PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP

advertisement
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP
PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI
GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Afif Wahyu Nurputra.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Tujuan ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan informasi terhadap
upaya mengurangi Rasa Inferioritas Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong
Tahun Pelajaran 2015-2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 30.
Sampel penelitian menggunakan Porposive Sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Metode angket digunakan untuk
memperoleh data tentang rasa inferioritas, Wawancara digunakan untuk mencari
data tentang nama responden, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati
perkembangan responden. Teknik analisis data dengan menggunakan t-tes. Hasil
analisis data secara statistik tentang pengaruh pemberian layanan informasi
terhadap rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun
pelajaran 2015-2016. Diperoleh thitung
= 2,872, dikonsultasikan dengan ttabel
dengan d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu
2,045 dan 2,756. Jadi dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau
2,045 < 2,872 > 2,756. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesisi
yang menyatakan “Ada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap
Pengurangan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun
Pelajaran 2015-2016” terbukti kebenarannya.
Kata Kunci
: Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
pembelajaran
agar
dan
peserta
proses
didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya
untuk
spiritual
memiliki
keagamaan,
kekuatan
Berdasarkan
data
hasil
dari
pengendalian
wawancara dengan guru wali kelas,
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
dan guru bimbingan dan konseling
mulia,
siswa MTs Negeri Gemolong ada
serta
keterampilan
yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
yang
mengalami
masalah
rasa
Hal-hal yang berkaitan dengan
inferioritas atau rasa rendah diri.
proses belajar mengajar, diantaranya :
Masalah rendah diri yang dialami
siswa, tujuan, dan guru. Proses belajar
siswa ini tertuju pada sikap yang
mengajar dapat diartikan sebagai
grogi pada saat tampil kedepan kelas
suatu rangkaian antara siswa dan guru
raut wajah terlihat muram, jalan kaki
dalam rangka mencapai tujuannya.
yang tertahan-tahan, dan merasa malu
Namun dalam kenyataannya, untuk
menjadi pusat perhatian oleh teman-
mencapai
tujuan
proses
teman sekelas. Siswa merasa tidak
mengajar
yang
baik
belajar
terdapat
pantas
mendapat
pujian
tantangan atau hambatan yang harus
menganggap
dihadapi. Salah satu hambatan yang
kekurangan sehingga dirinya selalu
terjadi dalam proses belajar mengajar
berusaha seperti orang lain.
di
kelas
adalah
masalah
dirinya
karena
memiliki
sosial.
Berdasarkan data yang diperoleh
Masalah ini timbul sebagai akibat dari
dari hasil wawancara kedua guru wali
siswa yang memiliki rasa inferioritas.
kelas,
dan
guru
bimbingan
dan
Rasa inferioritas merupakan salah
konseling sekitar 30 dari 167 siswa
satu hambatan bagi diri Individu
yang mengalami masalah dengan rasa
untuk menjalani hidup dengan baik.
inferioritas atau rendah diri. 3-8 dari
Setiap individu akan membutuhkan
34 siswa di kelas VII yang mengalami
kepercayaan diri setiap harinya dalam
masalah rendah diri. Informasi ini
berbagai hal, termasuk siswa dalam
didapat dari analisis yang dilakukan
mengikuti proses belajar mengajar di
oleh guru bimbingan dan konseling,
sekolah. Tingkat kepercayaan diri
guru wali kelas, dan guru mata
yang baik memudahkan pengambilan
pelajaran. Siswa yang mengalami
keputusan dan melancarkan jalan
kurang percaya diri menganggap
untuk
teman,
bahwa dirinya rendah, tidak yakin
dan
dengan kemampuan dirinya sendiri
mendapatkan
membangun
hubungan,
membantu individu mempertahankan
dan
merasa
kesuksesan.
penampilannya.
salah
setiap
Siswa yang kurang percaya diri
2) Masih ada siswa kelas VII MTs
mengangap dirinya tidak berharga,
Negeri Gemolong yang menarik
merasa kecil, tidak berharga, dan
diri dari aktifitas sosial atau lebih
tidak berdaya menghadapi tindakan
suka menyendiri.
