar
Rp
normal
sebesar
Rp
1.101.317.000,00.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik
turunnya
produksi
yang
dihasilkan
(Ibrahim,
2003).
Pada
pengembangan usaha ini yang termasuk biaya tetap adalah biaya gaji
tetap, biaya transportasi, biaya pemasaran, biaya listrik, biaya
konsumsi, biaya ATK, biaya kebutuhan workshop, biaya pameran,
dan biaya bunga pinjaman. Biaya Biaya tidak tetap adalah biaya
yang dikeluarkan dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang
dihasilkan (Ibrahim, 2003). Pada pengembangan usaha ini yang
termasuk biaya tidak tetap adalah biaya bahan baku, biaya upah
tenaga kerja (penjahit) dan bonus. Ringkasan biaya operasional pada
tahun pertama pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku dapat
41
dilihat pada Tabel 6. Biaya operasional yang lebih lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 9 dan 15.
Tabel 6. Biaya operasional pada tahun pertama pengembangan
usaha Batik Bogor Tradisiku
Biaya Operasional
Biaya tetap
Biaya variabel
Total
Kondisi Normal
(Rp)
529.361.000
571.956.000
1.101.317.000
Kondisi
Pengembangan (Rp)
586.096.000
695.122.000
1.281.218.000
4. Modal dan Penerimaan
Modal merupakan keseluruhan modal yang diperlukan untuk
membangun dan menjalankan usaha. Modal awal yang digunakan
oleh Batik Bogor Tradisiku murni dari uang pemiliknya. Tetapi pada
pertengahan Batik Bogor Tradisiku meminjam pada Bank BRI
Syariah. Pada pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku tidak
diperlukan modal awal karena pengembangan pada usaha ini hanya
penambahan produksi pada kapasitas optimal dari sumber daya yang
sudah dimiliki.
Penerimaan merupakan komponen pemasukan dalam usaha.
Komponen pemasukan pada pengembangan usaha Batik Bogor
Tradisiku terdiri dari hasil penjualan hasil produksi dan nilai sisa.
Nilai sisa merupakan nilai barang yang tidak habis dipakai selama
umur bisnis. Total penjualan dari kelima produk yang dipasarkan
pada
kondisi
pengembangan
usaha
adalah
sebesar
1.649.412.000,00 dan pada kondisi normal sebesar
Rp
Rp
1.232.375.000,00. Jumlah penerimaan pada pengembangan usaha ini
relatif sama untuk beberapa tahun kedepan, hanya saja dibedakan
dari nilai akhir dari barang-barang.
5. Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi merupakan penilaian pengembangan
kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku, apakah pengembangan
usaha
layak
untuk
dijalankan.
Analisis
kriteria
investasi
memperhitungkan nilai waktu uang atau (time value of money).
Adapun kriteria yang digunakan sebagai penilaian terhadap
42
pengembangan kelayakan usaha ini adalah Net Present Value (NPV),
Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross
Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period (PBP), dan
Profitability Index (PI). Hasil perhitungan dari analisis kriteria
investasi dapat dilihat pada Tabel 7. Perhitungan kriteria investasi
dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 16.
Tabel 7. Perbandingan kriteria investasi pada kondisi normal
dan kondisi pengembangan usaha Batik Bogor
Tradisiku
Kriteria Investasi
Net Present Value
(NPV)
Internal Rate Return
(IRR)
Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C)
Gross Benefit Cost Ratio
(Gross B/C)
Payback Period (PBP)
Profitability Index (PI)
Kondisi Normal
Kondisi
Pengembangan
Rp 222.947.000
Rp 778.901.000
23,9%
41,97%
1,804
3,729
1,057
1,174
4 thn 11 bln 22 hari
2,774
3 thn 9 bln 0 hari
6,341
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih
antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang
(Umar,2009). Nilai NPV pada pengembangan sebesar Rp
778.901.000,00
dan
pada
kondisi
normal
sebesar
Rp
222.947.000,00. Nilai ini menunjukkan keuntungan yang akan
diperoleh selama umur usaha yang telah ditentukan dengan
tingkat bunga sebesar 12%. Ketentuan suku bunga didasarkan
pada bunga pinjaman BRI Syariah sebesar 12%. Makin tinggi
nilai NPV maka semakin layak usaha dijalankan. Hal ini
menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak dijalankan
karena NPV yang dihasilkan lebih besar dari pada nol (NPV>0),
sesuai dengan syarat.
b. Internal Rate Return (IRR)
43
Internal Rate Return merupakan tingkat pengembalian usaha
terhadap modal yang ditanamkan. Nilai IRR pada pengembangan
usaha Batik Bogor Tradisiku adalah 41,97% dan pada kondisi
normal sebesar 23,9%. Angka ini lebih besar dari tingkat suku
bunga pinjaman sebesar 12% yang berarti modal yang
ditanamkan usaha tersebut memiliki tingkat pengembalian yang
menguntungkan dibandingkan melakukan investasi di Bank.
Semakin tinggi nilai IRR maka semakin layak usaha dijalankan.
Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak
dijalankan karena IRR yang dihasilkan lebih besar dari suku
bunga pinjaman 12% (IRR>discount rate), sesuai dengan syarat.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan merupakan perbandingan antara present
value kas masuk dengan present value kas keluar. Nilai Net B/C
pada pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku sebesar 3,729
sedangkan pada kondisi normal sebesar 1,804. Nilai ini berarti
perbandingan penerimaan dari usaha lebih besar dari pada jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Semakin besar
nilai Net B/C maka semakin layak usaha tersebut dijalankan. Hal
ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak dijalankan
karena Net B/C yang dihasilkan lebih besar dari satu (Net
B/C>1), sesuai dengan syarat.
d. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C merupakan present value manfaat kotor dengan
present value biaya kotor. Nilai Gross B/C pada pengembangan
usaha Batik Bogor Tradisiku sebesar 1,174 sedangkan pada
kondisi normal sebesar 1,057. Nilai ini berarti perbandingan
penerimaan kotor dari usaha lebih besar dari pada jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Semakin besar nilai
Gross B/C maka semakin layak usaha tersebut dijalankan. Hal ini
menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak dijalankan
44
karena Gross B/C yang dihasilkan lebih besar dari satu (Gross
B/C>1), sesuai dengan syarat.
e. Payback Period (PBP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain PBP mengukur
seberapa cepat investasi yang ditanamkan dapat kembali. Dapat
dilihat dari hasil pengolahan menunjukkan bahwa PBP pada
pengembangan usaha selama 3 tahun 9 bulan sedangkan pada
kondisi normal selama 4 tahun 11 bulan 22 hari. Semakin cepat
pengembaliannya maka semakin layak usaha tersebut dijalankan.
Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak
dijalankan karena PBP yang dihasilkan lebih kecil dari periode
maksimum (PBP < periode maksimum), sesuai dengan syarat.
f. Profitability Index (PI)
Dari hasil perhitungan pengembangan usaha Batik Bogor
Tradisiku sebesar 6,341 sedangkan pada kondisi normal sebesar
2,774. Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha lebih
besar
dari
pada
jumlah
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memperolehnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan
usaha layak dijalankan karena PI yang dihasilkan lebih besar dari
satu (PI > 1), sesuai dengan syarat.
6. Analisis Sesitivitas
Analisis sensitifitas dilakukan untuk mengetahui perubahan
hasil bisnis, bila salah satu atau beberapa variabel komponen bisnis
mengalami perubahan dimasa depan, dan tindakan apa yang perlu
dilakukan. Dalam pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku
analisis yang dilakukan menggunakan metode switching value, yaitu
mencari nilai maksimal dari perubahan variabel yang mempengaruhi
usaha. Variabel yang digunakan adalah tingkat inflasi yang terjadi.
Alasan menggunakan tingkat inflasi dikarenakan dengan
berubahnya tingkat inflasi dapat menyebabkan beberapa komponen
45
biaya juga berubah sehingga dapat dianalisis seberapa besar inflasi
maksimum yang dapat diterima perusahaan. Dari hasil perhitungan
pengembangan usaha ditunjukan bahwa tingkat inflasi yang dapat
ditolerir oleh usaha ini sebesar 23,29 persen dan saat kondisi normal
tingkat inflasi yang dapat ditolerir adalah sebesar 18,12 persen.
Apabila
angka
inflasi
melebihi
23,29
persen
pada
saat
pengembangan dan melebihi 18,12 persen pada saat kondisi normal
maka usaha Batik Bogor Tradisiku tidak layak dijalankan karena
NPV yang negatif. Perhitungan analisis sensitivitas dengan
menggunakan metode Switching Value dapat dilihat pada Lampiran
11 dan 17.
