PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Afif Wahyu Nurputra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Tujuan ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan informasi terhadap upaya mengurangi Rasa Inferioritas Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 30. Sampel penelitian menggunakan Porposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang rasa inferioritas, Wawancara digunakan untuk mencari data tentang nama responden, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan responden. Teknik analisis data dengan menggunakan t-tes. Hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh pemberian layanan informasi terhadap rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun pelajaran 2015-2016. Diperoleh thitung = 2,872, dikonsultasikan dengan ttabel dengan d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,045 dan 2,756. Jadi dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau 2,045 < 2,872 > 2,756. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesisi yang menyatakan “Ada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016” terbukti kebenarannya. Kata Kunci : Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar pembelajaran agar dan peserta proses didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk spiritual memiliki keagamaan, kekuatan Berdasarkan data hasil dari pengendalian wawancara dengan guru wali kelas, diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan guru bimbingan dan konseling mulia, siswa MTs Negeri Gemolong ada serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. yang mengalami masalah rasa Hal-hal yang berkaitan dengan inferioritas atau rasa rendah diri. proses belajar mengajar, diantaranya : Masalah rendah diri yang dialami siswa, tujuan, dan guru. Proses belajar siswa ini tertuju pada sikap yang mengajar dapat diartikan sebagai grogi pada saat tampil kedepan kelas suatu rangkaian antara siswa dan guru raut wajah terlihat muram, jalan kaki dalam rangka mencapai tujuannya. yang tertahan-tahan, dan merasa malu Namun dalam kenyataannya, untuk menjadi pusat perhatian oleh teman- mencapai tujuan proses teman sekelas. Siswa merasa tidak mengajar yang baik belajar terdapat pantas mendapat pujian tantangan atau hambatan yang harus menganggap dihadapi. Salah satu hambatan yang kekurangan sehingga dirinya selalu terjadi dalam proses belajar mengajar berusaha seperti orang lain. di kelas adalah masalah dirinya karena memiliki sosial. Berdasarkan data yang diperoleh Masalah ini timbul sebagai akibat dari dari hasil wawancara kedua guru wali siswa yang memiliki rasa inferioritas. kelas, dan guru bimbingan dan Rasa inferioritas merupakan salah konseling sekitar 30 dari 167 siswa satu hambatan bagi diri Individu yang mengalami masalah dengan rasa untuk menjalani hidup dengan baik. inferioritas atau rendah diri. 3-8 dari Setiap individu akan membutuhkan 34 siswa di kelas VII yang mengalami kepercayaan diri setiap harinya dalam masalah rendah diri. Informasi ini berbagai hal, termasuk siswa dalam didapat dari analisis yang dilakukan mengikuti proses belajar mengajar di oleh guru bimbingan dan konseling, sekolah. Tingkat kepercayaan diri guru wali kelas, dan guru mata yang baik memudahkan pengambilan pelajaran. Siswa yang mengalami keputusan dan melancarkan jalan kurang percaya diri menganggap untuk teman, bahwa dirinya rendah, tidak yakin dan dengan kemampuan dirinya sendiri mendapatkan membangun hubungan, membantu individu mempertahankan dan merasa kesuksesan. penampilannya. salah setiap Siswa yang kurang percaya diri 2) Masih ada siswa kelas VII MTs mengangap dirinya tidak berharga, Negeri Gemolong yang menarik merasa kecil, tidak berharga, dan diri dari aktifitas sosial atau lebih tidak berdaya menghadapi tindakan suka menyendiri. orang lain. Mereka malah cendrung menyendiri dan menghindari komunikasi dengan orang. sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Eni Nugrahaningtyas Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun 2014 dengan judul Pengaruh Pelayanan Kelompok Terhadap Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP N 2 Sragen. Berdasarkan data dan informasi di atas maka, Peneliti tertarik untuk malakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Negeri Gemolong yang belum mampu untuk beradaptasi dengan Penelitian mengenai inferioritas Bimbingan 3) Masih ada siswa kelas VII MTs Pengurangan Rasa Rnferioritas Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. lingkungan sekolah. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak begitu meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan maka perlu dibatasi pada “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 20152016”. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diulas dalam Identifikasi Masalah penelitian ini adalah, apakah ada Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang terhadap pelaksanaan layanan diidentifikasikan adalah sebagai informasi dengan pengurangan rasa berikut: inferioritas pada siswa kelas VII MTs 1) Masih ada siswa kelas VII MTs Negeri mempunyai inferioritas. pengaruh positif atau signifikan Gemolong masalah yang rasa Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016? Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam b. Bagi sekolah penelitian ini adalah untuk Penelitian ini diharapkan mengetahui ada tidaknya pengaruh dapat menjadi sebuah positif terhadap pelaksanaan layanan masukan untuk informasi dengan penguranan rasa mengembangkan dan inferioritas pada siswa kelas VII MTs memfasilitasi pelaksanaan Negeri Gemolong Tahun Pelajaran layanan informasi di sekolah 2015-2016. dalam upaya menurunkan rasa inferioritas siswa. Manfaat Penellitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya menjadi bahan pertimbangan khasanah penelitian di bidang bagi guru bimbingan dan bimbingan dan konseling. konseling dalam upaya untuk b. Dapat sebagai masukan dan pemikiran menambah bahan sumbangan yang akan perbendaharaan di bidang bimbingan dan konseling, guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Manfaat Praktis memberikan pengetahuan bagi siswa betapa pentingnya memiliki kepercayaan diri, agar siswa dapat berinteraksi lingkungan serta mengembangkan pada dirinya. siswa melalui layanan informasi. Kerangka Berfikir Menurut salah seorang ahli dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori a. Bagi Siswa Dapat menurunkan rasa inferioritas dengan dapat potensi berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Deni Darmawan, 2013: 117) Prinsip informasi dasar merupakan dari layanan sikap atau komitmen yang mendasari layanan yang diperuntukkan terhadap siswa supaya mengurangi permasalahan- METODE PENELITIAN permasalahan Tempat Penelitian individu maupun kelompok semua siswa. Upaya ini coba dilakukan agar segala kekurangan atau kelemahan siswa bias dibantu melalui layanan informasi. Khususnya pada penelitian ini mengacu pada rasa inferioritas yang dialami oleh beberapa siswa. Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengaruh pemberian layanan informasi terhadap penurunan rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong tahun pelajaran 2015-2016. Penulis memilih siswa kelas VII sebagai bahan penelitian karena dari beberapa teori yang ada, Tabel 1. Kerangka Berpikir siswa baru cenderung memiliki rasa inferioritas yang tinggi yang disebabkan oleh masuknya mereka ke Dari teori-teori yang telah dijabarkan di atas nampaknya ada lingkungan baru yakni sekolah. Waktu Penelitian indikasi bahwa layanan informasi berpengaruh terhadap pengurangan rasa inferioritas yang dialami oleh Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 tahun pelajaran 2015/2016. siswa. Bentuk dan Strategi Penelitian Perumusan Hipotesis Menurut Lind hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Hipotesis harus diuji Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan kuantitatif bermaksut untuk mengetahui rasa inferioritas pada siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan layanan karena, itu harus berbentuk kuantitas informasi untuk mengurangi rasa (dinyatakan dalam berbentuk angka- inferioritas, dengan penggunaan angka) untuk dapat diterima atau strategi ini diprediksikan akan ditolak (Suharyadi, 2007: 81) dapat berhasil mengurangi rasa inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong. Sampling Populasi, Sampel dan Sampling Populasi Sampling merupakan teknik memilih sampel dan popolasi. Dalam hubungannya dengan sampling ini, Menurut Suharsini Arikunto (2006: 130) bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sebagai sumber data dan mempunyai Sugiyono ( 2014: 121) mengemukakan bahwa sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.Untuk menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik porposive sampling. ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs ini yang merupakan populasi adalah siswa kelas VII MTs N Gemolong Negeri Gemolong ±167 siswa. pelajaran tahun 2015-2016. pada Dengan mengacu pada permasalahan yakni Sampel Menurut Suharsini Arikunto pengaruh Layanan Informasi terhadap rasa inferioritas, maka penulis (2006: 131) menjelaskan bahwa memilih siswa kelas VII sebagai sampel adalah sebagian atau wakil bahan penelitian karena dari beberapa populasi yang diteliti. Dari pengertian teori yang ada, siswa baru cenderung tersebut maka sampel adalah sebagian memiliki rasa inferioritas yang tinggi dari populasi yang akan diselidiki yang sebagai wakil dari populasi. mereka ke lingkungan baru yakni disebabkan oleh masuknya sekolah. Atas dasar tersebut bisa ditegaskan Metode yang digunakan dalam bahwa sampel dalam penelitian ini penelitian ini mengunakan kuantitatif adalah siswa kelas VII MTs N bermaksut untuk mengetahui rasa Gemolong, 3-7 orang dari 5 kelas atau inferioritas 30 siswa. penelitian ini penulis menggunakan pada siswa. Dalam