orang lain. Mereka malah cendrung
menyendiri
dan
menghindari
komunikasi dengan orang.
sebelumnya sudah pernah dilakukan
oleh Eni Nugrahaningtyas Universitas
Slamet Riyadi Surakarta Tahun 2014
dengan judul Pengaruh Pelayanan
Kelompok
Terhadap
Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII
SMP N 2 Sragen. Berdasarkan data
dan informasi di atas maka, Peneliti
tertarik untuk malakukan penelitian
tentang Pengaruh Pemberian Layanan
Informasi
Terhadap
Negeri Gemolong yang belum
mampu untuk beradaptasi dengan
Penelitian mengenai inferioritas
Bimbingan
3) Masih ada siswa kelas VII MTs
Pengurangan
Rasa Rnferioritas Pada Siswa kelas
VII MTs Negeri Gemolong Tahun
Pelajaran 2015-2016.
lingkungan sekolah.
Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak
begitu meluas dan menyimpang dari
pokok permasalahan maka perlu
dibatasi pada “Pengaruh Pemberian
Layanan Informasi Terhadap
Pengurangan Rasa inferioritas pada
siswa kelas VII MTs Negeri
Gemolong Tahun Pelajaran 20152016”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah
di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diulas dalam
Identifikasi Masalah
penelitian ini adalah, apakah ada
Berdasarkan latar belakang di
atas, permasalahan yang
terhadap pelaksanaan layanan
diidentifikasikan adalah sebagai
informasi dengan pengurangan rasa
berikut:
inferioritas pada siswa kelas VII MTs
1) Masih ada siswa kelas VII MTs
Negeri
mempunyai
inferioritas.
pengaruh positif atau signifikan
Gemolong
masalah
yang
rasa
Negeri Gemolong Tahun Pelajaran
2015-2016?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam
b. Bagi sekolah
penelitian ini adalah untuk
Penelitian ini diharapkan
mengetahui ada tidaknya pengaruh
dapat menjadi sebuah
positif terhadap pelaksanaan layanan
masukan untuk
informasi dengan penguranan rasa
mengembangkan dan
inferioritas pada siswa kelas VII MTs
memfasilitasi pelaksanaan
Negeri Gemolong Tahun Pelajaran
layanan informasi di sekolah
2015-2016.
dalam upaya menurunkan
rasa inferioritas siswa.
Manfaat Penellitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat
dimanfaatkan
untuk
c. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya
menjadi bahan pertimbangan
khasanah penelitian di bidang
bagi guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling.
konseling dalam upaya untuk
b. Dapat
sebagai
masukan
dan
pemikiran
menambah
bahan
sumbangan
yang
akan
perbendaharaan
di bidang bimbingan dan
konseling,
guna
meningkatkan
pelayanan
bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Praktis
memberikan
pengetahuan
bagi
siswa
betapa pentingnya memiliki
kepercayaan diri, agar siswa
dapat
berinteraksi
lingkungan
serta
mengembangkan
pada dirinya.
siswa melalui layanan
informasi.
Kerangka Berfikir
Menurut salah seorang ahli
dalam bukunya Business Research
(1992)
mengemukakan
bahwa
kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori
a. Bagi Siswa
Dapat
menurunkan rasa inferioritas
dengan
dapat
potensi
berhubungan dengan berbagai faktor
yang akan diidentifikasikan sebagai
masalah
yang
penting
(Deni
Darmawan, 2013: 117)
Prinsip
informasi
dasar
merupakan
dari
layanan
sikap
atau
komitmen yang mendasari layanan
yang diperuntukkan terhadap siswa
supaya mengurangi permasalahan-
METODE PENELITIAN
permasalahan
Tempat Penelitian
individu
maupun
kelompok semua siswa. Upaya ini
coba
dilakukan
agar
segala
kekurangan atau kelemahan siswa
bias
dibantu
melalui
layanan
informasi. Khususnya pada penelitian
ini mengacu pada rasa inferioritas
yang dialami oleh beberapa siswa.