Hasil rekapitulasi analisis aspek finansial pada kondisi normal
dan pengembangan usaha menggunakan kriteria invesatasi dapat
dilihat pada Tabel 8 dan analisis aspek finansial pada kondisi normal
dan pengembangan usaha menggunakan analisis sensitivitas dapat
dilihat pada Tabel 9.
46
Tabel 8. Hasil rekapitulasi aspek finansial pada kondisi normal
dan pengembangan usaha menggunakan kriteria
investasi
Ringkasan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
No.
1
2
3
4
No.
1
2
No.
1
No.
1
2
3
4
5
6
Kondisi Normal
(Rp)
Item
Biaya Peralatan dan
5.100.000
Perlengkapan
Biaya Bahan Baku
490.461.000
Produksi
Biaya Lain-lain
155.471.000
Biaya Upah tenaga
302.564.000
kerja dan Bonus
Total
953.596.000
Ringkasan Biaya Operasional
Biaya Operasional
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Total
Kondisi Normal
(Rp)
529.361.000
571.956.000
1.101.317.000
Ringkasan Penerimaan
Item
Kondisi Normal
(Rp)
Hasil Penjualan&nilai
1.232.375.000
sisa
Ringkasan Analisis Kriteria Investasi
Item
Net Present Value
(NPV)
Internal Rate Return
(IRR)
Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C)
Gross Benefit Cost
Ratio (Gross B/C)
Payback Period (PBP)
Profitability Index (PI)
Kondisi Normal
Kondisi
Pengembangan
(Rp)
15.100.000
612.890.000
196.732.000
318.776.000
1.143.497.000
Kondisi
Pengembangan
(Rp)
586.096.000
695.122.000
1.281.218.000
Kondisi
Pengembangan
(Rp)
1.649.412.000
Kondisi
Pengembangan
Rp 222.947.000
Rp 778.901.000
23,9%
41,97%
1,804
3,729
1,057
1,174
4 thn 11 bln 22 hari
2,774
3 thn 9 bln 0 hari
6,341
47
Tabel 9. Hasil rekapitulasi aspek finansial pada kondisi normal
dan pengembangan usaha menggunakan analisis
sensitivitas
Ringkasan Analisis Sensitivitas Kondisi Normal
Tingkat Inflasi
No.
Item
15%
20%
1
(210.561)
(228.552)
NPV (tahun 0
sampai tahun 5)
(11.846)
(25.590)
(55.028)
(83.434)
61.840
20.012
71.219
31.261
54.510
18.869
55.037
20.425
46.851
15.443
44.495
14.583
166.430
82.485
Total
222.947
(134.498)
2
Net B/C
1,804
0,602
Inflasi
18,12%
Maksimum
Ringkasan Analisis Sensitivitas Kondisi Pengembangan
Tingkat Inflasi
No.
Item
15%
20%
25%
1
(210.561)
(228.552)
(246.543)
NPV (tahun 0
sampai tahun 5)
(11.846)
(25.590)
(38.520)
(63.050)
(90.771)
(116.692)
61.840
20.012
(11.398)
170.380
105.383
69.202
148.370
84.999
52.931
138.092
74.750
45.570
121.277
60.977
35.416
110.632
52.242
29.417
258.431
130.636
84.752
Total
723.566
184.086
(95.865)
2
Net B/C
3,535
1,534
0,768
Inflasi
23,29%
Maksimum
4.3. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial merupakan rekomendasi dalam pengambilan
langkah strategis atau pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
manajemen dalam menjalankan dan mengelola jalannya usaha. Implikasi
manajerial ini dituliskan dalam bentuk fungsi manajemen yaitu perencanaan
(planning), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).
Implikasi manajerial dituangkan dalam beberapa aspek, yaitu aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek
48
ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta aspek finansial. Implikasi manajerial
pada pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Implikasi manajerial dalam fungsi manajemen pada
pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku
Aspek
Perencanaan
Pasar
dan 1. Inovasi
1.
pemasaran
2. Memperlu
as pasar
untuk
meningkat
2.
kan
penjualan
ke pelosok 3.
kabupaten
Bogor
hingga
keluar
daerah
Bogor.
4.
Teknis
Memperhatikan efisiensi
lokasi
produksi dan
proses
produksi
Manajemen
dan Hukum
Memperhatikan
tenaga
kerja
dan
sistem
kompensasi
yang
dijalankan
perusahaan.
Memperhatikan
masyarakat
dan
lingkungan
sekitar tempat
uasaha.
Ekonomi,
Sosial, dan
Lingkungan
Finansial
Membuat
laporan
keuangan
yang
tertata
dengan rapi.
Pelaksanaan
Pengendalian
Membuat motif-motif batik 1. Menjaga kualitas
yang baru, mengikuti trend
produk.
baju sesuai perkembangan 2. Menjaga
zaman, dan meningkatkan
hubungan baik
kualitas.
dengan
Mengikuti
pameran
di
pelanggan dan
Bogor dan luar Bogor.
mitra pada UKM
Karena
perkembangan
Batik
Bogor
zaman menuntut perusahaan
Tradisiku.
untuk mengikuti trend, 3. Memperhatikan
membuat
keluhan
dan
perusahaan
Website yang dipegang oleh
saran pelanggan.
salah satu pegawai agar
tidak terbengkalai.
Memasarkan produk ke
sekolah-sekolah
dan
pemerintah.
1. Menyatukan lokasi produksi Melakukan
pada satu tempat agar proses controlling terhadap
produksi menjadi lebih setiap
kegiatan
efisien.
pembelian
bahan
2. Mencatat setiap bahan baku baku,
pemakaian
bahan baku, dan
yang terpakai.
proses produksi.
Memperhatikan kesejahteraan Memperhatikan laba
karyawan dengan memberikan yang didapat untuk
reward
kepada
karyawan menentukan tingkat
terbaik dan mengupayakan upah upah bagi karyawan
untuk meningkatkan
yang lebih baik.
kesejahteraan
seluruh komponen
perusahaan.
Membuat peluang kerja bagi Menyesuaikan diri
masyarakat
sekitar
jika dengan kehidupan
memadai
dan
menjaga lingkungan sekitar
kebersihan kingkungan sekitar dan
mengontrol
limbah
setiap
tempat usaha.
kegiatan
produksi
agar
tidak
mencemari
lingkungan.
Mencatat segala pengeluaran Melakukan evaluasi
(terutama pengeluaran bahan terhadap pencatatan
baku) dan pemasukan secara laporan
keuangan
detail agar tercatat secara rapih. setiap bulannya.
49
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu
dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku, dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya:
1.
Hasil analisis kualitatif, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menunjukkan
bahwa
pengembangan
usaha
Batik
Bogor
Tradisiku
layak
untuk
dikembangkan. Dilihat dari aspek finansial dengan menggunakan tingkat
discount rate sebesar 12 persen dan periode usaha selama enam tahun
menunjukkan bahwa pengembangan usaha Batik Tradisiku Bogor layak
untuk dikembangkankan.
2.
Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa tingkat sensitivitas usaha
terhadap kenaikan inflasi berada pada batas 23,29 persen.
3.
Perbandingan antara kondisi normal tanpa pengembangan dengan adanya
pengembangan usaha diperoleh hasil melalui analisis kriteria investasi adalah
akan lebih baik jika Batik Bogor Tradisiku mengembangkan usahanya karena
lebih banyak mendapat keuntungan walau tanpa pengembangan usaha tetap
layak dijalankan, hanya saja kurang menguntungkan.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu
dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku, saran yang
dapat dijadikan masukan bagi usaha Batik Bogor Tradisiku adalah:
1.
Aspek Teknis, tata letak lokasi produksi sebaiknya dilakukan pada satu lokasi
saja agar lebih efisien biaya dan waktu.
2.
Aspek Manajemen, sebaiknya lakukan pembagian tugas yang lebih jelas agar
pelaksanaan fungsi manajerial dapat dijalankan secara optimal.
3.
Aspek Keuangan, sebaiknya mencatat pengeluaran dengan lebih detail dan
segala kegiatan produksi yang dilakukan.
50
4.
