BOKS A SEKILAS PENJELASAN PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB DARI TAHUN 1993 KE TAHUN 2000 DARI TAHUN 1993 KE TAHUN 2000 Sesuai rekomendasi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam bukan panduan Sistem Neraca Nasional, dinyatakan bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimuktahirkan secara berkala atau periodik dengan menggunakan referensi tahun berakhiran 0 dan 5, yang dimaksudkan agar besaran angka PDB/PDRB dapat saling dibandingkan antar negara atau region dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia. Dalam perjalanan penggunaan tahun dasar, Indonesia sudah melakukan perubahan tahun dasar sebanyak empat kali, yaitu tahun 1960, 1973, 1983 dan 1993. Oleh karena itu, dipandang cukup relevan untuk melakukan penyesuaian perubahan tahun dasar setelah periode waktu 10 tahun berlangsung. Beberapa pandangan secara teknis yang perlu dikemukaka di balik alasan penetapan tahun 2000 sebagai tahun dasar penghitungan PDB/PDRB menggantikan tahun 1993, antara lain sebagai berikut: 1. Dalam penghitungan PDB/PDRB antar tahun dasar 1993 ke tahun dasar 2000 terlihat adanya dua indikator yang menonjol mengalami perubahan, yaitu struktur ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDB/PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDR/PDRB sektoral maupun penggunaannya menjadi realistis. Dalam pengertian mampu memberikan gambaran secara jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi intas sektor. 2. Penyusunan series indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan tahun dasar yang baru (tahun 2000), secara praktis akan menyangkut penyempurnaan metodologi dan perluasan cakupan komoditi, sehingga menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru. Hal ini selanjutnya dapat digunakan sebagai deflator dalam penghitungan PDB/PDRB sektoral maupun penggunaan, sehingga kedua jenis indks tersebut dapat mendukung langkah penyempurnaan penghitungan PDB/PDRB selanjutnya. 3. Salah satu alasan yang menjadi pertimbangan pula adalah menyangkut ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum), dimana pada tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan. Apalagi didukung pula dengan data sekunder yang lebih lengkap, terinci, dan berkesinambungan dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang tidak kecil kontribusinya dalam upaya membangun statistik bagi keperluan perencanaan sektoralnya masing-masing. Dengan begitu diharapkan estimasi PDB/PDRB melalui tahun dasar 2000 dapat disusun secara lebih akurat dan konsisten.