Sesuai dengan judul penelitian
yaitu pengaruh pemberian layanan
informasi terhadap penurunan rasa
inferioritas pada siswa kelas VII MTs
Negeri Gemolong tahun pelajaran
2015-2016. Penulis memilih siswa
kelas VII sebagai bahan penelitian
karena dari beberapa teori yang ada,
Tabel 1. Kerangka Berpikir
siswa baru cenderung memiliki rasa
inferioritas yang tinggi yang
disebabkan oleh masuknya mereka ke
Dari
teori-teori
yang
telah
dijabarkan di atas nampaknya ada
lingkungan baru yakni sekolah.
Waktu Penelitian
indikasi bahwa layanan informasi
berpengaruh terhadap pengurangan
rasa inferioritas yang dialami oleh
Waktu penelitian dilakukan pada
bulan Januari-Februari 2016 tahun
pelajaran 2015/2016.
siswa.
Bentuk dan Strategi Penelitian
Perumusan Hipotesis
Menurut Lind hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan mengenai
nilai suatu parameter populasi yang
dimaksudkan untuk pengujian dan
berguna
untuk
pengambilan
keputusan.
Hipotesis
harus
diuji
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini mengunakan kuantitatif
bermaksut untuk mengetahui rasa
inferioritas pada siswa.
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan layanan
karena, itu harus berbentuk kuantitas
informasi untuk mengurangi rasa
(dinyatakan dalam berbentuk angka-
inferioritas, dengan penggunaan
angka) untuk dapat diterima atau
strategi ini diprediksikan akan
ditolak (Suharyadi, 2007: 81)
dapat berhasil mengurangi rasa
inferioritas pada siswa MTs
Negeri Gemolong.
Sampling
Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi
Sampling merupakan teknik
memilih sampel dan popolasi. Dalam
hubungannya dengan sampling ini,
Menurut Suharsini Arikunto
(2006: 130) bahwa Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dari penelitian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian
sebagai sumber data dan mempunyai
Sugiyono ( 2014: 121)
mengemukakan bahwa sampling
adalah cara atau teknik yang
digunakan untuk mengambil
sampel.Untuk menentukan sampel
tersebut peneliti menggunakan teknik
porposive sampling.
ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs
ini yang merupakan populasi adalah
siswa kelas VII MTs N Gemolong
Negeri
Gemolong
±167 siswa.
pelajaran
tahun
2015-2016.
pada
Dengan
mengacu pada permasalahan yakni
Sampel
Menurut Suharsini Arikunto
pengaruh Layanan Informasi terhadap
rasa
inferioritas,
maka
penulis
(2006: 131) menjelaskan bahwa
memilih siswa kelas VII sebagai
sampel adalah sebagian atau wakil
bahan penelitian karena dari beberapa
populasi yang diteliti. Dari pengertian
teori yang ada, siswa baru cenderung
tersebut maka sampel adalah sebagian
memiliki rasa inferioritas yang tinggi
dari populasi yang akan diselidiki
yang
sebagai wakil dari populasi.
mereka ke lingkungan baru yakni
disebabkan
oleh
masuknya
sekolah.
Atas dasar tersebut bisa ditegaskan
Metode yang digunakan dalam
bahwa sampel dalam penelitian ini
penelitian ini mengunakan kuantitatif
adalah siswa kelas VII MTs N
bermaksut untuk mengetahui rasa
Gemolong, 3-7 orang dari 5 kelas atau
inferioritas
30 siswa.
penelitian ini penulis menggunakan
pada
siswa.
Dalam
layanan informasi untuk mengurangi
rasa inferioritas, dengan penggunaan
strategi ini diprediksikan akan dapat
berhasil mengurangi rasa inferioritas
pada siswa MTs Negeri Gemolong.