Aspek Pemasaran, sebaiknya melakukan inovasi terhadap motif-motif batik
Bogor dan memperluas pasar hingga keluar daerah Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Chaerunnisa, R. 2007. Studi Kelayakan Usaha Penggilingan Gabah di Desa
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Irfani, R. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop di UKMK
Yogi Tas Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Skripsi
pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kasmir dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Santoso, Singgih. 2009. Bussiness Forecasting Metode Peramalan Bisnis Masa
Kini dengan Minitab dan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sinaga, D. 2009. Studi Kelayakan Bisnis dalam Ekonomi Global. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana
Bisnis secara Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Wulandari, A. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofis, Cara Pembuatan dan
Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kementrian Perindustrian. 2011. http://www.kemenperin.go.id/Ind/Publikasi/
MajGema/File/2011077.pdf [25 Januari 2012]
Kementrian perindustrian. 2011. http://www.kemeperin.go.id/Ind/IndustriFactand
Figure.pdf [13 Maret 2012]
LAMPIRAN
52
Lampiran 1. Perhitungan IRR menggunakan Gambar
NPV
NPV1
a
b
i
IRR
i1
c
i2
NPV2
d
Rumus:
53
54
Lampiran 3. Program Linear Penentuan Kapasitas Optimum Produksi
MAX 260611X1+125411X2+20106X3
ST
239389X1+99589X2+69894X3<=55000000
X1>34
X2>224
X3>325
X1+X2<=390
X1+X2+X3<=650
END
LP OPTIMUM FOUND AT STEP
2
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1)
0.4580096E+08
VARIABLE
VALUE
X1
34.000000
X2
242.448700
X3
325.000000
ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES
0.000000
1.259286
0.000000 -40848.136719
18.448704
0.000000
0.000000 -67910.515625
113.551292
0.000000
48.551296
0.000000
NO. ITERATIONS=
2
55
Lampiran 4. Asumsi Peramalan Penjualan Batik Cap pada Pengembangan
Batik Bogor Tradisiku
2008
2009
2010
2011
Jan
45
92
311
317
Feb
23
47
154
156
Mar
36
73
250
257
Apr
57
124
342
311
Mei
54
118
320
289
Jun
33
69
219
217
Jul
66
143
398
365
Aug
26
52
184
192
Sept
7
17
32
20
Okt
56
140
224
107
Nov
46
103
266
232
Des
37
77
237
230
1. Fungsi Autokorelasi
Autocorrelation Function for SALES
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0
0,8
Autocorrelation
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
1
2
3
4
5
6
7
Lag
8
9
10
11
12
56
Lanjutan Lampiran 4.
2. Model Analisis Tren Linear
TREND ANALISIS LINEAR
Linear Trend Model
Yt = 19.8014 + 5.28957*t
400
Variable
Actual
Fits
Forecasts
SALES
300
Accuracy Measures
MAPE
103,95
MAD
59,47
MSD
6893,71
200
100
0
1
6
12
18
24
30
36
Index
42
48
54
60
3. Model Analisis Tren Kuadratik
TREND ANALISIS QUADRATIC
Quadratic Trend Model
Yt = -32.6632 + 11.5853*t - 0.128485*t**2
400
Variable
Actual
Fits
Forecasts
SALES
300
Accuracy Measures
MAPE
111,07
MAD
59,75
MSD
6407,91
200
100
0
1
6
12
18
24
30
36
Index
42
48
54
60
57
Lanjutan Lampiran 4.
4. Model Double Exponential Smoothing
DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING
Variable
A ctual
Fits
Forecasts
95.0% PI
400
300
Smoothing Constants
A lpha (lev el)
0,2
Gamma (trend)
0,2
SALES
200
A ccuracy Measures
MA PE
105,23
MA D
59,60
MSD
7539,65
100
0
-100
1
6
12
18
24
30
36
Index
42
48
54
60
Lampiran 2. Alur Pikir Penelitian
FBYDD:
Harga
Produk
Manajemen
Produksi
Lingkung
an
eksternal
& internal
Wawancara
dan
observasi
langsung
EXISTING PROBLEMS:
Perlunya peningkatan
perkembangan unit
usaha, dan ekspor
batik di Indonesia
Ada kecenderungan
menurunnya budaya
batik
FBYTDD:
Ekonomi
Tingkat suku
bunga
Kenaikan harga
bahan baku
Permintaan
DATA&
INFORMASI:
Biaya produksi
Biaya investasi
Harga jual
Modal pinjaman
Biaya lain-lain
Profil
Dokumen
perusahaan dan
studi literatur
(buku dan
internet)
PROSES:
Analisis
kelayakan
non-finansial
Analisis
kelayakan
finansial
Analisis
sensitivitas
PARAMETER KONTROL:
PBP < periode maksimum
NPV > 0
IRR ≥ discount rate
PI > 1
Net B/C > 1
Gross B/C > 1
FEEDBACK
OUTPUT:
Nilai NPV, IRR, Net
B/C, Gross B/C, PI,
dan PBP serta batas
tingkat inflasi yang
dapat ditolerir
perusahaan
OUTCOME:
Rekomendasi
langkahlangkah
strategik
UKM Batik
Tradisiku
untuk rencana
pengembangan usaha
layak untuk
dijalankan
IMPACT:
- Kinerja
perusahaan
meningkat
- Usaha
berkembang
dengan baik
Lampiran 5. Kebutuhan Fisik Kondisi Normal
NO
A.
B.
ITEM
BANGUNAN :
1 Cibuluh
2 Tanah Sareal
PERALATAN &
PERLENGKAPAN
1 PERALATAN :
Kompor Minyak
a.
Tanah
b. Kompor Gas
c. Wajan
d. Canting Cap
e. Canting Tulis
f. Gawangan
g. Dingklek kayu
h. Bak Kayu
i.
Drum
j. Meja Printer 9 meter
k. Plangkan
l.
Mixer Obat
m. Mesin Jahit
n. Mesin Obras
o. Mesin Bordir
p. Mesin Over Deck
q. Tabung Gas
2 PERLENGKAPAN :
a. Stand Hang Kayu
b. Stand Hang Bambu
c. Sketsel
d. Lemari Bambu
e. Manekin
f. Sofa
PERHITUNGAN RENCANA KEBUTUHAN FISIK USAHA BATIK TRADISIKU
TAHUN ANALISA PROYEK
STN
0
1
2
3
4
5
6
m2
m2
275
unit
5
10
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
2
7
20
30
10
20
2
4
3
2
8
60
20
unit
unit
unit
unit
unit
set
4
7
8
Jumlah
9
275
300
300
15
60
10
1
12
1
1
3
1
1
1
2
10
10
3
1
6
60
20
60
20
20
2
4
3
1
60
20
60
20
14
20
49
570
180
40
4
8
2
26
2
10
2
2
2
10
60
20
1
1
3
3
1
1
1
2
1
1
1
3
2
2
6
2
14
2
5
2
5
1
45
3
7
60
20
10
60
20
4
4
5
4
11
1
Lanjutan lampiran 5.
C.
D.
g. Meja
h. Kursi
i.
Lemari Kaca
j.
Laptop
k. Printer
l.
Mobil
m. Motor
n. AC
BAHAN BAKU PRODUKSI
1 Kain Primis
2 Kain Prima
3 Malam Tulis
4 Malam Cap
5 Obat Pewarna Tulis
6 Obat Pewarna Cap
7 Obat Pewarna Printing
8 Soda Kue
9 Soda Ash
10 Soda Api
11 Monutex
12 Watter Glass
13 Softener
14 Minyak Tanah
15 Gas Kecil
16 Blue Gas
17 Kayu Bakar
18 Label
TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
2
15
1
2
yard
yard
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
liter
unit
unit
truk
unit
172
1.075
77
726
3
16
357
2.345
161
3.166
5
35
6
12
17
1
1
0,5
145
org
8
1
1
4
15
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
37
1
1
0,5
390
994
25.015
447
4.406
15
97
240
1.201
34
89
2.403
3.577
18
358
6
9
2
3.732
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
10
22
22
22
22
22
22
22
22
7.901
162.319
3.555
36.574
117
770
1.347
6.736
269
551
13.472
22.020
110
1.490
351
109
28
32.666
Lampiran 6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kondisi Normal
NO
A.
B.
ITEM
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) USAHA BATIK TRADISIKU (Rp 000)
TAHUN ANALISA PROYEK
0
1
2
3
4
5
6
BANGUNAN :
1
Cibuluh
2
Tanah Sareal
Total Biaya Bangunan
PERALATAN &
PERLENGKAPAN
1 PERALATAN :
a. Kompor Minyak Tanah
b. Kompor Gas
c. Wajan
d. Canting Cap
e. Canting Tulis
f. Gawangan
g. Dingklek
h. Bak Kayu
i.
Drum
j. Meja Printer 9 meter
k. Plangkan
l.
Mixer Obat
m. Mesin Jahit
n. Mesin Obras
o. Mesin Bordir
p. Mesin Over Deck
q. Tabung Gas
2 PERLENGKAPAN :
a. Stand Hang Kayu
b. Stand Hang Bambu
c. Sketsel
d. Lemari Bambu
e. Manekin
f. Sofa
7
8
9
82.500
900.000
900.000
82.500
125
208
140
14.000
120
1.500
2.000
2.700
280
12.750
240
1.500
300
900
60
5.050
300
3.600
8.400
10.200
700
1.250
3.000
3.500
1.100
3.500
1.000
300
900
30
6.000
300
3.600
300
900
210
300
3.600
300
3.600
2.000
2.700
280
300
3.600
60
300
900
30
300
3.600
300
3.600
8.400
12.600
1.600
1.500
4.800
3500
1100
3500
1.000
700
1.600
1.600
1.500
5.000
850
1.750
1.300
550
4.500
850
1300
690
300
3.600
Lanjutan Lampiran 6.