layanan informasi untuk mengurangi rasa inferioritas, dengan penggunaan strategi ini diprediksikan akan dapat berhasil mengurangi rasa inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong. Teknik Pengumpulan Data Data adalah hasil pencatatan peneliti yang baik yang berupa fakta Variable Penelitian Setiap jenis penelitian kuantitatif tidak akan lepas dari variable penelitian.Variabel adalah Segala ataupun angka. Adapun teknik yang digunakan antara lain: Wawancara sesuatu yang berbentuk apa saja yang Menurut Sutrisno Hadi, ditetapkan oleh peneliti untuk memandang interviu atau wawancara dipelajari sehingga diperoleh sebagai metode yang baik untuk informasi tentang hal tersebut, mengetahui tanggapan, pendapat, kemudian ditarik kesimpulannya. keyakinan, dan proyeksi seseorang (Sugiyono, 2012: 38) tentang masa depannya (Anwar Dalam penelitian ini ada dua Sutoyo 2012: 153) variabel, yaitu : 1. Variabel variabel Independent bebas disebut atau juga variabel X, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi yang sebab perubahannya.Variabel independent dalam penelitian ini adalah layanan informasi. 2. Variabel Dependent atau variabel terikat disebut juga variabel Y, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependent penelitian ini adalah dalam rasa inferioritas. (Sugiyono, 2012: 39) Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaiten dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Anwar Sutoyo 2012: 189). pengamatannya Observasi. dalam mengamati suatu obyek. Menurut (Anwar Sutoyo c. 2012: 84) Observasi ada dua pengertian, yaitu pengertian secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti. Dalam arti luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang sedang diteliti. Observasi kelompok tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. penelitian, Dalam observasi digunakan adalah yang observasi partisipan yang diperoleh dari beberapa siswa yang dijadikan sampel penelitian. Sebelum Ada beberapa bentuk melalui observasi yang dapat dugunakan tahapan dalam penelitian kuantitatif yaitu, dalam penelitian, peneliti terlebih observasi partisipasi, observasi tidak dahulu terstruktur, observasi kelompok tidak terhadap instrumen yang akan diuji. terstruktur. Uji Validitas adalah suatu ukuran yang a. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui yang telah beberapa melalukan menunjukkan direncanakan uji validitas tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2013: 211) Untuk uji validitas digunakan rumus sebagai berikut. pengamatan dan penginderaan dimana observer benar-benar terlibat dalam keseharian Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneli atau ( √* responden. b. rxy = pengamat harus mampu mengembangkan daya ( )+* )( ) ( )+ (Suharsimi Arikunto, 2013: 213) Keterangan : rxy : Koefisien korelasi Kemudian antara variabel X dan dalam Y sebagai berikut: N : Jumlah responden ∑X : Sigma atau jumlah rumus ∑X² : Sigma X kuadrat ∑Y : Sigma Y (skor total) ∑Y² : Sigma Y kuadrat ∑XY : Jumlah perkalian Kemudian perlu juga dilakukan uji realibilitas untuk menentukan tingkat kepercayaan suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk r½½ r11 Untuk moment angka kasar sebagai berikut : rxy √{ ∑ kriteria r11 di atas kemudian diinterpretasikan koefisien Arikunto korelasi (2005: dari 75) sebagai berikut: a. Antara 0,800 - 1,000 : sangat tinggi = ∑ mengetahui reabilitas soal, maka hasil perhitungan Suharsimi product = Koefisien reliabilitas soal yang sudah disesuaikan belah menggunakan = Korelasi antar sekor- sekor setiap belahan soal dengan korelasi ⁄ ⁄ ) Keterangan : mencari reliabilitas adalah teknik rumus Spearman-Brown ⁄ ⁄ r11 = ( antara X dan Y dengan ke (Suharsimi Arikunto, 2005: 93) X (skor butir) dua dimasukkan b. Antara 0,600 - 0,800 : tinggi (∑ )(∑ ) (∑ ) }{ ∑ (∑ ) } c. Antara 0,400 - 0,600 : cukup (Suharsimi Arikunto, 2005: d. Antara 0,200 - 0,400 : rendah 72) e. Antara 0,000 - 0,200 : sangat tinggi Keterangan : Analisis Data rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y X = Jumlah nilai X Y = Jjumlah nilai Y N = Jumlah sampel Setelah dilakukan hasil uji validitas dan realibilitas hal paling penting untuk menentukan kelayakan penelitian adalah analisis data. Menurut Sugiyono (2009: 333), “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber pertama data lain terkumpul”.Kegiatan dalam inferioritas analisis data adalah mengelompokan layanan informasi, dan kedua setelah data berdasarkan variabel dan jenis dilakukan layanan informasi. resonden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, variabel menyajikan data tiap yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Selanjutnya dianalisis dengan pendekatan statistik menggunakan rumus t-tes sebagai berikut : data hasil angket sebelum rasa dilakukan 1. Deskripsi data sebelum dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket yang penulis berikan