Teknik Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan
peneliti yang baik yang berupa fakta
Variable Penelitian
Setiap jenis penelitian kuantitatif
tidak akan lepas dari variable
penelitian.Variabel adalah Segala
ataupun angka. Adapun teknik yang
digunakan antara lain:
Wawancara
sesuatu yang berbentuk apa saja yang
Menurut Sutrisno Hadi,
ditetapkan oleh peneliti untuk
memandang interviu atau wawancara
dipelajari sehingga diperoleh
sebagai metode yang baik untuk
informasi tentang hal tersebut,
mengetahui tanggapan, pendapat,
kemudian ditarik kesimpulannya.
keyakinan, dan proyeksi seseorang
(Sugiyono, 2012: 38)
tentang masa depannya (Anwar
Dalam penelitian ini ada dua
Sutoyo 2012: 153)
variabel, yaitu :
1. Variabel
variabel
Independent
bebas
disebut
atau
juga
variabel X, yaitu variabel yang
mempengaruhi
atau
menjadi
yang
sebab
perubahannya.Variabel
independent dalam penelitian ini
adalah layanan informasi.
2. Variabel
Dependent
atau
variabel terikat disebut juga
variabel Y, yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel
dependent
penelitian
ini
adalah
dalam
rasa
inferioritas. (Sugiyono, 2012:
39)
Angket.
Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
tentang data faktual atau opini yang
berkaiten dengan diri responden, yang
dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh
responden (Anwar Sutoyo 2012:
189).
pengamatannya
Observasi.
dalam
mengamati suatu obyek.
Menurut (Anwar Sutoyo
c.
2012: 84) Observasi ada dua
pengertian, yaitu pengertian secara
sempit dan secara luas. Dalam arti
sempit, observasi berarti pengamatan
secara langsung terhadap gejala yang
diteliti. Dalam arti luas, observasi
meliputi pengamatan yang dilakukan
secara langsung maupun tidak
langsung terhadap obyek yang sedang
diteliti.
Observasi
kelompok
tidak
terstruktur adalah observasi yang
dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa
objek
sekaligus.
penelitian,
Dalam
observasi
digunakan
adalah
yang
observasi
partisipan yang diperoleh dari
beberapa siswa yang dijadikan
sampel penelitian.
Sebelum
Ada beberapa bentuk
melalui
observasi yang dapat dugunakan
tahapan
dalam penelitian kuantitatif yaitu,
dalam penelitian, peneliti terlebih
observasi partisipasi, observasi tidak
dahulu
terstruktur, observasi kelompok tidak
terhadap instrumen yang akan diuji.
terstruktur.
Uji Validitas adalah suatu ukuran
yang
a.
Observasi
partisipasi
adalah
metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun
data
penelitian
melalui
yang telah
beberapa
melalukan
menunjukkan
direncanakan
uji
validitas
tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen (Suharsimi Arikunto 2013:
211) Untuk uji validitas digunakan
rumus sebagai berikut.
pengamatan dan penginderaan
dimana
observer
benar-benar
terlibat
dalam
keseharian
Observasi
tidak
berstruktur
adalah observasi yang dilakukan
tanpa
menggunakan
guide
observasi. Pada observasi ini
peneli
atau
(
√*
responden.
b.
rxy =
pengamat
harus
mampu mengembangkan daya
(
)+*
)(
)
(
)+
(Suharsimi Arikunto, 2013:
213)
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi
Kemudian
antara variabel X dan
dalam
Y
sebagai berikut:
N
: Jumlah responden
∑X
: Sigma atau jumlah
rumus
∑X²
: Sigma X kuadrat
∑Y
: Sigma Y (skor total)
∑Y²
: Sigma Y kuadrat
∑XY
: Jumlah perkalian
Kemudian perlu juga dilakukan
uji realibilitas untuk menentukan
tingkat kepercayaan suatu penelitian.