C.
D.
g. Meja
h. Kursi
i.
Lemari Kaca
j. Laptop
k. Printer
l.
Mobil
m. Motor
n. AC
Total Biaya Peralatan dan
Perlengkapan
BAHAN BAKU PRODUKSI :
1 Kain Primis
2 Kain Prima
3 Malam
4 Malam Cap
5 Obat Pewarna Tulis
6 Obat Pewarna Cap
7 Obat Pewarna Printing
8 Soda Kue
9 Soda Ash
10 Soda Api
11 Monutex
12 Watter Glass
13 Softener
14 Minyak Tanah
15 Gas Kecil
16 Blue Gas
17 Kayu Bakar
18 Label
Total Biaya Bahan Baku Produksi
LAIN - LAIN :
1 Listrik, Telepon, dan Air
2 Transportasi dan Akomodasi
3 ATK
1.500
2.925
1.500
1500
4.500
2.500
4.500
125.000
30.000
3.627
189.698
22.180
32.260
28.607
5.100
25.790
9.600
16.160
7.580
3.900
1.739
6.989
3.486
18.145
1.994
3.992
3.606
15.244
7.230
79.150
4.136
8.706
45
97
131
14
58
625
145
37.363
285
14
58
625
390
119.541
10.062
161.346
20.124
110.151
11.511
24.233
19.221
5.982
271
1.073
180.194
17.885
72
2.821
89
570
2.210
3.732
571.548
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
4.177
13.277
508
4.177
13.277
508
8.353
26.554
1.017
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
16.511
33.175
3.699
Lanjutan Lampiran 6.
4
5
6
7
D.
Konsumsi
Pemasaran
Kebutuhan Workshop
Biaya Pameran
Total Biaya Lain-lain
TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap
2 Penjahit
3 Bonus+THR
Total Biaya tenaga Kerja
TOTAL
9.097
1.707
8.373
1.080
38.219
9.097
1.707
8.373
1.080
38.218
18.194
3.414
16.746
2.160
76.437
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
57.600
10.875
4.305
72.780
420.560
78.000
31.200
12.915
122.115
302.054
183.194
93.201
18.947
295.342
1.600.586
221.069
70.974
10.521
302.564
977.103
221.069
70.974
10.521
302.564
953.596
221.069
70.974
10.521
302.564
974.286
221.069
70.974
10.521
302.564
958.096
221.069
70.974
10.521
302.564
964.656
221.069
70.974
10.521
302.564
956.076
221.069
70.974
10.521
302.564
952.396
Lampiran 7. Perhitungan Penyusutan Kondisi Normal
Perhitungan Biaya Penyusutan Asset
14
15
16
17
18
Jenis Asset Terkena
Biaya Penyusutan
Bangunan
Bangunan
Kompor
Kompor
Wajan
Wajan
Wajan
Dingklek
Bak Kayu
Drum
Meja Printer 9 meter
Mixer Obat
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Obras
Mesin Bordir
Mesin Over Deck
Tabung Gas
Tabung Gas
Stand Hang Kayu
Stand Hang Bambu
Sketsel
Lemari Bambu
Manekin
19
20
Sofa
Meja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tahun
0
2
0
2-4-6-8
0
2&7
3&8
0&5
0&5
0&5
2&7
2&7
0
2
3,7&8
5
0&5
0&5
0&5
0&5
2&7
0
3&8
0
0&5
0
1
0
0&5
Nilai Awal
Asset (Rp 000)
82.500
900.000
333
1.200
140
60
30
2.000
2.700
280
8.400
700
3.000
1.250
1.600
4.800
3.500
1.100
3.500
1.000
1.500
5.000
850
1.750
1.300
550
690
4.500
1.500
Nilai Akhir Asset
(Rp 000) 10%
8.250
90.000
33,3
120
14
6
3
200
270
28
840
70
300
125
160
480
350
110
350
100
150
500
85
175
130
55
69
450
150
Umur Ekonomis
(th)
20
25
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
10
5
10
10
10
5
Biaya Penyusutan
(Rp/th 000)
3.713
32.400
149,85
540
25,2
10,8
5,4
360
486
50,4
1.512
126
540
225
288
864
630
198
630
180
270
450
153
158
234
49,5
62,1
405
270
Nilai buku
(Rp)
45.375
576.000
660
27,6
19,2
3.864
322
1.760
690
544
131,1
Lanjutan Lampiran 7.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kursi
Lemari Kaca
Laptop
Printer
Mobil
Motor
AC
Canting cap
Plangkan
0
0
1&6
1
0
0
3
0
1
2
3
2
3
Total Penyusutan
Dibulatkan
2.925
1.500
4.500
2.500
125.000
30.000
3.627
14.000
12.750
5.050
6.000
10.200
12.600
1.266.385
292,5
150
450
250
12.500
3.000
362,7
1.400
1.275
505
600
1.020
1.260
126.639
127.000
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
263,25
135
810
225
11.250
2.700
326,43
1.260
1.147,5
454,5
540
918
1.134
66.147,93
67.000
1.260
475
1.341,99
2.422,5
1.414,0
2.220
2.856
4.662
646.044
647.000
Lampiran 8. Perhitungan Kredit
DATA PERHITUNGAN CICILAN BRI SYARIAH ( =R )
R=
An ( r / (1-(1+r)^-n))
Tk suku bunga bank=
12%
Periode pinjaman =
1
Th
Grace period =
1
Th
An
Besarnya pinjaman =
50.000 (x000Rp)
R=
56.000
('000Rp)
R
Total cicilan pinjaman pokok + biaya bunga bank.
Bunga dan Pengembalian Peminjaman Pokok
TAHUN ANALISA
NO
URAIAN
0
1
2
3
4
5
56.000
A
CICILAN
6.000
B
BUNGA BANK (12%)
50.000
C
PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
50.000
D
KUMULATIP PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
50.000
0
E
SISA KREDIT
r
n
6
DATA PERHITUNGAN CICILAN BANGUNAN ( =R )
R=
An ( r / (1-(1+r)^-n))
Tk suku bunga =
11%
Periode pinjaman =
10
Th
Grace period =
1
Th
An Besarnya pinjaman =
900.000 (x000Rp)
R=
152.821
('000Rp)
R
Total cicilan pinjaman pokok + biaya bunga bank.
Bunga dan Pengembalian Peminjaman Pokok
TAHUN ANALISA
NO
URAIAN
0 1
2
3
4
5
6
152.821 152.821 152.821 152.821
A
CICILAN
99.000
93.080
86.508
79.214
B
BUNGA BANK (11%)
53.821
59.742
66.313
73.608
C
PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
53.821 113.563 179.876 253.484
D
KUMULATIP PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
900.000 846.179 786.437 720.124 646.516
E
SISA KREDIT
7
8
9
r
n
7
152.821
71.117
81.704
335.188
564.812
8
152.821
62.129
90.692
425.880
474.120
9
152.821
52.153
100.668
526.548
373.452
Lanjutan Lampiran 8.
r
n
An
R
NO
A
B
C
D
E
DATA PERHITUNGAN CICILAN MOBIL ( =R )
R=
An ( r / (1-(1+r)^-n))
Tk suku bunga =
6%
Periode pinjaman =
3
Th
Grace period =
1
Th
Besarnya pinjaman =
125.000 (x000Rp)
R=
46.764
('000Rp)
Total cicilan pinjaman pokok + biaya bunga bank.
Bunga dan Pengembalian Peminjaman Pokok
TAHUN ANALISA
URAIAN
0
1
2
3
4
5
46.764
46.764
46.764
CICILAN
7.500
5.144
2.647
BUNGA BANK (6%)
39.264
41.620
44.117
PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
39.264
80.883
125.000
KUMULATIP PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
85.736
44.117
0
SISA KREDIT
6
7
8
9
Lampiran 9. Perhitungan Biaya Kondisi Normal
Perhitungan Biaya Usaha Batik Tradisiku (Rp 000)
No
Jenis Biaya
A.
Biaya Tetap (Fixed Cost=FC)
1 Gaji Tetap
2 Listrik, Telepon, dan Air
3 Konsumsi
4 ATK
5 Transportasi dan Akomodasi
6 Pemasaran
7 Kebutuhan Workshop
8 Biaya Pameran
Total Biaya Tetap
Biaya Variabel (Variable Cost=VC)
1 Bahan Baku Produksi
2 Upah Tenaga Kerja (penjahit)
3 Bonus
Total Biaya Variabel
Total Biaya Operasional (FC+VC)
Pembayaran Bunga Pinjaman
TOTAL BIAYA
B.