kepada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa inferioritas siswa sebelum diberi layanan informasi memperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 68 (lampiran 9), adapun analisis data diperoleh nilai mean : 77,667 median : 79,769 modus : 83,973 dan Standar MD t = deviasi : 5,618. (Fadjeri, 2011: √ N (N-1) 44) Selanjutnya dari hasil angket rasa inferioritas siswa sebelum diberi layanan informasi tersebut dapat digambarkan dalam gambar frekuensi sebagai berikut : Keterangan : MD = Mean defferences = Deviasi individual dari MD N = Jumlah subyek penelitian Selanjutnya PEMBAHASAN Dari hasil peneltitian diperoleh hasil yang kemudian akan dibahas dan dibagi menadi dua bagian, yakni dari data hasil angket prokrastinasi akademik siswa sebelum diberi layanan informasi bidang bimbingan pribadi dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut mean : 74,3 median : 75,3 modus : : 77,3 dan Standar deviasi : 5,587. Berikut adalah hasil dari angekt yang disajikan dalam tabel : Selanjutnya dari data hasil angket rasa inferioritas siswa sesudah diberi layanan informasi dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut Gambar 1 Grafik Histogram dan Poligon Rasa : Inferioritas Siswa Sebelum Diberi Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Deskripsi data setelah dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket untuk siswa kelas Gemolong VII MTs Tahun Negeri Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa inferioritas siswa sesudah diberi layanan informasi bidang bimbingan pribadi memperoleh nilai tertinggi 84 dan Gambar 2 nilai terendah 63 (lampiran 11), Grafik Histogram dan Poligon Rasa adapun analisis data diperoleh nilai Inferioritas Siswa Sebelum Diberi Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tahun Pelajaran 2015/2016. Layanan informasi mengenal diri di tingkat kelas VII MTs Negeri Dari hasil pengujian hipotesis Gemolong sebenarnya diperoleh simpulan bahwa hipotesis diberikan kerja Bimbingan dan Konseling. Namun yang Pengaruh menyatakan Pemberian Informasi Terhadap “Ada Layanan hal dalam itu proses sudah hanya sesuai layanan dengan Pengurangan kebutuhan pada waktu tertentu dan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII intensitas waktunya terbatas, sehingga MTs Tahun siswa-siswa di kelas X VII MTs Pelajaran 2015/2016” diterima karena Negeri Gemolong masih kekurangan teruji kebenarannya. informasi bidang bimbingan pribadi Negeri Gemolong Untuk siswa kelas VII MTs yang berguna untuk menyelesaikan Negeri Gemolong sebelum diberikan tugas layanan mengoptimalkan informasi mengenai pentingnaya memahami diri, khususnya mengenai rasa kepercayaan mampu diri, masih belum menumbuhkan sikap perkembangan dan untuk potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa layanan informasi dapat mempengaruhi perihal menghargai diri. Padahal kepercayaan menurunnya rasa inferioritas siswa diri sangat penting bagi kelangsungan kelas VII MTs Negeri Gemolong individu dalam memilih minat dan Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh harapan di masa mendatang ketika t terjun di masyarakat. selanjutrnya Akibatnya ada beberapa siswa hitung yaitu sebesar 2,872 yang t tersebut hitung dikonsultasikan dengan t tabel dengan yang kurang mampu memilih jenjang d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam pendidikan yang taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu ke 2,045 dan 2,756 atau 2,045 < 2,872 > mereka dan suakai pelajaran dan minati depannya. Setelah diadakan layanan 2,756. informasi Saran selama beberapa kali pertemuan ternyata ada pengaruh terhadap perubahan tingkat rasa inferioritas yang semakin berkurang. Sekolah perlu meningkatkan giat-giat tertentu untuk membantu beberapa siswa yang memiliki rasa inferioritas. Di mana tugas ini perlu dan menuntun anak. Sehingga potensi disadari dan anak memiliki rasa inferioritas bisa Konseling harus lebih jeli dalam ditekan sejak dari keluarga dan ketika melihat masalah yang dialami siswa, keluar ke masyarakat bisa lebih khususnya siswa yang mengalami percaya diri. guru Bimbingan krisis kepercayaan diri. Selain itu perlu kesadaran, kemauan, dan kelanjutan yang tidak pernah putus bagi siswa untuk bisa memahami diri secara utuh. Di sisi lain, orang tua tidak boleh lepas tangan untuk membina DAFTAR PUSTAKA Anwar Sutoyo. 2012, Pemahaman Individu: observasi, Checklist, Interviu, Kuesioner, Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Eni Nugrahaningtyas. 2014. Pengaruh Pelayanan Bimbingan Kelompok Terhadap Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP 2 Sragen. UNISRI: Surakarta Fadjeri. 2011. Statistik. Surakarta: FKIP UNISRI Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ______. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta ______. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipt Suharyadi. 2007. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern edisi2. Jakarta selatan: Salemba Empat