Teknik yang digunakan untuk
r½½
r11
Untuk
moment
angka kasar sebagai berikut :
rxy
√{ ∑
kriteria
r11 di atas kemudian diinterpretasikan
koefisien
Arikunto
korelasi
(2005:
dari
75)
sebagai berikut:
a. Antara 0,800 - 1,000 : sangat
tinggi
=
∑
mengetahui
reabilitas soal, maka hasil perhitungan
Suharsimi
product
= Koefisien reliabilitas
soal yang sudah disesuaikan
belah
menggunakan
= Korelasi antar sekor-
sekor setiap belahan soal
dengan
korelasi
⁄ ⁄ )
Keterangan :
mencari reliabilitas adalah teknik
rumus
Spearman-Brown
⁄ ⁄
r11 = (
antara X dan Y
dengan
ke
(Suharsimi Arikunto, 2005: 93)
X (skor butir)
dua
dimasukkan
b. Antara 0,600 - 0,800 : tinggi
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
c. Antara 0,400 - 0,600 : cukup
(Suharsimi Arikunto, 2005:
d. Antara 0,200 - 0,400 : rendah
72)
e. Antara 0,000 - 0,200 : sangat
tinggi
Keterangan :
Analisis Data
rxy =
Koefisien
korelasi
antara variable X dan
Y
X = Jumlah nilai X
Y = Jjumlah nilai Y
N = Jumlah sampel
Setelah
dilakukan
hasil
uji
validitas dan realibilitas hal paling
penting untuk menentukan kelayakan
penelitian adalah analisis data.
Menurut Sugiyono (2009: 333),
“Dalam penelitian kuantitatif, analisis
data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber
pertama
data lain terkumpul”.Kegiatan dalam
inferioritas
analisis data adalah mengelompokan
layanan informasi, dan kedua setelah
data berdasarkan variabel dan jenis
dilakukan layanan informasi.
resonden,
mentabulasi
data
berdasarkan variabel dari seluruh
responden,
variabel
menyajikan
data
tiap
yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan
untuk
menguji
hipotesis
yang
diajukan.
Selanjutnya dianalisis dengan
pendekatan
statistik
menggunakan
rumus t-tes sebagai berikut :
data
hasil
angket
sebelum
rasa
dilakukan
1. Deskripsi data sebelum dilakukan
layanan informasi
Hasil penyebaran angket yang
penulis berikan kepada siswa kelas
VII MTs Negeri Gemolong Tahun
Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa
inferioritas
siswa
sebelum
diberi
layanan informasi memperoleh nilai
tertinggi 84 dan nilai terendah 68
(lampiran 9), adapun analisis data
diperoleh nilai mean : 77,667 median
: 79,769 modus : 83,973 dan Standar
MD
t =
deviasi : 5,618.
(Fadjeri, 2011:
√
N (N-1)
44)
Selanjutnya dari hasil angket
rasa inferioritas siswa sebelum diberi
layanan
informasi
tersebut
dapat
digambarkan dalam gambar frekuensi
sebagai berikut :
Keterangan :
MD
= Mean defferences
= Deviasi individual dari MD
N
= Jumlah subyek penelitian
Selanjutnya
PEMBAHASAN
Dari hasil peneltitian diperoleh
hasil yang kemudian akan dibahas
dan dibagi menadi dua bagian, yakni
dari
data
hasil
angket prokrastinasi akademik siswa
sebelum diberi layanan informasi
bidang
bimbingan
pribadi
dapat
digambarkan dalam bentuk grafik
histogram dan poligon sebagai berikut
mean : 74,3 median : 75,3 modus :
:
77,3 dan Standar deviasi : 5,587.