C.
0
1
2
3
Tahun Analisa Proyek
4
5
6
7
8
9
57.600
4.177
9.097
508
13.277
1.707
8.373
1.080
95.819
78.000
4.177
9.097
508
13.277
1.707
8.373
1.080
116.218
183.194
8.353
18.194
1.017
26.554
3.414
16.746
2.160
259.631
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
37.363
10.875
4.305
52.543
148.362
46.764
195.126
119.541
31.200
12.915
163.656
279.874
46.764
326.638
571.548
93.201
18.947
683.695
943.326
46.764
990.090
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
208.821
1.157.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
490.461
70.974
10.521
571.956
948.496
152.821
1.101.318
Lampiran 10. Perhitungan Kriteria Investasi Kondisi Normal
Perhitungan Net Present Value (NPV) (Rp. 000)
No.
A.
B.
C.
Item
PENERIMAAN
1 Penjualan
2 Pinjaman
3 Nilai Akhir Asset
PENERIMAAN KOTOR
PENGELUARAN
1 Investasi Awal
2 Operating Cost
D.
E.
F.
G.
H.
TOTAL BIAYA
KEUNTUNGAN KOTOR
PAJAK
KEUNTUNGAN BERSIH
Discount Factor (DF) 12%
I.
PV NET BENEFIT
J.
NPV
Tahun ke
0
149.263
1
2
335.551
953.289
149.263
335.551
33
953.322
164.698
195.126
359.824
(210.561)
22.180
326.638
348.818
(13.268)
32.260
990.090
1.022.350
(69.027)
(210.561)
1
(13.268)
0,892857
(210.561)
(11.846)
222.947
3
1.232.255
50.000
4
5
6
7
8
9
1.232.255
1.232.255
1.232.255
1.232.255
1.232.255
1.232.255
1.282.255
120
1.232.375
1.988
1.234.243
584
1.232.839
1.191
1.233.446
368
1.232.623
490.691
1.722.946
(69.027)
0,7971939
28.607
1.157.318
1.185.925
96.331
9.450
86.881
0,7117802
5.100
1.101.318
1.106.418
125.958
13.894
112.064
0,6355181
25.790
1.101.318
1.127.108
107.136
11.070
96.065
0,5674269
9.600
1.101.318
1.110.918
121.922
13.288
108.633
0,5066311
16.160
1.101.318
1.117.478
115.969
12.395
103.573
0,4523492
7.580
1.101.318
1.108.898
123.726
13.559
110.167
0,4038832
3.900
1.101.318
1.105.218
617.728
156.205
461.523
0,36061
(55.028)
61.840
71.219
54.510
55.037
46.851
44.495
166.430
Lanjutan Lampiran 10.
Perhitungan IRR dan Net B/C
NO
A
B
C
D
E
URAIAN
KEUNTUNGAN BERSIH
DF (n = 10, r = 23%)
NPV1 (r1 = 23%)
DF (n = 10, r = 24%)
NPV2 ( r2 = 24%)
1
TAHUN ANALISA
0
-210.561
1,0000
-210.561
1,0000
-210.561
1
-13.268
0,8130
-10.787
0,8065
-10.700
2
-69.027
0,6610
-45.626
0,6504
-44.893
3
86.881
0,5374
46.688
0,5245
45.568
4
112.064
0,4369
48.960
0,4230
47.400
5
96.065
0,3552
34.123
0,3411
32.769
6
108.633
0,2888
31.371
0,2751
29.884
7
103.573
0,2348
24.317
0,2218
22.977
PERHITUNGAN IRR :
r1
=
Tk suku bunga/thn =
0,23
23%
r2
NPV1 =
=
Tk suku bunga/thn =
0,24
24%
11.138
NPV2 =
-1.258
IRR =
IRR =
r1 + (NPV1 / (NPV1-NPV2))*(r2-r1)
0,2390
23,90
%
ARTINYA : PROYEK INI MEMILIKI KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN MODAL IRR = 23,9% YANG LEBIH BESAR
DARI SUKU BUNGA (12%) SEHINGGA MEMILIKI PROSPEK MENGUNTUNGKAN (LAYAK UNTUK DIJALANKAN)
2
8
110.167
0,1909
21.029
0,1789
19.710
PERHITUNGAN NET B/C :
NET B/C =
(JUMLAH NPV YANG POSITIV)
(JUMLAH NPV YANG NEGATIV)
NPV POSITIV =
500.382
NPV NEGATIV =
NET B/C =
-277.435
1,804
9
461.523
0,1552
71.622
0,1443
66.588
NPV
11.138
-1.258
Lanjutan Lampiran 10.
Perhitungan Payback Period (PBP), Profitability Index (PI), dan Gross B/C
No.
Item
Tahun Analisa
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Biaya operasional
rutin + pemeliharaan
(operational
cost=OC)
Biaya Total (investasi
+ operasional = TC)
Pajak
Total cost
Penerimaan Kotor
(Gross Benefit=GB)
Penerimaan Bersih
(Net Benefit=NB)
Discount Factor
(DF)=12%
Present Value (PV)
dari OC
Present Value (PV)
dari TC
Present Value (PV)
dari GB
Jumlah kumulatif PV
dari GB
Present Value (PV)
dari NB
Jumlah kumulatif PV
dari NB
1
2
3
4
5
PV
6
7
8
9
195.126
326.638
990.090
1.157.318
1.101.318
1.101.318
1.101.318
1.101.318
1.101.318
1.101.318
359.824
348.818
1.022.350
1.185.925
1.106.418
1.127.108
1.110.918
1.117.478
1.108.898
1.105.218
9.450
13.894
11.070
13.288
12.395
13.559
156.205
359.824
348.818
1.022.350
1.195.374
1.120.311
1.138.178
1.124.206
1.129.873
1.122.457
1.261.423
149.263
335.551
953.322
1.282.255
1.232.375
1.234.243
1.232.839
1.233.446
1.232.623
1.722.946
(210.561)
(13.268)
(69.027)
86.881
112.064
96.065
108.633
103.573
110.167
461.523
1
0,89285
0,79719
0,71178
0,63551
0,56742
0,50663
0,45234
0,40388
0,36061
195.126
291.641
789.293
823.756
699.907
624.917
557.962
498.180
444.804
397.146
5.322.733
359.824
311.445
815.011
844.118
703.149
639.551
562.826
505.490
447.865
398.553
5.587.830
149.263
299.599
759.983
912.684
783.197
700.343
624.595
557.949
497.836
621.312
5.906.759
149.263
448.862
1.208.845
2.121.529
2.904.725
3.605.068
4.229.663
4.787.612
5.285.448
5.906.759
(210.561)
(11.846)
(55.028)
61.840
71.219
54.510
55.037
46.851
44.495
166.430
(210.561)
(222.407)
(277.435)
(215.595)
(144.376)
(89.866)
(34.829)
12.023
56.517
222.947
222.947
Lanjutan Lampiran 10.
Perhitungan Payback Period (PBP)
No.
