135 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 KESIMPULAN Berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Lingkungan pengendapan Sand X, Formasi Bekasap, Lapangan Batara adalah delta yang dipengaruhi oleh proses pasang surut dengan posisi pengendapan pada zona intertidal hingga subtidal. Proses pasang surut yang terjadi pada zona intertidal – subtidal mengontrol karakteristik batuan yang tersusun atas batupasir hingga lanau dengan struktur sedimen berupa gradasi ukuran butir, flasher, wavy, lenticular, mud drapes, silang siur hingga bioturbasi dengan intensitas yang bervariasi. Lingkungan pengendapan delta membentuk pola pengendapan progradasional yang ditandai dengan peningkatan porsi pasiran pada sand X. 2. Sand X Formasi Bekasap Lapangan Batara, terbentuk pada Miosen Awal yaitu pada N5 – N6 (Blow, 1969) dan NN2 – NN3 (Martini, 1971). Sand X mengalami 4 fase pendalaman yang terepresentasi dalam 4 peristiwa flooding surface dengan puncak pendalaman terjadi pada maximum flooding surface yang terdapat pada Formasi Telisa. Satu siklus flooding surface digunakan sebagai kerangka kesamaan waktu yang membatasi penyebaran dari asosiasi fasies pengendapan yang diidentifikasikan berdasarkan atas keberadaan pola pendangkalan lingkungan dan diakhiri oleh proses pendalaman (subtidal – intertidal). 135 136 3. Fasies pengendapan pada interval sand-X terdiri atas 4 asosiasi fasies yang dibedakan berdasarkan atas asosiasi fasies pasiran yang berupa tidal channel, proximal tidal bar dan distal tidal bar, serta fasies lempungan lanauan yang berupa tidal flat. Proses pengendapan fasies pada sand X dikontrol oleh proses pasang surut, suplai sedimen dan fluktuasi muka air laut. Perkembangan fasies terjadi pada proses transgresi dengan kenaikan muka air laut perlahan serta diiringi oleh suplai sedimen yang cukup besar. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perkembangan penumpukan asosiasi fasies pasiran pada tidal channel dan tidal bar (proximal dan distal tidal bar) yang terepresentasi dalam pola penumpukan yang beramalgamasi. 4. Persebaran asosiasi fasies sand – X dikontrol oleh orientasi arah pasang surut yang berarah relatif timur laut – barat daya dengan arah relatif sumber sedimen berasal dari utara – timur laut Lapangan Batara. Geometri ketebalan dari asosiasi fasies pasiran sand X mengalami penipisan ke arah barat daya – tenggara yang diinterpretasikan sebagai posisi lingkungan yang lebih dalam menuju ke arah laut VI.2 SARAN Berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat diberikan untuk keberlanjutan dan pengembangan hasil penelitian adalah : 1. Penelitian ini berlokasi di Lapangan Batara yang menempati setengah bagian selatan dari Lapangan Bara, sehingga analisis mengenai penyebaran 137 fasies dan lingkungan pengendapan akan berfokus pada bagian selatan Lapangan Bara. Dalam rangka penyebaran fasies pengendapan yang penting dalam kegiatan eksplorasi maka akan lebih baik jika pada penelitian selanjutnya juga dilakukan pada bagian utara Lapangan Bara, sehingga penelitian dilakukan secara menyeluruh pada keseluruhan Lapangan Minyak Bara. 2. Dalam rangka memperdetail hasil penelitian maka perlu ditambahkan analisis petrografi untuk memperjelas jenis batuan dan komposisi penyusunnya, sehingga dapat dianalisis secara lebih detail mengenai proses pengendapan batuan.