Berikut adalah hasil dari angekt
yang disajikan dalam tabel :
Selanjutnya
dari
data
hasil
angket rasa inferioritas siswa sesudah
diberi
layanan
informasi
dapat
digambarkan dalam bentuk grafik
histogram dan poligon sebagai berikut
Gambar 1
Grafik Histogram dan Poligon Rasa
:
Inferioritas Siswa Sebelum Diberi
Layanan Informasi Siswa Kelas VII
MTs Negeri Gemolong
Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Deskripsi data setelah dilakukan
layanan informasi
Hasil penyebaran angket untuk
siswa
kelas
Gemolong
VII
MTs
Tahun
Negeri
Pelajaran
2015/2016 mengenai rasa inferioritas
siswa
sesudah
diberi
layanan
informasi bidang bimbingan pribadi
memperoleh nilai tertinggi 84 dan
Gambar 2
nilai terendah 63 (lampiran 11),
Grafik Histogram dan Poligon Rasa
adapun analisis data diperoleh nilai
Inferioritas Siswa Sebelum Diberi
Layanan Informasi Siswa Kelas VII
MTs Negeri Gemolong
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Layanan informasi mengenal
diri di tingkat kelas VII MTs Negeri
Dari hasil pengujian hipotesis
Gemolong
sebenarnya
diperoleh simpulan bahwa hipotesis
diberikan
kerja
Bimbingan dan Konseling. Namun
yang
Pengaruh
menyatakan
Pemberian
Informasi
Terhadap
“Ada
Layanan
hal
dalam
itu
proses
sudah
hanya
sesuai
layanan
dengan
Pengurangan
kebutuhan pada waktu tertentu dan
Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII
intensitas waktunya terbatas, sehingga
MTs
Tahun
siswa-siswa di kelas X VII MTs
Pelajaran 2015/2016” diterima karena
Negeri Gemolong masih kekurangan
teruji kebenarannya.
informasi bidang bimbingan pribadi
Negeri
Gemolong
Untuk siswa kelas VII MTs
yang berguna untuk menyelesaikan
Negeri Gemolong sebelum diberikan
tugas
layanan
mengoptimalkan
informasi
mengenai
pentingnaya
memahami
diri,
khususnya
mengenai
rasa
kepercayaan
mampu
diri,
masih
belum
menumbuhkan
sikap
perkembangan
dan
untuk
potensi
dan
kemampuan yang mereka miliki.
Dengan
demikian
dapat
dikatakan bahwa layanan informasi
dapat
mempengaruhi
perihal
menghargai diri. Padahal kepercayaan
menurunnya rasa inferioritas siswa
diri sangat penting bagi kelangsungan
kelas VII MTs Negeri Gemolong
individu dalam memilih minat dan
Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh
harapan di masa mendatang ketika
t
terjun di masyarakat.
selanjutrnya
Akibatnya ada beberapa siswa
hitung
yaitu sebesar 2,872 yang
t
tersebut
hitung
dikonsultasikan dengan t
tabel
dengan
yang kurang mampu memilih jenjang
d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam
pendidikan
yang
taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu
ke
2,045 dan 2,756 atau 2,045 < 2,872 >
mereka
dan
suakai
pelajaran
dan
minati
depannya. Setelah diadakan layanan
2,756.
informasi
Saran
selama
beberapa
kali
pertemuan ternyata ada pengaruh
terhadap
perubahan
tingkat
rasa
inferioritas yang semakin berkurang.
Sekolah
perlu
meningkatkan
giat-giat tertentu untuk membantu
beberapa siswa yang memiliki rasa
inferioritas. Di mana tugas ini perlu
dan menuntun anak. Sehingga potensi
disadari
dan
anak memiliki rasa inferioritas bisa
Konseling harus lebih jeli dalam
ditekan sejak dari keluarga dan ketika
melihat masalah yang dialami siswa,
keluar ke masyarakat bisa lebih
khususnya siswa yang mengalami
percaya diri.
guru
Bimbingan
krisis kepercayaan diri.
Selain
itu
perlu
kesadaran,
kemauan, dan kelanjutan yang tidak
pernah putus bagi siswa untuk bisa
memahami diri secara utuh.
Di sisi lain, orang tua tidak
boleh lepas tangan untuk membina
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sutoyo. 2012, Pemahaman Individu: observasi, Checklist, Interviu, Kuesioner,
Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Eni Nugrahaningtyas. 2014. Pengaruh Pelayanan Bimbingan Kelompok Terhadap Tingkat
Inferioritas Siswa Kelas VII SMP 2 Sragen. UNISRI: Surakarta
Fadjeri. 2011. Statistik. Surakarta: FKIP UNISRI
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
______. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta
______. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipt
Suharyadi. 2007. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern edisi2. Jakarta selatan:
Salemba Empat
Download