Item
1
2
Investasi
Manfaat Bersih
PBP
PBP
PBP
0
1
2
3
164.698
(210.561) (13.268)
(69.027)
(nilai investasi-kas masuk bersih)x 1tahun
(205.974)
(93.910)
2.155
0,02
4,98
11,76
4tahun+11bulan+22hari
4 tahun 11 bulan 22 hari
86.881
Tahun ke
4
112.064
5
96.065
6
7
8
108.633
103.573
110.167
22,8
Perhitungan Profitability Index (PI)
jumlah PV GB
jumlah PV OC
total Investasi
5.906.759
5.322.733
210.561
PI
PI
(jumlah PV GB-jumlah PV OC)/total investasi
2,774
Perhitungan Gross B/C
jumlah PV GB
jumlah PV TC
5.906.759
5.587.830
Gross B/C
Gross B/C
jumlah PV GB/jumlah PV TC
1,057
9
461.523
Lampiran 11. Perhitungan Analisis Sensitivitas dengan Metode Switching Value Kondisi Normal (tingkat inflasi)
tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
inflasi (%)
total benefit
149.263
335.551
953.322
1.282.255
1.232.375
1.234.243
1.232.839
1.233.446
1.232.623
1.722.946
15
359.824
348.818
1.022.350
1.185.925
1.106.418
1.127.108
1.110.918
1.117.478
1.108.898
1.105.218
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(210.561)
(13.268)
(69.027)
96.331
125.958
107.136
121.922
115.969
123.726
617.728
3
4
5
6
7
8
9
9.450
13.894
11.070
13.288
12.395
13.559
156.205
0
1
1
0,893
20
25
total biaya
377.815
395.806
366.259
383.700
1.073.467
1.124.585
1.245.221
1.304.517
1.161.739
1.217.060
1.183.463
1.239.819
1.166.464
1.222.010
1.173.352
1.229.226
1.164.343
1.219.788
1.160.479
1.215.740
selisih
(228.552)
(246.543)
(30.708)
(48.149)
(120.145)
(171.262)
37.034
(22.262)
70.637
15.316
50.780
(5.575)
66.376
10.830
60.095
4.221
68.281
12.836
562.467
507.206
pajak
2.453
5.814
766
3.828
5.388
541
4.759
211
5.578
642
136.864
117.522
DF
1
1
0,833
0,800
30
413.797
401.141
1.175.702
1.363.813
1.272.380
1.296.174
1.277.555
1.285.099
1.275.232
1.271.000
(264.534)
(65.590)
(222.380)
(81.558)
(40.005)
(61.931)
(44.716)
(51.653)
(42.609)
451.945
98.181
1
0,769
2
3
4
5
6
7
8
9
0,797
0,712
0,636
0,567
0,507
0,452
0,404
0,361
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(210.561)
(13.268)
(69.027)
86.881
112.064
96.065
108.633
103.573
110.167
461.523
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
15%
(210.561)
(11.846)
(55.028)
61.840
71.219
54.510
55.037
46.851
44.495
166.430
NPV
222.947
Net B/C
1,804
Inflasi maksimum
0,694
0,640
0,579
0,512
0,482
0,410
0,402
0,328
0,335
0,262
0,279
0,210
0,233
0,168
0,194
0,134
manfaat bersih
(228.552)
(246.543)
(30.708)
(48.149)
(120.145)
(171.262)
34.581
(22.262)
64.823
14.550
46.952
(5.575)
60.988
10.288
55.335
4.010
62.703
12.194
425.604
389.684
NPV & Net B/C
20%
(228.552)
(25.590)
(83.434)
20.012
31.261
18.869
20.425
15.443
14.583
82.485
(134.498)
0,602
0,1811862
18,12%
0,592
0,455
0,350
0,269
0,207
0,159
0,123
0,094
(264.534)
(65.590)
(222.380)
(81.558)
(40.005)
(61.931)
(44.716)
(51.653)
(42.609)
353.765
Lampiran 12. Kebutuhan Fisik Kondisi Pengembangan
NO
A.
B.
ITEM
PERHITUNGAN RENCANA KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN USAHA BATIK TRADISIKU
TAHUN ANALISA PROYEK
ST
N
0
1
2
3
4
5
6
7
BANGUNAN :
1
Cibuluh
2
Tanah Sareal
PERALATAN &
PERLENGKAPAN
1 PERALATAN :
Kompor Minyak
a.
Tanah
b. Kompor Gas
c. Wajan
d. Canting Cap
e. Canting Tulis
f. Gawangan
g. Dingklek kayu
h. Bak Kayu
i.
Drum
j. Meja Printer 9 meter
k. Plangkan
l.
Mixer Obat
m. Mesin Jahit
n. Mesin Obras
o. Mesin Bordir
p. Mesin Over Deck
q. Tabung Gas
2 PERLENGKAPAN :
a. Stand Hang Kayu
b. Stand Hang Bambu
c. Sketsel
d. Lemari Bambu
e. Manekin
m2
m2
275
unit
5
10
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
2
7
20
30
10
20
2
4
3
2
8
60
20
unit
unit
unit
unit
unit
4
8
Jumlah
9
275
300
300
15
60
10
1
12
1
1
3
1
1
1
2
10
10
3
1
6
60
20
60
20
20
2
4
3
1
60
20
60
20
14
20
59
570
180
40
4
8
2
26
2
10
2
2
2
10
60
20
1
1
3
3
1
1
1
2
1
1
1
3
2
2
6
2
14
2
5
2
5
45
3
7
10
60
20
10
60
20
4
4
5
4
11
Lanjutan Lampiran 12.
C.
D.
f. Sofa
g. Meja
h. Kursi
i. Lemari Kaca
j. Laptop
k. Printer
l. Mobil
m. Motor
n. AC
BAHAN BAKU PRODUKSI
1 Kain Primis
2 Kain Prima
3 Malam Tulis
4 Malam Cap
5 Obat Pewarna Tulis
6 Obat Pewarna Cap
7 Obat Pewarna Printing
8 Soda Kue
9 Soda Ash
10 Soda Api
11 Monutex
12 Watter Glass
13 Softener
14 Minyak Tanah
15 Gas Kecil
16 Blue Gas
17 Kayu Bakar
18 Label
TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap
set
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
1
2
15
1
yard
yard
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
liter
unit
unit
truk
unit
172
1.075
77
726
3
16
357
2.345
161
3.166
5
35
6
12
17
1
1
0,5
145
org
8
1
4
15
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
1
2
1
37
1
1
0,5
390
994
25.015
671
4.406
15
97
240
1.201
34
89
2.403
3.577
18
358
6
9
2
3.732
911
19.126
410
4.040
14
89
158
791
31
66
1.581
2.635
13
154
49
14
3,5
4.057
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
907
19.580
408
8.712
13
96
158
791
33
66
1.581
2.630
13
157
50
15
4
4.044
10
22
22
22
22
22
22
22
22
7.874
165.041
3.767
64.609
117
812
1.347
6.736
281
550
13.472
21.994
110
1.509
357
115
28
32.588
Lampiran 13. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kondisi Pengembangan
NO
A.
B.
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PENGEMBANGAN USAHA BATIK TRADISIKU (Rp 000)
TAHUN ANALISA PROYEK
ITEM
0
1
2
3
4
5
6
7
BANGUNAN :
82.500
1
Cibuluh
900.000
2
Tanah Sareal
Total Biaya Bangunan
82.500
900.000
PERALATAN &
PERLENGKAPAN
1 PERALATAN :
125
300
300
300
a. Kompor Minyak Tanah
208
900
900
900
b. Kompor Gas
140
60
30
210
60
c. Wajan
14.000
12.750
5.050
6.000
10.000
d. Canting Cap
120
240
300
300
300
300
300
300
e. Canting Tulis
1.500
1.500
3.600
3.600
3.600
3.600
3.600
3.600
f. Gawangan
2.000
2.000
g. Dingklek
2.700
2.700
h. Bak Kayu
280
280
i.
Drum
8.400
8.400
j. Meja Printer 9 meter
10.200
12.600
k. Plangkan
700
700
l.
Mixer Obat
3.000
1.250
1.600
4.800
1.600
m. Mesin Jahit
3.500
3500
n. Mesin Obras
1.100
1100
o. Mesin Bordir
3.500
3500
p. Mesin Over Deck
1.000
1.500
1.000
1.500
q. Tabung Gas
2 PERLENGKAPAN :
5.000
a. Stand Hang Kayu
850
b. Stand Hang Bambu
1.750
c. Sketsel
1.300
1300
d. Lemari Bambu
550
690
e. Manekin
4.500
f. Sofa
8
9
300
900
30
300
3.600
1.600
850
300
3.600
Lanjutan Lampiran 13.
C.
D.
g. Meja
h. Kursi
i.
Lemari Kaca
j. Laptop
k. Printer
l.
Mobil
m. Motor
n. AC
Total Biaya Peralatan dan
Perlengkapan
BAHAN BAKU PRODUKSI :
1 Kain Primis
2 Kain Prima
3 Malam
4 Malam Cap
5 Obat Pewarna Tulis
6 Obat Pewarna Cap
7 Obat Pewarna Printing
8 Soda Kue
9 Soda Ash
10 Soda Api
11 Monutex
12 Watter Glass
13 Softener
14 Minyak Tanah
15 Gas Kecil
16 Blue Gas
17 Kayu Bakar
18 Label
Total Biaya Bahan Baku Produksi
LAIN - LAIN :
1 Listrik, Telepon, dan Air
2 Transportasi dan Akomodasi
3 ATK
1.500
2.925
1.500
1500
4.500
2.500
4.500
125.000
30.000
3.627
189.698
22.180
32.260
28.607
15.100
25.790
9.600
16.160
7.580
3.900
1.739
6.989
3.486
18.145
1.994
3.992
3.606
15.244
7.230
79.150
4.136
8.706
45
97
131
14
58
625
145
37.363
285
14
58
625
390
119.541
10.062
161.346
30.186
110.151
11.511
24.233
19.221
5.982
271
1.073
180.194
17.885
72
2.821
89
570
2.210
3.732
581.610
12.300
164.486
18.450
100.988
10.553
22.217
12.651
4.364
248
790
118.605
13.174
53
1.386
735
854
4.550
4.057
490.461
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
12.240
168.388
18.360
217.800
10.502
23.958
12.651
4.364
265
789
118.602
13.152
53
1.414
750
915
4.643
4.044
612.890
4.177
13.277
508
4.177
13.277
508
8.353
26.554
1.017
16.511
33.175
3.699
16.849
35.498
3.958
16.849
35.498
3.958
16.849
35.498
3.958
16.849
35.498
3.958
16.849
35.498
3.958
16.849
35.498
3.958
Lanjutan Lampiran 13.
4
5
6
7
D.
Konsumsi
Pemasaran
Kebutuhan Workshop
Biaya Pameran
Total Biaya Lain-lain
TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap
2 Penjahit
3 Bonus+THR
Total Biaya tenaga Kerja
Total
9.097
1.707
8.373
1.080
38.219
9.097
1.707
8.373
1.080
38.218
18.194
3.414
16.746
2.160
76.437
32.866
24.972
33.927
10.322
155.471
33.538
49.944
36.302
20.643
196.732
33.538
49.944
34.606
20.643
196.732
33.538
49.944
34.606
20.643
196.732
33.538
49.944
34.606
20.643
196.732
33.538
49.944
34.606
20.643
196.732
33.538
49.944
34.606
20.643
196.732
57.600
10.875
4.305
72.780
420.560
78.000
31.200
12.915
122.115
302.054
183.194
93.201
18.947
295.342
1.610.648
221.069
70.974
10.521
302.564
977.103
236.544
70.974
11.258
318.776
1.143.497
236.544
70.974
11.258
318.776
1.154.187
236.544
70.974
11.258
318.776
1.137.997
236.544
70.974
11.258
318.776
1.144.557
236.544
70.974
11.258
318.776
1.135.977
236.544
70.974
11.258
318.776
1.132.297
Lampiran 14. Perhitungan Penyusutan Kondisi Pengembangan
Perhitungan Biaya Penyusutan Asset
14
15
16
17
18
Jenis Asset Terkena
Biaya Penyusutan
Bangunan
Bangunan
Kompor
Kompor
Wajan
Wajan
Wajan
Dingklek
Bak Kayu
Drum
Meja Printer 9 meter
Mixer Obat
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Jahit
Mesin Obras
Mesin Bordir
Mesin Over Deck
Tabung Gas
Tabung Gas
Stand Hang Kayu
Stand Hang Bambu
Sketsel
Lemari Bambu
Manekin
19
20
Sofa
Meja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tahun
0
2
0
2-4-6-8
0
2&7
3&8
0&5
0&5
0&5
2&7
2&7
0
2
3,7&8
5
0&5
0&5
0&5
0&5
2&7
0
3&8
0
0&5
0
1
0
0&5
Nilai Awal
Asset (Rp 000)
82.500
900.000
333
1.200
140
60
30
2.000
2.700
280
8.400
700
3.000
1.250
1.600
4.800
3.500
1.100
3.500
1.000
1.500
5.000
850
1.750
1.300
550
690
4.500
1.500
Nilai Akhir Asset
(Rp 000) 10%
8.250
90.000
33,3
120
14
6
3
200
270
28
840
70
300
125
160
480
350
110
350
100
150
500
85
175
130
55
69
450
150
Umur Ekonomis
(th)
20
25
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
10
5
10
10
10
5
Biaya Penyusutan
(Rp/th 000)
3.713
32.400
149,85
540
25,2
10,8
5,4
360
486
50,4
1.512
126
540
225
288
864
630
198
630
180
270
450
153
158
234
49,5
62,1
405
270
nilai buku
(Rp)
45.375
576.000
660
27,6
19,2
3.864
322
1.760
690
544
131,1
Lanjutan Lampiran 14.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kursi
Lemari Kaca
Laptop
Printer
Mobil
Motor
AC
Canting cap
Plangkan
0
0
1&6
1
0
0
3
0
1
2
3
4
2
3
Total Penyusutan
Dibulatkan
2.925
1.500
4.500
2.500
125.000
30.000
3.627
14.000
12.750
5.050
6.000
10.000
10.200
12.600
1.276.385
292,5
150
450
250
12.500
3.000
362,7
1.400,0
1.275,0
505,0
600,0
1.000,0
1.020,0
1.260,0
127.639
128.000
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
263,25
135
810
225
11.250
2.700
326,43
1.260
1.147,5
454,5
540
900
918
1.134
67.047,93
68.000
1.260
475
1.341,99
2.422,5
1.414,0
2.220
4.600
2.856
4.662
650.644
651.000
Lampiran 15. Perhitungan Biaya Kondisi Pengembangan
Perhitungan Biaya Pengembangan Usaha Batik Tradisiku (Rp 000)
No.
Jenis Biaya
A.
Biaya Tetap (Fixed Cost=FC)
1 Gaji Tetap
2 Listrik, Telepon, dan Air
3 Konsumsi
4 ATK
5 Transportasi dan Akomodasi
6 Pemasaran
7 Kebutuhan Workshop
8 Biaya Pameran
Total Biaya Tetap
Biaya Variabel (Variable Cost=VC)
1 Bahan Baku Produksi
2 Upah Tenaga Kerja (penjahit)
3 Bonus
Total Biaya Variabel
B.
Total Biaya Operasional (FC+VC)
C.
Pembayaran Bunga Pinjaman
TOTAL BIAYA
0
1
2
3
Tahun Analisa Proyek
4
5
6
7
8
9
57.600
4.177
9.097
508
13.277
1.707
8.373
1.080
95.819
78.000
4.177
9.097
508
13.277
1.707
8.373
1.080
116.218
183.194
8.353
18.194
1.017
26.554
3.414
16.746
2.160
259.631
221.069
16.511
32.866
3.699
33.175
24.972
33.927
10.322
376.540
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
236.544
16.849
33.538
3.958
35.498
49.944
36.302
20.643
433.275
37.363
10.875
4.305
52.543
119.541
31.200
12.915
163.656
581.610
93.201
18.947
693.757
490.461
70.974
10.521
571.956
612.890
70.974
11.258
695.122
612.890
70.974
11.258
695.122
612.890
70.974
11.258
695.122
612.890
70.974
11.258
695.122
612.890
70.974
11.258
695.122
612.890
70.974
11.258
695.122
148.362
279.874
953.388
948.496
1.128.397
1.128.397
1.128.397
1.128.397
1.128.397
1.128.397
46.764
46.764
46.764
208.821
152.821
152.821
152.821
152.821
152.821
152.821
195.126
326.638
1.000.152
1.157.318
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
Lampiran 16. Perhitungan Kriteria Investasi Kondisi Pengembangan
Perhitungan Net Present Value (NPV) (Rp. 000)
Tahun ke
No.
Item
A.
PENERIMAAN
1 Penjualan
2 Pinjaman
3 Nilai Akhir Asset
PENERIMAAN KOTOR
149.263
335.551
953.289
149.263
335.551
33
953.322
PENGELUARAN
1 Investasi Awal
2 Operating Cost
TOTAL BIAYA
164.698
195.126
359.824
22.180
326.638
348.818
(210.561)
(13.268)
B.
C.
D.
0
1
2
3
1.232.255
50.000
4
5
6
7
8
9
1.649.292
1.649.292
1.649.292
1.649.292
1.649.292
1.649.292
1.282.255
120
1.649.412
1.988
1.651.280
584
1.649.876
1.191
1.650.483
368
1.649.660
671.691
2.320.983
32.260
1.000.152
1.032.412
28.607
1.157.318
1.185.925
15.100
1.281.218
1.296.318
25.790
1.281.218
1.307.008
9.600
1.281.218
1.290.818
16.160
1.281.218
1.297.378
7.580
1.281.218
1.288.798
3.900
1.281.218
1.285.118
(79.089)
96.331
353.094
344.272
359.058
353.105
360.862
1.035.864
9.450
65.773
63.568
67.264
65.776
67.715
302.552
E.
KEUNTUNGAN KOTOR
F.
PAJAK
G.
KEUNTUNGAN BERSIH
(210.561)
(13.268)
(79.089)
86.881
287.320
280.704
291.793
287.329
293.146
733.312
H.
Discount Factor (DF) 12%
1
0,892857
0,7971939
0,7117802
0,6355181
0,5674269
0,5066311
0,4523492
0,4038832
0,36061
I.
PV NET BENEFIT
(210.561)
(11.846)
(63.050)
61.840
182.597
159.279
147.832
129.973
118.397
264.440
J.
NPV
778.901
Lanjutan Lampiran 16.
Perhitungan IRR dan Net B/C
NO
A
B
C
D
E
URAIAN
KEUNTUNGAN BERSIH
DF (n = 10, r = 42%)
NPV1 (r1 = 42%)
DF (n = 10, r = 41%)
NPV2 ( r2 = 41%)
1
0
-210.561
1,0000
-210.561
1,0000
-210.561
1
-13.268
0,7042
-9.343
0,7092
-9.410
3
86.881
0,3492
30.343
0,3567
30.993
0,42
0,41
42%
41%
-255
IRR =
9.422
IRR =
TAHUN ANALISA
4
5
287.320 280.704
0,2459
0,1732
70.666
48.619
0,2530
0,1794
72.693
50.368
6
291.793
0,1220
35.591
0,1273
37.133
7
287.329
0,0859
24.681
0,0903
25.933
8
293.146
0,0605
17.733
0,0640
18.764
PERHITUNGAN IRR :
r1
r2
NPV1 =
=
=
Tk suku bunga/thn =
Tk suku bunga/thn =
NPV2 =
2
2
-79.089
0,4959
-39.223
0,5030
-39.781
r1 + (NPV1 / (NPV1-NPV2))*(r2-r1)
0,4197
41,97
%
ARTINYA : PROYEK INI MEMILIKI KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN MODAL IRR = 41,97% YANG LEBIH BESAR
DARI SUKU BUNGA (12%) SEHINGGA MEMILIKI PROSPEK MENGUNTUNGKAN (LAYAK UNTUK DIJALANKAN)
PERHITUNGAN NET B/C :
NET B/C =
NPV POSITIV =
(JUMLAH NPV YANG POSITIV)
(JUMLAH NPV YANG NEGATIV)
1.064.357
NPV NEGATIV =
NET B/C =
-285.456
3,729
9
733.312
0,0426
31.239
0,0454
33.290
NPV
-255
9.422
Lanjutan Lampiran 16.
Perhitungan Payback Period (PBP), Profitability Index (PI), dan Gross B/C
No.
Item
Tahun Analisa
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Biaya operasional rutin +
pemeliharaan
(operational cost=OC)
Biaya Total (investasi +
operasional = TC)
Pajak
Total cost
Penerimaan Kotor (Gross
Benefit=GB)
Penerimaan Bersih (Net
Benefit=NB)
Discount Factor
(DF)=6%
Present Value (PV) dari
OC
Present Value (PV) dari
TC
Present Value (PV) dari
GB
Jumlah kumulatif PV dari
GB
Present Value (PV) dari
NB
Jumlah kumulatif PV dari
NB
1
PV
2
3
4
5
6
7
8
9
195.126
326.638
1.000.152
1.157.318
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
1.281.218
359.824
348.818
1.032.412
1.185.925
1.296.318
1.307.008
1.290.818
1.297.378
1.288.798
1.285.118
359.824
348.818
1.032.412
9.450
1.195.374
65.773
1.362.092
63.568
1.370.576
67.264
1.358.083
65.776
1.363.154
67.715
1.356.514
302.552
1.587.671
149.263
335.551
953.322
1.282.255
1.649.412
1.651.280
1.649.876
1.650.483
1.649.660
2.320.983
(210.561)
(13.268)
(79.089)
86.881
287.320
280.704
291.793
287.329
293.146
733.312
1
0,89285
0,79719
0,71178
0,63551
0,56742
0,50663
0,45234
0,40388
0,36061
195.126
291.641
797.315
823.756
814.237
726.998
649.105
579.558
517.463
462.020
5.857.219
359.824
311.445
823.032
844.118
823.834
741.632
653.969
586.868
520.524
463.427
6.128.671
149.263
299.599
759.983
912.684
1.048.231
936.981
835.879
746.595
666.270
836.970
7.192.453
149.263
448.862
1.208.845
2.121.529
3.169.760
4.106.740
4.942.619
5.689.214
6.355.484
7.192.453
(210.561)
(11.846)
(63.050)
61.840
182.597
159.279
147.832
129.973
118.397
264.440
(210.561)
(222.407)
(285.456)
(223.616)
(41.019)
118.260
266.092
396.065
514.461
778.901
778.901
Lanjutan Lampiran 16.
Perhitungan Payback Period (PBP)
No.
Item
1
2
Investasi
Manfaat Bersih
PBP
PBP
PBP
Tahun ke
0
164.698
(210.561)
1
(13.268)
2
3
(79.089)
86.881
4
287.320
5
280.704
(nilai investasi-kas masuk bersih)x 1tahun
(216.036)
71.284
0,25
3,75
3tahun+9bulan
3 tahun 9 bulan
9
0
Perhitungan Profitability Index (PI)
jumlah PV GB
jumlah PV OC
total Investasi
7.192.453
5.857.219
210.561
jumlah PV GB
jumlah PV TC
7.192.453
6.128.671
PI
PI
(jumlah PV GB-jumlah PV OC)/total investasi
6,341
Perhitungan Gross B/C
Gross B/C
Gross B/C
jumlah PV GB/jumlah PV TC
1,174
6
291.793
7
287.329
8
293.146
9
733.312
Lampiran 17. Perhitungan Analisis Sensitivitas dengan Metode Switching Value Kondisi Pengembangan (tingkat inflasi)
tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
inflasi (%)
total benefit
149.263
335.551
953.322
1.282.255
1.649.412
1.651.280
1.649.876
1.650.483
1.649.660
2.320.983
15
20
359.824
348.818
1.032.412
1.185.925
1.321.951
1.332.641
1.316.451
1.323.011
1.314.431
1.310.751
377.815
366.259
1.084.032
1.245.221
1.388.049
1.399.273
1.382.274
1.389.162
1.380.153
1.376.289
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(210.561)
(13.268)
(79.089)
96.331
327.461
318.639
333.425
327.472
335.229
1.010.232
3
4
5
6
7
8
9
9.450
59.365
57.160
60.856
59.368
61.307
293.581
0
1
1
0,893
25
total biaya
395.806
383.700
1.135.653
1.304.517
1.454.146
1.465.905
1.448.096
1.455.312
1.445.874
1.441.826
selisih
(228.552) (246.543)
(30.708)
(48.149)
(130.710) (182.331)
37.034
(22.262)
261.363
195.266
252.007
185.375
267.602
201.780
261.321
195.171
269.507
203.786
944.694
879.156
pajak
2.453
42.841
26.316
40.502
23.844
44.401
27.945
42.830
26.293
44.877
28.446
270.643
247.705
DF
1
1
0,833
0,800
30
35
413.797
401.141
1.187.273
1.363.813
1.520.244
1.532.537
1.513.919
1.521.463
1.511.596
1.507.364
431.788
418.582
1.238.894
1.423.110
1.586.341
1.599.169
1.579.741
1.587.613
1.577.317
1.572.901
(264.534)
(65.590)
(233.951)
(81.558)
129.168
118.743
135.957
129.020
138.064
813.619
(282.525)
(83.031)
(285.572)
(140.854)
63.071
52.111
70.135
62.870
72.343
748.081
14.375
12.811
15.394
14.353
15.710
224.767
5.057
3.961
5.763
5.037
5.984
201.828
1
0,769
1
0,741
2
3
4
5
6
7
8
9
0,797
0,712
0,636
0,567
0,507
0,452
0,404
0,361
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(210.561)
(13.268)
(79.089)
86.881
268.096
261.479
272.569
268.104
273.922
716.650
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(210.561)
(11.846)
(63.050)
61.840
170.380
148.370
138.092
121.277
110.632
258.431
NPV
723.566
3,535
Net B/C
Inflasi maksimum
0,694
0,640
0,592
0,579
0,512
0,455
0,482
0,410
0,350
0,402
0,328
0,269
0,335
0,262
0,207
0,279
0,210
0,159
0,233
0,168
0,123
0,194
0,134
0,094
manfaat bersih
(228.552) (246.543) (264.534)
(30.708)
(48.149)
(65.590)
(130.710) (182.331) (233.951)
34.581
(22.262)
(81.558)
218.523
168.949
114.793
211.505
161.531
105.931
223.202
173.835
120.564
218.491
168.878
114.667
224.631
175.339
122.355
674.051
631.452
588.852
NPV & Net B/C
20%
25%
(228.552) (246.543)
(25.590)
(38.520)
(90.771) (116.692)
20.012
(11.398)
105.383
69.202
84.999
52.931
74.750
45.570
60.977
35.416
52.242
29.417
130.636
84.752
184.086
(95.865)
1,534
0,768
0,2328783
23,29%
0,549
0,406
0,301
0,223
0,165
0,122
0,091
0,067
(282.525)
(83.031)
(285.572)
(140.854)
58.014
48.150
64.371
57.833
66.359
546.253
86
Lampiran 18. Dokumentasi
Kain Printing “Hujan Gerimis”
Batik Cap Motif “Pagi Sore”
Batik Tulis Motif “Kijang”
Pakaian Jadi (kemeja dan dress)
Proses Menyanting
Proses Pembuatan Kain Printing
Proses Penjemuran
Download